Anda di halaman 1dari 23

TATALAKSANA KASUS HIPERTENSI GRADE 1

PADA LAKI-LAKI 56 TAHUN DENGAN STRESS.

Erlyn Tusara1, Dinannisya Fajri1, Fabianus Anugrah Pratama1, Dadang


Novianto1, Felina Joza Savitri1 Balgis2
1. Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, Indonesia
2. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Korespondensi: Abee.pratama@student.uns.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi,
dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi. Hipertensi dilaporkan menjadi penyebab utama
penyakit kardiovaskular di seluruh dunia.
Ilustrasi kasus: Pasien adalah Tn. P, 56 tahun memiliki keluhan nyeri pada tengkuk leher (cengeng)
sejak 2 minggu yang lalu dan memberat 3 hari terakhir. Nyeri muncul setelah pasien hanya tidur 3-4 jam
sehari selama beberapa hari terakhir karena khawatir akan kesehatan keluarganya. Keluhan hilang timbul
dan muncul ketika pasien merasa stress dan terlalu banyak pikiran karena anaknya yang berada diluar
kota berstatus sebagai ODP COVID19.
Simpulan: Prinsip pengelolaan secara terpadu kasus ini melibatkan faktor biopsikososial, meliputi
edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit pasien terutama penyebab, faktor risiko, dan komplikasi
penyakit hipertensi. Intervensi berupa modifikasi gaya hidup, pola makan gizi seimbang,dan pengelolaan
stressor.
Kata Kunci: Hipertensi; biopsikososial, kedokteran keluarga
ABSTRACT
Introduction: Hypertension is a condition where systolic blood pressure is 140 mmHg or higher, and
diastolic blood pressure is 90 mmHg or higher. Hypertension is reported to be a leading cause of
cardiovascular disease worldwide.
Case Report: The patient is Mr. P, 56 years old has had complaints of pain in the neck since 2 weeks ago
and getting worst in the last 3 days. Pain appears after the patient has only slept 3-4 hours a day for the
past few days for fear of his family's health. Complaints getting worst when patients feel stressed and
have too many thoughts because their children who are out of town are ODP COVID19.
Conclusion: The planning principle is regarding to do bio-psychosocial factors, including patient and
family education about the patient's disease especially causes, risk factors, and complications of
Hipertension. The interventions are lifestyles modifications, nutritionally balanced diets and stressor
management.
Keywords: Hipertension, biopsychosocial, family medicine

1
genetik/keturunan, jenis kelamin dan usia,
berat badan, dan pola hidup. Sedangkan,
hipertensi sekunder dapat disebabkan karena
PENDAHULUAN
penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen),
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan
penyakit parenkim dan vaskular ginjal,
darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi,
coarctation aorta, neurogenic (tumor otak.
dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau
Encephalitis, dan gangguan psikiatri),
lebih tinggi. Hipertensi dilaporkan menjadi
kehamilan, dan gangguan endokrin.3
penyebab utama penyakit kardiovaskular di
Tahap awal hipertensi biasanya ditandai
seluruh dunia.1 Hipertensi atau tekanan darah
dengan asimtomatik, hanya ditandai dengan
tinggi adalah peningkatan tekanan darah
kenaikan tekanan darah. Kenaikan tekanan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah pada awalnya sementara tetapi pada
darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
akhirnya menjadi permanen. Gejala yang
kali pengukuran dengan selang waktu lima
muncul seperti sakit kepala di tengkuk dan
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.2
leher, dapat muncul saat terbangun yang
Hipertensi terjadi bila arteriole konstriksi.
berkurang selama siang hari. Gejala lain yaitu
konstriksi arteriol membuat darah sulit
nokturia, bingung, mual, muntah dan
mengalir dan meningkatkan tekanan melawan
gangguan penglihatan.5 Pada hipertensi
dinding arteri. Hipertensi juga menambah
sekunder, akibat penyakit lain, seperti tumor
beban kerja jantung dan arteri yang bila
terdapat keringat berlebihan, Peningkatan
berlanjut akan menimbulkan kerusakan
frekuensi denyut jantung, rasa cemas yang
jantung dan pembuluh darah.3
hebat, dan penurunan berat badan.6
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi juga
Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi
diklasifikasikan menjadi hipertensi esensial
faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan
atau primer dan hipertensi sekunder. Sekitar
faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor yang
80- 95% pasien hipertensi didiagnosis sebagai
tidak dapat dimodifikasi antara lain adalah
hipertensi esensial, sedangkan sisa 5-20%
usia, genetik, dan jenis kelamin. Faktor risiko
pasien hipertensi didiagnosis sebagai
yang dapat dimodifikasi antara lain adalah
hipertensi sekunder, peningkatan tekanan
dislipidemia, diabetes, obesitas abdominal,
darah akibat adanya penyakit yang
overweight, merokok, konsumsi alkohol, diet,
mendasari.4 Hipertensi primer biasanya
dan stress.7
disebabkan oleh beberapa hal seperti

