Anda di halaman 1dari 126

BAKTERIOLOGI

Kasus (vignette)
Hasil pemeriksaan dari sampel pus ulkus diabetikus dilakukan kultur pada media Blood Agar yang
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, dihasilkan koloni yang mampu memecah eritrosit. Kemudian
koloni tersebut dilakukan pengecatan Gram, dengan hasil sel berbentuk kokus, susunan bergerombol,
sifat pengecatan Gram positif dan mempunyai enzim katalase.
Pertanyaan soal:
Uji lanjutan apakah yang paling sesuai dilakukan untuk membedakan spesies dari bakteri tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. MSA
B. CAMP
C. Bacitrasin
D. Koagulase
E. Novobiosin
Kunci Jawaban: D. Koagulase
Referensi: Gary W, Procop MD, MS, Koneman EW. 2016.
Koneman's Color Atlas and Textbook of Diagnostic Microbiology,Walters kluwer,
Netherlands
Kasus (vignette)
Hasil pemeriksaan dari sampel pus ulkus diabetikus dilakukan kultur pada media Blood Agar yang
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, dihasilkan koloni yang mampu memecah eritrosit. Kemudian
koloni tersebut dilakukan pengecatan Gram, dengan hasil sel berbentuk kokus susunan bergerombol
sifat pengecatan Gram positip, mempunyai enzim katalase dan koloni berwarna keemasan
Pertanyaan soal:
Spesies bakteri apakah yang mempunyai ciri-ciri demikian?
Pilihan Jawaban :
A. Staphylococcus aureus
B. Streptococcus pyogenes
C. Streptococcus agalactiae
D. Staphylococcus epidermidis
E. Staphylococcus saprofiticus
Kunci Jawaban: A. Staphylococcus aureus
Kasus (vignette)
Sampel pus ulkus diabetikus dilakukan kultur pada media Blood Agar yang diinkubasi pada suhu 37°C
selama 24 jam, dihasilkan koloni yang tidak memecah eritrosit. Kemudian koloni tersebut dilakukan
pengecatan Gram, dengan hasil sel berbentuk kokus, susunan bergerombol sifat pengecatan Gram
positif, mempunyai enzim katalase, koloni putih porselin dan sensitif terhadap novobiosin.
Pertanyaan soal:
Spesies bakteri apakah yang mempunyai ciri-ciri demikian?
Pilihan Jawaban :
A. Staphylococcus aureus
B. Streptococcus pyogenes
C. Streptococcus agalactiae
D. Staphylococcus epidermidis
E. Staphylococcus saprofitikus
Kunci Jawaban: D. Staphylococcus epidermidis
Kasus (vignette)
Hasil pemeriksaan dari sampel pus ulkus diabetikus dilakukan kultur pada media Mac Conkey yang
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, dihasilkan koloni yang berwarna merah jambu dengan
konsistensi mukoid. Koloni juga dilakukan pengecatan Gram, menunjukkan sifat Gram negatif. Kemudian
koloni tersebut dilakukan uji biokimia yang meliputi Indol, MR, VP, Sitrat, Motilitas, Urea, TSIA, glukosa,
laktosa, dan sukrosa. Pada media TSIA terbentuk asam pada lereng dan dasar, gas positif, tidak terdapat
endapan hitam, serta mempunyai enzim katalase, oksidase negatif.
Pertanyaan soal:
Spesies bakteri apakah yang mempunyai ciri-ciri demikian ?
Pilihan Jawaban :
A. Eschericia coli
B. Klebsiella oxytoca
C. Enterobacter aerogenes
D. Klebsiella pneumonia
E. Pesudomonas aeruginosa
Kunci Jawaban: D. Klebsiella pneumonia
Kasus (vignette)
Sampel sputum dari pasien yang menunjukkan gejala klinis batuk tidak sembuh setelah tiga minggu,
faring mengalami peradangan dan demam. Setelah sampel diinokulasi hasil menunjukkan BTA (-).
Pemeriksaan lanjut dilakukan dengan menginokulasi sputum pada media BAP yang diinkubasi pada
suhu 37°C selama 24 jam. Hasil menunjukkan morfologi koloni dengan tipe hemolisis β dan pemeriksaan
mikroskopis ditemukan bentuk sel kokus berderet.
Pertanyaan soal:
Apakah bakteri yang paling mungkin menyebabkan penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Streptococcus mutan
B. Streptococcus faecalis
C. Streptococcus viridans
D. Streptococcus pyogenes
E. Streptococcus pneumoniae
Kunci Jawaban: D. Streptococcus pyogenes
Referensi: Jawetz et al. 2007. Medical microbiology 24th ed. McGraw-Hill Companies:USA
Kasus (vignette)
Kultur bakteri dari sampel darah penderita demam, ditanam pada media SSA dan diinkubasi 370C
selama 24 jam didapat koloni bakteri berbentuk bulat, transparan dengan black center. Jika ditanam pada
media TSIA hasilnya: K/A, G+, H2S+.
Pertanyaan soal:
Genus bakteri apa yang terdapat dalam sampel tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Shigella
B. Klebsiella
C. Escherichia
D. Salmonella
E. Pseudomonas
Kunci Jawaban: D. Salmonella
Referensi: Leboffe, M.J. & Pierce, B.E. 2011. A Photographic Atlas for The Microbiology
Laboratory. 4Th Edition. Morton Publishing Company. USA
Kasus (vignette)
Hasil pembuatan preparat sampel sputum penderita batuk dengan pengecatan ZN diketahui bahwa:
bakteri berbentuk batang berwarna merah. ditemukan 50 sel berwarna merah dalam 100 lapang
pandang.
Pertanyaan soal:
Apakah hasil interpretasi pemeriksaan mikroskopis sampel tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. 1+
B. 2+
C. 3+
D. Scanty
E. Negatif
Kunci Jawaban: A. 1+
Kasus (vignette)
Dokter meminta pihak laboratorium untuk menganalisis sampel muntahan dari pasien yang diketahui
mengalami muntah-muntah setelah mengonsumsi udang asam manis.
Pertanyaan soal:
Media Agar selektif apakah yang paling tepat untuk inokulasi?
Pilihan Jawaban :
A. MacConkey
B. Salmonella Shigella
C. Chromocult Coliform
D. Eosine Methylene Blue
E. Thiosulfate Citrat Bile Salt Sucrose
Kunci Jawaban: E. Thiosulfate Citrat Bile Salt Sucrose
Kasus (vignette)
Sampel urin penderita ISK. Setelah dilakukan pengecatan Gram, bakteri berbentuk batang gram negatif,
dan ditanam pada media MC suhu 370C selama 24 jam diperoleh bakteri Non laktosa fermenter. Hasil
jika ditanam pada media TSIA: K/A, G, H2S+ dan Urea positif.
Pertanyaan soal:
Bakteri apakah yang paling tepat terdapat pada sampel tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Proteus
B. Providentia
C. Escherichia
D. Salmonella
E. Pseudomonas
Kunci Jawaban: A. Proteus
Kasus (vignette)
Pemeriksaan dilakukan pada feses seorang laki-laki 25 tahun yang mengalami muntah berak, sejak satu
hari yang lalu. Observasi makroskopis feses tampak cair, berwarna seperti cucian beras, darah tidak ada,
bau amis, ampas ada. Mikroskopis didapatkan organisme bentuk batang, gram negatif, soliter.
Pertanyaan soal:
Apa bakteri penyebab paling mungkin dari diare tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Escherichia coli
B. Salmonella paratyphi A
C. Salmonella typhi
D. Shigella dysentriae
E. Vibrio cholerae
Kunci Jawaban: E. Vibrio cholerae
Referensi: Koneman
Kasus (vignette)
Pemeriksaan mikrobiologi air sumur yang jaraknya 8 meter dari septic tank menunjukkan total E.coli 57
koloni tiap mL air, total coliform 725 koloni/mL air.
Pertanyaan soal:
Media apakah yang dapat digunakan langsung untuk menghitung coliform dan E. coli sekaligus?
Pilihan Jawaban :
A. ENDO agar
B. Mac-Conkey
C. Plate Count Agar
D. Cromocalt Coliform Agar
E. Eosin Methylene Blue Agar
Kunci Jawaban: D. Cromocalt Coliform Agar
Kasus (vignette)
Seorang anak laki-laki terjatuh saat naik sepeda, mengalami luka-luka cukup banyak di bagian kakinya,
dibawa ke Puskesmas oleh orang tuanya. Setelah diperiksa dokter langsung dilakukan tindakan untuk
menghindari terjadinya infeksi oleh mikroorganisme yang dapat menyebabkan kejang-kejang.
Pertanyaan soal:
Sampel apakah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan mikrobiologi yang tepat?
Pilihan Jawaban :
A. Pus
B. Darah
C. Swab luka
D. Swab kulit
E. Biopsi jaringan
Kunci Jawaban: C. Swab luka
Kasus (vignette)
Dilakukan pemeriksaan feses seorang laki-laki 25 tahun yang mengalami muntah berak, sejak satu hari
yang lalu. Observasi makroskopis feses tampak cair, berwarna seperti cucian beras, darah tidak ada, bau
amis, ampas ada. Mikroskopis didapatkan organisme bentuk batang, gram negatif, soliter, fakultatif
anaerob.
Pertanyaan soal:
Apakah media yang tepat digunakan sebagai media enrichment untuk mikroorganisme tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. APW
B. BHI
C. Oxgall
D. Selenit
E. Tyoglycolat
Kunci Jawaban: A. APW
Kasus (vignette)
Hasil kultur pada media BAP dan MSA didapat hasil seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Setelah dilakukan uji katalase dan koagulase didapat hasil positif.

Sumber: dokumentasi pribadi


Pertanyaan soal:
Apa nama bakteri hasil identifikasi tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Staphylococcus aureus
B. Streptococcus pyogenes
C. Streptococcus agalactiae
D. Staphylococcus epidermidis
E. Staphylococcus saprophyticus
Kunci Jawaban: A. Staphylococcus aureus
Referensi: Leboffe, M.J. & Pierce, B.E. 2011. A Photographic Atlas for The Microbiology
Laboratory. 4Th Edition. Morton Publishing Company. USA
Kasus (vignette)
Hasil kultur pada media BAP didapat koloni β-hemolisis, kemudian dilakukan uji lanjutan, dan diperoleh
hasil seperti gambar berikut ini.

Sumber : Madigan et al.(2013)


Pertanyaan soal:
Reagen apa yang digunakan dalam uji tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. O2
B. H2O
C. H2O2
D. Plasma citrate
E. Tetramethyl -p-phenilediamine
Kunci Jawaban: C. H2O2
Referensi: Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A. & Clark, D.P. 2013. Brock Biology of
Microorganisms. Thirteenth Edition. Benjamin Cummings. New York
Kasus (vignette)
Hasil pengecatan endospora bakteri diperoleh hasil seperti pada gambar berikut ini.

Sumber: Leboffe (2011)


