Mata adalah bola berisi cairan yang dikelilingi oleh tiga lapisan jaringan (Gambar
11.1). Sebagian besar lapisan luar terdiri dari jaringan berserat putih yang keras, sklera.
Namun, di bagian depan mata, lapisan luar opak ini diubah menjadi kornea, jaringan
transparan khusus yang memungkinkan sinar cahaya masuk ke mata. Lapisan tengah
jaringan mencakup tiga struktur yang berbeda tetapi kontinu: iris, badan siliaris, dan
koroid.
Iris adalah bagian mata yang berwarna yang dapat dilihat melalui kornea. Iris berisi
dua set otot dengan tindakan yang berlawanan, yang memungkinkan ukuran pupil
(lubang di tengahnya) untuk disesuaikan di bawah kendali saraf. Badan siliaris adalah
cincin jaringan yang mengelilingi lensa dan mencakup komponen otot yang penting
untuk mengatur daya refraktif lensa, dan komponen pembuluh darah (yang disebut
proses siliaris) yang menghasilkan cairan yang mengisi bagian depan lensa.mata.
Koroid terdiri dari lapisan kapiler yang kaya yang berfungsi sebagai sumber utama
suplai darah untuk fotoreseptor retina. Hanya lapisan mata paling dalam, retina, yang
mengandung neuron yang peka terhadap cahaya dan mampu mentransmisikan sinyal
visual ke target pusat.
Jaringan sel khusus yang terletak di persimpangan iris dan kornea bertanggung
jawab untuk pengambilannya. Dalam kondisi normal, laju produksi dan serapan humor
aqueous berada dalam keseimbangan, memastikan tekanan intraokular yang konstan.
Tingkat tekanan intraokular yang sangat tinggi, yang terjadi pada glaukoma, dapat
mengurangi suplai darah ke mata dan akhirnya merusak neuron retinal.
Ruang antara bagian belakang lensa dan permukaan retina diisi dengan zat seperti
agar-agar yang kental yang disebut humor vitreous, yang menyumbang sekitar 80%
volume mata. Selain menjaga bentuk mata, humor vitreous mengandung sel fagositik
yang mengeluarkan darah dan kotoran lain yang dapat mengganggu transmisi cahaya.
Sumber:
Purves, D., Augustine, G.J., Fitzpatrick, D., et al., editors. 2001. Anatomy of Eye.
Sunderland (MA): Sinauer Associates.
Regio orbita adalah sepasang rongga di tulang yang berisi bola mata, otot, saraf,
pembuluh darah, dan sebagian besar apparatus lakrimalis. Lubang orbita dilindungi
oleh dua lipatan tipis yang dapat bergerak, yaitu kelopak mata (palpebra) (Snell
RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012)
Apparatus lakrimalis terdiri dari glandula lakrimalis, laku, pungta, kanalikuli, sakus
lakrimalis, dan duktus lakrimalis. Persarafan sekretomotorik parasimpatis berasal dari
nukleus lakrimalis. Glandula lakrimalis akan menghasilkan air mata dan mengalir ke
lakus lakrimal dan masuk ke kanalikuli melalui pungta. Kanalikuli berjalan ke medial dan
bermuara ke sakus lakrimalis dan dan terus berlanjut ke duktus lakrimalis (Snell
RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).
Bola mata berbentuk bulat dengan diameter anteroposterior 24 mm. Bola mata
dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu: sklera, jaringan uvea (yang terdiri dari iris, badan
siliar, dan koroid yang diperdarahi oleh arteri siliaris anterior dan posterior, sedangkan
persarafannya dari ganglion siliar dan retina). Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3
susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam mata. Badan siliar
menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor) yang dikeluarkan melalui trabekulum
yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera. Badan kaca mengisi rongga
di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya menempel papil saraf optik, makula,
dan pars plana. Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya
pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Terdapat 6 otot penggerak bola mata, yaitu :
oblik inferior, rektus inferior, rektus medius, dan rektus superior yang dipersarafi N. III,
kemudian oblik superior dan rektus lateral yang dipersarafi N. IV dan N. VI (Snell
RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).
Sklera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Di posterior, sklera
ditembus oleh N. II dan menyatu dengan selubung dura saraf ini. Lamina kribosa
adalah daerah sklera yang ditembus oleh serabut-serabut N. II. Merupakan area yang
relativ lemah dan dapat menonjol ke dalam bola mata oleh peningkatan tekanan cairan
serebrospinal di dalam tonjolan subaraknoid yang terdapat di sekeliling N. II. Bila
tekanan intraokular meningkat, lamina kribosa akan menonjol keluar dan menyebabkan
diskus menjadi cekung (Snell RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).
Kornea (latin cornum= seperti tanduk) adalah selaput bening mata yag dapat
memantulkan cahaya yang masuk ke mata. Terdiri atas 5 lapisan: epitel, membran
bowman, stroma, membran desemen, dan endotel. Kornea dipersarafi oleh saraf siliar
longus cabang N. V dan saraf nasosiliar. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh
kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk ke kornea (Snell
RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).
Lensa mata di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus
cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi. Secara patologik, lensa dapat kaku pada orang dewasa yang
akan mengakibatkan presbiopia, keruh atau yang disebut katarak, dan tidak berada di
tempatnya (subluksasi dan dislokasi) (Snell RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya. Retina terdiri atas lapisan: fotoreseptor (terdiri atas sel
batang dan sel kerucut), membran limitan eksterna, lapis nukleus luar, lapis pleksiform
luar, lapis nukleus dalam, lapis pleksiform dalam, lapis sel ganglion, lapis serabut saraf,
dan membran limitan interna (Snell RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).