Oleh :
WANDHA PRASNATIKA
NIM : 1601032
SIDOARJO
2019
i
KARYA TULIS ILMIAH
SebagaiPrasyaratuntukMemperolehGelar
AhliMadyaKeperawatan (Amd. Kep)
Di AkademiKeperawatanKertaCendekiaSidoarjo
Oleh :
WANDHA PRASNATIKA
NIM : 1601032
SIDOARJO
2019
ii
SURAT PERNYATAAN
Nama : WandhaPrasnatika
NIM : 1601032
adalah bukan KaryaTulisIlmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
WandhaPrasnatika
NIM. 1601032
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama : WandhaPrasnatika
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Direktur
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim PengujiKaryaTulisIlmiah pada sidang di Program
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Mengetahui
Direktur
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia
v
KATA PENGANTAR
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
2. Orang tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga semua bisa
berjalan lancar.
Cendekia Sidoarjo.
pembuatan KaryaTulisIlmiah.
pembuatan KaryaTulisIlmiah.
6. Hj. Muniroh Mursan, Lc selaku petugas perpustakaan yang telah membantu dalam
vi
7. Pihak – pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Proposal ini yang tidak bisa
bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para pembaca berkenan
memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi kesempurnaan
KaryaTulisIlmiah ini.
Penulis berharap KaryaTulisIlmiah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi
keperawatan.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB 3 TinjauanKasus……………………………………………………… 38
3.1 Pengkajian…..……………………………………………………………. 38
3.1.1 Identitas .....................................................................................…….. 38
3.1.2 RiwayatKeperawatanSekarang……………………………………. 38
3.1.3 RiwayatKeperawatanSebelumnya………………………………… 39
3.1.4 RiwayatKesehatanKeluarga………………………………………. 39
3.1.5 Status cairandannutrisi…………………………………………….. 39
3.1.6 Genogram…………………………………………………………… 40
3.1.7 PemeriksaanFisik…………………………………………………… 40
3.1.8 PemeriksaanPenunjang…………………………………………….. 44
3.1.9 Terapiobat………………………………………………………….. 45
3.1.10 Hasil EKG Tn. R………………………………………………….. 46
3.2 Analisa Data……………………………………………………………… 47
3.3 DaftarMasalahKeperawatan…………………………………………….. 50
3.4 DaftarDiagnosaKeperawatan…………………………………………… 50
3.5 RencanaTindakanKeperawatan…………………………………………. 51
3.6 ImplementasiKeperawatan………………………………………………. 55
3.7 CatatanPerkembangan…………………………………………………… 64
3.8 EvaluasiKeperawatan………….……..…………………………………… 71
BAB 4 Pembahasan…………………………………………………………. 74
4.1 Pengkajian…..……………………………………………………………. 74
4.1.1Pengkajian………………………………………………………….. 74
4.1.2 RiwayatKeperawatan ……………………………………………… 75
4.2 DiagnosaKeperawatan…………………………………………………… 78
4.3 Perencanaan………………………………………………………………. 80
4.4 Pelaksanaan………………………………………………………………. 82
4.5 Evaluasi…………………………………………………………………… 83
BAB 5 Penutup……………………………………………………………… 85
5.1 Simpulan…..……………………………………………………………. 85
5.2 Saran…………………………………………………………………….. 87
DAFTAR TABEL
ix
No Tabel Judul Tabel Hal
x
DAFTAR GAMBAR
2.4 KerangkaMasalahpadaPasiendenganDiagnosaMedis
InfarkMiokardAkut (NSTEMI) ............ ...................................... 37
3.1.10 GambarHasil EKG PasiendenganDiagnosaMedisInfarkMiokardAkut
(NSTEMI)………………………………………………. 46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
IRFAN FEBRIYANTO
NIM : 1601052
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1601052
Proposal orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk
Yang Menyatakan,
Irfan Febriyanto
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
tanggal : 25 Juni 2019
Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Direktur