2
adalah sistem saraf dan endokrin, sistem
kardiovaskular, dan sistem urinaria. Pada
sistem saraf dan endokrin terjadi peningkatan
aktivitas sistem saraf dan jumlah hormon
yang disekresikan. Aktivitas sistem saraf
simpatis meningkat pada hipertensi. Penyebab
Tabel 1. Pedoman Praktik Klinis aktivasi sistem saraf simpatis masih belum
Tekanan Darah Tinggi (Whelton, et al., jelas. Selain itu, peningkatan
2017) mineralokortikoid atau aldosteron serta
Klasifikasi Tekanan Tekanan kortisol yang disekresikan oleh kelenjar
tekanan darah darah sistol darah diastol adrenal juga dapat meningkatkan tekanan
(mmHg) (mmHg) arteri dengan mengaktivasi reseptor
Normal < 120 <80
mineralokortikoid. Aktivasi sistem renin
Tinggi/ 120-129 <80
angiotensin juga berperan dalam terjadinya
elevated
Hipertensi 130-139 80-89 hipertensi. Aktivitas renin plasma dan
stage 1 konsentrasi angiotensin II plasma meningkat
Hipertensi ≥140 >90 pada hipertensi. Pada keadaan resistensi
stage 2 insulin juga dapat terjadi gangguan kapasitas
hiperinsulinemia postpandrial dengan
Penyebab hipertensi paling sering adalah
menekan lipolisis yang menyebabkan
peningkatan resistensi perifer vaskuler. Akan
pelepasan asam lemak bebas lebih banyak.
tetapi, karena tekanan darah sebanding
Pelepasan asam lemak bebas ini menyebabkan
dengan total resistensi perifer dikali dengan
terjadinya disfungsi endotel hingga pada
curah jantung, peningkatan curah jantung
akhirnya menyebabkan hipertensi 9.
dapat juga menyebabkan hipertensi. Selain
Pada sistem kardiovaskular terjadi
itu, peningkatan volume darah juga
gangguan fungsi endotel yang dapat
menyebabkan hipertensi, khususnya pada
menyebabkan hipertensi. Endotel vaskular
individu dengan mineralokortikoid yang
berperan dalam regulasi resistensi vaskular.
berlebihan atau gagal ginjal, dan peningkatan
Aktivasi nitrit oksida yang berasal dari
viskositas darah.8
endotel berperan dalam relaksasi vaskular.
Mekanisme patofisiologi hipertensi sangat
Disfungsi endotel vaskular menyebabkan
kompleks yang melibatkan berbagai sistem
konstriksi pembuluh darah sehingga resistensi
tubuh. Sistem organ tubuh yang terlibat

3
perifer meningkat.9 Pada sistem urinaria, berperan menurunkan kejadian morbiditas dan
mekanisme sistem renal terkait dengan retensi mortalitas penyakit kardiovaskular akibat
sodium renal dan gangguan tekanan hipertensi.12 Menurut pedoman ESH/ESC
natriuresis dapat mengakibatkan terjadinya (2013), inisiasi pengobatan dan pengobatan
hipertensi. Peningkatan reabsorbsi sodium lanjut hipertensi dapat berupa monoterapi atau
tubular terkait dengan peningkatan aliran ke kombinasi antihipertensi yang terdiri dari lima
ginjal. Hal ini yang menyebabkan kelas antihipertensi, seperti diuretik, beta
peningkatan tekanan darah.9 bloker, antagonis kalsium, angiotensin
Evaluasi tekanan darah dan diagnosis converting enzyme inhibitor, dan angiotensin
hipertensi termasuk pengukuran tekanan receptor blocker. Diuretik memiliki
darah, anamnesis, pemeriksaan fisik, penilaian mekanisme kerja yang bifasik. Pada minggu
risiko penyakit kardiovaskular absolut, awal, pemakaian diuretik menghambat
pemeriksaan laboratorium, dan uji diagnostik reabsorbsi sodium dan kemudian
lainnya jika dibutuhkan. Diagnosis hipertensi menyebabkan penurunan volume cairan
bertujuan untuk mengidentifikasi semua plasma. Akan tetapi, penggunaan diuretik tipe
faktor risiko kardiovaskular, mendeteksi tiazid dalam jangka waktu lama dapat
kerusakan organ target dan kondisi klinis menyebabkan penurunan resistensi perifer,
yang berkaitan, mencari penyebab hipertensi yang berhubungan dengan desensitisasi
sekunder, dan mengetahui apa terapi yang kalsium Sehingga tidak terjadi vasokonstriksi.
digunakan dan kapan terapi tersebut dimulai. 10 Beta bloker memiliki mekanisme kerja
Untuk menentukan terapi atau tatalaksana dengan menurunkan curah jantung, renin, dan
yang akan diambil diperlukan penegakkan potensial aksi pada aktivitas sistem saraf
diagnosis melalui beberapa tahapan yang simpatis pusat, serta pelepasan katekolamin.
harus dijalani.11 Kanal kalsium bloker memiliki pengaruh yang
Pada dasarnya, tujuan strategi terapi lebih tinggi pada tekanan darah sentral
hipertensi adalah menurunkan mortalitas dan dibandingkan perifer.13
morbiditas penyakit kardiovaskular yang Kanal kalsium bloker menurunkan denyut
berhubungan dengan peningkatan tekanan jantung per menit dan mencegah terjadinya
darah kronis. Ketika tekanan darah vasokonstriksi dengan desensitasi kalsium.
meningkat, tidak hanya modifikasi gaya hidup Angiotensin- converting enzyme inhibitor
yang dibutuhkan tetapi juga pengobatan (ACEI) bekerja dengan menghambat
antihipertensi. Pengobatan antihipertensi pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin

4
II sehingga terjadi relaksasi otot polos kombinasi dua agen antihipertensi digunakan
pembuluh dan penurunan pelepasan dosis rendah.12
aldosteron. Angiotensin receptor blocker Pedoman tatalaksana hipertensi juga
(ARB) bekerja dengan menurunkan reseptor dikeluarkan oleh JNC 8 di tahun 2013 dengan
angiotensin sehingga tidak terjadi 9 rekomendasi terkait target tekanan darah
vasokonstriksi dan pelepasan aldosteron.14 dan golongan agen antihipertensi.
Terdapat beberapa keuntungan dan Rekomendasi 1 hingga 5 merekomendasikan
keterbatasan penggunaan antihipertensi, baik target tekanan darah yang harus dicapai
dalam bentuk monoterapi atau pun kombinasi. penderita hipertensi sesuai usia dan penyakit
Keuntungan utama penggunaan antihipertensi komorbiditas yang dimiliki. Rekomendasi 6
dalam bentuk monoterapi merujuk pada hingga 9 merekomendasikan agen
keefektifan dan efek samping agen spesifik antihipertensi yang dapat digunakan sesuai
tersebut. Selain itu, monoterapi membatasi usia, ras, dan penyakit komorbiditas yang
risiko penurunan tekanan darah yang dimiliki.15
berlebihan. Keterbatasan monoterapi Rekomendasi 1 pada populasi umum yang
ditunjukkan pada beberapa penelitian bahwa berusia lebih dari atau sama dengan 60 tahun
monoterapi efektif menurunkan tekanan darah menyarankan agar terapi farmakologis
hanya pada sejumlah pasien hipertensi, dan dimulai untuk menurunkan tekanan darah
sebagian besar pasien membutuhkan hingga mencapai target sistolik <150 mmHg
sedikitnya dua obat untuk mengontrol tekanan dan diastolik <90 mmHg. Rekomendasi 2 dan
darah. Strategi penggantian satu monoterapi 3 pada populasi umum yang berusia kurang
antihipertensi dengan antihipertensi lainnya dari 60 tahun menyarankan agar terapi
bertujuan untuk mengontrol tekanan darah farmakologis dimulai untuk mencapai target
dan menghindari konsumsi antihipertensi diastolik <90 mmHg dan sistolik <140
multipel yang dapat menurunkan tingkat mmHg. Rekomendasi 4 dan 5 pada populasi
kepatuhan konsumsi. Penggunaan dua agen berusia ≥18 tahun dengan gagal ginjal kronis
antihipertensi menurunkan tekanan darah atau diabetes menyarankan agar terapi
lebih banyak dibandingkan dengan farmakologis dimulai untuk mencapai target
penggunaan satu agen antihipertensi. Terapi sistolik <140 mmHg dan diastolik
kombinasi dua agen antihipertensi memiliki <90mmHg.15
efek samping lebih rendah dibandingkan Rekomendasi 6 pada populasi berkulit
monoterapi dosis penuh karena pada terapi tidak hitam, termasuk populasi dengan

5
diabetes, menyarankan agar terapi keluhan nyeri pada tengkuk leher (cengeng)
antihipertensi dimulai dengan diuretik jenis sejak 2 minggu yang lalu dan memberat 3 hari
tiazid, calcium channel blocker (CCB), terakhir. Nyeri muncul setelah pasien hanya
angiotensin-converting enzyme inhibitor tidur 3-4 jam sehari selama beberapa hari
(ACEI), atau angiotensin receptor blocker terakhir karena khawatir akan kesehatan
(ARB). Rekomendasi 7 pada populasi berkulit keluarganya. Keluhan hilang timbul dan
hitam, termasuk populasi dengan diabetes, muncul ketika pasien merasa stress dan terlalu
menyarankan agar terapi antihipertensi banyak pikiran karena anaknya yang berada
dimulai dengan diuretik jenis tiazid atau CCB. diluar kota berstatus sebagai ODP COVID19.
Rekomendasi 8 pada populasi berusia ≥ 18 Nyeri dirasa mengganggu aktivitas dan sedikit
tahun dengan gagal ginjal ginjal kronis berkurang ketika pasien beristirahat. Pasien
menyarankan agar terapi antihipertensi belum mengonsumsi obat apapun untuk
dimulai dengan ACEI atau ARB. Berdasarkan meredakan nyeri pada tengkuk leher.
rekomendasi 9, terapi hipertensi bertujuan Pasien mengatakan keluhan cengeng sudah
untuk mencapai dan menjaga target tekanan kerap dialaminya namun, akan membaik
darah. Jika target tekanan darah tidak tercapai sendiri dengan istirahat. Pasien menyatakan
dalam satu bulan, dosis obat pertama jika keluhan yang dirasakannya muncul tiap
ditingkatkan atau obat kedua dari berbagai beban pikiran atau pekerjaan lebih banyak
kelas antihipertensi pada rekomendasi 6 daripada yang biasa dihadapinya, namun
ditambahkan. Jika target tekanan darah tidak setelah istirahat dan mengurangi beban
tercapai kembali, obat ketiga perlu pikiran, biasanya keluhan akan hilang. Kali
ditambahkan dan dititrasi.15 ini, pasien merasa keluhan nyeri tengkuk
Pada studi kali ini, penulis mengambil sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
kasus seorang pasien laki-laki berusia 56 menghilang saat istirahat namun di kembali
tahun dengan Hipertensi stage1. Pendekatan lagi beberapa jam kemudian. Sejak 3 hari
keluarga dilakukan untuk mencapai diagnosis terakhir, nyeri yang dirasakan bertambah
holistik agar dapat dilakukan penatalaksanaan hebat disertai rasa sakit kepala sehingga
secara komprehensif, holistic, dan pasien hanya bisa beristirahat saja di kamar.
berkelanjutan. Pasien juga mengatakan bahwa pikiran
yang menganggunya adalah karena anak
ILUSTRASI KLINIS tertuanya yang berusia 23 tahun tengah
Pasien adalah Tn. P, 56 tahun memiliki menjadi ODP Covid-19 di kota lain. Anak

