Anda di halaman 1dari 25

BAB 11.

0
ANALISIS VARIANSI
(ANOVA)
KONTRAK RPS
TOPIK (SUB CPMK)

RPS Metode Statistika √


Data dan statistika √
Deskripsi data dalam bentuk tabel frekuensi √
Teori probabilitas √
Variabel acak diskret dan distribusi probabilitas √
Variabel acak kontinu dan fungsi kepekatan probabilitas √
Latihan soal (responsi) √

Distribusi sampling √
Estimasi parameter rataan dan variansi populasi √
Pengujian hipotesis terhadap rataan populasi √
Pengujian hipotesis terhadap variansi populasi √
Latihan soal (responsi) √
ANALISIS VARIANSI (ANOVA) √
Latihan soal (responsi)

11-02
PENGANTAR

 Uji hipotesis tentang kesamaan rataan populasi antara


dua variabel acak dapat dilakukan dengan
menggunakan statistik penguji Z ataukah t

 Dalam hal banyak kasus, persoalan yang dihadapi justru


melibatkan lebih dari dua rataan populasi, misalnya ingin
menguji kesamaan kekuatan kain sejenis hasil produksi
dari tiga pabrik, menguji empat formula pasta pencapan
kain terhadap waktu pengeringan, menguji kesamaan
empat macam persentase campuran serat poliester
kapas terhadap kekuatan, dan seterusnya

11-3
PENGANTAR

 Pengujian terhadap kesamaaan tiga rataan kekuatan


kain memerlukan tiga uji pembanding, yaitu 1-2, 1-3,
dan 2-3
 Apabila masing-masing uji menggunakan taraf nyata
(signifikansi) , maka taraf nyata  ketiga pembanding
tersebut bersama-sama akan berlipat maksimum
menjadi 3

11-4
PENGANTAR

 Apabila terdapat k buah rataan populasi, maka akan


k
diperlukan C 2 pembandingan, dan apabila masing-
masing pembandingan tersebut bertaraf nyata  maka
akan diperoleh taraf nyata maksimum sebesar
k
(C 2) 

 Dengan perkataan lain, terjadi peningkatan dalam


kekeliruan jenis pertama

11-5
PENGANTAR

 Cara lain yang lebih tepat untuk menguji kesamaan


beberapa rataan populasi adalah dengan menggunakan
ANOVA yang diambil dari asal katanya yaitu Analysis of
Variance (analisis variansi)
 Dengan menggunakan ANOVA, bentuk persoalan uji
kesamaan beberapa rataan populasi dapat diungkapkan
secara lebih luas
 ANOVA berkaitan erat dengan perancangan suatu
eksperimen pada sebuah penelitian

11-6
HIPOTESIS UJI

 Andaikan ada k populasi atau k buah PERLAKUAN,


masing-masing dengan rataan 1, 2, … , k

 H0: 1 = 2 = … = k; semua rataan perlakuan sama

 Hipotesis alternatifnya adalah


H1:  i  j, untuk ij; ada sekurang-kurangnya
sepasang rataan i dan j yang tidak sama

11-7
RASIONAL ANOVA

 Tata letak data pada ANOVA satu arah yang memiliki k


buah perlakuan dengan nilai-nilai Yij yang diperoleh dari
sampel berukuran nj untuk setiap perlakuan dengan 1 =
1, 2, … , nj; dan j = 1, 2, … , k adalah seperti berikut ini.

11-8
RASIONAL ANOVA
SUSUNAN DATA ANOVA SATU ARAH

PERLAKUAN
1 2 … j … k
Y11 Y12 … Y1j … Y1k
Respons Y21 Y22 … Y2j ... Y2k
: : : :
: : : :
Yn 1 Yn 2 … Yn j ... Yn k
1 2 j k

T.j T.1 T.2 … T.j … T.k T..


nj n1 n2 … nj … nk N
Y.j Y.1 Y.2 … Y.j … Y.k Y..

11-9
RASIONAL ANOVA

 Perhatikanlah nilai pengamatan (respons) Yij pada setiap


perlakuan (kolom)

 Apabila T.j menyatakan total pengamatan untuk


perlakuan ke-j, nj menyatakan banyaknya pengamatan
(sampel) pada perlakuan ke-j, dan Y.j menyatakan
rataan pada perlakuan ke-j (j = 1, 2, … , k); maka total
keseluruhan bagi nilai pengamatan T.., banyaknya
sampel (N) dan rataan keseluruhan Y.. Dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut ini

11-10
RASIONAL ANOVA

k nj k
T.. =   Yij =  T.j
j=1 i=1 j=1

k
N =  nj
j=1

k
Y.. =  nj Y.j / N
j=1

11-11
TABEL ANOVA SATU ARAH

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat


Kebebasan Kuadrat Tengah Fhitung
Variasi (dk) (JK) (KT)
Perlakuan k-1 JKP KTP=JKP/(k-1) KTP/KTG

Galat (Error) n-k JKG KTG=JKG/(n-k)

Total N-1 JKT

CATATAN:
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan
JKG = Jumlah Kuadrat Galat JKG = Kuadrat Tengah Galat
JKT = Jumlah Kuadrat Total