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah di uji dan disetujui oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah pada sidang di
TIM PENGUJI
Tanda
Tangan
Mengetahui,
Direktur
v
Motto
vi
Lembar Persembahan
vii
KATA PENGANTAR
Irfan Febriyanto
1601052
viii
DAFTAR ISI
3.1 Pengkajian…..……………………………………………………………. 38
3.1.1 Identitas ........................................................................................... …….. 38
3.1.2 RiwayatKeperawatanSekarang……………………………………… …..38
ix
3.1.3 RiwayatKeperawatanSebelumnya…………………………….… ........… 39
3.1.4 RiwayatKesehatanKeluarga…………………………………..… .......….. 39
3.1.5 Status cairandannutrisi……………………………………… ......………. 39
3.1.6 Genogram…………………………………………………….……… ....... 40
3.1.7 PemeriksaanFisik……………………………………………..……… ......40
3.1.8 PemeriksaanPenunjang……………………………………………… ......44
3.1.9 Terapiobat…………………………………………………………… ...... 45
3.1.10 Hasil EKG Tn.W ………………………………………………….. ......46
3.2 Analisa Data……………………………………………………………… 53
3.3 DaftarMasalahKeperawatan…………………………………………..…. 54
3.4 DaftarDiagnosaKeperawatan…………………………………………..… 55
3.5 RencanaTindakanKeperawatan………………………………………….. 56
3.6 ImplementasiKeperawatan………………………………………………. 57
3.7 CatatanPerkembangan…………………………………………………… 70
3.8 EvaluasiKeperawatan………….……..…………………………………… 71
BAB 4 Pembahasan…………………………………………………………. 72
4.1 Pengkajian…..……………………………………………………………. 72
4.1.1Pengkajian………………………………………………………….. 72
4.1.2 RiwayatKeperawatan ……………………………………………… 78
4.2 DiagnosaKeperawatan…………………………………………………… 78
4.3 Perencanaan………………………………………………………………. 82
4.4 Pelaksanaan………………………………………………………………. 83
4.5 Evaluasi…………………………………………………………………… 83
BAB 5 Penutup……………………………………………………………… 86
5.1 Simpulan…..……………………………………………………………. 86
5.2 Saran…………………………………………………………………….. 87
x
DAFTAR GAMBAR
3.1.4 Genogram………………………………………………………..48
3.1.8.2 X-RAY………………………………………………………….
xi
DAFTAR GAMBAR
3.1.4 Genogram………………………………………………………..48
3.1.8.2 X-RAY………………………………………………………….53
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
syndrome yang di tandai dengan rasa nyeri hebat yang berasal dari jantung dan
terjadi sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel –sel
keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang
terkenal dengan istilah “masuk angin” atau “angin duduk” disebut sebagai salah
cenderung di sepelekan atau diabaikan, dan cara pengobatan yang di lakukan oleh
masyarakat awan. yaitu dengan dikerok, dioles minyak hangat dan meminum
jamu tolak angin, tetapi tidak. Masyarakat tidak mengetahui bahwa masalah
sebenarnya ada pada pembuluh jantung dan solusinya satu-satunya hanya dengan
melonggar kan sumbatan pembuluh jantung yang terjadi jika tidak segera di
tangani penderitanya bisa langsung menninggal hanya dalam waktu 15-30 menit
kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan 29% atau 17,1 juta pasien meninggal
setiap tahun di dunia karena sakit jantung. Diprediksi bahwa pada tahun 2020
1
2
lebih dari 80% kasus akan menyebar di seluruh Negara di dunia (Xie et al. 2014).
2 Dalam Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT [1992] dalam Andarmoyo &
telah ditemukan adalah sebanyak 1.235 jiwa. Lonjakan terjadi hingga 26,4%.
Angka kematian akibat Penyakit Jantung Koroner diperkirakan mencapai 53,5 per
(2014). Hasil Menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor risiko yang terkait
faktor risiko yang terkait dengan kejadian penyakit jantung koroner ( OR = 9,4 ,
faktor risiko yang terkait dengan penyakit jantung koroner dengan peluang
masing-masing sebesar 2,4 kali , 6,2 kali dan 9,4 kali dibandingkan dengan
populasi kontrol. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013
menunjukkan kasus penyakit jantung koroner sebesar 26,38 per 1000 penduduk.
