POTENSI TUNIKATA Polycarpa aurata SEBAGAI SUMBER INOKULUM
JAMUR ENDOSIMBION PENGHASIL ANTIMIKROBA
Arafah Nurfadillah1, Magdalena Litaay1*, Risco G. Budji1, Nur Haedar1
1 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245 *Email: mlitaay@fmipa.unhas.ac.id
ABSTRACT
The research on “Potency of tunicate Polycarpa aurata as a source of inoculum of
endosymbiont fungal that produces antimicrobial” had been done. The research aimed to know the potency of tunicate as a source of inoculum fungal endosymbiont and to characterize isolate symbiont fungal tunicate P.aurata. Tunicate sample was collected from Barrang Lompo waters of Makassar, South Sulawesi. Isolation of endosymbiont fungi tunicate P. aurata was performed using Potato Dextrose Agar medium (PDA). The characterization of isolate fungal endosymbiont from tunicate P. aurata consist of macroscopic and microscopic observation by simple staining and activity testing against phatogenic microbes Salmonella thypi and Candida albicans. There is one isolate was isolated from intestine of tunicate, named PY1. The result of macroscopic and microscopic observation indicated that isolate was suspected to belong to the genus Saccharomyces. Isolate was able to inhibit the growth of pathogenic microbes, which was bacteriocide to Salmonella typhi and fungicide to Candida albicans.
Laut merupakan salah satu sumber (Larvacea) dan Sorberacea. Jika kekayaan biologi dan kimia. Salah satu dibandingkan dengan seluruh hewan sumber kekayaan biologi dan kimia dapat invertebrata, tunikata adalah yang paling diperoleh dari organisme laut. Beberapa dekat dengan hewan vertebrata karena dekade terakhir, jumlah penelitian mempunyai bagian tulang belakang seperti senyawa bioaktif hasil isolasi dari duri dan tabung saraf yang dimiliki saat organisme laut meningkat secara cepat dan masih larva, oleh karena itu tunikata sekarang telah ditemukan ratusan senyawa dimasukan dalam filum Chordata (Colin & baru setiap tahunnya. Senyawa bioaktif Arneson, 1995; Erdmann, 2004). Tunikata tersebut diekstraksi dari berbagai jenis yang ada di terumbu karang, diketahui invertebrata laut, salah satunya yaitu mengandung senyawa kimia yang berguna tunikata (Ananthan and Balasubramanian, sebagai bahan antibiotik, anti tumor, anti 2009; Nofiani, 2008). inflamasi, imunosupresan dan antikanker. Menurut Brusca (2002), tunikata Salah satu senyawa anti kanker dari dibagi dalam empat kelas yakni: tunikata yang sudah cukup dikenal adalah
Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 1
ecteinascidin 743 (ET-743) yang diisolasi polycarpaurine A, B, C; serta pertama kali dari tunikata Ecteinascidin polucarpathiamines A dan B (Abas et al., turbinate yang sudah dikembangkan di 1996; Radchenko et al., 1997; Wang et Uni Eropa dengan nama Yondelis®, dan al., 2007; Pham et al., 2013). digunakan untuk terapi sarcoma pada Berdasarkan hal tersebut di atas jaringan lunak (Carter and Keam, 2007). maka perlu dilakukan penelitian isolasi Tunikata diketahui dapat dan karakterisasi jamur simbion tunikata berasosiasi dengan bakteri laut dan jamur Polycarpa aurata asal perairan Pulau laut (marine derivated fungi). Pada tahun Barrang Lompo sebagai sumber inokulum 2004, dilaporkan 20 senyawa baru dari jamur penghasil senyawa bioaktif yang jamur laut yang telah diisolasi dari berpotensi sebagai antimikroba khususnya tunikata. Beberapa senyawa baru dari mikroba patogen pada manusia. jamur laut yang berasosiasi dengan METODE PENELITIAN tunikata adalah phitolides A-D (jamur Alat-alat yang digunakan pada Phytomyces sp. yang berasosiasi dengan penelitian ini terdiri atas peralatan untuk Oxycorynia fascicularis), oxepinamides A- sampling dan peralatan laboratorium. C (jamur Acremonium sp. yang berasosiasi Peralatan yang digunakan untuk sampling dengan Ecteinascidia turbinate) dan adalah masker, fins, snorkel, wet suit, dan yanuthone A-E (jamur Aspergilus niger coolbox. Sedangkan peralatan dalam yang berasosiasi dengan Aplidium sp.) laboratorium adalah autoklaf, cawan petri, yang diketahui berpotensi sebagai deck glass, objek glass, gelas ukur, gelas antiinflamasi dan antimikroba (Bugni and kimia, botol vial, batang pengaduk, sendok Ireland, 2004; Saleem et al., 2007; Wang tanduk, enkas, erlenmeyer, inkubator, et al., 1997). lampu spiritus, mikroskop listrik, neraca Salah satu contoh tunikata yang ohaus, ose bulat, swab cotton, oven, banyak ditemukan di perairan Indonesia, sentrifuse, shaker, tabung reaksi, hot khususnya di Kepulauan Spermonde plate, spoit, rak tabung reaksi, pipet tetes, adalah Polycarpa aurata. Tunikata ini pipet skala spektrofotometer, jangka memiliki ciri khas bertubuh agak keras sorong dan timbangan analitik. serta berwarna biru dan kuning. Beberapa Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian yang telah dilakukan penelitian ini adalah tunikata Polycarpa menunjukkan bahwa tunikata Polycarpa aurata, aquadest, air laut steril, alkohol 70 aurata kaya akan senyawa bioaktif, %, plastik sampel, minyak emersi, paper diantaranya yakni: polycarpine; Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 2 disc, medium PDA (Potato Dextrose tabung reaksi yang berisi medium PDA Agar), medium SDA (Sabouraud Dextrose miring dan disimpan sebagai stok kultur Agar), medium Nutrient Agar (NA), untuk persiapan uji selanjutnya. medium PDB (Potato Dextrose Broth), Kultur Jamur Endosimbion methylen blue, aluminium foil, Isolat jamur pada Potato Dextrose chloramphenicol, ketoconazol, mikroba uji Agar, kemudian diambil dan (Candida albicans dan Salmonella thypi), diinokulasikan pada media PDB (Potato NaCl 0,9 % dan spritus. Dextrose Broth) 50 ml dan dishaker pada Pengambilan Sampel Polycarpa aurata kecepatan 120 rpm selama 2 x 24 jam. Pengambilan sampel tunikata P. Peremajaan Mikroba Uji aurata dilakukan di perairan Pulau Mikroba uji yang digunakan yaitu Barrang Lompo, Makassar pada Salmonella thypi dan Candida albicans kedalaman 2-10 m dengan SCUBA. yang berasal dari biakan murni, masing- Sesudah diangkat dari permukaan laut, masing diambil sebanyak satu ose lalu selanjutnya dibersihkan menggunakan air diinokulasikan dengan metode gores pada laut steril 2-5 kali. Kemudian dimasukkan medium Nutrient Agar (NA) miring untuk ke dalam plastik sampel, selanjutnya bakteri dan medium Sabouraud Dextrose dibawa ke laboratorium dengan Agar (SDA) miring untuk jamur lalu menggunakan coolbox. diinkubasi pada suhu 37 selama 1-2 x Isolasi Jamur Endosimbion 24 jam. Tunikata yang telah dibersihkan Pembuatan Suspensi Mikroba Uji dibelah dan diambil bagian ususnya, Masing-masing mikroba uji dari kemudian dipotong kecil-kecil dan agar miring disuspensikan dengan bantuan ditanam di atas medium PDA yang telah larutan NaCl fisiologis 0,9% steril. memadat. Kemudian diinkubasi selama 5- Suspensi kemudian dituang ke dalam cuvet o 7 x 24 jam pada suhu 37 C. Koloni jamur berdiameter 13 mm. Penentuan kepadatan yang tumbuh dan berbeda, kemudian suspensi biakan diatur sehingga diperoleh dipindahkan ke cawan petri berisi medium pengenceran yang diharapkan pada PDA. Isolat jamur yang diperoleh panjang gelombang 580 mm yang memliki selanjutnya dimurnikan dengan metode transmitan 25% (setara dengan kepadatan gores menggunakan ose bulat pada media 108) terhadap blanko NaCl 0,9% steril PDA hingga didapat koloni murni. Koloni dengan menggunakan alat yang sudah dimurnikan, dipindahkan ke spektrofotometer.
Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 3
Uji Aktivitas (Noverita, dkk., 2009). meliputi; warna koloni, bentuk tepi koloni, Pengujian dilakukan secara in vitro elevasi, permukaan koloni dan tekstur dengan metode difusi agar yang koloni. menggunakan paper disc berukuran 5 mm. b. Pengamatan Mikroskopis (Intani, Medium Nutrien Agar (NA) steril dan 2014). medium Sabouraud Dextrose Agar (SDA) Pengamatan karakter mikroskopis dalam erlenmeyer didinginkan hingga dilakukan dengan menggunakan suhu 40-45 . Kemudian dituangkan mikroskop dan zar warna untuk melihat suspensi mikroba uji secara aseptis ke bentuk sel. Pengamatan secara dalamnya sebanyak 1 ml, lalu mikroskopis dilakukan dengan cara dihomogenkan dan dituang pada beberapa membuat preparat biakan di atas kaca cawan petri dan dibiarkan memadat. objek yang telah diwarnai dengan Beberapa lembar paper disc steril methylen blue, kemudian ditutup dengan masing-masing direndam selama 15 menit cover glass dan ditetesi minyak emersi. dalam suspensi isolat jamur simbion Analisis Data tunikata P. Aurata, suspensi ketoconazol Data diperoleh dari hasil uji (kontrol positif untuk jamur patogen), aktivitas dan pengamatan morfologi jamur suspensi chloramphenicol (kontrol positif endosimbion tunikata P. aurata yang untuk bakteri patogen) dan medium PDB dianalisis secara deskriptif yang diolah (kontrol negatif). Paper disc tersebut dalam bentuk tabel dan gambar. kemudian diletakkan secara aseptis dengan HASIL DAN PEMBAHASAN pinset steril pada permukaan medium Isolasi jamur simbion tunikata P. dengan jarak paper disc satu dengan yang aurata yang berasal dari perairan Pulau lain 2 cm. Selanjutnya diinkubasi pada Barrang Lompo, Makassar diperoleh satu suhu 37 selama 1-2 x 24 jam dan diukur isolat. Dari lima titik potongan usus yang daerah hambatannya menggunakan jangka tersebar pada medium Potato Dextrose sorong. Agar (PDA), hanya satu titik yang Identifikasi Isolat Jamur Endosimbion ditumbuhi oleh jamur yakni titik a pada a. Pengamatan Makroskopis (Intani, inkubasi 7x24 jam. Isolat tersebut 2014). kemudian dimurnikan dan diberi kode Pengamatan karakter makroskopis PY1. Hasil inokulasi tunikata P. aurata dilihat berdasarkan kenampakan koloni pada medium agar dapat dilihat pada yang tumbuh pada medium PDA yang Gambar 1.
Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 4
endapan putih di dasar tabung sehingga a tergolong khamir fermentatif, sedangkan PY1 isolat PY1 yang diinokulasikan pada b e medium padat memperlihatkan pertumbuhan berupa bercak putih susu c yang licin. d Berdasarkan hasil pengamatan makroskopis terhadap isolat PY1 dapat Gambar 1. Hasil inokulasi tunikata P. disimpulkan bahwa isolat PY1 tergolong aurata pada medium agar pada inkubasi 7x24 jam. khamir, dimana khamir merupakan mikroorganisme golongan jamur (fungi) Jamur yang tumbuh tersebut yang berbentuk uniseluler, struktur selnya kemudian diinokulasikan pada medium lebih kompleks daripada bakteri, yang sama untuk mendapatkan isolat berukuran 5-10 kali lebih besar dari murni. Hasil pemurnian isolat jamur bakteri, bereproduksi dengan budding, simbion tunikata P. aurata diinokulasikan tidak mempunyai flagela atau organ lain pada medium agar miring sebagai stok untuk bergerak (Putranto dkk, 2010). murni untuk karakterisasi makroskopis dan Menurut Gandjar dkk (1999), khamir yang mikroskopis serta persiapan uji aktivitas. dinokulasikan pada medium cair tanpa Karakterisasi Isolat Jamur digoyang akan menunjukkan pertumbuhan 1. Pengamatan Makroskopis Isolat Jamur berupa kekeruhan medium yang makin Simbion Polycarpa aurata lama akan mengendap sebagai lapisan Hasil pengamatan makroskopis putih pada dasar tabung dan khamir yang isolat jamur simbion tunikata P. aurata diinokulasikan pada medium cair dengan yang