Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 5 (Australia)

Satrio Gusti Christiawan 17.G1.0129


Ardo Ratana D 17.G1.0142
Robinsar Fernanda Silaen 17.G1.0154
KONDISI GEOGRAFIS
Australia merupakan salah satu Negara yamg bersebelahan langsung dengan
Indonesia secara geografis, terletak di belahan bumi selatan dan berada di bagian timur bumi.
Negara Australia memiliki karakteristik khusus yang membedakan nya dengan Negara lain
bahkan dengan Indonesia yang bersebelahan langsung.
Secara astronomis ,Australia berada pada posisi sebagai berikut :

 Australia berada pada garis lintang yaitu dititik antara 10°41’ LS (Lintang
Selatan) - 43°39’ LS (Lintang Selatan).
 Australia terletak pada garis bujur antara 113°9’ BT (Bujur Timur) - 153°39’
BT (Bujur Timur).
Letak geografis Australia

 Utara : berbatasan langsung dengan Laut Timor, Laut Arafuru, Selat Flores,
negara Indonesia dan Papua Nugini
 Selatan: berbatasan langsung dengan Samudera Hindia
 Timur : samudera Pasifik, Laut Tasman dan Laut Koral
 Barat : Samudera Hindia
Keuntungan letak geogragis Australia
1. Kondisi alam yang beragam dataran tinggi,dataran rendah,pegunungan,dan
gurun dapat dijadikan sebagai tempat destinasi wisata
2. Kondisi geografis Australia juga mempengaruhi keragaman flora dan fauna
disana, flora didominasi oleh stepa dan sabana sedangkan fauna didominasi
oleh tipe fauna seperti kanguru,koala dan burung onta.
Kebudayaan Australia
Australia merupakan perpaduan unik antara tradisi mapan dan pengaruh baru,
penduduk asli Australia yaitu suku Aborijin dan penduduk kepulauan selat torres merupakan
pewaris salah satu tradisi kebudayaan tertua dunia yang masih langgeng. mereka sudah ada
selama lebih dari 40.000 tahun atau sekitar 60.000 tahun. penduduk Australia lainnya
merupakan hasil migran atau yang tiba di Australia sejak Inggris mendirikan pemukiman
eropa yang pertama di sydney cove pada tahun 1788.
Beberapa kebudayaan Australia :
1. Boomerang , Merupakan senjata traditional kas suku Aborijin, senjata ini termasuk
senjata jenis lempar yang dulu dipakai untuk berburu.
2. Tari tiwi , adalah tarian tradisional suku Aborigin. tarian ini dipertunjukkan dengan
gerakan yang kuat, dimana setiap pergatian gerakan harus dilakukan dengan tepat
sesuai dengan pukulan alat musik dan setiap gerakan memiliki arti masing-masing.

1
3. Didgeridoo , merupakan alat musik traditional Australia yang telah berusia ribuan
tahun,alat musik ini memiliki bentuk yang panjang dan agak mengkerucut.
Didgeridoo memiliki bunyi atau suara yang khas dan tergantung pada sipeniup.
4. Sunday roast , merupakan makanan tradisioanal Australia yang dijadikan hidangan
pada hari minggu, yang terbuat dari daging panggang ,kentang dan biasa dihidangkan
bersama sayuran dan pudding.
5. Yabun festival , merupakan festival pribumi terbesar di Australia, festival yang biasa
berlangsung selama satu hari ini dapat menarik sekitar 10.000 – 15.000 penonton,
festival ini juga merupakan salah satu ajang musik pribumi terbesar di Australia.

