A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis resistan obat (TB RO) masih menjadi ancaman dalam
pengendalian TB dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di
banyak negara di dunia. Secara global pada tahun 2019, diperkirakan 3,3% dari pasien
TB baru dan 17,7% dari pasien TB yang pernah diobati merupakan pasien TB resistan
obat. Pada tahun 2019, diperkirakan terdapat 9,96 juta insidens TB di seluruh dunia,
dimana 465.000 diantaranya merupakan TB MDR/TB RR. Dari perkiraan 465.000
pasien TB RO tersebut, hanya 206.030 yang berhasil ditemukan dan 177.099 (86%)
diobati, dengan angka keberhasilan pengobatan global 57%. Di Indonesia, estimasi
TB RO adalah 2,4% dari seluruh pasien TB baru dan 13% dari pasien TB yang pernah
diobati dengan total perkiraan insiden kasus TB RO sebesar 24.000 atau 8,8/100.000
penduduk. Pada tahun 2019, sekitar 11.500 pasien TB RR ditemukan dan dilaporkan,
sekitar 48% pasien yang memulai pengobatan TB lini kedua, dengan angka
keberhasilan pengobatan 45% (WHO Global TB Report 2020). Tatalaksana pasien TB
RO telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2009. Pengobatan TB RO ditetapkan
menjadi bagian dari Program Pengendalian TB Nasional dengan terbitnya Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 565/ MENKES/PER/III/2011 perihal
Strategi Nasional Pengendalian TB tahun 2011-2014. Strategi nasional dalam
pengobatan TB RO selalu berupaya mengikuti perkembangan global yang terbaru
yang diharapkan dapat memberikan angka keberhasilan pengobatan yang maksimal.
Hasil pengobatan pasien TB RO dari tahun 2009–2017 masih menunjukan adanya
kecenderungan penurunan.
B. TUJUAN
1. Memberikan pembekalan kepada fasyankes TBC RO yang belum memulai
layanan TBC RO agar mampu tatalaksana pengobatan TBC RO
2. Memberikan penyegaran kepada fasyankes TBC RO yang sudah melakukan
tatalaksana pengobatan pasien TBC RO untuk peningkatan kualitas layanan
3. Petugas mampu melakukan peran dan fungsinya dalam tata laksana pengobatan
pasien TBC RO
C. METODE KEGIATAN
Bentuk kegiatan ini adalah kegiatan pertemuan di tingkat fasyankes dengan
melakukan OJT selama 4 hari termasuk keberangkatan dan kepulangan fasilitator
luar kota, dengan materi yang disampaikan adalah:
1. Diagnosis dan Penemuan Pasien
2. Jejaring pengobatan TB Resistan Obat,
3. Tatalaksana melanjutkan pengobatan (desentralisasi),
4. Monitoring pengobatan,
5. Komunikasi, Informasi dan Edukasi serta pendampingan pasien
6. Manajemen efek samping obat dan komorbid,
7. Tata cara pengisian formulir serta aplikasi SITB,
8. Infection control,
9. Manajemen dan perhitungan permintaan serta distribusi logistik TBC RO
10. Dukungan pengobatan dan mekanisme klaim TBC RO
E. PESERTA :
Fasyankes TB RO (14 orang)
- TAK (2 orang)
- Dokter Umum/PJ TBC RO (1 orang)
- Perawat Rawat jalan (2 orang)
- Perawat Rawat Inap (2 orang)
- Laboratorium RS (2 orang)
- Farmasi RS (2 orang)
- Petugas Pencatatan dan Pelaporan SITB atau Data officer (1 orang)
- Manajemen (1 orang)
- PPI (1 orang)
JADWAL KEGIATAN
Waktu Materi Pembicara
Hari 1
Hari II
Hari 1II
11.00 – 12.00 Pelatihan pengisian SITB bagian kasus dan Dinkes Provinsi
pengobatan
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 14.00 Paparan dukungan pengobatan dan Mekanisme Dinkes Provinsi (TO/FA)
Klaim TBC RO
14.00 – 15.00 Komunikasi dan edukasi pendampingan pasien TBC Dinkes provinsi
RO
15.00 – 15.15 Coffee break
Hari 1V
G. PEMBIAYAAN
, 24 Juni 2022
PPO