Anda di halaman 1dari 9

KALIUM BROMAT

POTASIUM BROMAT

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA


1.1. Golongan
Anorganik (5)
1.2. Sinonim/Nama Dagang (4,5,8)
Bromic Acid; Potassium Salt; CCRIS 529; EEC No. E924; HSDB 1253;NSC
215200; Potassium bromated; Potassium bromate(DOT); UNII
04MB35W6ZA; Bromic acid, potassium salt (1:1); Potassium bromate
[UN1484] Bromic acid, potassium salt (8CI, 9 CI)
1.3. Nomor Identifikasi
1.3.1. Nomor CAS : 7758-01-2 (2,3)
1.3.2. Nomor EC : 231-829-8 (3,)
1.3.3. Nomor RTECS : EF8725000 (2 )

2. PENGGUNAAN (5)
Dapat digunakan sebagai oksidan, bahan tambahan makanan kaleng dan bahan
pengolahan wol.It biasanya digunakan sebagai peningkatan mutu tepung,
memperkuat adonan. Mungkin juga dapat digunakan dalam produksi malt barley
di mana ia dapat digunakan secara aman, yang mencakup standar pelabelan
untuk produk malt barley jadi.

3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN


3.1. Organ Sasaran(6)
Ginjal, telinga, hati, sistem saraf pusat.
3.2. Rute Paparan
3.2.1. Paparan Jangka Pendek (4)
3.2.1.1. Terhirup
Menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, dengan
kemungkinan gejala batuk, sesak napas.
3.2.1.2. Kontak dengan Kulit
Menyebabkan iritasi pada kulit. Gejala termasuk kemerahan,
gatal, dan nyeri.
3.2.1.3. Kontak dengan Mata
Menyebabkan iritasi mata , dengan gejala kemerahan, nyeri.
/dapat menyebabkan kerusakan mata
3.2.1.4. Tertelan
Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan,
dengan kemungkin gejala termasuk mual, muntah dan diare.
Menyebabkan sakit perut, penurunan produksi urin, tekanan
darah rendah, methemoglobinemia, kejang, kerusakan hati
dan ginjal, dan koma. Sianosis dapat terjadi sebagai gejala
kemudian. Kematian dapat terjadi dari kegagalan ginjal,
dalam 1 sampai 2 minggu. Perkiraan dosis mematikan
adalah 4 gram
3.2.2. Paparan Jangka panjang
3.2.2.1. Terhirup
-
3.2.2.2. Kontak dengan Kulit
Paparan jangka panjang dan berulang dapat menyebabkan
iritasi kulit, luka bakar dan ulkus(4)
3.2.2.3. Kontak dengan Mata(4)
-
3.2.2.4. Tertelan (2,4)
-
4. TOKSIKOLOGI
4.1. Toksisitas
4.1.1. Data pada Hewan (3,5)
LD50 oral-tikus157 mg/kg; LD50 oral-mencit (mouse) 289 mg/kg; LD50
oral- hamster 388 mg/kg; LD50 intraperitoneal –mencit (mouse)
177mg/kg; LD50 intraperitoneal – tikus 50mg/kg

4.1.2. Data pada Manusia (9)


Keracunan terjadi pada anak-anak usia 1,5-3 tahun, dengan dosis
oral 2-4 oz (57-133 g) larutan 2% kalium bromat (1,2 -
2,4 gram kalium bromat) dengan gejala mual ,muntah, biasanya
dengan nyeri Epigastrium dan atau sakit perut, diare dan
hematemesis terjadi dalam beberapa kasus; Dosis mematikan
berkisar 200-500 miligram/kg berat badan.sama dengan 10 – 25 gram
per berat badan orang rata-rata; usia 17 bulan - 6 tahun, dengan
dosis oral 20 mg BrO3- / kg - 1.000 mg BrO3- / kg, Pada semua
kasus menyebabkan gejala awal nyeri perut, muntah, atau efek
gastrointestinal lainnya. Pada sistim syaraf pusat seperti sedasi,
kelesuan, dan depresi susunan syaraf pusat muncul sebagai gejala
awal kalium bromat setelah tertelan; Pada dosis sekitar 70 mg / kg
atau lebih. Keadaan tuli yang tidak dapat kembali normal juga
merupakan efek dari paparan bromat, satu review dari ototoksisitas
bromat bahwa ketulian terjadi pada 18 dari 31 kasus biasanya dalam
waktu 4-16 jam paparan; Paparan dosis 20 mg KBrO3 / kg sampai
dosis 1.000 mg BrO3 / kg mengakibatkan anuria yang bertahan
selama beberapa hari atau lebih lama
4.2. Data Karsinogenik(3, 9)
Berdasarkan klasifikasi IARC, kemungkinan karsinogen pada manusia :
IARC : 2B – Kemungkinan karsinogenik pada manusia
4.3. Data Teratogenik
Tidak tersedia data(6).
4.4. Data Mutagenik(9)
Data uji in vitro dan in vivo terjadi penyimpangan kromosom
5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN

5.1. Terhirup(1, 2,3,4 ).


Jika korban dapat bernapas, segera pindahkan korban ke tempat berudara
segar. Berikan pernapasan buatan atau oksigen jika dibutuhkan. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
5.2. Kontak dengan Kulit(1, 2,3,4).
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci kulit yang terpapar menggunakan sabun desenfektan dan air yang
banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal,
sekurangnya selama 15-20 menit dan oleskan dengan krim anti bakteri Bila
perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
5.3. Kontak dengan Mata(1, 2,4,).
Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20
menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah
sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
5.4. Tertelan (1, 2,3,4).
Jangan paksakan muntah, kecuali ada petunjuk dari tenaga medis. Periksa
bibir dan mulut untuk memastikan adanya jaringan yang rusak,
mengindikasikan ada bahan toksik yang tertelan. Kendurkan pakaian ketat,
dasi, ikat pinggang; Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang
tidak sadar, Jika korban tidak bernapas berikan napas buatan. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN


6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (1)
6.1.1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk
menjamin pertukaran udara.
6.1.2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi
ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk
menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida.
6.1.3. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
6.2. Dekontaminasi
6.2.1. Dekontaminasi Mata (1)
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci
dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur
perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk
setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter
mata.
6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (1)
- Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang
dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain
atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-
hati untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (11)
- Bilas lambung dapat dilakukan maksimal 1 jam setelah bahan
beracun tertelan
- Pemberian arang aktif sebagai bubur (240 mL air / 30 g arang).
Dosis umum(ewasa / remaja) : 25 sampai 100 g; Dosis anak-anak
(1 sampai 12 tahun) : 25 sampai 50 g; Dosis bayi (kurang dari 1
tahun) : 1 g / kg
- Diuresis
Berikan 0.45 natrium klorida dalam D5W (D5 1 / 2NS) dengan
furosemide 1 mg / kg sampai maksimum 40 mg / dosis. Untuk
mendapatkan aliran urin dari 3 sampai 6 mL / kg / jam.
6.2.4. Antidotum(11)
Tidak ada antidotum

7. SIFAT FISIKA KIMIA


7.1. Nama Bahan
Potassium bromate (2,3,4)

7.2. Deskripsi (2,3, 4)


Berbentuk serbuk atau granul tidak berbau, berwarna putih; Rumus molekul
BrKO3; Berat molekul 167 g/mol; Berat jenis (air = 1) 3,75; Titik leleh 350°C
(662°F); Berat jenis relatif 3,270 g / cm3; Sebagian larut dalam air, kelarutan
69 g/l (200C)
7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan
7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (2)
Kesehatan 2 = Tingkat keparahan sedang
Kebakaran 1 = Tingkat kebakaran rendah
Reaktivitas 0 = Tidak reaktivitas

7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan) (3,7)


O = Oksidator
T = Beracun
R9 = Mudah meledak bila bercampur dengan bahan
yang mudah terbakar
R25 = Beracun bila tertelan.
R45 = Dapat menyebabkan kanker
S45 = Bila terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak
sehat, segera menghubungi dokter (perlihatkan
label kemasan jika memungkinkan)
S53 = Hindari paparan, dapatkan petunjuk khusus
sebelum digunakan

7.3.3. Klasifikasi GHS (3,6)


Tanda = Berbahaya
Pernyataan Bahaya
H271 = Dapat menyebabkan kebakaran
atau ledakan; pengoksidasi kuat
H301 = Beracun jika tertelan
H350 = Dapat menyebabkan kanker
Pernyataan Kehati- hatian
P201 = Dapatkan petunjuk khusus sebelum
digunakan
P220 = Jauhkan / Simpan jauh dari pakaian
/ bahan mudah terbakar