Perkonomian Australia
Australia merupakan salah satu Negara yang memiliki ekonomi yang kuat , dilihat
dari pertumbuhan ekonominya selama dua dasawarsa secara berturut-turut dan turunnya
angka pengangguran hingga ke titik terendah dalam satu generasi. Akibat pertumbuhan ini
,memberikan dampak ekonomi Australia yang semakin baik dan luwes dan memiliki daya
tahan dan semakin terintegrasi dengan pasar global.
Kekuatan ekonomi Australia dapat dilihat dari bertahannya Austalia setelah
mengalami kejadian-kejadian baik internal maupun eksternal, mulai dari kekeringan
,pembangunan yang gagal dan krisis keuangan dan ekonomi asia.
Sejak tahun 1991 , ekonomi riil Australia mengalami pertumbuhan rata-rata 3,3 persen per
tahunnya . nilai produk domestik kotor Australia pada 2007 ada di sekitar $1 triliun. Tingkat
pengangguran menurun, dari tingkat tertinggi sekitar 11 persen pada 15 tahun belakang
menjadi 5 persen dan ini merupakan tingkat yang terendah sejak 1970 an.
Menurut survei ekonomi Australia , OECD menjelaskan kinerja dari makro ekonomi
Australia sudah cukup baik , dilihat dari pertumbuhan GDP 2000 rata-rata di atas 3 persen
per tahun dan juga pertumbuhan pendapatan domestik kotor riil rata-rata lebih dari 4
persen termasuk termin keuntungan perdagangan . OECD memperkirakan pertumbuhan
ekonomi Australia akan terus meningkat hingga 3,3 persen jauh di atas rata-rata ramalan
tingkat pertumbuhan OECD yaitu 2,7 persen.

Politik dan sistem pemerintahan Australia


Politik Australia
Pemilihan perdana menteri , Australia berbeda dengan Negara lainnya yang memilih
perdana menteri secara langsung , pemimpin Australia tidak dipilih secara langsung
melainkan partai-partai akan memilih sendiri siapa pemimpinnya. Setiap warga memilih
anggota parlemen, atau istilahnya MP, untuk daerah lokal dimana mereka tinggal atau
berasal, jadi siapapun kepala partai atau kepala koalisinya akan berkahir menjadi perdana
menteri.
Frontbenchers,backbenchers dan crossbenchers , frontbenchers merupakan anggota
parlemen yang memiliki tanggung jawab seperti menteri , yaitu atas departemen ,termasuk
pembuatan kebijakan. Kemudian backbenchers yaitu sama seperti frontbenchers tapi bedanya
tidak memiliki tanggung jawab layaknya menteri , dan crossbenchers yaitu pihak anggota

2
parlemen yang tidak termasuk dalam dua partai terbesar . croosbenchers biasanya berasal dari
partai-partai kecil ataupun dari anggota independen, namun bila jumlah anggota sangat ketat,
crossbenchers memegang kunci dalam pengesahan undang-undang karena berasal dari pihak
independen atau tidak termasuk dua partai mayoritas.
Pemisahan kekuatan , adanya pemisahan kekuasaan tujuannya agar tidak ada yang
menyalahgunakan kekuasaannya, berarti parlemen ,eksekutif maupun yudikatif tetap saling
mengawasi. parlemen bertanggung jawab membuat undang-undang , eksekutif terdiri terdiri
dari Ratu, Gubernur Jenderal , PM dan para menteri memiliki tanggung jawab agar undang-
undang diterapkan, dan peradilan menafsirkan undang-undang dan memastikan semua taat
pada konstitusi yang ada.
Australia merupakan negara monarki, yang artinya Ratu Inggris adalah kepala negaranya.
Gubernur jenderal menjadi perwakilannya Ratu di Australia , dan termasuk
menandatangani undang-undang setelah disahkan oleh anggota parlemen. Sedangkan
gubernur Jenderal tidak dapat membuat undang-undang sendiri.
Speaker of the house , mempunyai kedudukan setara dengan ketua DPR di Indonesia,
bertugas menjalankan parlemen dan memastikan semua anggota hadir saat siding ,termasuk
memastikan agar semuanya taat pada peraturan yang ada ,oleh karena itu biasanya yang
menjadi speaker of the house yaitu orang yang atau politisi yang sudah berpengalaman.
Mereka tidak berpartisipasi dalam perdebatan mengenai kebijakan atau prosedur, tidak juga
memberikan suara kecuali jika jumlah suaranya bersaing ketat. Tapi karena mereka biasanya
anggota dari partai berkuasa, mereka memilih sesuai partainya.
SISTEM PEMERINTAHAN AUSTRALIA
Sistem pemerintahan Australia yaitu demokrasi liberal. berdasarkan nilai toleransi
beragama , kebebasan berpendapat dan berserikat , serta supremasi hokum , termasuk
lembaga-lembaga Australia dan praktiknya mencerminkan kombinasi antara model Inggris
dan Amerika Utara. pada saat yang sama mereka tetap khas Australia. persemakmuran
Australia didirikan pada tahun 1901 , praktik dan prinsip demokrasi yang membentuk
parlemen kolonial pra-federasi seperti “satu orang, satu suara” telah diberlakukan oleh
pemerintah federal Australia sejak dulu dan dilakukan oleh federal Australia yang pertama.
pemerintah Australia berdasar pada parlemen yang akan dipilih secara populer dengan dua
majelis yaitu Dewan Perwakilan dan Senat.
Para menteri yang telah diangkat dari kedua majelis ini akan menjalankan fungsi dari
eksekutif, namun keputusan dan kebijakan akan dibuat dalam rapat-rapat Kabinet. Selain
adanya pengumuman keputusan , diskusi kabinet tidak bisa disebarluaskan atau dipublish.
para menteri telah terikat oleh prinsip-prinsip solidaritas Kabinet , dimana itu sangat
mencerminkan model pemerintahan Inggris yakni kabinet yang bertanggung jawab kepada
semua parlemen. walaupun Negara Australia adalah bangsa yang telah merdeka , namun
ratu Elizabeth II dari Inggris secara resmi juga termasuk Ratu di Australia. Ratu akan
memilih Gubernur Jenderal untuk menjadi wakilnya . gubernur jenderal akan memiliki
kekuasaan yang sangat luas , tetapi berdasarkan konvensi yang ada , gubernur jenderal hanya
bisa bertindak atas saran para menteri yang ada dan termasuk hampir semua urusan.

