Anda di halaman 1dari 91

Arif

 Pujiyono
Program  Studi   Ekonomi  Islam
Fakultas  Ekonomika  dan  Bisnis
OUTLINE

Bagian I Statistik Induktif

Metode dan Distribusi Sampling Pengertian Korelasi Sederhana

Teori Pendugaan Statistik Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Analisis Regresi: Metode Kuadrat Terkecil


Pengujian hipotesis Sampel Besar

Pengujian hipotesis Sampel Kecil Kesalahan Baku Pendugaan

Asumsi-asumsi Metode Kuadrat Terkecil


Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Perkiraan Interval dan Pengujian
hipotesis
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Hubungan Koefisien Korelasi, Koefisien
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam Determinasi dan Kesalahan Baku
Analisis Regresi Pendugaan
2
PENGERTIAN  ANALISIS  KORELASI

Analisis  Korelasi

•Suatu teknik statistika yang  


digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan atau korelasi
antara dua variabel.
3
HUBUNGAN  POSITIF  DAN  NEGATIF

Hubungan Inflasi dan Suku Hubungan Produksi dan


Bunga (Korelasi Negatif) Harga Minyak Goreng
(Korelasi Positif)
35 700
30 600
25 500
20 400
15 300
10 200
5 100
0 0
2,01 9,35 12,55 10,33 637 740 722 781 849 881
Inflasi Harga Minyak Goreng

Gambar pertama menunjukkan hubungan


antara variabel inflasi dan suku bunga.  A pabila
dilihat pada gambar saat inflasi rendah,  maka Gambar kedua memperlihatkan hubungan
suku bunga tinggi dan pada saat inflasi tinggi,   yang  positif antara variabel produksi dan harga
suku bunga rendah.  Gambar tersebut minyak goreng yaitu apabila harga meningkat,  
menunjukkan adanya hubungan antara inflasi maka produksi juga meningkat.  
dan suku bunga yang  bersifat negatif.
4
RUMUS  KOEFISIEN  KORELASI

n ( ∑ XY ) − ( ∑ X )( ∑ Y )
r=
2 2
⎡n
⎣ ( 2
)
∑ X − ( ∑ X ) ⎤⎦ ⎡⎣n ( ∑ Y ) − ( ∑ Y ) ⎤⎦
2

Rumus  di   atas  adalah   rumus  koefiseien   regresi,   di  mana:


r :  Nilai koefisien korelasi
ΣX :  Jumlah pengamatan variabel X
ΣY :  Jumlah pengamatan variabel Y
ΣXY :  Jumlah hasil perkalian variabel X  dan Y
(ΣX2) :  Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(ΣX) 2 :  Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(ΣY2) :  Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(ΣY) 2 :  Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n :  Jumlah pasangan pengamatan Y   dan X

5
HUBUNGAN  KUAT  DAN  LEMAHNYA  SUATU  KORELASI

Korelasi negatif Korelasi negatif Tidak ada Korelasi positif Korelasi positif
sempurna sedang Korelasi sedang sempurna

Korelasi negatif Korelasi negatif Korelasi positif Korelasi positif


kuat lemah lemah kuat

-1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0


Skala r
Korelasi negatif Korelasi positif

6
CONTOH  REGRESI  LINIER
Hubungan  jumlah  produksi  dan  harga  minyak
Tahun Produksi   (juta   ton) Harga   (US   $  per  ton)
1997 4,54 271
1998 4,53 319
1999 5,03 411
2000 6,05 348
2001 6,09 287
2002 6,14 330
2003 6,37 383
2004 7,40 384
2005 7,22 472
2006 7,81 610
2007 8,49 640
7
CONTOH  REGRESI  LINIER
Hubungan  jumlah  produksi  dan  harga  minyak

n ( ∑ XY ) − ( ∑ X )( ∑ Y )
r=
2 2
⎡n
⎣ ( ∑ X ) − ( ∑ X) ⎤⎦ ⎡⎣n ( ∑ Y ) − ( ∑ Y ) ⎤⎦
2 2

Rumus   koefisien  korelasi

n Y X Y2 XY X2
1 4,54 271 20,61 1230,34 73441
2 4,53 319 20,52 1445,07 101761
3 5,03 411 25,30 2067,33 168921
4 6,05 348 36,60 2105,40 121104
5 6,09 287 37,09 1747,83 82369
6 6,14 330 37,70 2026,20 108900
7 6,37 383 40,58 2439,71 146689
8 7,40 384 54,76 2841,60 147456
9 7,22 472 52,13 3407,84 222784
10 7,81 610 61,00 4764,10 372100
11 8,49 640 72,08 5433,60 409600
12 8
PENGERTIAN  KOEFISIEN  DETERMINASI

— Koefisien determinasi
Bagian dari keragaman total  variabel tak bebas Y  (variabel yang  
dipengaruhi atau dependent)   yang  dapat diterangkan atau diperhitungkan
oleh keragaman variabel bebas X  (variabel yang  mempengaruhi atau
independent).

— Koefisien  determinasi  r2

2
n ( ∑ XY ) − ( ∑ X )( ∑ Y )
r2 =
2 2
⎡n
⎣ ( ∑ X 2
)
− ( ∑ ) ⎤⎦ ⎡⎣n
X ( ∑ Y 2
)− ( ∑ ) ⎤⎦
Y

9
RUMUS  UJI  t  UNTUK  UJI  KORELASI

r n−2 di  mana:
t=
1− r 2 t :  Nilai  t-­‐hitung

— atau r :  Nilai  koefisien  korelasi


n :  Jumlah  data  pengamatan
r
t =
1 - r2
n-2

10
CONTOH  UJI  t  UNTUK  UJI  KORELASI  SOAL  A

Ujilah apakah (a) nilai r = - 0,412 pada hubungan antara suku bunga dan investasi
dan (b) r = 0,86 pada hubungan antara harga minyak dan produksi kelapa sawit
sama dengan nol pada taraf nyata 5%?

1. Perumusan hipotesis:
hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi sama dengan nol. Korelasi dalam populasi
dilambangkan dengan sedang pada sampel r.
H0 : r = 0
H1 : r ¹ 0

2. Taraf nyata 5% untuk uji dua arah (a/2=0,05/2=0,025) dengan derajat bebas (df) = n-k =
9 - 2 = 7. Nilai taraf nyata a/2= 0,025 dan df =7 adalah = 2,36. Ingat bahwa n adalah
jumlah data pengamatan yaitu = 9, sedangkan k adalah jumlah variabel yaitu Y dan X,
jadi k=2.
3. Menentukan nilai uji t
r - 0,41
t= 2
= 2
= −1 ,21
1-r 1 - (,041)
n-2 9-2
11
CONTOH  UJI  t  UNTUK  UJI  KORELASI

4. Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,36

Daerah menolak Ho Daerah menolak Ho

Daerah tidak menolak Ho

–2,36 t = –1,21 2,36

5. Menentukan keputusan. Nilai t-hitung ternyata terletak pada daerah tidak


menolak H0. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup bukti untuk menolak
H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi dalam populasi sama dengan nol,
hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi lemah dan tidak nyata.
12
CONTOH  UJI  T  UNTUK  UJI  KORELASI  SOAL  B

1.Perumusan hipotesis:
hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi sama dengan nol. Korelasi dalam
populasi dilambangkan dengansedang pada sampel r.
H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0

2.Taraf nyata 5% untuk uji dua arah (α/2=0,05/2=0,025) dengan derajat bebas (df)
= n-k = 12 - 2 = 10. Nilai taraf nyata α/2=0,025 dan df =10 adalah = 2,23.

