PENDAHULUAN
1
Untuk meningkatkan semangat kerja karyawan diantaranya adalah
memperhatikan stres kerja yang mereka alami. Stres merupakan suatu kondisi
keadaan seseorang mengalami ketegangan karena ada kondisi yang
mempengaruhinya. Kondisi tersebut dapat diperoleh dari dalam diri seseorang
maupun lingkungan di luar diri seseorang. Stres dapat menimbulkan dampak yang
negatif terhadap keadaan psikologis dan biologis bagi karyawan. Menurut Wijono
(2010:122), “Stres kerja sebagai suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif
individu yang dapat berupa interaksi antara individu dan lingkungan kerja yang
dapat mengancam dan memberi tekanan secara psikologis, fisiologis, dan sikap
individu”. Adapun reaksi karyawan yang stres didalam pekerjaan yaitu, Cepat
tersinggung, tidak komunikatif, lelah mental, kehilangan spontanitas dan
kreativitas, mudah lelah secara fisik, menunda atau menghindari pekerjaan.
2
yang egois dan lebih mendominasi pada saat bekerja team sehingga menimbulkan
adanya percekcokan, ketidaksetujuan, dan ketidakharmonisan diantara mereka
yang membuat pekerjaan itu tertunda.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh stres kerja dan konflik kerja
terhadap semangat kerja karyawan baik secara simultan dan parsial di PT.
Nidec Sankyo Precision Indonesia.
4
2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh stres kerja dan konflik kerja
terhadap semangat kerja karyawan pada PT Nidec Sankyo Precision
Indonesia.
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan secara teoritis mengenai pengertian stres kerja,
jenis-jenis stres kerja, sumber-sumber stres kerja, dampak stres kerja, cara
5
menanggulangi stres kerja, indikator stres kerja, pengertian konflik kerja, kerugian
dan manfaat konflik kerja, faktor penyebab timbulnya konflik kerja, pandangan
mengenai konflik kerja, indikator konflik kerja, pengertian semangat kerja, faktor-
faktor yang mempengaruhi semangat kerja, cara meningkatkan semangat kerja,
indikator semangat kerja, hubungan antara stres kerja dan konflik kerja terhadap
semangat kerja, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, penelitan terdahulu.
Pada bab ini, menguraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi hasil penelitian dan uji analisis hasil penelitian.
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran – saran yang
dapat penulis berikan atas hasil penelitian yang telah dilakukan.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan sebagai
manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut personil, tenaga
kerja, pekerja/karyawan), atau potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya, potensi yang merupakan aset dan berfungsi
sebagai modal non-material dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan
menjadi potensi nyata secara fisik dan nonfisik dalam mewujudkan eksistensi
organisasi. Mengingat betapa pentingya peran SDM untuk kemajuan organisasi,
maka organisasi dengan model yang lebih moderat menekankan pada fungsi SDM
dengan orientasi jangka panjang. Berikut ini adalah pengertian Manajemen
Sumber Daya Manusia menurut para ahli.
Menurut Mangkunegara (2005:2):
“Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,
pengoraganisasian, pengkordinasian, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
penginteregasian, pemeliharaan, dan pemisahaan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi”.
7
8
Berikut adalah definisi-definisi tentang stres kerja menurut para ahli yang
penulis susun diantaranya :
Dalam klasifikasi; Selain tugas stres seperti (stres kerja yang berlebihan,
peran konflik dan peran ambiguitas, seperti organisasi stres (sumber stres yang
berasal dari dan dalam sebuah organisasi itu sendiri (i.e.;organizational struktur
dan mengembangkan karir lingkungan) dan fisik yang stres adalah sumber
lingkungan stres yang ada di lingkungan rumah, (Leung et al, 2009, 127-128).
Stordeur et al (2001).
Stress kerja merupakan tekanan yang didapatkan secara tidak sengaja, atau
pembebanan yang diperoleh dengan sengaja, diadakan untuk suatu tujuan. Stress
kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stress sebagai stimulus,
stress sebagai respon dan stress sebagai stimulus-respon. Stress sebagai stimulus
merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Pendekatan ini
memandang stress sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan
dengan respon individu. Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stress
sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon
individu (Robbins, 2006).
Quick dan quick (dikutip oleh Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi, 2003;308)
mengkategorikan jenis stres menjadi dua yaitu :
a. Eustress, yaitu hasil respons terhadap stres yang bersifat sehat, positif dan
konstruktif (membangun). Hal tersebut termasuk kesejahtraan individu dan
organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan
adaptasi dan tingkat performance yang tinggi.
b. Distress, Yaitu hasil dari respon terhadap yang bersifat tidak sehat, negatif dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan
juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidak hadiran
yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan
kematian.
2. Pendekatan Stres Kerja
Menurut Veitzhal Rivai (2009:1008-1009) pendekatan stres kerja dapat
dilakukan dengan cara :
11
2. Tekanan atau desakan waktu, atasan sering kali memberikan tugas sesuai
dengan target waktu yang terbatas.
3. Kualitas supervisi yang jelek, Seorang karyawan dapat menjalankan tugas
sehari-harinya dibawah bimbingan sekaligus mempertanggungjawabkan
kepada supervisor. Jika supervisor pandai (cakap) dan menguasai tugas
bawahan, ia akan membimbing dan memberikan pengarahan atau isntruksi
secara baik dan benar.
4. Iklim Politis, Iklim politis yang tidak aman akan mempengaruhi semangat
kerja.
5. Wewenang untuk malaksanakan tanggung jawab, atasan sering
memberikan tugas kepada bawahanya tanpa diikuti kewenangan yang
memadai. Sehingga, jika harus mengambil keputusan harus berkonsultasi,
kadang menyerahkan sepenuhnya pada atasan.
6. Konflik dan ketaksaan peran, pada situasi seperti ini orang memiliki
harapan yang berbeda akan kegiatan seseorang karyawan pada suatu
pekerjaan akibat adanya konflik dan ketidakjelasan peran dalam
organisasi, sehingga karyawan tidak tahu apa yang harus dia lakukan dan
tidak dapat memenuhi semua harapan.
7. Perbedaan antara nilai perusahaan dan karyawan. artinya perbedaan ini
mencabik-cabik karyawan dengan tekanan mental pada waktu suatu upaya
dilakukan untuk memenuhi nilai kebutuhan perusahaan dan karyawan.
8. Frustasi, Suatu akibat dari motivasi yang terhambat dan mencegah
seseorang mencapai tujuan yang diinginkan sehingga berpengaruh
terhadap pola kerja.
Menurut Jacinta (2002) stres kerja juga dapat mengakitbatkan hal-hal berikut:
Pada dasaranya konflik bermula pada saat satu pihak dibuat tidak senang
oleh pihak lain mengenai suatu hal yang oleh pihak pertama dianggap penting.
Konflik di perusahaan terjadi dalam berbagai bentuk dan corak, yang merintangi
hubungan individu dengan kelompok. Adanya perbedaan pandangan diantara
setiap orang berpotensi menyebabkan terjadinya pergeskan, sakit hati dan lain-
lain.
mereka harus membagi sumber daya, sumber daya yang terbatas atau kegiatan-
kegiatan kerja dan adanya kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status,
tujuan dan nilai persepsi. Konflik di dalam perusahaan tidak bisa dielakan tetapi
bisa di minimalisir untuk tujuan-tujuan perusaahan agar karyawan berfikir kritis,
apatis dan produktif.
Berikut pengertian tentang konflik kerja yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya:
Pada suatu organisasi potensi konflik kerap kali didukung pula oleh
kehadiran individu atau kelompok yang ambisius dan agresif. Individu atau
kelompok itu dalam melaksanakan kegiatannya kerap kali merangsang potensi
konflik menjadi nyata yang tidak terkendali dapat berkembang menjadi konflik
terbuka yang ganas. Lebih lanjut dikemukakan oleh Luthans (2006), perilaku
konflik dimaksud adalah perbedaan kepentingan/minat, perilaku kerja, perbedaan
sifat individu, dan perbedaan tanggung jawab dalam aktivitas organisasi.
3) Konflik staf dengan kepala unit (line staff conflict), yaitu konflik yang
terjadi anatara pemimpin unit dengan stafnya terutama staf yang
berhubungan dengan wewenang/otoritas kerja. Conto : Karyawan staf
secara tidak formal mengambil wewenang berlebihan.
4) Konflik formal-informal (formal-informal conflict), yaitu konflik yang
terjadi yang berhubungan dengan norma yang berlaku di organisasi
informal dengan organisasi formal. Contoh : Pemimpin yang
menempatkan norma yang salah pada organisasi.
Sedangkan beberapa jenis konflik kerja yang biasa terjadi dalam suatu
perusahaan diantarnnya yaitu :
4) Konflik antar-kelompok.
Konflik antar-kelompok terjadi karena masing-masing kelompok ingin
mengejar keinginan atau tujuan kelompoknya masing-masing. Misalnya
konflik yang mungkin terjadi antara bagian produksi dengan bagian
pemasaran.
5) Konflik intra-perusahaan.
Konflik intra-perusahaan meliputi empat sub jenis, yoitu konflik
vertikal, horizontal, lini staf dan konflik peran. Konflik vertikal terjadi
antara manajer dengan bawahan. Konflik horizontal terjadi antara
karyawan atau departemen yang memiliki hierarki yang sama dalam
organisasi. Konflik lini-staf terjadi karena adanya perbedaan persepsi
tentang keterlibatan staf dalam proses pengambilan keputusan oleh
manajer lini.
6) Konflik antar-perusahaan.
Konflik antar-perusahaan dapat terjadi karena mereka mempunyai
ketergantungan satu sama lain terhadap pemasok, pelanggan maupun
distributor. Seberapa jauh konflik terjadi tergantung kepada seberapa besar
tindakan suatu organisasi menyebabkan adanya dampak negatif terhadap
perusahaan itu, atau mencoba mengendalikan sumber-sumber vital
perusahaan.
1) Tahap permulaan
wujud perbedaan tentang minat, nilai dan perbedaan pendapat antara satu
sama lain.
2) Tahap Kedua
3) Tahap ketiga
4) Tahap keempat
5) Tahap kelima
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap berfikir, Pada tahap ini pihak-pihak
yang terlibat di dalam konflik akan menggunakan akal dan pikiran untuk
menyelesaikan konflik. Berbagai strategi di pakai untuk menyelesaikan
konflik misalnya, di musyawarahkan.
21
6) Tahap keenam
Tabel 2.1
Pandangan Lama dan Baru Tetang konflik
Sementara itu manfaat yang dapat diperoleh dari konflik kerja yang terjadi
dalam perusahaan antara lain :
1) Memunculkan masalah-masalah yang tersembunyi ke permukaan,
sehingga ada kemungkinan untuk diselesaikan.
2) Mendorong orang untuk mencari pendekatan yang lebih tepat untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Situasi konflik mendorong orang-orang
untuk lebih kreatif dan memunculkan gagasan-gagasan yang baru.
3) Menyempurnakan proses pengambilan keputusan. Dalam suatu
perusahaan sering terdapat keputusan yang buruk karena orang-orang
terlalu cepat setuju pada suatu pemecahan masalah. Dengan adanya
konflik, maslah dapat di telaah lebih seksama dari berbagai sudut pandang
sehingga cendrung menghasilkan keputusan yang lebih baik.
4) Mengurangi kebosanan. Dengan adanya konflik, maka kehidupan
berorganisasi akan teras lebih bervariasi, tidak datar saja.
Semangat kerja atau dalam istilah asingnya disebut morale merupakan hal
yang harus di miliki oleh setiap karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat,
oleh karena itu selayanknya setiap perusahaan selalu berusaha agar semangat
kerja karyawan nya meningkat. Dengan semangat kerja yang tinggi, maka dapat
di harapkan aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai. Berikut pengertian semangat kerja yang di kemukan
oleh para ahli di antaranya adalah :
artikan semangat kerja sebagai sesuatu yang positif dan sesuatu yang
baik, sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap pekerjaan
dalam arti lebih cepat dan lebih baik”.
Bedjo Siswanto (2001:264), mengemukakan bahwa :
Gambar 2.1
Proses Terjadinya Semangat Kerja
Kepuasan
Semangat kerja
Semangat kerja yang terbuntuk positif akan bermanfaat karena setiap anggota
dalam organisasi membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritikan yang
bersifat membangun dari luang lingkup pekerjaanya demi kemajuan di perusahaan
30
tersebut, namun semangat kerja akan berdapampak buruk jika karyawan dalam
satu organisasi mengeluarkan pendapat yang berbeda hal ini dikerenakan adanya
perbedaan setiap individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan pikiranya.
Berikut adalah beberapa indikator semangat kerja yang dikemukakan oleh
Nitisemito (2002:427) yaitu sebagai berikut:
1. Absensi, tingkat kehadiran dalam bekerja, absensi yang
tinggi dapat menurunkan produktivitas.
2. Kualitas, dengan menggunakan ukuran ketelitian,
kelengkapan, ketepatan, dan kerapihan
3. Disiplin, kepatuhan seseorang terhadap sistem prosedur,
peraturan, dan ketentuan yang berlaku.
4. Kreativitas karyawan, dalam mengerjakan tugas dengan
menggunakan ukuran kontribusi gagasan dan tindakan serta metode dalam
pengerjaan tugas
5. Sikap minat kerja, menggunakan ukuran berminat dan
bangga serta menghargai pekerjaan yang dijalankan.
Penelitian mengenai stres kerja, konflik kerja, dan semangat kerja telah
banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Perbedaannya diantara peneliti
tersebut seperti lokasi penelitian, tahun penelitian, komposisi variable, dan model
yang digunakan dalam penelitian. Penelitian terdahulu yang telah direview dan
menjadi rujukan dalam mengadakan penelitian ini diantaranya:
Tabel 2.2.1
Penelitian Terdahulu
31
Erdilek Karabay, Effects of Work Conflict Hasil empiris menunjukkan bahwa konflik Procedia - Social and
Melisa/2016/Mar Family-Work (X1), Lokus keluarga-kerja kerja yang berlebihan, Behavioral Sciences
mara University Conflict, Locus of control(X2) lingkungan kerja yang tidak seimbang 235 ( 2016 ) 269 – 280
Istanbul Turkey of Control, Self Self https://doi.org/10.1016/
menimbulkan stres. Lokus kontrol internal
Confidence and Confidence j.sbspro.2016.11.030
Extraversion (X3) Employe yang ditemukan efektif pada struktur
Personality on work organisasi di nyatakan negatif sedangkan
Employee Work stress(Y) eksternal lokus kontrol afektif struktur
Stress organisasi di lakukan secara positif. Hasil
menunjukkan efek tidak signifikan dari sudut
4
kepribadian dan percaya diri terhadap stres
kerja. Karya ini mengkaji interaksi antara
keluarga-kerja konflik, lokus kontrol, percaya
diri dan extraversion kepribadian pada stress
kerja
33
2.3 Hipotesis
Hipotesis I
Ho: β1 = 0: Tidak ada pengaruh secara signifikan antara stres kerja
terhadap semangat kerja karyawan di PT Nidec Sankyo Precision
Indonesia
METODE PENELITIAN
34
35
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
2 Menyusun Proposal
3 Bimbingan Proposal
4 Riset
5 Membagikan
Kuesioner
6 Menyusun Skripsi
7 Bimbingan Skripsi
8 Ujian Skripsi
Berikut ini kerangka konsep yang menunjukkan pengaruh stres kerja dan
konflik kerja terhadap semangat kerja karyawan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Psikologi
Absensi
Stress Kerja
Fisik (X1)
Kualitas
Perilaku
Semangat
Disiplin
Kerja
Karyawan
Koordinasi (Y)
Kerja Kreatifitas
Karyawan
Konflik
Kerja (X2)
Sikap Minat
Kerja
Sistem
Kontrol
Organisasi
Gambar 3.1.1
Kerangka Penelitian
Variabel menurut Sugiyono (2011:38) adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas yang merupakan variabel yang
memengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Stress Kerja dan
Konflik Kerja.
37
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, atau variable tidak bebas. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.
Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan
variabel tidak bebas (Y). Untuk mempermudah serta memperjelas dari pengertian
variabel-variabel dalam penulisan skripsi ini, maka secara operasional dapat
dijabarkan sebagai berikut :
n = N
1 + N (e)2
Keterangan :
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
e = tingkat error 10%
n=
n=
n = 23,07692 ~ 23 Responden
1. Observasi
Penulis melakukan kegiatan pengamatan langsung dengan cara
mendatangi, mengamati, melakukan pencatatan secara sistematis
40
Tabel 3.2
Skala Likert
No Jawaban Skor
2 Setuju (S) 4
1. Uji Validitas
Pengujian tingkat validitas instrument ditujukan untuk mengukur
pemahaman responden terhadap isi kuesioner sehingga diperoleh keseragaman
dalam pemahaman isi kuesioner. Dalam penelitian ini, uji validitas instrument
akan dicoba kepada 20 responden untuk mengetahui mana pernyataan yang
41
terbuat dalam kuesioner yang akan diterima maupun ditolak. menurut Sugiyono
(2007:353) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur
dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil
yang konsisten apabila digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden
yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Reliabilitas instrumen
mencirikan tingkat konsistensi. Suatu konsistensi dikatakan reliabel atau andal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator
42
Keterangan:
r : reliabilitas instrument
k : banyaknya butir pernyataan
n : jumlah responden
x : nilai skor yang dipilih
Dalam uji reliabilitas ini, metode yang digunakan untuk melihat data
sudah reliabel dengan metode koefisien Cronbach‟s Alpha (α). Koefisien
Cronbach‟s Alpha (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,60
(Kurniawan, 2011:51).
Keterangan :
Tabel 3.3
Keterangan :
KP = Koefisien determinasi berganda (%)
r = Kofesien korelasi
44
Tabel 3.4
Pedoman Interprestasi koefisien determinasi
Pernyataan Keterangan
< 4% Rendah Sekali
5% - 16% Rendah Tapi Pasti
17% - 49% Cukup berarti
50% - 81% Tinggi dan Kuat
> 80% Tinggi Sekali
Sumber : Supranto yang dikutip oleh Fauji (2013)
Untuk menguji keberartian koefisien regresi digunakan rumus uji F dan uji t.
d. Uji F
Uji F atau model regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara simultan dapat dipakai atau tidak untuk memprediksi variasi variabel
terikat dilakukan dengan uji F (Anova). Uji hipotesis penelitian dilakukan
menggunakan analisis uji F (Anova) dengan level significance 95% atau α = 5%.
F hitung dalam observasi (penelitian) menurut Hasan (2010:107) dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
e. Uji t
Di mana:
t hitung : Angka t hasil penelitian
r : Koefisien korelasi pearson
n : Jumlah sampel
46
47
48
Dalam berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang
akan membantu perusahaan berada dalam jalan yang benar utnuk mencapai
tujuannya , begitu pun dengan Pt Nidec Sankyo Precision Indonesia , seperti
berikut:
VISI :
Menjadi perusahaan injection molding terbaik di Indonesia
MISI:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi guna memnuhi permintaan
para pelanggan yang terus berkembang dan berusaha memberi kepuasan
kepada para pelanggan .
2. Membuat dan memaksimalkan keuntungan supaya dapat memperbaiki
kesejahteraan karyawan .
3. Membentuk lingkungan kerja yang bertanggung jawab dan profesional.
Berikut ini merupakan uraian tugas dari masing – masing bagian dalam
karyawan yang memiliki kinerja yang baik, dan lainnya yang berkaitan dengan
2. Marketing
menyiapkan prospek klien baru menganalisa data keuangan klien dengan tujuan
3. Accounting
4. Purchasing
50
produksi.
5. Enginerring
perusahaan permesinan yang tak hanya berperan sebagai part making saja,
melainkan juga berperan sebagai machine maker atau industri pembuat mesin.
Tugas dari divisi ini tidak hanya memproduksi mesin-mesin standard, melainkan
juga membuat rancangan dan merakitnya atau dalam bidang teknik dikenal
dengan istilah design and assembling. Bahkan ada juga yang tugasnya jauh lebih
detail seperti mengurusi mesin-mesin yang telah di-upgrade. Selain itu juga tugas
produksi
j. Kontrol terhadap proses produksi mesin , cycle time , robot , jig , dan
hopper
dalam prosesnya perusahaan ini menggunakan material atau bahan baku dari bijih
plastik (Resin) yang di olah menggunakan mesin injeksi dan di cetak dengan
pelanggan ,dari hal itu di olah oleh bagian terkait untuk dapat menciptakan produk
ok dan siap jual. berikut gambar yang menjelaskan produk-produk hasil dari
PT.Nidec Sankyo:
Gambar 3.2
Ini adalah salah satu produk hasil dari Injeksi molding PT Nidec, salah
Gambar 3.3
Produk: Oil Cup COmp
Ini adalah produk hasil PT.Nidec yang berasal dari salah satu pelanggan
otomotif .
akan mendukung proses produksi atau pembutan produk yang akan di jual ke
pelanggan/pembeli. karena tanpa adanya pembeli atau mitra kerja produk yang di
buat akan tidak memiliki sebuah nilai kegunaan karena tidak ada yang
membutuhkan. Maka dari itu banyaknya pelanggan dan mitra kerja dalam
2. PT Mecoindo
b. Peralatan Otomotif
1. PT JVC Indonesia
2. PT Aisin Indonesia
9. PT Mikuni Indonesia
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, penulis akan menguraikan analisis hasil penelitian dan
pembahasan yang meliputi hasil penelitian dan uji analisis hasil penelitian.
Tabel 5.1
Karakteristik Responden
Persentase
No. Uraian Jumlah
(%)
A Jenis Kelamin
1 Perempuan 14 61%
2 Laki – laki 9 9%
Jumlah 23 100%
B Umur
1 < 26 tahun 15 65%
2 27 s.d 30 tahun 5 22%
3 31 s.d 40 tahun 2 9%
4 > 41 tahun 1 4%
Jumlah 23 100%
C Pendidikan
1 SMA 9 39%
2 Diploma 3 13%
3 Sarjana 11 48%
57
Jumlah 23 100%
D Masa Kerja
1 < 1 tahun 4 17
2 1 s.d 4 tahun 10 43%
3 > 4 tahun 9 39%
Jumlah 23 100%
Tabel 5.2
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap X1
Rata -
Skor
No. Indikator / Pernyataan rata
jawaban
Skor
1 2 3 4
A Psikologi
C Perilaku
Hasil skor jawaban paling besar dari rata – rata indikator tersebut terdapat
pada indikator psikologi dengan jumlah rata – rata skor yaitu 10,52 sedangkan
yang terendah yaitu pada indikator perilaku dengan rata – rata skor 6,9
Total skor jawaban responden terhadap stress kerja pada Pt. Nidec Sankyo
Precision Indonesia di peroleh sebesar 604 dengan rata – rata skor secara
keseluruhan sebesar 26,26 yang berarti interval rendah ( skor 2 ). Hal ini
menunjukkan bahwa stres kerja yang di alami oleh karyawan pada Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia rendah.
Tabel 5.3
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap X2
Rata -
Skor
No. Indikator / Pernyataan rata
jawaban
Skor
1 2 3 4
A Koordinasi Kerja
1 Koordinasi kerja yang tidak baik membuat saya 58 2,5
61
Tabel 5.4
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Y
1 2 3 4
A Absensi
1 Saya berusaha masuk kerja agar memenuhi 92 4
tingkat kehadiran kerja yang telah di tetapkan
B Kualitas
3 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan 88 3.8
telliti dan tepat sesuai yang di harapkan
4 Saya dapat bekerja dengan cekatan dan cepat 89 3.8
C Disiplin
5 Saya mengerjakan semua pekerjaan dengan 95 4.1
baik sesuai prosedur
6 Saya mematuhi semua tatatertib 94 4.1
(peraturan)yang berlaku di perusahaan
7 Selalu mematuhi perintah pimpinan selama 91 4
tidak bertentangan dengan aturan perusahaan
Rata - rata displin 280 12.17
64
D Kreatifitas karyawan
8 Pimpinan mendorong saya untuk melakukan 89 3.9
inovasi / gagasan baru dalam pekerjaan
Berdasar tabel 5.4 di peroleh skor jawaban responden paling besar pada
indikator disiplin tentang mengerjakan semua pekerjaan dengan baik sesuai
prosedur 95 dengan rata – rata 4,1. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang
disiplin dapat dapat mengerjakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan prosedur
perusahaan. Skor jawaban responden paling rendah pada indikator Sikap minat
kerja tentang bersedia mengutamakan kepentingan perusahaan daripada
kepentingan pribadi sebesar 75 dengan rata – rata 3,26. Hal itu menunjukkan
bahwa karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision Indonesia ini lebih
mengutamakan kepentingan pribadi di banding kepentingan perusahaan maka dari
itu tingkat kehadiran karyawan kurang optimal.
65
Total skor jawaban responden terhadap semangat kerja pada Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia sebesar 1062 dengan rata – rata skor secara
keseluruhan yaitu 46,17 yang berarti dalam interval cukup baik. Hal ini menu
njukkan bahwa semangat kerja karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision
Indonesia cukup baik namun perlu di tingkatkan agar tercapainya optimalisasi
perusahaan.
Tabel 5.5
Validitas Variabel Sress Kerja ( X1 )
No. Item
r hitung r tabel keterangan
Kuesioner
Tabel 5.6
No. Item
r hitung r tabel keterangan
Kuesioner
Berdasarkan pada tabel 5.6 maka dapat diperoleh hasil bahwa semua item
dinyatakan valid karena korelasi antara tiap item dengan skor total diatas r tabel
0,413. Karena korelasi antara tiap item diatas r tabel maka dapat disimpulkan
bahwa item pada variabel independen Stres kerja dinyatakan valid dan dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 5.7
No. Item
r hitung r tabel keterangan
Kuesioner
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Correlations
Stres Kerja 23 23 23
Konflik Kerja 23 23 23
1. Angka koefisien korelasi stress kerja terhadap semangat kerja adalah sebesar
-0,310 dengan angka signifikansi 0,035 (< a = 5%) lebih kecil dari 0,05
berarti terdapat hubungan (korelasi) negative signifikan antara stress kerja
terhadap semangat kerja karyawan.
2. Angka koefisien konflik kerja terhadap semangat kerja adalah sebesar 0,272
dengan angka signifikansi 0,045 (< a = 5%) lebih kecil dari 0,05 berarti
terdapat hubungan (korelasi) positif yang sama dan signifikansi antara konflik
kerja terhadap semangat kerja.
Tabel 5.10
a
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Konflik Kerja ,
b
. Enter
Stres Kerja
Y = a + b1 + b2X2
Tabel 5.11
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Keterangan :
Y = Semangat kerja karyawan
X1 = Stres kerja
X2 = Konflik Kerja
1. Angka koefisien konstanta (a) = 45.129 artinya jika tidak ada variabel stress
kerja dan konflik kerja maka semangat kerja karyawan Pt.Nidec Sankyo
Precision Indonesia sebesar 45.129 satuan.
2. Angka koefisient stress kerja (b1) = -0,557 bernilai negative. Hasil tersebut
menujukkan bahwa setiap penambahan 1 variabel stress kerja maka akan
diikuti penurunan semangat kerja karyawan Pt.Nidec Sankyo Precision
Indonesia sebesar -0,557 satuan, atau sebaliknya apabila terjadi peningkatan
stress kerja maka akan diikuti peningkatan semangat kerja karyawan Pt.Nidec
Sankyo Precision Indonesia sebesar -0,557 satuan.
3. Angka koefesien konflik kerja (b2) = 0,528 satuan. bernilai positif. Hal
tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel konflik
kerja akan meningkatkan semangat kerja karyawan Pt. Nidec Sankyo
Precision Indonesia sebesar 0,528 satuan.
72
Hasil pengelolaan data uji F didapat output pada tabel 5.12 Sebagai
berikut:
Tabel 5.12
a
ANOVA
Total 1033,304 22
Berdasarkan data hasil uji analisis yang telah disajikan pada tabel tersebut
menunjukan analisis F hitung adalah sebesar 4,559 dengan angka signifikan
adalah 0,048 (<0,05) maka metode regresi berganda signifikan. Dengan demikian
nilai F hitung 4,559 > F tabel 4,28 maka Ho ditolak Ha diterima. Artinya stress
kerja dan konflik kerja berpengaruh signifikan dalam semangat kerja.
Tabel 5.13
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Tabel 5.14
Model Summary
5.8 Pembahasan
Stres kerja Menurut Wijono (2010:122) adalah suatu kondisi dari hasil
penghayatan subjektif individu yang dapat berupa interaksi antara individu dan
lingkungan kerja yang dapat mengancam dan memberi tekanan secara psikologis,
fisiologis, dan sikap individu.
Konflik Ana Catur Rina (2005;14) adalah pertetangan yang terjadi dalam
suatu organisasi dapat terjadi karena adanya perbedaan pendapat mengenai tujuan
perusahaan, kompetisi antar departemen, antar bagian, antar unit kerja, para
manajer yang bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan posisi dan
kekuasaan.
Variabel Stres kerja di peroleh skor jawaban responden paling besar ada pada
indikator psikologi yaitu tentang Saya mudah cemas apabila pekerjaan yang saya
lakukan belum selesai dengan skor sebesar 91 dengan rata – rata skor 4. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan memiliki kecemasan apabila pekerjaannya belum
selesai. Skor jawaban responden paling rendah pada indikator perilaku tentang
lebih memilih untuk menunda pekerjaan yang berat dengan skor 42 dan rata – rata
skor yaitu 1,8. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang berat sangat
berpengaruh pada perilaku.
75
Hasil skor jawaban paling besar dari rata – rata indikator tersebut terdapat
pada indikator psikologi dengan jumlah rata – rata skor yaitu 10,52 sedangkan
yang terendah yaitu pada indikator perilaku dengan rata – rata skor 6,9
Total skor jawaban responden terhadap stress kerja pada Pt. Nidec Sankyo
Precision Indonesia di peroleh sebesar 604 dengan rata – rata skor secara
keseluruhan sebesar 26,26 yang berarti interval rendah ( skor 2 ). Hal ini
menunjukkan bahwa stres kerja yang di alami oleh karyawan pada Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia rendah.
Variabel Konflik Kerja di peroleh skor jawaban responden paling besar pada
indicator koordinasi kerja tentang Saya memiliki cara sendiri untuk bekerja secara
efektif sebesar 80 dengan rata – rata 3.4. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan
kreatif dan memiliki cara sendiri untuk bekerja secara efektif. Skor jawaban
responden paling rendah pada indikator organisasi tentang merasa kurang adanya
koordinasi dalam kegiatan kerja yang membuat ketidakjelasaan terhadap tugas
yang harus di kerjakan sebesar 54 dengan rata – rata 2.3. Hal ini menunjukkkan
bahwa karyawan merasa bahwa kurang adanya koordinasi mempengaruhi
ketidakjelasan tugas yang harus di kerjakan. Hasil Skor jawaban dari rata – rata
skor indikator paling besar adalah 15,52 yaitu koordinasi, dan rata – rata skor
indikator paling rendah yaitu Organisasi dengan rata – rata jumlah skor yaitu
14,26. Total skor jawaban responden terhadap konflik kerja terhadap Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia sebesar 685 dengan rata – rata 29,78 yang berarti
dalam interval rendah. Hal ini menunjukkan adanya konflik yang rendah di alami
oleh karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision Indonesia.
Total skor jawaban responden terhadap semangat kerja pada Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia sebesar 1062 dengan rata – rata skor secara
keseluruhan yaitu 46,17 yang berarti dalam interval cukup baik. Hal ini menu
njukkan bahwa semangat kerja karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision
Indonesia cukup baik namun perlu di tingkatkan agar tercapainya optimalisasi
perusahaan.
Hasil analisis statistik untuk menguji kebenaran pengaruh Stres Kerja (X1)
dan Konflik Kerja (X2) terhadap Semangat Kerja (Y) menggunakan analisis
regresi berganda dengan program SPSS 22. Data yang dianalisis merupakan data
primer dari hasil penelitian jawaban responden melalui kuesioner. Berikut
rekapitulasi hasil analisis regresi berganda:
Tabel 5.15
Rekapitulasi Hasil Uji Statistik
BAB VI
6.1 Simpulan
6.2 Saran
Fauji, Husni. 2013. “Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap
Semangat Kerja”. Bandung: Universitas Pasundan.
Nur, Saina. 2013. Konflik, Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Universitas Khairun Ternate.
81
Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi: dalam suatu
bidang gerak psikologi sumber daya manusia. Jakarta: Kencana.
Parker, D. F., & DeCotiis, T. A. (1983). Organizational determinants of
job stress. Organizational behavior and human performance, 32(2),
160-177.
Harter JK, Schmidt FL, Hayes TL. Business-unit-level relationship
between employee satisfaction, employee engagement, and business
outcomes: a meta-analysis. J Appl Psychol 2002;87:268–79.
Leung, M. Y., Chan, Y. S., & Yu, J. (2009). Integrated model for the
stressors and stresses of construction project managers in Hong
Kong. Journal of Construction Engineering and Management, 135(2),
126-134.
54
5. Responden Menurut Jenis Kelamin
56
sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan SMK
sebanyak 9 atau 39% Jadi, sebagian besar responden memiliki tingkat
pendidikan Sarjana berjumlah 11 orang atau 48%, hal itu di karenakan
untuk bagian Office / indirect ini lebih di dominasi oleh karyawan
yang banyak dibutuhkan untuk lulusan Sarjana.
Tabel 5.2
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap X1
57
Rata -
Skor
No. Indikator / Pernyataan rata
jawaban
Skor
1 2 3 4
A Psikologi
C Perilaku
58
perilaku tentang lebih memilih untuk menunda pekerjaan yang berat dengan skor
42 dan rata – rata skor yaitu 1,8. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang berat
sangat berpengaruh pada perilaku.
Hasil skor jawaban paling besar dari rata – rata indikator tersebut terdapat
pada indikator psikologi dengan jumlah rata – rata skor yaitu 10,52 sedangkan
yang terendah yaitu pada indikator perilaku dengan rata – rata skor 6,9
Total skor jawaban responden terhadap stress kerja pada Pt. Nidec Sankyo
Precision Indonesia di peroleh sebesar 604 dengan rata – rata skor secara
keseluruhan sebesar 26,26 yang berarti interval rendah ( skor 2 ). Hal ini
menunjukkan bahwa stres kerja yang di alami oleh karyawan pada Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia rendah.
Tabel 5.3
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap X2
Rata -
Skor
No. Indikator / Pernyataan rata
jawaban
Skor
1 2 3 4
A Koordinasi Kerja
Koordinasi kerja yang tidak baik membuat saya
1 mengalami ketergantungan tugas dengan rekan 58 2,5
kerja
59
3 Saya Mengalami perbedaan ketika ingin 71 3,1
melakukan pekerjaan dengan rekan kerja
60
secara efektif sebesar 80 dengan rata – rata 3.4. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan kreatif dan memiliki cara sendiri untuk bekerja secara efektif. Skor
jawaban responden paling rendah pada indikator organisasi tentang merasa kurang
adanya koordinasi dalam kegiatan kerja yang membuat ketidakjelasaan terhadap
tugas yang harus di kerjakan sebesar 54 dengan rata – rata 2.3. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa bahwa kurang adanya koordinasi
mempengaruhi ketidakjelasan tugas yang harus di kerjakan. Hasil Skor jawaban
dari rata – rata skor indikator paling besar adalah 15,52 yaitu koordinasi, dan rata
– rata skor indikator paling rendah yaitu Organisasi dengan rata – rata jumlah
skor yaitu 14,26. Total skor jawaban responden terhadap konflik kerja terhadap
Pt. Nidec Sankyo Precision Indonesia sebesar 685 dengan rata – rata 29,78 yang
berarti dalam interval rendah. Hal ini menunjukkan adanya konflik yang rendah
di alami oleh karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision Indonesia.