3
.
UPAYA DAN HASIL PEMBERANTASAN KORUPSI DI AUSTRALIA

Berdasarkan data yang didapat Australia nampaknya mampu menekan angka korupsi yang
terjadi, namun selama 3 tahun Australia mengalami stuck, bisa dibilang Australia berhasil
dalam menangani kasus Korupsi dan menjadi Negara terbersih didunia dari korupsi. Australia
awalnya tidak memiliki Lembaga antikorupsi tingkat nasional, namun pada tahun 2013 pada
negara bagian yaitu di Adelade telah dibentuk ICAC(Independen Commision Against
Corruption). Setelah 1 tahun terbentuk ICAC telah mengungkap 70 kasus Korupsi bahkan
mengungkap kasus Korupsi di level Kementrian Negara bagian.
Hingga pada akhirnya pada tahun 2018 Australia membentuk Komisi Pemberantasan
Korupsi Tingkat Federal dan memiliki 2 divisi, 2 divisi ini nantinya berwenang dalam
menyelidiki dugaan Korupsi, hal ini dilakukan setelah lebih dari 4.300 Pegawai Negeri
Australia tingkat federal mengaku telah menyaksikan perilaku Korupsi di lingkungan
kerjanya. Dalam fungsi pencegahan, ICAC melakukan penelitian untuk mengidentifikasi
wilayah-wilayah tertentu yang memiliki potensi terjadinya Korupsi. ICAC bekerja untuk
meminimalisir Korupsi dengan memberikan Penyuluhan dan Pelatihan tentang Korupsi serta
langkah langkah pencegahannya kepada lembaga yang bergerak di sektor publik dan
membantu lembaga tersebut untuk mengidentifikasi dan menangani Korupsi. Selain itu ICAC
juga memberikan edukasi tentang Korupsi dan dampaknya kepada Masyrakat Australia.

STRATEGI UMUM PEMBERANTASAN KORUPSI


Strategi yang di lakukan oleh Australia untuk dapat keluar dari Korupsi adalah dengan
melakukan perubahan, yaitu:
1. Pemilihan yang jujur oleh politisi yang jujur
2. Pejabat Publik yang jujur dan netral, dan berkualitas
3. Audit dan Pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran Pemerintah
4. Penyidikan yang Independen dan pengajuan pengaduan terhadap Pemerintah sendiri
5. Akses bebas kepada Informasi
6. Penuntutan kejahatan yang Independen dan adanya hakim yang independen, tidak
bias, dan jujur

LEMBAGA ANTI KORUPSI


1. ICAC (Independent Commission Against Corruption)
ICAC merupakan sebuah komisi yang khusus menangani masalah korupsi. Selain
melakukan penyelidikan, ICAC juga membantu mencegah korupsi di sektor publik
dan mendidik masyarakat pada sektor publik tersebut. ICAC memiliki struktur
organisasi berjenjang yang sangat efektif dalam melakukan pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Commissioner merupakan ketua ICAC yang memimpin rapat

4
dengan pejabat teras dua minggu sekali, meninjau interaksi dengan badan badan
ekstern, menerima laporan kemajuan dan menentukan kebijakan organisasi.
Masih dalam level pimpinan, ICAC memiliki Komite Manajemen Operasi
yang diketuai oleh commissioner atau assistant commissioner. Komite ini bersidang
sekali dalam dua minggu untuk meninjau kemajuan operasionalisasi organisasi yang
dilakukan oleh komisi dan memberi rekomendasi yang sesuai dengan prioritas.
Anggota pimpinan lainnya, yaitu assistant commissioner, memiliki tugas
melakukan pengambilan keputusan operasi strategis, penelitian, dan bantuan
eksekutif. Level di bawah pimpinan adalah Direktur Unit Penyidikan, yang tugasnya
adalah melakukan penyidikan, intelijen dan analisis, penilaian, bantuan penyidikan
dan pelayanan teknis.
Orang keempat dalam ICAC adalah solicitor, yaitu komisi yang memimpin
unit hukum dengan tugas melakukan peninjauan operasi dan penghubung ICAC
dengan parlemen. Selain solicitor tersebut, diangkat Direktur Pencegahan dan
Pendidikan Korupsi, yang tugasnya adalah melakukan pencegahan, pendidikan dan
mengembangkan media untuk pendidikan antikorupsi. Pejabat teras ICAC lainnya
adalah Direktur Pelayanan Komisi, yang tugasnya berkaitan dengan teknologi
informasi, pelayanan informasi, perekaman dan properti, pengembangan SDM,
keuangan, pelayanan kantor, dan keamanan.
ICAC memiliki 8 fungsi yang berkaitan dengan upaya pemberantasan korupsi,
yaitu:
 kepentingan publik,
 fungsi utama,
 fungsi lain komisi,
 satuan tugas,
 kerjasama dengan badan lain,
 bukti dan prosedur,
 proses pengadilan,
 wewenang insidental (Hamzah, 2005: 12).

5
ICAC dan KPK

 Kewenangan
ICAC tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan penyidikan. Berbeda dengan KPK
di Indonesia yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penyidikan. Lembaga yang
melakukan penyidikan di Australia dilakukan oleh Direktur Penuntut Umum (Director of
Public Presecution)

 Efektifitas
Dilihat dari segi social masyarakat, bisa dibandingkan bahwa di Australia bisa
meminimalisir tindakan korupsi yang ada. ICAC didukung sepenuhnya oleh masyarakat
Australia dalam memberantas korupsi. Masyarakat pun patuh dan tertib melaksanakan
aksi antikorupsi. Berbeda dengan di Indonesia, realitanya tidak sepenuhnya masyarakat
patuh dan tertib terhadap hukum yang ada, apalagi terhadap korupsi. Meskipun
berdasarkan data, mayoritas pelaku korupsi adalah kalangan pejabat, tapi jika masyarakat
tidak sepenuhnya tertib dan patuh terhadap hukum maka korupsi dan tindak kejahatan
apapun masih akan tetap ada.

 Pendidikan
Aspek pendidikan antikorupsi sejak dini memang sangat penting. Di Australia, ICAC
mempunyai divisi “Corruption prevention & Education”, dimana divisi ini memberikan
pelatihan dan pencegahan korupsi sejak dini. Hal ini sangat baik dilakukan bilamana
Indonesia melakukan cara yang sama.

FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN dan EFEKTIVITAS PEMBERANTSAN


KORUPSI di AUSTRALIA

(1) menyidik setiap tuntutan, pengaduan atau setiap keadaan yang menurut
pandangan komisi terdapat perbuatan korupsi, perbuatan yang membolehkan,
menganjurkan atau menyebabkan terjadinya perbuatan korupsi, dan perbuatan
yang berkaitan dengan perbuatan korupsi, mungkin telah terjadi, mungkin
sedang terjadi, atau kira-kira akan terjadi;

(2) menyidik setiap hal yang diajukan oleh parlemen kepada komisi;

(3) menghubungi pejabat yang bersangkutan tentang hasil penyidikan;

(4) mempelajari undang-undang yang mengatur praktik dan prosedur otoritas publik
dan pejabat publik dalam usaha untuk menemukan perbuatan korupsi,