3. Menentukan nilai uji t

r 0,86
t= 2
= 2
= 5 ,33
1-r 1 - (0,86)
n-2 12 - 2

13
RUMUS  KOEFISIEN  DETERMINASI

4. Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,23

Daerah menolak Ho Daerah menolak Ho


Daerah tidak menolak Ho

–2,23 2,23 t= 5,33

5. Menentukan keputusan. Nilai t-hitung berada di daerah menolak H0, yang berarti
bahwa H0 di tolak dan menerima H1. Ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi
pada populasi tidak sama dengan nol, dan ini membuktikan bahwa terdapat
hubungan yang kuat dan nyata antara harga minyak dan produksi kelapa sawit.

14
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL  UNTUK  MENCARI  KORELASI

15
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL  UNTUK  MENCARI  KORELASI

16
RUMUS  PERSAMAAN  REGRESI

• Persamaan regresi
Suatu persamaan matematika yang mendefinisikan
hubungan antara dua variabel.

17
SCATTER  DIAGRAM  UNTUK  MEMBANTU  
MENARIK  GARIS  REGRESI

Scatter diagram untuk hubungan antara inflasi dan suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut:

Hubungan Inflasi dan Suku Bunga

35
30
25
20
15
10
5
0
2,01 9,35 12,55 10,33
Inflasi

Gambar A

18
SCATTER  DIAGRAM  UNTUK  MEMBANTU  
MENARIK  GARIS  REGRESI

Scatter diagram untuk hubungan antara inflasi dan suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut:

Hubungan Inflasi dan Suku Bunga

35
30 b c
d
25
a
20
15
10
5
0
2,01 9,35 12,55 10,33
Inflasi

Gambar B
19
CONTOH  SELISIH  ANTARA  DUGAAN  DAN  AKTUAL  LEBIH  KECIL

Hubungan  Inflasi  dan  Suku  Bunga    


40 e1
e1
Y1
Y1 e2
e2
e3
30 Y2 Y4
Suku  Bunga

Y2 e3 Y4 e4
Y3
Y3 e4 Y5
e5
20 Yn
Yn
en
en

10
0
2.01 9.35 12.55 10.33
Inflasi

Gambar A: selisih antara dugaan dan aktual lebih kecil

20
CONTOH  SELISIH  ANTARA  DUGAAN  DAN  AKTUAL  LEBIH  BESAR

Hubungan  Inflasi  dan  Suku  Bunga    


35 Y2e2
Y4e4 Ynen
30
25
Suku  Bunga

e3
e1 Y3
20 Y1 e5
Y5
15
10
5
0
2.01 9.35 12.55 10.33
Inf lasi

21
GAMBAR  PERSAMAAN  REGRESI

+b
-b

X X
Gambar A: Ŷ= a+bX Gambar B: Ŷ= a-bX

22
RUMUS  MENCARI  KOEFISIEN  a  DAN  b

n∑ XY ) − ( ∑ X )( ∑ X ) ( ∑ Y ) b( ∑ X )
a= b= −
n( ∑ X 2 ) − ( ∑ X )2 n b

Y : Nilai variabel bebas Y


a : Intersep yaitu titik potong garis dengan sumbu Y
b : Slope atau kemiringan garis yaitu perubahan rata-rata pada untuk
Ŷ setiap unit
perubahan pada variabel X

X : Nilai variabel bebas X


n : Jumlah sampel

23
CONTOH  HUBUNGAN  ANTARA  PRODUKSI  DENGAN  
HARGA  MINYAK  KELAPA  SAWIT

Ŷ =a+bX
Yi X Ŷ = 2,8631 + 0,0086 X Ŷ e=Y- Ŷ

4,54 271 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 271 5.1853 -0.6453

4,53 319 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 319 5.5966 -1.0666

5,03 411 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 411 6.3850 -1.3550

6,05 348 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 348 5.8451 0.2049

6,09 287 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 287 5.3224 0.7676

6,14 330 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 330 5.6909 0.4491

6,37 383 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 383 6.1450 0.2250

7,40 384 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 384 6.1536 1.2464

7,22 472 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 472 6.9077 0.3123

7,81 610 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 610 8.0902 -0.2802

8,49 640 Ŷ = 2,8631 + 0,0086 x 640 8.3473 0.1427


24
CONTOH  HUBUNGAN  ANTARA  PRODUKSI  DENGAN  
HARGA  MINYAK  KELAPA  SAWIT

Persamaan Ŷ= 2,8631 + 0,0086 X.

10

8
Produksi

0
271 287 319 330 348 383 384 411 472 610 640

Harga  Minyak

Y Y'

Gambar A: Koordinat antara Y dan Ŷ


25
CONTOH  HUBUNGAN  ANTARA  PRODUKSI  DENGAN  HARGA  
MINYAK  KELAPA  SAWIT

Persamaan Ŷ= 2,8631 + 0,0086 X.

10
8
Produksi

6
4
2
0
271 287 319 330 348 383 384 411 472 610 640

Harga  

Y  =  Y'

Gambar B: Koordinat antara Y dan , dimana


Ŷ Y= Ŷ

26
DEFINISI STANDAR  ERROR

— Standar error  atau kesalahan baku Pendugaan


Suatu ukuran yang  mengukur ketidakakuratan
pencaran atau persebaran nilai-­‐nilai pengamatan (Y)  
terhadap garis regresinya (Ŷ).

27
RUMUS  STANDAR  ERROR

2 2
Syx = ∑e = ∑ (Y − Ŷ )
n−2 n−2
Di   mana:

Sy.xC : Standar error variabel Y berdasarkan variabel X yang diketahui


Y : Nilai pengamatan dari Y
Ŷ : Nilai dugaan dari Y
n : Jumlah sampel, derajat bebas n-2 karena terdapat dua parameter
yang akan digunakan yaitu a dan b.

