Anda di halaman 1dari 17

ISSN: 1410-4571

E-ISSN: 2541-2604

MANAJEMEN STRES KERJA PENGUSAHA UNTUK


MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAANDI INDUSTRI
BATIK LAWEYAN SURAKARTA
Lukman Hakim1, dan Eko Sugiyanto2
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lukman.Hakim@ums.ac.id
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ekosugiyanto_01@yahoo.com

Abstract: This study aims to: (1) Identify the causes of workplace stress occurred among entrepreneurs in the
batik industry Laweyan Surakarta Central Java. (2) Identify the effect or impact of stress on businessman working
in the batik industry Laweyan Surakarta Central Java. (3) Develop a model of handling work stress among
entrepreneurs in the batik industry Laweyan Surakarta Central Java. This research used descriptive method witha
case study. A case study is an in-depth study of an individual, a group, an organization, a program of activities
within specified time. This case study produces data for further analysis to produce a workable theory for batik
entrepreneurs in solving the problems of job stress entrepreneur. The result of the study indicates that there are two
characteristics of job stress, organizational dynamics work stress and group dynamics work stress. Furthermore,
handling them can be done through two approaches, namely causation and development analysis. The analytical
approach development through: (1) analysis of the role, (2) creating a culture of superior organization, and (3)
establishment or consultation center changes, (4) institutional program and (5) a spiritual program.

Keywords: organizational work stress, teamwork work stress, and handling work stress

Abstrak: Penelitian ini ditujuka nuntuk: (1) mengidentifikasi penyebab stres di tempat kerja yang terjadipada
para pengusaha batik di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah (2) mengidentifikasi efek atau dampak stres pada
para pengusaha yang bekerja di industri Batik di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan studi kasus. Studi kasus merupakan studi mendalam mengenai seorang individu, sebuah
kelompok, organisasi, sebuah program atau sebuah aktivitas dalam waktu tertentu. Studi kasus ini menghasilkan
data untuk analisis lebih lanjut yang kemudian menghasilkan teori yang bisa diterapkan oleh para pengusaha
batik dalam mengatasi masalah stres pekerjaan pengusaha. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat dua
karakteristik stress kerja, yaitu organizational dynamics work stress dan group dynamics work stress.Mengatasi
work stress dapat dengan dua pendekatan, yaitu causation dan development analysis. Pendekatan analytical
development melalui: (1) analisis peran, (2) menciptakan budaya organisasi yang unggul, dan (3) pusat
pembentukan konsultasi perubahan, (4) program institusional dan (5) program spiritual.

Kata Kunci: Organisasi stres kerja, Tinggat stress dalam kerjasama tim, dan Penanganan stress kerja.

PENDAHULUAN yang memiliki akal, perasaan, keinginan,


kemampuan, ketrampilan, pengetahuan,
Manusia, merupakan salah satu sumber dorongan, daya, karya, rasio, rasa, dan
daya yang penting dalam organisasi (disamping karsa dimana-mana.Potensi tersebut sangat
sumber daya alam dan sumber daya modal) berpengaruh terhadap upaya perusahaan dalam
memerlukan pengelolaan yang baik dan mencapai tujuannya.Dalam menjalankan
terencana.Bahwasannya sumber daya manusia setiap usaha perusahaan tidak akan terlepas
(SDM) merupakan satu-satunya sumber daya dari berbagai masalah yang berkaitan dengan

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 45


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

fungsi-fungsi kegiatan usahanya, baik itu berupa rendahnya tingkat produktivitas,


masalah produksi, keuangan, sumber daya minimnya kreativitas, kurangnya motivasi,
manusia, pemasaran maupun usahanya. pengambilan keputusan yang tidak efektif,
Masalah diatas tidak dapat dipisahkan kualitas komunikasi antar karyawan yang
antara satu dengan yang lainnya, permasalahan rendah, tingkat absensi yang tinggi, bahkan
arus ditangani secara komprehensif, dengan munculnya tindakan-tindakan kekerasan
cara mengkoordinasikan antara fungsi- dalamlingkungan kerja (Quick etal., 2002).
fungsi dalam satu kesatuan. Masalah yang Penelitian Ismar, Amri dan
berkaitan dengan fungsi sumber daya manusia Sostrosumiharjo (2011) yang meneliti 73
merupakan satu hal yang dianggap penting orang pekerja sebuah perusahaan Call center di
dalam perusahaan. Salah satu permasalahan di Jakarta menghasilkan temuan prevalensi stres
organisasi adalah stres kerja. kerja berkaitan dengan faktor-faktor stresor
Stres kerja menurut Robbins (2007), kerja antara lain pengembangan karir, beban
sebagai suatu tanggapan penyesuaian kerja berlebih, konflik peranan, keterpaksaan
diperantarai oleh perbedaan-perbedaan peran dan tanggung jawab pekerjaan. Para
individu dan atau proses psikologis yang peneliti mendapatkan bahwa tenaga penjual
merupakan suatu konsekuensi dari setiap di dalam organisasi yang strukturnya paling
tindakan dari luar (lingkungan) kerja, situasi kurang birokratis mengalami stres yang kecil
atau peristiwa yang menetapkan permintaan dan kepuasan kerja lebih besar dan berperan
psikologis dan atau fisik berlebihan kepada lebih efektif daripada tenaga penjual di dalam
seseorang”. Satu studi dari C. Weiman (2007) organisasi struktur medium dan panjang
dimana menguji hubungan antara beban (Ivanchevich dan Donelly, 2005).
berlebih, beban kerja yang kurang dan stres Dari hasil penelitian-penelitian tentang
diantara 1.540 eksekutif di satu perusahaan stres kerja, kebanyakan meneliti dampak
besar di USA. Para eksekutif yang berada pada stres kerja, baik menghasilkan dampak
deretan rendah dan tinggi dari rentang stres positif maupun negatif. Sedangkan penelitian
dilaporkan memilki masalah kesehatan yang penanganan atau manajemen stres kerja belum
lebih nyata. Studi ini menyarankan bahwa banyak di laksanakan. Padahal penanganan
hubungan antara penyebab, stres dan penyakit atau manajemen stres kerja sangat penting
mungkin bersifat kurva linier. Mereka yang dilaksanakan di perusahaan (Greenberg dalam
kurang beban kerja dan mereka yang memilki Cary, 1993). Manajemen stres adalah teknik
beban belebih mewakili dua ujung dari satu untuk mengontrol dan mengurangi stres.
rangkaian kesatuan, masing-masing dengan Manajemen stres merupakan kemampuan
jumlah masalah-masalah kesehatan yang seseorang untuk melakukan perubahan dari
tinggi secara berarti. Tingkat stres optimal stress yang berdampak negatif menjadi
memberikan keseimbangan terbaik dari stres kerja yang berdampak positif bagi diri
tantangan tanggung jawab dan imbalan. karyawan dan akhirnya akan menampilkan
Stres kerja disamping memiliki sebab hasil kerja yang optimal (Quick et al., 1997).
juga dampak, munculnya stress banyak dan Batik saat ini menjadi bagian penting
bervariasi, diantaranya ada yang positif dan dalam tren busana nasional.Pemanfaatan
negatif. Namun demikian lebih banyak lagi efek kain bermotif batik dalam rancangan busana
negatifnya yang secara potensial berbahaya. modern membuat batik semakin banyak
Akibat-akibat tersebut antara lain kelelahan disukai berbagai kalangan.Batik tak lagi lekat
fisik, perasaan kesal-marah (burnout) bahkan dengan kesan tua dan kuno.Tren busana masa
depresi kerja. Tingkat stres kerja berlebihan kini berhasil mengangkat kain batik menjadi
dapat berdampak negatifterhadap prestasi lebih trendi dan disukai kalangan muda
kerja karyawannya yang akhirnya merugikan (Kompas, 6 Oktober 2015).Kini, pakaian batik
perusahaan. Dampak negatif tersebut dapat tak lagi identik dengan acara-acara tradisional

46 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

di daerah.Perhelatan nontradisional pun kini Tengah. (3) Menyusun model penanganan


kerap diwarnai berbagai busana dan aksesori stres kerja di industri batik Laweyan Surakarta
bercorak batik.Batik tak hanya menjadi tren Jawa Tengah.
busana untuk acara pernikahan ataupun acara
formal lainnya.Berbagai kalangan mulai dari KAJIAN LITERATUR
pekerja kantoran, wirausaha, pekerja seni,
hingga pelajar dan mahasiswa mulai bangga Stres kerja adalah menurut Gibson,
mengenakan pakaian batik. Ivancevich dan Donelly (2005): “Sebagai
Seiring adanya peningkatan minat dan suatu tanggapan penyesuaian diperantarai
permintaan pasar batik dari berbagai kalangan oleh perbedaan-perbedaan individu dan atau
tersebut, meningkat pula geliat produksi batik proses psikologis yang merupakan suatu
dari industri batik di dalam negeri. Distribusi konsekuensi dari setiap tindakan dari luar
batik juga mengalami peningkatan terutama (lingkungan) kerja, situasi atau peristiwa
ekspor ke luar negeri. Berdasarkan data yang menetapkan permintaan psikologis dan
Kemenperin, ekspor batik dalam lima tahun atau fisik berlebihan kepada seseorang”. Para
terakhir meningkat pesat. Ekspor batik yang peneliti AS melaporkan bahwa kerugian yang
pada tahun 2011 senilai 2.287.668,04 Dolar ditimbulkan akibat pekerja mengalami stres
AS dengan volume 93.559,29 kg meningkat ini mencapai antara US $100 milyar dan
menjadi 48,97 juta dollar AS pada tahun 2014. $300 milyar pertahun bagi ekonomi Amerika
Ekspor batik tersebut terutama ke Amerika Serikat dalam bentuk hari kerja yang hilang
Serikat, Jerman dan Korea Selatan (Kompas, biaya perawatan kesehatan untuk sakit yang
6 Oktober 2015). berkaitan seperti kelelahan, depresi dan
Salah satu industri batik terkenal di kota serangan jantung.
Surakarta adalah kampung batik Laweyan. Beberapa studi epidemiologis telah
Sejak dicanangkannya Laweyan sebagai menunjukkan bahwa stres terutama sekali
kampong wisata batik dengan SK Walikota merusak selama berlangsung resesi. Harvey
Surakarta Nomor 534.05/136-B/1/2004, maka Brener dari John Hopkins Universitiy
perkembangan industri batik dikampung memperkirakan bahwa untuk setiap kenaikan
Laweyan mengalami kemajuan yang pesat. satu persen dalam tingkat pengangguran, ada
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wisatawan peningkatan sebesar lima persen dalam jumlah
yang berkunjung untuk berbelanja batik pasien rumah sakit jiwa, enam persen dalam
sekaligus belajar membatik serta menikmati jumlah tahanan dan sebanyak delapan persen
bangunan-bangunan peninggalan yang dalam jumlah penderita serangan jantung fatal
bersejarah (Setiawati dan Nursiam, 2013). (Gibson, Ivancevich dan Donelly, 2005).
Hal ini secara tidak langsung membawa Penelitian tentang stres kerja antara lain
pengaruh positif pada industry batik Laweyan penelitian Viswesvaran, dkk (2002) yang
yang ditandai dengan meningkatnya omset meneliti model untuk peran dukungan sosial
penjualan. Namun dibalik meningkatnya dalam proses stres kerja. Hasil penelitian
penjualan tersebut terdapat sejumlah menunjukkan bahwa dukungan sosial
permasalahan di manajemen batik, diantaranya memiliki efek tiga kali lipat pada pekerjaan
adalah stres kerja di kalangan pimpinan akibat hubungan stressor-regangan. Dukungan sosial
dampak perubahan stratergi perusahaan. mengurangi strain berpengalaman, dukungan
Tujuan Penelitian ini: (1) Mengidentifikasi sosial dikurangi stres yang dirasakan, dan
secara mendalam penyebab (stressor) yang dukungan sosial moderator hubungan stressor-
terjadi di industri batik Laweyan Surakarta regangan. Bukti untuk efek mediational dan
Jawa Tengah. (2) Mengidentifikasi secara penekan dukungan sosial pada proses stres
mendalam akibat atau dampak stres kerja kerja lemah. Selain itu, argumen bahwa
di industri batik LaweyanSurakarta Jawa dukungan sosial dimobilisasi ketika stres

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 47


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

yang dihadapi adalah tidak konsisten dengan melaporkan rendah atau tinggi tingkat stres
bukti empiris yang ada.Kurangnya dukungan kerja. Sedangkan penelitian Shinn et.al (2016)
yang serupa ditemukan untuk argumen yang yang melakukan survei email dari 141 pekerja
mendukung dimobilisasi ketika strain yang pelayanan manusia (berusia 25-65 thn) untuk
ditemui dan dukungan yang diberikan ketika menyelidiki efek dari mengatasi pada tekanan
individu menderita dengan strain. psikologis dan kelelahan yang dihasilkan oleh
Parker (2016) meneliti hubungan model stres kerja. Hasiln penelitian menunjukkan
stres kerja yang berfokus pada stres organisasi bahwa lembaga-lembaga pelayanan sosial
dan pekerjaan. Hasil penelitian menyatakan harus mengambil tindakan untuk mengurangi
bahwa stres kerja adalah multidimensi. stres di antara karyawan.
Dua dimensi yang berbeda dari stres kerja Penelitian Mark C etAl., (2005) yang
diidentifikasi: waktu stres dan kecemasan. mengeksplorasi hubungan antara jenis
Kedua dimensi stres kerja secara signifikan tertentu OCB - yaitu, inisiatif individu dan
terkait dengan masing-masing lima kategori role overload, stres kerja, dan konflik kerja-
stressor organisasi model, tapi tidak semua keluarga. Hasil dari sampel 98 pasangan
variabel independen dalam kategori secara menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari
signifikan terkait dengan stres kerja. Selain inisiatif individu (sebagaimana dinilai oleh
itu, stres tertentu yang terkait dengan masing- pasangan atau penting lainnya) terkait dengan
masing dimensi stres kerja terbukti secara tingkat yang lebih tinggi dari karyawan yang
substansial berbeda. Sedangkan penelitian berlebihan peran, stres kerja, dan konflik
Fox, Spector dan Miles (2002) yang meneliti kerja-keluarga.Penemuan juga menunjukkan
hubungan antara stres kerja, keadilan yang bahwa hubungan antara inisiatif dan kerja-
dirasakan, reaksi emosional yang negatif untuk keluarga konflik individu dimoderatori oleh
bekerja. Hasilnya konsisten dengan kerangka jenis kelamin, sehingga hubungan yang lebih
stres kerja teoritis di mana kendala organisasi, kuat pada wanita dibandingkan pada laki-laki.
konflik interpersonal, dan ketidakadilan Sedangkan Kinnunen etAl., (2016) melakukan
yang stres pekerjaan, CWB adalah regangan penelitian terhadap 1.106 karyawan Finlandia
perilaku, dan emosi negatif memediasi dengan tujuan untuk mengidentifikasi profil
hubungan stressor-regangan. Hanya dukungan manajemen batas berdasarkan cross-peran
sangat lemah ditemukan untuk peran moderat gangguan perilaku dari bekerja untuk non
disposisi afektif (kemarahan sifat dan pekerja dan dari nonpekerja untuk bekerja.
kecemasan sifat), dan tidak ada dukungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil
ditemukan untuk peran moderat diharapkan manajemen batas memainkan peran penting,
otonomi dalam hubungan stressor-CWB. terutama mengenai pengalaman pemulihan
Abu Al Roub (2004) menyelidiki efek dalam manjemen stres kerja.
stres yang berhubungan dengan pekerjaan Penelitian Szabo, Collen dan Paul E. (2016)
pada prestasi kerja antara perawat rumah sakit, melakukan penelitian difokuskan pada tentang
dan pengaruh dukungan sosial dari rekan kerja stres dan penyelesaiannya (coping) pada siswa
pada hubungan stres-kinerja. Hasilnya bahwa internasional yang mempunyai kesulitan
persepsi dukungan sosial dari rekan kerja beradaptasi dengan lingkungan budaya baru
meningkatkan tingkat prestasi kerja yang daripada stres meninggalkan rumah. Hasilnya
dilaporkan dan penurunan tingkat stres kerja menunjukkan bahwa strategi mengatasi stres
yang dilaporkan. Analisis juga menunjukkan kerja di Time 1 diberikan efek utama pada
lengkung (berbentuk U) hubungan antara kecemasan di Time 2 dengan koping primer
stres kerja dan prestasi kerja; perawat yang memprediksi lebih tinggi, dan mengatasi
melaporkan tingkat sedang stres kerja sekunder memprediksi lebih rendah, tingkat
percaya bahwa mereka melakukan pekerjaan kecemasan siswa internasional. Penelitian lain
mereka kurang baik daripada mereka yang yaitu Shearer etal., (2016) meneliti efek dari