P301 + P310 = Bila tertelan: Segera hubungi Sentra


Informasi Keracunan atau dokter
P308 + P313 = Bila terpapar dapatkan saran
tenaga medis (perlihatkan label
kemasan jika memungkinkan)

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS


8.1. Reaktivitas. (3,4,5).
Stabil di bawah kondisi penyimpanan yang direkomendasikan; Kontak
dengan bahan yang dapat teroksidasi dapat menyebabkan
pembakaran sangat keras; Risiko ledakan akibat goncangan atau gesekan
dari campuran dengan bahan yang mudah terbakar. Wadah dapat pecah
dalam api.
8.2. Kondisi yang Harus Dihindari(4)
Panas, api, kelembaban, debu, sumber api dan kejut (shock), dan bahan-
bahan yang tidak tercampurkan.
8.3. Bahan Tak Tercampurkan(3,4)
Bahan yang mudah terbakar, organik, zat pereduksi, aluminium,
bubuk/serbuk logam. Asam, zat pereduksi, bahan organik, arsen, kalsium
hidrida, karbon, tembaga, bubuk logam, sulfida logam, fosfonium yodium,
fosfor, timbal asetat, selenium, dan sulfur
8.4. Dekomposisi(4)
Menghasilkan oksigen dan asap beracun dari hydrogen bromin dan kalium
oksida.
8.5. Polimerisasi (4)
Tidak akan terpolimerisasi.

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI


9.1. Ventilasi(2,3,4,5,)
Ventilasi pembuangan lokal, atau pengendalian teknis lainnya untuk
menjaga kadar udara di bawah batas yang direkomendasikan/ yang
diperbolehkan.
9.2. Perlindungan Mata(3)
Gunakan peralatan pelindung wajah dan kacamata keselamatan yang
disetujui sesuai standar pemerintah seperti NIOSH (AS) atau EN 166 (EU).
9.3. Pakaian(3)
Kenakan Jas lengkap untuk melindungi terhadap bahan kimia, Jenis
peralatan pelindung harus dipilih sesuai dengan konsentrasi dan jumlah
bahan berbahaya di tempat kerja tertentu., termasuk sepatu bot, sarung
tangan, jas laboratorium, apron atau baju yang sesuai, untuk mencegah
kontak kulit.
9.4. Sarung Tangan(3)
Tangani dengan sarung tangan. Sarung tangan harus diperiksa sebelum
digunakan. Gunakan teknik melepas sarung tangan yang tepat (tanpa
menyentuh permukaan luar sarung tangan) untuk menghindari kontak kulit
dengan produk ini. Buang sarung tangan yang terkontaminasi setelah
digunakan di sesuai dengan hukum yang berlaku dan praktek laboratorium
yang baik. Cuci dan keringkan tangan.
9.5. Respirator(4)
Respirator partikulat dengan penutup wajah penuh (NIOSH Jenis N100 filter)
dapat dipakai untuk 50 kali batas yang diperbolehkan atau konsentrasi
penggunaan maksimum yang ditentukan oleh peraturan lembaga yang
tepat, Jika ada partikel minyak (misalnya pelumas, memotong cairan,
gliserin, dll), gunakan NIOSH tipe R atau P filter. Untuk keadaan darurat
atau kasus di mana tingkat paparan tidak diketahui, gunakan penutup wajah
penuh tekanan positif, sediakan respirator udara.

10. DAFTAR PUSTAKA


1. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan
Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001
2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927399 (diunduh Agustus
2014)
3. http://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/sial/309087?lang=en&region=I
D(diunduh Agustus 2014)
4. http://www.sunivo.com/ennew/common/getFile.asp?CD_idx=1276&Core_ID
=1722&GradeTypeID=954 (diunduh Agustus 2014)
5. http://www.lookchem.com/Potassium-bromate/ (diunduh September 2014)
6. http://www.nwmissouri.edu/naturalsciences/sds/p/Potassiumbromate.pdf
7. http://www.merckmillipore.com/INTL/en/product/chemicals/potassium-
bromate,MDA_CHEM-104912 (diunduh September 2014)
8. http://chem.sis.nlm.nih.gov/chemidplus/rn/7758-01-2 (diunduh September
2014)
9. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgibin/sis/search2/r?dbs+hsdb:@term+@rn+@rel+7
758-01-2 (diunduh September 2014)

Anda mungkin juga menyukai