28
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL  UNTUK  MENCARI  
STANDAR  ERROR  SY.X

29
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL  UNTUK  MENCARI  
STANDAR  ERROR  SY.X

30
ASUMSI  METODE  KUADRAT  TERKECIL

Beberapa asumsi penting metode kuadrat terkecil adalah sebagai berikut:


1. Nilai rata-­‐rata  dari error  term  atau expected  value   untuk setiap nilai X  sama dengan nol.  Asumsi ini
dinyatakan E(ei/Xi)   =  0.
2. Nilai error  dari Ei dan Ej atau biasa disebut dengan kovarian saling tidak
.
berhubungan atau berkorelasi.  Asumsi ini biasa dilambangkan sebagai berikut,  
Cov (Ei,   Ej)   =   0,  di mana i ¹  j.  Berdasarkan pada asumsi nomor 1,  pada setiap nilai
Xi   akan terdapat Ei,   dan untuk Xj akan ada Ej,  yang   dimaksud dengan nilai
kovarian =   0  adalah nilai Ei dari Xi   tidak ada hubungan dengan nilai Ej dari Xj.
Y
Garis regresi

Satu deviasi
standar

Nilai tengah terletak


pada garis regresi

X1 X2 X3 X

31
ASUMSI  METODE  KUADRAT  TERKECIL

3.  Varian   dari   error  bersifat  konstan.   Ingat   bahwa  varian   dilambangkan  dengan  s2,  
sehingga  asumsi   ini   dilambangkan   dengan   Var   (Ei/Ej)   =   E(ei  – ej)2  =   s2.  Anda  
perhatikan  pada   gambar   di   atas   bahwa   nilai  Ei   (yang  dilambangkan  dengan  tanda  
titik)  untuk  setiap   X   yaitu   X1,  X2 dan   X3 tersebar  secara   konstan  sebesar   variannya  
yaitu   s2.  Pada   gambar   tersebut  nilai  E   tersebar  1  standar   deviasi   di   bawah  garis  
regresi  dan  1   standar   deviasi  di   atas  garis   regresi.   Seluruh   sebaran  nilai  Ei   untuk   Xi  
dan   Ej  untuk   Xj,  di   mana   i   ¹  j  terlihat   sama   dengan  ditunjukkan   kurva  yang  
berbentuk  simetris   dengan  ukuran  yang   sama,   hal  inilah  yang  dikenal  dengan  
varians   dari   error  bersifat   konstan.

4.  Variabel  bebas  X   tidak   berkorelasi   dengan   error  term   E,   ini   biasa  dilambangkan  
dengan   Cov   (Ei,   Xi)   =   0.  Pada  garis   regresi         Y=a   +   bxi   +   ei  maka  nilai  Xi   dan   Ei   tidak  
saling  mempengaruhi,   sebab  apabila  saling   mempengaruhi   maka  pengaruh  
masing-­‐masing   yaitu   X  dan   E   tidak   saling  dapat  dipisahkan.  Ingat  bahwa   yang  
mempengaruhi   Y   selain   X  adalah  pasti  E   yaitu   faktor  diluar  X.  Oleh   sebab  itu  
varians   dari   E   dan   X  saling  terpisah   atau   tidak   berkorelasi.
32
RUMUS

1 ( X − X )2
Ŷ ± t( Syx ) +
n ∑ X 2 − ( ∑ X )2 / n

Ŷ : Nilai dugaan dari Y untuk nilai X tertentu


t : Nilai t-­‐tabel untuk taraf nyata tertentu
Sy.x : Standar error variabel Y berdasarkan variabel X yang diketahui
X : Nilai data pengamatan variabel bebas
X : Nilai rata-­‐rata data pengamatan variabel bebas
n : Jumlah sampel

33
PENDUGAAN  INTERVAL  NILAI  KOEFISIEN  REGRESI  A  DAN  B

Dengan   menggunakan  asumsi   bahwa   nilai  Ei   bersifat   normal,   maka   hasil  dugaan   a   dan  
b   juga  mengikuti  distribusi   normal.   Sehingga  nilai  t   =   (b  – B)/σb,   juga  merupakan  
variabel  normal.   Dalam   praktiknya  nilai  standar   deviasi   populasi  σb   sulit   diketahui,  
maka   standar   deviasi  populasi   biasa  diduga   dengan  standar   deviasi  sampel   yaitu   Sb,  
sehingga  nilai   t  menjadi     t  =  (b  – B)/Sb.   Selanjutnya   probabilitasnya  dinyatakan   sebagai  
berikut:
P(-tα/2 ≤ (b – B)/Sb ≤ tα/2 ) = 1 - α
P(-tα/2. Sb ≤ (b – B) ≤ tα/2 . Sb) = 1 - α
Sehingga  interval   B   adalah:
(b  -­‐tα/2.   Sb   ≤ B   ≤ b  +   tα/2 .   Sb)

sedangkan  dengan   cara   yang  sama  interval   A   adalah:


(a   -­‐tα/2.  Sa   ≤ A  ≤ a   +   tα/2 .  Sa)

di   mana   Sa   dan   Sb  adalah  sebagai  berikut:


Sb  =   Sy.x  /   [√ ∑X2 – (∑X)2/n]
Sa  =   √ (∑X2.Sy.x)/  (n∑X2 – (∑X)2) 34
ANALISIS  VARIANS  ATAU  ANOVA

Analisis   varians   atau   ANOVA   merupakan   alat  atau   peranti     yang  dapat  
menggambarkan  hubungan   antara   koefisien   korelasi,  koefisien   determinasi   dan  
kesalahan   baku  pendugaan.  Untuk   mengukur   kesalahan   baku   kita   menghitung  
error  yaitu   selisih   Y   dengan          atau   dapat  dinyatakan  dalam  bentuk   persamaan:

e   =   Y   –Ŷ
atau   dalam  bentuk   lain  yaitu

Y   =      Ŷ
      +   e

Di   mana:

Y     adalah   nilai   sebenarnya,  


Ŷ adalah   nilai   regresi  
e   adalah   error   atau  kesalahan  

35
TABEL  ANOVA

Sumber Keragaman Derajat bebas (df) Sum Square (SS) Mean Square (MS)
(Source)

Regresi (Regression) 1 SSR = ∑( Ŷ – Y)2 MSR


(jumlah var bebas, X) =SSR/1

Kesalahan (error) n-2 SSE MSE


= ∑(Y – Ŷ)2 =SSE/(n-2)

Total n-1 SST


= ∑(Y – Y)2

36
RUMUS
Rumus  umum  persamaan  regresi  sederhana:
Ŷ =  a  +  bX

Rumus  persamaan  regresi  dua  variabel  independen:


Y  =  a  +  b1 X1 +  b2 X2

Rumus  persamaan  regresi  tiga  variabel  independen:


Y  =  a  +  b1 X1 +  b2 X2 +  b3 X3

Rumus  persamaan  regresi  k variabel  independen:


Y  =  a  +  b1 X1 +  b2 X2 +  b3 X3 +  ...  +  bk Xk
KOEFISIEN  REGRESI

Untuk memperoleh nilai koefisien regresi a,  b ,  dan b dari


1 2
persamaan Y  =   a  +  b X +  b X dapat digunakan metode ordinary  
1 1 2 2
least  square  (OLS).  Nilai  koefisien  regresi  a,  b1,  dan  b2  dapat  
dipecahkan  secara  simultan  dari   tiga  persamaan  berikut.

