Anda di halaman 1dari 2

Aplikasi/penerapan Ergonomi :

1. Posisi Kerja : Posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan
tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

a. Posisi duduk
Dari segi otot, posisi duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk,
sedangkan dari aspek tulang, terbaik adalah duduk yang tegak, agar
punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak dalam keadaan yang lemas.
Sebagai jalan keluar, dianjurkan agar digunakan posisi duduk yang tegak
dengan di selingi istirahat dalam bentuk sedikit membungkuk.

b. Tempat duduk yang baik memenuhi persyaratan sebagai berikut :


 Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan injakan kaki
sehingga sesuai dengan tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan
datar.
 Tinggi papan sandaran punggung dapat di atur dan menekan dengan
baik kepada punggung.
 Lebar alas duduk tidak kurang dari lebar terbesar ukuran
antropometris pinggul misalnya lebih dari 40 cm.
 Tinggi meja kerja merupakan ukuran dasar sesuai dengan pedoman
pada butir 4b.
c. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37° ke bawah
sedangkan untuk pekerjaan duduk 32-44° ke bawah. Arah penglihatan ini
sesuai dengan posisi kepala yang berada pada keadaan istirahat (relaxed).

Posisi duduk yang benar

2. Proses Kerja

 Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi pada
saat bekerja.
 Kemampuan seseorang bekerja seharian adalah 8-10 jam, lebih dari itu
efisiensi dan kualitas kerja serta keselamatan, kesehatan dan kepuasan
kerja sangat menurun.
 Pemeliharaan indera penglihatan dilakukan sebaik-baiknya terutama
dengan penyelenggaraan pencahayaan dan penerangan yang baik.

3. Tata letak tempat kerja : Display harus terlihat jelas pada waktu melakukan
aktivitas kerja.
4. Mengangkat beban : bermacam-macam cara dalam mengangkat beban, yakni
dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dan sebagainya. Beban terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot, dan persendian akibat
gerakan yang berlebihan.
5. Organisasi Kerja : pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara, diantaranya:
–   Frekuensi pergerakan diminimalisasi
–   Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan  mengangkat
tidak terlalu tinggi.
–   Prinsip ergonomi harus diterapkan.

6. Metode mengangkat beban : semua pekerja harus diajarkan cara mengangkat


beban. Diantaranya:

 Posisi kaki yang benar


 Punggung kuat dan kekar
 Posisi lengan dekat dengan tubuh
 Mengangkat dengan benar

Posisi tubuh saat mengangkat beban

7. Supervisi medis : semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis
secara teratur. Misalnya:
 Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya.
 Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya
dan mendeteksi bila ada kelainan.
 Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada
wanita muda dan yang sudah berumur.

DAFTAR PUSTAKA

http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-faal-dan-ergonomi-kerja/
https://prodiaohi.co.id/ergonomi

Anda mungkin juga menyukai