Anda di halaman 1dari 8

Volume 8 No.

1
April 2019
ISSN : 2252 - 7311
e-ISSN : 2549 - 6840
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/konversi
Email : jurnalkonversi@umj.ac.id
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A
PENGARUH VARIASI MASSA DAN LAMA KONTAK FITOREMEDIASI TUMBUHAN
PARUPUK (PHRAGMITES KARKA) TERHADAP DERAJAT KEASAMAN (pH) DAN
U NPENURUNAN
I V E R S I T KADAR
A S M UMERKURI
H A M M PADA
A D I YPERAIRAN
A H J A K BEKAS
A PENAMBANGAN
INTANR DAN
T A EMAS KABUPATEN BANJAR

Lailan Ni`mah1, Muhammad Adzhari Anshari1, Hari Apriyan Saputra1,


1
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
Email: lailan.nimah@ulm.ac.id

ABSTRAK. Teknologi yang bisa digunakan untuk mengurangi pencemaran merkuri di


perairan bekas penambangan intan dan emas di desa Pumpung, Kelurahan Sungai
Tiung, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan adalah dengan
teknik fitoremediasi. Teknik fitoremediasi didefinisikan sebagai teknologi pembersihan,
penghilangan atau pengurangan zat pencemar dalam tanah maupun air dengan
mediator tumbuhan berfotosintesis. Salah satu tumbuhan yang mampu menjadi media
fitoremediasi adalah tumbuhan parupuk. Tanaman Parupuk adalah salah satu
tumbuhan yang mempunyai kemampuan hiperakumulator, sehingga cocok untuk
digunakan dalam proses fitoremediasi. Pada penelitian ini dilakukan fitoremediasi statis
dengan variasi massa tanaman 0,5 kg, 1 kg dan 1,5 kg dengan lama perendaman 8
jam, 80 jam, 152 jam dan 224 jam. Dilakukan uji sampel dengan cara pengukuran pH
dengan pH-meter dan dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) dengan
panjang gelombang 253,6 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kenaikan
pH yang cukup signifikan pada variasi massa 1 kg dengan lama perendaman 80 jam,
dengan nilai pH 7,8. Sedangkan, penurunan kadar merkuri didapatkan hasil terbaik
pada variasi massa 1,5 kg dengan lama perendaman 152 jam sebesar 0,001679 mg/l.

Kata kunci: Fitoremediasi, Tanaman Parupuk, pH, Penurunan Kadar Merkuri

ABSTRACT. The technology that can be used to reduce mercury pollution in diamond
and gold mining waters in Pumpung village, Sungai Tiung Village, Cempaka District,
Banjar Regency, South Kalimantan is by phytoremediation technique.
Phytoremediation technique is defined as the technology of cleaning, removing or
reducing pollutants in soil and water with plant mediators photosynthesis. One plant
that is capable of being a phytoremediation medium is parupuk plants. Parupuk plants
are one of the plants that have the ability of hyperaccumulators, making them suitable
for use in the phytoremediation process. Static phytoremediation was carried out in this
study with variations in plant mass of 0.5 kg; 1 kg and 1.5 kg with an immersion time of
8 hours; 80 hours; 152 hours and 224 hours. Samples were tested by measuring pH
with a pH-meter and with an Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) with a
wavelength of 253.6 nm. The results showed that there was a significant increase in pH
in the variation of 1 kg mass with 80 hours immersion time, with a pH value of 7.8.
Meanwhile, the decrease in mercury levels obtained the best results in a mass
variation of 1.5 kg with 152 hours immersion time of 0.001679 mg/l.

Keywords: Phytoremediation, Parupuk Plants, pH, Mercury Reduce Levels

PENDAHULUAN dilakukan oleh masyarakat disana


adalah penambangan berbagai macam
Desa Pumpung, Kelurahan logam mulia, seperti emas dan intan.
Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Untuk penambangan emas dan intan
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan biasanya dilakukan turun-temurun.
adalah salah satu daerah yang ada di Pada kegiatan penambangan intan
Pemerintahan Kota Banjarbaru. Salah tersebut diperoleh bahan ikutan seperti
satu aktivitas yang paling banyak emas. Untuk memisahkan emas