ΣY =  na +      b1ΣX1 +  b2ΣX2 (a)


ΣX1Y =  aΣX1 +  b1ΣX12 +  b2ΣX1ΣX2 (b)
ΣX2Y =  aΣX2 +  b1ΣX1 ΣX2 +  b2ΣX22 (c)
CONTOH  PENERAPAN  REGRESI  
BERGANDA
Pengaruh  harga   dan  pendapatan   terhadap   permintaan  
minyak  goreng.

Responden Permintaan   minyak   Harga   minyak   (Rp   Jumlah  pendapatan  


(liter/bulan) ribu/liter) (Rp   juta/bulan)
Gita 3 8 10
Anna 4 7 10
Ida 5 7 8
Janti 6 7 5
Dewi 6 6 4
Henny 7 6 3
Ina 8 6 2
Farida 9 6 2
Ludi 10 5 1
Natalia 10 5 1
CONTOH  PENERAPAN  REGRESI  
BERGANDA
Pengaruh  harga   dan  pendapatan   terhadap   permintaan  
minyak  goreng.

∑Y ∑X1 ∑Y2 ∑X1Y ∑X2Y ∑X12 ∑X22 ∑X1X2

3 8 10 24 30 64 100 80

4 7 10 28 40 49 100 70

5 7 8 35 40 49 64 56

6 7 5 42 30 49 25 35

6 6 4 36 24 36 16 24

7 6 3 42 21 36 9 18

8 6 2 48 16 36 4 12

9 6 2 54 18 36 4 12

10 5 1 50 10 25 1 5

10 5 1 50 10 25 1 5

68 63 46 409 239 405 324 317


CONTOH  PENERAPAN  REGRESI  
BERGANDA
Menggabungkan  persamaan   • 68      =  10a  +  63b1 +  46b2 (1)
(a),  (b),  dan   (c),  diperoleh   • 409  =  63a  +  405b1 +  317b2 (2)
persamaan: • 239  =  46a  +  317b1 +  324b2 (3)

Nilai  koefisien   regresi   • -­‐428,4=  -­‐63a  – 396,9b1 – 289,8b2 Persamaan  (1)  x  -­‐6,3
diperoleh  dengan   cara  
• 239 =  63a  +  405b1 +  317b2 (2)
melakukan   substitusi  
• -­‐19,4 =  0  +  8,1b1 +  27,2b2 (4)
antarpersamaan.

Menggabungkan  Persamaan   • -­‐312,8=  -­‐46a  – 289,8b1 – 211,6b2 Persamaan  (1)  x  -­‐4,6


(1)  dan   (3)  dengan  
• 409 =  46a  +  317b1 +  324b2 (4)
mengalikan  Persamaan   (1)  
• -­‐73,8 =  0  +27,2b1 +  112,4b2 (5)
dengan   -­‐4,6.
CONTOH  PENERAPAN  REGRESI  
BERGANDA
Untuk  mendapatkan  
nilai  b2,  gabungkan   • 65,15  =  0  – 27,2b1 – 91,34b2 Persamaan  (4)  x  -­‐3,36
Persamaan  (4)  dan  (5).   • -­‐73,8    =  0  +  27,2b1 +  112,4b2 (5)
Kalikan  persamaan  (4)   • -­‐8,65    =  0  +  0  +  21,06b2 (6)
dengan  -­‐3,36.  

Dari  persamaan  (6),   • -­‐19,4  =  0  +  8,1b1 +  27,2(-­‐0,41) (4)


maka  nilai  b2 adalah  -­‐ • -­‐19,4  =  8,1b1 – 11,18
8,65/21,06   =  -­‐0,41.  nilai   • 8,1b1 =  -­‐19,4  +  11,8
b1 dapat  dicari  dengan   • 8,1b1 =  -­‐8,22
menggunakan   • b1 =  -­‐8,22/8,1
Persamaan  (4)  atau    (5). • b1 =  -­‐1,015
CONTOH  PENERAPAN  REGRESI  
BERGANDA
Setelah  nilai  koefisien   regresi   • 68  =  10a  +  63(-­‐1,015)  +  46  (-­‐0,41) (1)
b1 dan  b2 diketahui,   nilai  a   • 68  =  10a  – 63,96  – 18,90
dapat  dicari  dengan   • 10a  =  63  +  92,86
memasukkan   nilai  b1 dan  b2 ke   • a  =  150,86/10
dalam  salah  satu  persamaan. • a  =  15,086

Setelah  menemukan   nilai  


koefisien   regresi  a,  b1,   dan  b2,  
persamaan  regresinya  dapat   • Y  =  15,086  – 1,015X1 – 0,41X2
dinyatakan  sebagai  berikut.

Dari  persamaan  di  atas,  diperoleh  informasi  bahwa  apabila  harga  minyak  
goreng  naik  Rp  1.000,  maka  permintaan  minyak  goreng  setiap  keluarga  akan  
turun  1,015  liter  per  bulan.
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL
UNTUK  MENGHITUNG  KOEFISIEN  REGRESI  BERGANDA

1.  Aktifkan  program  MS  Excel.


Start  >>  Program  >>  MS  Excel

2.  Buka  file  baru.


Klik  File  >>  New

3.  Masukkan  data  Y  ke  kolom  A,  data  


X1  ke  kolom  B,  dan  data  X2  ke  kolom  
C.
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL
UNTUK  MENGHITUNG  KOEFISIEN  REGRESI  BERGANDA

Tampilan  layar  MS  Excel  setelah  


melakukan  entri  data
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL
UNTUK  MENGHITUNG  KOEFISIEN  REGRESI  BERGANDA

4.  Memunculkan  kotak  dialog   Data   Analysis  untuk  memulai  


analisis   regresi
Tools  >>   Data  Analysis   >>   Regression

5.  Setelah   keluar   kotak  dialog   Regression,   masukkan  


range   data  ke  kolom  input   yang  tersedia.
-­‐ Masukkan  range   data  Y   pada   Input  Y   Range   dengan  cara  
memblok   kolom    A  baris   2–11.
-­‐ Masukkan  data   X1  dan   X2  pada  Input  X  Range,   dari  
kolom  B  baris   2  sampai   kolom  C  baris   11.
-­‐ Setelah   selesai   menginput,   tekan  OK.
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL
UNTUK  MENGHITUNG  KOEFISIEN  REGRESI  BERGANDA

Tampilan   kotak   dialog  Regression


MENGGUNAKAN  MS  EXCEL
UNTUK  MENGHITUNG  KOEFISIEN  REGRESI  BERGANDA

6.  Hasil  regresi  akan  keluar  setelah  Anda  


menekan  tombol  OK.