6
pasien merupakan pelajar yang sedang beserta keluarga memakai jamban dirumah
merantau di kota lain. Sejak mengetahui untuk buang air besar. Ketersediaan air untuk
bahwa anaknya menjadi seorang ODP, pasien mandi-cuci-kakus berasal dari air tanah dan
mengaku sulit tidur karena khawatir dengan PDAM. Kebersihan, kerapihan, penataan
keadaan sang anak. Pasien juga merasa tidak ruang dan pengelolaan sampah rumah tangga
nafsu makan dan uring-uringan. Biasanya pasien baik.
pasien tidur malam 6-7 jam perhari, namun Status ekonomi pasien baik. Sumber
sejak kejadian tersebut, pasien mengaku pendapatan pasien dan keluarga berasal dari
hanya tidur 3-4 jam setiap harinya. tabungan keluarga yang sudah dipersiapkan.
Pasien sebelumnya tidak pernah memiliki Pasien juga terkadang berjualan ikan yang
riwayat penyakit apapun. Pasien sendiri dimilikinya. Pasien merupakan peserta BPJS
merupakan seorang yang jarang kesehatan.
memeriksakan diri ke dokter ataupun Pendekatan Mandala of Health dilakukan
mengecek keadaan kesehatannya. Pasien untuk mengidentifikasi faktor-fakor yang
mengatakan bahwa sang ayah dahulu berpengaruh pada pasien. Setelah
memiliki riwayat darah tinggi/ hipertensi. teridentifikasi pendekatan secara individu
Pasien menyangkal adanya konsumsi obat- dilakukan guna menyelesaikan masalah klinis
obat tertentu dan tidak memiliki riwayat alergi yang dihadapi pasien, pendekatan kedokteran
apapun. keluarga dan komunitas digunakan untuk
menyelesaikan masalah pada faktor yang
Tn. P adalah seorang pensiunan pegawai berpengaruh lainnya. Pendekatan ini
swasta yang sehari-hari menghabiskan diharapkan dapat memberikan
waktunya dengan memelihara ikan sejak 1 penatalaksanaan yang komprehensif, holistic,
tahun yang lalu. Sebelumnya, pasien bekerja dan berkelanjutan.
sebagai karyawan swasta yang bekerja 5 hari
dalam seminggu dengan jam kerja pukul 9 PEMERIKSAAN FISIK
pagi hingga 5 sore. Tn. P sendiri tinggal Saat melakukan pemeriksaan, keadaan
bersama seorang istri dan anak keduanya di umum pasien tampak baik. Kesadaran penuh.
rumah yang layak huni dengan pencahayaan Pasien memiliki kesan gizi baik dan memiliki
dan ventilasi yang cukup baik. Dinding rumah penampilan yang rapi. Tekanan darah pasien
pasien tersusun dari batu bata dan lantai 140/90 mmHg dengan nadi 92x/menit,
rumah berlapiskan keramik. Di rumah, pasien frekuensi pernafasan 20x/menit dan suhu

7
36,80C. Pasien memiliki berat badan 64 kg
dengan tinggi 170 cm. Indeks Massa Tubuh
(IMT) pasien adal 22,1 kg/m2 yang masuk
dalam golongan normoweight.
Status generalis, kepala, mata, telinga,
hidung kesan dalam batas normal. Pada
pemeriksaan paru tidak ditemukan suara
napas tambahan. Pada pemeriksaan jantung
juga didapatkan bunyi jantung 1 dan 2 dalam
batas normal dan tidak ditemukan adanya
bunyi jantung 3 dan 4. Abdomen datar dan
supel, tidak didapatkan organomegaly ataupun
Gambar 1. Genogram
asites, kesan dalam batas normal.

GENOGRAM
Grafik untuk menggambarkan struktur
dalam keluarga Tn. P yang mencakup 3
generasi, riwayat sakit keluarga, dan
hubungan antar anggota keluarga

DATA KELUARGA
Pasien merupakan anak terakhir dari 7
bersaudara. Hubungan emosional/pola
interaksi pada genogram.

8
Pasien Tn. P merupakan kepala keluarga
berusia 56 tahun, merupakan anak ke 7
dari 7 bersaudara. Tn. P mengeluhkan
akhir akhir ini merasa kurang tidur dan
stress karena terus mengkhawatirkan dan
mencemaskan anaknya yang berstatus
ODP dan jauh dari rumah.
2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal dalam nuclear family
terdiri dari istri pasien Ny. M (57 tahun),
dan anak pasien An. N (15 tahun).
Hubungan yang terjadi dalam keluarga ini
baik dan harmonis. Anggota keluarga
bertemu setiap hari, kecuali anak pasien
yang sedang berkuliah di luar kota.
Pasien menghabiskan banyak waktu
dirumah, pasien mengaku sedikit stress
karena tidak banyak kegiatan yang
dilakukan seperti saat bekerja dahulu.
Pasien merupakan orang yang tidak bisa
diam dan selalu mencari kegiatan, akan
Gambar 2. Data Keluarga
tetapi karena adanya COVID-19 ini
Kesimpulan: Tn. P dengan istri (Ny. M), anak
pasien selalu berada dirumah dan mencari
(DFS dan N) adalah hubungan yang harmonis
kegiatan dengan hobi nya yaitu sebagai
pecinta koi. Pasien sedikit merasa stress
karena anak pertama pasien berstatus
sebagai ODP dan jauh dari rumah.
Komunikasi antar anggota keluarga
berjalan baik akan tetapi pasien lebih
dekat dengan anaknya yang sedang
IDENTIFIKASI FUNGSI HOLISTIK
berkuliah dan sering berkonsultasi
KELUARGA
mengenai keluhannya melalui telfon
1. Fungsi Biologis dan Klinis