55
KONVERSI Vol. 8 No. 1 April 2019 ISSN 2252-7311
tersebut, masyarakat penambang tanah maupun air dengan mediator
hamper semuanya menggunakan tumbuhan berfotosintesis.
merkuri, sehingga menyebabkan Fitoremediasi merupakan teknik
perairan disekitar kawasan tersebut pemulihan lahan tercemar dengan
tercemar logam berat merkuri. Hal ini menggunakan tumbuhan untuk
dikarenakan aliran airnya langsung menyerap, mendegradasi, dan
mengalir ke sungai. Berdasarkan mentransformasi bahan pencemar, baik
penelitian Maulidah dkk pada tahun itu logam berat maupun senyawa
2015 perairan di Kecamatan Cempaka organik. Metode ini mudah
tercemar logam berat yang melebihi diaplikasikan, efisien, murah, dan
ambang batas baku mutu air limbah ramah lingkungan (Schnoor and
yaitu 0,02 mg/l menurut PP No. 82 McCutcheon, 2003). Fitoremediasi
Tahun 2001 tentang baku mutu air sendiri dipilih karena dalam
limbah untuk kadar merkuri. pengolahannya tidak membutuhkan
Raksa (nama lain: air raksa) atau biaya yang besar. Menurut Lasat
merkuri atau Hydrargyrum adalah unsur (2000) biaya pengolahan dengan
kimia pada tabel periodik dengan fitoekstraksi lebih rendah daripada
simbol Hg, nomor atom 80 berat dan pengolahan lainnya. Selain biaya yang
molekul 200,59. Merkuri dialam rendah, fitoremediasi sangat mudah
ditemukan dalam tiga bentuk yaitu Hg, diterapkan secara in situ (langsung
Hg22+, Hg2+. koordinasi system syaraf, ditempat) dan proses yang digunakan
dan kepandaian, serta berkurangnya adalah secara alamiah. Sedangkan,
daya pendengaran dan penglihatan. menurut Chaney dkk (1995),
Tingkat dosis yang dapat menyebabkan Fitoremediasi adalah penggunaan
kematian dapat tercapai apabila kadar kemampuan tanaman hiperakumulator,
Hg yang masuk ke dalam tubuh kemampuan hiperakumulator tanaman
sebanyak 0,2–1,0 gram. Apabila orang adalah kemampuan tanaman untuk
menghirup udara yang mengandung mengurangi tingkat pencemaran logam
uap merkuri > 100 μg/m3 setiap hari berat pada perairan tercemar. Semua
selama 5 – 8 jam maka akan jenis tanaman mempunyai kemampuan
menyebabkan disfungsi pada berbagai hiperakumulator walau dalam jumlah
organ tubuh. Merkuri mulai kecil. Menurut Hidayati (2005) sejumlah
dimanfaatkan salah satunya dalam tumbuhan terbukti dapat beradaptasi
bidang kosmetik dan industri terhadap lingkungan marginal dan
penambangan emas (Alfian, 2006). ekstrim seperti tanah limbah yang
Logam berat yang berada dalam banyak terkontaminasi zat-zat beracun
tanah sangat sulit terdegradasi dan dan memiliki kualitas fisik, kimia
untuk memulihkannya diperlukan biaya maupun biologis sangat rendah.
yang mahal, sedangkan dalam Tumbuhan yang memiliki kemampuan
permasalahan yang dihadapi berada untuk menyerap logam berat dari tanah
dalam kawasan ekonomi yang sangat dikenal sebagai tumbuhan
rendah, maka perlu dilakukan suatu hiperakumulator (Hardiani,2008).
metode untuk memperbaiki kualitas Berdasarkan penelitian, salah
tanah yang tercemar dengan biaya satu anggota family tanaman yang
yang terjangkau bagi masyarakat mempunyai kemampuan
sekitar. Salah satu metode pengolahan hiperakumulator adalah anggota family
limbah untuk menurunkan polutan poaceae (Yoandestina, 2013). Salah
adalah dengan menggunakan metode satu tanaman yang termasuk anggota
fitoremediasi. family poaceae adalah tanaman
Fitoremediasi sendiri adalah parupuk.
penggunaan tumbuhan untuk Tanaman Parupuk adalah
menghilangkan polutan dari tanah atau tanaman yang biasa hidup di daerah
perairan yang terkontaminasi. Menurut rawa. Karenaya sebaran tanaman ini
Hidayati dan Sayfuddin (2003), Teknik sangat banyak di daerah Kalimantan
fitoremediasi didefinisikan sebagai Selatan yang terkenal daerah rawanya.
teknologi pembersihan, penghilangan Oleh karena itu tanaman tersebut
atau pengurangan zat pencemar dalam sangat berpotensi dalam mengurangi
56
Pengaruh Variasi Massa Dan Lama Kontak Fitoremediasi Tumbuhan Parupuk (Phragmites Karka)
Terhadap Derajat Keasaman (Ph) Dan Penurunan Kadar Merkuri Pada Perairan Bekas Penambangan
Intan Dan Emas Kabupaten Banjar
(Lailan Ni`mah, Muhammad Adzhari Anshari, Hari Apriyan Saputra)

limbah logam merkuri pada perairan Kalimantan Selatan dan Tanaman


karena sebarannya sangat luas dan Parupuk, Akuades
mudah didapat.
Phragmites karka adalah nama Metode Penelitian
latin dari tanaman parupuk. Tanaman Aklimasi Tanaman Parupuk
ini adalah tanaman rawa mempunyai (Phragmites karka)
tinggi tanaman 4-6 m dan batang kaku, Tanaman dipilih dan ditimbang
beruas, berongga (seperti bambu). sebanyak 0,5 kg, 1 kg dan 1,5 kg
Tanaman ini termasuk famili poaceae. sesuai dengan ukuran ± 1 meter.
Salah satu anggota family tanaman Tanaman Parupuk (Phragmites karka)
yang mempunyai kemampuan diaklimasi di bak aklimasi selama 1
hiperakumulator adalah anggota family minggu didalam tiga buah baskom
poaceae (Widyati, 2011). Berikut berdiameter 50 cm dan tinggi 30 meter
adalah penampakan tanaman parupuk sebelum digunakan dalam penelitian.
dapat dilihat pada Gambar 1. Proses aklimasi dengan mengambil
(Yoandestina, 2013): sebagian tanah dari lingkungan asal
dimana tanaman tersebut tumbuh.

Proses Fitoremediasi
Sampel diambil dari air tailing
penambangan emas yang sudah
ditentukan sebelumnya, setelah itu alat
pengambilan sampel berupa ember dan
penyimpanan sampel berupa jirigen
disiapkan. Kemudian pengambilan
sampel dilakukan dengan memasukkan
ember ke dalam air tailing sumber
Gambar 1. Tanaman Parupuk sampel dan dipindahkan ke dalam
jirigen penyimpanan.
Pada proses fitoremediasi, Dalam penelitian ini digunakan metode
derajat keasaman (pH) akan fitoremediasi statis (air yang di
mempengaruhi kelarutan logam berat fitoremediasi dalam keadaan diam atau
didalam air dan mempengaruhi kondisi tidak mengalir) (Permatasari, 2009).
tanaman. Adapun pH yang sesuai Sampel sebanyak 30 liter dimasukkan
untuk tanaman parupuk ini bisa hidup ke dalam baskom tempat parupuk
adalah pH dalam range 3,7 ke 8,7 diaklimasi kemudian sampel diambil
(NRCS, 2012). diukur konsentrasi merkuri (Hg) total
dengan Spektrofotometer Serapan
METODOLOGI PENELITIAN Atom (AAS) dengan panjang
gelombang 253,6 nm pada kurun waktu
Alat jam ke–8, 80, 152, dan 224
Alat yang digunakan pada percobaan fitoremediasi, untuk mengetahui kadar
ini antara lain 3 buah wadah penurunan merkuri. Selama perlakuan
penampungan berdiameter 50 cm dan fitoremediasi, dilakukan pengukuran pH
tinggi 30 cm, 12 buah botol sampel, pH dengan pH-meter.
meter, timbangan, AAS, 12 buah
erlenmeyer

Bahan
Bahan yang digunakan pada
percobaan ini antara lain limbah bekas
tambang intan Desa Pumpung di
Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan
Cempaka, Kabupaten Banjar,

57
KONVERSI Vol. 8 No. 1 April 2019 ISSN 2252-7311
pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air sebagai
Diagram Alir Penelitian ukuran batas atau kadar unsur
pencemar untuk baku mutu air limbah
Tanaman bisa dilihat pada Tabel 1. adalah
Parupuk sebagai berikut:

Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah


Diambil dengan akar dan Para Hasil PP Permenkes
sebagian tanahnya meter Uji No.82 RI
Tahun No.416
Ditimbang dengan 2001 /menkes/
variasi tanaman 0,5 kg, Per/IX/90
1 kg dan 1,5 kg
pH 5,98 6-9 6,5-9
Hg 0,0404 0.002 0.001