7.  Pada  kolom  coefficients,  terdapat  


nilai  Intercept:
a  =  15,086166
b1  (X  Variable  1)  =  -­‐1,0152403
b2  (X  Variable  2)  =  -­‐0,4109027
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL
UNTUK  MENGHITUNG  KOEFISIEN  REGRESI  BERGANDA

Tampilan  hasil  regresi  linier  pada  MS  


Excel
KOEFISIEN  DETERMINASI,  KORELASI  
BRGANDA,  DAN  KORELASI  PARSIAL
Koefisien   Determinasi 2
n ( a ⋅ ∑ Y + b1 ⋅ ∑ YX1 + b2 ⋅ ∑ YX2 ) − ( ∑ Y )
Menunjukkan   suatu  proporsi   R2 = 2
dari  varian  yang  dapat   n ⋅ ∑ Y2 − (∑ Y )
diterangkan   oleh  persamaan   • Nilai  R2  berkisar   antara  0  – 1.
regresi.

Koefisien   Korelasi
Digunakan   untuk   mengukur   R = R2
keeratan  hubungan   antara  
• Semakin   besar  nilai  koefisien   korelasi,   hubungan  
variabel  terikat  (Y)  dengan  
semakin  erat.
variabel  bebas  (X).
rYX1 − rYX2rX1X2
rYX1⋅ X2 =
Korelasi  Parsial (1 − r )(1 − r )
2
YX2
2
X1X2

Digunakan   untuk   melihat   rYX2⋅ X1 =


rYX2 − rYX1rX1X2
besarnya  hubungan   antara   (1 − r )(1 − r )
2
YX1
2
X1X2
dua  variabel  bebas  dari   rX1X2 − rYX2rYX2
variabel  terikatnya. rX1⋅ X2⋅ Y =
(1 − r )(1 − r )
2
YX1
2
YX2
KESALAHAN  BAKU

• Suatu  ukuran  untuk  melihat  ketepatan  


antara  nilai  dugaan  (Y)  dengan  nilai  
Kesalahan  Baku sebenarnya  (Ŷ).  Apabila  nilai  dugaan  
semakin  mendekati  nilai  sebenarnya,  
persamaan  yang  digunakan  semakin  baik.

ˆ − Y)2
Rumus SY.X1X2 =
∑ (Y
n − (k + 1)
CONTOH  PENGHITUNGAN  KESALAHAN  
BAKU  PENDUGAAN
Persamaan  regresi   yang  digunakan   adalah:
Ŷ   =   15,086  – 1,015X1 – 0,41X2
Y X1 X2 Ŷ  =   15,086  – 1,015X1 – 0,41X2 (Ŷ  – Y) (Ŷ  – Y)2

3 8 10 2,86  =   15,086  – 1,015(8)  – 0,41(10) 0,14 0,02


4 7 10 3,87  =   15,086  – 1,015(7)  – 0,41(10) 0,13 0,02
5 7 8 4,69  =   15,086  – 1,015(7)  – 0,41(8) 0,31 0,09
6 7 5 5,92 = 15,086  – 1,015  ( 7)  – 0,41  ( 5) 0,08 0,01
6 6 4 7,35 = 15,086  – 1,015  ( 6)  – 0,41  ( 4) -­‐1,35 1,83
7 6 3 7,76 = 15,086  – 1,015  ( 6)  – 0,41  ( 3) -­‐0,76 0,58
8 6 2 8,17 = 15,086  – 1,015  ( 6)  – 0,41  ( 2) -­‐0,17 0,03
9 6 2 8,17 = 15,086  – 1,015  ( 6)  – 0,41  ( 2) 0,83 0,68
10 5 1 9,60 = 15,086  – 1,015  ( 5)  – 0,41  ( 1) 0,40 0,16
10 5 1 9,60 = 15,086  – 1,015  ( 5)  – 0,41  ( 1) 0,40 0,16
(Ŷ  – Y) 2 3,58
CONTOH  PENGHITUNGAN  KESALAHAN  
BAKU  PENDUGAAN
Dari   data  di  atas,  dapat  dibuat  grafik   sebagai  berikut.

15

10
5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Y Y'
CONTOH  PENGHITUNGAN  KESALAHAN  
BAKU  PENDUGAAN
Nilai  dugaan   pada   sampel   1  – 4  dan   7  relatif   lebih  baik   dibandingkan  dengan   sampel   5.  
demikian  juga  untuk   sampel   8  – 10.  nilai  kesalahan   baku   dapat   dihitung  sebagai  
berikut.

ˆ − Y)2
SY.X1X2 =
∑ (Y
=
3.58
= 0,72
n − (n + k) 10 − (2 + 1)
CONTOH  PENGHITUNGAN  KESALAHAN  
BAKU  PENDUGAAN

Kesalahan  baku   yang  diperoleh  dengan   cara  menghitung   Ŷ   dan   selisih/residu,  


membutuhkan  waktu   yang  relatif   lama.  Ada   rumus   lain   yang   dapat   membantu,  yaitu:

∑ Y2 − a ∑ Y− b ∑ X Y− b ∑ X Y
1 1 2 2
SY.X1X2 =
n− 3

Sehingga  nilai  kesalahan  baku   pada   contoh   di   atas   adalah:


516 − (15,086  x  68) − ( −1,01524   − 409) − ( −0,41  x  239)
SY.X1X2 = = 0,72
10 − 3

Nilai kesalahan baku dapat dengan mudah diketahui dengan menggunakan


program komputer. Secara otomatis, nilai kesalahan baku akan terhitung pada
output program MS Excel maupun SPSS, yaitu standard error of the estimate.
SELANG  KEPERCAYAAN
Setelah  mengetahui  cara  menghitung  kesalahan  baku,  kita  
dapat  menghitung  selang  kepercayaan.  Pendugaan  interval  nilai  
tengah  Y  dimaksudkan  untuk  mengetahui  nilai  dugaan  Y  untuk  
seluruh  nilai  X  yang  diketahui.  Rumusnya  adalah:

Ŷ ± t(SY.X1.Y2 )
• di  mana:
• Y =  nilai  dugaan  untuk  nilai  X  tertentu
• T =  nilai  t-­‐tabel  untuk  taraf  nyata  tertentu
• sYX1YX2 =  standard  error  variabel  Y  berdasarkan  variabel  X  yang  
diketahui
MENGGUNAKAN  MS  EXCEL
UNTUK  MENGHITUNG  KOEFISIEN  REGRESI  BERGANDA

Tampilan  nilai  kesalahan  baku  pada  MS  


Excel
UJI  HIPOTESIS
Uji  Global

Uji  global  disebut  juga  uji  signifikansi  serentak  atau  uji  F.  Uji  ini  digunakan  untuk:
-­‐ melihat  kemampuan  menyeluruh  variabel  bebas  mampu  menjelaskan  variabel  terikat;
-­‐ mengetahui  apakah  semua  variabel  bebas  memiliki  koefisien  regresi  sama  dengan  nol.