9
genggam. Perdebatan kadang muncul 6. Fungsi Pendidikan dan Pengetahuan
karena pasien merupakan orang yang Pasien merupakan sarjana bidang
sangat disiplin dan mentaati aturan akan pelayaran di BPLP Bandung. Pasien
tetapi masalah tersebut segera memiliki minat baca yang tinggi sehingga
diselesaikan. Saat ini keluarga sangat update dengan informasi dan
mengetahui kondisi pasien mengalami pengetahuan terkini. Istri pasien
tekanan darah tinggi tingkat 1. merupakan sarjana ekonomi di
3. Fungsi Sosial Universitas di Solo dan sangat
Pasien Tn. P menghabiskan kebanyakan mengetahui kondisi negara serta
waktu dirumah. Sebelum COVID-19 perekonomiannnya.
terjadi, pasien kerap berinteraksi dengan
warga sekitar terutama saat ada kajian FUNGSI FISIOLOGIS
atau tausiyah di masjid. Pasien sering Saat melakukan pemeriksaan, keadaan
melakukan sholat berjamaah di masjid umum pasien tampak baik. Kesadaran penuh.
dan berinteraksi di sana. Pasien dan istri Pasien memiliki kesan gizi baik dan memiliki
pasien sering mengikuti kerja bakti penampilan yang rapi. Tekanan darah pasien
bersama tetangga sekitar diakhir pekan. 140/90 mmHg dengan nadi 92x/menit,
4. Fungsi Ekonomi frekuensi pernafasan 20x/menit dan suhu
Sumber perekonomian keluarga berasal 36,80C. Pasien memiliki berat badan 64 kg
dari usaha pasien dan tabungan karena dengan tinggi 170 cm. Indeks Massa Tubuh
pasien merupakan pensiunan pegawai (IMT) pasien adal 22,1 kg/m2 yang masuk
swasta. Istri pasien merupakan PNS. dalam golongan normoweight.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Status generalis, kepala, mata, telinga,
Kemampuan Beradaptasi hidung kesan dalam batas normal. Pada
Jika terdapat masalah pasien kerap pemerikssan paru tidak ditemukan suara napas
mengatasinya sendiri dan kurang bisa tambahan. Pada pemeriksaan jantung juga
menerima masukan dari istri. Pasien lebih didapatkan bunyi jantung 1 dan 2 dalam batas
suka mendiskusikan masalahnya dan normal dan tidak ditemukan adanya bunyi
menerima masukan dari anaknya yang jantung 3 dan 4. Abdomen datar dan supel,
sedang berkuliah. Pasien merupakan tidak didapatkan organomegaly ataupun
seseorang yang mudah beradaptasi di asites, kesan dalam batas normal
suatu lingkungan. Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan

1
0
APGAR score. APGAR score adalah skor terdapat rasa saling menyayangi satu
yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga sama lain dan saling memberi
ditinjau dari sudut pandang setiap anggota dukungan serta mengekspresikan
keluarga terhadap hubungannya dengan kasih sayangnya. Hubungan kasih
anggota keluarga yang lain. sayang antara pasien dan keluarga
1. Adaptation cukup baik.
Adaptation menunjukkan 5. Resolve
kemampuan anggota keluarga Resolve menggambarkan kepuasan
tersebut beradaptasi dengan anggota anggota keluarga tentang
keluarga yang lain, penerimaan, kebersamaan dan waktu yang
dukungan, dan saran dari anggota dihabiskan bersama anggota keluarga
keluarga yang lain. Adaptation juga yang lain.
menunjukkan bagaimana keluarga Adapun sistem skor untuk APGAR ini,
menjadi tempat utama anggota yaitu:
keluarga kembali jika dia  Selalu/ sering : 2 poin
menghadapi masalah.  Kadang-kadang : 1 poin
2. Partnership  Jarang/ tidak pernah : 0 poin
Partnership menggambarkan Penggolongan nilai total APGAR ini,
komunikasi, saling membagi, saling adalah:
mengisi antara anggota keluarga  7 – 10 : baik
dalam segala masalah yang dialami
 4–6 : sedang
oleh keluarga tersebut, bagaimana
 0–3 : buruk / kurang
sebuah keluarga membagi masalah
dan membahasnya bersama-sama.
3. Growth
Growth menggambarkan dukungan
keluarga terhadap hal-hal baru yang
dilakukan anggota keluarga tersebut.
4. Affection
Affection menggambarkan hubungan
kasih sayang dan interaksi antar
anggota keluarga, di dalam keluarga

1
1
Social menggambarkan interaksi sosial
keluarga dengan lingkungannya.
Contoh patologi: keluarga tersebut
terisolasi dari lingkungan.
2. Cultura
Cultural merupakan identifikasi
terhadap kebanggaan, kelekatan dan
kepercayaan budaya. Contoh patologi:
superioritas atau inferioritas budaya
dan/atau rigid dogma
3. Religious
Religious merupakan kebiasaan
keluarga dalam meyakini dan
menjalankan keyakinan religiusnya
Gambar 3. APGAR dalam kehidupan sehari-hari.Contoh
Kesimpulan: patologi : keluarga tidak menjalankan
Fungsi fisiologis keluarga tergolong dan kurang aktif dalam kegiatan
baik (Highly Functional Family). Hal keagamaan.
ini dapat dilihat dengan menjumlah 4. Economic
kelima kode lalu ditotal dengan 3 Economic merupakan stabilitas
anggota keluarga lalu dibagi 3 sehingga ekonomi keluarga termasuk kepuasan
didapati angka 9,66. Maka APGAR mereka dalam masalah finansial dan
keluarga Tn.P tergolong baik kemampuan mereka memenuhi
kebutuhan dalam kondisi kehidupan
normal. Contoh patologi: kemiskinan
FUNSGI PATOLOGIS
atau perencanaan ekonomi yang salah.
Untuk menilai fungsi patologis digunakan
5. Education
SCREEM Family score. SCREEM Family
Educational merupakan tingkat
score adalah alat yang digunakan untuk
Pendidikan yang memungkinkan
menilai kemampuan sebuah keluarga men
cari pelayanan kesehatan dan menghada keluarga memahami tentang kesehatan

pi sebuah krisis. dan gaya hidup yang mendukung


1. Social kesehatan. Contoh patologi: sulit

1
2
memahami pesan kesehatan.
6. Medical
Medical berarti keluarga dapat
menjangkau layanan kesehatan yang
mereka butuhkan dengan sumber daya
yang mereka miliki dan
memanfaatkannya dengan baik.
Contoh patologi: tidak memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
Adapun untuk system skor dari SCREEM
Family score
 Sangat setuju :3
 Setuju :2
 Tidak setuju :1 Gambar 4. SCREEM

