A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b) PP No 40 Tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
c) Permenkes No. 21 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS
d) Permenkes No. 74 Tahun 2014 Tentang Pedoman Layanan KT HIV
e) Permenkes No. 87 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penggunaan Obat ARV
f) Permenkes No. 43 Tahun 2016 Tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
g) Permenkes No. 52 Tahun 2017 Tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis
B dari Ibu ke Anak
h) PP No. 2 tahun 2018 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang kesehatan
2. Gambaran Umum
HIV dan AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten
Probolinggo yang memerlukan penanganan secara komprehensif. Sejak ditemukan pada
tahun 2000, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo terus bertambah, bahkan sampai
Maret 2018 telah tercatat 1643 penderita, 527 orang diantaranya dilaporkan sudah
meninggal.. Hal ini menuntut perhatian semua pihak dalam memberikan layanan
HIV/AIDS.
Tahun 2017 didapatkan data dari 8174 orang yang di tes HIV, 259 orang dinyatakan
positif mengidap HIV. Dan hanya 190 pasien atau 73% yang masuk perawatan PDP
sedangkan yang menerima ART hanya 116 pasien atau 61%.
Roadmap Kemenkes terkait pengendalian HIV yang telah dicanangkan mulai 2012
dengan penerapan LKB dan SUFA sampai tahun 2017. Kemudian mulai tahun 2018
diterapkan Fast Tract (Jalur Cepat) TOP 90-90-90 yaitu 90% ODHA mengetahui status
HIVnya, 90% ODHA yang tahu status mendapat ARV, dan 90% ODHA on ART
mengalami supresi viral load (VL). Hingga tahun 2027 target 90/90/90 akan tercapai
sampai tahun 2030 Indonesia akan getting to zero yaitu zero new HIV infection, zero AIDS
related dead, dan zero discrimination. Saat ini Kabupaten Probolinggo termasuk salah satu
Kabupaten di Jawa Timur yang ditarget dengan skenario fast tract karena Kabupaten
Probolinggo masuk klasifikasi Comprehensif (C3) dengan skenario intervensi paket
medium ditambah antara lain:
1. Tes HIV di seluruh puskesmas dan RSUD
2. Pengobatan HIV (PDP) di seluruh puskesmas dan RSUD yang dikembangkan
secara bertahap
3. Tes Viral Load dan EID untuk bayi yang lahir dari ibu HIV
4. Klinik berbasis komunitas
5. Tim mentor HIV dan IMS tingkat Kabupaten
Perkembangan pengobatan ARV sampai saat ini telah masuk pada tahapan semua pasien
HIV yang ditemukan melalui tes HIV harus dilakukan treat all atau semua harus diobati
tanpa syarat apa pun. Sebelumnya pengobatan ARV masih selektif pada pasien dengan
syarat CD4 kurang dari 360 untuk pasien yang berasal dari non populasi kunci (PS, LSL,
Waria, Pelanggan Sex, IMS) dan populasi khusus (Bumil, TB, pasien hepatitis,
serodiscordant, dan epidemi yg meluas).
Layanan ARV di Kabupaten Probolinggo mulai akhir tahun 2017 telah berkembang
menjadi 2 RSUD yang menjadi layanan ARV (PDP) dan 5 Puskesmas yang menjadi
layanan ARV(puskesmas inisiasi ARV) yaitu:
1. RSUD Waluyo Jati
2. RSUD Tongas
3. Puskesmas Kraksaan
4. Puskesmas Paiton
5. Puskesmas Condong
6. Puskesmas Leces
7. Puskesmas Lumbang
Permasalahan sampai saat ini Jumlah kasus HIV/AIDS & IMS belum tercatat dan
terlaporkan dengan baik sehingga ada kesenjangan mulai dari Layanan, Dinkes Kab/ Kota
hingga Provinsi. Serta capaian tes HIV di tahun 2017 hanya 49,20% terutama untuk Bumil
di tahun 2018 masih mencapai 7,61%. Jadi capaian tes HIV masih belum memenuhi target
sehingga perlu adanya perluasan layanan tes HIV di Kabupaten Probolinggo. Sampai saat
ini di Kabupaten Probolinggo ada 3 RS swasta yang belum tersedia layanan konseling dan
testing HIV dan ada 5 puskesmas yang tidak melaporkan atau tidak melaksanakan konseling
dan testing sesuai data yang ada di SIHA. Sehubungan dengan adanya UPK yang belum
melaksanakan konseling dan testing HIV maka diadakan pelatihan konseling dan testing
HIV bagi layanan baru untuk perluasan layanan konseling dan testing HIV.
B. PESERTA
Peserta pelatihan ini adalah petugas kesehatan RS dan puskesmas Kabupaten
Probolinggo.
Narasumber : 4 orang
1. Dinkes Provinsi Jawa Timur
2. Dinkes Kabupaten Probolinggo
Panitia: 3 orang
3. Proses Pelaksanaan
Input : Arahan Kadinkes/Kabid P2P Kab Probolinggo
Proses :
Presentasi
Tanya Jawab
Diskusi
Output :
Kebijakan Program P2 HIV/AIDS
Perencanaan kegiatan P2 HIV
Sistim Pencatatan & Pelaporan
F. BIAYA
Pertemuan dibiayai dari Dana NFMc Kuartal II SSR Kab Probolinnggo Tahun
Anggaran 2018