11-12
RUMUS JUMLAH KUADRAT

k
JKP =  T.j2 / nj - T..2 / N
j=1

k nj
JKG =   Yij2 - T..2 / N
j=1 i=1

k nj
JKT =   Yij2 - T..2 / N
j=1 i=1

11-13
DAERAH KRITIS

 Daerah kritis untuk menolak H0 pada taraf  dengan dk


sebesar (k-1, N-k) adalah apabila F > F

 Sebagai catatan, taksiran tak bias bagi variansi


diberikan oleh Kuadrat Tengah

11-14
ILUSTRASI 11.1

Suatu eksperimen dilakukan untuk meneliti kekuatan serat


campuran poliester-kapas yang akan digunakan sebagai
bahan pembuatan kemeja pria. Kekuatan kain yang
dihasilkan akan sangat dipengaruhi oleh banyaknya
persentase campuran serat kapas yang digunakan.
Penelitian ini memiliki empat perlakuan yaitu persentase
kapas 20, 25, 30, dan 35. Persentase kapas 20 artinya
serat yang digunakan terdiri atas poliester 80% dan kapas
20%. Apabila setiap perlakuan dilakukan 5 kali
pengukuran terhadap kekuatan serat, maka akan
didapatkan 20 hasil pengamatan

11-15
ILUSTRASI 11.1
KEKUATAN SERAT CAMPURAN POLIESTER KAPAS (LB/IN2)

PERSENTASE KAPAS
20 25 30 35
11 17 20 15
Kekuatan 13 19 26 11
Serat 18 19 25 9
17 15 24 10
16 20 25 10

11-16
ILUSTRASI 11.1
KEKUATAN SERAT CAMPURAN POLIESTER KAPAS (LB/IN2)

PERSENTASE KAPAS
20 25 30 35
11 17 20 15
13 19 26 11
18 19 25 9
17 15 24 10
16 20 25 10
T.j 75 90 120 55 T.. = 340
nj 5 5 5 5 N = 20

11-17
ILUSTRASI 11.1

PERHITUNGAN JUMLAH KUADRAT


JKT = 112 + 172 + … + 102 – 3402/20 = 544
JKP = 752/5 +902/5 + 1202/5 + 552/5 – 3402/20 = 450

JKG = JKT - JKP = 544 – 450 = 94

Hasil perhitungan JK tersebut di atas selanjutnya disusun


ke dalam Tabel ANOVA

11-18
ILUSTRASI 11.1

TABEL ANOVA KEKUATAN SERAT

Sumber Fhitung
Variasi dk JK KT

Perlakuan 3 450 150 25,4

Galat 16 94 5,9

Total 19 544

11-19
ILUSTRASI 11.1

 Dari tabel ANOVA diperoleh F=25,4

 Apabila digunakan =0,05, maka nilai F dari tabel


lampiran 8 untuk dk 3 dan 16 atau F0,05(3,16) = 3,24

 Terlihat bahwa F=25,4 > F0,05(3,16) = 3,24, sehingga H0


ditolak

 Dengan perkataan lain ada pengaruh perlakuan


(persentase kapas) terhadap kekuatan serat

11-20
ILUSTRASI 11.2

 Dari tiga jenis drying formula semacam perekat (glue)


dilakukan pengukuran waktu curing (menit) dengan
data hasil pengukuran sebagai berikut:
Formula A: 13 10 8 11 8
Formula B: 13 11 14 14
Formula C: 4 1 3 4 2 4
Apakah rata-rata waktu curing ketiga formula tersebut
sama pada taraf keberartian  = 5%?

11-21
ILUSTRASI 11.3(*
DATA JAM TERBANG PILOT DARI
LIMA MASKAPAI PENERBANGAN

MASKAPAI PENERBANGAN
1 2 3 4 5
151 195 239 17 163
57 180 215 49 231
Jam 50 108 111 117 122
Terbang 331 233 173 38 213
99 183 248 15 256
233 117 277 155 279

(* Suparman, h .115
11-22
AKHIR BAB 11.0
ILUSTRASI 11.4
DATA JAM TERBANG PILOT DARI 6 MASKAPAI PENERBANGAN

Perlakuan (Maskapai Penerbangan)


1 2 3 4 5
151 195 239 17 163
57 180 215 49 231
50 108 111 117 122
331 183 173 38 213
99 233 248 15 256
232 117 277 155 279
T.j 920 1016 1263 391 1264 T..= 4854
nj 6 6 6 6 6 N = 30

11-24
ANALISIS VARIANSI

Data jam terbang pilot dari 6 maskapai penerbangan

Sumber Variasi dk JK KT Fh
Perlakuan k-1 JKP JKP/(k-1) KTP/KTG
Galat N-k JKG JKG/(N-k)
Total N-1 JKT

Sumber Variasi dk JK KT Fh
Perlakuan 4 85365 21341,2 4,30
Galat 25 124021 4960,8
Total 29 209377

Fh = 4,30 > F0,05(4,25) = 2,76, tolak H0

Kesimpulan: Rata-rata jam terbang pilot kelima maskapai


penerbangan tidak sama 11-25

Anda mungkin juga menyukai