Pertanyaan soal:
Apa nama metode pengecatan yang digunakan?
Pilihan Jawaban :
A. ZN
B. Gram
C. Negatif
D. Klein
E. Schaeffer–Fulton
Kunci Jawaban: E. Schaeffer–Fulton
Referensi: Leboffe, M.J. & Pierce, B.E. 2011. A Photographic Atlas for The Microbiology
Laboratory. 4Th Edition. Morton Publishing Company. USA
Kasus (vignete):
Seorang laki-laki datang di laboratorium mikrobiologi dengan membawa surat pengantar dari dokter.
Keluhan pasien adalah batuk sudah lebih dari 3 minggu, pada malam hari keluar keringat dingin, berat
badan menurun, batuk dengan dahak cukup banyak dan disertai dengan darah. Dokter meminta supaya
diperiksa BTA selama 3 hari berturut-turut.
Pertanyaan soal:
Jenis pewarnaan apakah yang sesuai untuk memeriksa sampel tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Ziehl Nelsen
B. Neisser
C. Schaeffer Fulton
D. Gram
E. Burri
Kunci Jawaban: A. Ziehl Nelsen
Referensi: Case, C.L., 2004. Laboratory Experiments in Microbiology. The Benyamin
Cummings Publishing, Menlo Park.
Kasus (vignete):
Seorang laki-laki datang ke laboratorium untuk memeriksakan dirinya karena ada keluhan berupa batuk
lama tidak sembuh-sembuh, keringat dingin pada malam hari, batuk kadang disertai darah. Bahan
pemeriksaan yang diperlukan berupa dahak untuk dilakukan pewarnaan Ziehl Neelsen, dan dilakukan
pembiakan untuk menentukan jenis kumannya.
Pertanyaan soal:
Media apakah yang paling tepat digunakan untuk menanam kuman yang diperoleh dari hasil positif
pewarnaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Mac Conkey
B. TCBS
C. Loffler
D. Endo Agar
E. Lowenstein Jensen
Kunci Jawaban: E. Lowenstein Jensen
Kasus (vignete)
Seorang analis akan melakukan pengambilan sampel darah sejumlah 3 ml pada seorang pasien dengan
diagnosis demam typhoid.
Pertanyaan soal:
Jenis media diperkaya dan selektif apakah yang sesuai untuk sampel tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. SS Agar
B. Selenit Agar
C. Media Gall
D. Brillian Green Laktosa Agar
E. Endo Agar
Kunci Jawaban: A. SS Agar
Kasus (vignete)
Sebelum melakukan pemeriksaan bakteriologis, peralatan dan bahan yang digunakan harus suci
hama/steril, agar spora yang mungkin terdapat pada peralatan tersebut bisa mati, salah satunya
menggunakan metode uap air.
Pertanyaan soal:
Peralatan apakah yang digunakan dalam tindakan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Autoclave
B. Pasteurisasi
C. Perebusan
D. Tyndalisasi
E. Oven
Kunci Jawaban: A. Autoclave
Kasus (vignete)
Pasien rujukan dari dokter praktik swasta meminta diperiksa secara laboratorium dengan catatan keluhan
sakit di tenggorokan dan muncul ruam-ruam pada dada bagian atas. Hasil pemeriksaan kultur pada agar
darah menunjukkan terjadinya hemolisis total dan uji katalase menunjukkan hasil negatif.
Pertanyaan soal:
Bakteri apakah yang menginfeksi pasien tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Streptococcus pyogenes
B. Staphylococcus aureus
C. Streptococcus mutans
D. Streptococcus pneumonia
E. Streptococcus agalactie
Kunci Jawaban: A. Streptococcus pyogenes
Kasus (vignete)
Seorang wanita usia 22 tahun, pekerja wiraswasta datang ke poli umum RS Swasta di Surakarta.
Keluhan utama pasien keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina, demam, muntah-muntah, rasa
sakit pada sendi, dan munculnya ruam pada telapak tangan.
Pertanyaan soal:
Media kultur yang digunakan dalam diagnosis penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Mueller Hinton Agar
B. Mac Conkey Agar
C. Loeffler
D. Thayer Martin
E. Nutrien Agar
Kunci Jawaban: D. Thayer Martin
Kasus (vignete)
Seorang pasien dengan bercak/kelainan kulit yang merah atau putih di beberapa bagian tubuh namun
tidak gatal, kulit mengkilap, lepuh tidak nyeri. Setelah didiagnosa, pasien tersebut terkena penyakit kusta.
Pertanyaan soal:
Apa nama bakteri penyebab penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Mycobacterium tuberculosis
B. Mycobacterium leprae
C. Corynebacterium diptheri
D. Neisseria gonorhoea
E. Streptococcus pyogenes
Kunci Jawaban: B. Mycobacterium leprae
Kasus (vignete)
Seorang anak usia 3 tahun datang ke Laboratorium dengan membawa surat permohonan pemeriksaan
swab tenggorokan dari Dokter spesialis THT, hasil pewarnaan dengan cat Neisser adalah kuman bentuk
batang berwarna kuning ujung terdapat granula berwarna ungu.
Pertanyaan soal:
Apa nama bakteri tersebut di atas?
Pilihan Jawaban :
A. Leptospira icterohemorrhagica
B. Mycobacterium tuberculosa
C. Corynebacterium diphteriae
D. Pseudomonas aeruginosa
E. Staphylococcus aureus
Kunci Jawaban: C. Corynebacterium diphteriae
Referensi: G.Bonang, 1982
Kasus (Vignete)
Penderita infeksi saluran kemih datang ke unit gawat darurat dengan keluhan rasa terbakar saat
berkemih disertai urgensi dan peningkatan frekuensi berkemih. Indikasi lain adalah urin berbau seperti
amonia dan hasil uji hidrolisis urea dinyatakan positif.
Pertanyaan soal:
Apa penyebab infeksi tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Pseudomonas aeruginosa
B. Proteus mirabilis
C. Serratia marcescens
D. Neisseria gonorrhoe
E. Treponema pallidum
Kunci Jawaban: B. Proteus mirabilis
Referensi: Jawetz, Melnick, Aldenberg. 2011. Mikrobiologi Kedokteran. EGC: Jakarta
Kasus (Vignete)
Seorang tunawisma, berusia 50 tahun, memiliki kecanduan terhadap alkohol, datang ke rumah sakit
dengan diagnosa pneumonia multilobaris berat. Hasil pengecatan gram sampel sputum menunjukkan
adanya leukosit polimorfonukleus dan bakteri batang gram negatif berkapsul, bersifat nonmotil.
Organisme tersebut memfermentasi laktosa pada media agar Mac-Conkey dengan koloni yang tampak
sangat mukoid. Hasil pemeriksaan lisin dekarboksilasi menunjukkan hasil positif. Hasil positif juga
ditunjukkan pada uji urease, uji sitrat dan uji voges proskauer.
Pertanyaan soal:
Berdasarkan diagnosa dan hasil laboratorium tersebut, mikroba apakah yang mungkin menjadi penyebab
penyakit pada tunawisma tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Mycobacterium tuberculosis
B. Proteus mirabilis
C. Klebsiella pneumoniae
D. Serratia marcescens
E. Pseudomonas aeruginosa
Kunci Jawaban: C. Klebsiella pneumoniae
Referensi:  Jawetz, Melnick, Aldenberg. 2011. Mikrobiologi Kedokteran. EGC: Jakarta
 Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 2008. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher
Kasus (Vignette)
Bakteri penyebab infeksi nosokomial yaitu Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri batang gram
negatif dan berflagel. Bakteri ini dapat menginfeksi pada jaringan atau bagian dari tubuh. Lesi lokal terjadi
pada luka atau luka bakar. Ciri koloni bakteri ini memiliki pigmen berwarna hijau kebiruan yang larut
dalam air kloroform.
Pertanyaan soal:
Apa nama pigmen dimaksud?
Pilihan Jawaban :
A. Piosianin
B. Flurescein
C. Pioverdin
D. Piomelanin
E. Piorubin
Kunci Jawaban: A. Piosinanin
Referensi:  Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 2008. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher
 Madigan, T., Martinko, J., Stahl, D & Clark, D. 2012. Brock Biology of
Microorganisms. Sanfransisco : Pearson
Kasus (vignette)
Salah satu spesies bakteri dari kelas Betaproteobacteria merupakan agen penyebab meningitis. Bakteri
tersebut merupakan bakteri patogen bagi manusia yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Karakteristik bakteri ini adalah Gram negatif batang, diplokokus, dapat memfermentasi glukosa dan
maltosa. Bakteri ini menyebabkan peradangan meninges yang merupakan batas pada sistem syaraf
pusat. Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan antibiotik penicilin G. Bakteri ini
memiliki bagian struktur sebagai pelindung bakteri terhadap fagositosis antibodi penderita, sehingga
bakteri tersebut sulit untuk dilemahkan.
Pertanyaan soal:
Apa nama struktur dimaksud?
Pilihan Jawaban :
A. Kapsul
B. Pili
C. Flagella
D. Pili reseptor spesifik
E. Spora
Kunci Jawaban: A. Kapsul
Referensi:  Madigan, T., Martinko, J., Stahl, D & Clark, D. 2012. Brock Biology of
Microorganisms. Sanfransisco : Pearson
 Leboffe, M& Pierce, B. 2011. A Photographic Atlas for The Microbiology
Laboratory 4th Edition. USA : Morton Publishing Company
Kasus (Vignete)
Seorang wanita dibawa ke unit gawat darurat dengan keluhan pengelihatan ganda dan sulit berbicara,
mulut terasa kering dan bdan terasa lemah. Malam sebelumnya wanita tersebut mengkonsumsi sarden
kalengan buatan industri rumahan. Ia mencicipi sarden sebelum dididihkan. Pada pemeriksaan terhadap
wanita tersebut dijumpai paralisis desenden simetris saraf kranial, ekstremitas atas, dan badan.
Pertanyaan Soal:
Apa diagnosis yang tepat dari kejadian tersebut?
Pilihan jawaban:
A. Tetanus
B. Keracunan striknin
C. Overdosis morfin
D. Botulisme
E. Intoksikasi
Kunci Jawaban: D. Botulisme
Referensi: Jawetz, Melnick, Aldenberg. 2011. Mikrobiologi Kedokteran. EGC: Jakarta
Kasus (vignette)
Seorang pasien datang ke laboratorium mikrobiologi dengan membawa catatan dari dokter berupa
kepala pusing, demam, mual, muntah, dan nyeri perut. Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa pasien
mengkonsumsi nasi goreng pada malam sebelumnya. Hasil pemeriksaan pewarnaan Gram pada
muntahan pasien terdapat bakteri berbentuk batang, berwarna ungu dan memiliki spora.
Pertanyaan soal:
Apa nama species bakteri yang menginfeksi pasien tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Bacillus aerius
B. Bacillus cereus
C. Bacillus subtillis
D. Bacillus antraxis
E. Bacillus barbaricus
Kunci Jawaban: B. Bacillus cereus
Referensi: Sears,B.W., Spear, L., Saenz,R., 2012., Intisari Mikrobiologi dan Imunologi,EGC,
Jakarta
Kasus (vignette)
Seorang anak perempuan mengalami diare cair yang berat. Sampel faesesnya berwarna putih seperti air
cucian beras. Diare sangat banyak, lebih dari 1 liter dalam 90 menit terakhir. Pasien tidak mengalami
demam dan tampak normal kecuali kehilangan cairan dan elektrolit.
Pertanyaan soal:
Apa penyebab hal tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Shiga toksin Shigella
B. Shiga toksin Salmonella
C. Enterotoksin Choleragen
D. Enterotoksin Clostridium
E. Enterotoksin Staphylococcus
Kunci Jawaban: C. Enterotoksin Choleragen
Referensi: Jawetz, Melnick, Adelberg., 2008, Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
Kasus (vignette)
Seorang pria di diagnosis Plaque oleh dokter dan diterapi dengan antibiotik. Keesokan harinya pasien
lemas, sesak nafas dan pingsan kemudian dibawa ke UGD dan dinyatakan meninggal beberapa saat
setelah sampai di UGD. ATLM segera mengambil sampel darah pasien dan dikulturkan. Hasil Biakan
sampel darah memberikan hasil positif untuk bakteri Yersinia pestis.
Pertanyaan soal:
Bagaimana cara mengendalikan penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Membasmi Tikus
B. Membersihkan Kutu
C. Memberitahu Dinas Kesehatan
D. Mengisolasi Keluarga Penderita
E. Memberikan Vaksin Pada Orang Sehat
Kunci Jawaban: A. Membasmi Tikus
Kasus (vignette)
Seorang perempuan dibawa ke rumah sakit dengan kondisi diare, demam, muntah, sakit kepala dan
lemas. Dari hasil wawancara diketahui bahwa pasien tersebut seorang pramugari dengan rute
penerbangan antara Asia Tenggara dan Australia. Hasil biakan darah pasien ditemukan bakteri batang,
gram negatif yang memfermentasikan laktosa.
Pertanyaan soal:
Apa penyebab penyakit pada pasien tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Enteroinvasif Escherichia coli (EIEC)
B. Enteroagregatif Eschericia coli (EAEC)
C. Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC)
D. Enterotoksigenik Escherichia coli (ETEC)
E. Enterohemoragik Escherichia coli (EHEC)
Kunci Jawaban: D. Enterotoksigenik Escherichia coli (ETEC)
Kasus (vignette)
Medium TSIA dirancang untuk membantu identifikasi Enterobacteriaceae dengan komposisi glukosa 0,1
%, sukrosa 1 %, laktosa 1%, ferrosulfat, ekstrak jaringan dan indikator pH. Medium ini dituang ke dalam
tabung reaksi sehingga membentuk kemiringan (lereng) dengan bagian dasar yang dalam, kemudian
medium diinokulasi dengan menusukkan suspensi bakteri ke dalam bagian dasar medium.
Pertanyaan soal:
Bagaimana perubahan yang terjadi pada media tersebut jika bakteri yang diinokulasikan hanya
memfermentasi glukosa?
Pilihan Jawaban :
A. Dasar medium kuning, lereng merah
B. Dasar medium merah, lereng kuning
C. Dasar dan Lereng medium berubah menjadi kuning
D. Dasar medium merah, lereng kuning disertai dengan terbentuknya gas
E. Dasar medium kuning, lereng merah disertai dengan terbentuknya gas
Kunci Jawaban: A. Dasar medium kuning, lereng merah
Kasus (vignette)
Penelitian Antimicrobial Resistance in Indonesia, Prevalence and Prevention (AMRIN Study) yang
dilaksanakan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2000-2004,
membuktikan sudah terdapat kuman multi-resisten seperti MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus) dan bakteri penghasil ESBL (Extended Spectrum BetaLactamases), yang tidak hanya
merupakan ancaman bagi lingkungan yang berkaitan tetapi juga bagi masyarakat luas.
Pertanyaan soal:
Tindakan apa yang paling perlu dilakukan untuk mencegah meluasnya masalah tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Menetapkan kebijakan pengendalian resistensi antimikroba
B. Menggunakan antibiotik secara bijak dan penerapan pengendalian infeksi secara benar
C. Menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman pengendalian resistensi antimikroba
D. Mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan pengendalian resistensi antimikroba
E. Meningkatkan pemahaman staf medik fungsional terhadap penggunaan antibiotik secara bijak
Kunci Jawaban: B. Menggunakan antibiotik secara bijak dan penerapan pengendalian infeksi
secara benar
Referensi: Triyono,A.W.,2013,Implementasi Program Pengendalian Resistensi Antibiotik
dalam Mendukung Program Patient Safety, Hasil penelitian, Jurnal CDK,Vol
40,No 9, Hal 208
Kasus (vignette)
Seorang ATLM melakukan uji daya antibakteri ekstrak sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) terhadap
bakteri Staphylococcus aureus. Pengujian tersebut menggunakan metode sumuran agar dengan
pengenceran dalam beberapa konsentrasi.
Pertanyaan soal:
Media apakah yang tepat digunakan untuk pengujian tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Mac Conkey
B. Endo Agar
C. Blood Agar Plate
D. Mueller Hinton Agar
E. Potato dextrose Agar
Kunci Jawaban: D. Mueller Hinton Agar
Referensi: Jafari, B., Amirreza E., Babak M. A. and Zarifeh H. 2012.Antibacteria Activities of
Lemon Grass Methanol Extract and Essence 7 and Pathogenic Bacteria.
American-Eurasian J. Agric and Environ. sci., 12 (8) : 1042 – 1046
Kasus (vignette)
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun di ketahui menderita penyakit kulit dengan karakteristik terdapat
lesi berbentuk vesikel kecil, mudah pecah, pinggir kemerahan pustular, seropurulen kuning mengering
krusta tebal. Untuk mendukung diagnosis, ATLM melakukan kultur bakteri dari cairan vesikelnya.
Pertanyaan soal:
Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Staphylococcus aureus
B. Streptococcus pyogenes
C. Streptococcus pneumonia
D. Streptococcus epidermidis
E. Staphylococcus saprophyticus
Kunci Jawaban: A. Staphylococcus aureus
Referensi: Jawetz, Melnick, Adelberg., 2012, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 25,EGC,
Jakarta
Kasus (vignette)
Pasien suspek TBC melakukan pengumpulan sputum ke laboratorium. Sebelum dilakukan pembuatan
sediaan BTA, perlu dilakukan pemberian identitas/kode sediaan dengan ketentuan xx/yy/001.A
Pertanyaan soal:
Identitas apa yang ditunjukkan dengan kode xx ?
Pilihan Jawaban :
A. Fasilitas kesehatan
B. Jenis kelamin
C. Kabupaten/kota
D. Nomor KTP pasien suspek
E. Nomor urut kedatangan pasien
Kunci Jawaban: C. Kabupaten/kota
Referensi: Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012, Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak
Mikroskopis TB, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Kasus (vignette)
Pemeriksaan kualitas mikrobiologis untuk produk makanan, salah satunya dilakukan dengan
penghitungan jumlah kuman menggunakan metode Angka Lempeng Total. Larutan yang digunakan
sebagai pengencer adalah NaCl 0,85%.
Pertanyaan soal:
Apa alasan digunakan larutan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri
B. memiliki keasaman yang dapat berubah sesuai kebutuhan bakteri
C. bersifat isotonis terhadap cairan di dalam sel bakteri
D. memiliki indikator warna untuk mendeteksi pertumbuhan bakteri
E. merupakan media universal untuk pertumbuhan bakteri
Kunci Jawaban: C. bersifat isotonis terhadap cairan di dalam sel bakteri
Referensi: Soemarno, 2000, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Akademi Analis
Kesehatan Yogyakarta Depkes RI
Kasus (vignette)
Hasil pengujian dari bahan pemeriksaan berupa sisa makanan yang diduga menyebabkan keracunan,
diperoleh hasil sebagai berikut :
 hasil pengecatan Gram berupa bakteri Gram positif, bentuk kokus
 koloni berwarna kuning pada media Manitol Salt Agar, dengan warna media berubah kuning
 positif untuk uji katalase
 positif untuk uji koagulase
Pertanyaan soal:
Apakah bakteri tersangka penyebab keracunan yang dijumpai di dalam makanan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Escherichia coli
B. Salmonella typhi
C. Shigella dysenteriae
D. Staphylococcus aureus
E. Streptococcus sp
Kunci Jawaban: D. Staphylococcus aureus
Kasus (vignette)
Salah satu media selektif yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri batang gram negatif adalah
Triple Sugar Iron. Genus Salmonella setelah diinkubasi selama 24 jam, secara khas menghasilkan
bagian miring berwarna merah dan bagian pangkal berwarna kuning.
Pertanyaan soal:
Senyawa apakah di dalam media yang dapat difermentasi oleh bakteri tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. glukosa
B. laktosa
C. sukrosa
D. agar
E. fenol red
Kunci Jawaban: A. glukosa
Referensi: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Kasus (vignette)
Sebelum digunakan, dilakukan uji sterilitas dengan menginkubasikan sebanyak 5% dari stok media pada
suhu 37°C selama 24 jam. Setelah inkubasi, ternyata terdapat pertumbuhan bakteri pada permukaan
media.
Pertanyaan soal:
Tindakan apa yang paling tepat dilakukan jika menghadapi kasus semacam itu?
Pilihan Jawaban :
A. Membuang stok media yang tersisa, dan melakukan pembuatan media ulang
B. Melakukan sterilisasi ulang terhadap stok media yang belum digunakan
C. Mengusulkan pemeriksaan dengan menggunakan media yang berbeda
D. Melanjutkan pemeriksaan dengan menggunakan stok media yang ada
E. Tidak melakukan pemeriksaan yang diminta
Kunci Jawaban: A. Membuang stok media yang tersisa, dan melakukan pembuatan media
ulang
Referensi: Radji M., 2013, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Kasus (vignette)
Seorang pasien dengan gejala panas tinggi, pembengkakan pada bagian leher, terbentuk
pseudomembran pada kedua tonsil. Pemeriksaan usab swab perlu dilakukan untuk mengidentifikasi
kuman penyebab infeksi.
Pertanyaan soal:
Media apakah yang paling tepat digunakan dalam pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Cystine Tellurite Blood Agar (CTBA)
B. Manitol Salt Agar (MSA)
C. Thiosulfate Citrate Bile Salt (TCBS)
D. Mac Conkey Agar (MCA)
E. Salmonella Shigella Agar (SSA)
Kunci Jawaban: A. Cystine Tellurite Blood Agar (CTBA)
Referensi: 1. Radji M., 2013, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
2. Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, 2012,
Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran, Badan Penerbit FKUI,
Jakarta
Kasus (vignette)
Hasil pengamatan sifat hemolisis suatu bakteri pada media agar darah adalah beta hemolisis.
Pertanyaan soal:
Apa kemampuan khas bakteri tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Menghemolisis eritrosit
B. Menghasilkan enzim proteolitik
C. Menghemolisis eritrosit sebagian
D. Melakukan fermentasi karbohidrat
E. Menghemolisis eritrosit secara sempurna
Kunci Jawaban: D. Menghemolisis eritrosit secara sempurna
Referensi: 1. Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta
2. Radji M., 2013, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Kasus (vignette)
Identifikasi bakteri patogen dari bahan pemeriksaan berupa feses diperoleh hasil sebagai berikut:
 Batang Gram negatif
 Dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas
 Reaksi IMVIC : + + - -
Pertanyaan soal:
Apakah jenis bakteri yang terdapat dalam bahan pemeriksaan?
Pilihan Jawaban :
A. Escherichia coli
B. Klebsiella pneumonia
C. Salmonella typhi
D. Shigella dysenteriae
E. Vibrio cholera
Kunci Jawaban: A. Escherichia coli
Referensi: 1. Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta
2. Soemarno, 2000, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Akademi Analis
Kesehatan Yogyakarta Depkes RI
Kasus (vignette)
Hasil pemeriksaan dari feses pasien diare, menunjukkan hasil :
 Koloni sedang, berwarna kuning, jernih pada media TCBS
 Tidak tumbuh pada media Salmonella Shigella agar
 Koloni kecil tidak berwarna pada media Mac Conkey agar
 IMVIC : + - - +
 TSI agar : lereng merah, dasar kuning
 Sulfur/H2S negatif
Pertanyaan soal:
Bakteri apakah yang paling mungkin terdapat pada bahan pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Escherichia coli
B. Proteus mirabilis
C. Salmonella typhi
D. Shigella dysenteriae
E. Vibrio cholera
Kunci Jawaban: E. Vibrio cholera
Kasus (vignette)
Hasil identifikasi bakteri secara mikroskopis menggunakan pewarnaan Gram, menunjukkan bahwa
Bacillus sp berwarna ungu.
Pertanyaan soal:
Mengapa bisa diperoleh hasil demikian?
Pilihan Jawaban :
A. Bakteri tidak memiliki dinding sel, sehingga tidak dapat menahan zat warna pertama
B. Lipid pada dinding sel terekstrak oleh penambahan alcohol, sehingga zat warna pertama
terlunturkan
C. Dinding sel bakteri tidak terpengaruh dengan adanya proses dekolorisasi maupun pemberian zat
warna kedua
D. Peptidoglikan pada dinding sel terdenaturasi, sehingga warna pertama tertahan di dalam sel
E. Zat warna kedua terlunturkan dengan pemberian alcohol, sehingga tidak memberi warna pada sel
bakteri
Kunci Jawaban: D. Peptidoglikan pada dinding sel terdenaturasi, sehingga warna pertama
tertahan di dalam sel
Referensi: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Kasus (vignette)
Uji Voges-Proskauer (VP) pada suatu bakteri menghasilkan warna merah setelah ditambahkan reagen
alfa naftol dan KOH.
Pertanyaan soal:
Kemampuan khusus apa yang dimiliki oleh bakteri tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. menghasilkan gas H2S
B. melakukan fermentasi gula
C. menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
D. mengoksidasi asam amino triptofan menjadi indol
E. membentuk asetoin sebagai hasil metabolisme glukosa
Kunci Jawaban: E. membentuk asetoin sebagai hasil metabolisme glukosa
Referensi: 1. Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta
2. Soemarno, 2000, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Akademi Analis
Kesehatan Yogyakarta Depkes RI
Kasus (vignette)
Seorang analis mendapat teguran keras dari atasannya, karena selama menemani pasien tersangka
TBC mengambil sputum, tidak mengenakan alat pelindung diri berupa masker dan sarung tangan.
Pertanyaan soal:
Bagaimana cara penularan penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Dari darah yang mengandung bakteri
B. Kontak langsung dengan pasien
C. Melalui sputum yang dipegang
D. Lewat semua cairan tubuh
E. Via droplet nuclei
Kunci Jawaban: E. Via droplet nuclei
Referensi: 1. Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta
2. Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012, Modul Pelatihan Pemeriksaan
Dahak Mikroskopis TB, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Kasus (vignette)
Suatu Sekolah Dasar terletak di daerah yang jauh dari laboratorium kesehatan. Di lokasi tersebut terjadi
KLB keracunan, diduga akibat konsumsi jajanan anak di depan sekolah. Jarak lokasi dari laboratorium
tempat pemeriksaan cukup jauh, dan besar kemungkinan terjadi kemacetan karena jalan yang dilewati
sedang dalam perbaikan. Bahan pemeriksaan yang diambil berupa muntahan dan sisa makanan jajanan.
Diperkirakan, bahan pemeriksaan akan sampai di laboratorium lebih dari 6 jam.
Pertanyaan soal:
Berapa suhu yang harus diatur supaya mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat?
Pilihan Jawaban :
A. 10 – 15 °C
B. < 0°C /frozen
C. 22- 30 °C
D. 2 – 8 °C
E. 35 – 40°C
Kunci Jawaban: D. 2 – 8 °C
Referensi: Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, 2012, Penuntun
Praktikum Mikrobiologi Kedokteran, Badan Penerbit FKUI, Jakarta
Kasus (vignette)
Seorang pasien rawat inap yang datang ke rumah sakit karena luka bakar menunjukkan gejala infeksi
pada hari ke-3 sejak mulai dirawat. Diduga terjadi infeksi nosokomial karena bakteri gram positif.
Selanjutnya dilakukan usap luka untuk mengidentifikasi bakteri penyebabnya.
Pertanyaan soal:
Media selektif apa yang paling tepat digunakan?
Pilihan Jawaban :
A. Eosin Methylene Blue Agar
B. Salmonella-Shigella Agar
C. Blood Agar Plate
D. Mac Conkey Agar
E. Endo Agar
Kunci Jawaban: C. Blood Agar Plate
Referensi: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Kasus (vignette)
Seorang pasien infeksi tenggorokan tidak kunjung sembuh dengan pemberian antibiotik standar.
Dokter memberikan rujukan untuk melakukan pemeriksaan yang menunjang terapi yang paling tepat.
Pertanyaan soal:
Media apa yang paling tepat digunakan dalam pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Nutrient Agar
B. Heart Infusion Agar
C. Blood Agar Plate
D. Mueller Hinton Agar
E. Endo Agar
Kunci Jawaban: D. Mueller Hinton Agar
Kasus (vignette)
Pewarnaan metode Schaeffer Fulton digunakan untuk memberi warna pada struktur khusus pada
bakteri genus Bacillus.
Pertanyaan soal:
Apa fungsi struktur yang dimaksud?
Pilihan Jawaban :
A. motilitas bakteri
B. pembelahan biner
C. melekat pada sel hospes
D. pertukaran materi genetic antar sel bakteri
E. perlindungan terhadap kondisi lingkungan ekstrim
Kunci Jawaban: E. perlindungan terhadap kondisi lingkungan ekstrim
Kasus (vignette)
Hasil penghitungan jumlah koloni tiga pengenceran dari sampel produk makanan diperoleh hasil
sebagai berikut :
10-3 10-4 10-5 blanko media blanko pelarut
TBUD 249 21 2 0
Volume sampel yang ditanam adalah 1 mL.
Pertanyaan soal:
Berapakah hasil ALT yang dilaporkan (dalam CFU/mL)?
Pilihan Jawaban :
A. 2,5 x 106
B. 2,1 x 106
C. 2,0 x 104
D. 1,9 x 106
E. 2,4 x 105
Kunci Jawaban: A. 2,5 x 106
Kasus (vignette)
Dalam evaluasi pembuatan preparat BTA, diperoleh hasil sediaan dengan banyak bagian yang tidak
rata sehingga sulit untuk diamati.
Pertanyaan soal:
Apa kira –kira penyebab hal tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. pengambilan sputum terlalu banyak
B. proses pelunturan kurang sempurna
C. tahapan fiksasi berlangsung terlalu lama
D. sputum yang diambil terlalu banyak mengandung air liur
E. proses mengkoil sputum dengan lidi berserabut kurang sempurna
Kunci Jawaban: E. proses mengkoil sputum dengan lidi berserabut kurang sempurna
Referensi: Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012, Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak
Mikroskopis TB, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Kasus (vignette)
Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada media MSA menunjukkan karakter yang berbeda
dibandingkan koloni Staphylococcous epidermidis.
Pertanyaan soal:
Apa nama komponen di dalam media yang paling penting dalam memunculkan perbedaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. manitol
B. NaCl
C. phenol red
D. agar
E. aquades
Kunci Jawaban: C. phenol red
Referensi: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Kasus (Vignette)
Seorang pelajar berusia 18 tahun mengalami kram perut dan diare. Untuk memastikan penyebabnya
dilakukan isolasi bakteri pada MacConkey agar dan hasilnya tumbuh koloni jernih. Pengamatan sel
menunjukan berbentuk batang, gram negatif. Uji biokimia dilakukan pada Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
untuk mengidentifikasi bakteri penyebab apakah termasuk Salmonella atau Shigella.
Pertanyaan soal:
Manakah yang dapat menunjukkan salah satu sifat dari kedua patogen?
Pilihan Jawaban :
A. Produksi urease
B. Produksi gas H2S
C. Motilitas dalam medium
D. Fermentasi laktosa
E. Produksi indol
Kunci Jawaban: B. Produksi gas H2S
Referensi: Brock dkk. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Kasus (Vignette)
Seorang bayi mengalami kelainan kulit pioderma berdasarkan diagnosis dokter. Bakteri penyebab yang
dominan adalah Staphylococcus dan Streptococcus. Seorang ATLM akan mengidentifikasi bakteri
tersebut dengan menginokulasikan sampel berupa pus ke dalam medium Blood Agar Darah (BAP).
Setelah koloni tumbuh dilakukan uji biokimia sebagai tahap awal identifikasi.
Pertanyaan soal:
Uji apa yang selanjutnya perlu dilakukan untuk untuk membedakan kedua genus tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Pewarnaan Gram
B. Uji katalase
C. Fermentasi glukosa
D. Pengamatan morfologi sel
E. Pengamatan koloni
Kunci Jawaban: B. Uji Katalase
Referensi: Radji, M. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit : EGC Buku Kedokteran,
Jakarta.
Kasus (Vignette)
Sampel dahak dikirim ke laboratorium dengan permintaan dari dokter untuk dilakukan pemeriksaan
bakteri dengan metode Ziehl Neelsen (ZN). Sampel berasal dari pasien yang mengalami batuk lebih dari
1 bulan. Adapun morfologis dahak tersebut tercampur dengan darah dan kental, berwarna kuning
kehijauan.
Pertanyaan soal:
Apakah bentuk dan warna bakteri yang terlihat pada pewarnaan ZN?
Pilihan Jawaban :
A. Basil, merah
B. Basil, biru
C. Diplococcus berpasangan, merah
D. Coccus, ungu
E. Spiral, merah
Kunci Jawaban: A. Basil, merah
Referensi: Vandepitte dkk. 2005. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis.
Penerbit : EGC Buku Kedokteran, Jakarta.
Kasus (Vignette)
Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan pada waktu buang air seni terasa sakit, perih dan
jumlah air seni sedikit. Dokter meminta ATLM melakukan pemeriksaan jumlah bakteri pada urine untuk
mendiagnosis adanya infeksi saluran kencing (ISK). Sampel urine yang telah diencerkan 1000 kali
diinokulasikan pada medium Plate Count Agar (PCA) sebanyak 0,1 mL. Setelah inkubasi 1 x 24 jam,
terdapat 50 koloni bakteri.
Pertanyaan soal:
Berapa jumlah bakteri per mL sampel?
Pilihan Jawaban :
A. 5,0 x 102
B. 5,0 x 103
C. 5,0 x 104
D. 5,0 x 105
E. 5,0 x 106
Kunci Jawaban: D. 5,0 x 105
Kasus (Vignette)
Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan pada waktu buang air seni terasa sakit, perih dan
jumlah air seni sedikit. Dokter meminta ATLM melakukan pemeriksaan jumlah bakteri pada urine untuk
mendiagnosa adanya infeksi saluran kencing (ISK).
Pertanyaan soal:
Apa jenis spesimen urine yang diperiksa?
Pilihan Jawaban :
A. Pagi
B. 24 jam
C. Sewaktu
D. Terminal
E. Porsi-tengah
Kunci Jawaban: E. Porsi-tengah
Referensi: WHO 2004. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan. Edisi 2.
Penerbit : EGC Buku Kedokteran, Jakarta.
Kasus (Vignette)
Pasien wanita datang ke Puskesmas A untuk melakukan pemeriksaan penyebab infeksi gonore atas
permintaan dokter. Bidan mengambil sampel berupa swab vagina dan diserahkan kepada ATLM. Sesuai
dengan peraturan dinas kesehatan sampel dapat diperiksa di Puskesmas B sebagai rujukan
pemeriksaan infeksi gonore.
Pertanyaan soal:
Apa yang harus dilakukan pada sampel di atas?
Pilihan Jawaban :
A. Difiksasi
B. Ditanam pada medium agar
C. Dimasukan dalam pipet pasteur
D. Dibawa dengan medium Stuart
E. Dibuat apusan pada object glass
Kunci Jawaban: D. Dibawa dengan medium Stuart
Kasus (Vignette)
Seorang ATLM mengkulturkan bakteri dari sampel cairan serebrospinal (CCS). Sampel tersebut
didapatkan dari pasien yang terdiagnosa infeksi pada meningen. Pengamatan sel menunjukan
diplococcus, gram negatif dan tidak berspora.
Pertanyaan soal:
Apa nama bakteri yang dominan menjadi penyebab infeksi di atas?
Pilihan Jawaban :
A. Clostridium tetani
B. Neisseria meningitidis
C. Staphylococcus aureus
D. Streptococcus pyogenes
E. Listeria monocytogenes
Kunci Jawaban: B. Neisseria meningitidis
Referensi: Radji, M. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit : EGC Buku Kedokteran,
Jakarta.
Kasus (Vignette)
Seorang pasien anak-anak terdiagnosa impetigo. Untuk mengetahui bakteri penyebab, sampel
ditumbuhkan pada medium Blood Agar Plate (BAP). Hasilnya terdapat zona jernih di sekeliling koloni
bakteri. Identifikasi lanjut dengan menginokulasikan pada medium Manitol Salt Agar (MSA). Setelah 1 x
24 jam didapatkan koloni bulat dengan diameter 2-4 mm, licin mengkilap, smooth dan berwarna kuning.
Pertanyaan soal:
Apa nama bakteri yang teridentifikasi?
Pilihan Jawaban :
A. Streptococcus faecalis
B. Staphylococcus aureus
C. Propionibacterium acnes
D. Streptococcus pyogenes
E. Staphylococcus epidermidis
Kunci Jawaban: B. Staphylococcus aureus
Kasus (Vignette)
Seorang ibu penderita gonore diseminata melahirkan. Bayinya diduga terdiagnosis gonore. Seorang
ATLM diminta untuk melakukan pemeriksaan adanya bakteri penyebab gonore pada bayi tersebut.
Pertanyaan soal:
Spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan?
Pilihan Jawaban :
A. Darah
B. Sputum
C. Pus mata
D. Sekret uretra
E. Sekret vagina
Kunci Jawaban: C. Pus mata
Kasus (vignette)
Seseorang datang ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi dan sulit napas. Setelah dilakukan
pemeriksaan, dokter menemukan lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan
amandel disertai pembengkakan kelenjar limfe pada leher. Guna penegakan diagnose, maka dilakukan
uji laboratorium dengan kultur swab tenggorok dan didapatkan bakteri dengan bentuk batang gram positif
dengan ujung batang berbentuk bulat (granule).
Pertanyaan soal:
Bakteri apakah yang sesuai dengan ciri-ciri di atas?
Pilihan Jawaban :
A. Corynebacterium diphtheriae
B. Mycobacterium tuberculosis
C. Klebsiella pneumoniae
D. Escherichia coli
E. Staphylococcus aureus
Kunci Jawaban: A. Corynebacterium diphtheriae
Referensi: Jawetz, E., Melnick J.L., Adelberg,E,a. 1996 Mikrobiologikedokteran. EGC.
Jakarta
Kasus (vignette)
Seorang pasien datang dengan menderita luka disertai keluhan demam tinggi dan kejang-kejang.
Setelah dilakukan pengecatan Gram pada swab lukanya, ditemukan bakteri batang berwarna ungu
dengan spora berada di ujung sehingga bakteri nampak seperti drumstick.
Pertanyaan soal:
Apa diagnosis untuk hasil pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Disentri
B. TBC
C. Cholera
D. Tetanus
E. DemamTypoid
Kunci Jawaban: D. Tetanus
Kasus (vignette)
Seorang TLM atas permintaan dokter melakukan pemeriksaan kultur bakteri yang berasal dari sampel
swab pus luka pasca operasi dari seorang pasien. Diperoleh data hasil kultur sebagai berikut:
- Pewarnaan Gram: bentuk bulat berwarna ungu
- Koloni pada agar darah: bersifat hemolisis
- Coagulase plasma test: positif
Pertanyaan soal:
Dari data hasil kultur tersebut, apakah jenis bakteri penyebab infeksi?
Pilihan Jawaban :
A. Pseudomonas aeruginosa
B. Staphylococcus aureus
C. Streptococcus viridans
D. Staphylococcus saprophyticus
E. Staphylococcus epidermidis
Kunci Jawaban: B. Staphylococcus aureus
Referensi: 1. Jawetz,E.,Melnick,J.L dan Adelbeberg.2005. Mikrobiologi Kesehatan. Jakarta
: Penerbit Buku Kesehatan.
2. Cappuccino, J.G and Sherman, N. 2011. Microbiology a Laboratory Manual.
Ed.9. San Francisco: Benjamin Cummings.
Kasus (vignette)
Seorang wanita berusia 40 th didiagnosa dokter menderita gejala infeksi saluran kemih. Untuk
mengetahui bakteri penyebab infeksi tersebut dokter menyarankan melakukan pemeriksaan kultur pada
urin. Dari hasil kultur diperoleh data sebagai berikut :
- Terdapat pertumbuhan koloni berwarna merah metalik pada media Endo agar
- Terbentuk cincin merah pada media semi solid SIM
- Terjadi perubahan warna merah pada media MrVp setelah ditambah indikator metil red
Pertanyaan soal:
Dari data hasil kultur tersebut, apakah jenis bakteri penyebab infeksi?
Pilihan Jawaban :
A. Klebsiella pneumoniae
B. Esherichia coli
C. Pseudomonas aeruginosa
D. Proteus vulgaris
E. Serratia marcesens
Kunci Jawaban: B. Esherichia coli
Kasus (vignette)
Seorang wanita berusia 20 th diduga menderita demam tipoid. Dokter menyarankan untuk pemeriksaan
kultur Gal di Laboratorium.
Pertanyaan soal:
Kapan waktu pengambilan darah yang tepat untuk pemeriksaan?
Pilihan Jawaban :
A. Minggu pertama sejak timbulnya penyakit
B. Minggu kedua setelah mendapatkan terapi antibiotik
C. Minggu ketiga sebelum pemberian antibiotik
D. Satu bulan setelah timbulnya penyakit
E. Minggu ke empat setelah mendapatkan terapi antibiotic