 Sangat tidak setuju :0 Kesimpulan:

Penggolongan nilai total SCREEM ini Fungsi patologis keluarga Tn. P tidak

adalah: memiliki gangguan yang bermakna. Hal ini


dapat dilihat dari rata – rata skor SCREEM
 Sumber daya keluarga sangat baik: 13
yang menunjukkan sumber daya keluarga
– 18
menunjang dan memadai.
 Sumber daya keluarga sedikit tidak
baik: 7 – 12
FAMILY LIFE CYCLE
 Sumber daya keluarga sangat tidak
Dalam siklus kehidupan keluarga
baik: 0–6
terdapat tahapan-tahapan yang dapat
diprediksi seperti tahap pertumbuhan dan
perkembangan individu yang berturut- turut,
keluarga sebagai sebuah unit juga
mengalami tahapan perkembangan yang
berturut-turut.
Berdasarkan siklus hidup keluarga,
keluarga Tn. P masuk dalam tahap V yaitu
keluarga dengan anak remaja (anak tertua

1
3
berumur 13 hingga 25 tahun). Keluarga ini diluar kota berstatus sebagai ODP COVID19.
terdiri atas Tn. P sebagai kepala keluarga Nyeri dirasa mengganggu aktivitas dan sedikit
dan Ny. M sebagai istri. Hasil pernikahan berkurang ketika pasien beristirahat sebentar
keduanya dikaruniai 2 orang anak, anak di siang hari.
pertama D (23 th) dan anak kedua N (15 th). Saat melakukan pemeriksaan, keadaan
Tn. P sudah tidak tinggal serumah dengan umum pasien tampak baik. Kesadaran penuh.
anak pertamanya dikarenakan anak pertama Pasien memiliki kesan gizi baik dan memiliki
Tn. P berada di luar kota untuk melanjutkan penampilan yang rapi. Tekanan darah pasien
Pendidikan. Tn. P dan Ny. M sekarang 140/90 mmHg dengan nadi 92x/menit,
tinggal dengan anak keduanya N (15 tahun) frekuensi pernafasan 20x/menit dan suhu
yang masih bersekolah di jenjang SMP. 36,80C. Pasien memiliki berat badan 64 kg
dengan tinggi 170 cm. Indeks Massa Tubuh
MANDALA OF HEALTH (IMT) pasien adalah 22,1 kg/m2 yang masuk
Dalam menentukan masalah serta faktor dalam golongan normoweight.
yang mempengaruhi, digunakan konsep Berdasarkan informasi tersebut, dapat
Mandala of Health (Gambar 5). Untuk disimpulkan bahwa pasien sedang dalam
menetapkan masalah serta faktor yang kondisi stress yang dapat mengakibatkan
mempengaruhi terjadinya penyakit konsep ini naiknya tekanan darah pasien. Tingginya
dapat melihat permasalahan secara holistik tekanan darah pasien ini dapat
sehingga dapat membuat suatu penyelesaian mengakibatkan keluhan nyeri dan kaku di
masalah yang komprehensif. otot bagian tengkuk leher.

Sebelumnya, pasien mengakui memeriksa


DISKUSI SIMPULAN
tekanan darah pasien sendiri dengan kisaran
Diskusi
hasil 130/80 hingga terkadang 140/90. Pasien
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia
mengetahui bahwa tekanan darahnya tinggi
56 tahun dengan keluhan nyeri pada tengkuk
tetapi karena merasa tidak ada gejala yang
kepala (cengeng) sejak 2 minggu terakhir.
berarti sehingga pasien tidak memeriksakan
Nyeri muncul setelah pasien hanya tidur 3-4
diri. Akan tetapi, selama 2 minggu terakhir,
jam sehari karena khawatir akan kesehatan
keluhan nyeri pada tengkuk mulai dirasakan
keluarganya. Keluhan hilang timbul dan
dan semakin memberat setelah pasien tidak
muncul ketika pasien merasa stress dan terlalu
bisa tidur saat malam hari dan selalu
banyak pikiran karena anaknya yang berada
memikirkan anaknya yang menjadi ODP.