(5) menginstruksikan, menasihati, dan membantu setiap otoritas publik, pejabat publik
atau orang lain mengenai cara-cara yang dapat meniadakan perbuatan korupsi;

(6) memberi nasihat otoritas publik atau pejabat publik mengenai perubahan praktik
atau prosedur yang sesuai dengan pelaksanaan fungsi yang efektif menurut pemikiran
komisi perlu untuk mengurangi terjadinya perbuatan korupsi;

6
(7) bekerjasama dengan otoritas publik dan pejabat publik dalam merevisi undang-
undang, praktik, dan prosedur dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya korupsi;

(8) mendidik dan memberi nasihat kepada otoritas publik dan pejabat publik serta
masyarakat mengenai strategi memberantas korupsi;

(9) mendidik dan menyebarkan informasi kepada publik mengenai dampak yang
merugikan dari perbuatan korupsi serta pentingnya untuk mempertahankan integritas
administrasi publik;

(10) mendapat bantuan dan mendorong dukungan publik dalam memberantas korupsi;

(11) mengembangkan, mengatur, mensupervisi, dan ikut serta dalam atau


melaksanakan program-program pendidikan dan nasihat yang dapat dijelaskan dalam
acuan yang dibuat kepada komisi oleh kedua kamar parlemen (Hamzah, 2005: 12-13).

PEMBELAJARAN BAGI INDONESIA


Berdasarkan kenyataan yang terjadi, Indonesia tidak terlepas dari kata korupsi.
Korupsi di Indonesia sudah banyak menyebar dan meluas ke eksekutif, legislative dan
yudikatif. Selain itu, korupsi juga tidak hanya menyebar pada sektor pemerintahan saja, tetapi
juga pada sektor swasta. Sehingga bisa dikatakan korupsi musuh bersama. Jika dilihat dari
sejarahnya, Pemerintah dalam hal ini menyadari betapa korupsi merupakan penyakit yang
harus diberantas. Oleh karenanya, sejak pemerintahan orde lama hingga era reformasi, telah
diupayakan berbagai cara untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya.
Pada masa orde lama, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki peran besar dalam
melakukan pemberantasan korupsi. Hal ini dibuktikan dengan inisiatif penguasa militer pada
saat itu dengan mengeluarkan peraturan antikorupsi (PAK) yang diketuai A.H. Nasution.
Untuk mendukung sikap tegas tentara terhadap korupsi, tahun 1960 dikeluarkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1960. Pada tahun-tahun berikutnya
dibentuk PARAN dan Operasi Budhi guna mendukung upaya percepatan pemberantasan
korupsi.
Pada masa orde baru dibentuk lembaga uang bertugas memberantas korupsi.
Demikian pula, dikeluarkan berbagai peraturan untuk memberantas korupsi. Berdasarkan
Keppres Nomor 228 Tahun 1967 dibentuk Tim Pemberantas Korupsi yang diketuai Jaksa
Agung Sugiharto. Setelah itu dibentuk Komisi Empat yang diketuai Wilopo dan juga
dibentuk Komisi Antikorupsi. Untuk memperkuat upaya pemberantasan korupsi dikeluarkan
UndangUndang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Guna
meningkatkan efektivitas pemberantasan korupsi, Presiden Soeharto juga membentuk tim
operasi tertib, yang salah satunya berfungsi untuk melakukan pemberantasan korupsi.
Era reformasi merupakan era emas pemberantasan korupsi, utamanya pada masa
pemerintahan SBY. Jauh sebelum SBY menjadi presiden, telah ditetapkan TAP MPR Nomor
XI/ MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Kolusi, Korupsi, dan
Nepotisme. Setahun berikutnya, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme. Dalam UU ini

7
ditetapkan adanya suatu Komisi Pemeriksa, yang tugasnya melakukan penyelidikan terhadap
dugaan adanya tindak pidana korupsi. Komisi ini bubar setelah dikeluarkan Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Untuk menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberantas korupsi dikeluarkan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-Undang ini kemudian diperbarui lagi dengan dikeluarkan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001. Sebagai bukti keseriusan pemerintah SBY, pemerintah menetapkan Rencana
Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Korupsi Tahun 2004-2009, yang kemudian
ditindaklanjuti dengan ditetapkannya RAN pemberantasan korupsi tahun 2010-2015. Dari
berbagai fakta dan data tentang aktivitas pemberantasan korupsi di Indonesia sejak era orde
lama hingga reformasi, menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam melakukan
pemberantasan korupsi. Masyarakat pada era reformasi memberikan dukungan penuh
terhadap upaya pemberantasan korupsi. Buktinya, banyak berdiri lembaga-lembaga nirlaba
yang bergerak pada bidang pemberantasan korupsi.

