Anda di halaman 1dari 6

`

SEJARAH PT. ALITA PRAYA MITRA

Menanggapi tantangan bisnis dari era disruptif, Alita terus memperkuat


kemampuan organisasi dan transformasionalnya untuk menjadi penyedia Solusi ICT terkemuka.
Kami Juga mempertahankan langkah yang lebih adaptif untuk
mengantisiapasi kebutuhan pelanggan.
Ita Yuliati, President Commissioner

PT Alita Praya Mitra adalah sebuah perusahaan ICT yang berdiri sejak tanggal 16 juni 1995 dibawah Komando Ibu Ita Yuliati sebagai CEO. Apa itu

ICT? Information, Comunication and Tecnology atau Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah payung besar terminologi yang mencakup

seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi

komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan

informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan

mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya,

Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan sumber

daya yang dimiliknya. Secara tanpa kita sadari sebagian aktifitas yang dllakukan manusia telah didukung oleh Teknologi Informasi dan

Komunikasai. Teknologi Informasi dan Komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung telah mengubah cara hidup kita, cara kita belajar,

cara kita main, cara kita bersosialisasi dan cara kita bekerja. Beberapa penerapan dari teknologi informasi dan komunkasi antara lain dalam bidang

bisnis, pendidikan, kesehatan, transportasi, telekomunikasi dan pemerintahan.

PT Alita Praya Mitra sejak berdiri pada tahun 1995 telah berkembang menjadi perusahaan yang berskala Nasional. Yang pada awal berdiri

bisnisnya sebagai kontraktor dibidang Base Transceiver Staion (BTS) dan banyak membangun menara telekomunikasi BTS di dalam dan luar

Negeri. Baru setahun berdiri, pada tahun 1996 perusahaan ini pun menandai kiprahnya di dunia internasional melalui kerja sama dengan

Camintel di Kamboja. Alita menandai pendiriannya secara progeresif dengan memilki kerja sama timbal balik dengan Camintel Kamboja. PT Alita

Praya Mitra mendapatkan kepercayaan dari Indosat untuk mengerjakan proyek infrastruktur telekomunikasi di Kamboja. Perusahaan ini banyak

menangani proyek di Kamboja hingga tahun 2001. Bisnis konstruksi yang dikerjakan terutama untuk bangunan, infrastruktur publik, dan

telekomunikasi fasilitas penunjang.

Pada tahun 2000, PT Nasio Electric Co sebagai perusahaan yang pernah Ibu Ita Yuliati bekerja menawarkan posisi untuk kembali bergabung, akan

tetapi ditolak oleh beliau. Dengan strategi dan kemampuannya Ibu Ita Yuliati berani menawarkan untuk membeli PT Nasio. Saham awalnya

diperoleh sebesar 50 %, seiring waktu kini sahamnya yang diperoleh telah mencapai 80 % melalui Grup Alita. Nama perusahaanya PT Nasio Karya

Pratama, Dengan begitu gerak Alita bisa lebih leluasa dalam menawarkan jasa dengan mengusung Produk NEC ke pelanggan. PT Alita Praya Mitra
`

membina rekam jejak yang mengesankan di tahun tahun yang berikutnya. Dalam perkembangannya, Alita menyediakan berbagai layanan untuk

mendukung kliannya, terutama di bisnis telekomunikasi. Pada tahun 2001, Alita mendapatkan sertifikat AS/NZS ISO 9001:2000 by SAI Global

Certification Sevices for Construction and Project Mangement Relating to Telecomuniaction System.

Pada tahun 2001 PT Alita Praya Mitra hanya memilki beberapa proyek dan pada tahun 2002 Alita lewat Nasio Karya Pratama mendapat proyek

untuk mengerjakan pembangunan serat optik di seluruh Jawa Timur, Sejak tahun 2002 Alita juga berhasil mendapatkan kepercayaan dari XL

untuk membangun jaringan telekomunikasinya. Pada tahun 2003-2005 inilah Alita mendapatkan proyek berskala besar dari operator

telekomunikasi. Pada tahun 2005 Alita berhasil mendapatkan juga proyek pembangunan menara pemancar IM3 dan Satelindo. Di saat bersamaan

di tahun 2005 Ibu Ita melihat masa depan bisnis nanti adalah Teknologi Informasi (IT) dan Internet Provider (IP). Sehingga beliau berujar ke

karyawannya, jika ingin mengembangkan usaha, kita harus lebih ke arah dua hal itu. Maka, pada tahun 2005 Alita ikut tender pembangunan

jaringan smart card dan system integrator Transjakarta. Tahun 2006 mulai merintis bisnis cloud computing bersama anak perusahaan AT&T dari

Amerika Serikat, bahkan ketika itu belum booming di Indonesia. Tetapi karena kecepatan, susah sekali Alita mendapatkan kepercayaan dari

pelanggan untuk menyerahkan datanya di Cloud. Padahal, saat itu Alita sudah beinvestasi hingga puluhan miliar, tetapi sayang bisnis tidak

berjalan.

Pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 bisnis telekomunikasi mulai berkembang pesat dan Alita pun ikut berkembang dalam bisnis ini

karena ini adalah masa kunci dalam perkembangan telekomunikasi di Indonesia. Di mana pada tahun 2007 Alita berhasil mencapai revenue Rp.

750 miliar. Alita juga mulai mencari mitra strategis dan pada tahun 2007 diambil keputusan untuk melakukan ekspansi ke Teknol ogi Informasi

oleh karena itu Alita perlu meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya. Sebuah anak perusahaan dibentuk untuk menjalankan layanan IT

dan Alita memiliki anak perusahaan lain yang bergerak dibidang aplikasi IT dan smartcard melalui PT Smart Aplikasi Indonesia dan PT Nutech

Integrasi karena Ibu Ita yakin ini akan menjadi masa depan untuk transaksi pembayaran dan layanan lain di Indonesia. PT Nutech yang bekerja

sama dengan PT telkom mendukung PT KAI dalam membangun modernisasi ticketing. Semua ticketing KRL di Jabodetabek Alita yang tangani

pembangunan infrastrukturnya. Juga, ticketing Kereta di bandara Kuala Namu, Medan.

Alita memang bukan sekali terlalu cepat memasukan solusi TI ke Indonesia, karena pasar di Indonesia belum siap. Contoh kasus lain selain bisnis

cloud yang gagal adalah pada tahun 2007 pula rencananya akan mengandeng Net One, perusahaan yang berasal dari Afrika Selatan, untuk

menjual solusi uang elektronik di Indonesia. Namun karena tidak sejalan dengan Net One, akhirnya Alita membangun sendiri infrastruktur dari

2007 dan selesai pada 2010. Proyeknya banyak menyasar ke micro finance. Yang jika sebelumnya micro finance itu tercatat secara manual,

kemudian didorong dengan smart card. Kartu ini menyimpan data Nasabah. Ini bedanya smart card dengan kartu ATM yang datanya ada diback

end. Dibutuhkan data network untuk bertransaksi. Kalo smart card bisa offline, dengan bantuan mesin EDC bisa m elihat berapa saldo yang ada

dan berapa installment (cicilan) yang harus dilakukan.

Pada tahun 2008 mendirikan kembali Alita Kamboja karena ini telah melambat selama beberapa tahun terakhir. Alasannya adalah Alita mermiliki

jaringan di sana dan permintaan saat itu akan infrastruktur telekomunikasi meningkat secara signifikan. Selain itu Kamboja juga berfungsi sebagai

Hub bagi negara-negara ASEAN lainnya sehingga dari bisnis inilah Alita bisa masuk ke Laos dan Miyanmar. Di Eropa ada Alita Hunggaria, dimana

Ibu Ita yakin benar-benar dapat melakukan sesuatu di Hunggaria dan selain itu juga merupakan pintu masuk ke Eropa Timur. Dari sini Alita bisa
`

masuk Kroasia dan negara lain di kawasan itu. Targetnya berbeda, di Kamboja Alita bertindak terutama sebagai Integrator sistem dan untuk

konstruksi. Di Hunggaria, fokus Alita adalah memanfaatkan teknologi untuk penyiaran dan TI melalui kolaborasi dengan perusahaan lokal. Alita

menargetkan Eropa Timur terlebih dahulu melalui Hunggaria karena Eropa Barat sudah sangat maju. Teknologi Eropa Timur sangat bagus dan

perusaahaan disana juga masih membutuhkan kolaborasi dan kemitraan. Oleh karena itu lebih mudah untuk masuk dan menembus Eropa Timur

dulu, untuk ke depannya Alita bisa masuk ke negara lain di Eropa. Di tahun 2008 pula, tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2008 Alita bergabung

dengan Indonesian Global Compact Network yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui implementasi sepuluh prinsip MDGs.

Melalui kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2010 PT Alita Praya Mitra mendapatlkan license sebagai perusahaan penyedia

jaringan infrastruktur netral dengan lisensi jaringan tertutup di Indonesia. Laporan International Data Centre (IDC) mengenai Indonesia IT Market

Overview 2011, menempatkan nama PT Alita Praya Mitra sejajar dengan perusahaan telekomunikasi besar seperti PT Indosat, PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk, Cisco, Astra Graphia Information Teknologi dan perusahaan ICT lainnya.

Puncak bisnis grup Alita terjadi pada tahun 2012, ketika itu didukung dengan 800 karyawan Grup Alita mampu membukukan pendapatan Rp. 1.5

Triliun. Ditahun 2012 ini Grup Alita juga mendirikan Alita Menara Indonesia sebagai perusahaan spsialis untuk kontruksi menara pemanca r dan

pegembangan infrastruktur BTS di Indonesia. Tahun 2013-2014 mengalami sedikit penurunan pendapatan, karena slowing down ekonomi sudah

mulai terasa. Hingga pada tahun 2015 revenue-nya hanya mencapai 800 miliar. Tahun 2016, Alita memang agak konservatif memasok target,

setidaknya sama dengan tahun sebelumnya.

Setelah lebih dari 15 tahun memilik latar belakang yang kuat di layanan Telekomunikasi, Ibu Ita Yuliati memimpin transformasi Alita dari

perusahaan telekomunilkasi menjadi perusahaan TIK. Produk dan layanan untuk mendukung bisnis klien, Alita menyediakan peralat an dan

layanan jaringan untuk industri TIK. Solusi TI/jaringan Alita membarikan solusi untuk untuk era jaringan dimana-mana untuk lembaga pemerintah,

penyedia layanan telekomunikasi dan perusahaan sektor swasta lainnya. Dengan Teknologi kelas dunia bidang IT dan jaringan, Alita memberikan

solusi yang maksimal. Selain itu, paparan Alita dalam teknologi terdepan dibidang konvergensi antara TI dan jaringan akan memberikan klien

peningkatan teknologi terbaru. Di antara produk layanannya, Alita mengembangkan sistem cerdas, sistem transportasi cerdas, membangun

pemancar siaran untuk hampir semua stasiun TV di Indonesia, sistem TI, sistem keamanan, transmisi gelombang mikro dan internet of thing (IoT).

Selama lebih dari 20 tahun, dengan vision, pengalaman dan jaringan yang kuat, Ibu Ita Yuliati berhasil menjadikan Alita sebagai perusahaan TIK

lokal terkemuka di indonesia.

Atas keberhasilannya ini pada tahun 2018 ibu Ita Yuliati sebagai CEO PT Alita Praya Mitra menerima penghargaan “Woman Entrepreneur in

Telecomunication dari Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel). Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan Menteri Komunikasi dan

Informatika (Kemkominfo) Rudiantara. Ita, sapaan akrabnya, dikenal sebagai salah satu dari sedikit pengusaha perempuan yang sukses di bidang

Teknologi Informasi komunikasi (TIK).

“Penghargaan ini merupakan sebuah kehormatan yang diberikan oleh industri. Besar harapan saya hal ini juga mendorong semangat anak muda,

khususnya perempuan untuk terjun ke dunia TIK sebagai pengusaha,” ujar Ita dalam keterangannya, Jumat(14/12/2018). Dengan lebih dari 36
`

tahun pengalaman dalam industri telekomunikasi, Ita Yuliati memulai karirnya di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), sebuah perusahaan

telekomunikasi dan lembaga penelitian milik negara di Bandung dengan lingkup tanggung jawab di bidang Teknik Transmisi.

Sejak tahun 2013, Alita Grup yang selama ini dikenal sebagai pemain bisnis di bidang ICT, sudah mulai mengembangkan bisnisnya untuk mengikuti

perkembangan bisnis berbasis teknologi dan internet, salah satunya pada tahun 2013 meluncurkan unit bisnis baru Alita yaitu AiBAS (Alita

integrated Building Automation System). Unit bisnis baru ini fokus dibidang IoT mengelola pembangunan Smart Building dan Smart office. Tahun

2016 menjadi tahun inisiasi bagi Alita sebagai perusahaan dengan ide-ide Internet of Thing untuk jaringan perangkat fisik, Kendaraan, Aplikasi

internet di rumah, software dan peralatan sensor. Alita mulai bekerja sama denga beberapa partner teknologi baik dalam maupun luar negeri

untuk mulai membesarkan bisnis berbasis IoT ini. Platform IoT Alita tidak hanya diperuntukan untuk gedung saja, namun juga siap digunakan

diberbagai bidang pendukung Smart City seperti perumahan, Rumah Sakit, Pertanian, perkebunan hingga perikanan. Di tahun 2017 pula PT Alita

Praya Mitra sukses membangun jaringan fiber optik pita lebar sepanjang 3000 km untuk akses broadband, Jaringan backhaul atau pita lebar

angkut depan dan sebagai penyedia layanan pihak ketiga.

Tahun 2019, PT Link Net Tbk (LINK) dengan Brand First Media sebagai pemimpin di industri penyedia TV Cable dan Fixed Broadband Cable

Internet di Indonesia menjalin kemitraan dengan PT Alita Praya Mitra, sebagai perusahaan penyedia jaringan infrastruktur netral dengan lisensi

jaringan tertutup di Indonesia. Yang mana skema kerja sama dengan Alita yaitu melalui penyewaan tiang tumpu yang akan meningkatkan kualitas

layanan di wilayah Jabodetabek dan semakin mempercepat ekspansi First Media khususnya di pulau Jawa dan Bali. Di tahun 2019 ini Alita meraih

penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2019 dari Kementrian Perindustrian untuk inovasi implementasi teknologi dinamic QR Code pada solusi

pintar berbasis IOT dalam mendukung perkembangan industri 4.0 di Indonesia. Inovasi ini dikembangkan menjadi solusi yang dapat diaplikasikan

pada platform pembayaran digital, sistem kontrol dan pemantauan IoT, manajemen pengunjung, kontrol inventory, dan sistem automasi pada

gedung. Tidak hanya itu ternyata di tahun 2019 ini pula ibu Ita Yuliati sebagai komisaris Utama sekaligus pemilk PT Alita Praya Mitra menerima

penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI pada peringatan hari Bakta Pos dan Telekomunikasi ke 74 di Bandung Jawa Barat, Jumat

(27/09/2019). Penghargaan ini diberikan langsung oleh Sekjen Kementrian Komunikasi dan Informatika Niken Widiastuti, mewakili Menteri

Kominfo Rudiantara yang berhalangan hadir, Satya Lencna diberikan kepada Ita Yuliati atas konstribusinya di bidang Telekomunikasi yaitu pelopor

di bidang automatic fare collection di Trans Jakarta, KAI commuterline, ASDP Indonesia fery, jalan bebas hambatan dan pembang unan

telekomunikasi fiber optik sepanjang 3000 km dengan fokus di sisi backbone melalui lisensi jaringan tertutup untuk konektivitas operator

Jakarta, 12 Maret 2020 Alita bermitra dengan dengan Facebook Conectivity untuk membangun jaringan instruktur fiber optik di Indonesia.