1
4
Keluhan yang semakin memberat ini yang faktor predisposisi yang berkaitan dengan
membawa pasien untuk memeriksakan diri. pasien yaitu faktor risiko genetik yang
Pasien merupakan seorang pensiunan didapatkan dari kedua kakak kandung pasien
perusahaan swasta yang tinggal satu rumah yang mempunyai hipertensi. Ditinjau dari
dengan istri dan anak kedua.. Sedangkan segi faktor perilaku gaya hidup, ada
anak pasien yang pertama berstatus sebagai kemungkinan faktor risiko hipertensi pasien
mahasiswa dan merantau ke kota Solo. berasal dari gaya hidup pasien yakni pola
Pendidikan terakhir pasien adalah sarjana makan tidak sehat (sering makan gorengan
pelayaran di BPLP. Pendidikan pasien dan jarang makan buah), riwayat merokok,
tergolong baik sehingga kemampuan pasien dan stressor kesehatan keluarga hingga
memahami mengenai penyakit dan gaya menyebabkan jam tidur pasien dalam
hidup sehat tergolong baik. Anggota keluarga seminggu terakhir kurang cukup (3-4 jam
pasien memiliki riwayat pendidikan yang perhari).
baik sehingga mampu memahami kondisi Pasien selanjutnya didiagnosis dengan
kesehatan pasien dan berperan aktif untuk hipertensi stage I. Sesuai dengan Guideline
mendorong pasien menerapkan pola tidur dan JNC8, pasien diberikan tiazid atau ACEI atau
pola makan yang sehat dan olahraga yang ARB atau CCB, baik terapi tunggal ataupun
cukup. kombinasi. Terapi di mulai dengan dosis
Walaupun telah mengetahui banyak tunggal dan akan ditingkatkan atau
informasi tentang gaya hidup sehat yang baik, dikombinasi bila target tekanan darah tidak
pasien belum bisa menerapkannya. Hal ini tercapai (target <140/90mmHg). Pada pasien,
disebabkan karena kekhawatiran pasien akan disarankan obat CCB yaitu Amlodipin
anaknya yang berada jauh dari rumah dan dengan dosis terendah terlebih dahulu yaitu 5
berstatus sebagai ODP sehingga pasien tidak mg per hari. Pemberian obat ini harus
bisa tidur dan terpaksa tidur sekitar 3-4 jam bersamaan dengan perubahan gaya hidup dan
dalam sehari. Kekhawatiran pasien ini juga selanjutnya akan dimonitoring selama 2
diperberat oleh sifat pasien yang sering minggu kedepan. Bila obat dan perubahan
menyelesaikan masalahnya sendiri dan gaya hidup telah mencapai target tekanan
kurang bisa menerima masukan dari istri, darah, maka obat akan diteruskan dan selalu
walaupun pasien terkadang mendiskusikan dimonitoring, sedangkan bila belum
masalahnya dengan anak pertamanya. mencapai maka dosis obat akan ditingkatkan
Penyakit hipertensi memiliki beberapa menjadi 10 mg per hari.

1
5
Selama kegiatan pembinaan dalam waktu Pasien juga sudah mengetahui tentang
3 minggu ini, penulis sudah melakukan pentingnya pola makan yang sehat dan
edukasi kepada pasien terkait tekanan darah seimbang. Keluarga pasien juga teredukasi
dengan cara mengurangi stress, menjaga pola untuk mendukung hal ini, istri pasien sudah
makan, gaya hidup sehat dan membenahi berusaha untuk menyiapkan makanan yang
pola tidur. Selain itu pasien didorong untuk tidak terlalu banyak minyak dan menyiapkan
melakukan hobinya dan mengembangkan buah-buahan. Pasien juga berusaha untuk
minat yang menarik di tengah kondisi membiasakan olahraga teratur, pasien
pandemi. Edukasi pencegahan peningkatan terkadang futsal dan fitness dengan teman-
tekanan darah juga disampaikan kepada temannya. Saat ini pasien sedang
keluarga pasien agar keluarga dapat mengembangkan hobi berternak ikan koi.
memberikan dukungan sosial kepada pasien. Selain itu, pasien juga berusaha
Selain itu, penulis juga melakukan edukasi mengupayakan istirahat yang cukup saat
mengenai penyakit, progresivitas, dan malam hari dan memperbanyak komunikasi
komplikasi dari hipertensi, dan edukasi dengan anak pertamanya sehingga pasien
tentang intervensi gaya hidup sehat yang tidak terlalu khawatir. Saat dilakukan
harus pasien laksanakan dan pertahankan. pengecekan tekanan darah, tekanan darah
Selain itu juga dilakukan pemberian motivasi pasien 135/90 sehingga dapat dikatakan
kepada pasien untuk selalu kooperatif dengan bahwa obat dan perubahan gaya hidup pasien
rencana terapi sehingga dapat meraih hasil dapat menurunkan tekanan darah pasien
yang maksimal. Edukasi juga diberikan hingga mencapai target. Keluhan nyeri
kepada keluarga pasien untuk terus tengkuk juga sudah tidak didapatkan.
memberikan dukungan kepada pasien dalam
pelaksanaan terapi, baik terapi non Simpulan
farmakologis maupun farmakologis. Penulis Pasien, 56 tahun, memiliki keluhan nyeri
juga mengedukasi anak-anak pasien untuk pada tengkuk kepala (cengeng) sejak 2
melakukan pencegahan primer terhadap minggu terakhir. Keluhan mudah lelah
hipertensi, yakni dengan perubahan gaya muncul setelah pasien kurang tidur 3-4 jam
hidup. sehari karena khawatir akan kesehatan
Setelah dilakukan intervensi, pasien keluarganya. Pasien juga mengeluhkan stress
mendapatkan pemahaman tentang dan terlalu banyak pikiran karena anaknya
pencegahan peningkatan darah tingginya. yang berada diluar kota berstatus sebagai

1
6
ODP COVID19. Keluhan lain disangkal. pola makan gizi seimbang, pengurangan
Faktor risiko hipertensi pada pasien yaitu stressor, dan perbaikan pola tidur.
dari genetik dari kedua kakak kandung pasien Setelah dilakukan intervensi, pasien
dan gaya hidup pasien yakni pola makan mendapatkan pemahaman tentang tekanan
tidak sehat (sering makan gorengan dan darah tinggi. Pasien juga lebih
jarang makan buah), riwayat merokok, dan mengupayakan gaya hidup yang sehat dan
stressor kesehatan keluarga hingga mengatur stressor. Keluarga pasien juga
menyebabkan jam tidur pasien dalam teredukasi untuk mendukung upaya pasien
seminggu terakhir kurang cukup (3-4 jam dalam melakukan pola hidup yang sehat dan
perhari). keluarga juga melakukan pencegahan primer
Prinsip pengelolaan secara terpadu kasus terhadap hipertensi.
ini adalah edukasi pasien dan keluarga terkait
pencegahan peningkatan darah tinggi dan Ucapan Terimakasih
penyakit hipertensi (terutama penyebab, Penulis mengucapkan terimakasih kepada
faktor resiko, dan komplikasi). Selain itu keluarga Tn. P yang telah memberikan izin
diperlukan adanya edukasi terkait modifikasi dan kesempatan untuk melakukan kegiatan
gaya hidup yang lebih baik seperti olahraga, lapangan Family Oriented medical education.