Kunci Jawaban: A. Minggu pertama sejak timbulnya penyakit
Kasus (vignette)
Seorang wanita datang ke laboratorium atas anjuran dokter untuk mengetahui mengetahui adanya
bakteri Esherichia coli pada susu segar yang diduga sebagai penyebab keracunan. Setelah sampel
diinokulasikan dan diinkubasi pada media IMVIC terbentuk cincin berwarna merah pada media semi
solid setelah ditambah reagen kovacs. Terjadinya cincin merah tersebut karena adanya enzim yang
dihasilkan oleh bakteri.
Pertanyaan soal:
Apa nama enzim dimaksud?
Pilihan Jawaban :
A. Kitinase
B. Triptopanase
C. Lipase
D. Amilase
E. Urease
Kunci Jawaban: B. Triptopanase
Referensi: 1. Jawetz,E.,Melnick,J.L dan Adelbeberg.2005. Mikrobiologi Kesehatan. Jakarta
: Penerbit Buku Kesehatan.
2. Cappuccino, J.G and Sherman, N. 2011. Microbiology a Laboratory Manual.
Ed.9. San Francisco: Benjamin Cummings.
3. Supardi, I. dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan
Keamanan Pangan. Bandung : Penerbit Alumni
Kasus (vignette)
Seorang petugas laboratorium mikrobiologi rumah sakit di Yogyakarta kemarin telah melakukan isolasi
terhadap sampel nanah (pus) pada media agar darah, sekarang diamati ternyata didapati mayoritas
koloni yang tumbuh berwarna kuning dan terbentuk zona jernih di sekitar koloni. Kemudian diambil koloni
tersebut dan dilakukan pewarnaan Gram, uji katalase, dan uji koagulase, semua uji hasilnya positif.
Pertanyaan soal:
Apakah nama bakteri yang ditemukan oleh petugas tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Salmonella typhosa
B. Staphylococcus aureus
C. Streptococcus pyogenes
D. Pseudomonas aeruginosa
E. Mycobacterium tuberculosis
Kunci Jawaban: B. Staphylococcus aureus
Referensi: Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
Medika. Jakarta.
Kasus (vignette)
Seorang petugas laboratorium mikrobiologi sedang melakukan isolasi dari sampel swab tenggorok pada
media agar darah, setelah diinkubasi 37oC selama 24 jam diamati ternyata tumbuh banyak koloni kecil-
kecil kelabu dengan zona jernih yang lebar di sekitar koloni. Hasil mikroskopik pewarnaan Gram tampak
sel-sel bulat berwarna ungu berderet membentuk rantai, hasil uji katalase negatif dan uji evabroth
negative.
Pertanyaan soal:
Apakah nama bakteri yang ditemukan oleh petugas tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Streptococcus viridans
B. Klebsiella pneumoniae
C. Staphylococcus aureus
D. Streptococcus pyogenes
E. Pseudomonas aeruginosa
Kunci Jawaban: D. Streptococcus pyogenes
Kasus (vignette)
Seorang mahasiswa tingkat akhir D3 analis kesehatan sedang menyelesaikan ujian akhir program di
bakteriologi klinik dan harus melaporkan hasil identifikasi jenis bakteri yang ditemukan. Data pendukung
yang didapatkan adalah koloni berwarna abu-abu di media MCA tidak meragi laktosa, mikroskopik sel
bentuk basil Gram negatif, NA koloni menghasilkan pigmen hijau kebiruan, uji fermentasi karbohidrat
negatif, gas H2S dan indol negatif, uji sitrat positif.
Pertanyaan soal:
Apakah Jenis bakteri yang terdapat di dalam sampel mahasiswa tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Escherichia coli
B. Serratia marcescens
C. Aerobacter aerogenes
D. Klebsiella pneumoniae
E. Pseudomonas aeruginosa
Kunci Jawaban: E. Pseudomonas aeruginosa
Kasus (vignette)
Seorang petugas laboratorium medis sedang membuat sediaan mikroskopik dari bahan swab/skret,
kemudian dilakukan pewarnaan Gram. Hasil pengamatan mikroskopik ditemukan bakteri bentuk kokus
berpasangan berwarna merah intraseluler. Petugas tersebut kemudian melaporkan kepada dokter
bakteri yang dicurigai menjadi penyebab penyakit infeksi.
Pertanyaan soal:
Apakah nama bakteri yang dilaporkan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Listeria
B. Bacillus
C. Neisseria
D. Clostridium
E. Mycobacterium
Kunci Jawaban: C. Neisseria
Kasus (vignette)
Seorang mahasiswa TLM sedang melalukan uji mutu reagen pewarna Gram dengan menggunakan
bakteri uji Staphylococcus dan E.coli. Setelah dilakukan pewarnaan Gram hasilnya semua bakteri
berwarna ungu. Kemudian petugas tersebut menguji mutu cat utama dan cat penutup, hasilnya kedua cat
tersebut baik.
Pertanyaan soal:
Manakah reagen pewarna Gram yang kualitasnya jelek?
Pilihan Jawaban :
A. Iodium lugol
B. Alkohol aceton
C. Larutan fukhsin
D. Larutan safranin
E. Larutan kristal violet
Kunci Jawaban: B. Alkohol aseton
Kasus (vignette)
Seorang mahasiswa TLM sedang melakukan praktikum uji biokimia terhadap satu jenis bakteri untuk
memastikan hasil identifikasi. Dengan pipet tetes melalui dinding tabung media dialirkan reagen secara
perlahan, dan terbentuklah cincin merah di atas medium tersebut sehingga dinyatakan bahwa bakteri
yang sedang diuji adalah spesies Escherichia coli.
Pertanyaan soal:
Apakah media yang digunakan untuk melakukan uji tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. BB
B. BAT
C. TSIA
D. SC agar
E. SIM medium
Kunci Jawaban: E. SIM medium
Kasus (vignette)
Seorang mahasiswa TLM sedang memeriksa angka kuman minuman yang biasa diminum di warung
makan dekat kampus. Disiapkan 5 tabung masing-masing berisi 9 ml air garam isotonis steril. Diambil 1
ml sampel dan dilakukan pengenceran sampai tabung ke 5, kemudian diambil 0,1 ml diletakkan di media
PCA lalu disebarkan merata ke seluruh permukaan agar dan diinkubasi 37oC selama 48 jam. Dua hari
kemudian diamati pertumbuhan bakteri dihitung sebanyak 75 koloni, kontrol media PCA tumbuh 3 koloni.
Pertanyaan soal:
Berapa angka kuman dalam sampel minuman tersebut (CFU/ml)?
Pilihan Jawaban :
A. 7,2 X 106
B. 7,5 X 106
C. 7,2 X 107
D. 7,5 X 107
E. 7,8 X 107
Kunci Jawaban: C. 7,2 X 107
Kasus (vignette)
Seorang mahasiswa analis kesehatan akan menguji pergerakan bakteri Escherichia coli pada praktikum
mikrobiologi. Di meja laboratorium telah disediakan berbagai macam media di tabung antara lain: nutrient
agar, gula-gula, simon sitrat agar, triple sugar iron agar, sim medium, blood broth, eva broth, dnase agar,
nutrient broth, dan lainnya.
Pertanyaan soal:
Media apa harus diambil untuk menguji bakteri tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. TSI Agar
B. Eva Broth
C. SIM Medium
D. Nutrient Agar
E. Nutrient Broth
Kunci Jawaban: C. SIM Medium
Kasus (vignette)
Pada praktikum mikrobiologi seorang mahasiswa diberi produk antiseptik merk X supaya diuji efektifitas
daya bunuhnya terhadap kuman, dengan menghitung angka kuman di permukaan tangan sebelum dan
sesudah dioles dengan antiseptik tersebut menggunakan metode cawan sebar. Hasil perhitungan jumlah
koloni sebelum dan sesudah dioles antiseptik didapatkan 135 dan 43.
Pertanyaan soal:
Berapa persen efektifitas daya bunuh antiseptik tersebut terhadap kuman?
Pilihan Jawaban :
A. 24,16
B. 31,85
C. 68,15
D. 75,84
E. 213,95
Kunci Jawaban: C. 68,15
Referensi: Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
Medika. Jakarta.
Kasus (vignette)
Disebutkan dalam satu referensi, bahwa klasifikasi tingkat efektivitas dari antiseptik adalah sebagai
berikut:
 <60%: tidak efektif
 60-80% kurang efektif
 80-90% cukup efektif
 90-100% efektif
 >100% sangat efektif
Pada praktikum mikrobiologi seorang mahasiswa diberi produk antiseptik merk X supaya diuji efektifitas
daya bunuhnya terhadap kuman, dengan menghitung angka kuman di permukaan tangan sebelum dan
sesudah dioles dengan antiseptik tersebut menggunakan metode cawan sebar. Hasil perhitungan jumlah
koloni sebelum dan sesudah dioles antiseptik didapatkan 135 dan 43.
Pertanyaan soal:
Bagaimanakah efektivitas dari antiseptik yang diuji?
Pilihan Jawaban :
A. Efektif
B. Tidak efektif
C. Cukup efektif
D. Kurang efektif
E. Sangat efektif
Kunci Jawaban: D. Kurang efektif
Kasus (vignette)
Seorang mahasiswa TLM sedang melakukan isolasi bakteri dalam sampel feses pada agar darah dan
diperoleh koloni kecil hemolisis tidak sempurna. Selanjutnya dilakukan uji toleransi garam dengan
medium air kaldu garam 6,5% dan ternyata tumbuh/keruh (hasil uji positif).
Pertanyaan soal:
Apakah spesies bakteri tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Streptococcus bovis
B. Streptococcus viridans
C. Streptococcus equinus
D. Streptococcus faecalis
E. Streptococcus pneumonia
Kunci Jawaban: D. Streptococcus faecalis
Referensi: Harr R.R. 2002, Clinical Laboratory Science Review, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta.
Kasus (vignette)
Seorang wanita berumur 30 tahun mengeluhkan batuk kronis, demam, berkeringat pada malam hari,
malaise, keluhan pernafasan, letih, hilang nafsu makan, dan rasa nyeri di dada. Dahak penderita
mengandung darah. Guna memastikan penyakitnya, dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
Pemeriksaan dilakukan dengan metode Pewarnaan Ziehl Neelsen menggunakan Fuchsin 0,3%. Hasil
pengamatan dengan mikroskop didapat kuman basil tahan asam tidak tampak dengan jelas. Hasil kurang
baik diduga karena kualitas dahak yang kurang baik, sehingga perlu dilakukan pengambilan ulang untuk
mendapatkan kualitas dahak yang lebih baik.
Pertanyaan soal:
Bagaimana kualitas yang diharapkan?
Pilihan Jawaban :
A. Kental warna keputihan
B. Mukoid, warna hijau
C. Kental warna kemerahan
D. Kental warna hijau kemerahan
E. Purulen dan mukoid
Kunci Jawaban: E. Purulen dan mukoid
Referensi: Pemeriksaan Mikroskopis TB, Kemenkes RI, 2014
Buku Panduan Nasional Pengendalian TB, 2010
Strategi Nasional Pengendalian TB, Kemenkes RI 2012
Kasus (vignette)
Pengujian ketebalan sediaan BTA dilakukan dengan meletakkan preparat 4-5 cm di atas kertas
bertulisan/ kertas koran, lalu dilakukan pengamatan pada tulisan di bawah preparat tersebut.
Pertanyaan soal:
Kapan dinyatakan sediaan itu baik?
Pilihan Jawaban :
A. sangat jelas terbaca
B. sama sekali tidak terbaca
C. samar terbaca
D. ada yang terbaca ada yang tidak terbaca
E. sedikit sekali terbaca
Kunci Jawaban: C. samar terbaca
Kasus (vignette)
Pengujian kualitas sediaan BTA salah satunya dengan melihat kerataan sediaan. Dalam satu kasus,
sediaan dinyatakan kurang baik karena ada bagian yang mengelupas, yang terjadi karena proses
pembuatan sediaan yang kurang sempurna.
Pertanyaan soal:
Apa penyebab kejadian tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Fiksasi sediaan sebelum kering
B. Fiksasi sediaan terlalu lama
C. Fiksasi dilakukan pada saat pencucian
D. Pencucian secara langsung.
E. Pencucian terlalu lama
Kunci Jawaban: A. Fiksasi sediaan sebelum kering
PARASITOLOGI
Soal
Untuk mengetahui jumlah telur cacing/gr tinja maka seorang analis medis melakukan pemeriksaan
faeces secara langsung.
Pertanyaan Soal:
Metode apakah yang digunakan?
Pilihan Jawaban :
a. pengendapan centrifugasi
b. pengapungan NaCl jenuh
c. Kato Katz
d. Harada Morri
e. Pengapungan gula jenuh
Kunci Jawaban: C
Penuntun Praktikum Parasitologi Kedokteran FKUI
Referensi: Jakarta,hal.26-27
Soal
Seorang bapak periksa ke dokter dengan keluhan sangat gatal di punggung kaki, kalau digaruk sering
lecet, perih, dan berdarah. Oleh dokter didiagnosa sementara bapak tersebut terinfeksi scabies.
Pertanyaan Soal:
Untuk menegakkan diagnosanya maka dilakukan langkah apa?
Pilihan Jawaban :
a. pengambilan darah dan diperiksa secara mikroskopis
b. kerokan kuku + KOH 10% diperiksa secara mikroskopis
c. kerokan kulit, dilakukan kultur untuk mencari Sarcoptes scabiei
d. kerokan kulit + KOH 10% untuk menemukan Sarcoptes scabiei
e. pemeriksaan tinja untuk menemukan Sarcoptes scabiei
Kunci Jawaban: D
Sordarto, Entomologi Kedokteran, EGC Jakarta, 2009,
Referensi: hal.29
Soal
Seorang analis medis akan melakukan pemeriksaan malaria terhadap pasien dengan membuat sediaan
darah tebal dan diwarnai dengan Giemsa.
Pertanyaan Soal:
Bagaimanakah tahapan cara kerja yang benar?
Pilihan Jawaban :
a. sediaan darah tebal  dikeringudarakandihemolisisdicat giemsa
b. sediaan darah tebal  dikeringudarakandifiksasi  dicat giemsa
c. sediaan darah tebal difiksasi dicat giemsa
d. sediaan darah tebal difiksasi dicat giemsa  dikeringudarakan
e. sediaan darah tebal dihemolisis dicat giemsa  dikeringudarakan
Kunci Jawaban: A
Petunjuk Praktikum Parasitologi AAK 17 Agustus 1945
Referensi: Semarang.
Soal
Seorang ibu menderita filariasis/kaki gajah datang ke laboratorium membawa form permintaan
pemeriksaan mikrofilaria dari dokter.
Pertanyaan Soal:
Bagaimanakah seorang analis menentukan jenis sampel dan waktu pengambilan sampelnya?
Pilihan Jawaban :
a. diambil sampel kerokan kulit + KOH 10 % untuk menemukan mikrofilaria
b. diambil sampel urin sewaktu untuk menemukan mikrofilaria
c. diambil sampel darah pada malam hari untuk menemukan mikrofilaria
d. diambil sampel tinja pada malam hari untuk menemukan mikrofilaria
e. diambil sampel kerokan kaki pada malam hari untuk menemukan mikrofilaria
Kunci Jawaban: C
Samidjo Jangkung, Parasitologi Medik I Helmintologi, cet.I
Referensi: EGC Jakarta.2002, hal. 38
Soal
Laki-laki, 38 tahun, status menikah, mengeluh gatal-gatal dan timbul bercak-bercak kemerahan dan
sangat mengganggu terutama saat malam hari, sampai terkadang mengganggu tidurnya. Pasien
mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan-bahan alergen lainnya.
Status dermatologis didapatkan pada sela-sela jari tangan dan paha kiri berupa papul eritema, dan
berbentuk bulat.
Pertanyaan Soal:
Apakah spesies yang ditemukan?
Pilihan Jawaban :
A. Cimex sp.
B. Phtyrus pubis
C. Sarcoptes scabiei
D. Ctenocephalides canis
E. Pediculus humanus capitis
Kunci Jawaban: C
Dehghani R, Vazirianzadeh B, Hejazi SH, Jalayer N. 2009. Frequency of Sarcoptes
Referensi: scabiei infestation in patients referred to the
parasitology laboratory in Isfahan, Iran. Jundishapur Journal of Microbiology,2(2):65-70
Kasus (vignette)
Metode pembiakan larva
Pertanyaan soal:
1. Dalam suatu pemeriksaan infeksi cacing, ditemukan telur cacing tambang, untuk mengetahui
cacing tambang yang menginfeksi selanjutnya sampel feses digunakan untuk mengembangbiakkan
larvanya, metode yang dipakai adalah..
Pilihan Jawaban :
A. Sedimentasi
B. Floatasi
C. Harada mori
D. Natif
E. Kato
Kunci Jawaban: C. Harada mori
Referensi: - Gandahusada, S,2009, dkk, Parasitologi Kedokteran, Jakarta, FK. UI
- Hadidjaja, P, dkk, 2009, Dasar Parasitologi Klinik, Jakarta, FK.UI
- Prianto, J, dkk, 2010, Atlas Parasitologi Kedokteran, Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama
- Soedarto, Buku Ajar Parasitologi Kedokteran
Kasus (vignette)
Infeksi Amoeba/ amoebiasis
Pertanyaan soal:
2. Seseorang datang untuk memeriksa penyakit dengan keluhan diare berair bercampur darah, sakit
perut, disertai mual dan muntah, setelah diperiksa tinjannya ditemukan parasit bentuk lonjong
terdapat inti satu dengan kariosom letak sentral, ada vakuola, terdapat eritrosit dan ektoplasma
membentuk peudopodium. Parasit tersebut adalah ...
Pilihan Jawaban :
A. Entamoeba hstolytica
B. Entamoeba coli
C. Endolimax nana
D. Iodamoeba butschlii
E. Giardia lamblia
Kunci Jawaban: A. Entamoeba hstolytica
Kasus (vignette)
Seorang anak berusia 8 tahun memiliki keluhan gatal-gatal pada bagian dubur pada malam hari. Dokter
memberikan surat pengantar pemeriksaan laboratorium.
Pertanyaan soal
Metode apakah yang paling tepat untuk dilakukan pemeriksaan?
Pilihan Jawaban :
A. Floating method
B. Direct method
C. Anal swab (Cellophane tape)
D. Metode Kato-Katz
E. Metode kultur Harada-Mori
Kunci Jawaban: C
Referensi: Sutanto, I., Ismid, IS., Sjarifuddin, PK., Sungkar, S. 2015. Buku Ajar Parasitologi
Kedokteran, ed 4. Jakarta. FKUI.
Kasus (vignette)
Seorang anak dilarikan ke UGD dengan keluhan demam tinggi, pusing, kejang sampai tidak sadarkan diri
dan akhirnya meninggal. Menurut informasi orang tuanya, keluhan muncul 4 hari setelah anak tersebut
mengikuti ekstra berenang di sekolahnya. Hasil visum menunjukkan cairan serebrospinal yang menjadi
purulen, mengandung banyak sel darah merah dan terdapat amoeba yang bergerak.
Pertanyaan soal
Berdasarkan kasus di atas, jenis amoeba yang mungkin menginfeksi anak tersebut adalah....
Pilihan Jawaban :
A. Balantidium coli
B. Naegleria fowleri
C. Entamoeba coli
D. Dientamoeba fragilis
E. Iodamoeba butschlii
Kunci Jawaban: B
Soal
Anda sedang berpatisipasi dalam inspeksi daging di sebuah pasar. Dalam inspeksi ditemukan adanya
daging sapi yang terinfeksi cysticercus bovis ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung kuning
pada daging
Pertanyaan Soal:
Spesies cacing apakah yang terindikasi pada daging tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Hymenolepis nana
B. Hymenolepis diminuta
C. Taenia solium
D. Taenia saginata
E. Diphylobotrium latum
Kunci Jawaban D
Rererensi Prianto, J., dkk. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia;
2010
Soal
Dalam sebuah acara promosi kesehatan, anda diminta untuk menyampaikan saran-saran dalam
pencegahan toksoplasmosis pada masyarakat.
Pertanyaan soal
Manakah saran yang sebaiknya anda sampaikan?
Pilihan Jawaban :
A. Memandikan anjing peliharaan secara rutin tiap bulan
B. Menggunakan APD saat membersihkan kotoran kucing
C. Memasang jebakan dan racun tikus
D. Mengadopsi kucing liar
E. Membiarkan kucing perliharaan berkeliaran bebas
Kunci Jawaban B
Rererensi Sutanto., dkk. Parasitologi Kedokteran Edisi IV. Jakarta: FKUI; 2011
Kasus (vignette)
Di Suatu daerah yang belum tersedia fasilitas WC, terdiagnosa banyak anak usia sekolah
dasarnya menderita kecacingan dengan ciri terlihat pucat, berat badan sukar naik dan uji darah
laboratoriumnya mengalami anemia. Tertelusur bahwa banyak anak tersebut yang tidak
menggunakan alas kaki saat bermain.
Pertanyaan soal:
Kemungkinan parasit apakah yang dapat menginfeksi dari perilaku anak tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. A Ascaris lumbricoides
b. Oxyuris vermicularis
c. Trichuris trichiura
d. Necator americanus
e. Taenia solium
Kunci Jawaban D
Referensi Rosdiana Safar. 2010. Parasitologi Kedokteran.Yrama Widya.Jakarta
Kasus (vignette)
Seorang pasien pria datang ke laboratorium dengan membawa pengantar dari dokter untuk pemeriksaan
kecacingan dan karbohidrat.
Pertanyaan soal:
Dari sampel feses yang akan diperiksa tersebut, maka larutan cat yang sebaiknya dipakai untuk
proses diagnosa adalah ?
Pilihan Jawaban :
a. NaCl fisiologis
b. KOH 10 %
c. Lugol
d. Eosin
e. Hematoksilin
Kunci Jawaban C
Referensi Adhi Kumoro Setya. 2014. Parasitologi Praktikum Analis Kesehatan. EGC.
Jakarta.
Kasus (vignette)
Suatu daerah banyak penduduknya yang mengalami filariasis (kaki gajah). Untuk mengetahui infeksi
tersembunyi penduduk yang belum mengalami gejala filariasis (kaki gajah)
Pertanyaan soal:
sampel apa yang diperiksa dan kapan waktu pengambilan sampel tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Urin pagi hari
b. Urin sewaktu
c. Urine 2 jam PP
d. Darah sewaktu
e. Darah malam hari
Kunci Jawaban D
Referensi Rosdiana Safar. 2010. Parasitologi Kedokteran.Yrama Widya.Jakarta
Vignate:
Seorang perempuan berumur 45 tahun dengan profesi petani mengeluhkan kondisinya yang lemah,
pucat, berat badan turun dan perut buncit. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan sebelumnya
menunjukkan nilai Hb 8 g/dl. Dokter menyarankan cek feses dan ditemukan telur cacing dengan bentuk
lonjong simetris, dinding 1 lapis dan bening.
Pertanyaan Soal:
Apakah jenis telur cacing yang ditemukan dalam feses perempuan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
a. Cacing tambang
b. Thrichuris trichuria
c. Ascaris lumbricoides
d. Oxyuris vermicularis
e. Enterobius vermicularis
Kunci Jawaban: A
Referensi: Prianto, J., dkk. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia; 2010
Kasus (vignette)
Seorang analis akan melakukan kultur dari sampel kerokan kulit kedalam media PDA untuk menegakan
diagnosa infeksi mikosis. Untuk mencegah adanya kontaminasi dari jamur kontaminan seperti Aspergillus
dan Rhizopus
Pertanyaan soal:
kedalam media kultur tersebut perlu ditambahkan apa?
Pilihan Jawaban :
a. NaCl fisiologis
b. Kristal violet
c. Antibiotik
d. Antifungi
e. Actidione
Kunci Jawaban E
Referensi Indrawati Gandjar. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Buku Obor. Jakarta.
Soal
Hasil pemeriksaan feses menunjukkan positif terinfeksi oleh Soil transmitted helminthes. Pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan metode flotasi. Reagen yang dipergunakan adalah larutan garam jenuh.
Karena apakah menggunakan reagen tersebut?
Pilihan Jawaban:
a. Supaya telur terawetkan
b. Digunakan sebagai ganti aquadest
c. Agar berat jenis telur lebih ringan
d. Menjadikan morfologi telur seperti aslinya
e. Agar telur dapat terendapkan di dasar tabung.
Kunci Jawaban: C
Referensi: Zeibig, E.A. CLINICAL PARASITOLOGY: A PRACTICAL APPROACH. 2013.
Missouri.USA. Elsevier
Soal
Sampel darah menunjukkan adanya parasit Plasmodium vivax. Parasit ini menyebabkan penyakit yang
mudah menular. Parasit ini disebarkan oleh vektor yang spesifik.
Apakah penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban:
a. Pembersihan dan baung air besar di jamban
b. Menggunakan alas kaki ketika beraktifitas
c. Menghindari gigitan nyamuk
d. Imunisasi hewan peliharaan
e. Vaksinasi unggas
Kunci Jawaban: C
Referensi: Bogitsh, B.J. Human parasitology. 4th edition. 2013. Oxford. UK. Elsevier
Kasus (vignete)
penelitian terhadap telur cacing pada Periplaneta americana (lipas), hasil akhir ditemukan ditemukan
adanya telur cacing pada lipas tersebut.
Pertanyaan soal:
Sebagai apakah peranan cacing pada spesies tersebut ?
Pilihan Jawaban :
a. Hospes perantara
b. Hospes definitif
c. Hospes reservoar
d. Vektor mekanik
e. Zoonosis
KunciJawaban: d. Vektor mekanik
Referensi: Staff Pengajar Departemen Parasitologi UI. 2009. Buku Ajar Parasitologi
Kedokteran. Jakarta
IMUNOSEROLOGI
Soal
Seorang pasien mendapat rujukan untuk melakukan pemeriksaan widal. Ketika seorang analis
melakukan pemeriksaan, didapatkan hasil aglutinasi sampai dengan penambahan 10 µl serum dan 1
tetes antigen Salmonella
Pertanyaan Soal:
Berapakah titer hasil pemeriksaan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
a. 1/20
b. 1/40
c. 1/80
d. 1/160
e. 1/320
Kunci Jawaban: D
1. Karnen Garna Baratawidjaja , Imunologi Dasar, Edisi ke 8. Jakarta : Penerbit
Referensi: FKUI ; 2009
2. Siti Boedina Kresno, Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium , Edisi
ke 4. Jakarta : Penerbit FKUI ; 2001
3. Abbas AK, Lichtman AH. Cellular And Molecular Immunology. Elsevier
Science,USA. 2003.
Soal
Seorang analis melakukan pemeriksaan deteksi HIV pada pasien dengan prevalensi tinggi dan
didapatkan hasil negatif dengan menggunakan metode rapid test.
Pertanyaan Soal:
Apakah tindakan yang harus dilakukan ?
Pilihan Jawaban :
a. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada supervisor
b. Melakukan pemeriksaan ulang dengan metode pemeriksaan lainnya
c. Meminta kembali pasien untuk pengambilan spesimen
d. Memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien
e. Mengecek validitas instrumen pemeriksaan
Kunci Jawaban: E
Soal
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan pada sampel sesuai dengan permintaan dokter. Pada
pemeriksaan VDRL memberikan hasil positif, pada sampel yang sama didapatkan hasil TPHA negatif.
Pertanyaan Soal:
Apakah penyebab terjadinya perbedaan hasil pemeriksaan pada kedua tes tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Akurasi
b. Kompleksitas
c. Sensitivitas
d. Spesifisitas
e. Reliabilitas
Kunci Jawaban: D
Soal
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan Tubex pada suatu sampel sesuai dengan permintaan dokter.
Hasil pemeriksaan tidak terbentuk warna.
Pertanyaan Soal:
Apakah tindakan yang harus dilakukan selanjutnya?
Pilihan Jawaban :
a. Mengulangi pemeriksaan dengan menggunakan sampel yang sama
b. Mengevaluasi reagen yang digunakan untuk pemeriksaan
c. Meminta kepada pasien untuk pengambilan sampel ulang
d. Mengeluarkan hasil sesuai dengan hasil pemeriksaan
e. Melaporkan hasil kepada supervisor
Kunci Jawaban: A
Soal
Seorang Analis, dengan rujukan dari dokter, melakukan pemeriksaan VDRL pada pasien yang diduga
menderita Sifilis. Spesimen serum diambil langsung dari lemari es kemudian diteteskan sebanyak 40 μl
pada strip. Setelah 15 menit, tidak muncul garis pada strip.
Pertanyaan Soal:
Apakah kesalahan yang mungkin dilakukan dalam pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Volume spesimen yang digunakan tidak mencukupi
b. Metode yang digunakan tidak sesuai
c. Penanganan spesimen tidak benar
d. Waktu untuk pembacaan hasil kurang lama
e. Strip pemeriksaan yang digunakan sudah kadaluwarsa
Kunci Jawaban: C
Soal
Seseorang wanita usia 27 th terlambat datang bulan, telah melakukan tes kehamilan secara mandiri
dengan metode stik, hasilnya adalah negative. Ia datang ke laboratorium untuk diperiksa urinnya.
Laboratorium ini menggunakan metode aglutinasi, hasilnya dinyatakan positif
Pertanyaan Soal:
Apa yang menyebabkan perbedaan hasil dari ke dua metode itu?
Pilihan Jawaban :
a. Sensitivitas
b. Spesifisitas
c. Kompleksitas
d. Homogenitas
e. Validitas
Kunci Jawaban: A
Soal
Seorang analis mengerjakan pengenceran serum secara seri dari ½ (tabung 1), selanjutnya sampai
tabung 5. Kemudian dilakukan pemeriksaan ASTO semi kwantitatif. Pada label reagen tertulis sensitivitas
tes adalah 200 IU/ml. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 4.
Pertanyaan Soal:
Berapa kadar antibodi pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. 400 IU/ml
b. 800 IU/ml
c. 1600 IU/ml
d. 3200 IU/ml
e. 6400 IU/ml
Kunci Jawaban: E
Soal
Pada pembacaan mikroskopis VDRL tampak suspensi antigen merata dan tidak ada agregasi antar
partikel antigen. Pada saat yang sama dikerjakan pula control serum negative dan positif. Serum kontrol
baik negative maupun positif menunjukkan tidak adanya agregasi partikel
Pertanyaan Soal:
Bagaimana tindakan yang tepat untuk segera menentukan hasil pada sampel itu?
Pilihan Jawaban :
a. Menyimpulkan hasil VDRL ragu-ragu
b. Menyimpulkan hasil VDRL negative
c. Memutuskan serum tidak bisa diperiksa
d. Mengulang dengan reagen yang baru
e. Mengulang dengan serum yang baru
Kunci Jawaban: D
Soal
Seorang pasien dengan demam tinggi 2 hari dirujuk dokter untuk melakukan pemeriksaan NS1 untuk
mendeteksi dengue dan didapatkan hasil positif.
Pertanyaan Soal:
Apakah tujuan dilakukan pemeriksaan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
a. Mendeteksi Ig G dalam serum penderita
b. Mendeteksi IgM dalam serum penderita
c. Mendeteksi antigen dalam serum penderita
d. Mendeteksi agen penyebab infeksi secara kualitatif
e. Mendeteksi imunitas penderita
Kunci Jawaban: C
Soal
Seorang ATLM dari Puskesmas setempat melakukan pengambilan sampel darah dari 25 orang PSK
untuk dilakukan pemeriksaan VDRL.
Pertanyaan Soal:
Apakah metode pemeriksaan yang dilakukan ?
Pilihan Jawaban :
a. Hemaglutinasi
b. Fiksasi Komplemen
c. Rapid Test
d. Flokulasi
e. ELISA
Kunci Jawaban: D
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium membawa surat pengantar dokter untuk dilakukan pemeriksaan
hepatitis B. TLM melakukan pemeriksaan uji serologis Rapid Test HbsAg.
Pertanyaan Soal:
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pembacaan hasil tes tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. 5 menit
B. 12 menit
C. 10 menit
D. 20 menit
E. 35 menit
Kunci Jawaban: D
1. Anonim. (2014). Buku Penuntun Praktikum Imunologi. Tim Imunologi Balai
Referensi: Laboratorium Kesehatan. Yogyakarta.
2. Rittenhouse-Olson, K., & De Nardin, E. (2017). Imunologi dan Serologi Klinis
Modern. Jakarta: EGC.
Soal
Pasien diduga mengidap AIDS,dilakukan pemeriksaan test serologis rapid HIV. Hasil menunjukkan
Reaktif, untuk memastikan dilakukan uji antibodi terhadap virion HIV. TLM melakukan persiapan untuk uji
konfirmasi yaitu pembuatan TMB subsrat dengan penambahan urea peroxidase.
Pertanyaan Soal:
Berapa perbandingan reagen yang dibuat?
Pilihan Jawaban :
A. 1:4
B. 1:10
C. 1:1
D. 2:4
E. 2:1
Kunci Jawaban: C
Soal
Pasien datang ke laboratorium untuk pemeriksaan hepatitis C. TLM melakukan test rapid test HCV. Hasil
pemeriksaan pada test adalah positif.
Pertanyaan Soal:
Bagaimana interpretasi hasil yang ditunjukkan pada test yang dilakukan?
Pilihan Jawaban
A. Muncul satu garis merah pada T dan tidak ada garis di C
B. Muncul dua garis merah pada T dan satu garis di C
C. Muncul satu garis merah pada T dan satu garis merah di C
D. Muncul satu garis merah pada C dan tidak ada garis di T
E. Muncul dua garis merah pada T dan dua garis merah pada C
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Deteksi reaksi presipitasi tergantung pada proporsi optimal antigendan antibodi. Sampel pasien
mengandung banyak antibodi, tetapi pada tes antigen negatif.
Pertanyaan soal:
Apa yang telah terjadi pada kejadian tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Kesalahan Kinerja error
B. spesifisitas Rendah
C. Ada pergeseran zona kesetaraan
D. Fenomena Prozone
E. Reagen tidak proporsional
Kunci Jawaban: C.
Referensi: MARY LOUISE TURGEON, Immunology &Serology in Laboratory Medicine, 2013
Kasus (vignette)
Seorang wanita 18 tahun mendapatkan vaksinasi hepatitis B untuk pertama kalinya
Pertanyaan soal:
Apakah respon yang terjadi pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Innate immune
B. Memory response
C. Anamnestic response
D. Delayed response
E. Cytologic response
Kunci Jawaban: A. Innate immune
Kasus (vignette)
Seorang wanita usia 23 tahun dari gejala dan pemeriksaan fisik diduga terinfeksi T. gondii , pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan positip adanya antibodi IgM,
Pertanyaan soal:
Apakah kemungkinan pada pasien dari hasil tes diatas?
Pilihan Jawaban :
A. Infeksi laten
B. Infeksi kronik
C. Infeksi sedang aktif
D. Keadaan karier terhadap T. gondii
E. Tidak sedang mengalami infeksi T. gondii
Kunci Jawaban: B.
Referensi: Abul K. Abbas, Basic Immunology, 2014
Kasus (vignette)
Seorang laki-laki 54 dirujuk oleh dokter untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan kecurigaan
terinfeksi sifilis stadium akhir (tersier), namun tes RPR dinatakan negative.
Pertanyaan soal:
Tes apa yang harus dilakukan selanjutnya?
Pilihan Jawaban :
A. Ulangi RPR, kemudian melakukan Tes VDRL
B. Tes treponema pada serum seperti MHA-TP
C. VDRL cairan otak
D. Kultur sampel darah
E. Tidak ada uji laboratorium positif untuk akhir (tersier)
Kunci Jawaban: B.
Referensi: Abul K. Abbas,Cellular and Molecular Immunology, 2015
Soal:
Sebuah laboratorium mendapat permintaan untuk pemeriksaan HIV bagi pasien yang sedang menjalani
VCT. Pemeriksaan rapid test menunjukkan hasil positif.
Pertanyaan soal:
Apakah tindakan yang dilakukan selanjutnya?
Pilihan jawaban:
A. menyampaikan hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien
B. melanjutkan pemeriksaan dengan spesifitas dan sensitivitas lebih tinggi
C. meminta pasien untuk kembali ke dokter
D. memberi tahu hasil pemeriksaan ke dokter
E. menyampaikan hasil pemeriksaan ke pasien
Kunci jawaban: E
Referensi: Kresno, S.B. 2001. Imunologi: Diagnosis dan Pengantar Laboratorium. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Soal:
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan rapid test sifilis menggunakan spesimen darah kapiler.
Setelah 5 menit diteteskan darah dan buffer, hasil belum muncul.
Pertanyaan soal:
Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh ATLM tersebut?
Pilihan jawaban:
A. menunggu 3 menit lagi
B. menambahkan buffer
C. melakukan sampling ulang
D. memanggil pasien kembali
E. menyerahkan hasil apa adanya
Kunci jawaban: B
Soal:
Dalam sebuah pemeriksaan rapid test, seorang ATLM menggunakan urin sebagai spesimen, 15 menit
kemudian muncul 2 garis pada strip dan ATLM tersebut menyatakan hasil pemeriksaan negatif.
Pertanyaan soal:
Apakah makna dari hasil tersebut?
Pilihan jawaban:
A. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang
B. Dilanjutkan dengan pemeriksaan yang lebih spesifik
C. Urin pasien tidak mengandung senyawa target
D. Hasil pemeriksaan seharusnya positif
E. Dilakukan pemeriksaan ulang dengan spesimen serum
Kunci jawaban: C
Soal:
Seorang pasien didiagnosa kanker nosofarink. Oleh dokter dirujuk untuk pemeriksaan untuk deteksi
keberadaan antibodi IgM anti-kanker. Seorang ATLM mengerjakan spesimen pasien tersebut dan hasil
pemeriksaan menunjukkan IgM positif.
Pertanyaan soal:
Apakah metode pemeriksaan yang dilakukan?
Pilihan jawaban:
A. ELISA
B. PCR
C. HIV rapid test
D. TPHA
E. TUBEX
Kunci jawaban: A
Soal:
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan VDRL dengan spesimen serum, didapatkan hasil pemeriksaan
terjadi presipitasi.
Pertanyaan soal:
Apakah arti dari hasil pemeriksaan tersebut?
Pilihan jawaban:
A. negatif sifilis
B. positif terinfeksi sifilis
C. pasien pernah terpapar antigen treponemal
D. perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan ELISA
E. serum pasien mengandung antigen non-treponemal
Kunci jawaban: E
Soal:
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi Rheumatoid Factor (RF) pada spesimen
menggunakan reagen lateks.
Pertanyaan soal:
Apakah dasar dari reaksi pemeriksaan tersebut ?
Pilihan jawaban:
A. aglutinasi
B. presipitasi
C. kolorimetri
D. pengendapan
E. reaksi enzim-substrat
Kunci jawaban: A
Soal:
Dalam pemeriksaan TPHA, seorang ATLM menggunakan kit yang berisi berbagai reagen. Prosedur awal
telah dilakukan, yaitu pengenceran spesimen dengan mencampur 190 μl diluen dan 10 μl serum.
Selanjutnya diambil 25 μl untuk dimasukkan ke sumuran control.
Pertanyaan soal:
Reagen apa yang selanjutnya ditambahkan pada sumuran tersebut?
Pilihan jawaban:
A. Diluen
B. Test Cell
C. Control Cell
D. Kontrol positif
E. Kontrol negative
Kunci jawaban: C
Kasus (vignete)
Seorang analis kesehatan mengerjakan pemeriksaan RPR semi kwantitatif untuk mengetahui titernya.
Dilakukan pengenceran serum secara serial. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 5.
Pertanyaan soal
Pada pengenceran berapakah titer tertinggi sampel tersebut ?
Pilihan jawaban
a. 1/2
b. 1/4
c. 1/8
d. 1/16
e. 1/32
Kunci Jawaban : E
Referensi : Baratawidjaya KG, 2009, Imunologi Dasar, Jakarta:Balai Penerbit FK UI, Edisi ke 8
Kasus (vignete)
Pemeriksaan TPHA kualitatif dikerjakan pada mikroplate sebagai berikut :
lubang sumuran 1, 3 dan 4 diisi dengan diluent sebanyak 25 µl, lubang sumuran 2 diisi dengan diluent
sebanyak 100 µl,
lubang sumuran 1 diisi serum sampel sebanyak 25 µl, dari lubang sumuran 1 diambil sebanyak 25 µl
dimasukkan lubang sumuran 2, dicampur.
Dari lubang sumuran 2 diambil sebanyak 25 µl dimasukkan lubang sumuran 3, dan dari lubang sumuran
3 diambil 25 µl
Pertanyaan soal
Berapakah penipisan akhir serum pada lubang sumuran 3 ?
Pilihan jawaban
a. 1/20
b. 1/40
c. 1/80
d. 1/160
e. 1/320
Kunci Jawaban : A
Kasus (vignete)
Pemeriksaan TPHA kualitatif dikerjakan pada mikroplate sebagai berikut :
lubang sumuran 1, 3 dan 4 diisi dengan diluent sebanyak 25 µl, lubang sumuran 2 diisi dengan diluent
sebanyak 100 µl,
lubang sumuran 1 diisi serum sampel sebanyak 25 µl, dari lubang sumuran 1 diambil sebanyak 25 µl
dimasukkan lubang sumuran 2, dicampur.
Dari lubang sumuran 2 diambil sebanyak 25 µl dimasukkan lubang sumuran 3, dan dari lubang sumuran
3 diambil 25 µl dan dibuang
Diambil lagi dari lubang sumuran 2 sebanyak 25 µl dimasukkan lubang sumuran 4, dan dari lubang
sumuran 4 diambil 25 µl dan dibuang
Lubang sumuran 3 ditambah 75 µl sel kontrol, lubang sumuran 4 ditambah 75 µl sel tes
Pertanyaan soal
Berapakah penipisan akhir serum pada lubang sumuran 4 ?
Pilihan jawaban
a. 1/20
b. 1/40
c. 1/80
d. 1/160
e. 1/320
Kunci Jawaban : C
Kasus (vignete)
Seorang analis kesehatan mengerjakan pemeriksaan RF semi kwantitatif untuk mengetahui titernya.
Dilakukan pengenceran serum secara serial. Pada label reagen tertulis sensitivitas pemeriksaan adalah
8 IU/ml. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 5.
Pertanyaan soal
Berapakah titer sampel tersebut ?
Pilihan jawaban
a. 16 mg/L
b. 32 mg/L
c. 64 mg/L
d. 128 mg/L
e. 256 mg/l
Kunci Jawaban : E
Kasus (vignete)
Seorang teknologi laboratorium medik mengerjakan pemeriksaan ASTO semi kuantitatif untuk
mengetahui titernya. Dilakukan pengenceran serum secara serial. Pada label reagen tertulis
sensitivitas pemeriksaan adalah 200 IU/ml. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 7.
Pertanyaan soal
Berapakah titer pada sampel tersebut?
Pilihan jawaban
A. 160 IU/ml
B. 320 IU/ml
C. 640 IU/ml
D. 12800 IU/ml
E. 25600 IU/ml
Kunci Jawaban : E
Kasus (vignete)
Pemeriksaan Treponema Pallidum Haemagglutination (TPHA)
dikerjakan pada sebuah mikroplate, pada baris sumuran A berisi
diluent dan serum, baris sumuran B berisi diluent dan serum kontrol
positif, baris sumuran C bersisi diluent dan serum kontrol negatif, pada
kolom sumuran nomer 3 ditambah dengan sel kontrol, sedangkan
pada kolom sumuran nomer 4 ditambah sel tes, pereaksi belum
kedaluwarsa

Pertanyaan soal
Bagaimana hasil pemeriksaan TPHA tersebut?
Pilihan jawaban
a. Positif
b. Negatif
c. Valid
d. Invalid
e. Intermediate
Kunci Jawaban : D
Kasus (vignete)
Seorang ATLM Puskesmas setempat melakuakn pengambilan sampel darah 25 orang PSK untuk
diperiksa kemungkinan menderita sifilis. Untuk efisiensi biaya dilakukan pemeriksaan screening
terlebih dahulu
Pertanyaan soal
Apa parameter untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan jawaban
A. RPR
B. RA
C. RF
D. ASTO
E. TPHA
Kunci Jawaban : A
Kasus (vignete)
Seorang analis kesehatan di laboratorium Imunologi saat bertugas menerima sampel dari bangsal
kulit kelamin berupa serum dengan surat pengantar yang meminta pemeriksaan VDRL. Pada surat
pengantar diagnosis sementara adalah sifilis.
Pertanyaan soal
Apakah dasar reaksi pemeriksaan tersebut?
Pilihan jawaban
A. Presipitasi
B. Tes ikatan komplemen
C. Aglutinasi
D. Elisa
E. Flokulasi
Kunci Jawaban : E
Kasus (vignete)
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan VDRL dengan spesimen serum yang telah diambil kemarin
dan dimasukkan dalam lemari es pada suhu 40C. ATLM tersebut langsung mengeluarkan serum dan
kemudian diteteskan sebanyak 40 μl pada strip.
Pertanyaan soal
Apakah kesalahan yang dilakukan ATLM dalam melakukan pemeriksaan tersebut?
Pilihan jawaban
a. Volume spesimen yang digunakan tidak mencukupi
b. Metode yang digunakan tidak sesuai
c. Penanganan spesimen tidak benar
d. Waktu untuk pembacaan hasil kurang lama
e. strip pemeriksaan yang digunakan sudah kadaluarsa
Kunci Jawaban : C
Referensi : Baratawidjaya KG, 2009, Imunologi Dasar, Jakarta:Balai Penerbit FK UI,
Edisi ke 8
Kresno S B, 2001, Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium ,
Edisi ke 4. Jakarta : Penerbit FKUI
Kasus (vignete)
Seorang analis kesehatan mengerjakan pemeriksaan C-RP semi kwantitatif untuk mengetahui titernya.
Dilakukan pengenceran serum secara serial. Pada label reagen tertulis sensitivitas pemeriksaan
adalah 6 mg/L. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 4.
Pertanyaan soal
Berapakah titer pemeriksaan tersebut ?
Pilihan jawaban
a. 12 mg/L
b. 24 mg/L
c. 48 mg/L
d. 96 mg/L
e. 192 mg/L
Kunci Jawaban : D
Referensi : Baratawidjaya KG, 2009, Imunologi Dasar, Jakarta:Balai Penerbit FK UI,
Edisi ke 8
Kasus (vignete)
Skema pemeriksaan antigen HIV dengan metode Immunochromatography Test (ICT) tertera pada
gambar dibawah ini:

Pertanyaan soal
Apa yang dilekatkan pada garis tes (test line) pada pemeriksaan pada metode tersebut?
Pilihan jawaban
a. Antibodi HIV
b. Antigen HIV
c. Komplemen HIV
d. Anti Imunoglobulin
e. Antikomplemen
Kunci Jawaban : A
Kasus (vignete)
Untuk menjamin pemantapan mutu internal pemeriksaan imunoserologi, maka setiap batch
pemeriksaan harus selalu diikuti serum kontrol negatif.
Pertanyaan soal
Berfungsi sebagai apakah serum kontrol tersebut ?
Pilihan jawaban
A. Mengontrol sensitivitas
B. Mengontrol spesifisitas
C. Mengontrol kompleksitas
D. Mengontrol homogenitas
E. Mengontrol validitas
Kunci Jawaban : B
Kasus (vignete)
Seorang wanita telah melakukan tes kehamilan secara mandiri dengan metode A, hasilnya adalah
negatif. Ia ingin memastikan kehamilan tersebut dengan datang ke laboratorium klinik untuk diperiksa
urinnya. Laboratorium klinik memeriksa tes kehamilan menggunakan metode B, dan hasilnya
dinyatakan positif
Pertanyaan soal
Apa yang menyebabkan perbedaan hasil dari ke dua metode tersebut ?
Pilihan jawaban
A. Akurasi
B. Presisi
C. Impresisi
D. Sensitivitas
E. Spesifisitas
Kunci Jawaban : D
Kasus (vignete)
Pemeriksaan Serological Test for Siphylis diantaranya pemeriksaan TPHA dan VDRL. Pemeriksaan
TPHA mendeteksi antibodi treponema, sedangkan pemeriksaan VDRL mendeteksi adanya antibodi
reagin, sehingga pada pemeriksaan VDRL dapat menunjukkan hasil reaksi yang positif pada serum
penderita malaria
Pertanyaan soal
Apakah sifat yang membedakan kedua pemeriksaan tersebut ?
Pilihan jawaban
A. Sensitivitas
B. Spesifisitas
C. Validitas
D. Akurasi
E. Presisi
Kunci Jawaban : B
Kasus (vignete)
Seorang Teknologi Laboratorium Medik akan melaksanakan pemeriksaan antibodi disuruh memilih
suatu metode baru untuk tujuan screening.
Pertanyaan soal
Bagaimanakah ciri-ciri metode yang akan digunakan yang tepat untuk tujuan tersebut ?
Pilihan jawaban
A. Metode dengan sensitivitas tinggi
B. Metode dengan spesifisitas tinggi
C. Metode dengan batas deteksi kecil
D. Metode dengan range deteksi besar
E. Metode dengan linieritas tinggi
Kunci Jawaban : A
Kasus (vignete)
Skema pemeriksaan antigen HIV dengan metode Immunochromatography Test (ICT) tertera pada
gambar dibawah ini:

Pertanyaan soal
Apa yang dilekatkan pada garis kontrol (control line) pada pemeriksaan tersebut?
Pilihan jawaban
a. Antibodi HIV
b. Antigen HIV
c. Komplemen HIV
d. Anti Imunoglobulin
e. Antikomplemen
Kunci Jawaban : D
Kasus (vignette)
Adanya gangguan sistim imunologis dapat menyebabkan terjadinya penyakit autoimun, salah satunya
penyakit rheumatoid arthritis. Penentuan jumlah antibodi rheumatoid secara kuantitatif ditemukan hasil
1/32.
Pertanyaan soal:
Berapakah konsentrasi faktor pemeriksaan menggunakan reagen latex?
Pilihan Jawaban :
A. 2
B. 4
C. 8
D. 16
E. 32
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Seorang pasien rawat inap anak- usia 8 tahun dengan kondisi gizi buruk, perut buncit, diare, kadar Hb
8 gr/dl, anemia, oleh dokter diminta pemeriksaan darah. Suspek infeksi kecacingan
Pertanyaan soal:
Apakah jenis immunoglobulin yang biasanya ditemukan pada kondisi tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Imunoglobulin A
B. Imunoglobulin D
C. Imunoglobulin E
D. Imunoglobulin G
E. Imunoglobulin M
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Saat ini penyakit yang menyerang sel T CD4+ dalam tubuh, merupakan salah satu penyakit menular
seksual yang dapat menurunkan respon imun di dalam tubuh. Salah satu parameter pemeriksaan
untuk membantu diagnosa penyakit tersebut adalah dengan menemukan antibodi pada tubuh
penderita.
Pertanyaan soal:
Jenis pemeriksaan apakah yang digunakan untuk membantu diagnosa penyakit tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. HBsAg
B. HIV
C. KHAN
D. VDRL
E. TPHA
Kunci Jawaban: B
Kasus (vignette)
Seorang pasien datang di laboratorium dengan membawa form permintaan dari dokter untuk
pemeriksaan RF. Fasilitas yang ada untuk pemeriksaan tersebut berupa kit yang berisi antigen
latek. Pemeriksaan yang akan dilakukan tujuannya adalah determinasi semikuantitatif adanya RF
secara imunologis.
Pertanyaan soal:
Apa dasar reaksi yang digunakan untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Flokulasi
B. Hemaglutinasi
C. Imunokromatografi
D. Aglutinasi
E. Elisa
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette)
Seorang pasien dilakukan pemeriksaan anti HIV oleh dokter sesuai dengan persetujuan dari pihak
pasien. Pemeriksaan pertama dilakukan menggunakan metode rapid test, sensitifitas reagensia 99,9
% dan spesifitas 97 %.
Pertanyaan soal:
Tes apakah yang tepat untuk mengkonfirmasi kepastian hasil tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Dipilih test dengan tingkat spesifitasyang lebih tinggi dari test pertama
B. Dipilih test dengan tingkat spesifitasyang lebih rendah dari test pertama
C. Dipilih test dengan tingkat sensitifitas yang lebih tinggi dari test pertama
D. Dipilih test dengan tingkat sensitifitas yang lebih rendah dari test pertama
E. Dipilih test metode elisa dengan tingkat sensitifitas lebih tinggi dari test pertama
Kunci Jawaban: A
Kasus (vignette)
Seorang wanita yang terlambat datang bulan, ingin memastikan apakah dirinya hamil atau tidak. Lewat
pemeriksaan urin yang dilakukan sendiri di rumah menggunakan test pack, didapatkan hasil timbulnya
warna merah pada garis kontrol dan juga timbul warna merah pada garis test.
Pertanyaan soal:
Apa yang terjadi sehingga timbul warna merah pada garis test ?
Pilihan Jawaban :
a. Terjadinya ikatan antara hCG pada urin sebagai antibodi dengan anti-hCG sebagai antigen.
b. Terjadinya kompleks ikatan antara hCG pada urin sebagai antigen dengan anti hCG-1 dan anti
hCG-2 yang mengaktifkan enzim sehingga terjadi perubahan warna.
c. Terjadinya ikatan antara hCG sebagai antigen yang terdapat pada urin dengan anti hCG-1
pada garis T.
d. Terjadinya ikatan antara hCG sebagai antigen yang terdapat pada urin dengan anti hCG-2
pada garis T.
e. Terjadinya ikatan antara anti hCG pada urin sebagai antibodi dengan anti hCG-1 pada garis T
sehingga menimbulkan perubahan warna.
Kunci Jawaban: B
Referensi: Kresno, S.B. 2010. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. FK.UI.
Kasus (vignette)
Suatu daerah sedang terjadi KLB Demam Berdarah, sehingga dibutuhkan adanya infeksi virus
Dengue, dengan menggunakan tes yang dapat digunakan seak panas hari pertama
Pertanyaan soal:
Jenis pemeriksaan apakah yang dimaksud ?
Pilihan Jawaban :
a. NS 1
b. NS 7
c. IgM
d. IgG
e. IgE
Kunci Jawaban: A
Kasus (vignette)
Seorang wanita muda mengalami keguguran beberapa kali. Oleh dokter dirujuk untuk melakukan
pemeriksaan ada tidaknya antibodi terhadap Toxoplasma.
Pertanyaan soal:
Jenis antibodi apa saja yang perlu diperiksa ?
Pilihan Jawaban :
a. IgM
b. IgG
c. IgM dan IgG
d. IgD
e. IgE
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Seorang laki-laki datang ke dokter dimana dengan keluhan demam, badan terasa sakit, lemah, letih,
nafsu makan berkurang. Gejala yang disampaikan pada dokter masih kurang member informasi
tentang penyakit apa yang diderita. Agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap dokter minta
untuk diperiksa CRP.
Pertanyaan soal:
Apakah tujuan pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Mengetahui adanya inflamasi d. Diagnosa muntaber
b. Diagnosa tifus e. Diagnosa demam berdarah
c. Diagnosa sifilis
Kunci Jawaban: A
TOKSIKOLOGI
Soal
Dalam analisa alcohol dalam darah dengan metode kromatografi gas.Pada saat pengambilan sampel
harus dipilih pengawet yang tepat. Jika pengawetan dipakai untuk menjamin sampel tetap homogen
dan tidak berpisah menjadi sel darah merah dan serum..
Pertanyaan soal:
Apakah pengawet yang harus ditambahkan ?
Pilihan Jawaban :
A. Kalium oksalat
B. Na azida 1%
C. NaCl Jenuh
D. Eter
E. NaF
Kunci Jawaban: A
Referensi: Departemen Kesehatan RI, Direktorat Laboratorium Kesehatan. 2002.Pedoman
Pemeriksaan Barbiturat, Benzodiazepin dan Alkohol Dalam Spesimen Manusia
Dengan Metode KLT, KG dan Spektrofotometer. Jakarta
Soal
Dilakukan pengujian narkoba terhadap sampel urin berdasarkan surat permintaan pemeriksaan dari
Kepolisian setempat dengan hasil positif terhadap penggunaan gol benzodiasepin.
Pertanyaan Soal:
Apakah langkah selanjutnya yang tepat dilakukan?
Pilihan Jawaban :
A. Menelpon polisi agar menemui dokter
B. Melaporkan hasil pemeriksaan dan merekomendasikan konfirmasi
C. Memberitahukan kepada keluarganya untuk dilakukan rehabilitasi
D. Mengirim hasil ke kepolisian dengan amplop tertutup
E. Menasehati pasien
Kunci Jawaban: B
Kasus (vignette)
Seorang laki-laki berusia 40 tahun meninggal dunia diduga karena keracunan didapatkan tanda-
tanda mati lemas berupa wajah, bibir dan selaput lendir mulut berwarna kebiruan dan tercium bau
amandel dari rongga mulut serta tanda keracunan sianida berupa lebam mayat berwarna
merah terang pada punggung dan lengan bawah bagian .Lebam mayat dapat hilang pada penekanan.
Uji skrining menggunakan metode microdifusi conway dipastikan mengandung sianida.
Pertanyaan soal:
Spesimen apa yang paling tepat digunakan untuk metode tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Air liur
b. Darah
c. Feses
d. Urine
e. Bilasan lambung
Kunci Jawaban: B. Darah
Referensi: Flanagan, R.J., Taylor. A., Watson. I. D. And Whelpton R., 2007, Fundamentals Of
Analytical Toxicology, John Willey & Son Ltd, West Sussex
Kasus (vignette)
Tuan “X” berumur 32 th, ditemukan tidak bernyawa di dalam kamarnya. Telah dilakukan outopsi dan
laporan outopsi menjelaskan bahwa tidak terdapat kekerasan fisik, akan tetapi ditemukan bekas
suntikan pada lengan bagian kanan dan kiri, cuping telinga, ujung ibu jari dan pada kaki, serta terdapat
uedem paru-paru dengan darah. Uji skrining dilaporkan positif terhadap narkotika jenis opiat, kokain,
dan benzodiazepin.
Pertanyaan soal:
Bahan pemeriksaan apa yang paling tepat untuk uji skrining?
Pilihan Jawaban :
a. Air ludah
b. Basuhan lambung
c. Darah
d. Jaringan paru
e. Jaringan hepar
Kunci Jawaban: C. Darah
Referensi: BNN dan DepKes RI, 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika,
Psikotropika Dan Obat Berbahaya, Badan Narkotika Nasional, Jakarta
Wirasuta, I M.A.G., 2005, Peran Toksikologi Forensik dalam Penegakan Hukum
Kesehatan di Indonesia, dalam Wirasuta, I M.A.G., et al. (Ed.) 2005, Peran
Kedokteran Forensik Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia. Tantangan Dan
Tuntuan Di Masa Depan, Penerbit Udayana, Denpasar
Kasus (vignette)
Seorang laki-laki pekerja di industri pelapisan logam berusia 40 tahun meninggal dunia, sebelum
meninggal mengeluh pusing, nafas pendek, mulut terasa logam dan batuk darah. Dugaan sementara
terkena paparan logam berat kadmium dan arsenic yang digunakan dalam industri tersebut secara terus
menerus lebih dari 8 jam.
Pertanyaan soal:
Instrumen pemeriksaan apa yang paling tepat dan cepat untuk mengidentifikasi kedua logam berat
tersebut dalam satu periode pemeriksaaan?
Pilihan Jawaban :
a. AAS
b. HPLC
c. GC-MS
d. ICP-MS
e. LC-MS
Kunci Jawaban: D. ICP-MS
Referensi: Flanagan, R.J., Taylor. A., Watson. I. D. And Whelpton R., 2007, Fundamentals Of
Analytical Toxicology, John Willey & Son Ltd, West Sussex
Gleason, M.N., Gosselin, R.E., and Hodge, H.C., 1957, Clinical Toxicology of
Commercial Products: Acute Poisoning (Home & Farm), The williams & Wilkins
Company, New York
Kasus (vignette)
Hasil uji kualitatif penggunaan obat terlarang dengan bahan pemeriksaan urine, diperoleh hasil
pemeriksaan dengan penambahan pereaksi Marquis menghasilkan warna ungu, dengan pereaksi
Mecke menghasilkan warna hijau tua. Diduga urine tersebut mengandung codein, heroin, morfin, 6 –
asetilmorfin dan asetilkodein. Untuk memastikan narkotika yang terkandung maka dilakukan uji dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Keterangan :
Fase diam : Silika Gel GF 254
Fase Gerak : Etil asetat : Amoniak : Metanol (85:5:10)
A : Baku Heroin
B : Baku Morfine
C : bahan pemeriksaan urin
D : Baku 6-asetilmorfin
E : Baku Codein
F : Baku Asetilkodein
Pertanyaan soal:
Dari hasil diatas narkotika apa yang terkandung dalam bahan pemeriksaan?
Pilihan Jawaban :
a. Asetilkodein
b. Heroin
c. Kodein
d. Morfin
e. 6- Asetilmorfin
Kunci Jawaban: C. Kodein
Referensi: BNN dan DepKes RI, 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika,
Psikotropika Dan Obat Berbahaya, Badan Narkotika Nasional, Jakarta
Moffat, A.C., Osselton, M.D.,Widdop, B., 2011, Clarke’s Analysis of Drugs and
Poisons Fourth Edition, Pharmaceutical Press, London
Kasus (vignette)
Seorang petani berusia 58 tahun mengalami kejang-kejang, sebelumnya mengeluhkan sakit kepala,
mual, kejang perut, denyut jantung lambat, sering kedutan (kejang otot). Diduga disebabkan karena
terpapar pestisida organofosfat untuk membasmi serangga dengan durasi waktu yang terlalu lama.
Untuk monitoring kondisinya dilakukan penetapan kadar kolinesterase.
Pertanyaan soal:
Bahan pemeriksaan apa yang paling tepat digunakan untuk uji tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Air liur
b. Bilasan lambung
c. Darah
d. Feses
e. Urine
Kunci Jawaban: C. Darah
Referensi: Flanagan, R.J., Taylor. A., Watson. I. D. And Whelpton R., 2007, Fundamentals
Of Analytical Toxicology, John Willey & Son Ltd, West Sussex
Gleason, M.N., Gosselin, R.E., and Hodge, H.C., 1957, Clinical Toxicology of
Commercial Products: Acute Poisoning (Home & Farm), The williams &
Wilkins Company, New York
Raini M., 2007, Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat Keracunan
Pestisida, Media Litbang Kesehatan Volume XVII No 3
Kasus (vignette)
Seorang remaja sedang menjalani perawatan medis dengan mengkonsumsi antibiotika jenis
amoksisilin.
Pertanyaan soal:
Jenis napza apa yang mungkin menunjukkan hasil positif palsu pada pemeriksaan urin?
Pilihan Jawaban :
a. Amfetamin
b. Benzodiazepin
c. Kokain
d. Methadone
e. Opium
Kunci Jawaban: C. Kokain
Referensi: BNN dan DepKes RI, 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika,
Psikotropika Dan Obat Berbahaya, Badan Narkotika Nasional, Jakarta
Soal
Seorang ATLM melakukan identifikasi sianida dengan menggunakan kertas saring. Kertas ini dipakai
untuk pemeriksaan masal pada pekerja yang diduga kontak dengan CN. Caranya dengan
membasahkan kertas dengan ludah di bawah lidah. Pemeriksaan telah dilakukan secara duplo dan
dengan control positif dan negatif. Hasil uji berwarna biru muda, kontrol positif berubah menjadi biru
dan kontrol negatif tidak berwarna.
Pertanyaan Soal:
Apakah tindakan yang tepat dilakukan ATLM?
Pilihan Jawaban :
A. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan metoda spektrofotometri AAS
B. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan control positif
C. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan metoda kromatografi gas
D. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan control negative
E. Melakukan pemeriksaan pH
Kunci Jawaban: C
Referensi: Sartono,2001, racun dan KerAcunan, Widya Medika, Jakarta
Soal
Seorang ATLM sedang melakukan pemeriksaan pb dalam urin dengan cara ke dalam urin ditambahkan
H2SO4 encer sehingga terbentuk endapan PbSO4 berwarna putih, lalu disaring. Endapan ini tak larut
dalam HNO3 tetapi larut dalam HCl atau NH4-asetat.
Pertanyaan Soal:
Apakah urin yang tepat digunakan?
Pilihan Jawaban :
A. porsi tengah
B. pagi
C. 24 jam
D. Sewaktu
E. Prospandial
Kunci C
Jawaban:
Referensi: Mun’im Idries, Abdul. 2008. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses
Penyidikan: Sagung Seto, Jakarta
Soal
Seorang ATLM sedang melakukan pemeriksaan alkohol dalam darah menggunakan metode
kromatografi gas. Spesimen yang dipakai adalah 200 μL aliquot darah. Secara karakteristik, darah akan
menjadi terpisah menjadi sel darah merah dan serum
Pertanyaan Soal:
Apakah antikoagulan yang tepat untuk mencegah hal tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. heparin
B. Sodium fluoride heparin
C. Trisodium Citrate
D.Potasium oksalat
E. Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
Kunci Jawaban: D
Referensi: BNN, 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium
Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya, BNN bekerjasama dengan DepKes
Soal
Seorang ATLM melakukan identifikasi amfetamin yang dicampur pada minuman. Hasil reaksi warna
dengan reagen simon menghasilkan warna biru yang setelah beberapa detik warna hilang.
Pemeriksaan dengan reaksi warna dilakukan secara duplo dan dengan control positif dan negative.
Kontrol positif menunjukkan warna biru yang permanen, sementara control negative tidak berwarna
Pertanyaan Soal:
Apakah tindakan yang sebaiknya dilakukan ATLM?
Pilihan Jawaban :
A. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan metoda kromatografi gas
B. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan metoda spektrofotometri AAS
C. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan control positif
D. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan control negative
E. Melakukan pemeriksaan pH
Kunci Jawaban: A
Referensi: R.J.Flanangan (et.al.),1995. Basic Analytical Toxicology. WHO Geneve
Kasus 1
Seorang analis kesehatan di Puskesmas akan mengirimkan sampel urin untuk pemeriksaan konfirmasi
terhadap NAPZA ke laboratorium rujukan.
Pertanyaan soal:
Apakah syarat wadah yang tepat digunakan?
Pilihan Jawaban :
A. Botol gelas steril, bertutup rapat
B. Botol kaca gelap, bersih, bertutup asah
C. Botol palstik bersih, bermulut lebar, bertutup ulir
D. Botol kaca tidak tembus cahaya, steril, mudah ditutup
E. Botol kaca steril yang telah dibilas desinfektan, bertutup
Kunci Jawaban: E
Referensi: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium NAPZA, BNN bekerjasama dengan
Dep.Kes. 2008

Kasus 2
Sampel urin untuk pemeriksaan NAPZA sebaiknya sampel segar tanpa bahan pengawet. Tetapi apabila
sampel akan dikirm ke laboratorium rujukan dan pengujian akan tertunda maka sebaiknya diberi bahan
pengawet.
Pertanyaan soal:
Bahan pengawet apakah yang tepat untuk sampel urin?
Pilihan Jawaban :
A. Fenol 1%
B. Asam borat 1%
C. Natrium azida 0,1%
D. Natrium benzoat 1%
E. Natrium fluorida 1%
Kunci Jawaban: C
Referensi: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Toksikologi Obat, Dep.Kes. 2004
Kasus 4
Pada suatu kasus diduga seseorang minum alcohol berlebihan karena dari mulutnya tercium bau
alcohol, kondisi pasien sadar. Dalam kasus ini diperlukan informasi kadar alcohol dalam darah dalam
waktu yang singkat.
Pertanyaan soal:
Pemeriksaan manakah yang dapat berkorelasi untuk memastikan dugaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Test cepat terhadap alcohol pada urin
B. Test cepat terhadap alcohol pada saliva
C. Pemeriksaan kadar alcohol dalam darah
D. Pemeriksaan kadar alcohol pada keringat
E. Test alcohol pada udara pernafasan (breath test)
Kunci Jawaban: B
Referensi: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium NAPZA, BNN bekerjasama dengan
Dep.Kes. 2008
Kasus 6
Seorang teknisi laboratorium telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap specimen penyalahgunaan
NAPZA yang terkait dengan kasus hukum.
Pertanyaan soal:
Apakah tindakan yang tepat dilakukan terhadap sisa sampel?
Pilihan Jawaban :
A. menyimpan sebagian sampel di almasi asam
B. membuang sisa sampel ke dalam larutan desinfektan
C. membuang sisa sampel ke dalam wadah sampah padat
D. menyimpan sisa sampel dalam almari es suhu 40C
E. meyimpan sisa sampel dalam freezer suhu -200C
Kunci Jawaban: E
Referensi: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Toksikologi Obat, Dep.Kes. 2004
Kasus 7
Seorang teknisi laboratorium di suatu Puskesmas telah melakukan pengujian morfin terhadap pada
sampel urin berdasarkan surat permintaan pemeriksaan dari Polres setempat. Pemeriksaan dilakukan
dengan metode ICT-strip test dan didapatkan hasil positif.
Pertanyaan soal:
Langkah apakah yang selanjutnya tepat dilakukan?
Pilihan Jawaban :
A. Langsung melaporkan hasil pemeriksaan tidak perlu merekomendasikan apapun
B. Segera melaporkan hasil pemeriksaan dan merekomendasikan pemeriksaan konfirmasi
C. Segera memberitahukan kepada pasien dan keluarganya untuk melakukan rehabilitasi
D. Memberitahukan kepada teman-teman pasien agar menasehati pasien
E. Segera membuang sisa sampel
Kunci Jawaban: B
Kasus 9
Seorang teknisi laboratorium melakukan pengujian pestisida dalam sampel berupa cairan lambung
dengan metode KLT, menggunakan baku pembanding diazinon dan sumition. Hasil pengujian
didapatkan Rf bercak diazinon 0,72 dan Rf sumition 0,48, sedangkan Rf bercak sampel 0,6.
Pertanyaan soal:
Bagaimanakah interpretasi hasil kromatogram tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. sampel mengandung sumition
B. sampel mengandung senyawa pestsida
C. sampel tidak mengandung pestisida organofosfat
D. sampel tidak mengandung diasinon dan sumition
E. sampel tidak mengandung senyawa pestisida
Kunci Jawaban: D
Kasus 10
Pada kasus dugaan keracunan Arsen, diagnosis masih dapat ditegakkan meskipun korban sudah
meninggal dan sudah lama dikubur.
Pertanyaan soal:
Sampel apakah yang dapat diambil untuk menegakkan diagnose?
Pilihan Jawaban :
A. Darah beku
B. Cairan jaringan
C. Otak dan hati
D. Rambut dan kuku
E. Jaringan lemak
Kunci Jawaban: D
Referensi: Flanagan, Fundamental Analysis of Toxicology, Wiley, 2007
Kasus 12
Uji screening terhadap sampel berupa kristal bening putih menggunakan pereaksi tetes Marquis
terbentuk warna orange – coklat.
Pertanyaan soal:
Zat apakah yang paling mungkin dari hasil uji tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. morfin
B. codein
C. amfetamin
D. diazepam
E. luminal
Kunci Jawaban: C
Referensi: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium NAPZA, BNN bekerjasama dengan
Dep.Kes. 2008

Kasus 13
Untuk keperluan penyelidikan seringkali diperlukan pelacakan apakah seseorang yang diduga
menggunakan narkotika sebagai pengguna tetap atau pengguna baru.
Pertanyaan soal:
Jenis sampel apakah yang tepat untuk keperluan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. urin
B. darah
C. kulit
D. tulang
E. rambut
Kunci Jawaban: E
Referensi: Fundamentals of Analytical Toxicology, Flanagan, 2007
Kasus 15
Hasil analisis darah seorang pasien yang bekerja di pabrik cat didapatkan data: kadar hemoglobin 6
g/dl, evaluasi apusan sel darah tepi terdapat banyak sel eritrosit dengan gambaran sebagai berikut:
Ciri-ciri:
Ukuran sel eritrosit lebih besar, terdapat bintik-
bintik biru

Pertanyaan soal:
Keracunan apakah yang paling mungkin pada pasien tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Merkuri
B. Plumbum
C. Chromium
D. Arsen
E. Cadmium
Kunci Jawaban: B
Referensi: Clinical Toxicology
Kasus (vignette)
Seorang ATLM akan melakukan analisa alkohol dalam darah dengan metode kromatografi gas. Untuk
menjamin sampel tetap homogen, tidak memisah menjadi serum dan sel darah merah, maka diberikan
pengawet.
Pertanyaan soal:
Pengawet apakah yang paling cocok ditambahkan ?
Pilihan Jawaban :
A. Kalium oksalat
B. Na azida 1%
C. NaCl Jenuh
D. Eter
E. NaF
Kunci Jawaban: A
Referensi: R.J. Flanangan (et.al.),1995. Basic Analytical Toxicology. WHO Geneve
Kasus (vignette)
Seorang pria mengonsumsi minuman keras lalu mengalami mual, sakit perut, sakit kepala dan
gangguan penglihatan setelah 1,5 jam mengkonsumsi minuman keras. Diagnosa sementara dokter,
pasien mengalami keracunan methanol. Dokter meminta pemeriksaan methanol dalam urine. Pasen tiba
di laboratorium 2.5 jam setelah minum minuman keras.
Pertanyaan soal:
Jenis metabolit apakah yang ditemukan dalam urin pasien tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Metanol
B. Formaldehida
C. Etanol
D. Asam format
E. Asetaldehida
Kunci Jawaban: D
Referensi: Biomonitoring in a workplace – WHO Geneva

Kasus (vignette)
Seorang pria berusia 40 tahun meninggal dengan dugaan keracunan gas CO. Darah pasien dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.

Pertanyaan soal:
Alat apakah yang dapat digunakan untuk pemeriksaan tersebut?

Pilihan Jawaban :
a. Spektroskopi Serapan Atom
b. Kromatografi Gas
c. Spektrofotometer
d. GCMS
e. HPLC
Kunci Jawaban: C
Referensi: Chada PV, Hutauruk J, 1995, Handbook of Forensic Medicine and Toxicology,
Edisi 5, Widya Medika, Jakarta
Kasus (vignete):
Sampel urin seorang perempuan usia 25 tahun harus di kirim oleh seorang ATLM ke laboratorium
toksikologi. Pasien diduga merupakan seorang pengguna NAPZA, Pengiriman urine memakan waktu
lebih dari 24 jam.
Pertanyaan soal (lead in):
Pertanyaan soal:
Untuk menjaga mutu hasil pengujian dari kemungkinan kesalahan terkait kualitas sampel, maka bahan
pengawet apakah yang harus ditambahkan untuk sampel tersebut?
Pilihan Jawaban:
a. Alkohol absolut (96 %)
b. Na azida 1%
c. NaCl Jenuh
d. Eter
e. NaF
Kunci Jawaban: B
Referensi: Cooper, G. and Negrusz, A. eds., 2013. Clarke's analytical forensic toxicology.
Pharmaceutical Press.
Kasus (vignete):
Seorang pasien berusia 35 tahun datang ke laboratorium membawa surat pengantar dari dokter untuk
diperiksa urinnya. Pada specimen urin diperiksa dengan penambahan reagen marquis di mana uji
tersebut menunjukkan warna ungu kemerah-merahan.
Pertanyaan soal:
Jenis opium apakah yang ditemukan pada kasus di atas?
Pilihan Jawaban :
a. Codein
b. Morphin
c. Papaverin
d. Thebain
e. Narkotin
Kunci Jawaban: b. Morphin
Referensi: Cheng, S. 1954. Double-Coloration Test for the Differentiation of
Opium Alkaloids. Journal of The American Pharmaceutical Association. Vol. XLIII
No. 13, 767-769.
Kasus (vignete):
Seorang pasien berusia 40 tahun datang ke laboratorium membawa surat pengantar dari dokter untuk
diperiksa urinnya. Pada specimen urin diperiksa dengan penambahan reagen frohde di mana uji
tersebut menunjukkan warna merah kecoklatan.
Pertanyaan soal:
Jenis opium apakah yang ditemukan pada kasus di atas?
Pilihan Jawaban :
a. Codein
b. Morphin
c. Papaverin
d. Thebain
e. Narkotin
Kunci Jawaban: d. Thebain
SITOHISTOTEKNOLOGI
Kasus (vignette)
Sebuah rumah sakit mengirim sampel berupa nasopharing ke laboratorium sitohistoteknologi untuk
proses pembuatan preparat jaringan. Cairan yang digunakan untuk proses fiksasi ternyata
menyebabkan nasopharing rusak. Salah satu penyebab rusaknya nasopharing adalah pemilihan cairan
fiksasi yang kurang sesuai.
Pertanyaan soal: Cairan fiksasi yang sesuai yaitu ?
Pilihan Jawaban :
a. Formalin buffer10 %
b. Glutaral dehide
c. Bouin
d. Alkohol 70%
e. carnoy
Kunci Jawaban d. Alkohol 70%
Referensi Cormack, D.1992. Histologi. Bina Rupa Aksara. Edisi 9. Jakarta.
IAPI. 2008. Pedoman Bahan untuk Pemeriksaan Histopatologi. IAPI. Jakarta
Mangunsudirdjo, S. 2000. Petunjuk Laboratorium Patologi Anatomi Kedokteran.
FKUI. Jakarta Spector. WG.1993.
Pengantar Patologi Umum. Edisi 3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sutisna, H. 1993. Patologi Kumpulan Kuliah Patologi Anatomi. Edisi 1. FKUI. Jakarta.
Kasus (vignette)
Proses pengecatan preparat jaringan uterus menggunakan cat hematoxylin dan eosin. Setelah dicat
dengan cat hematoxylin ternyata warna sitoplasma dari preparat terlalu tebal. Hal ini menyebabkan
preparat sulit untuk diamati.
Pertanyaan soal:
Untuk mengurangi warna sitoplasma yang terlalu tebal tersebut maka dilakukan proses :
Pilihan Jawaban :
a. Dealkoholisasi menggunakan larutan etanol 96 %
b. Deparafinisasi menggunakan larutan xylol
c. Decolorisasi menggunakan larutan HCl 2N
d. Dehidrasi menggunakan larutan alkohol
e. Clearing menggunakan larutan xylol
Kunci Jawaban c. Decolorisasi menggunakan larutan HCl 2N
Kasus (vignette)
Seorang analis menerima sampel jaringan dalam suatu wadah tertutup. Berdasarkan data-data pada
formulir terdapat permintaan pembuatan sediaan histologi. Setelah wadah sampel dibuka terdapat bau
busuk pada jaringan yang ternyata tidak direndam dalam suatu cairan yang benar.
Pertanyaan soal:
Apa sikap yang benar yang dilakukan oleh seorang analis tersebut?
Pilihan Jawaban :
PilihanJawaban :
A. Melanjutkan pengerjaan sampel karena analis bukan yang melakukan biopsy
B. Memberikan penjelasan tentang syarat sampel yang baik untuk diperiksa
C. Menerima sampel dengan diberi keterangan seadanya
D. Membuang sampel karena tidak memenuhi syarat
E. Menolak keras karena sampel sudah busuk
Kunci Jawaban B
Referensi 1. Bancroft, JD. Gamble, M, (2013). Teory and practice of histological
technique,Philadelphia: Elseiver
2. Kristian E., Inderiati D. (2017), Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis
(TLM): Sitohistoteknologi. PPSDMKes.
3. Handari Suntoro, 1983 Metode pewarnaan( Histologi dan Histokimia) ,
Bhratara Karya Aksara , Jakarta
4. Histologi Dasar, L Carlos Junqueira, Jose Carneiro, Robert O. Kelley
Kasus (vignette)
Seorang analis mengerjakan pembuatan preparat jaringan metode paraffin.
Pertanyaan soal:
Manakah urutan proses diatas yang benar?
Pilihan Jawaban :
A. Fiksasi-cutting-dehidrasi-clearing-infiltrasi-embeding
B. Fiksasi-cutting-dehidrasi-infiltrasi-clearing-embeding
C. Fiksasi-dehidrasi-cutting clearing-infiltrasi-embeding
D. Fiksasi-dehidrasi-clearing-infiltrasi-embeding-cutting
E. Fiksasi-cutting-dehidrasi-clearing-embeding-infiltrasi
Kunci Jawaban D
Kasus (vignette)
Pengambilan sampel telah di lakukan oleh petugas untuk proses histoteknologi, kemudian petugas
tersebut memasukkan organ tersebut ke dalam larutan jernih dengan tujuan membersihkan supaya
bebas darah tetapi tidak merusak sel-sel organ tersebut.
Pertanyaan soal:
Apakah nama larutan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. NaCl fisiologis
B. Formalin
C. Alcohol 70%
D. Alcohol
E. Xylol
Kunci Jawaban A
Kasus (vignette)
Supaya mudah dalam mengamati preparat jaringan yang sudah dibuat dengan metode parafin maka
diperlukan proses staining.
Pertanyaan soal:
Apa langkah pertama yang dilakukan pada proses tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Rehidrasi
B. Deparafinisasi
C. Inkubasi dalam larutan eosin
D. Inkubasi dalam asam-alkohol
E. Inkubasi dalam larutan hematoksilin
Kunci Jawaban B
Kasus (vignette)
Proses jaringan dimasukkan ke dalam larutan alcohol dari konsentrasi absolute, 95%, 80% kemudian
70% .
Pertanyaan soal:
Apa tujuan proses tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Mengawetkan jaringan
B. Menjernihkan jaringan
C. Mempermudah pengecoran
D. Mempermudah pengamatan
E. Mengisi jaringan dengan air
Kunci Jawaban E
Kasus (vignette)
Seorang analis melakukan perendaman sampel jaringan setebal 6x6 cm dalam 10 ml larutan formalin
selama 1 jam. Kemudian dilakukan proses histoteknologi lengkap dengan benar sesuai prosedur. Hasil
pewarnaan tidak seperti yang diharapkan, karena tidak merata pada semua lapang pandang.
Pertanyaan soal:
Apa faktor penyebab terjadinya hal itu?
Pilihan Jawaban :
A. Tidak dilakukan dehidrasi
B. Awal staining dengan deparafinisasi
C. Tidak dilakukan pengecekan terhadap Mikroskup
D. Besar jaringan tidak sesuai dengan volume fiksatif
E. Jenis kandungan yang ada dalam jaringan berbeda
Kunci Jawaban D
Kasus (vignette)
Jaringan yang sebagian besar adalah protein, pada proses perendaman dalam alhokol akan berubah
warna karena sifat dari protein tersebut. Perlu dilakukan penjernihan supaya dapat diamati.
Pertanyaan soal:
Apa nama larutan untuk proses itu?
Pilihan Jawaban :
A. Air
B. Xylol
C. Paraffin
D. Alcohol
E. Formalin
Kunci Jawaban B
Kasus (vignette)
Pada proses pewarnaan dengan HE , diperlukan pewarna hematoksilin, eosin, larutan asam alcohol,
ammonium karbonat, xylol. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Pertanyaan soal:
Apa larutan di atas yang mempunyai fungsi untuk mewarnai sitoplasma?
Pilihan Jawaban :
A. Eosin
B. Xylol
C. asam alcohol
D. Hematoksilin
E. Ammonium karbonat
Kunci Jawaban A
Kasus (vignette)
Anda sebagai ATLM diminta oleh dokter untuk melakukan prosesing jaringan yang dimaksudkan untuk
melihat gambaran sel purkinje.
Pertanyaan soal:
Terdapat pada organ apa sel tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Hati
B. Ginjal
C. Cerebrum
D. Cerebellum
E. Ganglion Gaseri
Kunci Jawaban: D. Cerebellum
Referensi: Didik Sumanto,Belajar Sitohistoteknologi untuk pemula, IAKIS Semarang
Perhimpunan Spesialis PA Indonesia, 2008, Pedoman Penanganan Bahan
Pemeriksaan Histologi, Jakarta
Anthony L. Mescher, Histologi Dasar, edisi 12, EGC,
Soal:
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan terhadap jaringan yang sudah diwarnai menggunakan HE.
Jaringan tersebut tampak bertumpuk dan berbentuk bulat besar, transparan dengan inti berada pada
bagian tepi.
Pertanyaan soal:
Jaringan tersebut adalah …
Pilihan jawaban:
A. Epitel
B. Lemak
C. Badan Nissl
D. Microvili
E. Kolagen
Kunci jawaban: B
Referensi: Mescher, A. L. 2010. Junquiera’s Basic Histology Text and Atlas. 12th Edition. The
McGraw Hill Companies.
Soal
Pertanyaan Soal:
Jaringan tumor yang diterima laboratorium Patologi berukuran 6x6 cm dan direndam dalam 10 ml
formalin 10% sejak 24 jam yang lalu dan jaringan diletakkan dalam toples kaca tertutup. Selenjutnya akan
dilakukan pemotongan makroskopis. Pemotongan yang dilakukan menemukan adanya jaringan yang
membusuk pada bagian tengah jaringan.
Apakah yang menyebabkan hal tersebut?
Pilihan Jawaban:
a. Proses fiksasi terlalu singkat
b. Volume fiksatif terlalu sedikit
c. Kesalahan konsentrasi fiksatif
d. Pengiriman sampel yang hampa udara
e. Bahan wadah sampel yang tembus cahaya
Kunci Jawaban: B
Referensi: Bancroft
Soal
Pertanyaan Soal:
Pewarnaan kedua yang dilakukan pada pewarnaan rutin adalah diwarnai dengan eosin. Urutan tahapan
sebelum pewarnaan eosin adalah dilakukan rehidrasi.
Karena apakah dilakukan hal tersebut?
Pilihan Jawaban:
a. Mengurangi kekerasan jaringan
b. Pelarut cat eosin adalah aquades
c. Untuk melakukan proses blueing
d. Agar jaringan terikat pada object glass
e. Supaya tidak terjadi pengerutan jaringan
Kunci Jawaban: B
Referensi: Eroschenko VP. Atlas Histologi DiFiore. EGC
Soal
Pertanyaan Soal:
Hasil prosesing dan pengecatan jaringan diperiksa untuk mengetahui kelayakan untuk dilakukan
pengamatan dan dari hasil pemeriksaan mikroskopis menunjukkan terdapat gambaran kabur seperti
berkabut pada sediaan yang dibuat.
Apakah yang menyebabkan hal tersebut?
Pilihan Jawaban:
a. Fiksatif terlalu pekat
b. Bahan pewarna yang salah
c. Waktu clearing yang kurang
d. Potongan jaringan terlalu tebal
e. Embedding dengan suhu terlalu tinggi
Kunci Jawaban: C
Soal
Pertanyaan Soal:
Pengamatan mikroskopis dari hasil pengecatan rutin jaringan menunjukkan adanya gambaran sel yang
saling bertumpuk.
Apakah tahapan yang perlu diperbaiki?
Pilihan Jawaban:
a. Dehidrasi
b. Deparafinasi
c. Penjernihan dengan xylol
d. Perendaman larutan fiksasi
e. Pemotongan dengan mikrotom
Kunci Jawaban: E
Soal:
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan terhadap jaringan yang diduga mengalami kelainan.
Jaringan tersebut diwarnai dengan teknik pewarnaan yang akan mewarnai komponen jaringan
berdasarkan kemampuan menyerap cat bersifat asam dan basa.
Pertanyaan soal:
Teknik pewarnaan yang digunakan adalah …
Pilihan jawaban:
A. Chromaffin
B. Periodic Acid Schiff (PAS)
C. Hematoxilyn-Eosin
D. Giemsa
E. Sudanofil
Kunci jawaban: C
Referensi: Jusuf, A.A. 2010. Histoteknik Dasar. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Soal:
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan terhadap jaringan yang diduga mengalami kelainan.
Setelah melakukan sejumlah tahapan teknik pembuatan preparat histologi, didapatkan preparat berisi
sel-sel yang terwarnai namun tampak sitoplasma sel rusak.
Pertanyaan soal:
Apakah tahapan teknik yang kemungkinan tidak dijalankan dengan benar adalah …
Pilihan jawaban:
A. Fiksasi
B. Dehidrasi
C. Clearing
D. Inflitasi
E. Embedding
Kunci jawaban: A
Referensi: Mescher, A. L. 2010. Junquiera’s Basic Histology Text and Atlas. 12th Edition.
The McGraw Hill Companies.
Soal:
Seorang ATLM menggunakan teknik pewarnaan HE terhadap spesimen jaringan. Dari pengamatan
mikroskopis, tampak adanya kumpulan sel epitel kuboid.
Pertanyaan soal:
Apakah warna dari inti sel yang diamati?
Pilihan jawaban:
A. hijau
B. cokelat
C. kemerahan
D. perak
E. biru gelap
Kunci jawaban: E
Kasus (vignette)
Jaringan yang baru diambil dari pasien melalui operasi harus segera dimasukkan ke dalam larutan NBF
10%.
Pertanyaan soal:
Apa tujuan proses tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Mengeluarkan air dari dalam sel dan jaringan
B. Mempertahankan keadaan sel dan jaringan seperti aslinya
C. Memberikan pewarnaan awal pada jaringan
D. Memadatkan jaringan supaya dapat dipotong dengan mudah
E. Menjernihkan sel dan jaringan agar dapat terwarna dengan baik
Kunci Jawaban: B. Mempertahankan keadaan sel dan jaringan seperti aslinya
Referensi: Suvarna, S.K., Layton, C., Bancroft, J.D.,2013, Bancroft’s Theory and Practice of
Histological Techniques, Churchill Livingstone Elsevier, United Kingdom
Kasus (vignette)
Processing jaringan dapat dilakukan secara manual maupun otomatis menggunakan alat tissue
processor.
Pertanyaan soal:
Tahapan apa yang pertama kali dilakukan pada tissue processor?
Pilihan Jawaban :
A. Rehidrasi
B. Clearing
C. Dehidrasi
D. Fiksasi
E. Impregnasi
KunciJawaban: C. Dehidrasi
Kasus (vignette)
Pengecatan HE adalah teknik pengecatan rutin di dalam pemeriksaan jaringan secara histopatologis.
Pertanyaan soal:
Bahan apa yang berfungsi sebagai cat pembanding dalam pengecatan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Eosin alkohol
B. Eosin 1 %
C. Eosin
D. Orange G
E. Congo red
KunciJawaban: B. Eosin 1 %
Kasus (vignette)
Laboratorium Patologi Anatomi menerima sampel berupa jaringan tulang yang telah difiksasi dengan
NBF 10%, dengan permintaan jaringan tersebut dibuat preparat HE. Sebelum dilakukan prosesing
jaringan, harus dilakukan tahap dekalsifikasi.
Pertanyaan soal:
Larutan apa yang harus digunakan untuk tahap tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. alkohol
B. asamformiat
C. formalin
D. paraffin
E. xilol
KunciJawaban: B. asamformiat
Kasus (vignette)
Prosesing jaringan sebelum dibuat preparat memerlukan serangkaian proses. Salah satu tahap yang
harus dilakukan adalah impregnasi, yaitu masuknya paraffin ke dalam jaringan. Untuk menjamin jaringan
siap menerima parafin, perlu dilakukan satu tahap penting sebelumnya.
Pertanyaan soal:
Apakah nama tahap yang dimaksud?
Pilihan Jawaban :
A. Fiksasi
B. Dehidrasi
C. Clearing
D. Infiltrating
E. Embedding
KunciJawaban: C. Clearing
Kasus (vignette)
Pengecatan Papanicolaou dilakukan untuk pemeriksaan sitologi di suatu laboratorium Patologi Anatomi
dengan menggunakan 3 macam zat warna.
Pertanyaan soal:
Zat warna manakah yang berfungsi memberi warna pada inti sel?
Pilihan Jawaban:
A. Eosin
B. Eosin alkohol
C. Harris’s hematoxylin
D. Mayer’s hematoxylin
E. Orange G
KunciJawaban: C. Harris’s hematoxylin
Soal
Hasil pemeriksaan sampel organ dari seorang pasien, didapatkan hasil yang kurang baik, yaitu terjadi
perubahan struktur jaringan tersebut akibat adanya autolisis enzim pada jaringan tersebut.
Pertanyaan Soal:
Apakah tahapan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya hal tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. fiksasi
B. clearing
C. staining
D. dehidrasi
E. embedding
Kunci Jawaban: A
Muntiha M. 2001. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan
Referensi: dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Temu Teknis Fungsional Non
Peneliti 2001
Soal
Seorang wanita 41 tahun mengalami keluhan pada organ kewanitaannya. Setelah 2 minggu sejak hari
terakhir menstruasi, wanita tersebut diberi tindakan papsmear. Prosesing jaringan dilakukan dalam
beberapa tahap. Tahapan pertama yang dilakukan yaitu fiksasi.
Pertanyaan Soal:
Apakah reagen yang dapat digunakan untuk tahapan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Akuades
B. Formalin
C. Alkohol
D. Xilene
E. HCL
Kunci Jawaban: C
Soal
Pada pemeriksaan untuk mengetahui kandungan glikoprotein pada suatu jaringan, diperlukan slide
jaringan yang dapat mendemonstrasikan hal tersebut dengan menggunakan teknik pewarnaan tertentu.
Pertanyaan Soal:
Apakah teknik pewarnaan yang digunakan?
Pilihan Jawaban :
A. Giemsa
B. Sudanofil
C. Chromaffin
D. Hematoxilyn-Eosin
E. Periodic Acid Schiff (PAS)
Kunci Jawaban: E
Suvarna SK, Layton C, Bancroft JD. 2013. Bancroft’s
Referensi: Theory and Practice of Histological Techniques. Churchill
Livingstone Elsevier
HEMATOLOGI I
Kasus (vignette)
Pasien seorang pria usia 62 tahun dengan riwayat batuk beberapa minggu dengan riwayat pernah BTA
positif . Dokter meminta pemeriksaan LED, bahan pemeriksaan LED (Laju Endap Darah) menggunakan
antikoagulan Na Sitrat 3,8%.
Pertanyaan soal:
Berapa perbandingan darah dengan antikoagulan pada kasus tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. 1 : 2
B. 1 : 4
C. 2 : 1
D. 4 : 1
E. 4 : 2
Kunci Jawaban: D
Referensi: Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke 9 .Jakarta: PT Dian
Rakyat 2009
Kasus (vignette)
Andi seorang TLM di bekerja disuatu laboratorium Klinik Pratama, di laboratorium tersebut metode
pengukuran kadar hemoglobin masih menggunakan cara semi otomatik yaitu cara Sianmet, Karena
kehabisan reagen Drabkin Andi membuat Drabkins baru, standar hemoglobin yang ada kadarnya 16,0
g%, setelah 20 ul Standar Hb dilarutkan dengan 5,0 ml Drabkins diukur absorbsi dan mendapat nilai
0,4530.
Pertanyaan soal:
Berapakan faktor reagen Drabkins yang dibuat Andi tersebut ?
A. 7,25
B. 11.3
C. 22,6
D. 35.3
E. 72.5
Kunci Jawaban: D
Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media
Kasus (vignette)
Dilakukan pemeriksaan hitung jenis lekosit dengan pewarnaan May Grienwald, setelah preparasi sediaan
apus di cat dengan May Grienwald, hasil pewarnaan didapatkan sel lekosit dengan mononuklear, tanpa
granulosit, kromatin inti memadat, siplasma biru muda.
Pertanyaan soal:
Apakah nama sel dengan cirri cirri tersebut diatas ?
A. Monosit
B. Limfosit
C. plasmosit
D. granulosit
E. metamielosit
Kunci Jawaban: B

Kasus (vignette)
Petugas Phlebotomy melakukan plebotomi vena untuk pengambilam darah vena, parameter yang akan
diperiksa berturut turut ialah kadar Hemoglobin, hitung sel lekosit, hitung jenis lekosit, laju endap darah
dan nilai hematokrit.
Pertanyaan soal:
Tabung vacutainr manakan yang dipilih untuk keperluan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Vacutainer tutup merah
B. Vacutainer tutup ungu
C. Vacutainer tutup hijau
D. Vacutainer tutup biru
E. Vacutainer tutup abu abu
Kunci Jawaban B

Kasus (vignette)
Pemeriksaan hitung jumlah trombosit Direk, dilakukan Dani seorang TLM dengan cara 20 ul darah
ditambahkan ke dalam 3,98 ml reagen Ammonium okslat 1%, setelah dihitung dalam 160 kotak kecil
didapatkan sel trombosit sebanyak 105 sel
Pertanyaan soal:
Hitung berapa jumlah sel trombosit dalam 1 mmk ?
Pilihan Jawaban :
A. 90000 sel
B. 80000 osel
C. 70000 sel
D. 60000 sel
E. 50000 sel
Kunci Jawaban B

Kasus (vignette)
Kelianan morfologi ertrosit pada kasus thallasemia dapat memberi bahan kajian untuk mendiagnose
kasus tersebut disamping pemeriksaan lainnya. Pada Thalklasemia ditemukan variasi sel eritrosit dalam
benyuk dan ukuran eritrosit dan bahkan sering ditemukan beberapa benda inklusi di sediaan apus
darah tepi.
Pertanyaan soal:
Bentuk benda inklusi apakah yang dapat ditemukan pada kasus diatas ?
Pilihan Jawaban :
A. Normoblas, Plasmodium, howell joly bodies
B. Basophilic stippling, krenated, normoblas
C. Plasmodium, cincin cabot, basophilic stippling
D. Cincin cabot, retikulosit, normoblas
E. Normoblas, cincin cabot, howell joly bodies
Kunci Jawaban E
Referensi Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke 9 .Jakarta: PT
Dian Rakyat 2009
Kasus (vignette)
Gambaran sel eritrosit muda ini sekilas mirip dengan sel limfosit, tetapi jika dicermati ada perbedaan
yang nyata dengan sel limfosit tersebut. Inti sel ini relative bulat sferis, kromatin padat sehingga hasil
pewarnaan member gambaran merah keunguan yang pekat dengna sitoplasma orthokromik.
Pertanyaan soal:
Sel eitrosit muda manakah dengan gambaran mirip limfosit tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Normoblas asidofilik
B. Normoblast basofilik
C. Normoblas polikromatofilik
D. Makroblas basofilik
E. Mikroblas polikromatofilik
Kunci Jawaban A
Soal
Seorang wanita 35 tahun mejalani pemeriksaan darah rutin. Dari hasil pemeriksaan LED. metode
Westergren didapatkan nilai 30 mm/jam, dan nampak buffy coat setinggi 2 mm. Analis melakukan
crosscheck dengan pemeriksaan Hb dan jumlah lekosit absolut sebagai lsalah satu cara mengetahui
kesesuaian dan keakurasian hasil.
Pertanyaan Soal:
Bagaimana kemungkinan hasil pemeriksaan kadar Hb dan jumlah lekosit absolut dengan hasil LED
seperti diatas ?
Pilihan Jawaban :
a. Kadar Hb dan jumlah lekosit absolut normal.
b. Kadar Hb normal dan lekopenia
c. Kadar Hb rendah dan lekositosis
d. Kadar Hb normal dan lekositosis.
e. Kadar Hb rendah dan lekopenia
Kunci Jawaban: C
Referensi: 1. Hardjoeno H, Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik,
Makasar: LEPHAS. 2003
2. Bain BJ, Bates I, Laffan MA, Levis MS, Practical Haematology 11
th.ed. London:Elsevier Churchill Livingstone, 2012.
3. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI,
Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory
Practice), 3rd.ed. Jakarta, 2004
4. Dirjen Kefarmasian.Kemenkes RI. Indonesia.Pedoman Interpretasi
Data Klinik. Jakarta:2011.
Soal
Seorang TLM melakukan pemantapan mutu kualitas internal dengan menggunakan spesimen kontrol.
Dari hasil pemeriksaan nilai Hb terukur selalu mendapatkan 2g/dl lebih tinggi dari nilai sesungguhnya
(true value)
Pertanyaan Soal:
Apa jenis kesalahan yang didapatkan pada kasus tersebut ?
Pilihan Jawaban :
a. Technical error
b. Constant systematic error
c. Proportional systematic error
d. Random error
e. Systematic error
Kunci Jawaban: B
Siregar CJ.Praktik Sistem Manajemen Laboratorium-Pengujian yang Baik
Referensi: (Good Testing-Laboratory Management System Practice). Jakarta : Penerbit
buku kedokteran, EGC. 2002
Soal
Pada suatu pemeriksaan gol darah ABO system dengan cara slide dan tabung, didapatkan hasil
aglutinasi halus dan tidak jelas. Untuk memastikan adanya aglutinasi, kemudian dilakukan pengamatan
dibawah mikroskop dan didapatkan eritrosit dengan susunan rouleaux formation.
Pertanyaan Soal:
Apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan kepastian hasil ?
Pilihan Jawaban :
a. Cukup melakukan pengamatan dibawah mikroskop untuk mengetahui adanya aglutinasi.
b. Dilakukan penambahan NaCL fisilogis pada sediaan untuk membedakan rouleaux
formation dengan aglutinasi
c. Meminta analis lain untuk melakukan pemeriksaan ulang
d. Melaporkan rouleaux formation sebagai aglutinasi
e. Melaporkan rouleaux formation sebagai nonaglutinasi.
Kunci Jawaban: B
Calgary Laboratory Services. Medical Interpretation Guidelines, Kanada ; 2016
Referensi:
Soal
Seorang TLM diminta untuk melakukan pemeriksaan hitung jenis sel pada sediaan apus darah tepi,
pada saat melakukan pengamatan sedian apus mendapatkan beberapa sel dengan ciri ; ukuran besar,
sitoplasma biru tua dan sempit, tidak didapatkan adanya granula, inti sel besar, kromatin halus dan
nampak adanya nukleoli.
Pertanyaan Soal:
Apa nama sel tersebut ?
Pilihan Jawaban :
a. Blast cells
b. Limfosit besar
c. Limfosit
d. Polikromathophilic normoblast
e. Orthokromathophilic normoblast
Kunci Jawaban: A
Heckner, Atlas hematologi, 11th.ed.Freund M.editor.Jakarta; Penerbit buku
Referensi: kedokteran EGC; 2015
Soal
Seorang pasien datang dengan permintaan permintaan pemeriksaan darah lengkap, dan tes
Plasma Protrombin Time (PPT). Sebelumnya TLM melakukan plebotomi dengan vacutainer untuk
mendapatkan spesimen darah.
Pertanyaan Soal:
Apa jenis vacutainer yang digunakan?
Pilihan Jawaban :
a. Tabung bertutup merah dan tabung bertutup abu-abu
b. Tabung bertutup biru terang dan tabung bertutup ungu.
c. Tabung bertutup hijau dan tabung bertutup ungu
d. Tabung bertutup hitam dan tabung bertutup ungu
e. Tabung bertutup kuning dan tabung bertutup abu -abu
Kunci Jawaban: B
1. Calgary Laboratory Services, Blood Collection
Referensi: Guidelines.form;https://www.calgarylabservices.com/.../blood-
collection-guideli
2. BD Vacutainer® -- The World’s Most Trusted Brand of Specimen
Collection Products. Available form www.bd.com/vacutainer/
Soal
Seorang laki-laki 15 tahun dengan diagnosa anemia, melakukan pemeriksaan darah rutin. Hasil
pemeriksaan kadar Hb mendapatkan 5 mg/dL dan pada sediaan apus darah tepi nampak gambaran
sebagai berikut :

Pertanyaan Soal:
Apa Sel yang ditunjuk ?
Pilihan Jawaban :
a. Tear drop
b. Mikrosit
c. Sel crenasi
d. Schistosit
e. Achantosit
Kunci Jawaban: D
Heckner, Atlas hematologi, 11th.ed.Freund M.editor.Jakarta;
Referensi: Penerbit buku kedokteran EGC; 2015
Soal
Pada pemeriksaan darah rutin seorang analis memerlukan 3 ml darah. Untuk mencegah terjadinya
aglutinasi pada sampel perlu penambahan antikoagulan EDTA. Ada dua pilihan bentuk EDTA yang
bisa digunakan yaitu EDTA padat atau EDTA cair 10 %.
Pertanyaan Soal:
Jika menggunakan EDTA padat atau cair, berapa jumlah EDTA yang diperlukan untuk mencegah
pembekuan 3 ml darah ?
Pilihan Jawaban :
a. 1 mg EDTA padat atau 10 µL EDTA cair.
b. 3 mg EDTA padat atau 0,01 ml EDTA cair
c. 1-2 mg EDTA padat dan 5-10 µl EDTA cair
d. 1-3 mg EDTA padat dan 5-10 µl EDTA cair
e. 3 mg EDTA padat atau 0,03 ml EDTA cair
Kunci Jawaban: E
1. R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik. Bandung: Dian
Referensi: Rakyat; 1992.
2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI,
Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory
Practice), 3rd.ed. Jakarta, 2004.
3. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.Kanada.
Available form;https://www.calgarylabservices.com/.../blood-
collection-guideline.
Soal
Seorang TLM melakukan hitung jumlah lekosit dengan menggunakan bilik hitung. Sebelumnya
dilakukan pengenceran darah dengan larutan Turk. Darah dipipet dengan pipet thoma lekosit
sampai tanda 0,5 dan pengencer dipipet sampai tanda 11. Setelah diamati dengan bilik Improved
Neubauer didapatkan lekosit pada kotak I= 30, kotak II= 35, kotak ke III= 28 dan kotak ke-IV= 40.
Pertanyaan Soal:
Berapa jumlah lekosit absolut /µl darah ?
Pilihan Jawaban :
a. 5500 sel / µl darah
b. 6650 sel/ µl darah
c. 3325 sel/ µl darah
d. 4500 sel/ µl darah
e. 6000 sel / µl darah
Kunci Jawaban: B
Soal
Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan Darah lengkap dari sampel darah EDTA yang dikirim
dengan etiket :
Nama : Tn. Amir
Usia : 48 tahun
JK : Laki-laki
Sampel darah tersebut diambil pada jam 07.00 WIB dan diterima oleh Analis pada jam 09.30 WIB.
Pertanyaan Soal:
Pada sampel darah diatas, Jenis pemeriksaan darah lengkap apa yang dapat dipengaruhi oleh waktu
tersebut ?
Pilihan Jawaban :
a. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Hematokrit dan LED.
b. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit dan LED.
c. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit dan SAD.
d. Jumlah lekosit, Jumlah Trombosit, LED dan SAD.
e. Jumlah lekosit, Jumlah Trombosit, LED dan Hematokrit.
Kunci Jawaban: D
FKUI. 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi
Referensi: Sederhana, Jakarta
Soal
Dilakukan pemeriksaan hitung jumlah trombosit atas permintaan dokter pada sampel darah EDTA.
Pemeriksaan trombosit menggunakan alat hitung otomatis dengan hasil 80.000 sel/µl darah. Untuk
memastikan hasil tersebut, maka dilakukan verifikasi dengan pemeriksaan darah tepi.
Pertanyaan Soal :
Pada sampel darah diatas, alasan apakah yang paling tepat untuk dilakukan verifikasi alat ?
Pilihan Jawaban :
a. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap gumpalan trombosit.
b. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap giant trombosit.
c. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap satellite trombosit.
d. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap fragmentasi eritrosit.
e. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap fragmentasi trombosit.
Kunci Jawaban: A
Soal
Seorang analis diminta melakukan perhitungan indeks eritrosit pada pasien yang didiagnosa menderita
anemia defisiensi besi dan mendapatkan hasil sebagai berikut :
MCV : 68 fl
MCH : 22 pikogram.
MCHC : 29 %
Kemudian analis melakukan konfirmasi hasil tersebut dengan pemeriksaan SADT.
Pertanyaan Soal:
Pada kasus diatas, gambaran khas apa yang terlihat pada Sedian Apus Darah ?
Pilihan Jawaban :
a. Normositik Normokhrom
b. Makrositik Normokhrom
c. Mikrositik Normokhrom
d. Mikrositik Hipokhrom
e. Mikrositik Normokhrom
Kunci Jawaban: D
Referensi: Waterbury, L. 1998. Buku Saku Hematologi, EGC. Jakarta
Soal
Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan darah rutin pada pasien pria usia 55 tahun yang
didiagnosa menderita Multiple Myeloma dan mendapatkan hasil sebagai berikut :
Kadar Hemoglobin : 8 gr/µl
Jumlah Leukosit : 22.000 sel/ µl darah.
LED : 110 mm/jam
Kemudian analis melakukan konfirmasi hasil tersebut dengan pemeriksaan SADT.
Pertanyaan Soal:
Pada kasus diatas, gambaran khas apa yang terlihat pada Sedian Apus Darah ?
Pilihan Jawaban :
a. Cigar sel
b. Elliptosis
c. Rouleaux
d. Spherosit
e. Tear drop sel
Kunci Jawaban: C
Sacher, R.A, Mcpherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil
Referensi: Pemeriksaan Laboratorium,EGC. Jakarta
Soal
Seorang pasien datang dengan membawa surat pengantar dari dokter dimana pemeriksaan yang
diminta adalah hitung jumlah leukosit yang diduga pasien ini mengalami infeksi. Dimana analis tersebut
bekerja pada laboratorium sederhana peralatan yang ada juga sangat sederhana,
Pertanyaan Soal:
Reagen apakah yang digunakan pada pemeriksaan ?
Pilihan Jawaban :
a. Rees ecker
b. Turk
c. Lugol
d. Hayem
e. Eosin
Kunci Jawaban: B
Referensi: Kowalak, Jennifer P, Welsh William, 2010, Uji Diagnostik, EGC. Jakarta
Kasus (vignette)
Dilakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi atas permintaan dari dokter, dengan diagnosa
keracunan timbal. Ketika dilakukan pemeriksaan terhadap sediaan apus darah tepi, didapatkan kelainan
bentuk sel eritrosit yang disebabkan oleh keracunan timbal yang kronis.
Pertanyaan soal:
Apakah nama kelainan bentuk sel eritrosit tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Burr sel
B. Ovalosit
C. sferosit
D. Basophilik stipling
E. eliptosit
Kunci Jawaban: D
Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media
Kasus (vignette)
Seorang pasien datang ke laboratorium atas permintaan dokter. Pasien tersebut sudah masuk ke dalam
ruang sampling dan membawa formulir permeriksaan.
Pertanyaan soal:
Apakah tindakan yang pertama dilakukan ?
Pilihan Jawaban :
A. Sapa pasien dan perkenalkan diri, sambil konfirmasi identitas pasien dan formulir
pemeriksaan sebelum pengambilan darah
B. Persiapkan pasien pada posisi duduk dan siap untuk dilakukan pengambilan darah
C. Teliti jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dan verifikasi persiapan pasien bila ada
misalnya puasa, dll
D. Siapkan jenis tabung pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan
E. Tempelkan label nama atau identitas pasien pada tabung yang akan diisi spesimen darah
kemudian diperlihatkan pada pasien
Kunci Jawaban: A
Referensi: Modul Pelatihan Nasional. Flebotomi Dasar bagi Analis Kesehatan.2012 Edisi 2.
Kasus (vignette)
Atas permintaan dokter, dilakukan pemeriksaan apusan darah tepi. Disiapkan tabung yang berisi EDTA
cair sebanyak 400 µL dan ditambahkan sampel darah sebanyak 1 mL kemudian dihomogenkan.
Setelah fiksasi preparat apusan, digenangi dengan giemsa selama 20 menit. Pada pemeriksaan
mikroskopis didapatkan bentuk eritrosit yang krenasi dan trombosit yang membesar.
Pertanyaan soal:
Apakah yang menyebabkan kelainan tersebut terjadi ?
Pilihan Jawaban :
A. Pendiaman cat terlalu lama
B. Buffer phospat terlalu asam
C. Fiksasi tidak sempurna
D. Penggunaan giemsa dengan buffer tidak tepat
E. Perbandingan EDTA dengan darah tidak sesuai
Kunci Jawaban: E
Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media
Modul Pelatihan Nasional. Flebotomi Dasar bagi Analis Kesehatan.2012 Edisi 2.
Kasus (vignette)
Atas permintaan dokter dilakukan flebotomi pada pasien perempuan berusia 55 tahun. Diketahui bahwa
pasien tersebut pasca oprasi mastectomy pada sisi bagian kanan.
Pertanyaan soal:
Tindakan apa yang dilakukan untuk pengambilan darah ?
Pilihan Jawaban :
A. Melakukan flebotomi pada lengan yang sama dengan sisi mastectomy
B. Melakukan flebotomi bagian punggung tangan
C. Melakukan flebotomi pada lengan bagian kanan
D. Melakukan flebotomi pada lengan bagian kiri
E. Melakukan flebotomi darah kapiler
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette)
Dilakukan flebotomi menggunakan spuit/syringe untuk pemeriksaan darah rutin, kemudian sampel
darah dimasukan ke dalam tabung vakum EDTA dengan cara menusukan jarum ke dalam tabung dan
disemprotkan dengan menekan pendorong suntikan. Sampel dihomogenkan dengan cara membolak-
balik tabung sebanyak 8-10 kali. Pemeriksaan dikerjakan 1 jam setelah pengambilan darah. Hasil
pemeriksaan menggunakan Hematology Analyzer didapatkan jumlah eritrosit sangat rendah dan nilai
hemoglobin normal.
Pertanyaan soal:
Faktor apakah yang menyebabkan jumlah eritrosit menjadi rendah dalam kasus tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Homogenisasi kurang menyebabkan darah tidak bercampur dengan antikoagulan
B. Penundaan pemeriksaan selama 1 jam
C. Kesalahan penggunaan jenis antikoagulan
D. Alat otomatis tidak akurat
E. Sebagian eritrosit lisis
Kunci Jawaban: E
Kasus (vignette)
Peningkatan sel darah merah yang masih mengandung RNA mengindikasikan bahwa produksi eritrosit
dipercepat sedangkan penurunan sel darah merah yang masih mengandung RNA mengindikasikan
produksi eritrosit oleh sumsum tulang berkurang. Atas permintaan dokter dilakukan pemeriksaan untuk
menghitung sel yang masih mengandung RNA tersebut.
Pertanyaan soal:
cat apakah yang harus digunakan untuk menghitung sel tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Wright
B. BCB
C. Giemsa
D. Hayem
E. Turk
Kunci Jawaban: B
Referensi: Pedoman Interpretasi Data Klinik. 2011. Kemenkes RI
Kasus (vignette)
Hal yang perlu diperhatikan dalam batas waktu penyimpanan spesimen adalah suhu, jenis antikoagulan
dan jenis pemeriksaan. Spesimen darah EDTA sering disimpan pada suhu kamar sebelum
pemeriksaan.
Pertanyaan soal:
Hal apakah yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan menggunakan specimen
tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. KED harus diperiksa dalam waktu kurang dari 6 jam
B. Hitung eritrosit harus diperiksa dalam waktu kurang dari 10 jam
C. Hitung trombosit harus diperiksa dalam waktu kurang dari 1 jam
D. Hitung hematokrit harus diperiksa dalam waktu kurang dari 10 jam
E. Pembuatan preparat apus yang belum difiksasi harus diperiksa dalam waktu kurang dari 2 jam
Kunci Jawaban: C
Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media
Kasus (vignette)
Dilakukan pemeriksaan apusan darah untuk menilai morfologi sel darah (menilai plasma dan inti
nucleus) untuk mengetahui jenis sel muda.
Pertanyaan soal:
Cat apakah yang digunakan ?
Pilihan Jawaban :
A. Wright
B. Giemsa
C. Eosin
D. BCB
E. Hayem
Kunci Jawaban: A
Kasus (vignette)
Seorang pasien datang membawa formulir pemeriksaan malaria atas permintaan dokter. Kemudian
dilakukan pemeriksaan apusan darah untuk mengetahui jenis dan stadium parasit darah.
Pertanyaan soal:
Cat apakah yang lebih baik digunakan ?
Pilihan Jawaban :
A. Wright
B. Giemsa
C. Eosin
D. BCB
E. Hayem
Kunci Jawaban: B
Kasus (vignette)
Dari sampel darah EDTA yang diperoleh dilakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit. Data yang ada
diketahui bahwa pasien berusia 7 tahun dengan diagnosis infeksi cacing. Hasil pemeriksaan didapatkan
salah satu jenis leukosit meningkat yang mendukung diagnosis dokter.
Pertanyaan soal:
Jenis leukosit apakah yang meningkat ?
Pilihan Jawaban :
A. Basofil
B. Netrofil segmen
C. Monosit
D. Eosinofil
E. Limfosit
Kunci Jawaban: D
Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media
Pedoman Interpretasi Data Klinik. 2011. Kemenkes RI
Kasus (vignette)
Dilakukan pemeriksaan darah rutin terhadap pasien dengan diagnosis demam berdarah. Dari hasil
pemeriksaan menggunakan hematology analyzer didapatkan jumlah trombosit 80.000 sel/µL darah.
Pertanyaan soal:
Apakah yang dilakukan untuk validasi hasil tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Mengulangi pemeriksaan
B. Mengulangi pengambilan darah
C. Hasil sudah valid karena sesuai dengan diagnosis
D. Melakukan konfirmasi hasil dengan apusan darah tepi
E. Menyerahkan hasil tersebut kepada dokter yang bertugas
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette)
Seorang pasien datang ke ruang sampling dengan membawa form pemeriksaan laboratorium dari
dokter. Dalam form pemeriksaan tersebut terdapat permintaan pemeriksaan darah lengkap,
pemeriksaan kimia darah, kultur darah dan pemeriksaan hemostasis.
Pertanyaan soal:
Manakah urutan pengambilan sampel darah yang benar dalam kasus tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Kultur darah-Hemostasis-Kimia darah-Darah Lengkap
B. Hemostasis-Kultur darah- Kimia darah-Darah Lengkap
C. Kultur darah- Hemostasis-Darah lengkap-Kimia darah
D. Darah Lengkap-Kultur darah-Hemostasis-Kimia darah
E. Kimia darah- Kultur darah-Hemostasis-Darah Lengkap
Kunci Jawaban: A
Referensi: Modul Pelatihan Nasional. Flebotomi Dasar bagi Analis Kesehatan.2012 Edisi 2.
Kasus (vignette)
Dilakukan pemeriksaan apusan darah tepi atas permintaan dokter. Preparat tersebut difiksasi dengan
metanol dan dicat menggunakan pewarnaan giemsa. Ketika dilakukan pemeriksaan dibawah
mikroskop, didapatkan sel eritrosit yang berlubang pada bagian tengahnya.
Pertanyaan soal:
Apakah yang menyebabkan keaadaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Perbandingan buffer phosphate dengan giemsa tidak sesuai
B. Larutan Cat terlalu asam
C. Larutan Cat terlalu basa
D. Kondisi klinis pasien
E. Fiksasi dengan methanol tidak sempurna
Kunci Jawaban: E
Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media
Kasus (vignette)
Hasil indeks eritrosit darah pasien menunjukan MCV 60 fL, MCH 30 pg, dan MCHC 33%. Kemudian
dilakukan pemeriksaan Apusan Darah Tepi untuk memastikan hasil tersebut.
Pertanyaan soal:
Gambaran apakah yang akan terlihat dalam apusan darah berdasarkan kasus tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Mikrositik Normokrom
B. Mikrositik Hipokrom
C. Makrositik Hipokrom
D. Normositik Normokrom
E. Normositik Normokrom
Kunci Jawaban: A
Kasus (vignette)
Dilakukan pemeriksaan darah pada pasien wanita usia 29 tahun dengan diagnosis sementara anemia.
Pertanyaan soal:
Jenis pemeriksaan apakah yang mendukung diagnosis tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. HJL
B. Kadar Hemoglobin
C. OFT
D. Jumlah Trombosit
E. Jumlah Leukosit
Kunci Jawaban: B
Referensi: Pedoman Interpretasi Data Klinik. 2011. Kemenkes RI
Kasus (vignette)
Seorang pasien datang membawa formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dari dokter.
Berdasarkan formulir tersebut akan dilakukan pemeriksaan APTT dan PTT.
Pertanyaan soal:
Antikoagulan apakah yang tepat untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. EDTA
B. Na-sitrat
C. Heparin
D. Oksalat
E. K2EDTA
Kunci Jawaban: B
Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media
Kasus (vignette)
Sampel darah pasien diterima petugas beserta form permintaan pemeriksaan dengan diagnosis
Thallasemia. Berdasarkan form tersebut, petugas diminta melakukan pemeriksaan untuk mengetahui
kemampuan eritrosit menahan terjadinya hemolisis dalam larutan hipotonis.
Pertanyaan soal:
Pemeriksaan apakah yang dimaksud?
Pilihan Jawaban :
A. Jumlah eritrosit
B. MCV
C. MCH
D. OFT
E. MCHC
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette)
Sampel darah diterima petugas beserta form pemeriksaan dengan diagnosis Anemia Hemolitik.
Petugas tersebut diminta untuk melakukan pemeriksaan OFT untuk melihat ketahanan eritrosit.
Pertanyaan soal:
Bagaimanakah hasil pemeriksaan berdasarkan diagnosis tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Meningkat
B. Menurun
C. Tidak Berubah
D. Tidak Berpengaruh
E. Tidak menunjukan destruksi eritrosit
Kunci Jawaban: A
Kasus (vignette)
Anda sedang bertugas di ruang pra-analitik untuk melakukan flebotomi terhadap pasien anak (13
tahun). Namun gagal kerena pasien bersikeras menolak tindakan dikarenakan takut jarum suntik.
Pertanyaan soal:
Hal berikut dibawah ini adalah yang harus anda lakukan dalam menghadapi pasien tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Menunggu sampai pasien berubah pikiran
B. Meminta bantuan untuk memegangi lengan anak
C. Meyakinkan kepada pasien bahwa tindakan tidak beresiko
D. Mencatat alasan penolakan, melaporkan kepada supervisor
E. Menjelaskan kepada pasien bila tidak bersedia diperiksa laboratorium maka penyakitnya akan
bertambah parah.
Kunci Jawaban: D. Mencatat alasan penolakan, melaporkan kepada supervisor
Referensi: Terry E. Moschandreou, Blood Cell – An Overview of Studies in Hematology,
2014
Kasus (vignette)
Seorang pasien, 55 tahun, buang air besar cair sudah 6x, sakit perut, mual dan muntah. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium.
Pertanyaan soal:
Apakah penyebab paling mungkin meningkatnya nilai hematokrit dari pemeriksaan darah rutin pada
pasien tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. dehidrasi
B. peradangan
C. berak darah
D. penurunan tekanan darah
E. anemia perdarahan kronis
Kunci Jawaban: A. dehidrasi
Referensi: Rukman Kiswari, Hematologi dan transfusi, 2014
Kasus (vignette)
Keluhan utama pasien sering mengalami nyeri lambung, sering mual. Mudah lelah, sesak nafas bila
naik tangga. Ada riwayat feses kehitaman. Pasien sering minum aspirin untuk mengatasi sakit kepala.
Pertanyaan soal:
Apakah jenis pemeriksaan yang sesuai untuk mendukung diagnosis pada pasien tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Nilai hematrokrit
B. Kadar hemoglobin
C. Nilai indeks eritrosit
D. Kapasitas pengikatan besi total
E. Apusan darah malaria
Kunci Jawaban: D. Kapasitas pengikatan besi total
Kasus (vignette)
Anda bekerja di laboratorium patologi klinik sebuah rumah sakit. Ada permintaan segera utuk
pemeriksaan terhadap pasien yang berada di ruang inap dan memerlukan istirahat penuh terkait
dengan kondisi penyakitnya. Pada saat akan dilakukan pengambilan darah vena, pasien dalam
keadaan tidur.
Pertanyaan soal:
Tindakan apa yang akan anda lakukan ?
Pilihan Jawaban :
A. Berkonsultasi dengan supervisor
B. Menunda sampling sampai pasien bangun tidur
C. Pasien dibangunkan kemudian lakukan sampling
D. Segera dilakukan sampling, karena pasien yang tidurterlelap lebih mudah diambil sampelnya
E. Meminta informasi dari perawat kapan pasien dibangunkan untuk evaluasi keadaan umum
pasien
Kunci Jawaban: C. Pasien dibangunkan kemudian sampling
Referensi: Barbara J Bain, Dacie and Lewis PracticalHaematology, 2013
Kasus (vignette)
Seorang wanita umur 38 tahun dirawat di unit gawat darurat karena luka berat pada bagian perut yang
mungkin diderita karena kecelakaan lalu lintas. Dia dirawat di rumah sakit untuk observasi dan evaluasi
lebih lanjut. Pad saat masuk, dilakukan tes darah lengkap, urinalisis, dan radiologi.
Hasilnya adalah sebagai berikut;
Hemoglobin 10.5 g/dL
Hct 34%
Eritrosit 3.8 × 1012/L
Leukosit 12.0 × 109/L
Nilai Indeks eritrosit:
 MCV 89.6 fL
 MCH 27.6 pg
 MCHC 31 g/dL
Apusan darah tepi menunjukkan morfologi eritrosit dan distribusi trombosit normal.
Empat puluh delapan jam setelah masuk, tes dilakukan kembali.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Hemoglobin 8.0 g/dL
Hct 26%
Eritrosit 2.9 × 1012/L
Leukosit 15.5 × 109/L
Apusan darah tepi menunjukkan morfologi eritrosit, meskipunterdapat polychromatophilia. Distribusi
trombosit meningkat. Laparotomi darurat mengungkapkan bahwa pasien mengalami luka baik hati
maupun limpa.
Pertanyaan soal:
Mengapa hemoglobin dan hematokrit pasien tersebut normal pada waktu masuk tetapi menurun setelah
48 jam?
Pilihan Jawaban :
A. Eritrosit mengalami lisis.
B. Kadar besi seum menurun
C. Kadar eritropoietin rendah
D. Pembentukan rouleaux meningkat.
E. Ekspansi cairan ekstravaskuler ke dalam intravaskuler
Kunci Jawaban: E. Ekspansi cairan ekstravaskuler ke dalam intravaskuler
Kasus (vignette)
Seorang wanita umur 38 tahun dirawat di unit gawat darurat karena luka berat pada bagian perut yang
mungkin diderita karena kecelakaan lalu lintas. Dia dirawat di rumah sakit untuk observasi dan evaluasi
lebih lanjut. Pad saat masuk, dilakukan tes darah lengkap, urinalisis, dan radiologi.
Hasilnya adalah sebagai berikut;
Hemoglobin 10.5 g/dL
Hct 34%
Eritrosit 3.8 × 1012/L
Leukosit 12.0 × 109/L
Nilai Indeks eritrosit:
 MCV 89.6 fL
 MCH 27.6 pg
 MCHC 31 g/dL
Apusan darah tepi menunjukkan morfologi eritrosit dan distribusi trombosit normal.
Empat puluh delapan jam setelah masuk, tes dilakukan kembali.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Hemoglobin 8.0 g/dL
Hct 26%
Eritrosit 2.9 × 1012/L
Leukosit 15.5 × 109/L
Apusan darah tepi menunjukkan morfologi eritrosit, meskipunterdapat polychromatophilia. Distribusi
trombosit meningkat. Laparotomi darurat mengungkapkan bahwa pasien mengalami luka baik hati
maupun limpa.
Pertanyaan soal:
Mengapa terjadi peningkatan jumlah leukosit setelah 48 jam kasus diatas ?
Pilihan Jawaban :
A. Terjadi peradangan
B. Meningkatnya hemostasis
C. Masa pembentukan leukosit lebih pendek
D. Kompensasi kelenjar limpa membentuk leukosit
E. Banyak leukosit muda dilepaskan dalam sirkulasi
Kunci Jawaban: A. Terjadi peradangan
Kasus (vignette)
Anda bertugas di bagian penerimaan bahan pemeriksaan. Ada rujukan dari luarkota yang dibawa oleh
perugas untuk permintaan laboratorium yang bersifat segera.
Pertanyaan soal:
Apa yang anda lakukan pertama kali dalam menghadapi hal tersebut diatas?
Pilihan Jawaban :
A. Memeriksa kelengkapan dokumen rujukan
B. Memastikan bahan pemeriksaan layak diperiksa
C. Mengirim bahan pemeriksaan ke bagian analitik
D. Memastikan alasan pemeriksaan bersifat segera
E. Meminta petugas pengantar untuk menunggu hasil
Kunci Jawaban: A. Memeriksa kelengkapan dokumen rujukan
Referensi: GRAEME SMITH,Problem Solving in Haematology. 2010

HEMATOLOGI II
Kasus (vignette)
Setelah mengadakan senam masal para dosen salah satu Perguruan Tinggi, peserta senam dilakukan
pemeriksaan hematologi,
Pertanyaan soal:
Pada hasil Hitung Lekosit, secara umum akan menunjukan hasil :
Pilihan Jawaban :
A. Jumlah Lekosit, secara umum mengalami penurunan, ( 4.500 – 10.000 /uL)
B. Jumlah Lekosit secara umum mengalami penurunan ( 3.000 – 5.000 /uL)
C. Jumlah Lekosit secara umum menunjukan nilai normal ( 7.500 – 15.000 /uL)
D. Jumlah Lekosit secara umum mengalami kenaikan ( 10.000 – 30.000 /uL )
E. Jumlah Lekosit secara umum mengalami kenaikan ( 5.000 – 11.000 /uL )
Kunci Jawaban: E
Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia
dan Kanal Media.
Kasus (vignette)
Seseorang menunjukkan muka yang pucat, diindikasikan mengalami anemia, yang disebabkan oleh
Defisiensi vit B12, Defisiensi asam folat Metabolisme vit B12 dan asam folat yang abnormal
Pertanyaan soal:
Anemi tersebut, disebut :
Pilihan Jawaban :
A. Anemi Pernisiosa
B. Anemi Defisiensi besi
C. Anemia Megaloblastik
D. Anemi Penyakit Kronik
E. Anemi Rfraktorik
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Dalam melakukan pemeriksaan Hitung Eritrosit, seorang analis menyiapkan alat dan bahan serta
melakukan perhitungan.
Pertanyaan soal:
Alat dan bahan yang disiapkan dan faktor perhitungannya adalah :
Pilihan Jawaban :
A. Mikroskop, Bilik Hitung Improved Neubauer, deg glas, larutan Gower, diencerkan 10,000 x
B. Mikroskop, Bilik Hitung, Improved Neubauer, deg glas, larutan Turk diencerkan 10.000 x.
C. Mikroskop, Bilik Hitung, Improved Neubauer, deg glas, larutan Hayem, diencerkan 200 x.
D. Mikroskop, Bilik Hitung, Improved Neubauer, deg glas, larutan BCB, pengenceran 20 x
E. Mikroskop, Bilik Hitung, Improved Neubauer, deg glas, larutan Rees Eckeer, pengenceran 20x.
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Ada banyak Tokoh Penemu Golongan Darah, yang sampai saat ini digunakan dalam tranfusi darah,
Pertanyaan soal:
Secara klinis yang dipakai sebagai pertimbangan dalam tranfusi darah adalah :
Pilihan Jawaban :
A. Sistem Lewi, Sistem Lutheran, Sistem Duffy
B. Sistem Lewi, Sistem Lutheran, Sistem A,B,O
C. Sistem A,B, O, Sistem Duffy, Sistem M,N
D. Sistem A,B.O, Sistem Rhesus, Sistem M,N
E. Sitem Rhesus, Sisteen Lutheran, system Wright.
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette)
12. Banyak sel Darah dan masing masing mempunyai fungsi yang penting di dalam tubuh.
Pertanyaan soal:
Salah satu sel yang mampu mengeluarkan histamine, menyebabkan terjadinya inflamasi,dalam peristiwa
alergi dan menyebabkan peningkatan jumlah sel lain adalah :
Pilihan Jawaban :
A. Basofil, terjadi peningkatan eritrosit
B. Eosinofil terrjadi peningkatan basofil
C. Lekosit, terjadi peningkatan trombosit
D. Limfosit, terjadi peningkatan monosit
E. Basofl terjadi peningkatan eosinfil
Kunci Jawaban: E
Kasus (vignette)
Dalam Tranfusi darah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sifat agglutinin atau antibodi
complete atau incomplete.
Pertanyaan soal:
Yang dimaksud antibodi complete adalah :
Pilihan Jawaban
A. Antibodi yg mampu menyebabkan aglutinasi langsung (indirek ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di
dalam salin (Ig M)
B. Antibodi yg mampu menyebabkan aglutinasi langsung (indirek ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di
dalam salin (Ig G)
C. Antibodi yg tidak mampu menyebabkan aglutinasi langsung ( indirek ) eritrosit-eritrosit yg
tersuspensi di dalam salin (Ig M)
D. Antibodi yg mampu menyebabkan aglutinasi langsung ( direk ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di
dalam salin (Ig M)
E. Antibodi yg mampu menyebabkan aglutinasi langsung ( direk ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di
dalam salin dengan fase anti globulin (Ig G)
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette)
Pemakaian antikoagulan dalam pemeriksaan Hematologi sangat diperlukan. Tetapi dalam penggunaannya
perlu diperhatikan jenis dan kosentrasinya,
Pertanyaan soal:
Jika menggunakan Na EDTA terlalu sedikit bisa menyebabkan :
Pilihan Jawaban :
A. Terjadi mikroaggregasi, dalam hitung trombosit, jumlahnya terjadi kenaikan
B. Terjadi makroaggregasi, dalam hitung trombosit, jumlahnya terjadi penurunan
C. Terjadi mikroaggregasi, dalam hitung trombosit jumlahnya terjadi penurunan
D. Terjadi aglutinasi, dalam hitung trombosit jumlahnya terjadi penurunan.
E. Terjadi aglutinasi, dalam hitung trombosit jumlahnya terjadi kenaikan
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Pengambilan darah vena, paling sering dalam mempersiapkan sampel untuk pemeriksaan Hematologi
Pertanyaan soal:
Tempat pengambilan, antiseptik yang digunakan dan ukuran jarum untuk orang Indonesia adalah :
Pilihan Jawaban :
A. v. cubiti mediana (di fossa ante cubiti; terbaik ), Alkohol 70%, ukuran jarum 25 G
B. v. cubiti mediana (di fossa ante cubiti; terbaik ), Alkohol 70%, ukuran jarum 25 G
C. v. cubiti mediana (di fossa ante cubiti; terbaik ), Alkohol 70%, ukuran jarum 23 G
D. v. pegelanagaangan - Alkohol 70%, ukuran jarum 25 G
E. v. tumit, - Alkohol 70%, ukuran jarum 25
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Dalam pengambialn darah kapiler ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.khususnya jika yang diambil
bayi baru lahir.
Pertanyaan soal:
Tempat dan cara pengambilan yang perlu diperhatikan adalah :
Pilihan Jawaban :
A. Tumit atau ibu jari kaki, Hangatkan lokasi pengambilan darah dg kain hangat 3 menit
B. Jari tangan no. 3/4, tanpa dihangatkan.
C. Jari tangan no.3 / 4 , dengan dihangatkan selama 3 menit
D. Cuping telinga, dengan dihangatkan selama 3 menit
E. Tumit atau ibu jari kaki, tanpa dihangatkan.
Kunci Jawaban: A
Kasus(vignette) Ibu Yeti, 25 tahun (wiraswasta), keluhan lemas disertai muka pucat, sering pusing,
penglihatan berkunang-kunang, jantung berdebar-debar (sejak 3 bulan yang lalu),
suami khawatir akan ada dampaknya jika istri hamil nanti. Pada pemeriksaan fisik
didapat : konjungtiva anemia, sklera tidak ikterik, dan tidak memiliki riwayat menstruasi
periode panjang.Dokter menduga Ibu Yeti mengalami anemia dan meminta pasien
melakukan pemeriksaan laboratorium hematologi rutin.
Pertanyaan Antikoagulan apakah yang akan dipakai untuk pengambilan sampling pemeriksaan
Soal: laboratorium Hematologi Rutin ?
Pilihan A. Natrium sitrat
Jawaban: B. Heparin
C. EDTA
D. Double oxalate
E. Natrium fluoride
Kunci Jawaban : C
Referensi : Gandasoebrata, R. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta
Kasus(vignette ) Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan hitung jumlah trombosit atas
permintaan dokter pada sampel darah EDTA. Pemeriksaan trombosit menggunakan
alat hitung otomatis dengan hasil 80.000 sel/µl darah. Untuk memastikan hasil
tersebut, analis melakukan verifikasi dengan pemeriksaan darah tepi
Pertanyaan Soal Pada sampel darah di atas, alasan apakah yang paling tepat dilakukan verifikasi alat
Pilihan A. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap gumpalan trombosit.
Jawaban: B. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap giant trombosit.
C. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap satellite trombosit.
D. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap fragmentasi eritrosit.
E. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap fragmentasi trombosit.
Kunci Jawaban : A
Referensi : Sacher, R.A, Mc Pherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium, EGC. Jakarta
Kasus (vignette) Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan hemostasis, sebelum dilakukan
pengambilan darah analis melakukan konfirmasi kepada pasien. Dari hasil konfirmasi
diketahui beberapa hari ini pasien mengkonsumsi aspirin.
Pertanyaan Soal Pada kasus tersebut, pemeriksaan apa yang dapat dipengaruhi oleh obat tersebut?
Pilihan Jawaban A. PT
B. APTT
C. Agregasi trombosit
D. Bleeding Time
E. Rumple Leed Test
Kunci Jawaban : C
Referensi : Kowalak, Jennifer P, Welsh William, 2010, Uji Diagnostik, EGC. Jakarta
Kasus (vignette) Seorang analis diminta melakukan perhitungan indeks eritrosit pada pasien yang
didiagnosa menderita anemia defisiensi besi dan mendapatkan hasil sebagai berikut
MCV : 68 fl
MCH : 22 pikogram.
MCHC : 29 %
Kemudian analis melakukan konfirmasi hasil tersebut dengan pemeriksaan SADT.
Pertanyaan Soal Gambaran khas apa yang terlihat pada penilaian 3 ‘S’ di Sediaan Apus Darah ?
Pilihan Jawaban A. Normositik Normokhrom
B. Makrositik Normokhrom
C. Mikrositik Normokhrom
D. Mikrositik Hipokhrom
E. Mikrositik Hiperkhrom
Kunci Jawaban : D
Referensi : Waterbury, L. 1998. Buku Saku Hematologi, EGC. Jakarta
Kasus (vignette) Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan Darah lengkap dari sampel darah
EDTA yang dikirim dengan etiket :
Nama : Tn. Abu
Usia : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sampel darah tersebut diambil pada jam 07.00 WIB dan diterima oleh Analis pada jam
09.10 WIB
Pertanyaan Soal Pada sampel darah di atas, jenis pemeriksaan darah lengkap apa yang dapat
dipengaruhi oleh waktu tersebut ?
Pilihan Jawaban A. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Hematokrit dan LED.
B. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit dan LED.
C. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit dan SAD.
D. Jumlah lekosit, Jumlah Trombosit, LED dan SAD.
E. Jumlah lekosit, Jumlah Trombosit, LED dan Hematokrit.
Kunci Jawaban : D
Referensi : FKUI. 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana, Jakarta
Kasus (vignette) Seorang analis yang bekerja di rumah sakit tipe B atas permintaan dokter sedang
melakukan pengecatan sediaan apusan darah untuk menghitung jenis leukosit
terhadap sampel darah pasien yang demam selama 4 hari dan diduga mengalami
infeksi.
Pertanyaan Soal : Pengecatan apakah yang digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis lekosit pada
Sediaan Apus Darah Tepi?
Pilihan Jawaban : A. Briliant Cressyl Blue
B. Eosin
C. Gram
D. Sudan Black
E. Romanowsky
Kunci Jawaban : E
Referensi : Ganda Soebrata, 2009, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Jakarta
Kasus ( vignette ) Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan darah rutin pada pasien laki-laki usia
58 tahun. Hasil pemeriksaan didapatkan :
Kadar Hemoglobin : 8 gr/µl
Jumlah Leukosit : 22.000 sel/ µl darah.
LED : 25 mm/jam
SAD : Ditemukan 25 normoblas dalam 100 sel lekosit.
Pertanyaan Soal : Pada sampel darah di atas, berapa jumlah lekosit sebenarnya?
Pilihan Jawaban : A. 16.500 sel/ µl darah.
B. 17.600 sel/ µl darah.
C. 22.125 sel/ µl darah.
D. 22.176 sel/ µl darah.
E. 27.500 sel/ µl darah.
Kunci Jawaban : C
Referensi : FKUI. 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana, Jakarta, Universitas
Indonesia
Kasus ( vignette ) Seorang analis sedang melakukan pemeriksaan LED terhadap 20 orang pasien
CPNS atas permintaan dokter untuk General Check Up. Hasil pemeriksaan
laboratorium untuk hematologi dalam batas normal. Ternyata didapatkan hasil
pemeriksaan LED yang dipercepat pada 20 pasien tersebut
Pertanyaan Soal : Faktor apa saja yang dapat menyebabkan hasil tinggi palsu pada pemeriksaan LED ?
Pilihan Jawaban : A. Posisi rak LED, getaran dan pipet yang kotor
B. Kehamilan, menstruasi dan jenis kelamin
C. Jenis antikoagulan, jenis larutan pengencer dan teknik penghisapan
D. Ukuran pipet LED
E. Posisi pasien saat dilakukan pengambilan darah
Kunci Jawaban : A
Referensi : Ganda Soebrata. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta
Kasus ( vignette ) Seorang anak umur 10 bulan dibawa ke IGD RS karena panas sampai 40 derajat
Celsius. Dokter jaga meminta analis melakukan pengambilan sampling darah guna
pemeriksaan Hematologi Rutin.
Pertanyaan Soal : Jarum ukuran berapakah yang dipakai untuk ambil sampel darah pada anak tersebut
di vena mediana cubiti?
Pilihan Jawaban : A. 18 gauge
B. 19 gauge
C. 20 gauge
D. 22 gauge
E. 23 gauge
Kunci Jawaban : E
Referensi : Chairlan, Estu Lestari, 2011, Pedoman Teknik Dasar Laboratorium Kesehatan,
Jakarta, EGC
Kasus ( vignette ) Seorang pasien (perempuan) datang ke lab dengan membawa surat rujukan dari
dokter untuk pemeriksaan hitung erytrosit dan Hb, karena ada indikasi anemia.
Ternyata setelah di chek dengan metode hitung sel manual hasil erytositnya 8 juta
sel/ µl darah dengan kadar Hb 7 gr/dl.
Pertanyaan Soal : Menurut saudara, faktor apakah yang menyebabkan hasil pemeriksaan hitung
erytrosit ini tinggi palsu?
Pilihan Jawaban : A. Adanya gelembung udara dalam pipet thoma erytrosit
B. Parit kamar hitung tergenangi
C. Kamar hitung kering
D. Pemipetan larutan pengencer lebih dari tanda 101
E. Pemipetan darah kurang dari tanda 0,5
Kunci Jawaban : B
Referensi : Gandasoebrata, R. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta
Kasus ( vignette ) Pada suatu tempat terpencil ada sebuah laboratorium di Puskesmas rawat jalan.
Seorang pasien mengalami perdarahan berat dan harus segera diperiksa kadar Hb
nya. Stok anticoagulant Na2EDTA sudah habis, sedangkan yang tersisa hanyalah
anticoagulant heparin.
Pertanyaan Soal : Sampel darah yang bagaimanakah sehingga dapat diperiksa kadar Hb pasien
tersebut dengan metode Sahli
Pilihan Jawaban : A. Darah vena dengan heparin
B. Darah vena tanpa anticoagulant
C. Darah kapiler dengan heparin
D. Darah kapiler tanpa antikoagulant
E. Dirujuk ke laboratorium lain
Kunci Jawaban : D
Referensi : Gandasoebrata, R.2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta
Kasus ( vignette ) Seorang analis sebuah laboratorium klinik daerah kota mendapatkan tugas Medical
Check Up para karyawan pabrik di daerah pinggiran. Paket pemeriksaan tersebut
antara lain hematologi rutin, urine lengkap dan kimia darah. Adapun jarak antara
laboratorium dengan pabrik tersebut kurang lebih 30 km.
Pertanyaan Soal : Berapakah lama maksimal stabilitas sampel yang diperbolehkan untuk pemeriksaan
hematologi rutin dengan menggunakan anticoagulant Na2EDTA 10% sehingga
didapatkan hasil pemeriksaan yang valid?
Pilihan Jawaban : A. 1 jam
B. 2 jam
C. 3 jam
D. 4 jam
E. 5 jam
Kunci Jawaban : B
Referensi : Gandasoebrata, R.2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta. Dian Rakyat
Kasus ( vignette ) Seorang phlebotomis pada ruang pengambilan sampel darah, melakukan
pemindahan darah dari spuit ke dalam tabung vial dengan cara ditekan tanpa
melepas jarum terlebih dahulu.
Pertanyaan Soal : Hasil apakah yang akan terjadi pada pemeriksaan Hb metode Cyanmeth bila sampel
tersebut tetap dipakai
Pilihan Jawaban : A. Tinggi palsu
B. Lisis sampel
C. Tinggi
D. Rendah palsu
E. Rendah
Kunci Jawaban : B
Referensi : Bakta, I Made. 2011. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC
Kasus ( vignette ) Ada pasien anak umur 4 tahun mengeluh gatal di daerah anus, badan kurus padahal
makan seperti biasanya dan aktivitasnya agak berkurang. Dokter menduga si anak
mengalami kecacingan. Lalu dokter meminta seorang analis untuk melakukan
pemeriksaan jumlah eosinofil dan tinja pada seorang pasien yang diduga terinfeksi
cacing Ascaris sp.
Pertanyaan Soal : Dokter meminta saran anda, jam berapakah pasien diminta datang untuk
pemeriksaan darah tersebut?
Pilihan Jawaban : A. Pagi hari pukul 7 sampai 9
B. Malam hari pukul 9 sampai 10
C. Siang hari pukul 12 sampai 3
D. Boleh kapan saja karena tidak mempengaruhi hasil
E. Malam hari karena siklus cacing nocturnal
Kunci Jawaban : C
Referensi : Bakta, I Made. 2011. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC
Kasus ( vignette ) Seorang pasien mengeluh pada bagian customer service sebuah laboratorium klinik
karena setelah dilakukan pengambilan darah pada lengannya pasien khawatir
dengan warna biru pucat yang timbul. Customer servis memberikan penjelasan,
bahwa warna biru di bekas tusukan jarum tersebut akan hilang dengan sendirinya
dan diberikan thrombop.
Pertanyaan Soal : Kejadian tersebut pada dunia medis sering disebut dengan istilah?
Pilihan Jawaban : A. Hemokonsentrasi
B. Hematome
C. Hemolisa
D. Cyanosis
E. Hemotaxis
Kunci Jawaban : B
Referensi : Child, J.A. 2010. Buku Saku Hematologi Klinik. Tangerang. Binarupa Aksara
Kasus ( vignette ) Sebagai seorang analis anda diminta melakukan pengambilan darah vena, untuk
pemeriksaan darah lengkap. Metode pengambilan darah yang anda lakukan adalah
menggunakan tabung vakum.
Pertanyaan Soal : Tabung dengan tutup warna apakah yang akan anda gunakan untuk melakukan
pengambilan darah tersebut?
Pilihan Jawaban : A. Merah
B. Ungu
C. Hijau
D. Kuning
E. Biru
Kunci Jawaban : B
Referensi : Gandasoebrata, R.2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta
Kasus ( vignette ) Seorang analis diminta untuk melakukan pemeriksaan masa pembekuan dengan
menyediakan 4 buah tabung berdiameter 7-8 mm, spuit injeksi, stop watch, kapas,
alkohol 70 % dan tourniquet. Kemudian pasien diambil darahnya 4 ml, untuk
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 1 ml. Hasil pembacaan
dilaporkan dalam satuan menit.
Pertanyaan Soal : Menurut anda, pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan masa pembekuan
dengan metode apa ?
Pilihan Jawaban : A. Ivy
B. Duke
C. Kapiler Duke
D. Lee And White
E. Object glass
Kunci Jawaban : D
Kasus ( vignette ) Seorang analis mendapatkan tugas mengecek jumlah trombosit pada pasien dengan
observasi demam berdarah tiap 4 jam sekali yang dirawat inap sebuah puskesmas.
Pemeriksaan jumlah trombosit dilakukan dengan metode manual menggunakan
tabung karena Hematology Analyser nya sedang diperbaiki.
Pertanyaan Soal : Sebutkan salah satu larutan pengencer untuk hitung jumlah trombosit standar dari
WHO yang digunakan!
Pilihan Jawaban : A. NH4 Oxalat 1 %
B. Gower
C. Turk
D. Hayem
E. Formal Citrat
Kunci Jawaban : A
Kasus ( vignette ) Seorang pasien anemia sedang menjalani terapi. Analis diminta dokter yang
merawat melakukan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui perkembangan
terapi anemianya dengan hitung jumlah retikulosit. Hitung jumlah retikulosit juga
digunakan untuk mengetahui baik tidaknya aktivitas eritropoiesis yang dapat
dilaporkan dalam 0/00, 0/0 dan sel/µl darah. Pemeriksaan hitung jumlah retikulosit
memerlukan pewarnaan khusus.
Pertanyaan Soal : Metode pewarnaan apakah yang paling sering digunakan untuk mewarnai dan
menghitung retikulosit ini ?
Pilihan Jawaban : A. Pewarnaan Prussian Blue
B. Pewarnaan Romanowsky
C. Pewarnaan Supravital
D. Pewarnaan Gram
E. Pewarnaan Sudan Black
Kunci Jawaban : C
Kasus (vignette)
1. Pemeriksaan hemoglobin di laboratorium kesehatan ada beberapa metode salah satunya metode
cyanmethemoglobin. Pada metode ini darah diencerkan dengan larutan drabkin sehingga terjadi hemolisis
eritrosit dan konversi hemoglobin menjadi hemoglobinsianida atau cyanmethemoglobin. Larutan yang
terbentuk selanjutnya diperiksa dengan sperktrofotometer atau colorimeter, yang absorbansinya sebanding
dengan kadar hemoglobin dalam darah.
Pertanyaan soal:
Pada metode pemeriksaan hemoglobin di atas, jenis hemoglobin yang tidak biasa diukur adalah
Pilihan Jawaban :
a. Methemoglobin
b. Sulfhemoglobin
c. Oksihemoglobin
d. Oksalathemoglobin
e. Karboksihemoglobin
Kunci Jawaban: B
Referensi: FKUI, 1996, Hematologi, Jakarta
Kasus (vignette)
Standar uji skrining pada kasus talasemia adalah dengan pemeriksaan laboratorium Tes Fragilitas
Osmotic. Pada pemeriksaan Tes Fragilitas Osmotic eritrosit yang dimasukkan dalam larutan hipertonis
akan mengalami krenasi (pengerutan) karena lebih banyak air yang keluar daripada yang masuk.
Sedangkan eritrosit yang berada dalam lingkungan yang hipotonis menyebabkan eritrosit akan
menggembung karena osmosis terjadi dari luar ke dalam eritrosit. Apabila membran plasma tidak dapat
menahan tekanan tinggi intrasel karena tercapainya critical volume, maka eritrosit akan pecah dan
hemoglobin akan dilepaskan.
Pertanyaan soal:
Pemeriksaan laboratorium di atas bertujuan untuk menilai
Pilihan Jawaban :
a. Warna Eritrosit
b. Bentuk Eritrosit
c. Ukuran Eritrosit
d. Volume Eritrosit
e. Ketahanan Eritrosit
Kunci Jawaban: E
Referensi: Guyton CA, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 9.Jakarta:
EGC, 1996:529–39.
Kasus (vignette)
Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat dipakai sebagai penunjang
diagnosis yang berkaitan dengan terapi dan prognosis. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat
diperlukan hasil yang teliti dan cepat. Dalam perkembangannya, berbagai tes laboratorik untuk diagnosis
mengalami perbaikan dan kemajuan dalam menunjang pelayanan kesehatan yang efisien, teliti dan cepat.
Salah satunya ialah tes laju endap darah (LED). Ada beberapa metode yang digunakan untuk tes LED
manual, tetapi metode Westergren merupakan metode yang disarankan oleh International Commitee for
Standardization in Hematology (ICSH).
Pertanyaan soal:
Metode pada pemeriksaan laboratorium di atas menggunakan antikoagulan ?
Pilihan Jawaban :
a. NaF
b. Heparin
c. Na Oxalat
d. Na citrate
e. Double Oxalat
Kunci Jawaban: D
Referensi: Ganda Soebrata, R., Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke-9, Jakarta, Dian
Rakyat, 1999, 19.
Hardjoeno, H., dkk., Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik, Makassar
Edisi ke-3, Lephas, 2003, 5.
Kasus (vignette)
Seorang ahli telkonologi laboratorium medik (ATLM) sedang melakukan suatu pemeriksaan di laboratorium
sub unit hematologi dengan menggunakan sebuah alat atau instrument. Instrumen yang digunakan oleh
ATLM tersebut mempunyai ciri-ciri terbuat dari terbuat dari kaca, pada salah satu ujungnya mengerucut,
terdapat skala 0,5 – 1 – 11 pada penampangnya, ada bagian yang mengembung dan di dalamnya terdapat
bola putih yang mengembung.
Pertanyaan soal:
Apa nama alat atau instrumen yang digunakan oleh seorang ATLM di atas?
Pilihan Jawaban :
a. Pipet Ukur
b. Pipet Tetes
c. Pipet Volume
d. Pipet Thoma Eritrosit
e. Pipet Thoma Leukosit
Kunci Jawaban: E
Referensi: Ganda Soebrata, R., Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke-9, Jakarta, Dian
Rakyat, 1999, 19.
Kasus (vignette)
Ahli Teknologi Laboratorium Medik sedang melakukan pemeriksaan Indeks eritrosit. Indeks eritrosit adalah
batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritriosit. Indeks eritrosit digunakan secara luas dalam
mengklasifikasikan anemia atau sebagai penunjang dalam membedakan berbagai macam anemia. Bila
dipergunakan bersama dengan pemeriksaan eritrosit dalam sediaan apus maka gambaran morfologi
eritrosit menjadi lebih jelas. Hasil yang didapatkan ATLM tersebut, jumlah eritrosit 4.500.000 /μl, kadar
hemoglobin 13 gr/dl, dan nilai hematokrit 38 vol %.
Pertanyaan soal:
Berapa nilai Mean Corpuscular Volume (MCV) atau Volume Eritrosit Rata-rata pada hasil pemeriksaan
laboratorium di atas?
Pilihan Jawaban :
a. 81 fl
b. 82 fl
c. 83 fl
d. 84 fl
e. 85 fl
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette)
Pemeriksaan hematologi rutin sangat penting bagi seseorang untuk mendeteksi anemia. Salah satu
parameter pemeriksaan laboratorium untuk deteksi anemia adalah pemeriksaan hemoglobin. Banyak
metode yang telah ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang
akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih
memakai Metode Sahli, metode tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan
menggunakan metode ini sebesar 10%-15%.
Pertanyaan soal:
Faktor yang dapat menyebabkan rendah palsu pada metode pemeriksaan di atas adalah ?
Pilihan Jawaban :
a. Waktu pembacaan lebih dari lima menit
b. Standar warna memucat atau kekuningan
c. Terdapat gelembung udara pada larutan pengencer
d. Setelah pengambilan sampel darah tidak di laboratorium
e. Membandingkan warna standar ditempat yang tidak terang
Kunci Jawaban: E
Kasus (vignette)
Seorang ahli teknologi laboratorium medik ragu akan hasil perhitungan jumlah sel leukosit yang telah dia
lakukan. Hasil yang dia dapat adalah terdapat 12.000 leukosit/ μl darah akan tetapi ketika menghitung slide
apusan darah tepi banyak ditemukan sel darah merah atau eritrosit yang berinti. Dari hitung jenis leukosit
yang dilakukan didapat tiap 100 leukosit ada 20 sel darah merah berinti.
Pertanyaan soal:
Berapa jumlah leukosit yang sebenarnya harus di laporkan ?
Pilihan Jawaban :
a. 7000 leukosit/ μl darah
b. 8000 leukosit/ μl darah
c. 9000 leukosit/ μl darah
d. 10000 leukosit/ μl darah
e. 11000 leukosit/ μl darah
Kunci Jawaban: D
Kasus (Vignette)
Seorang ibu dengan usia 45 tahun dengan keluhan menstruasi bulan ini sangat banyak dan lama, serta
badan terasa lemah sering berkunang-kunang, nyeri kepala, demam, dan jaundis berdasarkan anjuran
dokter agar periksa darah dilaboratorium terhadap Darah rutin dengan hasil Hb 9 gr/dl, Hitung ery 6,2 juta
dan mikrositik hipokromik, Hitung leukosit 10,000/ml, MCV 65 fL dan MCH 23 pg.
Pertanyaan Soal:
Apa yang harus dilakukan oleh seorang analis yang melihat hasil pemeriksaan yang demikian dan apa
yang dapat disimpulkan dalam pelaporan hasil tersebut?
Pilihan Jawaban:
a. Hasil yang ada dapat dikeluarkan dan kesimpulan hasilnya adalah normositik hipokromik
b. Hasil yang ada dapat dikeluarkan dan kesimpulan hasilnya adalah mikrositik hipokromik
c. Hasil yang ada ditunda dulu dan harus melakukan pengulangan hitung erytrosit dengan sampel
yang sama agar dapat disimpulkan mikrositik hipokromik
d. Hasil yang ada ditunda dulu dan harus melakukan pengulangan hitung leukosit dengan sampel
yang sama agar dapat disimpulkan mikrositik hipokromik.
e. Hasil yang ada ditunda dulu dan harus melakukan pengulangan pemeriksaan Hb dan Hitung
Erytrosit dengan sampel yang sama agar dapat disimpulkan mikrositik hipokromik.
Kunci Jawaban: B
Referensi: Soedarto, Prof, dr, Ph.D, Sinopsis Klinis, Penyebab, Gejlaa Klinis, Diagnosis
Banding, Diagnosis Laboratoris, Terapi, Airlangga University Press, 2002
Kasus (Vignette)
Pada Kasus Hemofili yang ditandai dengan perdarahan yang sukar berhenti jika ditemukan hasil PTT
meningkat 55 detik, PT 15 detik, hitung trombosit 130.000/cc, CT dan BT memendek, dengan kondisi
pasien dalam keadaan puasa yang lebih dari 12 jam.
Pertanyaan Soal:
Sebagai seorang analis dengan melihat hasil pemeriksaan tersebut maka apa yang harus dilakukan?
Pilihan Jawaban:
a. Hasil dapat langsung dikeluarkan kepada pasien
b. Hasil yang ada dapat dikeluarkan dan memberikan arahan kepada pasien untuk rajin
mengontrolkan diri ke dokter
c. Hasil yang ada dapat dikeluarkan dan menambahkan catatan hasil untuk ternyata puasanya terlalu
lama lebih 12 jam sehingga jika diperlukan pengulangan maka diharuskan datang lagi esuk hari
untuk diperiksa ulang.
d. Hasil yang ada ditunda dulu dan menanyakan apakah ada konsumsi obat aspirin, jika benar cukup
di tambahkan dalam lembar hasil sebagai catatan selanjutnya hasil diberikan.
e. Hasil yang ada tidak dapat dikeluarkan dan memberikan arahan kepada pasien untuk periksa
ulang.
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette) 1
Seorang analis kesehatan pada suatu laboratorium bertugas di bagian pengambilan sampel. Tahap
pengambilan sampel merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu hasil pemeriksaan,
oleh karena itu perlu dilakukan dengan baik dan benar.
Pertanyaan:
Apa langkah yang tepat dilakukan untuk menjamin ketepatan pasien ?
Pilihan jawaban :
A. Memastikan pasien bersedia diambil sampelnya
B. Memastikan identitas pasien sesuai dengan identitas pada formulir
C. Memastikan kondisi pasien sesuai dengan pemeriksaan yang diminta
D. Memastikan pemeriksaan yang diminta sesuai dengan diagnosa
E. Memastikan pemeriksaan yang diminta sesuai dengan kemampuan laboratorium
Kunci Jawaban: B
Referensi: Flebotomi Teori dan Praktek Untuk Laboratorium Kesehatan, Reki Usman Susilo
R,Penerbit Pustaka Rasmeia Yogyakarta.