dimurnikan pada medium PDA digoyang menunjukkan pertumbuhan berdasarkan warna, bentuk, tepi, tekstur, berupa kekeruhan medium yang makin dan elevasi koloni yakni: koloni berbentuk lama makin keruh dibandingkan keadaan oval, berwarna putih susu, bertepi rata, medium awal, sedangkan khamir yang elevasi cembung dan bertekstur licin. diinokulasikan pada medium padat tanpa Pertumbuhan isolat PY1 pada medium cair penggoyangan akan menunjukkan yang dirotasi terjadi perubahan warna pertumbuhan berupa bercak-bercak licin media dari bening menjadi keruh dan agak basah pada permukaan medium. isolat PY1 yang diinokulasikan pada Bentuk pertumbuhan khamir pada medium medium cair tanpa dirotasi terbentuk cair ada dua yakni: pertumbuhan oksidatif Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 5 dan pertumbuhan fermentatif. Khamir mm terhadap S. thypi dan 13,85 mm oksidatif tumbuh membentuk lapisan terhadap C. albicans, sedangkan pada (film) atau pelikel pada biakan cair, inkubasi 2x24 jam isolat PY1 sedangkan khamir fermentatif biasanya menunjukkan diameter hambatan sebesar tumbuh di seluruh cairan/membentuk 17,95 mm terhadap S. thypi dan 14,35 mm endapan (Jumiyati dkk, 2012). terhadap C. albicans. Kontrol (+) bakteri 2. Pengamatan Mikroslopis Isolat Jamur menghambat 32,55 mm pada inkubasi Tunikata Polycarpa aurata 1x24 jam dan 33,45 mm pada inkubasi Pengamatan mikroskopis jamur 2x24 jam, sedangkan kontrol (+) jamur merupakan pengamatan yang dilakukan menghambat sebesar 22,5 mm pada dengan menggunakan mikroskop untuk inkubasi 1x24 jam dan 22,75 mm pada melihat bentuk sel dari jamur. Hasil inkubasi 2x24 jam; dan untuk kontrol (-) pengamatan mikroskopis isolat jamur PY1 tidak mampu menghambat pertumbuhan terlihat sel berbentuk oval. bakteri dan jamur uji. Dari hasil pengamatan diameter hambatan diatas, Berdasarkan hasil pengamatan maka isolat PY1 dikatakan berpotensi mikroskopis dan makroskopis dan mengacu sebagai antimikroba dimana isolat PY1 pada buku The Yeast A Taxonomic Study bersifat bakteriosidal terhadap S. thypi dan (Kreger, 1987) ciri yang ditunjukkan oleh bersifat fungisidal terhadap C. albicans. Isolat PY1 diduga berasal dari Genus Hal ini terlihat dari ukuran diameter Saccharomyces. hambatannya yang meningkat setelah Uji Aktivitas Isolat Jamur Endosimbion inkubasi 2x24 jam. Antimikroba yang Uji aktivitas dilakukan untuk bersifat membunuh bakteri dikenal sebagai melihat kemampuan isolat PY1 dalam bakteriosidal sedangkan yang membunuh menghambat pertumbuhan mikroba jamur disebut fungisidal (Ganiswarna, patogen dengan menggunakan metode 1995). Besar kecilnya daerah hambatan difusi agar terhadap bakteri Salmonella dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti thypi dan jamur Candida albicans. Hasil laju pertumbuhan mikroorganisme, uji aktivitas antimikroba dari isolat PY1 kemampuan dan laju difusi bahan aktif terhadap mikroba patogen diperlihatkan pada medium, kepekaan mikroorganisme pada Tabel 1. terhadap zat aktif serta ketebalan dan Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa viskositas medium (Cappucino and pada inkubasi 1x24 jam isolat PY1 Sherman, 2001). memiliki diameter hambatan sebesar 17,35
Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 6
Tabel 1. Hasil pengukuran diameter hambatan isolat jamur simbion tunikata P. aurata setelah dishaker selama 2x24 jam dengan waktu inkubasi 1x24 jam dan 2x24 jam
Diameter Hambatan (mm)
Nama 1x24 Jam 2x24 Jam No Isolat Salmonella Candida Salmonella Candida thypi albicans thypi albicans 1 PY1 17,35 13,85 17,95 14,35 2 Kontrol (+) 32,55 22,5 33,45 22,75 3 Kontrol (-) - - - - Keterangan: Kontrol (+) = Chloramphenicol (bakteri) dan Ketoconazol (Jamur) Kontrol (-) = Medium PDB
Menurut Roostita (2004), senyawa jamur laut (marine derivated fungi).