61
Tabel 5.4
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Y
1 2 3 4
A Absensi
1 Saya berusaha masuk kerja agar memenuhi 92 4
tingkat kehadiran kerja yang telah di tetapkan
B Kualitas
3 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan 88 3.8
telliti dan tepat sesuai yang di harapkan
4 Saya dapat bekerja dengan cekatan dan cepat 89 3.8
C Disiplin
5 Saya mengerjakan semua pekerjaan dengan 95 4.1
baik sesuai prosedur
6 Saya mematuhi semua tatatertib 94 4.1
(peraturan)yang berlaku di perusahaan
7 Selalu mematuhi perintah pimpinan selama 91 4
tidak bertentangan dengan aturan perusahaan
Rata - rata displin 280 12.17
62
D Kreatifitas karyawan
8 Pimpinan mendorong saya untuk melakukan 89 3.9
inovasi / gagasan baru dalam pekerjaan
Berdasar tabel 5.4 di peroleh skor jawaban responden paling besar pada
indikator disiplin tentang mengerjakan semua pekerjaan dengan baik sesuai
prosedur 95 dengan rata – rata 4,1. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang
disiplin dapat dapat mengerjakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan prosedur
perusahaan. Skor jawaban responden paling rendah pada indikator Sikap minat
kerja tentang bersedia mengutamakan kepentingan perusahaan daripada
kepentingan pribadi sebesar 75 dengan rata – rata 3,26. Hal itu menunjukkan
bahwa karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision Indonesia ini lebih
mengutamakan kepentingan pribadi di banding kepentingan perusahaan maka dari
itu tingkat kehadiran karyawan kurang optimal.
63
Total skor jawaban responden terhadap semangat kerja pada Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia sebesar 1062 dengan rata – rata skor secara
keseluruhan yaitu 46,17 yang berarti dalam interval cukup baik. Hal ini menu
njukkan bahwa semangat kerja karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision
Indonesia cukup baik namun perlu di tingkatkan agar tercapainya optimalisasi
perusahaan.
64
Tabel 5.5
Validitas Variabel Sress Kerja ( X1 )
No. Item
r hitung r tabel keterangan
Kuesioner
Tabel 5.6
No. Item
r hitung r tabel keterangan
Kuesioner
65
Berdasarkan pada tabel 5.6 maka dapat diperoleh hasil bahwa semua item
dinyatakan valid karena korelasi antara tiap item dengan skor total diatas r tabel
0,413. Karena korelasi antara tiap item diatas r tabel maka dapat disimpulkan
bahwa item pada variabel independen Stres kerja dinyatakan valid dan dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 5.7
No. Item
r hitung r tabel keterangan
Kuesioner
66
5.2.2 Uji Reliabilitas
Tabel 5.8
67
Tabel 5.9
Correlations
Stres Kerja 23 23 23
Konflik Kerja 23 23 23
3. Angka koefisien korelasi stress kerja terhadap semangat kerja adalah sebesar
-0,310 dengan angka signifikansi 0,035 (< a = 5%) lebih kecil dari 0,05
berarti terdapat hubungan (korelasi) negative signifikan antara stress kerja
terhadap semangat kerja karyawan.
4. Angka koefisien konflik kerja terhadap semangat kerja adalah sebesar 0,272
dengan angka signifikansi 0,045 (< a = 5%) lebih kecil dari 0,05 berarti
terdapat hubungan (korelasi) positif yang sama dan signifikansi antara konflik
kerja terhadap semangat kerja.
Tabel 5.10
a
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Konflik Kerja ,
b
. Enter
Stres Kerja
68
Interprestasi tabel 5.10 tersebut adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 + b2X2
Tabel 5.11
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
69
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diperoleh penjelasan yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Semangat kerja karyawan
X1 = Stres kerja
X2 = Konflik Kerja
4. Angka koefisien konstanta (a) = 45.129 artinya jika tidak ada variabel stress
kerja dan konflik kerja maka semangat kerja karyawan Pt.Nidec Sankyo
Precision Indonesia sebesar 45.129 satuan.
5. Angka koefisient stress kerja (b1) = -0,557 bernilai negative. Hasil tersebut
menujukkan bahwa setiap penambahan 1 variabel stress kerja maka akan
diikuti penurunan semangat kerja karyawan Pt.Nidec Sankyo Precision
Indonesia sebesar -0,557 satuan, atau sebaliknya apabila terjadi peningkatan
stress kerja maka akan diikuti peningkatan semangat kerja karyawan Pt.Nidec
Sankyo Precision Indonesia sebesar -0,557 satuan.
6. Angka koefesien konflik kerja (b2) = 0,528 satuan. bernilai positif. Hal
tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel konflik
kerja akan meningkatkan semangat kerja karyawan Pt. Nidec Sankyo
Precision Indonesia sebesar 0,528 satuan.
70
5.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Hasil pengelolaan data uji F didapat output pada tabel 5.12 Sebagai
berikut:
Tabel 5.12
a
ANOVA
Total 1033,304 22
Berdasarkan data hasil uji analisis yang telah disajikan pada tabel tersebut
menunjukan analisis F hitung adalah sebesar 4,559 dengan angka signifikan
adalah 0,048 (<0,05) maka metode regresi berganda signifikan. Dengan demikian
nilai F hitung 4,559 > F tabel 4,28 maka Ho ditolak Ha diterima. Artinya stress
kerja dan konflik kerja berpengaruh signifikan dalam semangat kerja.
Tabel 5.13
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
71
Berdasarkan uji parsial untuk variabel stress kerja di peroleh t hitung =
-2,260 ( negatif ) dengan nilai signifikasi 0,035 < 0,05 maka Ho di tolak dan Ha
di terima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial HI yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh secara signifikan antara stress kerja terhadap semangat kerja
karyawan di Pt. Nidec Sankyo Precision Indonesia di terima.
Tabel 5.14
Model Summary
72
6. R square merupakan angka koefisien determinasi yaitu sebesar 0,263 yang
artinya pengaruh atau kontribusi dari variabel stres kerja dan Konflik
Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan pada Pt.Nidec Sankyo Precision
Indonesia sebesar 26,3% sedangkan sisanya73,7 % di pengaruhi oleh
faktor – faktor lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini misalnya faktor
lingkungan kerja, gaya kepemimpinan, kompensasi, dan motivasi.
5.8 Pembahasan
Stres kerja Menurut Wijono (2010:122) adalah suatu kondisi dari hasil
penghayatan subjektif individu yang dapat berupa interaksi antara individu dan
lingkungan kerja yang dapat mengancam dan memberi tekanan secara psikologis,
fisiologis, dan sikap individu.
Konflik Ana Catur Rina (2005;14) adalah pertetangan yang terjadi dalam
suatu organisasi dapat terjadi karena adanya perbedaan pendapat mengenai tujuan
perusahaan, kompetisi antar departemen, antar bagian, antar unit kerja, para
manajer yang bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan posisi dan
kekuasaan.
Variabel Stres kerja di peroleh skor jawaban responden paling besar ada pada
indikator psikologi yaitu tentang Saya mudah cemas apabila pekerjaan yang saya
lakukan belum selesai dengan skor sebesar 91 dengan rata – rata skor 4. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan memiliki kecemasan apabila pekerjaannya belum
selesai. Skor jawaban responden paling rendah pada indikator perilaku tentang
lebih memilih untuk menunda pekerjaan yang berat dengan skor 42 dan rata – rata
skor yaitu 1,8. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang berat sangat
berpengaruh pada perilaku.
73
Hasil skor jawaban paling besar dari rata – rata indikator tersebut terdapat
pada indikator psikologi dengan jumlah rata – rata skor yaitu 10,52 sedangkan
yang terendah yaitu pada indikator perilaku dengan rata – rata skor 6,9
Total skor jawaban responden terhadap stress kerja pada Pt. Nidec Sankyo
Precision Indonesia di peroleh sebesar 604 dengan rata – rata skor secara
keseluruhan sebesar 26,26 yang berarti interval rendah ( skor 2 ). Hal ini
menunjukkan bahwa stres kerja yang di alami oleh karyawan pada Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia rendah.
Variabel Konflik Kerja di peroleh skor jawaban responden paling besar pada
indicator koordinasi kerja tentang Saya memiliki cara sendiri untuk bekerja secara
efektif sebesar 80 dengan rata – rata 3.4. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan
kreatif dan memiliki cara sendiri untuk bekerja secara efektif. Skor jawaban
responden paling rendah pada indikator organisasi tentang merasa kurang adanya
koordinasi dalam kegiatan kerja yang membuat ketidakjelasaan terhadap tugas
yang harus di kerjakan sebesar 54 dengan rata – rata 2.3. Hal ini menunjukkkan
bahwa karyawan merasa bahwa kurang adanya koordinasi mempengaruhi
ketidakjelasan tugas yang harus di kerjakan. Hasil Skor jawaban dari rata – rata
skor indikator paling besar adalah 15,52 yaitu koordinasi, dan rata – rata skor
indikator paling rendah yaitu Organisasi dengan rata – rata jumlah skor yaitu
14,26. Total skor jawaban responden terhadap konflik kerja terhadap Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia sebesar 685 dengan rata – rata 29,78 yang berarti
dalam interval rendah. Hal ini menunjukkan adanya konflik yang rendah di alami
oleh karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision Indonesia.
74
kepentingan pribadi sebesar 75 dengan rata – rata3,26. Hal itu menunjukkan
bahwa karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision Indonesia ini lebih
mengutamakan kepentingan pribadi di banding kepentingan perusahaan maka dari
itu tingkat kehadiran karyawan kurang optimal.
Total skor jawaban responden terhadap semangat kerja pada Pt. Nidec
Sankyo Precision Indonesia sebesar 1062 dengan rata – rata skor secara
keseluruhan yaitu 46,17 yang berarti dalam interval cukup baik. Hal ini menu
njukkan bahwa semangat kerja karyawan pada Pt. Nidec Sankyo Precision
Indonesia cukup baik namun perlu di tingkatkan agar tercapainya optimalisasi
perusahaan.
Hasil analisis statistik untuk menguji kebenaran pengaruh Stres Kerja (X1)
dan Konflik Kerja (X2) terhadap Semangat Kerja (Y) menggunakan analisis
regresi berganda dengan program SPSS 22. Data yang dianalisis merupakan data
primer dari hasil penelitian jawaban responden melalui kuesioner. Berikut
rekapitulasi hasil analisis regresi berganda:
Tabel 5.15
Rekapitulasi Hasil Uji Statistik
75
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diperoleh hasil analisis statistik pengaruh
stres kerja dan konflik kerja terhadap semangat kerja karyawan sebagai berikut:
76
Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial HI yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara stress kerja
terhadap semangat kerja karyawan di Pt. Nidec Sankyo Precision
Indonesia di terima.
d. Berdasarkan uji parsial untuk variabel konflik kerja di peroleh t
hitung = 2,125 dengan nilai signifikan 0,046 < 0,05 maka Ho di
tolak dan Ha di terima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial
H2 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan
antara konflik kerja terhadap semangat kerja karyawan PT Nidec
Sankyo Precision Indonesia di terima.
77
BAB VI
6.1 Simpulan
78
79
6.2 Saran
Fauji, Husni. 2013. “Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap
Semangat Kerja”. Bandung: Universitas Pasundan.
Nur, Saina. 2013. Konflik, Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Universitas Khairun Ternate.
80
81
Leung, M. Y., Chan, Y. S., & Yu, J. (2009). Integrated model for the
stressors and stresses of construction project managers in Hong
Kong. Journal of Construction Engineering and Management, 135(2),
126-134.