Kasus (vignette) 2
Seorang analis kesehatan yang bertugas dibagian sampling kedatangan seorang pasien yang
membawa blanko pemeriksaan dari dokter pengirim. Permintaan pemeriksaannya adalah darah rutin.
(Hb, AL, LED, dan HJL).
Pertanyaan soal :
Tabung vacuteiner dengan warna tutup apakah dia yang disiapkan ?
Jawaban soal :
A. Hijau
B. Kuning
C. Ungu
D. Merah
E. Putih
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette) 3
Seorang pasien yang didiagnose dokter adalah kasus ITP (Iodopatic Thrombocytopenic Purpura)
setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium mengenai jumlan trombosit (AT), masa perdarahan. (BT),
PPT, dan APTT dan lain-lain.
Pertanyaan soal :
Bagaimana hasil pemeriksaan yang medukung hasil diagnose tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. AT rendah, BT normal, PPT normal, dan APTT normal
B. AT rendah, BT memanjang, PPT normal, APTT normal
C. AT rendah, BT memanjang, PPT memanjang, APTT normal
D. AT rendah, BT normal, PPT memanjang, APTT memanjang
E. AT rendah, BT normal, PPT normal, APTT memanjang
Kunci Jawaban: B
Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014

Kasus (vignette) 4
Seorang pasien datang ke dokter dengan gejala perdarahan lama berhenti, mudah terjadi perdarahan
spontan dengan bentuk hemathros, hematoma dan hematuri. Dugaan dokter sementara adalah kasus
hemofilia A. Pasien tersebut diberi rekomendasi untuk test laboratorium hemostasis.
Pertanyaan soal :
Pemeriksaan apa yang hasilnya tidak cocok dengan diagnosa kasus hemofilia A ?.
Pilihan jawaban :
A. Test Rumple Leed normal
B. APTT normal
C. PPT normal
D. Masa pembekuan (CT) memanjang
E. Masa perdarahan (BT) normal
Kunci Jawaban: B
Kasus (vignette) 5
Seorang pasien yang sudah mendapatkan terapi antikoagulant oral dilakukan monitoring oleh dokter
dengan diperiksa PPT dan Nilai INR (Index Normalised Rasio).
Pertanyaan soal :
Bagaimana cara mendapatkan Nilai INR ?
Pilihan jawaban :
A. PPT plasma pasien dibagi PPT plasma kontrol selanjutnya dikalikan dengan nilai ISI
B. PPT plasma pasien dibagi PPT plasma kontrol selanjutnya dipangkatkan dengan nilai ISI
C. PPT plasma pasien dibagi PPT plasma kontrol selanjutnya dikurangi dengan nilai ISI
D. PPT plasma pasien dibagi PPT plasma kontrol selanjutnya ditambahkan dengan nilai ISI
E. PPT plasma pasien dikurangi PPT plasma kontrol selanjutnya dipangkatkan dengan nilai ISI
Kunci Jawaban: B
Kasus (vignette) 6
Seorang analis kesehatan melakukan kegiatan pengambilan darah untuk pemeriksaan hemostasis.
Pengambilan dilakukan dengan model vacutainer.
Pertanyaan soal :
Tabung warna apa yang harus disiapkan untuk menampung darah tersebut ?
Pilihan jawaban :
A. Kuning
B. Merah
C. Biru muda
D. Hijau
E. ungu
Kunci Jawaban: C
Referensi: Flebotomi Teori dan Praktek Untuk Laboratorium Kesehatan, Reki Usman Susilo
R,Penerbit Pustaka Rasmeia Yogyakarta.

Kasus (vignette) 7
Pasien dari dokter dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut : PPT
memanjang, APTT memanjang, AT menurun, TT memanjang. Setelah dilakukan pemeriksaan D
Dimer menunjukkan hasil positip. Setelah dilihat sediaan apus darah tepi menunjukkan adanya
kelainan yang spesifik.
Pertanyaan soal :
Apa kelainan bentuk eritrosit yang didapat pada pasien tersebut.?
Pilihan jawaban :
A. Frgamentasi
B. Tear drop sel
C. Target sel
D. Mikrositik sel
E. Acantosit sel
Kunci Jawaban: A
Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014
Kasus (vignette) 8
Seorang pasien anak laki-laki yang diperiksa jumlah leukositnya didapatkan hasil 120.000/mm3 darah.
Dokter menduga kasus tersebut merupakan leukemia tipe CLL. Setelah dilakukan pemeriksaan
morfologi darah tepi ditemukan kelainan sel yang spesifik, seperti bentuk sel yang rusak tanpa adanya
sitoplasma.
Pertanyaan :
Kelainan sel apakah yang dimaksud pada kasus CLL tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Adanya Smugde sel
B. Adanya Anomali Pelger Huet
C. Adanya Granulosit yang hipogranulair
D. Adanya hieprsegmenatsi
E. Adanya benda inklusi Dohle
Kunci Jawaban: A
Kasus (vignette) 9
Seorang plebotomi mengalami kesulitan pada proses pengambilan darah pada pasien yang menolak
diambil darahnya dengan mengatakan " Saya tidak ingin Anda untuk mengambil darah saya. ":
Pertanyaan soal :
Manakah tindakan yang harus dilakukan jika seorang pasien di rumah sakit menolak diambil
darahnya ?
Pilihan jawaban :
A. Meninggalkan ruangan pasien dan kembali ke laboratorium Anda
B. Menginformasikan perawat pasien menolak
C. Lakukan prosedur dan mengumpulkan sampel
D. Hubungi dokter
E. Tetap memaksa mengambil darah
Kunci Jawaban: B
Referensi: Flebotomi Teori dan Praktek Untuk Laboratorium Kesehatan, Reki Usman Susilo
R,Penerbit Pustaka Rasmeia Yogyakarta

Kasus (vignette) 10
Seorang tenaga laboratorium medik melakukan pemeriksaan jumlah retikulosit dengan metode
pewarnaan supravital. Pada gambaran dimikroskop ditemukan benda inklusi eritrosit dengan bentuk
titik-titik biru yang banyak pada eritrosit.
Pertanyaan soal :
Benda inklusi apakah yang bisa ditemukan pada pewarnaan supravital ?

Pilihan jawaban :
A. Cincin cabot
B. Basophilic stippling
C. Howel Jolly bodies
D. Pappenheimer’s bodies
E. Hb H
Kunci Jawaban: E
Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014
Kasus (vignette) 11
Seorang laki-laki pada saat diambil darah oleh seorang analis dilakukan pengikatan tourniquet, setelah
dilakukan pemasangan alat tersebut tangan penderita mengalami kesemutan dan penegangan pembuluh
darah sehingga pada lengan nampak warnya kemerahan.
Pertanyaan soal :
Hasil pemeriksaan apakah yang mengalami rendah palsu pemakaian tourniquet yang terlalu kuat dan
terlalu lama ?
Pilihan Jawaban :
A. Kadar Hb
B. Jumlah lekosit
C. Hematokrit
D. LED
E. Trombosit
Kunci Jawaban: D
Referensi: Penuntun Laboratorium Klinik, Gandasoebrata, Dian Rakyat, Jakarta, 1995
Kasus (vignette) 12
Seorang analis kesehatan yang bertugas mengambil sampel darah vena pada bayi.
Pertanyaan soal :
Berapa ukuran jarum yang direkomendasikan (Needle gauge) untuk pengambilan darah pada bayi ?
Pilihan jawaban :
A. 23
B. 22
C. 21
D. 19-20
E. 16-18
Kunci Jawaban: A
Referensi: Modul pelatihan Nasional Flebotomi Dasar Bagai Analis Kesehatan, Edisi-2,
Perhimpunan Dokter Spesialais Patologi Klinik, 2012

Kasus (vignette) 13
Seorang pasien dilakukan skrining untuk mendeteksi adanya thallasemia dengan dilakukan
pemeriksaan elektroforesis Hb untuk mengetahui kadar dari tiap jenis hemoglobin.
Pertanyaan :
Jenis hemoglobin apakah yang kadarnya kurang dari 4 % pada orang-orang dewasa normal dan
anak-anak.
Pilihan jawaban :
A. Hb-A1
B. Hb-A2
C. Hb-A3
D. Hb-E
E. Hb-F
Kunci Jawaban: D
Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014.
Kasus (vignette) 14
Seorang dokter sedang menelurusi kasus pasien anemia defisiensi besi. Untuk melihat adanya
timbunan besi pada sel eritrosit dokter minta pemeriksaan pewarnaan sitokimia untuk sediaan
sumsung tulang.
Pertanyaan :
Pengecatan apakah yang digunakan untuk membuktikan kasus tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Peroksidase
B. Hemosidern
C. Periodic Acid Schiff
D. Fosfatase Alkali
E. Acid Fosfatase
Kunci Jawaban: B
Referensi: Atlas Hematologi, Heckner F, Jakarta, 1993
Kasus (vignette) 15
Seorang plebotomis dalam melakukan tindakan desinfektan pada kulit yang akan ditusuk dapat
menggunakan bahan-bahan desinfektan yang tersedia dilapangan.
Pertanyaan soal :
Bahan antiseptik apakah yang mempunyai kelebihan aktivitas melawan bakteri mempunyai sifat
yang cepat.
Pilihan Jawaban :
A. Hexachlorophen
B. Chlorhexidin 40%
C. Alkohon 70%
D. Yodium 3 %
E. Bentadin
Kunci Jawaban: C
Referensi: Modul pelatihan Nasional Flebotomi Dasar Bagai Analis Kesehatan, Edisi-2,
Perhimpunan Dokter Spesialais Patologi Klinik, 2012

Kasus (vignette) 16
Seorang pasien wanita umur 56 tahun dengan pemeriksaan darah lengkap mempunyai kadar
hemoglobin 10,1 gr/dl dan MCV 107 fl. Dokter minta pemeriksaan tambahan berupa morfologi darah
tepi untuk membuktikan adanya defisiensi vitamin B12.
Pertanyaan :
Kelainan bentuk lekosit apakah yang dapat dijumpai pada pemeriksaan morfologi darah tepi ?
Pilihan Jawaban :
A. Hipersegmentasi
B. Granula toksik
C. Smudge sel
D. Limposit plasma bitu
E. Anaomali Pelger Huet
Kunci Jawaban: A
Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014.
Kasus (vignette) 17
Pada pasien yang terjadi defisiensi faktor XIII pada hasil pemeriksaan APTT menunjukkan normal,
sedangkan pada pemeriksaan PPT juga menunjukkan normal. Untuk mengetahui adanya defisiensi
faktor XIII perlu dilakukan pemeriksaan khusus.
Pertanyaan soal :
Apa pemeriksaan yang dimaksud khusus diatas ?
Pilihan jawaban :
A. Substitusi test.
B. Trombin test.
C. Kadar fibrinogen.
D. D Dimer test.
E. Urea Clott Solubility Test
Kunci Jawaban: E
Kasus (vignette) 18
Seorang pasien yang diperiksa jumlah trombosit menunjukkan peningkatan jumlah trombosit. Setelah
dilakukan test adesi terhadap trombosit menunjukkan adanya kelainan fungsi trombosit.
Pertanyaan soal :
Apa istilah kelainan fungsi trombosit tersebut diatas ?
Pilihan jawaban :
A. Trombositosis
B. Trombositemia
C. Trombastenia
D. Trombositopati
E. Trombosis
Kunci Jawaban: B
Kasus (vignette) 19
Seorang analis kesehatan sedang melakukan pemeriksaan D dimer untuk membantu menegakkan
diagnosa pada kasus DIC (Disseminated Intravasculer Coagulation ).
Pertanyaan soal :
Apa tujuan pemeriksaan D dimer tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Untuk mendeteksi adanya fibrinogen
B. Untuk mendeteksi adanya cairan jaringan
C. Untuk mendeteksi adanya tromboplastin plasma
D. Untuk mendeteksi adanya pecahan fibrin
E. Untuk mendeteksi adanya faktor inhibitor pada proses pembekuan
Kunci Jawaban: D
Kasus (vignette) 20
Seorang plebotomis melakukan tugasnya pengambilan darah pada pembuluh kapiler. Untuk
pemilihan panjangnya lancet untuk tusukan ujung jari diperlukan ukuran yang benar.
Pertanyaan soal :
Berapakah ukuran panjang lancet yang diperbolehkan (tidak lebih dari) ?
Pilihan Jawaban :
A. 2,4 mm
B. 3,2 mm
C. 3,4 mm
D. 3,0 mm
E. 1,2 mm
Kunci Jawaban: A
Referensi: Modul pelatihan Nasional Flebotomi Dasar Bagai Analis Kesehatan, Edisi-2,
Perhimpunan Dokter Spesialais Patologi Klinik, 2012
KIMIA KLINIK I
Vignette
Ada beberapa metode untuk membedakan eksudat dan transudat. Salah satu yang digunakan adalah
test Rivalta.
Pertanyaan Soal: Apa nama zat yang diteteskan pada sampel cairan?
Pilihan Jawaban :
A. NaOH
B. Asam Asetat Glasial
C. Etil alkohol
D.NaCl
E. Heparin
Kunci Jawaban: B
Referensi: Ganda S, 1989, Penuntun Laboratorium Klinik
Vignett
Abstinensia seksual dibutuhkan dalam persiapan pemeriksaan analisis sperma. Dalam analisis sperma,
terdapat beberapa parameter yang dinilai.
Pertanyaan Soal: Parameter apakah yang dapat terpengaruh akibat tidak terpenuhinya syarat
abstinensia?
Pilihan Jawaban :
A. pH sperma
B. adanya fruktosa
C. jumlah sel darah putih
D. motilitas sperma
E. aglutinasi sperma
Kunci Jawaban: D
Referensi: Relationship between the duration of abstinentia sexualis and semen quality.
www.ncbi.nlm.nih.gov
Vignett
Pengambilan sampel pad pemeriksaan feses dapat melalui beberapa cara dengan memperhatikan
diagnosis klinik dokter. Diagnosis klinis kali ini adalah suspek oxyuriasis.
Pertanyaan Soal: Metode pengambilan sampel feses apa yang paling ideal?
Pilihan Jawaban :
A. Rectal toucher
B. Defekasi spontan
C. Saline cathartic
D. Schoth tape & object glass
E. Gliserin catharic
Kunci Jawaban: D
Referensi: CDC-Enterobiasis _ diagnosis www.cdc.gov/parasites/pinworm/diagnosis.html
Soal : Urobilinogen dioksidasi oleh udara menjadi urobilin yang tak dapat bereaksi dengan reagen
Ehrlich, sehingga menimbulkan negative palsu.
Pertanyaan Soal: Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka digunakan …..
Pilihan Jawaban :
A. urin segar
B. urin 24 jam
C. metode carik celup
D. botol penampung bermulut besar
E. urin pagi
Kunci Jawaban: A
Referensi: Ganda S, 1989, Penuntun Laboratorium Klinik
Soal : Sumbatan bilier, merupakan salah satu masalah di bidang kimia klinik. Ditemukannya feses
berwarna dempul/pucat, mengindikasikan adanya sumbatan bilier ekstra hepatic.
Pertanyaan Soal: Bagaimanakan hasil yang mendukung dugaan di atas?
Pilihan Jawaban :
A. Peningkatan biliribun terkonjugasi
B. Penurunan Indirect Bilirubin
C. Peningkatan AST
D. Penurunan ALP
E. Peningkatan urobilinogen urin
Kunci Jawaban: A
Referensi: Walmsley dkk,2013, Kumpulan Kasus Patologi Klinik
Soal : Plasma memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan cairan interstisiel. Pada pasien
Sindroma Nefrotik, terjadi kebocoran protein yang massif melalui urin, sehingga terjadi hipoalbuminemia.
Pertanyaan Soal: Apa dampak hipoalbuminemia ?
Pilihan Jawaban :
A. Cairan plasma tetap dalam pembuluh darah
B. Cairan interstisiel dengan mudah masuk ke dalam pembuluh darah
C. Permeabilitas kapiler meningkat dan meyebabkan peningkatan cairan plasma
D. Cairan intraseluler keluar dari sel
E. Pembuluh darah mengeluarkan rembesan plasma ke ruang interstisiel dan menyebabkan udema
Kunci Jawaban: E
Referensi: Sibernagl dkk, 2007. Patofisologi, EGC
Kasus (Vignette)
Salah satu sampel sperma yang diterima oleh petugas laboratorium dengan data identitas sampel
sebagai berikut abstinensia 4 hari, cara masturbasi dibantu dengan pelicin, wadah penampung sampel
botol plastic bermulut lebar bersih dan kering, dan durasi pengiriman ke laboratorium 20 menit.
Pertanyaan Soal:
Jika anda sebagai analis yang bertugas dibagian penerimaan sampel maka apa yang harus anda
lakukan?
Pilihan Jawaban:
a. Sampel tetap diterima dan disarankan untuk periksa ulang lagi setelah 7 hari kemudian
sebagai pembanding hasil pemeriksaan sebelumnya.
b. Sampel ditolak dan disarankan untuk periksa ulang lagi setelah 1 bulan berikutnyadan
disarankan agar sesuai pada lembar permohonan analisis sperma.
c. Sampel ditolak dan disarankan untuk periksa ulang lagi keesokan harinya sesuai persyaratan
pada lembar permohonan analisis sperma
d. Sampel tetap diterima dan disarankan untuk periksa ulang lagi keesokan harinya sesuai
persyaratan pada lembar permohonan analisis sperma
e. Sampel ditolak dengan memberikan arahan agar diulang lagi dengan persyaratan yang sesuai
pada lembar permohonan analisis sperma.
Kunci Jawaban: E
Referensi: Dr. Herman Wibisono, MS., Sp. And, Panduan Laboratorium Andrologi Buku
Pertama, Refika Aditama, Bandung 2010.
Kasus (Vignette)
Hasil pemeriksaan cairan pleura yang masuk ke laboratorium adalah jumlah sel 600/ul, hitung sel PMN
banyak, test Rivalta positif dan sampel berbau amis.
Pertanyaan Soal:
Berdasarkan data tersebut apa yang dapat dilakukan oleh petugas analis terhadap hasil tersebut serta
bagaimana kesimpulan yang dapat di sertakan dalam pelaporanhasil?
Pilihan Jawaban:
a. Hasil dapat dikeluarkan dan kesimpulan hasilnya adalah cairan Eksudat.
b. Hasil dapat dikeluarkan dan kesimpulan hasilnya adalah cairan Transudat.
c. Hasil ditunda dan segera dilakukan test rivalta ulang dengan sampel yang sama dan kesimpulan
hasilnya adalah cairan Eksudat.
d. Hasil ditunda dan segera dilakukan test rivalta ulang dengan sampel yang sama dan kesimpulan
hasilnya adalah cairan Transudat.
e. Hasil ditunda dan perlu dilakukan sampling ulang untuk perbandingan hasil
Kunci Jawaban: A
Referensi: 1. Sylvia Anderson Price/Lorraine mc Carty Wilson. Patofisiologi “Konsep Klinik
Proses-proses penyakit”. Edisi Bagian 1. Jakarta ; EGC, 1991
2. W.F. Ganong,”Buku Ajar fisiologi kedokteran (Meview of medical Physiologi)”,
Edisi. Jakarta : EGC, 1992.
3. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, 2003.
Kasus (Vignette)
Seorang pasien dengan keluhan diare, mual, demam, sakit bagian perut dan hasil pemeriksaan
laboratorium terhadap darah rutin hanya jumlah leukosit yang meningkat dan LED tinggi, sedangkan hasil
pemeriksaan makrokopis faeses lendir positif dan darah positif namun pada pemeriksaan mikroskopisnya
amuba negatif.
Pertanyaan Soal:
Apa yang harus dilakukan oleh seorang petugas analis saat melakukan analisa bahan tersebut?
Pilihan Jawaban:
a. Tetap mengeluarkan hasil dengan memberi arahan kepada pasien datang lagi besuk pagi
membawa sampel faesesnya untuk identifikasi ulang adanya amoeba.
b. Hasil pemeriksaan di tunda dan memberikan arahan kepada pasien untuk datang lagi besuk pagi
membawa sampel faesesnya lagi guna identifikasi ulang adanya amoeba.
c. Hasil pemeriksaan laboratorium diberikan sesuai apa adanya dan jika memginginkan
pemeriksaan laboratorium ulang dipersilahkan untuk datang lagi sesuai kehendak pasien.
d. Hasil pemeriksaan laboratorium diberikan sesuai apa adanya
e. Hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah ada di tunda dulu menunggu hasil pengulangan
identifikasi adanya amoeba pada sampel faeses yang sama.
Kunci Jawaban: E
Referensi: 1. Sylvia Anderson Price/Lorraine mc Carty Wilson. Patofisiologi “Konsep Klinik
Proses-proses penyakit”. Edisi Bagian 1. Jakarta ; EGC, 1991.
2. W.F. Ganong,”Buku Ajar fisiologi kedokteran (Meview of medical Physiologi)”,
Edisi. Jakarta : EGC, 1992.
3. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, 2003.
Kasus (Vignette)
Kesalahan hasil suatu pemeriksaan seperti keton urine negatif pada pasien dengan kasus Ketoasidosis
Diabetik akan memberikan dampak langsung terhadap diagnosa serta pengobatan pasien, yang sangat
berperan dalam hal ini adalah supervisor dalam memonitor dan evaluasi para pelaksana analis yang
bekerja dalam suatu laboratorium.
Pertanyaan Soal:
Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang supervisor dalam hal kasus diatas?
Pilihan Jawaban:
a. Mempunyai kemampuan untuk menelusuri penyebab kesalahan dengan mendokumentasikan
kesalahan atau masalah dan tindakan yang diambil untuk memperbaikinya melalui komunikasi
dua arah.
b. Memberi motivasi untuk tidak terulang kembali, memberikan rekam jejak dari keadaan yang
sebenarnya dan tindakan korektif yang diambil.
c. Mempunyai kemampuan untuk menelusuri penyebab kesalahan dengan mendokumentasikan
kesalahan atau masalah, memberi motivasi untuk tidak terulang kembali.
d. Mempunyai kemampuan untuk menelusuri penyebab kesalahan dengan mendokumentasikan,
memberikan rekam jejak dari keadaan yang sebenarnya dan tindakan korektif yang diambil agar
tidak terulang kembali.
e. Memberi peringatan untuk tidak terulang kembali, memberikan rekam jejak dari keadaan yang
sebenarnya dan tindakan korektif yang diambil.
Kunci Jawaban: D
Referensi: Riswanto, Muhammad Rizki, Urinalisis, Pustaka Rasmedia, Yogyakarta, 2015
Kasus (Vignette)
Pada kasus Sindrom Nefrotik yang sudah mengarah ke degenerasi saluran kemih sangat diperlukan
analisa mikroskopis urine selain pemeriksaan kadar protein urine.
Pertanyaan Soal:
Bentuk Sel Epitel yang bagaimanakah yang dapat mendukung diagnosa tersebut di atas?
Pilihan Jawaban:
a. b. c. d.

sel
epitel yang sel epitel yang sel epitel yang
sel epitel
kecenderungan bulat atau bulat dan sangat
squamusa yang
menggerombol sedikit oval dan besar
besar besar
bertumpuk-tumpuk kecil

e. Sel epitel yang


tersusun
memanjang

Kunci Jawaban: C
Kasus (Vignette)
Seorang pasien dengan kondisi hiperproteinemia hasil pemeriksaan laboratorium saat itu adalah kadar
Glukosa darah 70 mg/dl reduksi urine positif 1 dan protein urine positif 3 kondisi urine sangat keruh.
Pertanyaan Soal:
Apa yang harus anda lakukan sebagai petugas analis terhadap fenomena hasil yang demikian?
Pilihan Jawaban:
a. Melakukan pengulangan pemeriksaan reduksi urine dengan menggunakan sampel urine yang
disentrifuge terlebih dahulu.
b. Melakukan pengulangan pemeriksaan reduksi urine dengan menggunakan metode yang lain.
c. Melakukan pengulangan pemeriksaan kadar gula darah dengan menggunakan sampel darah
yang baru.
d. Melakukan pengulangan pemeriksaan reduksi urine serta melakukan pengulangan pemeriksaan
kadar gula darah dengan menggunakan sampel darah yang baru.
e. Mengeluarkan hasil pemeriksaan sesuai apa adanya dan menawarkan jika pasien menginginkan
untuk peemeriksaan ulang silahkan untuk datang lagi keesokan harinya.
Kunci Jawaban: A
Kasus (Vignette)
Hasil analisa sperma pada kasus infertile yang sebelum terapi dengan kesimpulan Nekrozoosperma, dan
setelah dilakukan terapi 6 bulan, dokter yang menangani kasus tersebut memohon kepada pasien agar
periksa ke laboratorium untukmemastikan adanya pengaruh terapi.
Pertanyaan Soal:
Parameter analisa sperma yang spesifik apa yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui dan memonitor
adanya pengaruh terapi yang diberikan oleh dokter dalam mengatasi masalah infertile pasien tersebut.
Pilihan Jawaban:
a. analisa motilitas dan konsentrasi sperma.
b. analisa konsentrasi dan morfologi sperma.
c. analisa volume dan kimiawi sperma.
d. analisa makroskopis dan kimiawi sperma.
e. analisa morfologi dan kimiawi sperma.
Kunci Jawaban: B
Referensi: Dr. Herman Wibisono, MS., Sp. And, Panduan Laboratorium Andrologi Buku
Pertama, Refika Aditama, Bandung 2010.
Kasus (vignette)
Seorang pasien rawat inap yang mengalami gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa,
dokter merujuk ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan elektrolit dengan sampel dari plasma.
Pertanyaan soal:
Antikoagulan apakah yang dipakai untuk pemeriksaan di atas ?
Pilihan Jawaban :
A. EDTA
B. Natrium sitrat
C. Heparin
D. Natrium fluoride
E. Double oksalat
Kunci Jawaban: C
Referensi: Tinjauan Klinik atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Kasus (vignette)
Seorang ATLM menerima sampel pemeriksaan, pada blangko order permintaan pemeriksaan yang
diminta adalah pemeriksaan glukosa darah dan urin. Setelah dilakukan pemeriksaan didapat hasil
glukosa darah 90 mg/dl dengan hasil glukosa urin postif.
Pertanyaan soal:
Tindakan apa yang seharusnya dilakukan dengan hasil tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap urin yang sama
B. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap darah yang sama
C. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap darah dan urin yang baru
D. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap urin yang baru
E. Mencari informasi pasien, apa yang diminum sebelum melakukan pemeriksaan
Kunci Jawaban: A
Kasus (vignette)
Seorang wanita penderita Diabetes Mellitus datang ke laboratorium dengan membawa formulir
permintaan pemeriksaan dari dokter untuk pemeriksaan HbA1c untuk memantau hasil pengobatan yang
telah dilakukan selama ini. Analis di laboratorium melakukan pengambilan spesimen darah dari pasien
tersebut untuk dilakukan pemeriksaan.
Pertanyaan soal:
Bahan pemeriksaan apakah yang sebaiknya dipakai pada pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Serum
B. Plasma heparin
C. Plasma EDTA
D. Whole blood
E. Darah arteri
Kunci Jawaban : C
Kasus (vignette)
Pasien datang ke lab. Untuk diperiksakan gula darah puasa dan 2 jam PP sampel dalam bentuk serum,
darah 2 jam PP diambil jam 10.00 WIB dan karena alat Error maka diperiksa jam 13.00. hasil
pemeriksaan gula darah 2 jam PP lebih rendah dari hasil gula darah puasa pasien tidak minum obat
diabet.
Pertanyaan soal:
Apa penyebab hasil seperti kasus terserbut diatas?
Pilihan Jawaban :
A. Sampel darah 2 jam PP, jarak waktu pengambilan sampel dengan pemeriksaan 3 jam.
B. Alat error
C. Pasien jalan-jalan sebelum diperiksa gula darah 2 jam PP
D. Kondisi sampel tidak stabil
E. Teknik mengoperasikan alat salah
Kunci Jawaban : A
Kasus (vignette)
Seorang analis yang bekerja di suatu laboratorium klinik swasta madya pada bagian verifikasi hasil
melakukan verifikasi hasil pemeriksaan, ternyata ada hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT seorang
pasien nilainya tinggi (jauh di atas nilai normal) dan setelah dikonfirmasi dengan rujukan dari dokter yang
mengirim pasien tersebut terlihat adanya kejanggalan pada hasil pemeriksaan tersebut dan
melaporkannya kepada penyedia pada lab tersebut.
Pertanyaan soal:
Apa yang harus dilakukan oleh analis pada kondisi yang demikian ?
Pilihan Jawaban :
A. Tetap mengeluarkan hasil pemeriksaan tersebut
B. Dilakukan pemeriksaan ulang dengan menggunakan spesimen yang sama
C. Mengulang pemeriksaan dengan spesimen yang baru diambil lagi dari pasien
D. Tidak melakukan pengulangan pemeriksaan
E. Mengirim spesimen yang sama ke laboratorium lain untuk diperiksa kembali
Kunci Jawaban : B
Kasus (vignette)
Seorang analis diminta melakukan pengukuran berat jenis urine dari seorang pasien. Didapatkan hasil
pembacaan pada urinometer sebesar 1008, suhu tera pada urinometer 15°C dan indicator pada
thermometer ruang meunjukkan angka 27°C
Pertanyaan soal:
Berapa berat jenis sampel tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. 1010
B. 1023
C. 1008
D. 1012
E. 1035
Kunci Jawaban D
Referensi Ganda Soebrata. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik.EGC.Jakarta
Kasus (vignette)
Suatu sampel urine dilakukan pemeriksaan carik celup dan manual. Pada hasil pemeriksaan reduksinya
terdapat perbedaan hasil dimana hasil reduksi secara Benedict hasilnya lebih tinggi derajad positifnya.
Pertanyaan soal:
Menurut anda mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Pilihan Jawaban :
A. Reagen carik celup menggunakan prinsip pemeriksaan Hexokinase
B. Reagen carik celup menggunakan enzyme Glukosa oksidase
C. Reagen Benedict mendeteksi zat reduktor selain glukosa
D. Reagen Benedict bersifat autoreduksi
E. Reagen carik celup bersifat non enzymatic
Kunci Jawaban C
Kasus (vignette)
Seorang Analis menerima sampel dan formulir permintaan pemeriksaan profil lipid seorang pasien. Hasil
pemeriksaan didapat nilai kadar kolesterol 260 mg/dL, trigliserida 200 mg/dL dan HDL kolesterol 45
mg/dL
Pertanyaan soal:
Berapakah kadar LDL kolesterol dari pasien tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. 102,5 mg/dL
B. 175 mg/dL
C. 114 mg/dL
D. 150 mg/dL
E. 194 mg/dL
Kunci Jawaban B
Referensi Kee J.L. 2008. Pedoman Pemeriksaan laboratorium & diagnostik. Penerbit EGC
Kasus (vignette)
Analis yang bertugas di sebuah laboratorium Rumah Sakit menerima sampel yang berasal dari seorang
pasien dengan diagnosis perdarahan saluran cerna bagian atas. Berdasar pengamatan secara
makroskopis tidak ditemukan adanya warna yang mencurigakan pada sampel, ketika diamati secara
mikroskopis juga tidak ditemukan adanya sel eritrosit. Setelah dilanjutkan dengan pemeriksaan darah
samar metode Modifikasi Guajac, ternyata hasilnya positif.
Pertanyaan soal:
Menurut anda, bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Pilihan Jawaban :
A. Pemeriksaan metode modifikasi Guajac menggunakan prinsip enzymatik
B. Reagen Guajac bersifat mereduksi sampel
C. Reagen mampu mendeteksi adanya Hemoglobin dalam sampel
D. Reagen Guajac mengandung peroksida
E. Perlakuan sampel salah
Kunci Jawaban C
Referensi Ganda Soebrata. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik.EGC.Jakarta
Kasus (vignette)
Hilangnya hormon estrogen dapat mengakibatkan terjadinya gangguan tulang, pemeriksaan yang
dilakukan sampel urin memberikan hasil negatip, dimana pada kondisi normal memberikan hasil positip
satu.
Pertanyaan soal:
Apakah nama ion yang harus diperiksa dalam urin tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Kalium
B. Natrium
C. Barium
D. Kalsium
E. Klorida
Kunci Jawaban: D
Referensi: Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik. Edisi 4. 1990. Jakarta. EGC
Kasus (vignette)
Protein Bence Jones adalah immunoglobulinmonoklonal dalam urine. Protein ini berlebihan dalam serum
yang tidak dapat diabsorbsi seluruhnya oleh glomerulus ginjal sehingga keluar bersama urine. Protein ini
akan terlihat sebagai kekeruhan pada suhu antara 60-80oC.
Pertanyaan soal:
Metode apa yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Asam Sulfosalisilat 20 %
B. Reaksi didih Bang
C. Osgood
D. Asam Asetat 6%
E. Esbach
Kunci Jawaban: C
Referensi: Gandasubrata. Penuntun Laboratorium Klinik. 2012. Jakarta. Dian Rakyat
Kasus (vignette)
Seorang penderita meningitis memerlukan pemeriksaan liquor cerebro spinal. Pemeriksaan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan reagen Nonne Apelt yang memberikan hasil positip berupa cincin
putih.
Pertanyaan soal:
Unsur apakah yang ditemukan pada pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Albumin dan Globulin
B. Mikro globulin
C. Mikro albumin
D. Albumin
E. Globulin
Kunci Jawaban: D
Referensi: Kee.Joyce LeFever. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.edisi 6.
2008. Jakarta. EGC
Kasus (vignette)
Seorang analis melakukan pemeriksaan kontrol kadar glukosa, diperoleh hasil 115 mg/dl, dimasukkan ke
dalam chart dan hasil tersebut masuk dalam range +2 SD. Hasil kontrol hari sebelumnya adalah +2SD.
Kemudian melakukan pengujian terhadap 30 sampel, semua hasil pemeriksaan kadar glukosa lebih dari
200 mg/dl.
Pertanyaan soal:
Apa tindakan yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kondisi tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Melakukan pengecekan alat
B. Melakukan pengecekan reagen
C. Mengulangi pemeriksaan
D. Mengkonsultasikan dengan penyelia
E. Melakukan pengecekan alat, reagen dan mengulangi pemeriksaan
Kunci Jawaban: E
Referensi: Gandasubrata. Penuntun Laboratorium Klinik. 2012. Jakarta. Dian Rakyat
Kasus (vignette)
Pada pemeriksaan serum untuk parameter ALT/SGPT, menggunakan alat fotometer dengan metode
kinetik pada panjang gelombang 340 nm.
Pertanyaan soal:
Apakah zat terukur pada pemeriksaan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. NAD+
B. NADH
C. Alanin
D. Piruvat
E. Glutamat
Kunci Jawaban: B
Referensi: Kee.Joyce LeFever. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.edisi 6.
2008. Jakarta. EGC
Kasus (vignette)
Pada sampel urin 24 jam yang diketahui mengandung kuman E.coli, didapatkan kandungan glukosa urin
kurang dari 0,03 mmol (5 mg). Hal tersebut dapat menimbulkan hasil negatip palsu.
Pertanyaan soal:
Dari penderita penyakit apakah sampel tersebut sering ditemukan?
Pilihan Jawaban :
A. Penderita diabetes mellitus
B. Penderita hipertensi
C. Penderita kolesterol tinggi
D. Penderita trigliseride tinggi
E. Penderita gagal ginjal
Kunci Jawaban: A
Referensi: Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik. Edisi 4. 1990. Jakarta. EGC
Kasus (vignette)
Seorang analis menerima permintaan pemeriksaan urin untuk pemeriksaan glukosa urine secara
manual dengan metode benedict, hasil pemeriksaan menunjukkan larutan berwarna kuning
kehijauan.
Pertanyaan soal:
Bagaimana saudara melaporkan hasil pemeriksaan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Positif satu
B. Positif dua
C. Positif tiga
D. Positif empat
E. Negatif
Kunci Jawaban: B
Referensi: R. Ganda Soebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung,2013

KIMIA KLINIK II
Soal
Evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah pada pasien DM yang melakukan kontrol secara rutin
diketahui sangat meningkat. Penelusuran terkait dengan proses analisa ditemukan serum yang diperiksa
mengalami hemolisis. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengambilan spesimen dan
pemeriksaan ulang.
Pertanyaan Soal
Apakah alasan yang membenarkan tindakan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Pertambahan intensitas warna spesimen
B. Terjadinya hemokonsentrasi saat sampling
C. Keterlibatan enzim intrasel dalam reaksi warna
D. Peningkatan terjadi akibat keluarnya glukosa intrasel
E. Perubahan komponen kimia tertentu menghasilkan glukosa
Kunci Jawaban D
Referensi Gandasoebrata. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. EGC. Jakarta
Soal
Seorang pasien yang didiagnosis malaria berat dirujuk untuk melakukan pemeriksaan darah dan urin.
Pemeriksaan uji benzidin base metode dipstik pada urin didapatkan hasil +3 dan jumlah eritrosit pada
pemeriksaan sedimen urin didapatkan sebanyak 0-1/LPK.
Pertanyaan Soal
Apakah alasan yang dapat menjelaskan fakta hasil tentang eritrosit tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Lisis pada saat sentrifugasi
B. Tidak mengendap saat disentrifus
C. Mengkerut dan dibaca sebagai leukosit
D. Kehilangan hemoglobin sehingga sulit dibaca
E. Urin mengandung hemoglobin yang tinggi tapi rendah eritrosit
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan pemeriksaan dari dokter. Pasien
tersebut diketahui memiliki riwayat penyakit jantung koroner (PJK), sehingga dokter meminta untuk
melalukan pemeriksaan profil lipid
Pertanyaan Soal
Pemeriksaan apakah yang membutuhkan persyaratan puasa sebelum pengambilan spesimen pada
kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. LDL
B. HDL
C. VLDL
D. Kolesterol
E. Trigliserida
Kunci Jawaban E
Soal
Hasil pemeriksaan urin rutin secara makroskopis diketahui bahwa urin tidak berwarna dan agak keruh.
Pemeriksaan terhadap berat jenis urin didapatkan hasil yaitu 1.012 pada urinometer dengan suhu tera
26OC dan suhu urin 32OC.
Pertanyaan Soal
Berapa berat jenis sebenarnya dari sampel urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. 1.011
B. 1.012
C. 1.013
D. 1.014
E. 1.015
Kunci Jawaban D
Soal
Sampel berupa urin yang berasal dari ruangan pada suatu rumah sakit telah diterima di bagian
laboratorium. Terkait adanya pekerjaan lain yang harus dikerjakan terlebih dahulu, maka sampel urin
tersebut harus ditunda.
Pertanyaan Soal
Bagaimana suhu penyimpanan sampel tersebut agar tidak rusak?
Pilihan Jawaban
A. 00C
B. 40C
C. -200C
D. -800C
E. Suhu kamar
Kunci Jawaban B
Soal
Sampel darah yang diterima dari laboratorium swasta berisi tentang rujukan pemeriksaan kreatinin. Alat-
alat dan reagen yang diperlukan disiapkan dan serum segera dipisahkan dengan bekuan darah.
Pemeriksaan kadar kreatinin darah didapatkan hasil bahwa lebih tinggi dari angka normal.
Pertanyaan Soal
Organ apakah yang mengalami kerusakan berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Hati
B. Ginjal
C. Jantung
D. Pankreas
E. Paru-paru
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin lengkap. Alat dan bahan yang diperlukan segera disiapkan. Pengamatan sedimen urin
pada mikroskop ditemukan adanya unsur-unsur anorganik.
Pertanyaan Soal
Apakah unsur yang terdapat pada urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Eritrosit
B. Leukosit
C. Spermatozoa
D. Silinder hyalin
E. Kristal kalsium oxalat
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien laki-laki berumur 40 tahun datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar
yang diberikan oleh dokter. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit liver.
Pertanyaan Soal
Paramater apakah yang digunakan untuk membantu diagnosa dokter terhadap penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Kreatinin
B. Trigliserid
C. Kolesterol
D. Asam urat
E. SGOT/SGPT
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat rujukan dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin. Pemeriksaan sedimen secara mikroskopis ditemukan unsur dengan ciri-ciri tidak
berwarna, berbentuk batang panjang, dan berkumpul membentuk rosset.