48 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

intervensi meditasi kesadaran singkat tentang ketenangan pada waktu tidur. Sedangkan
stres mahasiswa dan variabilitas detak jantung. studi Cruess, etal., (2015) dimana meneliti
Temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi manajemen stres yang dapat
pelatihan kesadaran singkat dapat membantu mengurangi distress subjektif akut dan buffer
mahasiswa mengelola stres mereka dalam respon stres fisiologis untuk tes stres sosial
menanggapi tantangan akademis dan kognitif berbasis laboratorium.Hasil penelitian ini
di mana-mana dari kehidupan kampus. memberikan bukti bahwa strategi manajemen
Flinchbaugh, Luth dan Li (2015) meneliti stres bahkan sangat singkat mungkin efektif
efek dari stres dan berkembang pada kepuasan dalam mengurangi distress akut dan juga
hidup. Penelitian ini mencoba mengembangkan di penyangga respon fisiologis selama stres
model teoritis yang menghubungkan model sosial.
2-dimensi stres individu berkembang, Morimoto dan Shimada (2015), yang
ketahanan, dan kepuasan hidup untuk menguji apakah hubungan antara tekanan
meneliti kemungkinan bahwa beberapa stres psikologis dan strategi yang menganggap
sebenarnya bisa menguntungkan. Peneliti keyakinan sosial budaya tentang mengatasi
menguji model ini di periode 10-minggu berbeda tergantung pada jenis strategi
dengan 189 mahasiswa. Temuan penelitian bertahan dan motivasi di balik pilihan merek
menunjukkan bahwa sementara stres hambatan dari sebuah perusahaan teknologi informasi
mengurangi penilaian dari kepuasan hidup, berpartisipasi karyawan di Jepang. Hasil
tantangan stres mempromosikan kepuasan penelitian menunjukkan bahwa, terlepas dari
hidup.Selain itu, peneliti menemukan bahwa jenis strategi coping (yaitu, masalah-terfokus,
berkembang memediasi hubungan antara emosi-terfokus, atau koping avoidant),
stres dan kepuasan hidup.Pemeriksaan penggunaan yang lebih besar dari coping
mediasi dimoderasi lebih lanjut menunjukkan strategi dianggap sejalan dengan keyakinan
bagaimana ketahanan pengaruh berkembang sosial budaya terkait untuk menurunkan
sebagai mekanisme intervensi oleh buffering tekanan psikologis untuk stres tugas,
efek tidak langsung negatif di halangan sedangkan penggunaan yang lebih besar dari
stressor kehidupan hubungan kepuasan. masalah-focused coping dianggap sejalan
Hasil penelitian memberikan dukungan awal dengan keyakinan sosial budaya terkait untuk
untuk memahami mekanisme psikologis yang menurunkan tekanan psikologis untuk stres
menjelaskan hubungan diferensial antara stres interpersonal.
dan kepuasan hidup.Meskipun pengalaman Kozusznik, Malgorzata, Rodríguez dan
stres tidak dapat dihindari sepenuhnya, hasil Peiró (2015) menganalisis iklim stres di tempat
kami memberikan beberapa harapan bahwa kerja dan hasil individu dari waktu ke waktu
individu tangguh masih dapat berkembang bagi anggota tim yang bekerja di berbagai
dalam lingkungan stres yang mempromosikan jenis iklim. iklim stres muncul ketika anggota
tantangan pribadi dan prestasi. dari persepsi saham kelompok tertentu tentang
Sebuah studi yang dilakukan Nagel, peristiwa-peristiwa tertentu dan konteks
Sonnentag dan Kühnel (2015) tentang diary sebagai sumber kesusahan dan / atau eustress.
tentang hubungan antara stres kerja dan latihan Dengan menerapkan analisis cluster untuk
setelah bekerja. Hasil penelitian menunjukkan 535 karyawan pelayanan sosial yang bekerja
bahwa karyawan dengan motif olahraga di 78 tim di organisasi pelayanan, 3 jenis iklim
yang kuat (misalnya, pengakuan sosial, diidentifikasi: tertekan (dominasi appraisal
penampilan, kekuatan dan daya tahan) mampu distress), eustressed (dominasi appraisal
melakukan perilaku latihan setelah hari stres eustress), dan seimbang (tingkat yang sama
di tempat kerja. Seperti yang diperkirakan, dari marabahaya dan eustress penilaian ).
latihan setelah bekerja berhubungan positif Cluster yang divalidasi dalam sampel terkait
dengan positif diaktifkan mempengaruhi dan baru (431 karyawan yang bekerja di 43 tim).

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 49


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

Tingkat kelelahan berbeda secara signifikan (1) Mengidentifikasi penyebab (stressor) yang
antara iklim tertekan dan eustressed, sedangkan terjadi di industri batik Laweyan Surakarta
tingkat semangat dan dedikasi berbeda secara Jawa Tengah.Tahapan ini dengan cara
signifikan antara iklim seimbang dan tertekan. menganalisis dari hasil wawancara responden
dan juga analisis dokumentasi, observasi di
METODE PENELITIAN obyek penelitian. (2) Mengidentifikasi akibat
atau dampak stress kerja baik secara individu
Lokasi Penelitian maupun organisasional di industri batik
Lokasi penelitian berada padaindustri LaweyanSurakarta Jawa Tengah.Tahapan ini
batik yang besar di Laweyan Surakarta, dengan cara menganalisis dari hasil wawancara
Jawa Tengah yaitu Batik Putra Laweyan, responden dan juga analisis dokumentasi,
Batik Mahkota, Batik Merak Manis, Batik observasi di obyek penelitian. (3) Menyusun
Puspa Kencana dan Batik Gres Tenan. model penanganan stress kerja di industri
Alasan menggunakan lokasi penelitian di batik LaweyanSurakarta Jawa Tengah. Dalam
lima perusahaan batik tersebut, oleh karena penyusunan dikembangkan dari analisis
di perusahaan batik tersebut berdasarkan sebab akibat dari temuan penelitian tahap
observasi dan analisis data dalam penelitian pertama, dikaitkan dengan teori dari perilaku
pendahuluan adalah perusahaan batik yang keorganisasian, kondisi lapangan atau obyek
mengalami masalah stres tenaga kerja. penelitian.

Jenis Penelitian dan Metode Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis penelitian ini menggunakan
metode deskriptip dengan pendekatan “Studi Karakteristik Stres Kerja
Kasus”.Studi kasus merupakan penelitian Dari hasil analisis data dilapangan baik
yang mendalam tentang fenomena khusus melalui wawancara, observasi di industri
yang hadir dalam suatu konteks terbatasi batik Laweyan Surakarta, terdapat dua
(Punch, 1998).. Dalam studi ini tujuannya karakteristik stres kerja pengusaha akibat
untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan dampak perubahan, antara lain stres kerja
mendalam dari sebuah stres kerja pengusaha. organisasional, dan stres kerja kelompok.
Studi kasus ini menghasilkan data untuk Karakteristik stress kerja yang pertama
selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan adalah stres kerja organisasional, stres kerja
teori yang bisa diterapkan bagi pengusaha ini disebabkan oleh dinamika organisasional
batik dalam menyelesaikan permaslahan dan perilaku manajerial para manajer atau
stres kerja pengusaha.Sebagaimana prosedur pengusaha. Penyebab stres kerja dinamika
perolehan data penelitian kualitatif, data studi organisasional pertama adalah proses
kasus diperoleh dari wawancara, observasi, regenerasi yang sulit. Sebagaima hasil
dan dokumentasi. wawancara dengan bapak Ahmad Sulaiman:
Untuk mendapatkan data yang benar- “Para pekerja batik disini mayoritas sudah
benar valid, maka pemeriksaan keabsahan berusia lanjut, sehingga dalam melakukan
data menggunakan tehnik triangulasi yaitu inovasi-inovasi baru memerlukan waktu yang
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap lebih lama ketimbang pekerja yang masih
data tersebut.Menurut Patton dalam Moleong muda, terus proses regenerasinya itu lumayan
(2004),mengatakan bahwa Triangulasi adalah susah”.(wawancara dengan bapak Ahmad
teknik pemeriksaan keabsahan datayang Sulaiman 22 Maret 2015).
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data Penyebab stres kerja dinamika
itu untuk keperluanpengecekan atau sebagai organisasional kedua karena para pengusaha
pembanding terhadap data itu. belum bisa menerapkan profesionalisme,
Sedangkan tahapan penelitian, antara lain: sebagaimana jawaban bapak Alpha Febela:

