sebelum masuk rumah sakit, dengan perut kanan bawah terbentur stang sepeda motor,
pasien compos mentis, tekanan darah saat sampai di IGD 100/70 mmHg, nadi 84 x/mnt,
respirasi 22 x/mnt. Dalam observasi, pasien mulai mengeluh nyeri di seluruh lapang
perutnya, setelah 2 jam di Rumah Sakit, nyeri semakin meningkat. Dilakukan evaluasi
ulang, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 110 x/mnt, respirasi 24 x/mnt, pemeriksaan
abdomen didapatkan nyeri tekan di seluruh lapang. Diagnosis yang paling mungkin untuk
kasus di atas adalah:
9. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk kasus tersebut adalah:
A. X-ray Abdomen
B. Ultrasonografi Abdomen
C. CT Scan Abdomen tanpa kontras
D. CT Scan Abdomen dengan kontras
E. Tidak perlu pemeriksaan penunjang
Jawaban:
Pada peritonitis, pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan adalah foto polos
abdomen. Foto polos dapat dilakukan tiga posisi. Pada foto polos abdomen dengan
peritonitis, kemungkinan didapatkan adanya:
- Bayangan peritoneal fat kabur akibat infiltrasi sel radang
- Gambaran udara usus merata
- Penebalan dinding usus akibat edema
- Tampak gambaran udara bebas
- Adanya eksudasi cairan ke rongga peritoneum
Mengingat peritonitis merupakan kegawatan dan diperlukan penanganan segera, maka
pemeriksaan penunjang x-ray atau foto polos abdomen adalah hal yang paling mungkin.
Pemeriksaan foto polos dinilai efisien secara waktu. Meskipun pada beberapa kasus mungkin
dilakukan USG atau CT scan.
Sumber:
Warsiningsih. 2016. Peritonitis dan Illeus. Bahan Ajar Universitas Hasanudin. Retrieved at
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/PERITONITIS-DAN-
ILUES.pdf June 2nd 2020
Awolaran, Olugbenga T. 2015. Radiographic sign of gastrointestinal perforation in children:
A pictorial review. African Journal of Pediatric Surgery. 12(3): 161-166