1
7
Gambar 5. Mandala of Health

18
Tabel 2. Pemecahan Masalah Keluarga
Masalah Skor Upaya Penyelesaian Resume Hasil Perbaikan Skor
Awal Akhir
Faktor Personal Pasien
- Pasien mudah cemas sehingga 4 - Pemberian edukasi tentang pentingnya - Tn. P dapat mengatur jam istirahat 5
ketika pasien stress pasien tidak menjaga jam istirahat 6-8 jam/hari lebih baik 6-8 jam/hari
dapat tidur dan jumlah waktu untuk mengurangi resiko
istirahat berkurang. degenerative.
Faktor Psikologis
- Tn. P stess akibat memikirkan 4 - Pemberian edukasi tentang pentingnya - Tn. P mengaku stress akibat beban 5
anaknya yang berstatus sebagai pencegahan burnout yaitu dengan bekerja sudah berkurang karena
ODP dan berada diluar kota. mengurangi stress, memperluas anaknya selalu memberikan berita
hubungan sosial, mengembangkan baik dan membuat pasien lebih
hobi. tenang.
- Pemberian edukasi untuk tetap
menjaga komunikasi terhadap keluarga
sehingga mengurangi kekhawatiran
pasien.
Faktor Perilaku Kesehatan

- Tn. P memiliki pola makan yang 3 - Edukasi mengenai pentingnya Terapi - Tn.P berusaha menerapkan pola 4
tidak sehat dan tidak seimbang Nutrisi Medis (TNM) sebagai makan yang sehat dan seimbang
bagian penting dari
pentalaksanaan Hipertensi secara
komprehensif.

19
- Tn. P jarang berolahraga 3 - Edukasi pentingnya olahraga dan - Tn. P berusha membiasakan 4
penjelasan bahwa adalah salah olahraga teratur di gym dekat
satu pilar dalam pengelolaan kantornya.
Hipertensi kelas 1
- Memiliki riwayat penyakit 3 - Edukasi mengenai faktor resiko - Keluarga Tn. P mulai berusaha 4
Hipertensi pada keluarga penyakit Hipertensi terutama yang menerapkan pola hidup yang
berhubungan dengan faktor sehat meliputi olahraga teratur
genetic dan upaya pencegahan dan mengatur pola makan sehat
terhadap Hipertensi. dan seimbang sebagai upaya
pencegahan primer terhadap
Hipertensi
Total skor : 17 22
Rata-rata skor :
3,4 4,4

Klasifikasi skor kemampuan menyelesaikan masalah:


Skor 1 Tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi
Skor 2 Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tidak ada sumber (hanya keinginan); penyelesaian masalah
sepenuhnya
Skor 3 Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan, penyelesaian masalah
dilakukan sebagian besar oleh provider
Skor 4 Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider
Skor 5 Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga
99 Not Applicable

DAFTAR PUSTAKA Yassine Mohammad, Al-Hajje Amal, Awada Sanaa. (2016)

20
‘Evaluation of medication adherence in Lebanese hypertensive 8. Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep
patients’, Journal of Epidemiology and Global Health. Ministry of Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Health, Saudi Arabia, 6(3), pp. 157–167. doi: 9. Brown MT, Bussell JK. 2011. Medication adherence: WHO cares.
10.1016/j.jegh.2015.07.002. Mayo Clin Proc. 86(4):304-14.
2. Kemenkes RI. 2014. Hipertensi. Infodatin. 1(1):1-7. 10. Cuspidi C, Tadic M, Grassi G, Mancia G. 2017. Treatment of
3. Udjianti, Wajan Juni. (2011). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: hypertension: The ESH/ESC guidelines recommendations.
Salemba Medika Pharmacol Res.
4. Susilo, Y., Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. 11. Benjamin EJ, Blaha MJ, Chiuve SE, Cushman M, Das SR, Deo R,
Yogyakarta: Penerbit Andi et al. 2017 Heart disease and stroke statistics 2017 update: a report
5. Turan, G. B., Aksoy, M. and Çiftçi, B. (2018) ‘Effect of social from the American Heart Association. Vol. 13
support on the treatment adherence of hypertension patients’, 12. Soenarta AA, Erwinanto, Mumpuni ASS, Barack R, Lukito AA,
Journal of Vascular Nursing, pp. 1–6. doi: Hersunarti N, et al. 2015. Pedoman tatalaksana hipertensi pada
10.1016/J.JVN.2018.10.005. penyakit kardiovaskular. Pedoman tatalaksana hipertensi pada
6. Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2010. penyakit kardiovaskuler. 1(1):1-2.D
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna 13. Agoes, Azwar, Achdiat Agoes, Arizal Agoes. (2010). Penyakit di
Publishing Usia Tua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
7. WHO. (2013). World Health Day 2013, Measure your blood 14. Wijaya I, Siregar P. 2013. Hypertensive crises in the adolescent:
pressure, reduce your risk, diaksestanggal20 september evaluation of suspected renovascular hypertension. Acta Med
2018, Indones. 45(1):49-54.
(http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2013/world_health 15. Sinuraya RK, Destiani DP, Puspitasari IM, Diantini A. 2018.
_day Tingkat kepatuhan pengobatan pasien hipertensi di fasilitas
_20130403/en/) kesehatan pertama di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Klinik

21
Indonesia. 7(2):124-33.

22
11

Anda mungkin juga menyukai