50 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

“Di industri batik Laweyan tidak ada proses perubahan, sebagaimana hasil jawaban
organisasi perusahaan yang resmi, jadi kami wawancara dengan bapak Widhiarso:
tidak bisa menerapkan profesionalisme selain “Masyarakat sini itu selalu memandang
itu kebanyakan pekerja adalah tetangga sendiri acara yang dilakukan oleh forum identik
yang mayoritas tingkat pendidikannya rendah. dengan uang, kan juga lucu, masak mau
Kalau kami melakukan teguran apalagi ngasih pengetahuan yang baru buat mereka
sampai pemecatan terhadap pekerja yang tidak harus tombok terus”. (wawancara dengan
komitmen ataupun tidak bekerja sesuai yang bapak Widhiarso 19 Mei 2015).
diharapkan maka kami enggak akan punya Penyebab stres stres kerja dinamika
tetangga dong”. (wawancara dengan bapak organisasional yang keenam adalah karena
Alpha F. 15 April 2015). budaya organisasi di perusahaan-perusahaan
Penyebab stres kerja dinamika batik yang lemah. Akibat stres organisasional
organisasional yang ketiga adalah karena jenis ini menimbulkan daya saing yang lemah,
kondisi keuangannya tidak terlalu mendukung bahkan beberapa pengusaha merasa khawatir
perubahan organisasi. Sebagaimana hasil akan ketatnya persaingan di pengusaha batik
wawancara bapak Alfa F: karena dampak perubahan. Meskipun akhirnya
“Perusahaan yang berani melakukan dari ketakutan akan ketatnya persaingan
inovasi-inovasi baru itu biasanya memiliki menjadi sebab perkembangan perusahaan.
beberapa sumber pemasukan, sehinnga banyak Sebagaimana hasil jawaban wawancara
perusahaan batik yang kondisi keuangannya dengan bapak Ahmad Sulaiman :
tidak terlalu mendukung mereka cenderung “Ketika awal akan di bentuk forum
sedikit melakukan inovasi dan hanya pengembangan batik ini sempat ada penolakan
mengikuti proses pembatikan sebagaimana dari bebrapa pengusaha batik, mungkin
yang telah diajarkan”. “Pemerintah itu terlalu mereka takut adanya persaingan yang sangat
lamban mencairkan program kerja yang kami ketat. Selain itu para pengusaha batik sebelum
ajukan, kadang itu proposal yang kami ajukan tahun 2008 itu hanya fokus pada industri atau
belum dikasih tanggapan, sampai-sampai pembuatan batik saja.Seiring berjalannya
kami itu lupa dengan program yang kami waktu dengan banyaknya para pejabat seperti
ajukan tersebut”. (wawancara dengan bapak bupati, walikota dan bahkan menteri yang
Alpha 15 April 2015). datang ke show room saya dan show room
Penyebab stres kerja dinamika yang ada di Laweyan, akhirnya baru pada
organisasional yang keempat adalah karena percaya”. (Wawancara dengan bapak Ahmad
ketakutan pada proses perubahan, sebagaimana Sulaiman, 22 Maret 2015)
hasil jawaban wawancara dengan bapak JK: Akibat lain dari stres jenis ini bahwa
“Pabrik ini kan produksinya tetap, jadi para pengusaha batik justru mendapatkan
seumpama ada karyawan yang sakit sakit dalam sisi positif dari perubahan organisasi yaitu
posisi tertentu kita kadang-kadang disuruh merubah arah strategi perusahaan menjadi
menggantikannya. Kadang muncul perasaan fokus bisnis dan cara kerja. Seperti hasil
takut mas, karena perusahaan ini kan terkenal wawancara bapak Ahmad Sulaiman (pemilik
dengan kualitasnya, nanti kalo ada kesalahan batik Gress Tenan):
takut kalo mengurangi kulitas produk. Namun “Pada tahun 1994 saya bekerjasama
manajemen mengantisipasinya dengan dengan salah satu perusahaan tekstil dari
pengkaderan, sehingga kami lebih mempunyai Malaysia, awalnya hanya sebagai penyuplai
keterampilan yang beragam”.(Wawancara bahan baku namun setelah PT ARR kewalahan
dengan bapak JK 9 Juni 2015). memenuhi permintaan, mereka memberikan
Penyebab stres stres kerja dinamika bantuan 4 tenaga ahli untuk mengajari
organisasional yang kelima adalah karena motif, teknik pewarnaan dan mode fashion
prilaku pengusaha yang sulit menerima pada dari Malaysia serta peralatannya. Teknik

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 51


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

pewarnaan yang diajarkan tenaga ahli tersebut motivasi terhadap perubahan disebabkan
kini hampir digunakan oleh keseluruhan khawatir ancaman terhadap keahlian,
industri batik yang ada disini” (wawancara dimana perubahan dalam pola organisasional
dengan bapak Ahmad 22 Maret 2015). bisa mengancam keahlian kelompok kerja
Senada dengan pemilik Batik Gress tertentu. Di Industri Batik Laweyan beberapa
Tenan, di Batik Merak Manis pun melakukan pengusaha sudah menggunakan komputer
perubahan berdampak pada pengembangan untuk merancang suatu desain batik, hal ini
pemasaran, sebagaimana diungkapkan oleh mengancam kedudukan pengusaha yang
bagian humas dari Batik Merak Manis berikut masih menggunakan disain tradisional.
ini: Penyebab stres kerja kelompok yang
“Usaha batik ini berusaha menerapkan kedua adalah adanya karena adanya
perkembangan teknonologi yang ada, resistensi atau penolakan terhadap perubahan.
menambah gerai di luar kota, menyediakan Seringnya dampak utama dari kesalahan
ruangan untuk tamu yang berkunjung seperti yang dilakukan dalam mengelola perubahan
kunjungan dari pemerintah daerah ataupun adalah munculnya resistensi dari para manajer
kota yang ingin melihat-lihat maupun atau para karyawan terhadap perubahan
melakukan transaksi pembelian. Karena yang dilakukan oleh perusahaan. Terjadinya
dengan hal demikian secara tidak langsung resistensi terhadap perubahan di Industri
telah melakukan promosi secara gethok tular Batik Laweyan terbukti dari hasil wawancara
yang terbukti sangat efektif dan tidak memakan pada responden di dapatkan bahwa pengusaha
biaya, selain itu kami melakukan pengkaderan merasa ketakutan adanya persaingan yang
kepada pekerja supaya setiap bagian ada yang ketat. Sebagaimana jawaban bapak Ahmad
membawahi” (wawancara dengan bapak Heri Sulaiman:
29 Maret 2015) “Dulu ketika awal pencanangan forum
Karakteristik stres kerja yang kedua pengembangan ini sempat ada penolakan dari
adalah stres kerja kelompok. Stres kerja 3 industri batik, mungkin mereka takut adanya
kelompok adalah stres kerja dikarenakan persaingan yang sangat ketat. Selain itu para
berbagai macam peristiwa karena masalah pengusaha batik sebelum tahun 2008 itu hanya
atau dinamika kelompok dalam organisasi. fokus pada industri atau pembuatan batik saja,
Penyebab stres kerja ini dikarenakan berbagai ketika mereka diajak untuk membuka show
macam hal. Dari hasil pengamatan di lokasi room yang hanya bermodal lemari dan hanger
penelitian stres organisasi disebabkan saja banyak yang enggak gubris. Seiring
oleh diantaranya adalah karena: pertama, berjalannya waktu dengan banyaknya para
terjadinya beberapa kelompok pengusaha pejabat seperti bupati, walikota dan bahkan
yang tidak memotivasi terjadinya perubahan. menteri yang datang ke show room saya dan
Dari hasil observasi walau terjadi perubahan, show room yang ada di Laweyan, akhirnya
beberapa pengusaha mendukungnya tetapi baru pada percaya”. (Wawancara dengan
ada beberapa pengusaha tidak mau berubah bapak Ahmad Sulaiman 22 Maret 2015)
terhadap strategi perusahaannya, di beberapa Penyebab stres stres kerja dinamika
perusahaan batik tersebut ada norma kelompok kelompok yang ketiga tidak punya kesatuan
yang punya potensi untuk menghalanginya. langkah dalam mengadakan proses perubahan
Sebagaian anggota Di Forum Pengembangan oleh karena beragamnya gagasan, pemikiran
Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), para pengusa batik. Sebagaimana jawaban
walau sebagai pribadi dia setuju atas suatu bapak Alpha Febela (Ketua FPKBL):
perubahan, namun jika perubahan itu tidak “Kan masyarakat di Laweyan ini sangat
sesuai dengan norma di perusahaannya, maka beragam, ada yang punya gagasan kami
dukungan individual pengusaha menjadi terima, ada yang hanya punya uang kami
lemah. Demikian juga terjadi menurunnya terima, ada yang hanya punya waktu atau