Direktur Utama Alita Praya Mitra, Teguh Prasetya menyampaikan bahwa dukungan dari Facebook conectivity memungkinkan Alita membangun

jaringan fiber optik sepanjang 3000 km guna memperluas akses internet dengan kecepatan tinggi dan menghadirkan layanan 5G di Indonesia.

Alita dan Facebook akan menanamkan investasi untuk ketersediaan dan efisiensi distribusi serat backhaul yang lebih baik di Indonesia. Alita

akan sepenuhnya memiliki, membangun, memelijhara dan mengoperasikan jaringan fiber green field dan meyediakan kapasitas besar untuk

operator jaringan selular dan penyedia jasa internet. Facebook akan memberikan dukungan untuk proses perencanaan jaringan fiber tersebut.
`

Di tahun 2021 ini genap 25 tahun PT Alita Praya Mitra berdiri bukan tanpa arti jika bukan karena mengabdi kepada negeri dan terus menjangkau

Indonesia untuk Lebih Maju. Di usia kini yang mencapai 25 tahun Alita telah memilki akses fiber optik sepanjang lebih dari 3000 km di 40 kota

dari 6 propinsi di Indonesia seperti Denpasar, Bandung, Cilegon, Cirebon, Malang, Menado, Semarang, Serang, Solo, Surabaya dan Tegal. Alita

juga menjalin kerja sama dengan berbagi mitra strategis sehingga Alita menjadi pemain Handal di Industri telekomunikasi dengan berbagi produk

dan solusi yang bisa mendukung bisnis para mitra dan pelanggan semakin progresif.

PT Alita Praya Mitra mempunyai visi menjadi salah satu pemimpin layanan bisnis teknologi informasi dan komunikasi di tingkat nasional. Dan juga

misi untuk memberdayakan SDM Alita sebaai modal untuk bersaing di lingkungan kerja internasional, Transformasi menjadi perusahaan yang

berfokus pada layanan, memperluas kemitraan strategis dan meningkatkan nilai grup.

Kebijakan Mutu perusahaan untuk memegang prinsip selalu memberikan solusi yang tepat untuk kebutuhan pelanggan, untuk kepuasan dan

kesetian pelanggan. Mengembangkan sumber daya manusia secara berkesinambungan sehingga dapat memperoleh sumber daya manusia yang

profesional, memiliki integritas tinggi dan mampu membangun kerja tim yang soild. Mengembangkan perbaikan disetiap unit kerja untuk terus

meningkatkan efektifitas produk dan efisiensi kerja.

Saat ini PT Aita Praya Mitra secara garis besar mempunyai empat layanan bisnis yaitu

1. Service Provider, Alita menawarkan berbagai layanan termasuk jaringan backbone, Akses broadband dan layanan terkelola

2. Smart Solution, Alita mengembangkan solusi cerdas termasuk bangunan pintar, kota pintar dan Internet of Thing (IoT)

3. IT Solution, Alita memberikan solusi seperti sistem transportasi cerdas, HUB dan sistem pembayaran serta sistem keamanan

4. Network Solution, Alita memberikan solusi end to end untuk telekomunikasi, penyiaran, Pemerintah dan perusahaan.

PT Alita Praya Mitra, “Trustworthy and Reliable Partner”

Bekasi, 07 September 2020

Penulis

Mohamad Syafrin

Sumber :
1. www.alita.id
2. https://www.instagram.com/alitaindonesia/
3. https://swa.co.id/swa/ceo-interview/ita-yuliati-tidak-menempatkan-diri-sebagai-owner-atau-ceo
4. https://www.liputan6.com/tekno/read/3813663/ceo-alita-sabet-penghargaan-woman-entrepreneur-in-
telecommunication
5. http://www.gbgindonesia.com/en/services/directory/alita_praya_mitra/interview.php
6. https://www.tribunnews.com/images/editorial/view/1827306/ita-yuliati-raih-penghargaan-dari-mastel
7. https://www.tribunnews.com/images/editorial/view/1827305/alita-praya-mitra-raih-penghargaan-rintek-
2019-dari-kemenperin
`

Anda mungkin juga menyukai