antimikrobial khamir yang telah diketahui Beberapa senyawa baru dari jamur laut berupa asam-asam organik dan protein. yang berasosiasi dengan tunikata adalah Asam-asam yang dihasilkan khamir phitolides A-D (jamur Phytomyces sp. tersebut memiliki sifat antimikroba yang berasosiasi dengan Oxycorynia sehingga menghambat pertumbuhan fascicularis), oxepinamides A-C (jamur bakteri dan khamir. Berdasarkan hasil dari Acremonium sp. yang berasosiasi dengan beberapa penelitian, pada umumnya Ecteinascidia turbinate) dan yanuthone A- mikroorganisme yang hidup dengan cara E (jamur Aspergilus niger yang berasosiasi berasosiasi dengan organisme laut dengan Aplidium sp.) yang diketahui menunjukkan potensi besar dalam sekresi berpotensi sebagai antiinflamasi dan metabolit sekunder yang bersifat antimikroba (Bugni and Ireland, 2004; antimikroba. Saleem et al., 2007). Mikroorganisme yang berasosiasi Beberapa hasil penelitian dengan inangnya akan memproduksi sebelumnya menyatakan bahwa tunikata senyawa bioaktif yang sama secara Polycarpa aurata kaya akan senyawa struktural dan fungsional dengan senyawa bioaktif, diantaranya yakni: polycarpine; bioaktif yang diproduksi inangnya polycarpaurine A-C; serta Tunikata merupakan salah satu inang dari polucarpathiamines A dan B (Abas et al.,
Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 7
1996; Amstrong et al, 2001; Radchenko et Ananthan, M. M. K. G. and T. Balasubramanian (2009), al., 1997; Wang et al., 2007; Pham et al., “Antimicrobial Activity of Crude 2013). Extracts of Some Ascidians (Urochordata : Ascidiacea) from Palk Strait, (Southeast Coast of KESIMPULAN India)”, World J. Fish and Marine Sci., 1 (4) : 262-267. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Brusca, R C. 2002. Invertebrates 2nd: Other Deuterostomes - 1. Tunikata Polycarpa aurata berpotensi Chaethognatha, Urochordata, sebagai sumber inokulum jamur Hemichordata. Sinauer Associates, Sunderland. 936 hlm. simbion. 2. Terdapat satu isolat jamur simbion Bugni T. S., and C. Ireland (2004), “Marine-derived fungi: A tunikata Polycarpa aurata (PY1) yang Chemically and Biologically tergolong dalam Genus Diverse Group of Microorganisms”, Nat. Prod. Rep., Saccharomyces. 21:143-63. 3. Senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh Cappucino, J. G and N. Sherman (2001), jamur simbion tunikata Polycarpa Microbiology: A Laboratory aurata berpotensi dalam menghambat Manual, 6th Edition. Benjamin- Cummings Publishing company, pertumbuhan mikroba patogen, San Fransisco. 447 hlm. dimana bersifat bakteriosidal terhadap Carter, N. J. and S. Keam (2007), Salmonella thypi dan fungisidal Trabectedin: A review of its use in terhadap Candida albicans. the management of soft tissue sarcoma and ovarian cancer, Drugs [Internet] 16th October 2007, 67, DAFTAR PUSTAKA 2257-2276. Available from: http://www.pubfacts.com Abas, S. A., M. Bilayet H, D. van der H, [Accessed 25th October 2014]. and J. Francis (1996), Alkaloids from the Tunicate Polycarpa Colin, P.L. and C. Arneson (1995), aurata from Chuuk Atoll. J. Org. Tropical Pacific Invertebrates: A Chem. [Internet] April 19, 1996, Field guide to the marine 61 (8), pp 2709-2712. Available invertebrates occurring on tropical from: http://www.pubfacts.com pacific coral reefs, sea grass beds [Accessed 03rd November 2014]. and mangrove, Coral Reef Press, California. pp 296. Amstrong, E., L. Yan, K. G. Boyd, P. C. Wright and J. G. Burgess (2001), Erdmann, A. M. (2004), A Natural History “The Symbiotic role of Marine Guide To Komodo National Park, Microbes on Living surfaces”, The natural conservancy, Indonesia Hydrobiologia, 461:37-40. coastal and marine program. pp 228.
Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 8
(2010), “Isolasi Yeast dari Daging Gandjar, I., W. Sjamsuridzal dan A. Oetari dan Potensinya sebagai Agen (1999), Mikologi Dasar dan Biopreservasi dan Pewarna Terapan, Yayasan Obor Indonesia. Makanan”, Jurnal Ilmu Ternak, Jakarta. Hal 42-43. Juni 2010, Vol. 10 No. 1, 21-25.
Intani, D. W. (2014), “Isolasi dan Radchenko, O. S., V. L. Novikov, R. H.
Identifikasi Khamir Berdasarkan Willis, P. T. Murphy and G. B. Karakteristik Morfologi dan Elyakov (1997) “Synthesis of Fisiologis”, Laporan Biologi polycarpine, a cytotoxic sulfur- Khamir, FMIPA ITS. containing alkaloid from the ascidian Polycarpa aurata, and Jumiyati, H. S. Bintari dan I. Mubarok related compounds”, Tetrahedron (2012), “Isolasi dan Identifikasi Letters. 38 (20) pp 3581-3584. Khamir Secara Morfologi di Tanah Roostita, L B (2004), “Potensi dan Kebun Wisata Pendidikan Prospek Yeast (khamir) dalam Universitas Negeri Semarang”, Meningkatkan Diversifikasi Biosantifika. 4(1) (2012) 27-35. Pangan di Indonesia”, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Kreger, R. N. J. W. (1987), The Yeast A Tetap dalam Ilmu Pangan. Fakultas Taxonomic Study, Elsevier Science Peternakan Universitas Publisher BV., Amsterdam. 1098 Padjadjaran. Bandung. Hlm. Saleem, M., Ali, M.S, Hussain, S., Jabbar, Nofiani, R. (2008), Urgensi dan A., Ashraf, M., and Y. S. Lee. Mekanisme Biosistesis Metabolit (2007) Marine natural products of Sekunder Mikroba Laut. Jurnal fungal origin. Nat. Prod. Rep. Natur Indonesia10 (2). 120-125. [Internet] October 2007, 24: 1142– 1152. Available from: Noverita, D., Fitria dan E. Sinaga (2009), Http://www.pubfacts.com “Isolasi dan Uji Aktivitas [Accessed 29th October 2014]. Antibakteri Jamur Endofit dari Daun dan Rimpang Zingiber Wang, G. Y.S., B. M. Borgeson and P. ottensii Val”, Jurnal Farmasi Crews (1997), Phitolides A-D, Indonesia Vol. 4, No. 4. pp 171- polyketides from a Marine 176. Tunicate-derived Culture of Phytomyces sp. Tetrahedron Pham, C. D., H. Weber, R. Hartmann, V. Letters. [Internet] 8th December Wray, W. Lin, D. Lai, and P. 1997. 38(49) pp 8449-8452. Proksch (2013) New Cytotoxic Available from: 1,2,4-Thiadiazole Alkaloids from http://www.sciencedirect.com the Ascidian Polycarpa aurata, [Accessed 1st November 2014] Org. Lett. [Internet] 12th April 2013, 15 (9), pp 2230-2233. Wang, W., T. Oda, A. Fujita, R. E. P. Available from: Mangindaan, T. Nakazawa, K. http://www.pubfacts.com Ukai, H. Kobayashi and M. [Accessed 15th October 2014]. Namikoshi (2007) Three New Sulfur-containing Alkaloids, Putranto, W. S., R. L. Balia, O. Polycarpaurines A, B and C, from Rachmawan dan E. Wulandari. an Indonesian Ascidian Polycarpa
Submit to Jurnal Alam dan Lingkungan 2015 9
aurata. Tetrahedron. [Internet] http://www.sciencedirect.com 8th January 2007. Vol. 63 (2): 409- [Akses 1 Nopember 2014] 412. Available from: