Anda di halaman 1dari 14

NAMA : SINTIA WARAHMAH

NIM 17608072026

1. LANDASAN TEORI PLASENTA PREVIA

a. Pengertian

Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi


sebagian /seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang normal adalah
pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah fundus uteri).(Yuni
Kusmiyati dkk, 2009, Perawatan Ibu Hamil, hal. 158-159.

Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi plasenta di


bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan
perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim

b. Etiologi
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang
baiknya vaskularisasi desidua.
Keadaan ini bisa ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Koretasi yang berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea.
6. Umur dan parietas

 Umur diatas 35 tahun


 Parietas tinggi dan parietas rendah
7. Endometrium cacat
8. Tumor
9. Malnutrisi
10. Bekas aborsi
11. Bekas sectio sesarea
12. Kelainan janin
13. Leiomioma uteri
14. Korpus luteum bereaksi lambat
15. Hipoplasia endometrium

16. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau
pemakai kokain. Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida akan
dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada
perokok berat (lebih dari 20 batang perhari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus
tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang
tumbuh meluas akan mendekati atau menutupi ostium uteri internum.
Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari
tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat
ostium uteri internum.
Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang
luas, seperti pada eritroblastosis, diabetes mellitus, atau kehamilan
multipel.
c. Klasifikasi

Menurut de snoo, berdasarkan pembukaan 4-5 cm:

1. Plasenta previa sentralis (totalis)


Bila pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostium.
2. Plasenta previa lateralis
Bila pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan di tutupi oleh plasenta ,di bagi
menjadi 3:

a.Palenta previa lateralis posterior.


Bila sebagian menutupi ostium bagian belakang.
b. Plasenta previa lateralis anterior
Bila menutupi ostium bagian depan
c.Pasenta previa marginalis
Bila sebagian kecil atau pinggir ostium yang di tutupi plasenta.
Menurut browne

1. Tingkat 1 : lateral plasenta previa.


Pinggir bawah plasenta berinsisi sampai ke segmen bawah rahim,namun
tidak sampai ke pingir pembukaan.

2 Tingkat 2 : marginal plasenta previa.


Plasenta mencapai pinggir pembukaan (ostium)

3 Tingkat 3 : complete plasenta previa.


Plasenta menutupi ostium waktu tertutup dan tidak menutupi bila
pembukaan hampir lengkap.

4 Tingkat 4 :central plasenta previa.


Plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.
Menurut penulis buku-buku amerika serikat:
1 Plasenta previa totalis : seluruh ostium di tutupi plasenta.
2 Plasenta previa partialis :sebagian di tutupi plasenta
3 Plasenta letak rendah (low lying plasenta)
Tepi plasenta berada di 3-4 cm diatas pingir pembukaan pada pemeriksaan
dalam tidak di teraba.

d. Tanda dan gejala


Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri
yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua
atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus mungkin terjadi
akibat lokasi abnormal plasenta yang sedang tumbuh. Sering perdarahan akibat
plasenta previa terjadi tanpa tanda-tanda peringatan pada wanita hamil yang
sebelumnya tampak sehat-sehat saja. Tidak nyeri dan perdarahan pervaginam
berwarna merah terang pada umur kehaliman trimester kedua atau awal trimester
ketiga merupakan tanda utama plasenta previa.
(http://Irwan Ashari. Blogspot. Com/2008/01/Plasenta.html)
e. Penatalaksanaan
Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi.
Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut (misal batuk, mengedan karena sulit buang air besar).
Penanganan Plasenta Previa

Syok Tidak syok

Infus cairan Infus cairan


Oksigen (kalau ada)

Rujuk kerumah sakit

Aterm Belum Aterm

Periksa Dalam di
Atas Meja Operasi Konservatif
rawat
Kortikosteroid untuk pemotongan
paru-paru janin
Bila perdarahan ulang banyak
dilakukan PDMO

Plasenta previa Plasenta letak rendah

Seksio sesarea Partus pervaginam

Pasang infus cairan NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairan peroral. Pantau
tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya
hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula DJJ dan pergerakkan janin. Bila terjadi
renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah. Bila tidak teratasi, upayakan
penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia kehamilan. Bila tidak ada renjatan, usia
gestasi 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500 gram atau lebih, lakukan PDMO. Bila
ternyata plasenta previa, lakukan persalinan perabdominan. Bila bukan, usahakan partus
pervaginam.

a. Terapi Ekspektatif (pasif)


Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir premature, penderita dirawat
tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kenalis servisis. Upaya diagnosis
dilakukan secara non invasive. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik.

Syarat-syarat terapi ekspektatif :

1) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti


2) Belum ada tanda-tanda in partu
3) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas
normal)
4) Janin masih hidup.
1. Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.
2. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta, usia
kahamilan profil biofisik, letak dan pesentasi janin.
3. Berikan tokolitik bila ada kontrksi :
MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam-

Nifedipin 3x20 mg/hari-

Betamethason 24 mg IV dosis tunggal pematangan paru janin-

4. Uji pematngan paru janin dengan test kocok dari hasil amniosentesis.
5. Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada di
sekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas,
sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi
kemungkinan keadaan gawat darurat.
6. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama,
pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila pasien di luar kota
dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam).
b. Terapi Aktif (tindakan segera)
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa :

 sxSeksio sesarea-
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan
ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup,
tindakan ini tetap dilakukan.

 Melahirkan pervaginam-
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

- Amniotomi dan akselerasi


Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis dengan
pembukaan >3 cm srta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plasena
akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika
kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi dengan infus
oksitosin.

- Versi Braxton Hicks


Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade
plasenta denan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak
dilakukan pada janin yang masih hidup.

- Traksi dengan Cunam Willet


Kulit kepala janin dengan Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya
sampai perdarahan berhenti. Tindakna ini kurang efektif untuk menekan
plasenta dan seringkali menyebabkan perdarahan pada kulit kepala.
Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan
perdarahan tidak aktif.

(http://Irwan Ashari. Blogspot. Com/2008/01/Plasenta.html

f. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan radio-isotop
Plasento grafi jaringan lunak (soft tissue plasenthografy). Untuk mencoba
melokalisir plasenta
 Sitografi
Kepala ditekan kebawah kearah pintu atas panggul. Bila jarak kepala dan
kandung kemih berselisih lebih dari 1 cm, maka terdapat kemungkinan
plasenta previa (memasukan 40cc larutan NaCL 12,5% dengan kandung
kemih kosong).
 Plasentografi indirek
Menghitung jarak antara kepala-simfisis dan kepala promotorium (ibu dalam
posisi berdiri atau duduk setengah berdiri).
 Arteriografi
Dengan memasukan zat kontras kedalam rongga amnion.dan akan jelas
terlihat di daerah kosong (diluar janin) dalam rongga rahim.
 Radio isotop plasentografi.
 Ultra sonografi.
Tidak membahayakan radiasi pada janin
f. Patofisiologi

POHON MASALAH

Inflamasi

Vaskularisasi jelek Inplantasi embrio (embrionik plate) Perubahan atropik


Pada baguan bawah (kauda)uterus

dx. kebidanan
PLASENTA PREVIA

Klasifikasi Tanda dan gejala : Faktor resiko : Cirri-ciri :


Plasenta previa Totalis Perdarahan tanpa nyeri Wanita > 35 tahun Perdarahan tanpa nyeri
Plasenta previa parsialPerdarahan berwarna merah terang Multipara Perdarahan berulang
Plasenta previa marginalTerjadi pada TM II atau awal TM III Kehamilan kembar Perdarahan merah segar
Plasenta previa rendah
Bagian terendah anak tidak mendekati
Gangguan
PAP antomi/ tumor pada rahim Anemia dan renjatan
Serine disertai kelainan letak Jaringan parut Timbul perlahan
Endometriosis Terjadi waktu hamil
Riwayat Plasenta previa Tidak ada His
Trauma kehamilan Tidak tegang saat palpasi
Merokok dan alkohol DJJ ada
Teraba Plasenta saat VT
Penurunan kepala tudak masuk PAP
Presentasi mungkin abnormal

Diagnosa
Diagnosa banding :
Solutio plasenta
Vasa Previa
Laserasi servix/ vagina
Anamnesa : Pemeriksaan Fisik
Perdarahan jalan lahir tanpa nyeri
Perdarahan tanpa sebab dan berulang

Pemeriksaan luar Pemeriksaan dgn. alat

Khusus Umum Inspekulo USG

Pemeriksaan dalam di meja operasi


Insfeksi Palpasi
- Perdarahan pervaginam TFU rendah
Kesalahan letak janin
Bagian bawah janin belum masuk PAP TD
Bantalan pada SBR Suhu
Nadi
bentuk warna Volume DJJ

Anemia masalah

Penatalaksanaan
SC

Amniotomi dan akselerasi


Pasif Aktif

pervaginam Versi Braxton Hicks

Komplikasi berhasil Traksi dengan


Perdarahan massif Cunan Willet
Premature
Plasenta Akreta KIE ttg gizi
g. Komplikasi

1. Perdarahan massif, dapat menyebabkan shock bahkan kematian.


2. Lahir premature. Plasenta previa dapat menyebabkan lahir premature.
3. Plasenta akreta. Pada kondisi ini, plasenta implantasi terlalu dalam dan kuat
pada dinding uterin, yang menyebabkan sulitnya plasenta terlepas secara
spontan plasenta saat melahirkan. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan
hebat dan perlu operasi histerektomi. Keadaan ini jarang, tetapi sangat khas
mempengaruhi wanita dengan plasenta previa atau wanita dengan sesar
sebelumnya atau operasi uterus lainnya.
(http://Irwan Ashari. Blogspot. Com/2008/01/Plasenta.html).

4. Anemia karena perdarahan


5. Asfiksia berat

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
 Biodata
Umur : seorang ibu usia 37 tahun

 Keluhan Utama :
Keluar darah dari kemaluan, tanpa disertai rasa sakit pada daerah perut.

Data Objektif

1) Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : kesadaran, bentuk badan dan bicara
 Tanda-tanda vital : TD, respirasi, nadi, suhu
 Kepala : bentuk kepala, mata, telinga, hidung, mulut apakah normal
atau tidak
 Leher : bentuk, warna kulit, apakah terjadi bengkak dan adanya
pembesaran tyroid
 Thorak : dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
 Payudara : keadaan, mamae, dengan cara inspeksi dan palpasi apakah
ada kelainan.
 Punggung : bentuk punggung
 Abdomen : - inspeksi : kesimetrisan, stiae
- auskultasi : DJJ
-palpasi : pemeriksaan Leopold
 Ekstremitas : atas dan bawah apakah ada edema, tonus otot
 Genetalia : kebersihan, masih keluar darah apa tidak
 Anus : kebersihan, ada hemoroid apa tidak

2) Data Riwayat Kesehatan


Riwayat kesehatan sekarang meliputi :
 Keluhan utama atau yang berhubungan dengan gangguan atau
penyakit dirasakan saat ini atau perasaan pasien saat ini.
 Riwayat kehamilan : kehamilan keberapa, anak yang hidup, pernah
mengalami abortus atau tidak, imunisasi.
Riwayat kesehatan dahulu :
 Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang
atau pernah mengalami penyakit seperti sekarang.
Riwayat kesehatan kelarga
 Meliputi apakah keluarga pasien ada yang mempunyai riwayat
persalinan plasenta previa.
3) Pemeriksaan kebidanan meliputi :
 Pemeriksaan kehamilan : TFU, posisi janin, gerak janin, DJJ, HIS
 Keadaan haid : menarche, status haid, lama haid, keadaan darah,
amenorhoe, HPHT, tapsiran partus
 Perkawinan : perkawinan keberapa, umur kehamilan.
 Penggunaan kontrasepsi
4) Data Biologis-Psikososial-Sosial-Spiritual
 Biologis : bernapas, makan-minun, eliminasi, istirahat, tidur,
gerak aktivitas, pengaturan suhu tubuh.
 Psikososial : rasa nyaman, rasa aman
 Sosial : hubungan antara pasien dengan masyarakat, keluarga,
dan tenaga medis
 Spiritual : agama dan kepercayaan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
.

1. plasenta previa.

2. takut menghadapi persalinan (operasi)


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

1 Plasenta previa 1. Tidak 1. Lakukan 1. melakukan


terjadi pendekatan dengan pendekatan
perdarahan pasien dan keluarga dengan pasien
aktif sampai dengan komunikasi dan keluarga
dilakukan therapeutic. dengan
tindakan SC. 2. Lakukan komunikasi
2. Operasi pemeriksaan fisik therapeutic.
seksio caesaria 2. melakukan
berjalan pemeriksaan
lancar, tanpa fisik
ada penyulit. 3. Jelaskan hasil dari 3. menjelaskan
3. Bayi dan ibu pemeriksaan. hasil dari
sehat. pemeriksaan.
konsul
pemeriksaan
4. Siapkan fisik dan laboratorium
mental pasien untuk untuk persiapan
melakukan operasi. SC.
4. mengkolaborasik
5. Anjurkan pada an dengan tim
pasien dan keluarga medis untuk
tentang rencana dan rencana MRS.
persiapan persalinan 5. menyiapkan fisik
di rumah sakit dan mental
dengan cara pasien untuk
operasi . melakukan
Konsul pemeriksaan operasi.
laboratorium untuk 6. menganjurkan
persiapan SC. pada pasien dan
6. Kolaborasi dengan keluarga tentang
tim medis untuk rencana dan
rencana MRS. persiapan
7. Anjurkan pasien persalinan di
untuk segera ke rumah sakit
rumah sakit bila dengan cara
terjadi pendarahan operasi .
ulang. 7. mengontrol
8. Kontrol 1 minggu untuk persiapan
lagi ke poli hamil I MRS dan
untuk persiapan koloborasi medis
MRS. untuk operasi
seksio caesaria.
8. menganjurkan
pasien/ keluarga
untuk segera ke
rumah sakit bila
terjadi
pendarahan
ulang
2 Takut menghadapi

Anda mungkin juga menyukai