Diaklimasi dengan 3 buah (mg/l)


wadah baskom berdimensi
(d=50 cm, t=30cm) selama Aklimasi Tanaman Parupuk
7 hari (Phragmites Karka)
Aklimasi tanaman adalah proses
tanaman beradaptasi dalam lingkungan
Dimasukan air limbah yang baru. Tanaman parupuk
sebanyak 30 liter ke masing- (phragmites karka) diambil dengan
masing wadah baskom sebagian tanahnya. Tanah ini berfungsi
sebagai media adaptasi dari tanaman
pada tahap aklimasi ini lama dari
aklimasi ini yaitu selama satu minggu.
Dilakukan Fitoremediasi serta pH atau keasaman sangat berpengaruh
dilakukan pengukuran Hg dan pH dalam proses adaptasi tanaman bila pH
pada jam ke-8, 80, 152 dan 224 nya terlalu tinggi atau terlalu rendah itu
akan menyebabkan tanaman bisa mati
atau layu. Adapun pH yang sesuai
untuk tanaman parupuk ini bisa hidup
Selesai adalah pH dalam range 3,7 ke 8,7
(NRCS, 2012).
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
Penurunan Kadar Merkuri setelah
Fitoremediasi
HASIL PENELITIAN DAN Selama fitoremediasi dalam kurun
PEMBAHASAN waktu tertentu dilakukan pengukuran
pada tiap-tiap sampel fitoremediasi.
Karakteristik Air Limbah Bekas Berikut ini adalah Tabel 2 hasil
Tambang di Kecamatan Cempaka pengukuran pH pada tanaman
Hasil Penelitian fitoremediasi adalah sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian Maulidah
dkk Fakultas Pertanian Universitas Tabel 2. Hasil Pengukuran pH pada
Lambung Mangkurat pada tahun 2015 Tanaman Fitoremediasi
tentang Kajian Indeks Pencemaran Air Parameter pH Lama Fitoremediasi (jam)
Pada Areal Pertambangan Rakyat Intan 8 80 152 224
Dan Emas Di Kecamatan Cempaka jam jam jam jam
Kota Banjarbaru dapat dibandingkan Massa 0,5 6,2 5,7 5,7 5,6
Tanaman kg
dengan Peraturan peraturan
1 5,9 7,8 6 5,8
pemerintah republik indonesia nomor kg
82 tahun 2001 dan PermenkesRI 1,5 5,8 5,9 5,8 5,8
No.416/menkes/Per/IX/90 tentang kg

58
Pengaruh Variasi Massa Dan Lama Kontak Fitoremediasi Tumbuhan Parupuk (Phragmites Karka)
Terhadap Derajat Keasaman (Ph) Dan Penurunan Kadar Merkuri Pada Perairan Bekas Penambangan
Intan Dan Emas Kabupaten Banjar
(Lailan Ni`mah, Muhammad Adzhari Anshari, Hari Apriyan Saputra)

semakin banyak CO2 yang dihasilkan


Selanjutnya akan dibuat grafik dari respirasi oleh mikroorganisme
antara pH dan lama perendaman didalam tanah fitoremediasi.
fitoremediasi berikut adalah grafik Tahapan dalam fitoremediasi
hubungan antara pH dan lama terbagi menjadi tiga proses, proses
perendaman fitoremediasi memakai pertama adalah penyerapan oleh akar
tanaman parupuk dapat dilihat pada dengan membentuk suatu zat yang
Gambar 3. dinamakan zat khelat atau disebut
fotosiderofor yang akan mengikat
10 logam dan membawanya ke dalam sel
akar melalui transport aktif. Proses
0,5 kg kedua adalah translokasi logam dari
pH

5
akar ke bagian lain tumbuhan melalui
1 kg
0 jaringan pengangkut yaitu xylem dan
8 80 152 224 1,5 kg floem dan proses ketiga keberadaan
jam jam jam jam logam pada bagian sel tertentu untuk
menjaga agar tidak menghambat
metabolism tumbuhan (Syahputra,
Gambar 3. Grafik Hubungan antara pH 2005). Analisis kadar merkuri pada
dan Lama Fitoremediasi penelitian ini dilakukan dengan metode
AAS. Hasil analisis setelah dilakukan
Berdasarkan Gambar 3. yaitu fitoremediasi dengan menggunakan
grafik hubungan antara pH dan lama tanaman parupuk dapat dilihat pada
fitoremediasi, pada tanaman dengan Tabel 3 berikut:
massa 0,5 kg dan 1,5 kg terjadi
penurunan, sedangkan pada tanaman Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar
dengan massa 1 kg terjadi fluktuasi
Parameter Lama Fitoremediasi (jam)
kenaikan pH yang dimana terjadi Hg 8 jam 80 jam 152 224
kenaikan signifikan pada lama (mg/l) jam jam
fitoremediasi jam ke-80 dan turun Massa 0, 0,0233 0,0162 0,0084 0,0020
kembali pada jam 152 jam dan 224 Tanam 5 34 19 5 13
an 1 0,0098 0,0026 0,0051 0,0017
jam. Kenaikan dan penurunan pH ini (kg) 92 12 34 19
disebabkan aktivitas biokimia 1, 0,0037 0,0019 0,0016 0,0003
mikroorganisme yang terdapat pada air 5 01 28 79 01
limbah dan pada akar tanaman Merkuri setelah Fitoremediasi
(Sitompul, dkk. 2013).
Pada peristiwa fotosintesis, Lama fitoremediasi pada jam
fitoplankton dan tanaman air lainnya ke-152 untuk sampel dengan massa
akan mengambil CO2 dari air selama tanaman 1,5 kg adalah sebesar
proses fotosintesis sehingga 0,016219 mg/l penurunannya sangat
mengakibatkan pH air meningkat. signifikan untuk hal ini banyak faktor
Semakin banyak CO2 yang dihasilkan yang mempengaruhi selain kondisi
dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke tanaman faktor derajat keasaman juga
kanan dan secara bertahap mempengaruhi dikarenakan logam
melepaskan ion H+ yang menyebabkan diperairan akan stabil pada pH rendah
pH air turun dan berlaku sebaliknya. (palar, 1994). Selain itu juga, sesuai
Reaksinya adalah sebagai berikut: dengan teori yang menyatakan
semakin banyak tanaman maka semain
CO2+H2O H2CO3 H+ +HCO3 besar efektifitas penyerapannya
2H+ CO32- (1) (Bellamy dkk, 2011).
Perbandingan hasil penelitian
Berdasarkan Gambar 3, dengan baku mutu air limbah menurut
menunjukkan bahwa pH dominan Peraturan peraturan pemerintah
menurun seiring berjalannya lama republik indonesia nomor 82 tahun
fitoremediasi. Hal ini dikarenakan 2001 dan Permenkes RI
59
KONVERSI Vol. 8 No. 1 April 2019 ISSN 2252-7311
No.416/menkes/Per/IX/90 tentang pada batang dan akar tanaman tidak
pengelolaan kualitas air dan pada sampel air saja.
pengendalian pencemaran air sebagai DAFTAR PUSTAKA
ukuran batas atau kadar unsur
pencemar untuk baku mutu air limbah Alfian, Zul., 2006, Merkuri: Antara
bisa dilihat pada Tabel 4. Berikut: Manfaat dan Efek
Penggunaannya Bagi
Tabel 4.Perbandingan Hasil Penelitian Kesehatan Manusia dan
dengan Baku Mutu Air Limbah Lingkungan, Universitas
Parameter Hasil PP Permenkes Sumatera utara, Medan.
penelitian No.82 RI
Belami L, I.M.Y., B. Boy R Sidharta,
sesudah Tahun No.416
2011, Pemanfaatan Purun
fitoremediasi 2001 /menkes/
Tikus (Eleochalis Dulcis) Untuk
Per/IX/90 Menurunkan Kadar Merkuri
Massa Standar Standar (Hg) Pada Air Bekas
Hg 0,5 0.00213 0.02 0.02 Penambangan Emas Rakyat,
kg Fakultas Teknobiologi,
1 0.0017 0.02 0.02 Universitas Atma Jaya,
kg Yogyakarta.
1,5 0.00013 0.02 0.02 Chaney RL, B.S., Angle JS, Baker JM,
kg 1995. Potential use of metal
hyperaccumulators. Mining
Environ Manage 3, 9-11.
KESIMPULAN (DAN SARAN) Hardiani, H., 2008, Pemulihan Lahan
Terkontaminasi Limbah B3 dari
Kesimpulan Proses Deinking Industri Kertas
Secara Fitoremediasi, Jurnal
Kesimpulan yang didapatkan pada Riset Industri 2, hal. 64-75.
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kenaikan pH yang cukup signifikan Hidayati, N., 2005, Fitoremediasi Dan
pada variasi massa 1 kg dengan Potensi Tumbuhan
lama perendaman 80 jam, dengan Hiperakumulator, Pusat
Penelitian Biologi, Lembaga
nilai pH 7,8.
2. Penurunan kadar merkuri Ilmu Pengetahuan Indonesia,
didapatkan hasil terbaik pada variasi Bogor.
massa 1,5 kg dengan lama Hidayati, Sayfuddin, 2003, Potensi
perendaman 152 jam sebesar Hipertoleransi dan Serapan
0,001679 mg/l. Logam Beberapa Tumbuhan
3. Semakin banyak massa tanaman Terhadap Limbah Pengolahan
untuk fitoremediasi maka semakin Emas, Bidang Botani Pusat
besar daya serapnya terhadap Penelitian Biologi –LIPI, Bogor.
logam pencemar sedangkan
Lasat, M.M., 2002, Phytoextraction of
semakin lama perendaman, daya
Toxic Metals: A review of
serap tanaman terhadap logam
Biological Mechanisms, J.
pencemar semakin berkurang.
Environ. Qual,,31, 109120.
Maulidah, Bambang J.P., Suhaili
Saran Asmawi, Dini Sofarini, 2015.
Saran yang dapat diberikan pada Kajian Indeks Pencemaran Air
penelitian ini adalah dilakukan nya Pada Areal Pertambangan
metode fitoremediasi secara dinamis Rakyat Intan Dan Emas Di
sehingga dapat diketahui pengaruh Kecamatan Cempaka Kota
pergerakan aliran terhadap Banjarbaru. EnviroScienteae
kemampuan fitoremediasi tanaman 11. Universitas Lambung
serta dilakukan analisa juga dilakukan Mangkurat. Banjarbaru.

60
Pengaruh Variasi Massa Dan Lama Kontak Fitoremediasi Tumbuhan Parupuk (Phragmites Karka)
Terhadap Derajat Keasaman (Ph) Dan Penurunan Kadar Merkuri Pada Perairan Bekas Penambangan
Intan Dan Emas Kabupaten Banjar
(Lailan Ni`mah, Muhammad Adzhari Anshari, Hari Apriyan Saputra)

Ni`mah, L., Akbari, M.R., Khan, F.A., Widyati, E., 2011, Kajian Optimasi
Ma’ruf, M.A., 2018, Pengelolaan Lahan Gambut
Manufacture Of Fiber dan Isu Perubahan Iklim,
Composite Materials Musa Tekno Hutan tanaman, Vol. 4,
Acuminate L. Prepared By The No.2, hal. 57-68.
Randomized Position With
Yoandestina, 2013, Purun Tikus Bagi
Polymer Matrix Resin, Matec
Petani rawa, Pemanfaatan
Web of Conference 154, 01006
Tumbuhan Rumput Minjangan
(2018),
(Chromolaena Odorata) dalam
DOI: https://doi.org/10.1051/ma
Budidaya tanaman, Balai
tecconf/201815401006,
Penelitian Pertanian Lahan
https://www.matec-
Rawa (Balittra).
conferences.org/articles/matec
conf/pdf/2018/13/matecconf_ic
et4sd2018_01006.pdf
NRCS, U., 2012, COMMON REED
Phragmites australis (Cav.)
Trin: Plant Guide, United
States.
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun
2001. Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran
Air.
Permatasari, A.A., 2009, Fitoremediasi
Logam Berat Cd Menggunakan
Ki Ambang (Salvinia Molesta)
Pada Media Modifikasi Air
Lumpur Sidoarjo, Skripsi,
Biologi FMIPA – ITS,
Surabaya.
Schnoor, J.L. and McCutcheon, S.C.
2003. Phytoremediation
Transformation And Control of
Contaminants. Wiley-
Interscience Inc. USA.
Sitompul, D. F., Sutisna, M.,
Pharmawati, K., 2013,
Pengolahan Limbah Cair Hotel
Aston Braga City Walk dengan
Proses Fitoremediasi
menggunakan Tumbuhan
Eceng Gondok,. Teknik
Lingkungan, Institut Teknologi
Nasional, Malang.
Syahputra R, 2005, Fitoremediasi
Logam Cu dan Zn dengan
Tanaman Enceng Gondok,
Jurnal LOGIKA, Vol. 2, No. 2
Juli 2005, Hal 57 – 67. ISSN:
1410 – 2315, Fakultas MIPA
Jurusan Kimia, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.
61
KONVERSI Vol. 8 No. 1 April 2019 ISSN 2252-7311

62

Anda mungkin juga menyukai