KERJASAMA DENGAN AUSTRALIA DALAM MEMBERANTAS KORUPSI

Membantu Indonesia memerangi korupsi sangatlah penting untuk AIPJ (Australia Indonesia
Partnership for Justice). Seperti yang telah dibahas di atas, rancangan AIPJ telah mendapat
masukan dari AIP Anti-corruption for Development Plan 2008-2013 dan kebijakan
pemerintah Australia Tackling Corruption for Development and Growth . AIPJ akan
mendukung pelaksanaan kebijakan-kebijakan ini dengan:
• menetapkan hasil di bawah sasaran AIPJ yang sejalan dengan kebijakan utama anti korupsi
pemerintah Indonesia yang dalam jangka panjang akan dapat berkontribusi terhadap
pengurangan korupsi di Indonesia;
• mencari masukan rutin dari Dewan Kemitraan tentang bagaimana Australia dapat
mendukung kelangsungan semangat anti korupsi Indonesia;
• mendanai kegiatan-kegiatan yang secara langsung mendukung pilar penegakan rencana-
rencana di atas, melalui perbaikan investigasi dan penuntutan atas tindak pidana korupsi dan
penguatan lembaga-lembaga penegakan seperti KPK dan Kejaksaan Agung;
• memastikan langkah-langkah pengamanan telah siap mendeteksi dan mengatasi korupsi
dalam penggunaan dana pemerintah Australia di sektor hukum dan keadilan Indonesia.
Rencana Anti Korupsi untuk Pembangunan dalam Kemitraan Australia Indonesia
(Australia Indonesia Partnership Anti-Corruption for Development Plan) 2008-2013
menguraikan cara-cara Indonesia dan Australia akan bekerja bersama untuk melindungi dana
Australia di Indonesia dan untuk memerangi korupsi di seluruh wilayah negara Indonesia
secara umum. Rencana tersebut dibangun atas kebijakan anti korupsi Australia untuk
pembangunan, Tackling Corruption for Development and Growth (Mencegah Korupsi untuk
Pembangunan dan Pertumbuhan), dan menekankan pentingnya mengarusutamakan anti
korupsi di seluruh program AusAID.