52 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

istilahnya daftar absen ya kita terima dan yang profesionalisme. Dari penyebab-penyebab ini
terakhir itu modalnya adalah cukup berbesar maka penyelesainnya adalah dengan pendidikan
hati dengan artian ada industri yang sudah dan pelatihan kerja. Melihat kondisi perusaaan
mapan itu cukup berbesar hati”.(wawancara batik di Laweyan, dimana kebanyakan
dengan bapak Alpha 15 April 2015). perusahaan pribadi atau milik perseorangan,
Keanekaragaman ide dan pemikiran maka penciptaan bisa dengan melatih dan
pengusaha batik terhadap perubahan juga mendidik anaknya atau karyawannya agar
dikarenakan pengusaha batik di Laweyan bisa memahami dan mencintai industri
punya hak secara masing-masing untuk batik sehingga akan bisa melanjutkan usaha
berkembang, tidak bisa memaksa untuk batik yang telah di geluti orang tuanya. Juga
melakukan perubahan. Sebagaimana jawaban dengan pendidikan dan pelatihan akan bisa
bapak Widhiarso: menciptakan profesionalisme dalam bekerja.
“Semua pengusaha batik atau warga di Dalam mengadakan pelatihan dan pendidikan
Laweyan kan juga berhak untuk berkembang, maka bisa menggandeng banyak pihak antara
kalo mereka yang menolak perubahan satu lain perguruan tinggi, dan pemerintah melalui
visi dengan forum ya kita rangkul, tapi kalau DEKRANASDA.
tidak ya enggak. Karena bahaya, nanti mereka Penyebab stres kerja dinamika
hanya mempengaruhi kepada masyarakat organisasional ketiga adalah karena kondisi
yang tidak tidak, seharusnya mereka itu keuangannya tidak terlalu mendukung
menawarkan kepada masyarakat apa yang bisa perubahan organisasi. Dari penyebab ini
diajarkan bukan malah menyetir kita. Cara maka langkah penyelesainnya dengan
kami kalau bisa ya dirangkul kalau enggak ya menggandeng Lembaga perantara keuangan
disingkiri, tetapi kami tetap berkomunikasi baik dari kalangan perbankan maupun lembaga
baik dengan mereka”. (wawancara dengan perkreditan. Melihat kondisi latarbelakang
bapak Widhiarso 19 Mei 2015). pengusaha batik di Laweyan yang rata-rata
Akibat stres jenis ini terjadi ketidaksatuan mempunyai sifat keagamaan yang kuat, maka
langkah dalam visi dan misi perubahan. patner usaha bisa dari kalangan perbankan
Ketidaksatuan langkah diantara pengusaha syariah. Penyebab stres kerja dinamika
batik terutama bagi pengusaha yang tidak organisasional yang keempat dan kelima
menjadi anggota forum pengusah batik yaitu karena prilaku pengusaha yang sulit
Laweyan. Bahkan dari wawancara diatas maka menerima pada proses perubahan karena
tekanan-tekanan seperti ini akan berakibat ketakutan pada proses perubahan. Dari sebab
konflik kerja antar pengusaha. ini penyelesainnya dengan cara sosialisasi
pengurus FKPBL yang menjelaskan banyak
Penanganan Stres Kerja tentang hakekat perubahan strategi industri
Dalam menangani stres kerja di Industri batik dan manfaat serta pelaksanaannya.
Batik Laweyan, maka penanganannya Demikian juga manajemen perusahaan
dengan melalui dua pendekatan. Pendekatan batik dapat mengantisipasinya dengan
pertama berdasarkan analisis penyebab stres pengkaderan, sehingga pengusaha lebih
kerja, pendekatan kedua melalui pendekatan mempunyai keterampilan yang beragam.
pengembangan. Penyebab stres kerja dinamika
organisasional yang keenam di industri batik
Pendekatan Analisis Penyebab Stres Kerja Laweyan Surakarta Jawa Tengah, karena tidak
Dalam menangani penyebab stres kerja adanya organisasi yang dapat menyampaikan
dinamika organisasional, maka dilihat aspirasi karyawan, adanya struktur organisasi
penyebab dinamika organisasional pertama yang kurang jelas, budaya organisasi yang
dan kedua adalah proses regenerasi yang sulit lemah, kepemimpinan yang tidak memotivasi.
dan para pengusaha belum bisa menerapkan Dari sebab ini penyelesainnya dengan cara

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 53


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

menyediakan tempat atau organisasi yang kemudahan dan dukungan, yaitu jika pegawai
dapat menyampaikan aspirasi karyawan, takut atau cemas, lakukan konsultasi atau
misalnya dibentuk serikat pekerja/karyawan. bahkan terapi. Demikian juga memberi
Demikian juga perlu mewujudkan struktur pelatihan-pelatihan, meskipun memang
organisasi yang jelas termasuk didalamnya memakan waktu, namun akan mengurangi
jenjang karir karyawan. Di Forum tingkat penolakan. (4) Negosiasi, yaitu dengan
Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan cara melakukan negosiasi dengan pihak-pihak
(FPKBL) perlu di telusuri budaya organisasi yang menentang perubahan. Cara ini bisa
yang kuat secara bersama dan juga di ciptakan dilakukan jika yang menentang mempunyai
model kepemimpinan yang transformasional kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan
yang dapat memotivasi karyawannya. serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang
Penyebab stres kerja yang kedua adalah bisa memenuhi keinginan mereka. (5)
stres kerja dinamika kelompok. Stres kerja Manipulasi dan Kooptasi, manipulasi adalah
kelompok adalah stres kerja dikarenakan menutupi kondisi yang sesungguhnya.
berbagai macam peristiwa karena masalah Misalnya menggandakan fakta agar tampak
kelompok dalam organisasi. Penyebab stres lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang
kerja pertamaadanya menurunnya motivasi negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya.
terhadap perubahan dan penyebab kedua Sedangkan kooptasi dilakukan dengan cara
terjadinya resistensi atau penolakan terhadap memberikan kedudukan penting kepada
perubahan. Padahal menurut Lewin (1951) pimpinan penentang perubahan dalam
perubahan yang efektif dimulai dari kekuatan mengambil keputusan.
kelompok, bahwa perilaku kelompok Penanganan penyebab ketiga stres kerja
merupakan rangkaian rumit interaksi simbolik dinamika kelompok yaitu adanya berbagai
dan daya–daya kekuatan yang tidak hanya ragamnya ide dan pemikiran pengusaha batik,
mempengaruhi struktur kelompok, namun sehingga terjadi tidak bersamaan langkah
juga mampu mengubah perilaku individu. dalam mengadakan proses peruabahan.
Karenanya individu merupakan fungsi dari Sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini
lingkungan kelompok atau medan (field) adalah perlu adanya peranan dan dukungan
darimana tercipta kekuatan dan ketegangan pihak-pihak ‘stakeholders’ lembaga atau
yang bersumber dari tekanan kelompok setiap perusahaan terhadap program perubahan
anggotanya. tersebut. Sebagaimana hasil penelitian
Dari sebab ini, maka penyelesainnya Djoemad Tjiptowardojo (2010) yang meneliti
bisa dengan cara pendekatan Kotter (1996), secara kualitatif terhadap Strategi Peningkatan
yangdisesuaikan dengan budaya organisasi di Mutu Universitas Widyatama di Kota Bandung,
Indonesia. Ada lima taktik yang bisa dipakai berkesimpulan bahwa untuk peningkatan
untuk mengatasi resistensi perubahan, antara mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi
lain: (1) Pendidikan dan komunikasi, yaitu dalam kerangka otonomi pendidikan tinggi
dengan memberikan penjelasan secara tuntas dan globalisasi, dapat dilakukan dengan
tentang latar belakang, tujuan, akibat, dari menerapkan manajemen stratejik melalui
diadakannya perubahan kepada semua pihak. penerapan strategi-strategi peningkatan mutu
Komunikasikan dalam berbagai macam dosen dan staf, mutu layanan administrasi/
bentuk seperti ceramah, diskusi, laporan, manajemen, dan peningkatan mutu sarana dan
presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya. (2) prasarana kelembagaan. Temuan penelitian
Partisipasi, yaitu dengan cara mengajak serta ini berimplikasi pada penyelesaian stres
semua pihak untuk mengambil keputusan. kerja di Kampung Batik Laweyan dengan
Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator peningkatan peranan dan dukungan pihak-
dan motivator. Biarkan anggota organisasi pihak ‘stakeholders’ lembaga terhadap
yang mengambil keputusan. (3) Memberikan program peningkatan strategi perusahaan