1.  Menyusun  hipotesis
Kemampuan  yang  ingin  diuji  adalah  kemampuan  variabel  bebas  menjelaskan  variabel  terikat.  
Apabila  variabel  bebas  tidak  dapat  memengaruhi  variabel  bebas,  dapat  dianggap  bahwa  
koefisien  regresinya  sama  dengan  nol  (berapapun  nilai  variabel  bebas,  tidak  akan  berpengaruh  
terhadap  variabel  terikat.)
Pada  persamaan  Ŷ  =  15,086  – 1,015X1 – 0,41X2,  variabel  X  mampu  memengaruhi  variabel  Y  
apabila  nilai  b1 dan  b2 tidak  sama  dengan  nol.
UJI  HIPOTESIS
Uji  Global
2.  Menentukan  daerah  keputusan
Daerah  keputusan   diketahui   dengan  menggunakan   tabel  F.  Untuk  mencari  nilai  F,  perlu  
diketahui   derajat  bebas  pembilang   dan  penyebut   serta  taraf  nyata.  Diketahui ada tiga
variabel yaitu Y,  X1,  dan X2,  jadi k = 3,  sedangkan jumlah n = 10.  Jadi derajat pembilang k  –
1 = 3  – 1 = 2,  sedangkan derajat penyebut n  – k = 10  – 3 = 7, dengan taraf nyata 5%.  Nilai
F-­‐tabel dengan derajat pembilang 2,  penyebut 7  dan taraf nyata 5%  adalah 4,74  

Derajat bebas pembilang


1 2 3 4 5 … 120 ∝
1 161 200 216 225 230 … 253 254
2 18,5 19,0 19,2 19,2 19,3 … 19,5 19,5
3 10,1 9,55 9,28 9,12 9,01 … 8,55 8,53
4 7,71 6,94 6,59 6,39 6,26 … 5,66 5,63
5 6,61 5,79 5,41 5,19 5,05 … 4,40 4,37
6 5,99 5,14 4,76 4,53 4,39 … 3,70 3,67
7 5,59 4,74 4,35 4,12 3,97 … 3,27 3,23
… … … … … … … … …
∝ 3,84 3,00 2,60 2,37 2,21 … 1,22 1,00
UJI  HIPOTESIS
Uji  Global
3.  Menentukan   nilai   F-­‐hitung
Nilai  F-­‐hitung  diperoleh   melalui  rumus:

R2 /(k − 1)
F=
(1− R2 ) /(n − 3)

Dari  soal diketahui bahwa R2   =  0,933  dan n=  10,  sehingga nilai F-­‐hitung
adalah:
0,933/(3 − 1)
F= = 0,4665/ 0,0096 = 48,73881
(1− 0,933) /(10 − 3)
UJI  HIPOTESIS
Uji  Global
4.  Menentukan   daerah   keputusan

Terima H1

F-Hitung= 48,74

Terima Ho

F-Tabel=4,74 Skala F
UJI  HIPOTESIS
Uji  Global
5.  Memutuskan  hipotesis
Nilai F-­‐hitung >  dari F-­‐tabel dan berada di daerah
terima H1.  Ini menunjukkan bahwa terdapat cukup
bukti untuk menolak H0 dan menerima H1.  
Kesimpulan dari diterimanya H1 adalah nilai
koefisien regresi tidak sama dengan nol,   dengan
demikian variabel bebas dapat menerangkan
variabel terikat.
UJI  HIPOTESIS
Uji  Global

Tampilan  hasil  nilai  F-­‐hitung  pada  MS  


Excel
ASUMSI  DAN  PELANGGARAN  ASUMSI  
PADA  REGRESI  BERGANDA
Beberapa asumsi dalam regresi berganda adalah sebagai berikut:
Variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki hubungan yang  Linier  atau hubungan garis
lurus.  Jadi hubungan Y  dengan X  harus Linier,  bagaimana kalau tidak Linier?  Untuk masalah ini
akan dibahas pada bab 7,  namun untuk persamaan yang  tidak Linier,  maka datanya
ditransformasi terlebih dahulu menjadi Linier  dan biasanya data  di log-­‐kan terlebih dahulu,  
sehingga menjadi Linier.

• Variabel tidak bebas haruslah variabel bersifat kontinu dan paling  tidak berskala selang.  
Variabel kontinu ini adalah variabel yang  dapat menempati pada semua titik dan biasanya
merupakan data  dari proses pengukuran.

Nilai keragaman atau residu yaitu selisih antara data  pengamatan dan data  dugaan hasil regresi
(Y  -­‐ Ŷ)  harus sama untuk semua nilai Y.  Asumsi ini menyatakan bahwa nilai residu bersifat
konstan untuk semua data  Y,  (Y  – Ŷ  =  θ).  Asumsi ini memperlihatkan kondisi
HOMOSKEDASTISITAS  yaitu nilai residu (Y  -­‐ Ŷ)  yang  sama untuk semua nilai Y,  menyebar normal  
dan mempunyai rata-­‐rata  0.

• Pengamatan-­‐pengamatan untuk variabel tidak bebas dari satu pengamatan ke pengamatan


lain  harus bebas atau tidak berkorelasi.  Hal  ini penting untuk data  yang  bersifat deret
berkala.
ASUMSI  DAN  PELANGGARAN  ASUMSI  
PADA  REGRESI  BERGANDA
• Pelanggaran  asumsi  multikolinier:  antarvariabel  bebas  ada  korelasi
1

• Cara  mendeteksi  adanya  multikolinieritas:


• Variabel bebas secara bersama-­‐sama pengaruhnya nyata,  atau Uji F-­‐nya nyata,    
namun ternyata setiap variabel bebasnya secara parsial pengaruhnya tidak
nyata,  (uji-­‐t-­‐nya tidak nyata).  

• Nilai koefisien determinasi R2 sangat besar,  namun ternyata variabel bebasnya


berpengaruh tidak nyata,  (uji-­‐t  tidak nyata).

• Nilai koefisien korelasi parsial yaitu rYX1.X2,    rYX2.X1,  dan rX1X1.Y  ada yang  lebih
besar dari koefisiendeterminasinya.
ASUMSI  DAN  PELANGGARAN  ASUMSI  
PADA  REGRESI  BERGANDA
• Heteroskedastisitas:  varian  atau  residu  tidak  konstan.

• Heteroskedastisitas untuk menunjukkan nilai varians (Y  – Ŷ)  antarnilai Y  tidaklah


2 sama atau hetero.

• Autokorelasi:  antardata  pengamatan  berkorelasi.

• Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang  disusun


menurut urutan waktu.  Ada beberapa penyebab autokorelasi, yaitu:  (a)  
kelembamam.  Kelembaman biasanya terjadi dalam fenomena ekonomi di
3 mana sesuatu akan memengaruhi sesuatu mengikuti siklus bisnis atau saling
kait mengkait.  (b)  terjadi bias  dalam spesifikasi, yaitu ada beberapa variabel
yang  tidak termasuk dalam model,  dan (c)  bentuk fungsi yang  digunakan tidak
tepat,  seperti semestinya bentuk nonlinier digunakan linier atau sebaliknya.
REGRESI  BERGANDA  DALAM  EKONOMI  
DAN  KEUANGAN
Contoh  kasus: Bank Keuntunga
n  (miliar)
Aset  
(miliar)
Harga  
Saham  
(miliar)
Keuntungan  dipengaruhi  aset  
BCA 3.359 197.052 3.150
dan  harga  saham  perbankan
MANDIRI 3.179 272.791 3.200
Y  =  a  +  b1X1 +  b2X2
BRI 4.840 203.791 6.050
di  mana: UOB 357 18.192 1.050
Y =  keuntungan  perusahaan   NIAGA 770 54.890 690
(miliar/tahun) BNI 1.558 172.484 1.420
X1 =  total  aset  (miliar/tahun) NISP 206 27.321 900

X2 =  harga  saham   EKONOMI 185 14.956 1.120

(rupiah/lembar) LIPO 465 30.343 1.540


BTPN 338 10.550 2.175
REGRESI  BERGANDA  DALAM  EKONOMI  
DAN  KEUANGAN
SUMMARY  OUTPUT

Regression  Statistics

Multiple  R 0,982376

R  Square 0,965063

Adjusted  R  Square 0,955081

ANOVA

Df SS MS F

Regression 2 24215132 12107566 96,68062

Residual 7 876628,3 125232,6

Total 9 25091760

Coefficients Standard  Error t  Stat P-­‐value

Intercept -­‐553,838 190,7177 -­‐2,90397 0,022856

X  Variable  1 0,008275 0,001621 5,103801 0,001394

X  Variable  2 0,587036 0,098584 5,954691 0,000567


REGRESI  BERGANDA  DALAM  EKONOMI  
DAN  KEUANGAN
Y      =    -­‐553.838 +  0,008275X1 +  0,587036X2
(t =  -­‐2,90)        (t =  5,10)        (t =  5,95)
R  Square =  0,965
Nilai  F-­‐hitung =  96,68

Persamaan  Y      =    -­‐553.838 +  0,008275X1 +  0,587036X2 menyatakan  bahwa  bila  aset  (X1)  


meningkat  1  miliar,  maka  keuntungan  akan  meningkat  0,008275  miliar.

Nilai  R2 =  0,965  menunjukkan  kemampuan  variabel  aset  dan  harga  saham  menjelaskan  
perilaku  keuntungan  perusahaan  sebesar  96,5%,  sisanya  sebesar  3,5%  dijelaskan  oleh  
variabel  lain.  
CONTOH  BENTUK  NONLINIER,  VARIABEL  KUALITATIF,  DAN  
DISTRIBUSI  LAG

Hubungan laba dan kredit di


perbankan lebih mendekati fungsi
kuadratik

70
CONTOH  BENTUK  NONLINIER,  VARIABEL  KUALITATIF,  DAN  
DISTRIBUSI  LAG

71
PENGERTIAN  REGRESI  NONLINIER

Regresi nonlinier atau kurvilinier, adalah suatu


fungsi yang menggubungkan variabel terikat Y
dengan variabel bebas X yang sifatnya tidak
konstan untuk setiap perubahan nilai X.

72
BENTUK  FUNGSI  NONLINIER

1. Bentuk Double Log, Y = αXb


Bentuk double log: perubahan X
menyebabkan perubahan Y yang tidak
sama

Fungsi  Line a r
Eksponensial  (b<0)
16
LnY = Lnα + Ln X
20 14 Y= a+ b X
Y = aXb
12
15
10

10 8
Y

Y
6
5
4

0 2

12 3456 78 0
1 2 3 4 5 6 7 8
X X

73
BENTUK  FUNGSI  NONLINIER

2. Bentuk Semi Log Y = αebX


Bentuk semilog: perubahan X secara
absolut menyebabkan perubahan Y secara
proporsional

Fungsi  Semi  Log Fungsi  Semi  Log

16 16
14
Log Y= a + bx
14
Log Y= a - bx
12 12
10 10
8

Y
8
Y

Log Y= a + bLog X
6
6
Log Y= a – bLog X
4
4
2
2 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
X
X

74
BENTUK  FUNGSI  NONLINIER

3. Bentuk Hiperbola Y= a + b (1/X)


Bentuk hiperbola: Peningkatan X
menyebabkan peningkatan Y nir-linier

Fungsi  Hiperbola

16
14
12
Y= a + b(1/X)
10
8
6
4 Y= a - b(1/X)
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8

75
BENTUK  FUNGSI  NONLINIER

4. Bentuk Kuadratik Y= a + b X2
Bentuk Kuadratik: fungsi mempunyai titik
minimum dan maksimum

Fungsi  Kuadratik

30,00

20,00
Y

10,00

0,00
2 4 9 10 11 13 78

76
CONTOH:  FUNGSI   REGRESI  DAN  BENTUK  YANG  SESUAI

No Bank Laba (triliun) Kredit (triliun)


1 BRI 3,6 65
2 Mandiri 2,5 37
3 BCA 2,5 21
4 BNI 1,5 39
5 Danamon 0,9 18
6 Permata 0,1 5
7 Niaga 0,8 8
8 BTPN 0,2 10
9 Lippo Bank 0,5 5
10 Ekonomi 1,1 10

77
CONTOH:  FUNGSI  REGRESI  DAN  BENTUK  YANG  SESUAI

1. Fungsi linier Y = a + b X

Y X Ŷ Hubungan  Kredit  dan  Laba

0,1 5 0,50 4
Hasil regresi Y = 0,25 + 0,052 X
0,2 10 0,76 3,5

0,5 5 0,50 3

0,8 8 0,66 2,5

Laba
0,9 18 1,17 2

1,1 10 0,76 1,5

1
1,5 39 2,26
0,5
2,5 37 2,15
0
2,5 21 1,33 5 5 8 10 10 18 21 37 39 65
Volume  Kredit
3,6 65 3,60
Y =0,25 + 0,052 X ; R2 = 0,769 Data  Riel Trend  Linier

78
CONTOH:  FUNGSI  REGRESI  DAN  BENTUK  YANG  SESUAI

2. Fungsi Double Log, Y = αXb

Y X LnY LnX Y Hubungan  Kredit  dan  


Laba
0,1 5 -2,3 1,6 -1,3
0,2 10 -1,6 2,3 -0,6 4

0,5 5 -0,7 1,6 -1,3 3

0,8 8 -0,2 2,1 -0,8 2

0,9 18 -0,1 2,9 0,0

Laba
1

1,1 10 0,1 2,3 -0,6 0


1,5 39 0,4 3,7 0,8

10
10
18
21
37
39
65
5
5
8
-­1
2,5 37 0,9 3,6 0,8
-­2
2,5 21 0,9 3,0 0,2 Volum e  Kre dit