8
Rencana tersebut juga menguraikan bidang-bidang spesifik bagi Australia untuk
membantu Indonesia dalam memberantas korupsi melalui pencegahan, penindakan,
monitoring dan evaluasi. Kegiatan anti korupsi langsung dari AIPJ akan terfokus pada dua
komitmen pertama di bawah Pilar Penegakan (Enforcement Pillar) dalam Rencana tersebut:
(a) memperbaiki penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi;
(b) memperkuat insititusi penegakan seperti KPK dan Kejaksaan Agung.
Bagaimanapun, sebagai salah satu isu lintas-sektoral AIPJ, anti korupsi juga akan menjadi
fitur pada seluruh aktivitas AIPJ. Dengan meningkatkan kesempatan bagi para akademisi,
media dan LSM untuk memastikan agar lembaga-lembaga hukum dan keadilan akan
akuntabel, kegiatankegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan transparansi lembaga-
lembaga hukum, sebagai contoh, juga akan berkontribusi pada agenda anti korupsi Australia-
Indonesia sebagaimana telah diuraikan dalam Rencana tersebut.
Kegiatan anti korupsi AIPJ juga akan didasarkan pada Strategi Nasional dan Rencana
Aksi Pemberantasan Korupsi (Stranas PK) 2010-2025 yang akan segera diluncurkan. Stranas
PK merupakan konsolidasi Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009 yang
telah berakhir dan upaya pemenuhan ketentuan-ketentuan Konvensi PBB tentang Anti
Korupsi (UNCAC) yang membentuk pendekatan pemerintah secara menyeluruh, baik dari
segi pencegahan maupun penindakan , terhadap upaya pemberantasan korupsi. Stranas PK
juga dirancang untuk menjamin bahwa Indonesia tunduk pada Konvensi PBB Anti Korupsi
(UNCAC) yang telah diratifikasi di tahun 2006 dan juga telah diratifikasi oleh Australia. Di
antara berbagai sasaran yang dimasukkan dalam Stratnas PK tersebut, terdapat beberapa
komitmen yang akan berusaha diselaraskan dengan AIPJ dikarenakan sinergi kedekatan
antara Stranas PK dengan cakupan AIPJ yang lebih luas dan keunggulan komparatif Australia
sebagai donor. Komitmen-komitmen tersebut termasuk:
• mengimplementasi transparansi administrasi publik, efektivitas laporan publik, dan
meningkatkan akses publik terhadap informasi pada administrasi publik melalui pengawasan;
• mempercepat penanganan perkara korupsi dan memperkuat koordinasi antara badan-badan
penegak hukum;
• memperkuat penegakan hukum secara kelembagaan melalui peningkatan transparansi dan
akuntabilitas lembaga-lembaga penuntutan serta lembaga kehakiman lainnya;
• mengharmonisasikan serta menyelaraskan ketentuan-ketentuan UNCAC dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku yang terkait dengan pemberantasan korupsi;
• membentuk mekanisme monitoring dan evaluasi nasional untuk pemberantasan korupsi,
termasuk informasi tentang implementasi UNCAC di Indonesia.
Bantuan AIPJ untuk Indonesia dalam memerangi korupsi juga akan mendukung Nota
Kesepahaman (MoU) antara KPK dan Departemen Kehakiman Australia, Komisi Lembaga
Publik Australia, serta Komisi Australia untuk Integritas Penegakan Hukum yang disepakati
tahun 2009. Nota Kesepahaman ini dimaksudkan untuk memperkuat kerja sama praktis
antara para pihak serta mengembangkan kapasitas kelembagaan untuk mencegah dan
memerangi korupsi.

9
KESIMPULAN
Berdasarkan data, menurut kami Australia memiliki kemampuan dalam memberantas
korupsi dengan sangat baik. Terbukti dengan data yang ada, Australia ada di peringkat 13
dunia dengan tingkat korupsi yang sedikit. Berbanding terbalik dengan Indonesia pada
peringkat 89 dunia dengan tingkat korupsi yang sedikit. Hal ini dapat disimpulkan bahwa,
system pemberantasan korupsi yang mumpuni dan serta mental dan kemauan masyarakat
dalam memberantas korupsi memang baik.
Perlunya keikutsertaan semua kalangan masyarakat dalam memberantas korupsi,
bukan malah memperlancar dan ikut masuk dalam korupsi. Di sisi lain program pelatihan anti
korupsi sejak dini merupakan hal yang perlu dan sangat penting untuk disosialisasikan agar
mencegah benih benih koruptor mucul. Selanjutnya perlu adanya pengawasan yang ketat
dalam melakukan transaksi baik itu dalam tatanan eksekutif, legislative, yudikatif. Lembaga
anti korupsi juga harus mempunyai independensi dan profesionalitas dalam memberantas
korupsi di Negara masing masing. Tanpa kehadiran lembaga anti korupsi, mungkin Negara
Negara besar mengalami kebangkrutan.
Pada akhirnya bagaimana sikap kita dalam melawan korupsi yang telah meluas di semua
bidang, tak hanya pada pemerintahan saja, maukah kita melawan korupsi atau kita ikut serta
dalam korupsi itu ?

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/14/10/15/ndgvr3-
dalam-setahun-70-kasus-korupsi-terungkap-di-australia-selatan
https://internasional.kompas.com/read/2018/12/13/21331121/australia-akhirnya-bentuk-kpk-
tingkat-federal?page=2
https://www.transparency.org/en/cpi/2019/results/table
https://www.academia.edu/36325888/Korupsi_di_Australia.docx
https://www.geologinesia.com/2018/09/letak-astronomis-geografis-dan-geologis-
australia.html
https://www.panorama-jtb.com/blog/10-kebudayaan-di-australia.html
https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/ekonomi_global.html
https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/sistem_pemerintahan.html
file:///C:/Users/HP/Downloads/6-Article%20Text-8-2-10-20140302.pdf

https://www.dfat.gov.au/sites/default/files/aipj-bahasa.pdf

http://lp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/03/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU-
Pend.-Konservasi.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai