Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar

Topik : Pengertian Kompetensi


Nama Kelompok: 1. Muhammad Hamzah Al – Kautsar (180341617548)
2. Naily Adniya A. (180341617575)
3. Setyaningrum Tri Wulandari (180341617562)
4. Sherina Nabila Wina P. (180341617594)
Offering : B / 2018
Tugas A
1. Menurut saya, dari ketiga konsep keterampilan abad 21 yang telah dicapai oleh
Nisrina adalah konsep keterampilan belajar dan berinovasi. Hal ini dikarenakan
Nisrina mampu mempelajari struktur kulit kacang memahami serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata untuk dijadikan suatu inovasi baru yang
kreatif sehingga membuktikan kegunaan barang yang mayoritas orang menganggap
barang tersebut tidak berguna menjadi barang yang memiliki nilai guna dan nilai
ekonomis. Hal ini juga berhubungan dengan keterampilan berpikir kritis dan kreatif
siswa dimana menurut Kemndikbud dalam sosialisasi kurikulum 2013 yang
menyatakan bahwa, pendidikan dan latihan hanya akan meningkatkan 50%
kecerdasan siswa. Hal ini disebabkan kecerdasan 2/3 berasal dari genetik. Berlawanan
dengan kreativitas yang dapat ditingkatkan sampai 200%, karena kreativitas yang
bersifat bawaan hanya 1/3 bagian, sisanya diperoleh dari pendidikan. Selain itu,
menurut Sani (2019) seseorang yang memiliki keterampilan berpikir kritis dan kreatif
akan dapat menerapkan informasi baru atau pengetahuannya untuk memanipulasi
informasi dalam upaya menemukan solusi atau jawaban yang dmungkin untuk sebuah
permasalahan baru. Dengan diterapkannya keterampilan berpikir ini maka siswa
mampu menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang pada
umumnya membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kritis,
kreatif logis, reflektif serta memiliki pengetahuan awal terkait dengan permasalahan
yang dihadapi. Menurut Trilling dan Fadel (2009) Keterampilan belajar dan
berinovasi memiliki 3 deskripsi yaitu, berpikir dan mengatasi masalah, komunikasi
dan kolaborasi, serta kreativitas dan inovasi. Pada kasus Nisrina, Nisrina mampu
menggunakan pola pikirnya untuk mencari alasan atau keputusan bagaimana kulit
kacang bisa diubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna, kemampuan
komunikasi dan kolaborasinya mampu mencari informasi dan menggunakannya
dengan bijak untuk mengetahui kandungan kulit kacang, kreativitas dan inovasi nya
sehingga menciptkan produk baru yang bahkan tidak terpikirkan oleh masyarakat.
(Dikerjakan oleh Muhammad Hamzah Al - Kautsar).

2. Menurut Herdian (2010) indikator dari berpikir kreatif yaitu:


a. Kepekaan (problem sensitivity) adalah kemampuan mendeteksi (mengenali
dan memahami) serta menanggapi suatu pernyataan, situasi dan masalah.
b. Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
c. Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-
macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
d. Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan
cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang.
e. Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan menambah situasi atau masalah
sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang di dalamnya
dapat berupa table, grafik, gambar, model, dan kata-kata. (Dikerjakan oleh
Naily Adniya Rochmy)

Menurut Munandar (2004), berpikir kreatif adalah kemampuan dalam matematika


yang meliputi empat kemampuan, sebagai berikut: (1) Kemampuan berpikir lancar
(fluency), (2) Kemampuan berpikir luwes (flexibility), (3) Kemampuan berpikir
orisinal (originality), (4) Kemampuan berpikir terperinci (elaboration). (Dikerjakan
oleh Naily Adniya Rochmy)

Pengertian dan perilaku kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar (2004)


terdapat pada tabel dibawah ini:
Pengertian Perilaku
Berpikir Lancar (Fluency) 1. Mengajukan banyak pertanyaan.
2. Menjawab dengan sejumlah
1. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban jika ada pertanyaan.
jawaban, penyelesaian masalah 3. Mempunyai banyak gagasan
atau jawaban. mengenai suatu masalah.
2. Memberikan banyak cara atau 4. Lancar mengungkapkan
saran untuk melakukan berbagai gagasangagasannya.
hal. 5. Bekerja lebih cepat dan melakukan
3. Selalu memikirkan lebih dari satu lebih banyak daripada orang lain.
jawaban. 6. Dapat dengan cepat melihat
kesalahan dan kelemahan dari suatu
obejek atau situasi.
Berpikir Luwes (Flexibility) 1. Memberikan aneka ragam
penggunaan yang tak lazim
1. Menghasilkan gagasan, jawaban, terhadap suatu objek.
atau pertanyaan yang bervariasi. 2. Memberikan bermacam-macam
2. Dapat melihat masalah dari sudut penafsiran terhadap suatu gambar,
pandang yang berbeda. cerita atau masalah.
3. Mencari banyak alternatif atau 3. Menerapkan suatu konsep atau asas
arah yang berbeda-beda. dengan cara yang berbeda-beda.
4. Mampu mengubah cara 4. Memberikan pertimbangan
pendekatan atau pemikiran. terhadap situasi yang berbeda dari
yang diberikan oarng lain.
5. Dalam membahas atau
mendiskusikan suatu situasi selalu
mempunyai posisi yang
bertentangan dengan mayoritas
kelompok.
6. Jika diberikan suatu masalah
biasanya memikirkan bermacammacam cara
untuk
menyelesaikannya.
7. Menggolongkan hal-hal menurut
pembagian (kategori) yang
berbeda-beda.
8. Mampu mengubah arah berpikir
secara spontan.
Tabel 1.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif (Munandar, 2004)
Jumlah angka konsumsi kacang di Indonesia yang mencapai 1 juta per tahun
menjadi inspirasi bagi Nisrina Nuramalia Fathina untuk meneliti kulit kacang.
Pemikiran Nisrina ini termasuk dalam salah satu indikator berpikir kreatif yang
bersumber dari Herdian (2010) yaitu kepekaan (problem sensitivity) yang ditandai
dengan kemampuan Nisrina dalam memahami dan menanggapi suatu pernyataan,
situasi dan masalah. Menurut Munandar (2004) salah satu dari indikator berpikir
kreatif adalah berpikir orisinal (Originality). Untuk mengetahui apa yang terkand ung
di dalam kulit kacang, Nisrina membaca literatur. Dari membaca literatur inilah,
Nisrina mengetahui kulit kacang mengandung banyak mineral, seperti : kalsium,
fosfor, potasium, sodium, dan sebagainya. Kandungan tersebut bisa digunakan
sebagai elektrolit. Tindakan Nisrina ini mencerminkan berpikir orisinal karena
indikator ini memiliki pola perilaku setelah membaca atau mendengar gagasan-
gagasan, pelaku dapat bekerja untuk menyelesaikan yang baru. Keluwesan
(flexibility) sebagai salah satu indikator berpikir kreatif juga telah dilakukan oleh
Nisrina. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengemukakan bermacam-
macam pemecahan terhadap masalah. Kulit kacang yang menjadi limbah paling
banyak dapat diolah Nisrina menjadi tiga produk yang bermanfaat diantaranya: tabir
surya, penghantar listrik dan papan.(Dikerjakan oleh Naily Adniya Rochmy)

Tugas B
1. Artikel satu: Kerahkan TNI untuk Jadi Guru di Wilayah Perbatasan.
Berdasarkan artikel yang telah diberikan, anggota TNI yang menjadi guru
menurut kami belum memenuhi unsur – unsur kompetensi. Menurut Makmun
(Usman, 2007: 262) bahwa, setiap kompetensi pada dasarnya mempunyai 6 unsur
yaitu: (1) performance: penampilan sesuai bidang profesinya; (2) subject component:
penguasaan bahan/substansi pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai bidang
profesinya; (3) professional: substansi pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai
bidang profesinya; (4) process: kemampuan intelektual seperti berpikir logis,
pemecahan masalah, kreatif, membuat keputusan; (5) adjustment: penyesuaian diri;
(6) attitude: sikap, nilai kepribadian. Sejalan dengan peryataan Makmun, menurut
kami anggota TNI sudah memenuhi pada unsur adjustment dan attitude. Hal ini
terlihat dari pernyataan bahwa pelibatan TNI dalam proses pembelajaran di
perbatasan meningkatkan dan membuat interaksi dengan masyarakat menjadi lebih
baik. Masyarakat yang awalnya takut dengan tentara, sekarang jauh lebih dekat secara
emosional. Dari pernyataan tersebut menururt kami ada penyesuaian diri dari anggota
TNI dengan sikap dan kepribadian yang baik terhadap masyarakat sehingga
mengubah pandangan masyarakat terhadap anggota TNI awalnya yang terlihat
menakutkan namun pada akhirnya mereka dapat lebih dekat. (Dikerjakan oleh Sherina
Nabila Wina P.)
2. Artikel dua: Fatmah Bahalwan “Inspirasi Pengusaha Bakery Masa Kini”
Stephen P. Becker dan Jack Gordon mengemukakan beberapa unsur atau
elemen yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu: (1) Pengetahuan
(knowledge), yaitu kesadaran di bidang kognitif; (2) Pengertian (understanding), yaitu
kedalaman kognitif dan efektif yang dimiliki siswa; (3) Keterampilan (skill), yaitu
kemampuan individu untuk melakukan suatu; (4) Nilai (value), yaitu suatu norma
yang telah diyakini atau secara psikologis telah menyatu dalam diri individu; (5)
Minat (interest), yaitu keadaan yang mendasari motivasi individu, keinginan yang
berkelanjutan, dan orientasi psikologis (Bernawi, Munthe. 2009). Sejalan dengan
pernyataan Stephen P. Becker dan Jack Gordon, tokoh kuliner pada artikel yang
diberikan telah memenuhi beberapa unsur kompetensi diantaranya yaitu pada unsur
keterampilan (skill) dan minat (interest). Hal ini dapat terlihat dari penyataan bahwa
tokoh kuliner tersebut sangat menyukai berbagi resep dan tips sukses membuat cake
dan cookies. Termasuk tips sukses menjalankan usaha kuliner melalui media sosial.
Serta pernyataan bahwa banyak yang meminta belajar secara langsung kepada tokoh
kuliner tersebut. (Dikerjakan oleh Sherina Nabila Wina P.)
3. Artikel tiga: Kylian Mbappé
Menurut kami pemain bola Kylan Mbappé sudah termasuk kompeten. Menurut
Moeheriono (2012), kompetensi adalah sebuah karakterisktik dasar seseorang yang
mengindikasikan cara berpikir, bersikap, dan bertindak serta menarik kesimpulan
yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada waktu periode tertentu.
Sedangkan Wibowo (2013) mengatakan kompetensi adalah suatu kemampuan untuk
melaksanakn atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Dari pernyataan Wibowo dapat diketahui karakteristik kompetensi
terdiri atas keterampilan, pengetahuan dan sikap. (Dikerjakan oleh Setyaningrum Tri
Wulandari).
Keterampilan atau keahlian adalah kemampuan melaksanakan tugas tertentu,
baik secara fisik maupun mental (Moeheriono, 2014). Dari artikel yang telah kami
baca, Kylian Mbappé memiliki keterampilan yang dibuktikan dengan sederet
prestasinya dalam kompetisi yang dia jalani. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan tinggi akan semakin luas
pengetahuannya, mengetahui dan memahami pengetahuan dibidangnya masing-
masing sangat penting dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja
(Notoatmodjo, 2007). Dari artikel yang kami baca, Kylian Mbappé pada awal
karirnya dilatih oleh ayahnya sendiri yaitu Wilfried yang merupakan pelatih sepak
bola dan kemudian pindah ke akademi Clairefontaine, ini menunjukkan Kylian
Mbappé memiliki pengetahuan yang sesuai untuk memenuhi tugas dan tanggung
jawab dalam pekerjaannya. (Dikerjakan oleh Setyaningrum Tri Wulandari).
Pengetahuan juga dapat bersumber dari pengalaman yang merupakan suatu cara
memperoleh kebenaran pengatahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu
(Notoadmodjo, 2007). Pengalaman sendiri menurut Siagian (2007) mengacu pada
berapa lama seseorang bekerja, berapa banyak jenis pekerjaan atau jabtan yang pernah
dilakukan, dan berapa periode masa kerjanya pada masing-masing pekerjaan atau
jabatan tersebut. Kylian Mbappé tentu sudah memiliki pengalaman yang cukup
banyak jika dihitung sejak awal karirnya di tahun 2004. Sedangkan sikap atau watak
adalah yang membuat seseorang mempunyai sikap perilaku atau bagaimanakah orang
tersebut merespon sesuatu dengan cara tertentu, misalnya percaya diri, kontrol diri,
ketabahan dan daya tahan (Moeheriono, 2014). (Dikerjakan oleh Setyaningrum Tri
Wulandari).
Daftar Pustaka

Bernawi, Munthe. 2009. Desain Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, hlm.29.
Fadel, C., & Trilling, B. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. San
Francisco: Jossey-Bass.

Herdian. 2010. Kemampuan Pemahaman Matematis. Diakses pada tanggal 5 September 2020
http://herdy07.wordpress.com/201005/27/Kemampuan-PemahamanMatematis/
Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan RI. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nasional Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Kemendikbud.
Munandar. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Moeheriono. 2012. Pengukur Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Moeheriono. 2014. Pengukur Kinerja Berbasis Kompetensi – Competency Based Human
Resources Management, Edisi Revisi Cetakan ke 2. Jakarta: Rajawali Pers.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Cetakan 1. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wibowo, 2016. Manajemen Kinerja, ed 5. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS Edisi Revisi: Higher Order
Thinking Skills. Tangerang: Tiara Smart.

Siagian, S.P. 2007. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara.

Usman, Nasir. 2007. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Bandung: Mutiara Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai