Anda di halaman 1dari 3

1.

Apa yang menjadi BENANG MERAH perbedaan dan persamaan antara Local


Wisdom dan Local Genius!
2. Terkait dengan pertanyaan pada nomor 1, apa yang menjadi local wisdom dan local
genius di daerah mu? Jelaskan dengan menggunakan konsep 5W+1H (what, who,
when, where, why & How)

1. Sebelum menarik benang merahnya, ada baiknya kita mendalami arti dari kedua hal tersebut.

Local Wisdom secara etimologi diartikan sebagai Kebijaksanaan, kearifan (wisdom) dan lokal, setempat
(local). Sehingga Local Wisdom ialah apa yang sering kita sebut sebagai Kearifan Lokal. Menurut Istiawati
(2016:5) berpandangan bahwa kearifan lokal merupakan cara orang bersikap dan bertindak dalam
menanggapi perubahan dalam lingkungan fisik dan budaya. Suatu gagasan konseptual yang hidup dalam
masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat dari yang
sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari
hidup dan sifatnya biasa-biasa saja). Bentuk-bentuk kearifan lokal dapat berbeda-beda tergantung
fungsinya dalam masyarakat, menurut Prof. Nyoman nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat,
hukum adat, dan aturan-aturan khusus merupakan Kearifan Lokal.

Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas, menurut saya kearifan lokal dapat disimpulkan
sebagai ide/gagasan, sikap, dan cara bertindak masyarakat setempat yang bersifat baik dan bijak, yang
dianggap sebagai kebenaran bagi anggota masyarakatnya secara turun temurun. Biasanya berkaitan
antara hubungan manusia dengan alam/lingkungan hidup sekitarnya serta kepercayaan yang dianut.
Karena jika digali kembali, manusia sudah sejak dahulu menganggap bahwa alam/lingkungan hidup
disekitarnya bersifat sakral dan memiliki suatu kekuatan tertentu, hal ini bisa kita kaitkan dengan
kepercayaan dan/atau agama. Fungsinya bermacam-macam namun secara umum adalah untuk menjaga
atau beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya, sehingga nilainya bersifat umum atau universal.

Sedangkan Local Genius secara etimologi dapat diartikan sebagai kecerdasan, jenius (Genius) dan lokal,
setempat (local) jadi Local Genius ialah kecerdasan lokal. Haryati Soebadio mengatakan bahwa local
genius adalah cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa
tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri. Dan
menurut Wales dalam Soejono, makna dari local genius menunjuk ke sejumlah ciri kebudayaan yang
dimiliki bersama oleh suatu masyarakat sebagai akibat pengalamannya pada masa lalu.

Jadi saya menyimpulkan bahwa, Kecerdasan lokal ialah kemampuan masyarakat setempat dalam
memilih, memilah, dan mengolah pengaruh atau hal asing dan baru yang tumbuh dalam kehidupan
mereka. Kemampuan ini memiliki ciri-ciri yang sama sehingga kecerdasan lokal merupakan nilai pada
kearifan lokal masa lalu. Dapat ditarik persamaannya bahwa nilai yang berifat umum dalam kearifan
lokal itulah yang diebut sebagai kecerdasan lokal.

Jadi menurut pemahaman saya dari pendapat para ahli dan PPT materi, benang merah persamaan
antara Local Wisdom dan Local Genius ialah kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dan bersikap
terhadap hal atau kejadian yang berlangsung disekitarnya. Dalam artian menjadikan entah itu hal yang
seharusnya bersifat negative seperti bencana alam dan pengaruh asing menjadi suatu hal yang
positif/mampu dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidup (baik social, ekonomi, dan budaya)
masyarakat setempat.
Sedangkan perbedaannya, menurut saya terbilang tipis, sehingga acap kali kedua hal ini tumpang tindih
dan sulit dibedakan. Benang merah perbedaannya ialah, hasil implementasi atau katakanlah produk dari
proses adaptasi tersebut. Misal di Papua terdapat kepercayaan Alam adalah Aku, yang berarti menjaga
alam sama halnya dengan menjaga diri sendiri, tanah adalah bagian dari hidup manusia. Sedangkan di
Serawai Bengkulu terdapat keyakinan celaka kumali, sehingga dalam berladang harus berhati-hati dan
mengikuti aturan adat. Jadi bisa kita lihat bahwa, kedua kearifn lokal tersebut berbeda namun
mengandung nilai yang sama, yakni harus berhati-hati dalam memanfaatkan sumber daya alam yang
ada, karena manusia hidup berdampingan dengan alam. Namun, lokal jenius lebih identik dengan unsur
kebudayaan asing yang masuk, sehingga produknya ialah akulturasi.

2. A. Contoh Local Wisdom atau kearifan lokal di daerah saya, yaitu Upacara Nenjor atau
membuang rambut cemar oleh suku lembak.

Rambut cemar diartikan sebagai rambut tercemar yakni rambut yang dibawa bayi sejak dilahirkan.
Dalam masyarakat suku Lembak, tradisi ini dikenal dengan Nenjor yang biasanya dilaksanakan
bersamaan dengan aqiqah dan diiringi dengan marhaban. Suku Lembak merupakan suku yang mayoritas
anggotanya beragama Islam, sehingga budaya suku pun kental akan nuansa Islami. Marhaban dalam
Nenjor merupakan iringan doa oleh para pendoa dalam wujud kesenian Sarafal Anam/bezanji. Nenjor
biasanya diselenggarakan dalam rangka rasa syukur terhadap suatu kelahiran, umumnya pada kelahiran
anak pertama dalam suatu keluarga baik laki-laki maupun perempuan, dan pada anak yang benar-benar
diidamkan, misalnya suatu keluarga telah memiliki satu anak laki-laki sebagai anak pertama yang pada
kelahirannya diselenggarakan Nenjor, kemudian lahir anak perempuan yang benar-benar diidamkan
sehingga meski anak perempuan tersebut adalah anak kedua, namun tetap dikategorikan sebagai anak
perempuan pertama, jadi Nenjor tetap dilaksanakan atas wujud rasa syukur tersebut.

Dalam ritualnya terdapat tempat khusus atau buayan khusus tempat bayi diletakkan. Buayan ini
dikhias layaknya pengantin, sehingga pada Nenjor si bayi juga terkadang disebut sebagai pengantin. Bayi
yang berbaju layaknya pengantin kecil diarak kepada Imam, yang pertama kali membuang atau
memotong rambut si bayi kemudian memberi doa kepada bayi, baru kemudian bayi di arak-arakan
(digendong oleh keluarga dekat berjumlah tidak lebih dari 4 orang) ke sekeliling ruangan untuk dipotong
rambutnya dan mendapat keberkatan doa dari para pendoa yang melantunkan Marhaban satu persatu.
Terdapat berbagai peralatam dalam pemberian doa ini, yakni kelapa muda yang dihiasi uang logam,
irisan daun pandan, bunga tujuh warna, sedingin, dan gunting. Rambut cemar terpotong dimasukan ke
dalam kelapa muda, kemudian kepala bayi diusap dengan sedingin sambil dibacakan doa keselamatan
dan kesejahteraan, selanjutnya harum-haruman di semprotkan kepada pendoa atas ucapan terima
kasih.

b. Contoh Local Genius atau Kecerdasan Lokal di daerah saya, yakni Batik Besurek Bengkulu.

Batik ini menunjukkan kecerdasan masyarakat lokal dalam memilih, memilah, dan mengolah pengaruh
budaya asing yang datang dengan kebudayaan asli daerah. Batik besurek secara etimologi artinya
bersurat. Batik ini merupakan akulturasi dari kebudayaan kaligrafi Arab dan kebudayaan batik lokal.
Sejarah mengenai batik dan bagaimana proses akulturasinya masih belum terlalu jelas, namun dikutip
dari Dinas Koperasi Kerajinan Bengkulu bahwa batik bermotifkan kaligrafi Arab ini diperkenalkan oleh
pedagang Arab dan pekerja asal India pada abad ke 17 kepda masyarakat Bengkulu. Seiring
perkembangannya, seni dalam motif kerajinan batik ini dipadukan dengan tradisi khas Bengkulu, seperti
bunga raflesia, relung kaku yang meliuk-liuk seperti tumuhan paku, dsb. Batik ini mulai dipelopori dan
diproduksi secara masal oleh Elly Sumiati dan Doni Roesmandani pada 1988.

Anda mungkin juga menyukai