OLEH :
b. Etiologi
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang
baiknya vaskularisasi desidua.
Keadaan ini bisa ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Koretasi yang berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea.
6. Umur dan parietas
Periksa Dalam di
1. Konservatif
Atas Meja Operasi
2. rawat
3. Kortikosteroid untuk
pemotongan paru-paru
janin
Plasenta previa Plasenta letak rendah
4. Bila perdarahan ulang
Pasang infus cairan NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairan peroral.
Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk
mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula DJJ dan
pergerakkan janin. Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi
darah. Bila tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan
usia kehamilan. Bila tidak ada renjatan, usia gestasi 37 minggu atau lebih, taksiran
berat janin 2500 gram atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata plasenta previa,
lakukan persalinan perabdominan. Bila bukan, usahakan partus pervaginam.
4. Uji pematngan paru janin dengan test kocok dari hasil amniosentesis.
5. Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada di
sekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas,
sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi
kemungkinan keadaan gawat darurat.
6. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama,
pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila pasien di luar kota
dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam).
b. Terapi Aktif (tindakan segera)
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa :
sxSeksio sesarea-
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan
ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup,
tindakan ini tetap dilakukan.
Melahirkan pervaginam-
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
f. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radio-isotop
Plasento grafi jaringan lunak (soft tissue plasenthografy). Untuk mencoba
melokalisir plasenta
Sitografi
Kepala ditekan kebawah kearah pintu atas panggul. Bila jarak kepala dan
kandung kemih berselisih lebih dari 1 cm, maka terdapat kemungkinan
plasenta previa (memasukan 40cc larutan NaCL 12,5% dengan kandung
kemih kosong).
Plasentografi indirek
Menghitung jarak antara kepala-simfisis dan kepala promotorium (ibu dalam
posisi berdiri atau duduk setengah berdiri).
Arteriografi
Dengan memasukan zat kontras kedalam rongga amnion.dan akan jelas
terlihat di daerah kosong (diluar janin) dalam rongga rahim.
Radio isotop plasentografi.
Ultra sonografi.
Tidak membahayakan radiasi pada janin
f. Patofisiologi
POHON MASALAH
Inflamasi
dx. kebidanan
PLASENTA PREVIA
- Plasenta previa - Perdarahan tanpa - Wanita > 35 tahun - Perdarahan tanpa nyeri
Totalis nyeri - Multipara - Perdarahan berulang
- Plasenta previa - Perdarahan - Kehamilan kembar - Perdarahan merah segar
parsial berwarna merah - Gangguan antomi/ - Anemia dan renjatan
- Plasenta previa terang tumor pada rahim - Timbul perlahan
marginal - Terjadi pada TM II - Jaringan parut - Terjadi waktu hamil
- Plasenta previa atau awal TM III - Endometriosis - Tidak ada His
rendah - Bagian terendah - Riwayat Plasenta - Tidak tegang saat palpasi
anak tidak previa - DJJ ada
mendekati PAP - Trauma kehamilan - Teraba Plasenta saat VT
- Serine disertai - Merokok dan - Penurunan kepala tudak
kelainan letak alkohol masuk PAP
- Presentasi mungkin
abnormal
Diagnosa
Diagnosa banding :
- Solutio plasenta
- Vasa Previa
- Laserasi servix/ vagina
Anamnesa : Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dalam di
Insfeksi Palpasi
meja operasi
- Perdarahan - TFU rendah
pervaginam - Kesalahan letak janin
- TD
- Bagian bawah janin
- Suhu
belum masuk PAP
- Nadi
bentuk warna Volume - Bantalan pada SBR
- DJJ
Anemia masalah
Penatalaksanaan
SC
Amniotomi dan
Pasif Aktif akselerasi
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Biodata
Umur : Wanita lebih dari 35 tahun, 3 kali lebih berisiko.
(http://tonangardyanto.blogspot.com/2006/04/plasenta-previa-plasenta-bisa-
pindah.html)
Keluhan Utama :
Perdarahan tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang
(recurrent). Perdarahan timbul sekonyong – konyong tanpa sebab apapun.
(http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/plasenta-previa.html)
B. Data Objektif
1) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, bentuk badan dan bicara
Tanda-tanda vital : TD, respirasi, nadi, suhu
Kepala : bentuk kepala, mata, telinga, hidung, mulut apakah normal atau
tidak
Leher : bentuk, warna kulit, apakah terjadi bengkak dan adanya
pembesaran tyroid
Thorak : dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
Payudara : keadaan, mamae, dengan cara inspeksi dan palpasi apakah ada
kelainan.
Punggung : bentuk punggung
Abdomen : - inspeksi : kesimetrisan, stiae
- auskultasi : DJJ
-palpasi : pemeriksaan Leopold
Ekstremitas : atas dan bawah apakah ada edema, tonus otot
Genetalia : kebersihan, masih keluar darah apa tidak
Anus : kebersihan, ada hemoroid apa tidak
1. plasenta previa.
IV. IMPLEMENTASI
DIAGNOSA
NO. TGL JAM IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
9 09.00-selesai
Septem 5. menyiapkan fisik dan
ber mental pasien untuk
2008 melakukan operasi.
6. menganjurkan pada
pasien dan keluarga
tentang rencana dan
persiapan persalinan di
rumah sakit dengan cara
operasi .
7. mengontrol untuk
persiapan MRS dan
koloborasi medis untuk
operasi seksio caesaria.
16 08.00-selesai
8. menganjurkan pasien/
septem
keluarga untuk segera ke
ber
rumah sakit bila terjadi
2008
pendarahan ulang.