3,6 65 1,3 4,2 1,4 Data  Riel Trend  Linier


Y= -2,97364 + 1,0414 X, R2 = 0,81

79
CONTOH:  FUNGSI  REGRESI  DAN  BENTUK  YANG  SESUAI

3. Fungsi Semilog Y = αebX


Y X LnX Y
Hubungan  Kredit  
0,1 5 1,6 0,12 dan  Laba
0,2 10 2,3 0,89
4
0,5 5 1,6 0,12
3,5
0,8 8 2,1 0,64 3
2,5
0,9 18 2,9 1,55

Laba
2
1,1 10 2,3 0,89 1,5
1
1,5 39 3,7 2,42
0,5
2,5 37 3,6 2,36 0

2,5 21 3,0 1,72

10
10
18
21
37
39
65
5
5
8
3,6 65 4,2 2,99 Volume  Kredit

Y = -1,68 + 1,12 X, R2 = 0,87 Data  Riel Trend  Linier

80
CONTOH:  FUNGSI  REGRESI  DAN  BENTUK  YANG  SESUAI

4. Fungsi Kuadratik Y = a + bX2.


Y X X2 Ŷ
0,1 5 25 0,80 Hubungan  Kredit  
dan  Laba
0,2 10 100 0,85
0,5 5 25 0,80 5
0,8 8 64 0,83 4

Laba
3
0,9 18 324 1,01
2
1,1 10 100 0,85 1
1,5 39 1521 1,88 0

2,5 37 1369 1,77

10
10
18
21
37
39
65
5
5
8
2,5 21 441 1,10 Volume  Kredit
3,6 65 4225 3,83
Data  Riel Trend  Linier
Y=0,78 + 0,0007X; R2= 0,83

81
RUMUS

Y = a + b1X1 + b2 D + ε

di mana:
Y : variabel terikat
X1 : variabel bebas kuantitatif
D : variabel bebas kualitatif (dummy), nilai 0 dan 1
ε : error

82
CONTOH  PEMBUATAN  REGRESI

Responden Minyak (Lt/bl) Harga (000/lt) Kesadaran Kolesterol

1 7 7 0
2 6 5 1
3 4 8 1
4 10 5 0
5 7 7 1
6 7 8 0
7 5 7 1
8 5 8 1
9 9 6 0

Persamaan regresinya adalah Y = a + b1X1 + b2 D + ε,

83
PENGGUNAAN  MS  EXCEL  UNTUK  MENCARI  KOEFISIEN  REGRESI  
BERGANDA

Regression Statistics
Multiple R 0,906
R Square 0,821
Adjusted R Square 0,761
Standard Error 0,947
Observations 9
ANOVA df SS MS F
Regression 2 24,618 12,309 13,723
Residual 6 5,382 0,897
Total 8 30,000
Coefficients Standard Error t Stat P-value
Intercept 15,736 2,003 7,857 0,001
X Variable 1 -0,773 0,286 -2,706 0,035
X Variable 2 -2,464 0,651 -3,783 0,009

Hasil regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = 15,736 – 0,773 X1 – 2,464 D


84
CONTOH  FUNGSI  YANG  MENGGUNAKAN  VARIABEL  LAG

• Ct = f (Yt, Yt-1, Yt-2, …, Ct-1, Ct-2, …)


Fungsi Konsumsi

• It = f ( πt, πt-1, πt-2, … It-1, … )


Fungsi Investasi

• Qd = f (Px, Py, Yt, Yt-1, … Qdt-1)


Fungsi Permintaan

85
PENGGUNAAN  MS  EXCEL  UNTUK  MENCARI  KORELASI

Penyebab yang bersifat teknis.

Apa penyebab dari


variabel lag? Penyebab yang bersifat kelembagaan.

Penyebab yang bersifat psikologis.

86
CONTOH  SOAL

Nomor Responden Konsumsi (Rp.000/bl) Anggota Klg Pendapatan (Rp.000/bl)


(orang)

1 504 4 739
2 408 2 549
3 576 5 941
4 348 2 520
5 420 2 657
6 480 3 536
7 432 2 797
8 504 5 686
9 612 6 1656
10 324 2 650

87
RUMUS  KOEFISIEN  DETERMINASI

Model tanpa lag Y = a + b1X1 + b2X2; di mana X1 adalah anggota


keluarga dan X2 pendapatan pada tahun ke-t. hasil regresi dengan menggunakan komputer

Y X1 X2 R-Square 0.836
504 4 739 F-hitung 17.80
408 2 549 Coefficients t
576 5 941 Intersep 273,902 7.539
348 2 520 X Variabel 1 47,580 3.586
420 2 657 X Variabel 1 0.03865 0.625
480 3 536
432 2 797
504 5 686
612 6 1656
324 2 650

Nb t-tabel dengan df 7 α 5% = 2,365.


Nilai F tabel df 2;7 ;α 5% =4,74

88
RUMUS  KOEFISIEN  DETERMINASI

Model dengan lag Y = a + b1X1 + b2X2; di mana X1 adalah anggota keluarga dan X2
pendapatan pada tahun ke-t-1.

Y X1 X2 R-Square 0.953
504 4 739 F-hitung 60,52
408 2 549 Coefficients T
576 5 941 Intersep 383,052 12,47
348 2 520 X Variabel 1 47,664 8,797
420 2 657 X Variabel 1 -0,102 -4,07
480 3 536 R-Square 0.953
432 2 797
504 5 686
612 6 1656
324 2 650

Nb t-tabel dengan df 7 α 5% = 2,365.


Nilai F tabel df 2;7 ;α 5% =4,74

89
RUMUS  KOEFISIEN  DETERMINASI

Model gabungan Yt dan Yt-1. setelah melakukan regesi terhadapYt saja pada bagian 1, dan
Yt-1 saja pada bagian 2, maka pada bagian ini akan digabungkan Yt dan Yt-1, serta
bagaimana hasilnya

Y X1 X2 (Yt) R-Square 0.962


504 4 739 F-hitung 42,57
408 2 549 Coefficients T
576 5 941 Intersep 373,374 11,82
348 2 520 X Variabel 1 41,213 5,28
420 2 657 X Variabel 2 0,0399 1,13
480 3 536 X Variabel 2 -0,102 -4,14
432 2 797
504 5 686
612 6 1656
324 2 650

Nb t-tabel dengan df 7 α 5% = 2,365.


Nilai F tabel df 2;7 ;α 5% =4,74

90
TERIMA KASIH

91

Anda mungkin juga menyukai