Menurut data rekam medis RSUD Dr Harjono Ponorogo jumlah kejadian penyakit
jantung koroner pada bulan Januari 2016 sampai Maret 2016 sebanyak 115 orang
penderita angina pectoris atau jantung koroner pada tahun 2017, mulai januari
darah dan oksigen harus selalu lancar agar tubuh lainnya dapat bekerja dengan
baik. darah di alirkan menuju jantung melalui dua pembuluh darah besar yang
dinamakan arteri koroner. dalam jangka waktu tertentu, arteri beresiko diendapi
plak seperti lemak, kolestrol, kalsium dan zat lainnya yang mengakibatkan
jantung bekerja lebih, khususnya pada saat melakukan aktivitas berat, yang pada
dengan rasa nyeri pada dada seperti ditekan, berat, dan tumpul. nyeri dapat
menyebar atau hanya bisa di rasakan di lengan kiri, leher, rahang, dan punggung,
gejala lainnya dapat di alami meliputi; sesak nafas, merasakan nyeri seperti gejala
penyakit asam lambung, mual, mudah lelah, gelisah, keringat berlebihan, akibat
terjadinya angina pectoris kurangnya darah dan oksigen yang menuju jantung. Ini
bisa menjadi gejala penyakit arteri koroner, atau ateroklerosis di mana terjadi
peran dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit seperti
angina pectoris yang meliputi peran promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitas.
kesehatan meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit sehingga
terkena penyakit dengan membiasakan pola hidup sehat. Peran perawat dalam
upaya kuratif yaitu memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah dan
4
respon klien terhadap penyakit yang diderita, seperti: memberikan klien istirahat
klien yang sudah terkena penyakit agar tidak terjadi komplikasi yang tidak
diinginkan.
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan
Bangil?”
1.3.2.1 Mengkaji pasien dengan diagnosa Angina Pektoris di ruang CVCU RSUD
Bangil.
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat :
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
Angina Pektoris.
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RS agar
baik.
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
Angina Pektoris.
1.5.1 Metode
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Obsevasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
terdekat klien, catatan medic perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim kesehatan
lain.
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub
Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis
kerangka masalah
TINJAUAN PUSTAKA
mengikat arteri. Angina pectoris berasal dari bahasa yunani yang berarti
Iskemia yang terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan tisak
mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa
berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul
pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (sjaifoellah
noer, 2008).
8
9
episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah
koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata
lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis
rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun
Praktis Kardiovaskuler)
2.1.2 Klasifikasi
2.1.2.1 Stable angina, menggambarkan nyeri dada yang timbul saat peningkatan
2.1.2.2 Unstable angina, berkaitan dengan nyeri dada yang timbul karena aktivitas
dengna derajat yang sulit diramalkan dengan tanda khas yaitu peningkatan
2.1.2.3 Variant angina, digambarkan sebagai nyeri dada yang biasanya terjadi
2.1.3 Etiologi
darah atau arteri. Fungsinya memberi makan otot jantung spaya dapat
10
ada penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Proses ini disebut
tidak dapat diubah yaitu factor keturunan dan jenis kelamin. Jika orang tua
Sementara factor yang dapat dirobah berkaitan dengan gaya hidup yaitu
(Munanda, 2014)
3) Ateriosklerosis
5) Anemia berat
11
6) Artritis
7) Aorta Insufisiensi
(2) Rokok
(3) Hipertensi
(4) Stress
(5) Obesitas
(1) Usia
(3) Ras
(4) Herediter
1) Emosi
12
2) Stress
5) Terlalu kenyang
6) Banyak merokok
pada derajat aliran darah dalam alteri koroner. Bila aliran koroner masih
yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi denyut jantung dan isi sekucup
3) Pola EKG
datar.
5) Serangan nyeri dada hilang bila klien beristirahat dan mendapat obat
nitrogliserin.
(muncul sebagian)
hilang.
2.1.5 Patofisiologi
jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih
banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner
reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos
blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum
energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan
ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri
akan reda.
diketahui apakah otot jantung telah menerima supplay oksigen yang cukup
atau kekurangan oksigen (iskemia). Selain itu, ekg ini juga dapat
ekg saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih
aorta untuk masuk ke ventrikel kiri dan disuntikkan lebih banyak media
kontras untuk menentukan bentuk, ukuran, dan fungsi ventrikel kiri. Bila
ada stenosis aorta, maka derajat keparahannya akan dapat dinilai, demikian
seperti kolesterol, hdl, ldl, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu
17
mellitus.
normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani
tersebut dibuat ekg pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan
latihan ekg di monitor demikian pula setelah selesai ekg terus di monitor.
depresi segmen st juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan,
tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan
dengan cara master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan
diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia
maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia
18
iskemia.
2.1.7 Penatalaksanaan
Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi famakoligi dan control
oleh salah satuatau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner
refard/sustained.
2.1.8 Prognosis
50% dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien
dengan penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga
angina pectoris, infrak miokard akut dan kematian mendadak , dan rasa
20
nyeri dada yang timbul karena iskemia miokard, keadaan ini menunjukan
bahwa telah terjadi penyempitan 70% pada arteri koroner (Majid 2009).
1) Nyeri dada, nyeri berawal dari rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa
kekelingking kiri
2) Rasa tidak enak dapat juga dirasakan diulu hati, tetapi jarang terasa
didaerah apekskordis
dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan
pingsan (fainting)
keempat
mellitus
2.3.1 Pengkajian
Tanggal Dan Jam Masuk Rumah Sakit, Tanggal Dan Waktu Pengkajian
merupakan alasan yang membuat klien datang ke RS. Keluhan utama pada
angina pectoris biasanya nyeri dada yang hebat dan sampai menyebar ke
punggung dan biasanya juga timbul nyeri yang terasa menusuk atau panas
seperti terbakar.
Quality of pain : seperti apa nyeri yang dirasakan klien. sifat nyeri dapat
penyebaran nyeri sampai meluas hingga ke dada. Dapat terjadi nyeri dan
Severity of pain : klien di tanya dengan rentang 0-4 atau 0-10 (visual
analogue scale-VAS) dan klien akan menilai seberapa berat nyeri yang
dirasakan. Biasanya pada saat angina terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-
presipitasi serta hal apa saja yang telah dilakukan untuk mengurangi
keluhan.
keluarga.
dan pola hidup misalnya minum alkohol dan obat tertentu. Kebiasaan
2.3.3.1 B1 (Breathing)
terdapaat dyspnea.
1) Inspeksi
pernafasan
2) Palpasi
3) Perkusi
terakhir dan sebagaian falang kedua jari tengah pada tempat yang hendak
diperkusi. Ketukan ujung jari tengah tangan kanan pada jari kiri tersebut
4) Auskultasi
meniup pipa besi, suara nafas lebih keras dan pendek saat inspirasi.
(torakal3-4).
2.3.3.2 B2 (Blood)
terdapat palpitasi
1) Inspeksi
dioperasi
26
(2) Denyut apeks : posisinya yang normal adalah pada interkostal kiri
2) Palpasi
(3) Berikan tekanan yang lebih keras pada telapak tangan. Kemudian
samping sternum.
aorta/mitral.
jantung.
(2) Kepala klien harus sedikit diplangkan menjauhi sisi leher yang
akan diperiksa
2.3.3.3 B3 (Brain)
pusing, berdenyut selama tidur, bangun, duduk atau istirahat dan nyeri
2.3.3.4 B4 (Bladder)
pasien angina pectoris normal tidak ada gangguan output urine merupakan
temuan signifikan yang harus dikaji lebih lanjut untuk menentukan apakah
air kecil. Daerah suprapubik harus diperiksa terhadap adanya massa oval
2.3.3.5 B5 (Bowel)
rumah sakit dan yang terpenting adalah perubahan pola makan setelah
sakit. Kaji penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah
terjadi akibat penurunan aliran balik vena yang disebabkan karena gagal
ventrikel kanan. Hepar menjadi besar, keras, tidak nyeri tekan dan halus.
2.3.3.6 B6 (Bone)
sebagai berikut :
berdebar
3) Istirahat tidur : kaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam
klien tidur dalam 24 jam dan apakah klien mengalami sulit tidur
sering terbangun dan susah tidur karena nyeri dada dan sesak napas
1) Inspeksi :
((1) Mata : Pupil isokor kanan atau kiri, reflek cahaya normal kanan atau
putih kanan atau kiri, palpebra normal kanan atau kiri, pergerakan
keturunan.
jantung
2.3.4.5 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak
kerja jantung
Intervensi;
R/Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun, membuat kulit pucat
akut
(6) Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD,
kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung
1) Akral hangat,
Intervensi :
perifer
3) Kolaborasi
34
dan beratnya.
Intervensi :
frekuensi jantung.
sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat
(3) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan
pendek berulang
mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia
setelah makan
(10) Kolaborasi:
jantung
dapat diukur
fisiologis.
Intervensi
lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat; peningkatan td yang
37
terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan
Intervensi :
pernapasan.
mengeluarkan sputum.
dan tidak ada bunyi nafas tambahan, mengindikasikan pola nafas yang
efektif.
39
6) Memantau dan mencatat efek atau kerugian respon obat, catat td,
perifer
3) Berkolaborasi
10) Berkolaborasi:
jantung
2.3.7 Evaluasi
(2) Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap
(3) Mengkungkapkan nyeri padar ahang, leher, bahu, tangan, atau lengan
jantung
Iskemi miokard
Perubahan
perfusi jaringan Proses anaerob
perifer
asam laktat
PH miocard
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Pada bab ini akan di sajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang di mulai
medis:0495xx
3.1 IdentitasPasien
Klien atas nama Tn. W berusia 68 Th beragama islam, Klien tinggal di Latek-
kemudian dikasih minyak urut dan di kerokin tetapi masih tetap nyeri
kemudian pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit Bangil pada tanggal 09-12-
2018 pukul 21.00 kemudian pasien di observasi beberapa jam lalu pasien
46
47
13.00. Saat pengkajian di ruang HCU melati pasien mengatakan nyeri dada
sebelah kanan.
S:7
T : Hilang Timbul
cukup
cukup, pola makan sebelum sakit 3x1/2 porsi pasien diet khusus kolestrol,
saat sakit 3x1/2porsi di tambah susu, minum air putih kurang lebih
700cc/hari, pantangan makan yaitu makanan yang banyak lemak dan gula,
menu diet yaitu sayuran, buah-buahan dan susu, keluhan lain yaitu mual
dan batuk.
Keterangan :
Perempuan :
Meninggal :
Pasien :
Laki-laki :
Tinggal serumah:
Pada tanda – tanda vital ditemukan, Tensi: 140/60 mmHg, Suhu: 36,5 oC
Respirasi: 24 x/mnt
49
ruas tulang belakang: tidak ada pembengkokan atau skdosis, Pola nafas,
Teratur, Jenis: Reguler, tidak ada retraksi otot bantu nafas, perkusi resonan,
menggunakan alat bantu nasal canul 3 lpm, vocal fremitus simetris kanan dan
kiri, suarana fasronchi, disertai batuk selama 1 bulan, adanya sputum warna
putih kecokelatan.
(gallop ritem), CRT > 3 detik, ada cianosis, ada clubbing finger, ada
pasien baik, tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudsky, tidak ada
nyeri kepala, istirahat tidur siang 2 jam/hari, malam 5 jam/hari, kelainan nervus
cranialis.
kelamin bersih, Tidak teratur, jumlah 400cc/24 jam, bau khas urine, warna kuning
pekat, tempat yang digunakan urine bag, menggunakan alat bantu cateter.
normal, gigi bersih, tidak ada kesulitan menelan, abdomen supel, peridtaltik usus
12x/mnt, kebiasaan BAB 2x/hari, konsistensi sedikit, warna kuning, bau khas
feses, tempat yang digunakan yaitu pampers. Tidak ada masalah eliminasi alvi,
5 5
5 5
Tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral hangat, turgor menurun,
kulit lembab, tidak ada oedem, kulit bersih, lain lainnya yaitu pasien harus bedrest
konjungtiva anemis, sklera putih, tidak ada palpebra, tidak ada strabismus,
51
ketajaman penglihatan visus dextra 6/12 sinistra 6/9, tidak ada alat bantu, hidung
normal, mukosa hidung lembab, tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal.
Ketajaman pendengaran baik, tidak ada alat bantu pendengaran, perasa normal,
thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada luka gangren, tidak ada
3.1.6.2 Identitas:
3.1.6.3 Peran:
Pasien Merasa senang dengan peran menjadi kepala keluarga, Pasien mengatakan
ingin jadi warga masyarakat yang baik, Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
denganharga dirinya
kesembuhan penyakitnya
3.1.8Data penunjang:
53
3.1.8.1EKG :
: T. Depresi
: Dysritmia
Laboratorium :
Kimia klinik
Lemak
Trigliserida H 192 Mg/dl
Kolesterol 147 Mg/dl
Kolesterol HDL H35,84 Mg/dl
Kolesterol LDL 88,93 Mg/dl
FAAL GINJAL
Urice – ACID H 9,50 Mg/dl
X-Ray :
Kesan : Pneumonia
3.1.9 Therapi
54
3.1.9.1 Kn2/ 1x2,5mg 500cc : fungsi untuk perawatan kurang kalium dan
elektrolit
3.1.9.3 Furosemide 2x2 ampul : golanagan obat diuretik yang fungsinya untuk
3.1.9.4 Valsartan 2x 160mg : berfungsi untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan
gagal jantung
mual, muntah, gangguan perut dan rasa tidak nyaman akibat kekenyangan.
3.1.9.7 Isosorbit dinitrat 3x10 mg : obat untuk mengatasi nyeri dada dengan
3.1.9.11Nacl 0,9% 12 tpm gandeng nitrogliserin dalam 50cc jalan 18ml/jam via
siring pump
Mahasiswa
Irfan febriyanto
55
Tanggal : 12-12-2018
Umur : 68 th
No RM : 0495xx
Tabel 3.2 Analisa data pada Tn.W dengan diagnosa Angina Pectoris.
sesak bersihan
pneumonia
jantung.
S:7
T: hilang timbul
ritme).
Cianosis: (+).
JVP: (+)
Pergeseran trakhea
T.Depresi
Dysritmia
transien)
PRIORITAS
transien)
Tanggal : 12-12-2018
No RM : 0495xx
Dx
yang menyebabkan
aliran darah ke
miokardium lebih
terpenuhi, sehingga
berkurang.
spontan sekret
5. mengencerkan
sekret
mempermudah
pernafasan
6. Memudahkan
pengeluaran sekret
7. Untuk
menghilangkan
sekret
8. Untuk perawatan
paru
jantung tiba-tiba,
memberikan
bantuan hanya
sebatas kebutuhan
akan mendorong
kemandirian dalam
melakukan
aktivitas
62
Dx tangan
86x/menit
nasal canul
pasien
kecoklatan
13-12-
vital)
nebulaizer
1. Bradikardi(+), cianosisi(+)
2.Pasien mampu
S: Pasien mengatakan,
66
1. Takikardi(-), sianosisi(-)
2 dan 5
sesak
3. Pasien mampu
mendemonstrasikan batuk
efektif
pasien
dan 5
S: Pasien mengatakan,
2. Pasien mampu
68
mendemontrasikan hemat
energy
P: intervensi di lanjutkan 1
S: Pasien mengatakan,
2. Pasien mampu
mendemontrasikan hemat
energy
P: intervensi 1
69
22x/m
1. Takikardi(-), sianosisi(-)
P: Intervensi tetap di
lanjutkan 2 dan 5
22x/m
70
dan 5
29x/m
pusing
2. Pasien mambu
mendemontrasikan hemat
energy
P: intervensi 1
71
71
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan antara kesenjangan dengan teori dan
4.1.1 Pengkajian
Pectoris, angka kejadian Angina pectoris tertinggi terjadi pada Laki-laki usia di
atas 60 tahundan perilaku gaya hidup misalnya minum alkohol, merokok atau
mengkonsumsi obat-obat tertentu dan penyakit Angina Pectoris ini dapat di picu
(2010), Pada tinjauan kasus Klien atas nama Tn. Wberusia 68 Th, Pasien
mengatakan mempunyai penyakit diabetes dan kolestrol 1,5 tahun, pasien tidak
mengatakan lingkungan rumah baik bersih dan ventilasi rumah cukup, Pasien
mengatakan masa mudanya sering merokok, dan berhenti merokok sekitar umur
40 tahunan. tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus
dikarenakan pemicunya sama-sama dari umur diatas 60 tahun, dan gaya hidup
pasien waktu mudanya sering merokok dan pasien juga mempunyai penyakit
kolestrol.
71
72
atau penyumbatan arteri koroner Maryono (2010). Pada pengkajian ini tidak
terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena pada
tinjauan kasus Klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan dan menjalar
data inspeksi bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20x/menit, dan tidak terdapat
lesi dan kemerahan di permukaan kulit. Pada palpasi didapatkan terdapat nyeri
tekan pada dada, tidak terdapat emfisema subkutis, ekspansi dada anterior
posterior terangkat, bergerak bebas sesuai dengan irama pernafasan, dan taktil
fremitus: bunyi dinding dada terdengar. Pada perkusi didapatkan anterior dan
terdengar bunyi vesikuler diseluruh bidang paru kecuali sternum, terdengar bunyi
bronchial di atas trachea, dan tidak terdengar bunyi nafas tambahan. Pada
ruas tulang belakang: tidak ada pembengkokan atau skdosis, Pola nafas, Teratur,
Jenis: Reguler, tidak ada retraksi otot bantu nafas, perkusi sonor, menggunakan
alat bantu nafas canul 3 lpm, vocal fremitus simetris kanan dan kiri, suara nafas
ronchi, disrtai batuk selama 1 bulan, adanya sputum warna putih kecokelatan
kesenjangan di karenakan pasien punya sesak dan terpasang alat bantu nafas
73
terlihat denyut apex pada ICS 5 1cm dari MCL, ada clubbing finger, tada
cyanosis, dan irama jantung tidak teraur. Pada palpasi didapatkan terdapat
pembesaran JVP, dan ada nyeri tekan pada dada karena terjadi penyumbatan
arteri korener. Pada perkusi terdapat pembesaran jantung. Pada auskultasi ada
didaptkan adanya nyeri dada, irama jantung ireguler, pulsasi lemah, posisi ics v
midclavikula sinistra, bunyi jantung S4 (gallop ritem), CRT > 3 detik, tidak ada
cianosis, tidak ada clubbing finger, tidak ada pembesaran vena jugularis, pasien
mengalami masalah jantung dengan ciri unstable angina, tambahan lainnya yaitu
pergeseran trakhea skala nyeri 7.pada tinjauan pustaka dan kasus didapatkan
kepala. Pada palpasi nyeri epigastrium.tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terjadi
inspeksi terpasang kateter, dan tidak terdapat distensi kandung kemih. Pada
palpasi tidak terdapat nyeri tekan di daerah pubica. Pada pemeriksaan di tinjauan
74
kasus didapatkan bentuk alat kelamin normal, alat kelamin bersih, produksi urine
900 ml/hari, warna kekuningan, bau khas urine, tempat yang digunakan urine
menambah aktivitas jantung, Pada tinjauan kasus didapatkan bentuk alat kelamin
digunakan urine bag. Pada pemeriksaan fisik, tinjauan Kasus dan pustaka tidak
inspeksi keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering atau lembab,lidah mungkin
kotor, tenggorokan ada atau tidak ada kesulitan menelan, bisa terjadi mual,
dengan mual, muntah. Pada tinjauan kasus didapatkan mulut bersih, mukosa
lembab, bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2x/hari, tenggorokan
pola makan sebelum MRS 3xsehari 1,5 porsi makan, saat MRS 3x 1,5 porsi
makan ditambah susu, di rumah BAB 1 kali. pada tinjauan pustaka dan kasus
dan pada tinjauann kasus tidak ada penurunan berat badan karena pasien di
bahwa pada inspeksi kulit tampak Bersih, kulit atau membaran mukosa
75
lembab, akral hangat, turgor kulit hangat. Kekuatan otot dapat menurun,
Terbatas, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral hangat, turgor
menurun, kulit lembab, tidak ada oedem, kulit bersih, lain lainnya yaitu pasien
harus bedrest karena terpasang infus, kateter, dan oksigen.Pada tinjauan kasus
pemeriksaan ini tidak ada kesenjangan dikarenakan pada tinjauan kasus tidak
jauh berbeda dengan pemeriksaan sama-sama terdapat odema akral hangat dan
kulit kering.
mengatakan bahwaMata: Pupil isokor kanan atau kiri, reflek cahaya normal
kanan atau kiri, konjungtiva normal kanan atau kiri, terdapat anemis, sclera
putih kanan atau kiri, palpebra normal kanan atau kiri, pergerakan bola mata
normal kanan atau kiri. Hidung : Mukosa lembab, ada secret, Telinga: Bentuk
simetris kanan atau kiri, ketajaman pendengaran baik kanan atau kiri, Perasa :
Bisa merasakan pahit, asam, asin dan manis Peraba: Normal dan dapat
berfungsi dengan baik.Pada tinjauan kasus tidak ada masalah keperawatan. Pada
pemeriksaan ini tidak ada kesenjangan dikarenakan pada tinjauan kasus tidak
bahwa Inspeksi: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran kelenajar
getah bening, klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan. Palpasi : Tidak
76
ada benjolan pada leher, pembesaran vena jugularis dan adanya pembesaran
kelenjar tyroid.Pada tinjauan pustaka Tidak ada masalah keperawatan dan tidak
ada kesenjanagan dikarenakan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan
optimal
Pada studi kasus,diagnosa keperawatan yang muncul ada empat antara lain
miokard memanjang).
mobilisasi.
ruas tulang belakang: tidak ada pembengkokan atau skdosis, Pola nafas,
Teratur, Jenis: Reguler, tidak ada retraksi otot bantu nafas, perkusi sonor,
menggunakan alat bantu nafas nafas canul 3 lpm, vocal fremitus simetris
kanan dan kiri, suara nafas ronchi, disrtai batuk selama 1 bulan, adanya
CRT > 3 detik, tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger, tidak ada
78
nyeri 7.cm.
dengan tirah baring atau mobilisasi, Pada tinjauan kasus ditemukan data,
fraktur, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral hangat, turgor menurun,
kulit lembab, tidak ada oedem, kulit bersih, lain lainnya yaitu pasien harus
1.3 Intervensi
masalah (psikomotor).
intervensi yang sama pada tinjauan kasus, alasannya karena data yang
79
yang mendukung keadaan umum lemah, GCS 4-5-6, nyeri dada, sianosis
(+), bunyi jantung S4 ada tambahan gallop ritme, clubbing finger (+) dan
sesak, rongki (+), batuk (+), sputum(+) Setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan selama 3x/24 jam kebersihan jalan nafas kembali efektif dan
Suara nafas: Rhonki (-), Vocal fremitus: kanan dan kiri sama, Batuk: (-),
seperti biasanya, dengan Kriteria hasil: Pasien dapat bergerak secara bertahap
atau bebas Do: K/u: Baik, GCS: 4-5-6, Ttv: TD: 120/80Mmhg, N:80x/m,
1.4 Implementasi
telah disusun dan direalisasikan pada klien dan ada pendokumentasian serta
intervensi.
yang adekuat dan bantu dalam ADL, Memberikan obat antiaritma, nitrogliserin
1.5 Evaluasi
dapat dilakukan karena dapat diketahui keadaan klien dan masalah secara
langsung.
prelod dan afrelod, waktu 3 x 24 jam karena tindakan yang tepat dan berhasil
dilaksanakan dan tujuan serta kriteria hasil telah tercapai sebagian. Pada
sudah berkurang dalam3 x 24 jam karena tindakan yang tepat dan berhasil
dilaksanakan dan tujuan serta kriteria hasil telah tercapai sebagian.Pada akhir
evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai karena adanya kerja
sama yang baik antara perawat dan klien serat keluarga klien dan tim
kesehatan lainnya. Hasil evaluasi pada Tn.W sudah sesuai dengan harapan,
Edukasi pasien:
diperbaiki
pengobatan.
BAB 5
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada pasien dengan diagnose medis Angina Pectoris
di ruang rawat inap HCU Melati RSUD Bangil Pasuruan, maka penulis dapat
Angina Pectoris.
5.1 Simpulan
pada pasien dengan diagnose medis Angina Pectoris, maka penulis dapat
mengatakan nyeri dada sebelah kanan dan sampai menjalar kepunggung . Data
obyektifnya berupa keadaan umum pasien cukup, pasien tampak menyeringai dan
36,2ºC RR : 26x/menit.
prioritas masalah memilih tindakan yang tepat dalam proses keperawatan angina
83
84
pectoris selalu mengacu pada tujuan pemenuhan kebutuhan pasien. Hasil evaluasi
yang dilakukan selama tiga hari masalah belum dapat teratasi karena pasien telah
lama menderita penyakit jantung sehingga memerlukan waktu yang relatif lama
untuk penyembuhannya.
5.2 Saran
hubungan yang baik dan keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang membahas tentang
dengan baik
DAFTAR PUSAKA
Brunner dan Suddarh. (2008). Keperawatan medical bedah vol 2. Jakarta : EGC.
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : ECG.
Fauzi. 2010. Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner secara tepat
dan cepat. Bandung : PT Mizan Pustaka.
Majid,A. (2008). Penyakit Koroner Patofisiologi, pencegahan dan pengobatan
terkini. Penyakit Jantung Koroner: Patofiologi, Pencegahan Dan
Pengobatan Terkini. Jakarta : Salemba Medika.
Marilyn E, doenges at all. (2008). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Marrelli, T. M. (2007). “Buku saku dokumentasi keperawatan”. Jakarta : EGC.
Maryam, R. (2008). Mengenal usia lanjutdan perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Muqtagim. (2010). Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler.Jakarta : Penerbit Salemba. NIC Interventions and NOC
Outcome. New Jersy : Horrisonburg.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
PERKI. (2013). Holistic Management of Cardiovaskuler Disease, Surabaya :
Surabaya Pres.
Rab, T. (2008) Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung : Penerbit PT
Alumni.
Rahmawansa. 2009. Dislipidema sebagai faktor Resiko utama Penyakit Jantung
Koroner. Jakarta : Group PT. Kalbe Farma.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna
Publishing.
Sundigdo. 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : CV. Sagung
Seto.
Udjianti, Juni Wajan. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Salemba
Medika.