54 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

melalui upaya-upaya peningkatan mutu dari sini penanganan stres kerja dengan
produk, administrasi/manajemen lembaga dan menciptakan budaya organisasi yang
sarana-prasarana produksi batik. kondusif, hiegenis serta agamis (sarat
dengan nilai-nilai agama) mengingat
Pendekatan Pengembangan latarbelakang pengusaha batik Laweyan
Dalam penanganan stres kerja pengusaha adalah pengusaha “agamis”.
batik di Laweyan dengan pendekatan 3. Pendirian Rumah atau Pusat Konsultasi
pengembangan, dapat dilakukan antara lain: Perubahan (Change Consultan Center)
1. Analisis Peran Di dalam pusat ini di wujudkan program-
Penyelesain dalam kasus ini, para program itu didasarkan pada pendekatan
pengusaha harus mempunyai pengertian partisipatif dan kekeluargaan dalam
yang jelas tentang peran mereka dalam mewujudkan perubahan. Bagian-
proses perubahan, mereka harus tahu bagian di dalam program ini termasuk
apa yang perusahaan (kelompok industri konsultasiatau terapi dukungan, hal
batik) harapkan dan menjadi yakin bahwa ini diberikan jika anggota kelompok
mereka dapat mewujudkan harapan- pengusaha batik belum memahami
harapan tersebut. Stres kerja bisa terjadi strategi perubahan dan kelebihannya.
jika pengusaha merasa bingung tentang Bahkan di pusat ini pengelola kelompok
peran kerja mereka atau khawatir pengusaha batik (FPKBL)bisa
mereka tidak melaksanakan perubahan melibatkan atau menunjuk para praktisi/
tersebut. Ketika stres kerja berlebihan profesional perubahan dan perguruan
ada di dalam satu peran, maka pimpinan tinggi di kota Surakarta bisa UMS atau
kelompok industri (FPKBL) dapat UNS. Di dalam program ini juga bisa
memulai tanggapan penyesuaian seperti mengadakan pendidikan dan pelatihan
berikut ini : menentukan kembali peran terutama dibidang strategi perusahaan,
pribadi, mengurangi peran berlebihan analisis bisnis, studi kelayakan dan lain-
dengan mendistribusikan kembali kerja, lainnya yang bisa meyakinkan pekerja,
dan melaksanakan prosedur untuk memotivasi kerja sehingga lebih optimis
mengurangi stres jika terjadi (misalnya, dan produktif dalam bekerja.
mengizinkan pengusaha yang belum 4. Program Organisasional
bergabung untuk mengadakan pertemuan Program tersebut bertujuan lebih luas pada
dengan mereka yang menyebabkan seluruh masyarakat pekerja. Program
masalah sehingga suatu penyelesaian ini bisa merupakan perluasan program
dapat dilakukan/ diselesaikan). konsultasi. Berdasarkan analisis penyebab
2. Menciptakan Budaya Perusahaan Unggul stres kerja pengusaha batik di Laweyan,
Bersama (The strong corporate culture) maka bermacam-macam program dapat
Budaya dari sebuah organisasi menentukan digunakan untuk mengendalikan stres
perilaku yang tepat dan memotivasi kerja secara organisasional. Program-
individu jika ambiguitas dan konflik ada. program organisasional seperti ini, antara
Budaya dari sebuah perusahaan berasal lain:
dari para anggota secara individual. Jika a. Manajemen berdasarkan sasaran
secara individual stres, sangat perasa, (management by objectives)
tertekan dan bermusuhan, hal ini akan Manajemen Berdasarkan Sasaran
tercermin di dalam budaya. Jika ada atau ”Managemen By Objective
pemimpin yang cerdik, mereka akan (MBO)” dipopulerkan sebagai
bekerja ntuk membentuk suatu budaya pendekatan pada perencanaan oleh
yang sensitif, terbuka, belajar dan tanggap Peter Drucker pada th 1954 di
kepada kebutuhan pekerja. Sehingga dalam bukunya yang berjudul “The

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 55


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

Practice of Management”. MBO ini Dalam hal ini bisa diterapkan


mengacu pada seperangkat prosedur perubahan Model Beer dkk.
yang formal atau agak formal (1999). Model ini dikembangkan
dimulai dengan penetapan sasaran dengan istilah “managerial school
dan dilanjutkan sampai peninjauan thought”. Beer dkk. (1999) lewat
kembali hasil pelaksanaannya. studinya menemukan pentingnya
Aplikasinya di Industri Batik melibatkan sedemikian banyak
Laweyan yaitu bahwa MBO orang dalam perubahan. Itulah tugas
merupakan proses partisipasi atau utama seorang general manager
peran serta, yaitu secara aktif yang intinya adalah bagaimana
melibatkan para pimpinan dan memperoleh dorongan (support),
anggota staf pada setiap tingkat consensus, dan komitmen. Dalam
organisasi pengusaha batik. MBO managerial school thought,
disini adalah metode yang digunakan peneliti juga menggunakan body
pengusaha batik (manajer) dan of knowledge dari ilmu-ilmu lain,
karyawan untuk menjelaskan tujuan khusunya psikologi dan sosiologi.
dari setiap tahap perubahan, proyek Itulah sebabnya teori ini mengadopsi
dan orang serta menggunakan untuk tentang pentingnya upaya-upaya
mengawasi kinerja perubahan yang mengurangi stress dalam perubahan
berkelanjutan. Program dimulai dan desain pekerjaan yang
dengan penetapan sasaran perubahan memuaskan.
dan dilanjutkan sampai peninjauan 5. Program Spiritual
kembali hasil pelaksanaan Program ini sangat penting, mengingat
perubahan. pemahaman spiritual (agama) bagi
b. Program pengembangan organisasi, pengusaha yang baik akan membantu
Pengembangan organisasi di industri terciptanya optimisme dalam proses
Batik Laweyan dapat diwujudkan perubahan organisasi. Penanganan stres
dengan tujuanmembuat perubahan kerja secara spiritual dapat menggunakan
sikap atau nilai pengusaha batik, metode “Tazkiyyatun Nufus” yang
memodifikasi perilaku dan artinya pembersihan jiwa yaitu
menginduksi perubahan organisasi mengambil pelajaran dari surat al Jum’ah
dalam struktur dan kebijakan. ayat 2: “Dialah yang menghantarkan
Berdasarkan observasi dan data kepada masyarakat yang ummi, seorang
dokumentasiForum Pengembangan rasul (utusan) dari golongan sendiri
Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), yang menyampaikan ayat-ayat kami,
bahwa struktur dari organisasi membersihkan mereka, mengajarkan
dianggap optimal dalam pandangan mereka kitab (al Qur’an) dan hikmah.
manajemen, proses pengembangan Dan adalah mereka sebelumnya dalam
organisasi bisa mencoba mendidik kesestan yang nyata.” (QS. Al Jum’ah: 2)
pengusaha batik untuk mengadopsi Dari ayat tersebut, maka penanganan
perilaku yang konsisten dengan terhadap stres kerja: pertama dengan
struktur tersebut. Hal ini akan dipahamkan masalah “keimanan”dan
menjadi suatu kasus pelatihan kegiatan dakwah Islamiah. Keimanan
kepemimpinan di dalam manajemen adalah konsep yang paling penting
partisipatif organisasi yang telah dan mendasar bagi kehidupan manusia
mempunyai struktur organik. termasuk pengusaha atau pekerja.
c. Menerapkan konsep perubahan Kalau imannya benar, maka akan
terpadu berkesinambungan melahirkan aktivitas amal yang benar.

56 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

Penanganan yang selanjutnya dari terjadinya resistensi atau penolakan


ayat tersebut adalah harus dipahamkan terhadap perubahan dan beraneka ragam
kepada anggota organisasi akan kata: pemikiran pengusaha.
“yuzakkihim” yang artinya dipahamkan 3. Penanganan stres kerja organisasional:
kepada karyawan tentang “ubudiah” (1) Pendidikan dan pelatihan kerja, (2)
yang benar yang menyangkut ibadah Mitra Lembaga Keuangan, (3) Sosialisasi
mahdah (berkait sholat, zikir, shiam, pengurus dan anggota FKPBL, (4)
tilawat-al Qur’an dsb). Berkaitan ibadah Pengkaderan, (5) Penyediaan organisasi
yang benar adalah diperkenalkan syariah Serikat pekerja.
(aturan-aturannya) juga dipahamkan 4. Penanganan stres kerja kelompok, yaitu
hakekatnya. Penanganan yang ketiga : (1) Pendidikan dan komunikasi, (2)
dipahamkan kata: “yu’allimuhumul Partisipasi, (3) Pemberian kemudahan
kitab”yang bermakna diperintahkan dan dukungan, (4) Negosiasi, (5)
untuk memahami akan kitab, yaitu kitab Manipulasi dan Kooptasi, (6) Paksaan dan
suci Al Qur’an. Berkaitan memahami (7) Dukungan pihak-pihak ‘stakeholders’
Al Qur’an yakni dengan membacanya, perusahaan terhadap program perubahan.
mempelajarinya, dan menyebarkannya. 5. Penanganan stres kerja dengan analisis
Membaca Al Qur’an akan menjadi pengembangan, yaitu : (1) Analisis peran
seseorang atau pribadi yang berjiwa dan klarifikasi jabatan, (2) Menciptakan
tenang (sakinah), tidak mudah stres, hati Budaya Perusahaan Unggul Bersama, (3)
akan teguh menjalani kehidupan. pendirian Rumah atau Pusat Konsultasi
Perubahan, (4) Program Organisasional
SIMPULAN DAN SARAN serta (5) Program spiritual.

Karakteristik stres kerja dan penangananya Dari analisis penyebab dan model
Industri Batik Laweyan: penangananya, maka peneliti menyarankan
1. Stres kerja pengusaha dinamika baik kepada pengelola Industri Batik Laweyan,
organisasional, stres kerja inidisebabkan Pemkot Surakarta dan peneliti lain:
oleh dinamika organisasional dan 1. Bagi pengusaha batik di Industri Batik
perilaku manajerial para manajer atau Laweyan dalam menangani stres
pengusaha. Penyebab stres kerja dinamika kerja, maka memfokuskan pada upaya
organisasional: (1) regenerasi yang sulit, dikelompok pengusaha batik yang
(2) pengusaha belum bisa menerapkan tergabung dalam FPKBL baik penanganan
profesionalisme, (3) kondisi keuangannya stres kerja secara organisasional, dan
tidak terlalu mendukung perubahan, stres kerja kelompok.
(4) ketakutan pada proses perubahan, 2. Bagi Pemerintah Kota Surakarta siap
(5) beberapa prilaku pengusaha yang diajak bermitra bahkan mendukung
sulit menerima pada proses perubahan, sepenuhnya program kemitraan seperti
(6) tidak adanya organisasi yang dapat mengadakan pendidikan dan pelatihan
menyampaikan aspirasi karyawan, (7) kerja, dalam hal ini Balai Latihan
adanya struktur organisasi yang kurang Kerja, Lembaga pelatihan atau Dewan
jelas, (8) budaya organisasi yang lemah, Kesenian dan Kerajinan Nasional Daerah
(9) kepemimpinan yang tidak memotivasi. (DEKRANASDA). Pemkot Surakarta
2. Stres kerja pengusaha dinamika juga menyerukan pada Lembaga
kelompok, stres kerja yang terjadi karena Keuangan baik konvensional maupun
sebab kelompok dalam perusahaan atau Lembaga Keuangan Syariah untuk
kelompok perusahaan, yaitu disebabkan mendukung perubahan tersebut dari sisi
menurunnya motivasi perubahan, penambahan modal usaha.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 57


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

3. Bagi peneliti lain, obyek penelitian bisa and Critique of Theory, Research,
diperluas dengan menggunakan industri and Applications, California; Sage
batik lainnya di seluruh Surakarta. Hal Publications Inc.
ini dikarenakan karakteristik stres kerja Cruess, Dean G.; Finitsis, David J.;
lebih bervariatif dan lebih kompleks dan Smith, Anne-Lise; Goshe, Brett M.;
akan menghasilkan temuan penelitian Burnham, Kaylee; Burbridge, Caitlin;
yang lebih fenomena dan berguna O’Leary, Katherine, 2015, Brief stress
untuk meningkatkan kinerja karyawan management reduces acute distress
perusahaan. and buffers physiological response to
a social stress test.International Journal
REFERENSI of Stress Management, Vol 22(3), Aug
2015, 270-286.
Arezes, P. M, & Miguel, A. S. 2005. Individual
Perception of Noise Exposure and Dhania, Dhini Rama, 2010, Pengaruh Stres
Hearing Protection in Industry.Human Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan
Factors, 47 , 683-692 Kerja (Studi Pada Medical Representatif
di Kota Kudus), Jurnal Psikologi
Avery, G & Baker, E. 1990.Psychology Universitas Muria Kudus, Volume 1
at Work. Australia: Prentice Hall No.1, Desember 2010
Incorporation
Donald F. Parker, 2004, Organizational
Arikunto, Suharsiwi, 1996, Prosedur determinants of job stress, Organizational
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Behavior and Human Performance
Binarupa Aksara, Jakarta
Etsem, M. B, Sugiyanto, Pudjono, M. 1994.
Bass, B.M. 1985, Leadership and performance Pengaruh Intensitas Kebisingan
beyond Expections.NewYork : Free terhadap Memori Jangka Pendek .Jurnal
Press Psikologi XXI Juni No.1. Jogjakarta:
Bukhari, M. 2003. Hubungan antara Persepsi UGM
Terhadap Kebisingan dengan Stres Fenlanson, K. J, & Beehr, T. A. 1994.Social
Kerja pada Karyawan.Skripsi (tidak support and occupational stress:
diterbitkan). Depok: Universitas Effects of talking to others.  Journal of
Gunadarma Organizational Behavior, 15, 157  –  175
Cary, A., 1993, Manajemen Stres yang Sukses, Flinchbaugh, Carol; Luth, Matthew T.;
Alih bahasa T. Hermajaya, Pustaka Jaya Li, Pingshu, 2015, A challenge or
Jakarta a hindrance? Understanding the
Cartwright, Jeff, 1999, Cultural Tranformation effects of stressors and thriving on life
: Nine Factor for Continous satisfaction.International Journal of
business Improvement, Prentice Hall Stress Management, Vol 22(4), Nov
Incorporation, USA 2015, 323-345.
Chockalingam Viswesvaran, Juan I. Sanchez, Gibson. L & Ivancevich,2001,
Jeffrey Fisher, 2002, The Role of Social Organizations(Behavior, structure
Support in the Process of Work Stress: A and Process), Richard D. Irwin, Inc.
Meta-Analysis, Organizational Behavior terjemah PT. Binarupa aksara, Jakarta
and Human Performance, Giorgi, Gabriele; Shoss, Mindy K.; Leon-
Cooper, C.L., Dewe P.J. & O’ Driscoll MP., Perez, Jose M., 2015, Going beyond
1991, Organizational Stress A review workplace stressors: Economic crisis

58 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

and perceived employability in relation of Stress Management, Vol 22(1), Feb


to psychological distress and job 2015, 1-23.
dissatisfaction.International Journal of Kreitner R & Kinicki A, 2001, Organizational
Stress Management, Vol 22(2), May Behavior, Mc Graw Hill Companies,
2015, 137-158. Inc. New York
Greenberg J and Baron, 2000, Behavior Luce S. & Juravich T., 2002, Stres in the Call
in Organizations, Prentice Hall Inc, Center, a Report on the Work life of
Seventh edition Call Center Refresentatif in the Utility
Hadjam, M.N.R. 1999. Stres dan Industry, Utility Workers Union of
Pengelolaannya. Seminar Nasional America, Massachussetts University
Manajemen Stres dan Relaksasi. Depok: Morimoto, Hiroshi; Shimada, Hironori,
Fakultas Psikologi Gunadarma 2015,The relationship between
Hersey, P & Blanchard, K. H, 1981, The psychological distress and coping
Management of Organizational strategies: Their perceived acceptability
Behavior, 4 th ed. Englewood Cliffs, NJ within a socio-cultural context of
: Prentice Hall employment, and the motivation behind
Ismar, Rinda; Amri zarni; Sastrosumiharjo, their choices. International Journal of
Danardi., 2011, Stres kerja dan Berbagai Stress Management, Vol 22(2), May
Factor yang Berhubungan pada Pekerja 2015, 159-182.
Call Center PT X di Jakarta, majalah Mark C. Bolino,; Turnley, William H. , 2005,
Kedokteran Indonesia, Volume 61 The Personal Costs of Citizenship
nomor 1, Januarai 2011 Behavior: The Relationship Between
Kartono, K. 1994.  Psikologi Sosial untuk Individual Initiative and Role Overload,
Manajemen Perusahaan dan Industri. Job Stress, and Work-Family Conflict.
Jakarta: Raja Grafindo Persada Journal of Applied Psychology, Vol
90(4), Jul 2005, 740-748.
Kast, Freeman and Rosenzweig, 1985,
Organizations and Management, A Matteson, MT. and Ivancevich, J.M.,
System and Contingency Approach, Mc Managing Job Stress and Health: The
Graw Hill Book company, New York, Intelegent Person’s Guide, New The
USA Free Press, York , NY

Kinnunen, Ulla; Rantanen, Johanna; de Miner, J. B. 1992.  Industrial Organizational


Bloom, Jessica; Mauno, Saija; Feldt, Psychology. Singapore: McGraw- Hill
Taru; Korpela, Kalevi, 2016, The role of Book Incorporation
work–nonwork boundary management Moleong, L.J., 2005, Metodologi Penelitian
in work stress recovery. International Kualitatif, Bandung PT. Remaja
Journal of Stress Management, Vol Rosdakarya
23(2), May 2016, 99-123. Morgan, C.T, King, R. A & Robinson, N.M.
Kompas 21 September 2011, Ekspor Batik 1979.  Introduction To Psychology
Indonesia meningkat, PT. Gramedia, Sixth Edition. Tokyo: McGraw-Hill
Jakarta Kogakusha, Ltd.
Kozusznik, Malgorzata Wanda; Rodríguez, Mowday, Porter, Steers, 1999, “
Isabel; Peiró, José María, 2015, Eustress Employee- Organization Lingkages
and distress climates in teams: Patterns : The Psychology of Commitment,
and outcomes. International Journal Abseentiisme, and Turnover, Acedemic

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 59


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

Press, New York. Khairun Ternate, Jurnal Emba, vol 1


Muljono, P. 2002. Hubungan antara Kepuasan No.3. September 2013
Kerja Dan Sikap Kerja terhadap Profesi Setiawan, ZY., 2006, Hubungan antara Stres
dengan Motivasi Kerja Karyawan. kerja Dengan Kecenderungan gejala
Jurnal Perpustakaan Pertanian Volum XI Gangguan Mental emosional pada
no 1. http://pustaka bogor.net/publ/jpp/jp11101 Pekerja Redaksi Harian PT.RMM
Munandar, A.S. 1994.  Psikologi Industri. Jakarta, (Tesis) Program Studi Magister
Jakarta: Karunika   Kedokteran , Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta
Newstorm, J. M., & Davis, K. 1997.
Organizational behavior: Human Setiawati, Erma dan Nursiam, 2013,
behavior at work New York: Pengegembangan Komoditas Batik:
McGrawHills Companies, incNila Determinan Budaya Ekonomi Terhadap
Kirana, 2015, Batik Semakin Diminati, Perkembangan Usaha Ekonomi Lokal,
Kompas, 6 Oktober 2015 (Studi Tentang Pengusaha Batik
Laweyan Surakarta), Prosiding Seminar
Praptini., 2000, Pengaruh Stres Kerja Islam dan Peradaban Umat, Universitas
Terhadap Kepuasan Kerja Tenaga Muhammadiyah Surakarta
Edukatif Tetap Fakultas Ilmu Sosial,
Airlangga University Library UNAIR, Shearer, Annie; Hunt, Melissa; Chowdhury,
Surabaya Mifta; Nicol, Lorena, 2016, Effects
of a brief mindfulness meditation
Punch, K.F., 1998, Introduction to Social intervention on student stress and heart
Research . Quantitative and Qualitatif rate variability.International Journal
approaches, London: Sage Publication of Stress Management, Vol 23(2), May
Ltd. 2016, 232-254.
Quick, James C., Jonathan D., dkk (2002), Shinn, Marybeth; Rosario, Margaret; Mørch,
Preventive Stress management in Hanne; Chestnut, Dennis E., 1984,
Organizations, Washington DC, APA Coping with job stress and burnout in the
Order Departement human services. Journal of Personality
Raeda Fawzi Abu AlRub, 2004,Job Stress, and SocialPsychology, Vol 46(4), Apr
Job Performance, and Social Support 1984, 864-876.
Among Hospital Nurses, Journal of Somer, Eli; Ataria, Yochai, 2015, Adverse
Nursing Scholarship, Volume 36, Issue outcome of continuous traumatic stress:
1, pages 73–78, March 2004 A qualitative inquiry. International
Robbins, Stephen P., 2003, Organizational Journal of Stress Management, Vol
Behavior, Concept Contropversies 22(3), Aug 2015, 287-305.
and Applications, Prentice Hall Inc. Sugiyono,1999, Metode Penelitian Bisnis,
USA. Terjemahan. Jakarta: P.T. Indeks Penerbit Alfabeta, Bandung
Kelompok Gramedia.
Szabo, Agnes; Ward, Colleen; Jose, Paul
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A., 2007. E., 2016, Uprooting stress, coping,
Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: and anxiety: A longitudinal study of
Salemba Empat Jakarta international students. International
Saina Nur, 2013, Konflik Stres Kerja dan Journal of Stress Management, Vol
Kepuasan kerja Pengaruhnya Terhadap 23(2), May 2016, 190-208.
Kinerja Pegawai Pada Universitas

60 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

Winardi, 2009, Manajemen Perilaku Rajawali Press, Jakarta


Organisasi, Kencana, Prenada Media Yin, K.R.,2006, Studi Kasus: Desain dan
Group, Jakarta metode, PT Raja Grafindo PersadaJakarta
Winardi, 2009, Teori Organisasi dan
Pengorganisasian, PT. Raja Grafindo

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Manajemen Stres Kerja Pengusaha... 61

Anda mungkin juga menyukai