Anda di halaman 1dari 2

Seorang wanita 30 tahun datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 12 jam

sebelum masuk rumah sakit, dengan perut kanan bawah terbentur stang sepeda motor,
pasien compos mentis, tekanan darah saat sampai di IGD 100/70 mmHg, nadi 84 x/mnt,
respirasi 22 x/mnt. Dalam observasi, pasien mulai mengeluh nyeri di seluruh lapang
perutnya, setelah 2 jam di Rumah Sakit, nyeri semakin meningkat. Dilakukan evaluasi
ulang, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 110 x/mnt, respirasi 24 x/mnt, pemeriksaan
abdomen didapatkan nyeri tekan di seluruh lapang. Diagnosis yang paling mungkin untuk
kasus di atas adalah:
9. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk kasus tersebut adalah:
A. X-ray Abdomen
B. Ultrasonografi Abdomen
C. CT Scan Abdomen tanpa kontras
D. CT Scan Abdomen dengan kontras
E. Tidak perlu pemeriksaan penunjang

Jawaban:
Pada peritonitis, pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan adalah foto polos
abdomen. Foto polos dapat dilakukan tiga posisi. Pada foto polos abdomen dengan
peritonitis, kemungkinan didapatkan adanya:
- Bayangan peritoneal fat kabur akibat infiltrasi sel radang
- Gambaran udara usus merata
- Penebalan dinding usus akibat edema
- Tampak gambaran udara bebas
- Adanya eksudasi cairan ke rongga peritoneum
Mengingat peritonitis merupakan kegawatan dan diperlukan penanganan segera, maka
pemeriksaan penunjang x-ray atau foto polos abdomen adalah hal yang paling mungkin.
Pemeriksaan foto polos dinilai efisien secara waktu. Meskipun pada beberapa kasus mungkin
dilakukan USG atau CT scan.

Sumber:
Warsiningsih. 2016. Peritonitis dan Illeus. Bahan Ajar Universitas Hasanudin. Retrieved at
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/PERITONITIS-DAN-
ILUES.pdf June 2nd 2020
Awolaran, Olugbenga T. 2015. Radiographic sign of gastrointestinal perforation in children:
A pictorial review. African Journal of Pediatric Surgery. 12(3): 161-166

Anda mungkin juga menyukai