Pertanyaan Soal
Apakah nama jenis unsur kristal yang ditemukan dalam spesimen urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Tyrosin
B. Ca oxalat
C. Ca phosphat
D. Triple phosphat
E. Amorf phosphat
Kunci Jawaban C
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan analisa sperma. Hasil
pemeriksaan didapatkan jumlah sperma yaitu 15 juta/ml, motilitas yaitu 40%, dan morfologi yaitu 60%
Pertanyaan Soal
Apakah interpretasi hasil pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Azoospermia
B. Oligozoospermia
C. Teratozoospermia
D. Asthenozoospermia
E. Oligoasthenoteratozoospermia
Kunci Jawaban D
Soal
Seorang pasien perempuan dengan usia 40 tahun datang ke laboratorium membawa rujukan dari dokter
untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Hasil pemeriksaan urin secara makroskopis diperoleh bahwa
urin berwarna kemerahan dan agak keruh.
Pertanyaan Soal
Unsur apa yang paling dominan ditemukan dalam sedimen urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Ephitel
B. Eritrosit
C. Kalsium fosfat
D. Silinder leukosit
E. Kalsium oksalat
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien wanita datang ke laboratorium klinik dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk
melakukan pemeriksaan urin rutin dengan diagnosa kelainan faal hepar. Warna urin pasien tersebut
berwarna coklat seperti teh, sehingga pemeriksaan harus dilanjutkan dengan pemeriksaan urin khusus.
Pertanyaan Soal
Pemeriksaan lanjutan apakah yang sesuai dengan kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Kalsium
B. Bilirubin
C. Benda keton
D. Darah samar
E. Protein esbach
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien laki-laki berumur 53 tahun datang ke sebuah laboratorium di pagi hari dengan membawa
rujukan pemeriksaan dari dokter. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit ginjal, sehingga dokter
meminta untuk dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal.
Pertanyaan Soal
Parameter apakah yang digunakan untuk dapat membantu mendiagnosa adanya penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Ureum
B. Kolesterol
C. Total protein
D. SGOT/SGPT
E. Glukosa darah
Kunci Jawaban A
Soal
Seorang pasien wanita berusia 40 tahun didiagnosa oleh dokter mengalami infeksi saluran kemih (ISK).
Pemeriksaan urin rutin di laboratorium dianjurkan oleh dokter kepada pasien untuk mendukung diagnosa
terhadap penyakit tersebut.
Pertanyaan Soal
Apa jenis spesimen urin yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Pagi
B. 24 jam
C. Sewaktu
D. Postprandial
E. Urin tampung
Kunci Jawaban A
Soal
Hasil pemeriksaan urin rutin secara makroskopis diketahui bahwa urin berwarna kekuningan dan agak
keruh. Pemeriksaan terhadap berat jenis urin didapatkan hasil yaitu 1.015 pada urinometer dengan suhu
tera 27OC dan suhu urin 30OC. Pemerikaan secara kimiawi didapatkan hasil bahwa reaksi benedict yaitu
positif 1 dan reaksi bang yaitu positif 2.
Pertanyaan Soal
Berapa berat jenis sebenarnya dari urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. 1.016
B. 1.017
C. 1.018
D. 1.019
E. 1.020
Kunci Jawaban A
Soal
Seorang pasien ibu hamil berumur 30 tahun datang ke laboratoium klinik swasta dengan membawa
rujukan pemeriksaan dari dokter. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit liver, sehingga dokter
meminta untuk melakukan pemeriksaan uji laboratorium.
Pertanyaan Soal
Paramater apakah yang digunakan untuk membantu diagnosa dokter terhadap penyakit tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Ureum
B. Bilirubin
C. Glukosa
D. Kolesterol
E. Asam urat
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun yang menderita diabetes mellitus datang ke laboratorium
dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan HbA1c. Petugas
laboratorium melakukan pengambilan spesimen darah dari pasien tersebut untuk dilakukan pemeriksaan.
Pertanyaan Soal
Bahan pemeriksaan apakah yang sebaiknya digunakan pada pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Serum
B. Darah arteri
C. Whole blood
D. Plasma EDTA
E. Plasma heparin
Kunci Jawaban C
Soal
Seorang pasien yang diduga oleh dokter terinfeksi penyakit tuberkulosis melakukan pemeriksaan cairan
pleura ke laboratorium. Sampel pemeriksaan yang diperoleh sebanyak 0,5 liter dengan ciri menyerupai
serum dan diketahui memiliki jumlah fibrin dan sel yang cukup banyak.
Pertanyaan Soal
Termasuk jenis apakah cairan pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Eksudat serosa
B. Eksudat bening
C. Eksudat fibrosa
D. Eksudat purulen
E. Eksudat hemoragik
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan profil lipid. Hasil pemeriksaan didapat kadar kolesterol total yaitu 196 mg/dl, HDL yaitu 57
mg/dl dan trigliserida yaitu 460 mg/dl.
Pertanyaan Soal
Bagaimanakah pelaporan nilai LDL menggunakan perhitungan dengan rumus Friedewald pada kasus
tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Dapat dihitung, nilai LDL adalah 56 mg/dl
B. Dapat dihitung, nilai LDL adalah 139 mg/dl
C. Dapat dihitung, nilai LDL adalah 159 mg/dl
D. Tidak dapat dihitung, karena nilai trigliserida >300 mg/dl
E. Tidak dapat dihitung, karena nilai trigliserida >400 mg/dl
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien laki-laki datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan sperma. Sampel
diperoleh dengan cara masturbasi. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa morfologi sperma <50%.
Pertanyaan Soal
Bagaimanakah interpretasi hasil tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Aspermia
B. Azoospermia
C. Hiperspermia
D. Teratozoospermia
E. Asthenozoospermia
Kunci Jawaban D
Soal
Dokter mengirimkan permintaan pemeriksaan kadar glukosa darah ke laboratorium. Tempat
penyimpanan darah setelah dilakukan sampling terdapat beberapa jenis tabung dengan berbagai jenis
antikoagulan.
Pertanyaan Soal
Apakah antikoagulan yang sesuai untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. EDTA
B. Heparin
C. Natrium sitrat
D. Natrium fluorida
E. Ammonium oxalat
Kunci Jawaban D
Referensi Dimeski, G., Yow,KS, and Brown, NN., 2015, “What Is The Most Suitable Blood
Collection Tube for Glucose Estimation?, Annal of Clinnical Biochemistry. Vol
52(2) 270-275
Soal
Hasil pengamatan pada urin secara makroskopis didapatkan urin berwarna kehijauan, agak keruh, pH
6,5 dan berat jenis 1.021. Pemeriksaan sedimen secara mikroskopis ditemukan unsur dengan ciri-ciri
tidak berwarna dan berbentuk amplop.
Pertanyaan Soal
Apakah jenis kristal yang paling banyak ditemukan dalam sampel urin tersebut
Pilihan Jawaban
A. Asam urat
B. Triple fosfat
C. Kalsium fosfat
D. Kalsium oksalat
E. Kalsium karbonat
Kunci Jawaban D
Referensi WHO, 2003., Manual of Basic Techniques for a health Laboratory, 2 nd edition,
Geneva
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium atas rujukan dokter untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah
puasa (GDP) dan glukosa urin. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar GDP yaitu 85 mg/dl dan
glukosa urin positif dua.
Pertanyaan Soal
Apa langkah yang harus dilakukan terhadap hasil pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Meminta sampel baru ke bagian sampling
B. Menanyakan asupan pasien sebelum pemeriksaan
C. Melakukan evaluasi kualiti kontrol pada hari tersebut
D. Melaporkan hasil pemeriksaan tersebut ke supervisor
E. Melakukan pemeriksaan ulang pada sampel tersebut
Kunci Jawaban E
Referensi Sacher, R.A and McPherson, R.A., 2004., Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium.,alih bahasa Pendit, Brahm U dan Wulandari, D., edisi 11, EGC,
Jakarta
Soal
Hasil pengamatan pada sampel urin menunjukkan bahwa urin tidak berwarna, agak keruh dan berat jenis
pada urinometer yaitu 1.012. Uji benedict menunjukkan positif 3, reaksi bang positif 2, suhu tera urin
adalah 260C, dan suhu urin adalah 290C.
Pertanyaan Soal
Berapakah berat jenis sampel urin yang sebenarnya?
Pilihan Jawaban
A. 1.011
B. 1.012
C. 1.013
D. 1.014
E. 1.015
Kunci Jawaban C
Referensi Jin, Bok-Hee, Choi, Young-Ja, Shin, Sang-Hee, Kim, Eun-Sook, Lee, Jung-Hwa,
1993, The Effects on Urine Specific Gravitybaccording to temperatures and
Cpnsentration of Glucose, Pprotein, Sodium Chloride and Urea, Korean Journal
of Medical Technologists, 25, 160-167
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium diketahui menderita nyeri kaki jika berjalan. Dokter mendiagnosa
terdapat aterosklerosis pada arteri di kaki. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa pasien
memiliki kadar LDL yang tinggi.
Pertanyaan Soal
Apakah jenis lipoprotein yang dimetabolisme dari pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. IDL
B. HDL
C. VLDL
D. Kolesterol
E. Kilomikron
Kunci Jawaban A
Referensi Vasudevan, DM and Sreekumari, 2005, Textbook of Biochemistry (for Medical
Student), 4th edition, Jaypee Brothers, Medical Publisher, New Delhi
Soal
Terkait adanya kondisi tertentu di laboratorium, maka kadang-kadang terjadi penundaan pemeriksaan
mikroskopis urin. Hal ini dapat menyebabkan terhadap gangguan hasil pemeriksaan akibat adanya
pertumbuhan dan metabolisme bakteri.
Pertanyaan Soal
Apakah jenis pengawet yang paling tepat untuk digunakan pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. NaF
B. Asam borat
C. Formaldehid
D. Sodium azida
E. Sodium benzoat
Kunci Jawaban B
Referensi Strasinger, SK., Di Lorenzo MS., 2014., Urinalisis dan Cairan Tubuh., Ed 6.,
terjemahan oleh Ramadhani., D dan Subekti., Penerbit Buku Kedokteran
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Sampel urin yang diterima terdapat identitas dan isian formulir lengkap sesuai
dengan standar operasional prosedur di laboratorium, namun ketika diamati terdapat serpihan tisu toilet
dalam sampel tersebut.
Pertanyaan Soal
Apa yang akan anda lakukan sehubungan dengan sampel tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Membuang sampel
B. Menyimpan sampel
C. Langsung dilakukan pemeriksaan
D. Mengkonfirmasikan sampel kepada atasan
E. Meminta pasien untuk mengambil ulang sampel
Kunci Jawaban D
Soal
Pemeriksaan kadar glukosa darah yang dilakukan di sebuah laboratorium dilakukan menggunakan
metode GOD-PAP enzymatic. Komponen reagen dalam 1 kit terdiri dari buffer fosfat pH 7.5, fenol, 4-
aminoantipirin, glucose oxidase, peroksidase dan standart. Pembacaan hasil dilakukan menggunakan
fotometer pada panjang gelombang 500 nm.
Pertanyaan Soal
Apakah dasar yang digunakan untuk pembacaan hasil pada alat tersebut?
Pilihan Jawaban
A. pH larutan
B. Jenis reaksi
C. Warna larutan
D. Waktu inkubasi
E. Enzim yang digunakan
Kunci Jawaban C
Referensi Dyasis, Glucose GOS FS, Instruction Manual, Dyasis Diagnostic System GmbH
Soal
Seorang wanita datang ke laboratorium dengan keluhan perut semakin buncit, timbul memar di beberapa
bagian tubuh, sering buang air kecil, frekuensi minum lebih banyak dari biasanya, sering mimisan, dan
skera mata kekuningan. Suami pasien juga menyatakan bahwa bau mulut dan bau badan istrinya tidak
sedap serta berat badan menurun karena nafsu makan berkurang.
Pertanyaan Soal
Apa jenis pemeriksaan laboratorium yang tepat untuk mendukung diagnosa tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Albumin
B. Kehamilan (PP test)
C. Liver Fungsi Test (LFT)
D. Renal Fungsi Test (RFT)
E. Glukosa puasa & 2 jam PP
Kunci Jawaban C
Referensi Depkes RI, 1991, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Pukesmas, Jakarta
Soal
Pengukuran kadar protein total dan albumin pada serum dilakukan menggunakan fotometer. Metode
pengukuran yang dipilih berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum.
Pertanyaan Soal
Pengukuran apa yang dilakukan dengan metode tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Fe2+
B. Hidrogen
C. Nitrogen
D. Elektron terlarut
E. Ion organik terlarut
Kunci Jawaban C
Referensi 1. Depkes RI, 1991, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Pukesmas, Jakarta
2. Soebrata, G, 1989, Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Jakarta, Dian Rakyat.
Soal
Seorang laki-laki berusia 36 tahun mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol bersama teman
kerjanya sejak 5 tahun yang lalu. Akhir-akhir ini ia merasakan sering pegal-pegal disertai rasa nyeri dan
terdapat warna merah dipersendian. Pemijatan telah dilakukan beberapa kali, akan tetapi menyebabkan
semakin terasa nyeri.
Pertanyaan Soal
Pemeriksaan penunjang apa yang tepat untuk membantu diagnosa dokter tersebut?
Pilihan Jawaban
A. SGOT
B. SGPT
C. Kolesterol
D. Triglicerida
E. Asam Urat
Kunci Jawaban E
Referensi 1. Depkes RI, 1991, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Pukesmas, Jakarta
2. Soebrata, G, 1989, Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Jakarta, Dian Rakyat.
Soal
Seorang anak perempuan berumur 12 tahun mempunyai berat badan kurang dari normal. Ia sudah
minum obat sesuai dengan arahan dari tenaga kesehatan setempat, namun akhir-akhir ini sering
berkeringat meskipun dimalam hari disertai demam dan batuk yang tidak kunjung sembuh sejak 2 bulan
yang lalu.
Pertanyaan Soal
Pemeriksaan laboratorium apa yang direkomendasikan untuk diagnosis tersebut?
Pilihan Jawaban
A. TIBC
B. Albumin
C. Darah rutin
D. Feses Rutin
E. Glukosa sewaktu
Kunci Jawaban A
Referensi 1. Depkes, 2002, GLP, Jakarta.
2. Depkes RI, 1991, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Pukesmas, Jakarta.
3. Soebrata, G, 1989, Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Jakarta, Dian Rakyat.
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan wajah dan tubuh yang bengkak (oedema), kelihatan
lemah bahkan sering pingsan ketika melakukan pekerjaan berat, dan mengeluh sering kesakitan di
daerah pinggang. Ia sering mengkonsumsi obat-obatan dan jamu di warung untuk kesehatannya sejak 2
tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan dokter didapatkan hasil
bahwa kadar HB kurang dari normal, SGOT dan SGPT normal.
Pertanyaan Soal
Pemeriksaan laboratorium lanjutan apa yang paling tepat untuk diagnosis tersebut?
Pilihan Jawaban
A. GDT
B. Albumin
C. Liver Fungsi Test (LFT)
D. Renal Fungsi Test (RFT)
E. Glukosa puasa & 2 jam PP
Kunci Jawaban D
Soal
Seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke laboratorium tempat anda bekerja. Ia mengeluhkan hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah di laboratorium lebih tinggi dibanding saat ia melakukan tes dengan
menggunakan stik yang telah dilakukan dua kali. Ia mengancam akan mempublikasikan bahwa
pemeriksaan di laboratorium tidak akurat.
Pertanyaan Soal
Apa yang saudara lakukan dalam menghadapi hal tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Melimpahkan keluhan pasien kepada supervisor
B. Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang
C. Mengabaikan keluhan pasien dan siap menghadapi risiko
D. Menjelaskan kemungkinan penyebab hasil laboratorium tidak sama
E. Menghubungi instansi lain yang melakukan pemeriksaan menggunakan stik
Kunci Jawaban D
Referensi Barbara H. Estridge and Anna P. Reynolds, Basic Clinical Laboratory Techniques,
Sixth Edition, 2012
Soal
Seorang laki laki berusia 53 tahun datang ke laboratorium dengan membawa surat rujukan dari dokter
spesialis penyakit dalam yang merawatnya. Isi permintaan adalah untuk dilakukan test toleransi glukosa
oral (TTGO).
Pertanyaan Soal
Tindakan apa yang saudara lakukan?
Pilihan Jawaban
A. Menganjurkan pasien untuk melakukan tes di rumah sakit besar
B. Menjelaskan persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum tes
C. Menyerankan kepada pasien jenis tes lain yang lebih praktis dan akurat
D. Menolak pemeriksaan karena pada usia tersebut sering terjadi efek samping
E. Langsung dilakukan pemeriksaan dengan member catatan tenpa persiapan khusus
Kunci Jawaban B
Referensi Patrick Barbera, Laboratory and Diagnostic Tests, 2015
Soal
Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke laboratorium dengan membawa sampel urin beserta surat
permintaan dari dokter untuk dilakukan pemeriksaan urin rutin terkait dengan permintaan pasien untuk
mendapatkan surat sehat. Pasien menjelaskan bahwa sampel urin yang dibawa sesuai dengan saran
dari dokter.
Pertanyaan Soal
Tindakan apa yang saudara lakukan?
Pilihan Jawaban
A. Meminta pasien melakukan sampling urin di laboratorium
B. Melakukan pemeriksaan sampel yang dibawa pasien sesuai permintaan dokter
C. Menyarankan kepada pasien untuk datang kembali dengan sampel pagi pertama
D. Konfirmasi kepada pasien apakah sampel yang dibawa adalah sampel pagi pertama
E. Konfirmasi kepada pasien apakah sampel yang dibawa adalah sampel pasien sendiri sebelum
diperiksa
Kunci Jawaban A
Referensi Wendy Arneson, Clinical Chemistry a Laboratory Perspective, 2009
Soal
Seorang pasien perempuan telah didiagnosa oleh dokter menderita infeksi saluran kemih. Resep obat
yang diberi oleh dokter kemudian diminum pada pagi hari. Pasien menjadi khawatir saat pergi ke kamar
kecil pada sore hari ketika melihat bahwa urinnya berwarna oranye terang.
Pertanyaan Soal
Apakah warna urin tersebut merupakan indikasi serius terkait infeksi saluran kemih?
Pilihan Jawaban
A. Tidak, warna tersebut menunjukkan urin normal
B. Ya, warna tersebut menunjukkan adanya perdarahan
C. Ya, warna tersebut menunjukkan adanya infeksi akut
D. Ya, warna tersebut menunjukkan adanya kadar bilirubin yang tinggi
E. Tidak, warna tersebut tidak signifikan dengan penyakit yang diderita
Kunci Jawaban E
Referensi Richard A. McPherson, HENRY’S Clinical Diagnosisand Management by
Laboratory Methods
Soal
Seorang pasien yang telah mendapat pengobatan dengan diuretik dalam beberapa bulan terakhir terjadi
aritmia.
Pertanyaan Soal
Peningkatan kadar elektrolit apa yang mungkin terjadi pada pasien tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Fosfat
B. Kalium
C. Clorida
D. Natrium
E. Magnesium
Kunci Jawaban B
Referensi Cynthia C. Chernecky, Laboratory Tests and Diagnostic Procedures, 2013
Soal
Seorang laki-laki berusia 48 tahun mengalami serangan akut atrritis berulang dengan gejala kemerahan
dan lunak pada pembengkakan sendi yang terasa sakit dan panas.
Pertanyaan Soal
Pemeriksaan laboratorium apakah yang sesuai untuk mendukung diagnosis kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Urea
B. Amonia
C. Allantoin
D. Kreatinin
E. Asam urat
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang wanita berusia 43 tahun mengalami kelainan peningkatan kadar kreatinin dan nitrogen urea
darah yang berkaitan dengan penurunan laju filtrasi glomerular.
Pertanyaan Soal
Apakah penyebab dari kelainan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Gagal ginjal akut
B. Gagal ginjal kronik
C. Gagal jantung akut
D. Gagal jantung kronik
E. Gagal paru kronik
Kunci Jawaban B
Referensi Barbara H. Estridge and Anna P. Reynolds, Basic Clinical Laboratory Techniques,
Sixth Edition, 2012
Soal
Seorang anak laki-laki datang ke unit gawat darurat dengan keluhan sesak nafas berat, ada tanda dan
gejala umum anemia. Diagnosis sementara dokter adalah Thalasemia, sehingga pemeriksaan
laboratorium yang diminta adalah Hgb A2 and Hgb F.
Pertanyaan Soal
Metode apakah yang paling baik untuk tes tersebut?
Pilihan Jawaban
A. ELISA
B. Electrophoresis
C. Alkali denaturation
D. Direct bichromatic spectrophotometry
E. High-performance liquid chromatography
Kunci Jawaban E
Referensi 1. Barbara H. Estridge and Anna P. Reynolds, Basic Clinical Laboratory
Techniques, Sixth Edition, 2012
2. Richard A. McPherson, HENRY’S Clinical Diagnosisand Management
byLaboratory Methods
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium untuk dilakukan tes fungsi ginjal. Jenis tes yang menjadi
prosedur standar untuk tes tersebut pada laboratorium anda adalah tes kliren kreatinin.
Pertanyaan Soal
Mengapa pemeriksaan tersebut menjadi pilihan untuk dilakukan?
Pilihan Jawaban
A. Direabsorbsi minimal oleh tubulus
B. Difiltrasi sempurna oleh glomerulus
C. Pembentukannya tergantung pada ukuran tubuh
D. Kadar dalam plasma tergantung pada banyaknya diet
E. Nilai normal tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan
Kunci Jawaban B
Referensi Patrick Barbera, Laboratory and Diagnostic Tests, 2015
Soal
Sampel berupa darah yang berasal dari ruangan pada suatu rumah sakit telah diterima ke bagian
laboratorium. Terkait banyak pemeriksaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu, maka waktu
pemeriksaan tertunda selama 5 jam sebelum dilakukan tes.
Pertanyaan Soal
Kelompok pemeriksaan apa saja yeng dapat terpengaruh pada keadaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Glukosa, Na, K, Cl
B. CK, ALT, ALP, AST
C. Total dan bilirubin direk
D. Asam urat, BUN, kreatinin
E. Total kolesterol, trigliserida, LDL dan HDL
Kunci Jawaban D
Referensi Cynthia C. Chernecky, Laboratory Tests and Diagnostic Procedures, 2013
Soal
Laboratorium menerima kiriman sampel darah yang terdapat di dalam tabung bertutup ungu dan bertutup
merah. Sampel darah yang terdapat di dalam tabung bertutup ungu berisi tiga perempat tabung untuk
pemeriksaan darah lengkap, sedangkan tabung bertutup merah berisi setengah tabung untuk
pemeriksaan elektrolit. Hasil pemeriksaan elektrolit yang didapat yaitu Na = 135 mmol/L, K = 11,2
mmol/L, Cl = 103 mmol/L, HCO3 = 14 mmol/L, dan Ca = 2,6 mmol/L.
Pertanyaan Soal
Apa penjelasan yang paling mungkin terkait hasil pemeriksaan kalsium serum tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Salah urutan penggunaan tabung vakum
B. Hemolisis berat selama pengumpulan sampel
C. Tidak ada masalah terkait hasil kalsium darah
D. Tabung bertutup merah tercemar antikoagulan
E. Kesalahan laboratorium dalam pengukuran kalsium
Kunci Jawaban D
Referensi Amitave Dasgupta, Clinical Laboratoey, A guide to error Detection and correction
a Guideto Error Detection and Correction, 2013
Soal
Seorang laki-laki datang ke laboratorium dengan membawa rujukan pemeriksaan dari dokter. Pasien
diketahui memiliki tanda dan gejala penyakit jantung koroner, sehingga dokter meminta untuk dilakukan
beberapa jenis pemeriksaan yang mendukung diagnosis penyakit.
Pertanyaan Soal
Bagaimana prosedur puasa yang paling tepat ketika akan dilakukan tes tersebut?
Pilihan Jawaban
A. 8 jam; kecuali air diperbolehkan
B. 10 jam; air, merokok, kopi, teh (tanpa gula atau krim) diperbolehkan
C. 12 jam; kecuali air diperbolehkan
D. 14 jam, teh (tanpa gulaatau krim) diperbolehkan
E. 16 jam; air, merokok, kopi, teh (tanpa gula atau krim) diperbolehkan
Kunci Jawaban C
Referensi Richard A. McPherson, HENRY’S Clinical Diagnosisand Management by
Laboratory Methods
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan dari dokter spesialis penyakit dalam
untuk dilakukan pemeriksaan profil lipid. Diagnosa sementara oleh dokter yaitu pentakit jantung koroner.
Serum yang diperoleh untuk pemeriksaan diketahui tampak adanya keputihan seperti susu.
Pertanyaan Soal
Komponen apa yang menjadi penyebab keadaan spesimen tersebut?
Pilihan Jawaban
A. LDL
B. HDL
C. VLDL
D. Kolesterol
E. Kilomikron
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan pemeriksaan dari dokter.
Berdasarkan gejala klinis diduga mengalami infark miokardium akut dan kerusakan hati. Hal ini dapat
menyebabkan peningkatan suatu enzim tertentu yang dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
Pertanyaan Soal
Jenis pemeriksaan apa yang tepat untuk membantu diagnosis dokter pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Ureum
B. Glukosa
C. Kolesterol
D. Asam Urat
E. SGOT/SGPT
Kunci Jawaban E
Referensi Kee, JL., 2007, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Alih Bahasa:
Sari Kurnianingsih, et al., Edisi 6, EGC, Jakarta.
Soal
Spesimen berupa darah yang berasal dari ruangan pada suatu rumah sakit telah diterima ke bagian
laboratorium dengan kondisi ikterik. Spesimen pemeriksaan tersebut harus terhindar dari jananan sinar
matahari karena diketahui dapat mempengaruhi kandungan pigmen empedu sehingga hasil pemeriksaan
menjadi rendah palsu.
Pertanyaan Soal
Apa jenis pemeriksaan yang terkait dengan kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Glukosa
B. Bilirubin
C. Kolesterol
D. Asam Urat
E. Trigliserida
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pria berusia 60 tahun tahun yang memiliki berat badan obesitas datang ke laboratorium
membawa surat rujukan dari dokter. Keluhan pasien yaitu nyeri berat di ujung ibu jari kaki kiri dalam 12
jam terakhir serta menyatakan bahwa ia selalu mengkonsumsi alkohol.
Pertanyaan Soal
Apa jenis pemeriksaan yang terkait dengan kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Glukosa
B. Bilirubin
C. Kolesterol
D. Asam Urat
E. Trigliserida
Kunci Jawaban D
Referensi Murray, RK., et al., 2014, Biokimia Harper, Alih Bahasa Manurung, LR., Mandera,
LI., Edisi 29, EGC, Jakarta.
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan kadar glukosa darah. Spesimen yang diperiksa diperoleh dari darah vena, kemudian
disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Serum yang berada di tabung reaksi yang
belum dipisahkan dengan sel-sel lainnya diperiksa menggunakan metode GOD-PAP pada
spektrofotometer. Hasil pemeriksaan yang diperoleh yaitu 60 mg/dl.
Pertanyaan Soal
Apakah yang dapat menyebabkan hasil menjadi rendah pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Pasien berpuasa > 12 jam
B. Spektrofotometer belum dikalibrasi
C. Kesalahan dalam prosedur pemeriksaan
D. Serum tidak dipisahkan dengan eritrosit
E. Menggunaan jenis spesimen yang kurang tepat
Kunci Jawaban D
Referensi Sacher, RA., McPherson, RA., 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium, ALih Bahasa: Pendit, BU, Wulandari, D., Edisi 11, EGC, Jakarta.
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa blanko pemeriksaan dari dokter untuk
melakukan pemeriksaan tes kehamilan.
Pertanyaan Soal
Jenis urin apakah yang paling baik untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Pagi
B. 24 jam
C. Kateter
D. Sewaktu
E. Post prandial
Kunci Jawaban A
Referensi Gandasoebrata, R., 2007, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Jakarta.
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin lengkap. Hasil pemeriksaan makroskopis diketahui bahwa urin berwarna kuning, keruh,
BJ 1,020 dan pH 8,4. Pengamatan sedimen urin secara mikroskopis didapatkan unsur anorganik dengan
ciri-ciri tidak berwarna dan bentuk peti mati.
Pertanyaan Soal
Apakah nama jenis unsur yang ditemukan dalam spesimen urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Asam urat
B. Triple phosfat
C. Amonium urat
D. Kalsium oksalat
E. Kalsium karbonat
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin lengkap. Hasil pemeriksaan makroskopis diketahui bahwa urin berwarna kuning, keruh,
BJ 1,020 dan pH 5,2. Pengamatan sedimen urin secara mikroskopis didapatkan unsur anorganik dengan
ciri-ciri berwarna kuning merah dan bentuk prisma.
Pertanyaan Soal
Apakah nama jenis unsur yang ditemukan dalam spesimen urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Asam urat
B. Triple phosfat
C. Amonium urat
D. Kalsium oksalat
E. Kalsium karbonat
Kunci Jawaban A
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh berwarna kuning, keruh dan mempunyai pH 8,5
namun kekeruhan menjadi hilang setelah dilakukan penambahan beberapa tetes CH 3COOH disertai
timbulnya gas.
Pertanyaan Soal
Apakah penyebab urin tersebut menjadi keruh?
Pilihan Jawaban
A. Asam urat
B. Triple phosfat
C. Amonium urat
D. Kalsium oksalat
E. Kalsium karbonat
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi ± 2/3 tabung,
kemudian dilakukan pemanasan hingga mendidih selama 30 detik dan diamati terjadinya kekeruhan.
Pelaporan pemeriksaan ini yaitu negatif bila tidak terjadi kekeruahan, positif 1 (+) bila terdapat kekeruhan
ringan tanpa butir-butir, positif 2 (++) kekeruhan dan tampak butir-butir, positif 3 (+++) kekeruhan
berkeping-keping, dan positif 4 (++++) kekeruhan berkeping-keping besar.
Pertanyaan Soal
Apakah jenis pemeriksaan urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Warna
B. Protein
C. Glukosa
D. Berat jenis
E. Kekeruhan
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
reagen, kemudian dimasukkan 5-8 tetes urin dan dipanasi hingga mendidih selama 5 menit. Pelaporan
pemeriksaan ini yaitu negatif bila larutan berwarna biru, positif 1 (+) hijau kekuning-kuningan, positif 2
(++) kuning keruh, positif 3 (+++) jingga atau warna lumpur, dan positif 4 (++++) merah bata.
Pertanyaan Soal
Apakah jenis pemeriksaan urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Warna
B. Protein
C. Glukosa
D. Berat jenis
E. Kekeruhan
Kunci Jawaban C
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin ruitn. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
reagen, kemudian dimasukkan 5-8 tetes urin dan dipanasi hingga mendidih selama 5 menit. Pelaporan
pemeriksaan ini yaitu negatif bila larutan berwarna biru, positif 1 (+) hijau kekuning-kuningan, positif 2
(++) kuning keruh, positif 3 (+++) jingga atau warna lumpur, dan positif 4 (++++) merah bata.
Pertanyaan Soal
Apakah reagen yang digunakan untuk pemeriksaan urin tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Rothera
B. Fouchet
C. Bennedict
D. Asam asetat 6%
E. Asam sulfosalicyl 20%
Kunci Jawaban C
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa blanko pemeriksaan dari dokter untuk
melakukan pemeriksaan urin yang erat kaitannya dengan diagnosa penunjang glukosuria.
Pertanyaan Soal
Jenis urin apakah yang paling baik untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Pagi
B. 24 jam
C. Kateter
D. Sewaktu
E. Post prandial
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
Bennedict, kemudian dimasukkan 5-8 tetes urin dan dipanasi hingga mendidih selama 5 menit. Hasil
yang diperoleh yaitu larutan bewarna hijau kekuning-kuningan.
Pertanyaan Soal
Apakah interpretasi hasil pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Negatif
B. Positif 1 (+)
C. Positif 2 (++)
D. Positif 3 (+++)
E. Positif 4 (++++)
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi ± 2/3 tabung,
kemudian dilakukan pemanasan hingga mendidih selama 30 detik. Selanjutnya urin ditambah dengan
larutan asam acetat 6% sehingga diperoleh hasil terdapat kekeruhan dan tampak butir-butir.
Pertanyaan Soal
Apakah interpretasi hasil pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Negatif
B. Positif 1 (+)
C. Positif 2 (++)
D. Positif 3 (+++)
E. Positif 4 (++++)
Kunci Jawaban C
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Unsur sedimen dilihat menggunakan mikroskop dan jumlahnya dilaporkan
berdasarkan lapang pandang. Berdasarkan pemeriksaan ditemukan sel eritrosit sebanyak 3-6/LPB
Pertanyaan Soal
Bagaimanakan penggunaan lensa mikroskop pada pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Lensa okuler 5 kali
B. Lensa okuler 10 kali
C. Lensa objektif 4 kali
D. Lensa objektif 10 kali
E. Lensa objektif 40 kali
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin ruitn. Pemeriksaan sedimen urin secara mikroskopis diperoleh hasil yaitu ditemukan
kristal asam urat dengan hasil positif 2 (++)
Pertanyaan Soal
Bagaimanakan penggunaan lensa mikroskop pada pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Lensa okuler 5 kali
B. Lensa okuler 10 kali
C. Lensa objektif 4 kali
D. Lensa objektif 10 kali
E. Lensa objektif 40 kali
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa blanko pemeriksaan dari dokter untuk
melakukan pemeriksaan urin rutin. Hasil pemeriksaan sedimen urin diperoleh hasil jumlah eritrosit 15-
20/LPB, leukosit 10-15/LPB, kristal tripel phospat positif 2 (++).
Pertanyaan Soal
Jenis urin apakah yang paling baik untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Pagi
B. 24 jam
C. Kateter
D. Sewaktu
E. Post prandial
Kunci Jawaban A
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5
ml, kemudian ditambahkan ± 1 gram (sepucuk pisau) reagen Rothera. Tabung tersebut dikocok hingga
larut, kemudian dimiringkan dan dialirkan reagen ammoniumhidroksida pekat (28%) sebanyak 1-2 ml
melalui dinding. Hasil yang diperoleh yaitu terbentuk warna ungu pada perbatasan kedua lapisan.
Pertanyaan Soal
Apa parameter pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Protein
B. Urobilin
C. Glukosa
D. Bilirubin
E. Benda keton
Kunci Jawaban E
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5
ml, kemudian ditambahkan 2-4 tetes lautan lugol. Tabung tersebut dikocok hingga tercampur dan
ditunggu selama 5 menit, kemudian ditambahkan larutan Schlesinger sebanyak 5 ml dan dilakukan
penyaringan. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat fluoresensi hijau pada filtrat.
Pertanyaan Soal
Apa parameter pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Protein
B. Urobilin
C. Glukosa
D. Bilirubin
E. Benda keton
Kunci Jawaban B
Soal
Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan
pemeriksaan kadar glukosa darah. Pengukuran kadar dilakukan menggunakan metode GOD-PAP pada
spektrofotometer. Hasil yang diperoleh yaitu 150 mg/dl
Pertanyaan Soal
Apa spesimen yang dibutuhkan untuk pemeriksaan tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Serum
B. Darah utuh
C. Plasma citrat
D. Plasma EDTA
E. Plasma heparin
Kunci Jawaban A
SOAL UKOM E. Kokus/batang,spiral
1. Seorang analis melakukan pengambilan darah 7. (71.) Seorang ATLM melakukan pemeriksaan
pasien geriatrik untuk pemeriksaan hema, glukosa, urinalisa pada pasien gagal ginjal. Parameter yang
led. Saat melakukan palpasi analis merasakan diperiksa adalah protein urin kuantitatif cara esbach.
pembuluh darah kecil dan agak dalam.. prosedur Urin ditampung dengan seksama. Sampel urin yang
selanjutnya apa? digunakan adalah...
A. Mengganti dengan jarum kecil. A. Pagi
B. desinfeksi dg alkohol .. B. Sewaktu
C. Memberitahu ke pasien kalau sulit untuk di C. 24 jam
ambil.. D. 2 porsi
D. Memberi instruksi untuk melakukan buka tutup E. 2 jam post prandial
kepalan tangan 8. (148). Seorang ATLM melakukan pemeriksaan
2. (19) Seorang Atlm melakukan pemeriksaan glukosa mikroskopik urin. Ditemukan kristal. Parameter hasil
dengan metode god pap, di dapat abs sampel 0,250 pemeriksaan penunjang ditemukan kristal adalah ...
dan abs standar 0,300 konsentrai standar 100 mg/dl. A. Kekeruhan
Berapakah kadar sampel B. Berat Jenis
A. 75 C. Protein
B. 83 D. Nitrit
C. 100 E. pH
D. 120 9. (30.) Seorang atlm melakukan pemeriksaan hitung
E. 176 leukosit dg metode tabung, dipipet 400 uL larutan
3. (96.) Seorang atlm mengambil sampel dari tangan turk dan 20 uL darah. Fungsi asam asetat pd larutan
untuk pemeriksaan bakteri, dan di dapatkan turk adalah?
staphylococus sp dr pwarnaan gram. Metode lain yg A. Mewarnai leukosit
bsa di gunakan untuk menentukan materi tersebut B. Lisis eritrosit
adalah C.Lisis trombosit
A. Tes manitol D.Menstabilkan leukosit
B. Tes kaagulase E. Lisis eritrosit dan trombosit
C. Tes katalase 10. (107.) Atlm melakukan pemeriksaan kimia yaitu
D. Tes hemolisa urobilinogen urin dengan 5 ml urin dan beberapa
4. (69.) Seorang pemadam kebakaran terkena luka tetes amoniak 10% sampai bereaksi basa dan
bakar ringan lalu dia memutuskan untuk merawat ditambahkan 5 ml larutan seng asetat jenuh.
lukanya sendiri di rumah setelah beberapa hari luka Langkah selanjutnya yg dilakukan adalah?
tersebut menjadi basah dan bernanah. Setelah A. Disaring filtrat dan diteteskan yodium 1%
dilakukan pemeriksaan didapatkan bakteri B. Disaring filtrat dan diteteskan reagen fouchet
pseudomonas aeroginosa. Pigmen warna apa yg C. Disaring kemudian endapan diteteskan yodium
dihasilkan oleh bakteri tsb 1%
A. merah D. Disaring kemudian endapan diteteskan reagen
B. kuning fouchet
C. hijau E. Disaring kemudian filtrat dan endapan diteteskan
D. coklat yodium 1%
E. hitam 11. (164.) Seorang Atlm melakukan pemeriksaan kimia.
5. (138) Sd mulya melakukan pemeriksaan feses Perhitungan kadar LDL kolesterol didapatkan hasil
terhadap muridnya ditemukan adanya infeksi kolesterol total 105 mg/dl, trigliserid 400 mg/dl, HDL-
kecacingan. Pemeriksaan dilanjutkan ke kolesterol 48 mg/dl. Nilai quality kontrol total berada
pemeriksaan imunologi dengan memeriksa pada 1- SD dan sampelnya lipemik. Langkah
immunoglobulin. Immunoglobulin apa yg berperan pemeriksaan selanjutnya adalah
dalam infeksi tsb A. Mengganti metode pemeriksaan
A. IgA B. Mengeluarkan hasil pemeriksaan
B. IgD C. Konsultasi dokter
C. IgM D. Evaluasi nilai kontrol kolesterol
D. IgG E. Mengulang pemeriksaan Kolesterol total
E. IgE 12. (32.) Antoni van leeuwenhoek mengemukakan teori
6. (177.) klasifikasi bakteri berdasarkan 1. Morfologi 2. abiogenesis yang saat ini telah di tentang oleh teori
Struktur 3. Psycology . hal yg membedakan menjadi dari leuis pasteur yang menemukan percobaan
klasifikasi adalah mikroba dengan menggunakan labu U yang
A. Eukariotik menghasilkan postulat koch. Manakah pernyataan
B. Prokariotik yang benar mengenai postulat koch tersebut?
C. Asam/basa A. Dapat di musnahkan
D. Aerob/anaerob B. Menginfeksi host yang sama
C. Dapat diinkulasi dengan media buatan C. Benedict
D. Hanya dapat tumbuh pada jaringan D. Seliwanof
E. Menghasilkan sifat yang sama E. Alfa naftol
13. (109.) Seorang keluarga pasien meminta petugas lab 20. Seorang laki" berusia 50 yg mengalami rasa sakit
untuk mencetak hasil lab suaminya yang sedang di saat berkemih, tersendat" dan kadang"
rawat di RS. Namun, pada parameter HIV tidak ingin mengeluarkan darah. Bagaiman hasil tes urin
dilampirkan/dicetak dengan alasan untuk kleim dengan metode carik celup?
asuransi. Tindakan apa yg tepat yg harus dilakukan 21. PerHitungan trombosit dgn pipet rhoma eritrosit.
oleh ATLM dalam menyikapi hal tersebut? Dihisap 0,5 darah + reagen rees ecker 101.
1. Melaporkan pada koor lab Dicampur dan diletakkan dibilik hitung. Perhitungan
2. Konsultasi dengan dokter pk dengan 25 kotak dengan pembagian 16 bagian kecil.
3. Menjelaskan kepada pasien karna tidak dapat Hasil perhitungan 148 sel. Berapakah jumlah
mencetak hasil trombosit permilimeter ?
4. . 22. (59.) Seorang wanita melakukan pemeriksaan
5. protein urine. Didapatkan protein (+). Kemudian
14. (73.) ATLM dinas shift malam. Ada pasien UGD yang dilakukan konfirmasi dengan metode didih bang
ingin periksa hema rutin tetapi tidak mampu melunasi dengan mereaksikan reagen didih bang dengan bbrp
biaya pemeriksaan laboratorium sedangkan keadaan ml urine. Berapa ml urine yg ditambahkan?
pasien demam tinggi, apa yang seharusnya A. 0,5, ml
dilakukan ATLM ? B. 1,0 ml
A. Menghubungi dokter dan memberitahu bahwa C. 2,0 ml
tidak bisa dilakukan pemeriksaan D. 4,0 ml
B. Mengantarkan pasien ke UGD untuk mencari E. 5,0 ml
solusi dgn dokter UGD 23. (136.) Seorang ATLM kesehatan akan melakukan
C. Menyarankan agar ke UGD untuk berkonsultasi pengambilan darah dan menghindari pengocokan
dgn dokter UGD tabung yang terlalu keras, dan alkohol belum kering
D. Memberitahu pasien untuk melunasi administrasi saat dilakukan penusukan. Apa yg terjadi pada
terlebih dahulu sampel bila terjadi hal tersebut?
15. (150.) Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan A. Hemokonsentrasi
LED ? Natrium sitrat B. Hemolisis
16. Seorang atlm melakukan pemeriksaan glukosa urin C. ...
metode carik celup, Didapatkan hasil +2. Kemudian D. ...
dilakukan uji konfirmasi menggunakan metode E. ...
Benedict didapat kan hasil biru.. berdasarkan hasil 24. (172.) Pada suatu rumah sakit yg sedang dinas
pengamatan tersebut.. malam terdapat 2 petugas. Petugas pertama berada
A. Neg. dibagian sampling, dan petugas kedua berada
B. pos 1. dibagian pemeriksaan. Pada saat petugas kedua
C. pos 2 melakukan pemeriksaan urine, urine no. 21
D. pos 3 . sampelnya kurang. Apa yg harus dilakukan petugas
E. pos4 tersebut?
17. (42) pereaksi pada pewarnaan BTA yang digunakan A. Meminta petugas pertama untuk meminta
untuk penentu/diferensiasi adalah.. sampel ulang
a. Alkohol 96% B. Meminta pasien untuk kembali ke laboratorium
b. Alkohol 70% C. Menghubungi dokter yg meminta bahwa sampel
c. Asam sulfat 1% kurang
d. Asam sulfat & alkohol 96% D. Melakukan pemeriksaan dengan sampel yang
e. Asam sulfat 1% & alkohol 70% ada
18. (119) seorang wanita didignosa oleh dokter terkena E. Mencatat pada lembar hasil pemeriksaan
ISK selama 2 minggu setelah dilakukan pemerisaan 25. (14.) Pasien diidentifikasi vibrio cholera. Media
sedimen ada unsur yg meningkat ialah penyubur agar hasilnya optimal...
A. Sistin A. TCBS
B. Leukosit B. TBCS
C. Eritrosit C. Nutrient Agar
D. Silinder hyalin D. Nutrient Broth
E. Kristal asam urat E. Aku lupa hehe~
19. (167) pada pmrx glukosa urin dilakukan dengan 26. (91.) Pasien periksa urin lengkap. Hasilnya eri (+++),
metode fehling dan didapatkan hasil positif. Untuk leuko (+), glukosa (-), protein (-), urobilinogen (+),
mendapatkan hasil semi kuantitatif harus dilakukan keton (-), nitrit (-). Apa tindakan yang dilakukan?
metode.. A. Mengeluarkan hasil pemeriksaan
A. Molish B. Meminta sampel ulang
B. Barfoed C. Uji konfirmasi untuk sedimen eritrosit
D. Di cek ulang glukosa A. Burr cell
E. Aku lupa hehe~ B. Eliptosit
27. Pasien terdiagnosis thypoid, dilakukan kultur dengan C. Leptosit
sampel darah. Jenis media yg tepat untuk kultur D. Akantosit
sampel tersebut adalah? E. Stomatosit
A. endo agar 35. (81.) Pada pemeriksaan hitung leukosit dengan
B. Mac conkey agar menggunakan pipet thomas, setelah dilakukan
C. Salmonella shigella agar pencampuran darah dengan larutan di dalam pipet
D. Lupa tsb, dibuang larutan campuran tsb 3-4 tetes. Alasan
28. (43.) Alat diukur pada panjang gelombang 340 nm. kenapa harus dibuang larutan campuran tersebut
Pada panjang gelombang tersbut zat apa yg diukur? terlebih dahulu?
A. NAD+ A. Pada ujung pipet darah beku
B. NADH B. Darah beku
C. Alanin C. Pada ujung pipet darah lisis
D. Glutamat D. Pada ujung pipet leukosit lisis
29. (120.) Pemeriksaan urin lengkap yg ditunda dari 1 E. Pada ujung pipet tidak mengandung darah
jam dapat menyebabkan? 36. (156.) Pasien mengeluarkan urin pukul 05.15 dan
A. Bakteri meningkat diserahkan ke lab pukul 07.30 bila dilakukan
B. pH menjadi basa pemeriksaan urin apa yang berubah?
C. pH asam A. Warna urin menjadi gelap
30. (44.) Anak berumur 15 th mempunyai keluhan gatal B. Ph menjadi basa
di badan dan genital pada malam hari. Teman C. Terjadi glikolisis
asramanya pun mengalami juga. Dokter D. Terjadi penurunan garam phosphate
menyarankan tes lab. Apa bahan pemeriksaan E. Bakteri berkembang biak
tersebut? 37. (29.) Soal mencari MCV. Yang diketahui PCV, Hb,
A. Debu LED, leukosit, dan eritrosit.
B. Darah 38. (106.) Balita diperiksa di RS Anak Bunda dengan
C. Plasma gejala fese berlendir. Diketahui dari MC agar koloni
D. Kerokan kulit berwarna pink dan merupakan kelompok bakteri
E. Kerokan kuku fermented lactose. Apa uji berikutnya?
31. Pasien terdiagnosis thypoid, dilakukan kultur dengan A. Urea
sampel darah. Jenis media yg tepat untuk kultur B. Katalase
sampel tersebut adalah? C. Koagulase
A. endo agar D. IMVIC
B. Mac conkey agar E. TCBS
C. Salmonella shigella agar 39. (163.) Kakek mengalami batuk kronis. Ketika
D. Lupa diperiksa dokter, hasil paru menunjukkan tidak ada
32. (64.) ATLM mengambil 3 ml sampel darah pasien keanehan. Kemudian dokter menyarankan untuk
yang di diagnosa demam thypoid. Darah tersebut melakukan pemeriksaan kultur dahak. Kenapa
kemudian dimasukkan kedalam media kaya selektif. pemeriksaan kultur dahak jarang dilakukan?
Apakah media tsb? A. Waktu lama
A. Brilliant green laktosa agar B. Tidak sensitif dan tidak spesifik
B. Salmonela shigella agar C. Sensitif tapi tidak spesifik
C. Media Ox Gall D. Waktu lama dan berbahaya bagi pemeriksa
D. Selenite agar E. Waktu lama dan tidak sensitif
E. Endo agar 40. (13.) Seorang ATLM melakukan pengenceran
33. (141.) Seorang ATLM sedang mengerjakan suspensi leukosit menggunakan pipet thoma. Darah dipipet
bakteri. Tiba2 suspensi tersebut tidak sengaja sampai tanda batas 0,5 kemudian dipipet larutan
tumpah dimeja, apa yg seharusnya ATLM lakukan? Turk sampai tanda batas angka 11. Lalu dimasukkan
A. Disiram alkohol 70% ke dalam bilik hitung dan ditemukan 52 sel pada 16
B. Disiram air kran kotak II. Berapakah jumlah leukosit pada sampel?
C. Disiram detergen A. 1040
D. Disiram spirtus B. 5200
E. Disiram fenol C. 10400
34. (4.) Pada penderita anemia dengan gagal ginjal D. 14000
kronik dilakukan pemeriksaan retikulosit dengan E. 52000
menggunakan reagen BCB, dan ditemukan retikulosit 41. (55.) Seorang petani berusia 54thn mengeluh batuk,
di pada sediaan dan ditemukan juga eritrosit dengan demam, penurunan berat badan, nyeri dada dan lesi
tonjolan-tonjolan pada permukaan selnya dan terjadi di lengan yang tidak kunjung sembuh.Dokter
perubahan lingkungan intraseluler dan ekstraseluler, menyarankan melakukan px.lab/ Apa spesimen yg di
sel tersebut dinamakan.... px.?
A. Sputum C. endoplasma bergranula
B. Feses 49. (102.) seorang pria berumur 40 thn sebagai
C. Urine pemulung. mengalami gejala batuk berdarah dan
D. Darah berlendir. dilakukan pemeriksaan lab. didapatkan
E. Kulit hasil BTA positif dan LED tinggi. pasien tsb terkena
42. (132.) Seorang pasien membawa formulir permintaan penyakit?
pemeriksaan dr dokter. Pemeriksaan yang dilakukan 50. (162.) seorang anak umur 3 thn. memiliki gejala klinis
adlh Reumatoid Faktor. Fasilitas Lab yang tersedia susah napas, kalau napas butuh batuk panjang,
untuk px adalah kit yang berisi reagen lateks. Apa lekosit=15500, limfosit 70%. setelah dilakukan
reaksi dr pemeriksaan tsb? pemeriksaab lab. Didapakan bakteri cocus positif.
A. ELISA Bakteri apakah itu?
B. Flokulasi 51. (8). Ada pasien meminta pemeriksaan urin lengkap.
C. Aglutinasi Hasil tes carik celup eritrosit (-),leukosit (-), protein (-
D. Hemaglutinasi ), glukosa (-), bj 1.010, nitrit (-), bilirubin (-), keton
43. (28.) Jarak torniquet dgn lokasi vena pungsi? (+++). Dengan hasil tersebut, petugas laboratorium
A. 1-4 cm diatas vena pungsi ingin mengkonfirmasi hasil yang positif. Indikator apa
B. 4-7 diatas vena pungsi yang digunakan pada pemeriksaan tersebut?
C. 7-10 diatas vena pungsi A. Natrium nitroprussida
D. 10-13 diatas vena pungsi B. Natrium carbonat
E. 13-16 diatas vena pungsi C. Kalsium carbonat
44. (105.) Laki2 28 th bekerja di lab keracunan metanol. D. Lupa
Organ utama yg memproses hal tsb? E. Lupa
A. A. Paru2 52. (85.) Seorang petugas radiologi mengalami
B. B. Lambung kecelakaan. Ia terkena radiasi dosis tinggi, dan
C. C. Ginjal mengalami kelainan sum sum tulang. Hasil dari
D. D. Usus pemeriksaan di laboratorium menunjukkan nilai hb 9,
E. E. Hati hitung jumlah leukosit 2.900, trombosit 100.000, dan
45. (163.) Knp kultur dahak jarang dilakukan? pada hitung jenis leukosit didapat Limfosit 80%.
A. A. Terlalu lama Dengan hasil tersebut, anemia jenis apa yang
B. B. Sensitif tp tdk spesifik dialami pasien?
C. C. Tdk sensitif tp spesifik A. Anemia sideroblastik
D. D. Lama dan pasitif palsu B. Anemia megaloblastik
E. E. Lama dan bahaya C. Anemia defisiensi besi
46. (23.) Seorang ATLM mendapat pasien rujukan D. Anemia aplastik
dengan diagnosa anemia. Sampel darah EDTA E. Anemia hemolitik
kemudian diperiksa dengan alat mikroskop dan 53. (157.) Pemeriksaan hitung trombosit dengan cara
reagen BCB 1%. apakah pemeriksaan yang tidak langsung (Fonio). Didapatkan hasil 100 sel
dilakukan? trombosit dalam 1.000 eritrosit, dengan jumlah
A. Retikulosit eritrosit 4.000.000 sel/ul. Berapa nilai trombosit
B. Hematokrit sebenarnya?
C. Hemoglobin A. 400.000
D. Hitung jml eritrosit B. 100.000
E. LED C. 200.000
47. (100.) Seorang ATLM sedang melakukan D. Lupa
pemeriksaan mikroskopis sedimen urin namun E. Lupa
kesulitan membedakan eritrosit,tetesan minyak dan 54. (3.) Untuk membedakan transudat atau eksudat
jamur. untuk itu ditambahkan asam asetat encer. apa digunakan tes?
yg akan terjadi setelah sedimen ditambah asam A. Bang
asetat encer? B. Erlich
A. a. sedimen jernih C. Rivalta
B. b. eritrosit lisis D. None pandi
C. c. pH menjadi asam 55. (80. )Seorang wanita akan periksa kultur urin.
D. d. Tetesan minyak larut Sampel maksimal diperiksa dalam wktu 2jam. Nah
E. e. tidak perlu dilakukan pemeriksaan apa yg berpengaruh sama proses penyimpanan
mikroskopis tersebut?
48. (25.) seorang ibu mengalami diare dengan lendir A. Negatif palsu karena bakteri pada mati
dan berdarah. dokter menyarankan utk melakukan B. Positif palsu karna bakteri berkembang biak
pemeriksaan feses. ditemukan tropozoid entamoeba C. Ph urin jadi berubah
hystolitica. apa ciri khas dr tropozoid tsb? 56. (20.) Pewarnaan wright adalah pewarnaan yg
A. bergerak aktif digunakan untuk sediaan apus darah. Tetapi
B. ektoplasma menonjol beberapa laboratorium masih menggunakan
pewarnaan giemsa. Bahan apa yg digunakan untuk koloni pigmen hijau yang merembes sampai kedalam
memfiksasi sediaan apus darah... perbenihan. Apa nama bakteri tsb?
A. Chloroform 64. (18.) Seorang atlm menerima reagen baru untuk
B. Formalin pemeriksaan kimia darah. Selanjutnya petugas
C. Alkohol absolut melakukan uji kualitas reagen baru. Pertama, alat di
57. (97.) Sampel kerokan kulit di media SDA dengan atur dahulu sesuai parameter pemeriksaan reagen
hasil makrokonidia dengan ujung membulat, isi sel 2- tersebut. Manakah tindakan yang kemudian di
4, dan tidak ditemukan mikrokonidia. Jenis jamur ini lakukan?
adalah.. A. Menyiapkan reagen kerja
A. Mikrosporum canis B. Memanaskan alat +- 30 menit
B. Trycopyton rubrum C. Melakukan uji reagen terhadap kalibrator
C. Mikrosprorum gypseum D. Mereaksikan reagen dengan sampel pasien
D. Trycopyton mentagropytes E. Menerjemahkan petunjuk reagen baru
58. (33.) Seorang wanita usia 38th bekerja sebagai 65. (95.) Seorang atlm menerima formulirr permintaan
petugas SPBU selama 15 th. Melakukan pemeriksaan ureum dalam darah pasien rawat inap.
pemeriksaan laboratorium di dapatkan hasil Hb 7 Kadara ureum 64 mg/dl. Setelah konsultasi, dokter
gr/dl, trombosit <150.000/ul darah, granulocytopenia meminta tambahan pemeriksaan uji sensitif terhadap
dan anemia aplastik. Dengan diagnosis dokter ginjal selain kreatinin yaitu BUN. Namun reagen BUN
keracunan benzene kronis. Penyakit apa yang di habis. Manakah serangkaian tindakan yang
derita wanita tersebut? dilakukan?
A. Kanker otak A. Melakukan pemeriksaan ureum ulang
B. Kanker darah B. Merujuk ke laboratorium lain
C. Kanker kulit C. Melaporkan kadar BUN 29.9 mg/dl
D. Kanker usus D. Menunda pekerjaan sampai reagen BUN ada
E. Kanker nasofaring E. Menyampaikan ke dokter reagen habis
59. (110.) Dilakukan pemeriksaan hitung jumlah 66. (161.) Protein Bence Jones adalah imunoglobin
trombosit, dipipet larutan pengencer 990 uL dan monoklonal pada urin. Protein berlebih pada serum
darah 10 uL. Dihomogenkan dan dimasukkan ke sehingga tidak dapat di absorbsi seluruhnya oleh
dalam bilik hitung improved neubauer. Dihitung glomerulus ginjal keluar bersama urin. Protein terlihat
dalam 25 kotak sedang, ditemukan sel trombosit 300 kekeruhan nya pada suhu 60-80 derajat celcius.
sel. Berapa jumlah sel trombosit per milimeter kubik? Metode apa yang digunakan?
60. (164.) Seorang ATLM sedang menghitung kadar A. Asam sulfosalisilat 20%
LDL-kolesterol dengan perhitungan menggunakan B. Didih bang
kadar kolesterol 105 mg/dl, trigliserida 400 mg/dl dan C. Asam asetat
HDL 48 mg/dl. Nilai kualiti kontrol kolesterol dalam D. Osgood
rentang 1SD. Tindakan apa yang sebaiknya E. Esbach
dilakukan selanjutnya? 67. (24) Seorang atlm melakukan pemeriksaan bilirubin,
A. Mengeluarkan hasil 2 ml urin ditambah 2,5 ml lar. BaCl 10%, kemudian
B. Mengulang kolesterol total diteteskan.. Lalu disaring. Apa yang selanjutnya
C. Mengulang pemeriksaan kolesterol total dilakukan..
61. (11.) Seorang ATLM membuat sediaan apus darah A. Menetesi end dgn lar. Iodium
dengan sudut 30° pada lab parasitologi. B. Menetesi filtrat dgn lar. Iodium 1%
Pemeriksaan apa yang sedang ia lakukan? C. Menetesi filtrat dgn lar. Fouchet
A. Filaria D. Menetesi end yg agak kering dgn lar. Fouchet
B. Malaria E. Menetesi end yg msh bsh dgn lar. Fouchet
C. tripanosoma 68. (101.) Pasien tersangka keracunan makanan dr
D. Leishmania sampel fesesnya, ditanam pada media EMB, hasil dr
E. Toxoplasma koloni yg tumbuh yaitu kilat logam, bag. Tepi rata,
62. (88.) Seorang ATLM sedang melakukan sampling dan kons.kering. pd pewartaan gram batuk bakteri
pada pasien rawat inap. Ternyata pasien tsb yaitu..
terpasang infus pada tangan kiri nya, dan sampel A. Batang langsing, susunan satu2, gram neg
darah yang di dapat ternyata kurang untuk dilakukan B. Kokoid, susunan satu2, gram neg
pemeriksaan. Apa yg hal yang dilakukan analis tsb? C. Kokoid, susunan satu2, gram pos
A. Lapor pada perawat 69. (8.) Pada pemeriksaan bilurubin pada urin
B. Tetap melanjutkan pemeriksaan menggukan 2 reagen, apa nama reagen yg kedua?
C. Konsultasi dengan dokter 70. (86.) Pada pemeriksaan kreatinin metode jaff
D. Sampling lagi pada pergelangan tangan kiri dilakukan deproteinisasi, nama bahan yg digunakan
pasien untuk deproteinisasi adalah?
E. Sampling lagi pada tempat yg sama 71. (157.) Pada pemeriksaan trombi cara fonio di
63. (158.) Pemeriksaan kultur urin dengan media MCA, dapatkan 1000 eritrosit, 100 trombosit dan jumlah
setelah di inkubasi 37°c 24jam di dapatkan hasil
keseluruhan trombosit 4 juta. Berapa jumlah sebelumnya. Warna yang dihasilkan reagen
trombosit per mm? berwarna flouresense hijau. Pada reaksi apakah...
72. (90.) Pd pemeriksaan urobilinogen, urin harus A. Protein
disimpan dengan benar untuk menghindari hasil B. Urobilin
palsu. Hal tsb dapat dihindari dgn menyimpan C. Alhin
sampel urin dg benar. Bagaimana cara D. Bilirubin
penyimpanannya? E. Urobilin
A. Menampungnya pada wadah yg steril 81. (159) Air minum dipipet sebanyak 10 ml dan
B. Menggunakan urin 24 jam ditambahkan larutan pengencer sebanyak 240 ml.
C. Menyimpan urin dari cahaya lampu Kemudian dari campuran larutan tersebut dipipet 5
73. (83.) ATLM dapet form px lab urin lengkap dari ml dan ditambahkan pengencer sebanyak 95 ml.
pasien RANAP. Segera setelah sampe diambil, Lalu dipipet 2 ml dan dimasukkan kedalam 2 cawan
petugas langsung melakukan pemeriksaan petri. Berapa jlh koloni bakteri ?
makroskopik, mikroskopik, protein kuantitatif. Elemen A. 0-30 koloni bakteri
yang bisa diperiksa? B. 3-30 koloni bakteri
A. Na, K, Cl, Urea, Cr C. 30-300 koloni bakteri
B. Eri, leu, Na, K, Cl D. 300-3000 koloni bakteri
C. Hb, Eri, Leko, trombosit E. > 3000 koloni bakteri
D. Eri, Kristal, leukosit, silinder 82. (17.) Seorang dokter meminta pemeriksaan
E. Leu, trombosit, Urea, cr laboratorium untuk membantu diagnosa terhadap
74. (6.) ATLM dapet form px lab urin lengkap dari pasien yang telah positif HIV. Pasien tersebut telah
perawat RANAP. urin pasien yang ditampung urin 24 terkena AIDS maka pemeriksaan dilakukan terhadap
jam. Menurut keterangan perawat pasien sulit salah satu sel limfosit. Apakah jenis sel limfosit yang
berkemih. Tindakan yang dilakukan ATLM? seharusnya diperiksa?
A. Menolak px A. CD4
B. Lapor ke dokter pengirim B. CD8
C. Minta sampel ulang ke pasien C.CD40
D. Kasih catatan di lembar hasil D.CD44
E. Lanjut ke px yang ada E. CD45
75. (156.) ATLM menerima form px lab dari pasien poli 83. (94.) Seorang Ahli Teknologi Laboratorium medik di
jantung jam 7.30. Saat pasien diberi edukasi suatu Rumah Sakit seats mendapatkan seorang
pengambilan sampel, ternyata pasien sudah pasien dengan membawa pengantar untuk
menampung urin jam 6.30. Gangguan yang terjadi? melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa.
A. pH jadi basa Didapatkan hasil pemeriksaan 200 mg/dL. Terlepas
B. Warna urine jadi gelap hal tersebut, ternyata pasien tinggal satu perumahan
C. Terjadi proses glikolisis dengan analis tersebut. Maka dari itu, pasien
D. Garam fosfat menurun menanyakan hasil kepada tetangganya tersebut. Apa
E. Bakteri berkembang yang harus dilakukan sebagai seorang analis?
76. (58) pada penyakit thalasemia ditemukan morfologi A. Membuka amplop dan memberitahu hasil kepada
eritrosit seperti apa? pasien dan merujuk pasien untuk konsultasi ke
77. (135.) petugas analis melakukan Pengambilan dokter
sample pada geriatrik, vena yg terlihat dan teraba B. Memberitahu kepada pasien bahwa pasien terkena
oleh petugas kecil dan dalam, bagaimana Diabetes Mellitus
pengambilan sample tersebut? C.Tanpa membuka amplop, analis tersebut
78. (172.) Dua petugas lab, jaga shift malam. Ada memberitahu hasil karena masih sangat ingat
sample urin yg dilimpahkan dari shift sebelumnya, dengan hasilnya
namun sample tidak cukup utk melakukan D.Memberi hasil dan memberitahu untuk
pemeriksaan. Bagaimana sikap petugas tersebut? membawanya kembali ke dokter pengirim untuk
79. Pasien dari rawat inap ingin melakukan pemeriksaan mendapatkan penjelasan dan penanganan yang
faal hati, dengan ot pt diatas nilai normal. Warnanya tepat
putih, keruh seperti susu pada serumnya. Apa yang E. Menyuruh pasien membeli obat DM di apotek
harus dilakukan..... terdekat
A. Melaporkan hasil 84. (15) setelah seminggu terkena luka akibat
B. Mengencerkan sample kebakaran, pasien memiliki luka bernanah dan basah
C. Sample di sentifus ulang pada lengan, selain itu pasien menggigil dan panas.
D. Sampel diambil ulang denham puasa 12 jam Setelah dilakukan penelitian, ditemukan bakteri gram
E. Melakukan qc pada alat ot pt + pada luka. Bakteri apakah yg terdapat pada luka?
80. Pasien dari rawat inap ingin memeriksa urin sewaktu. A. Staphylococcus aureus
Melakukan menggunakan strip urin (carik celup), B. Streptococcus … hemoliticus
tetapi reagen habis. Petugas ingin memeriksa secara C. Pseudomonas
kimiawi, tetapi reagen pada label terlepas dari D. Staphylococcus pyogenes
E. klebsiella 92. Dilakukan px golongan darah. Anti A, anti AB, dan
85. (92) Sudut terbaik pengambilan darah anti D tidak terjadi aglutinasi. Ap golongan darah
A. 15 derajat pasien tsb?
B. 30 derajat A. O/-
C. 45 derajat B. A/-
D. 50 derajat C. B/-
86. (56.) Seorang remaja 15 tahun akan melakukan D. AB/-
operasi pemasangan pen,lalu dipasang kateter E. A/+
urin.Hari kesembilan remaja tersebut mengeluh sakit 93. Seorang pasien dengan diagnosis gastrointestinsl
saat berkemih dan urinnya berwarna keruh.Diduga dengan keadan bibir kering lidah putih perut bagian
remaja tersebut terkena penyakit isk.Penyebab dari bawah sakit bila ditekan. Melakukan pemeriksaan
penyakit tersebut adalah : kultur. Media spesifik untuk kultur mikroorganisme
A. Infeksi oportunistik adalah
B. Infeksi nosokomial A. Endo agar
C. Infeksi sekunder B. Blood agar
D. Infeksi primer C. Mac Conkey agar
E. Infeksi D. Salmonella Shigela agar
87. (133.) Seorang wanita 46 tahun melakukan E. MBA (lupa kepanjangannya)
pemeriksaan urin : glukosa urin +3, pH 5,5 , Bj 1,020. 94. Seorang pasien batuk hendak melakukan px. bta.
Penyebabnya adalah Setelah melakukan px hasil bta +. Bentuk kuman bta
A. Candida albicans di bawah mikroskop adalah
B. Trichomonas vaginalis A. Bulat merah
C. Kristal cystin B. Bulat ungu
D. Kristal Tyrosin C. Batang ungu
88. (70.) Dilakukan pemeriksaan trombosit dengan D. Batang langsing merah
metode fonio.pada pemeriksaan hapusan darah E. Coccini merah
didapat 1000 eritrosit dan 100 trombosit,dan didapat 95. (40.) Sampel untuk pemeriksaan asto
jmlh eritrosit 4.000.000 sel/mikrolit darah.berapa A. Darah perifer
jumlah trombosit permilimeter kubik? B. whole blood
A. 100.000 C. serum
B. 200.000 D. plasma EDTA
C. 400.000 E. plasma sitrat
D. 800.000 96. (117.) Seorang ATLM sedang mengidentifikasi
E. 1.200.000. bakteri pada sampel feses anak SD. Anak SD tsb
89. (147.) Seorang wanita berumur 25 tahun membawa mengalami mual, muntah, diare, bahkan sampai
formulir permintaan pemeriksaan kehamilan lalu dehidrasi yanh 2 jam sebelumnya telah
ATLM menjelaskan pengambilan sampel urin, urin mengkonsumsi minuman rasa jeruk di jajanan
apa yang dipakai untuk pemeriksaan? sekolahnya. Sampel tsb di inokulasi di media EA.
A. Urin pagi. Koloni di media tsb menunjukkan
B. Urin 48 jam. A. warna putih dg tepi rata
C. Urin 2 jam. B. warna logam metalik dg tepi rata
D. Urin 24 jam. C. warna merah muda dg tepi metalik
E. Urin Kateter D. warna putih bening dengan tepi bening
90. Pada infeksi viral, terjadi peningkatan jumlah sel 97. (57) Seorang petugas melakukan pemeriksaan
leukosit. Jenis sel leukosit apakah yang meningkat? glukosa urin metode benedict. Dimasukan 5 ml
A. Basophil reagen benedict, kemudian ditambah 8 tetes urin.
B. Limfosit Lalu dipanaskan ke dalam penangas air selama 5
C. Monosit menit. Namun ternyata petugas lupa menghomogen
D. Eosinofil kan larutan tersebut.
E. Neutrofil segmen Apa yang ter jadi?
91. Pemeriksaan glukosa puasa dapat menggunakan A. Larutan berwarna biru
spesimen whole blood. Jenis antikoagulan apakah B. Larutan berwarna merah
yang digunakan untuk pemeriksaan glukosa dengan C. Terdapat satu lapisan warna
specimen whole blood D. Terdapat dua lapisan warna
A. NaF E. Tidak terjadi apa-apa
B. Heparin 98. (154) Mahasiswa semester V melakukan PKL di
C. EDTA Puskesmas. Pada hari kedua datang seorang anak
D. Na. sitrat dengan keluhan Tonsilitis, nyeri badan/malaise, sakit
E. oxalat tenggorokan/sulit menelan, demam. Dan terdapat
lapisan berwarna kelabu di sekitar faring. Setelah
dilakukan swab tenggorok ditemukan bakteri Gram C. Plasmodium falciparum
positif D. Plasmodium knowlesi
c. Corynebacterium diptheriae E. Plasmodium …
99. (7.) Pada saat pemeriksaan urobilinogen dengan 107. (12.) Seorang ATLM mendapat formulir permintaan
darah segar menggunakan 0,5 ml urin dan 0,5 erlich. pemeriksaan laboraroium dari rawat inap berupa
Jika urin yg didapat tidak segar, maka yg harus urin rutin dengan parameter glukosa. Dikarnakan
dilakukan adalah strip uji habis, maka sampel urin dapat
A. Menambahkan reagen rothera ditambahkan zat yaitu...
B. Menambahkan reagen lange A. EDTA
C. Menambahkan reagen yodium B. Asam borat
D. Menambahkan reagen schlesinger C.Na Carbonat
100. (84.) Pengumpulan feses yg sesuai adalah D.Sitrat
A. Feses > 2 jam E. Lithium heparin
B. Pot keadaan lembab 108. (89.) Seorang mahasiswa asing 27 tahun memiliki
C.Defekasi spontan gejala hematuria, anemia hipokrom mikrositik.
101. (27.) Seorang pasien pergi ke dokter untuk Dokter meminta pemeriksaan laboratorium dengan
dilakukan px feses scr lgsg oleh ATLM. Didapatkan sampel feses. Ditemukan stadium
telur cacing dgn ciri2 bergaris radier dan bentuk hypomastozigote pada feses. Apa nama genus
hexacan embruo membentuk bulat lonjong. Genus dari hospes tersebut....
apakah yang dimaksud? A. Silium
A. Taenia sp B. Anopheles
B. Ascaris sp C.Glosina
C. Trichuris sp D.Phlebotomus
D. Enterobius sp 109. (74.) seorang ATLM melakukan pemeriksaan
E. Ancylostoma sp protein urin Dan mendapatkan hasil protein urin
102. (104.) Seorg ibu pergi ke dokter utk dilakukan px positif satu. kemudian ATLM tersebut melakukan
feses scr lgsg dgn ciri berlendir dan bercampur uji konfirmasi menggunakan metode bang dengan
drh. Hsl yg ddpt ditemukannya bentuk tropozoit melakukan pemanasan dan ditambahkan reagen
Entamoeba hystolytica. Ciri dari tropozoit tsb? bang didapatkan kekeruhan tanpa butiran pada
A. Bergerak aktif urin. bagaimanakah hasil Dari pemeriksaan
B. Ectoplasma menonjol tersebut?
C. Ectoplasma menonjol A. Negative
D. Memiliki kromosom bodies B. positif 1
E. Memiliki satu kromatin centris C. positif 2
103. (65.) Seorang ATLM melakukan pemeriksaan D. positif 3
trombosit dan dilakukan pengenceran sebanyak E. positif 4
990ul ammonium oksalat dan 10ul darah, 110. (151) keterangan soalnya yg anak SD dikasi bubur
dilakukan penghitungan pada 16 kotak sedang dan kacang ijo untuk pengukuran status gizi kalo ga
ditemukan 300 sel trombosit, berapakah jumlah salah nah terus dia gejalanya mual, diare, terus
eritrosit per mikroliter darah ? dilakukan pemeriksaan lab. pertanyaannya
A. 1.000.000 termasuk apakah uji pemeriksaan tersebut?
B. 2.000.000 A. uji diagnostic
C. 1.800.000 B. uji prognostic
D. 4.000.000 C. uji sensitivitas
E. 4.200.000 111. uji spesifisitas
104. (142.) Seorang ATLM akan melakukan 112. (177.) berikut Ini adalah 3 ciri bakteri 1. struktur
pemeriksaan darah rutin dengan sampel darah 2.morfologi 3.psiologi termasuk dalam kriteria
dalam tabung biru, pada tabung tertulis identitas manakan bakteri tersebut?
pasien dan tertulis bahwa darah sudah diambil 1 A. Eukariotik
jam yg lalu oleh petugas ATLM sebelumnya, B. Prokariotik
tindakan apa yg harus dilakukan oleh ATLM ? C. aerob/anaerob
A. Laporkan pada dokter pengirim D. asam/basa
B. Tetap lakukan pemeriksaan 113. (144.) Seorang pria datanh ke laboratorium untuk
C. Berikan catatan pada lembar hasil diperiksa widal dan kultur darah. Media apa yg pas
D. Ambil ulang sampel utk inokukasi tersebut?
105. (62.) Larutan turk 990 uL, darah 10uL, sel leukosit A. BA
ditemukan 300 sel. Berapa jumlah sel leukosit? B. MSA
106. (63.) 1/3 eritrosit, berbatas tegas, mempunyai C. MCA
cincin dan inti berwarna merah di dalam eritrosit? D. SSA
A. Plasmodium ovale E. TCBS
B. Plasmodium vivax
114. (67.) Diabetes melitus gestasional adalah penyakit C. Agar mac conkay
toleransi glukosa saat terjadi kehamilan. D. Agar muller hilton
Pemeriksaan terbaik dengan memberi glukosa E. Agar ( yang namanya ada jersennya)
50gr glukosa dan diperiksa 1 jam kemudian. 124. (165.) Pasien melakukan pemeriksaan keton Metode
Setelah diperiksa 1 jam pembebanan lbh dari 140. carik celup dan didapati hasil 3+, dikomfirmasi
Pemeriksaan apa yg selanjutnya dilakukan? dengan pemeriksaan bang dan hasilnya keruh ada
A. Pemeriksaan glukosa urin puasa dan 2 jan kepingan
setelah makan A. Negatif
B. Pemeriksaan glukosa puasa dan 2 jam setelah B. pos 1
makan C. Pos 2
C. Pemeriksaan toleransi glukosa oral D. Pos 3
D. Pemeriksaan toleransi glukosa E. Pos 4
E. Pemeriksaan HbA1C 125. (26.) Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan
115. Dilakukan pemeriksaan dengan menambahkan 20 ul kimia darah metode kolorimetri. Reagen yang
serum dan kemudian ditambahkan reagen digunakan berwarna biru bening. Pembacaan
salmonella o,oa,ob,oc dan h,ah,bh,ch dan hasil dilakukan menggunakan fotometer sehingga
reaktif menunjukkan titter 1/80. Pemeriksaan apan panjang gelombang yang dipakai harus mendekati
itu? serapan panjang gelombang maksimal. Tindakan
A. Rf apa yang harus dilakukan?
B. TPHA A. Mengukur blanko reagen
C. Widal B. Mengukur blanko sampel
D. Asto C. Mengatur suhu pemeriksaan
116. Dilakukan pemeriksaan dengan menambahkan 20 ul D. Mengatur volume pemipetan
serum dan kemudian ditambahkan 50 ul reagen E. Menetapkan nilai faktor pemeriksaan
carbon bila hasil positif menunjukkan penyakit 126. (103.) Bagaimana cara membedakan warna merah
treponema polidium. Pemeriksaan apakah itu? yang disebabkan trauma punksi atau yang
117. (16. )Pemeriksaan benedict, sampel urine 8 tetes. disebabkan perdarahan pada pemeriksaan LCS?
Pereaksi benedictnya berapa ml? A. Dipanaskan
118. (93.) Alat glukosa punya cartridge khusus. Hasil yg B. Dicentrifuge
tertera pada alat berasal dr ion hidrogwn yg C. Diukur BJ nya
ditangkap oleh elektroda. Nama prinsipnya apa? D. Ditambahkan asam
119. (160.) Ibu hamil trimester 2, kena infeksi sekunder E. Dilihat dengan mikroskop
Toxoplasmosis. Jenis antibodi yg berperan apa? 127. (54.) Salah satu sampel utk pemeriksaan glukosa
120. Pasien thypoid, hasil kultur darahnya koloni bening, darah adlh whole blood. Sampel hrs stabil dan
rata terdapat titik hitam ditengahnya. Penilaian yg tidak terjadi glikogenolisis. Antikoagulan apa yg
tepat terhadap jenis bakteri tersebut adalah? digunakan?
Bentuk? Susunan? Sifat gram? A. NaF
121. Protein bence jones adalah protein immunoglobulin B. EDTA
monoklonal yg terdapat di urin. Protein ini berlebih C. Heparin
dalam serum shg tdk dapat diabsorpsi oleh D. Natrium sitrat
glomerulus shg terlepas ke dlm urine. E. Ammonium oxalat
Menghasilkan kekeruhan pada suhu 60-80 derajat 128. (131.) Wanita berumur 35 tahun sudah menikah
celcius. Metode yg digunakan adalah? memiliki keluhan keluarnya cairan urogenital
A. Asam sulfosalisilat 20% berupa keputihan warma kuning, berbuih, panas,
B. Reaksi didih bang gatal, dan disuria. Dokter menyarankan utk
C. Asam asetat melakukan px cairan vagina. Pd px ditemuka
122. (34.) Seorang pasien berusia 65thn, dirujuk oleh parasit dengan undigulting membran, inti lonjong,
doktet untuk melakukan pemeriksaan glukosa dan bergerak tersendat2. Apakah jenis parasit tsb?
waktu dan 2 jam pp, apa persiapan yang ATLM A. Candida albicans
lakukan? B. Aku lupa
A. Mengambil darah vena C. Treponema pallidum
B. Membiarkan menunggu D. Neisseria gonorrheae
C. Menanyakan persyaratan pengambilan sampel E. Trichomonas vaginalis
123. (111.) Pasien mengalami sulit berkemih selama 1 129. seorang analis melakukan pengambilan darah untuk
minggu dan dokter mendiagnosa tidak ada gejala pemeriksaan kimia tetapi pasien tidak melakukan
gagal ginjal, 2 hari setelah pemeriksaan, pasien puasa , pemeriksaan yang bisa dilakukan
diduga menderita ISK, dokter merujuk ke A. Kolesterol
laboratorium untuk melakukan pemeriksaan kultur B. Ldl
urin, media apa yang cocok? C. Protein
A. Agar coklat D. ureum
B. Agar nutrisi E. kreatinin
130. Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke rs untuk
melakukan px penyakit syphilis. Sampel yang
digunakan untuk px sipilis
A. Urin
B. Darah
C. Plasma edta
D. Plasma heparin
E. serum
131. Seorang atlm mendapatkan smpel urin dari pasien
rawat jalan. Setelah dilakukan px menggunakan
metode carik celup didapatkan hasil nitrit (+++)
kemudian dilakukan px urobilinogen urin met
manual untuk melakukan konfirmasi. Metode yang
dimaksud adalah?
A. Fehling
B. benedict
C. Fauchet
D. schlesinger
E. wallace diamon

Anda mungkin juga menyukai