Kriteria Penerimaan Hydrotest ASME B31.4 PDF
Kriteria Penerimaan Hydrotest ASME B31.4 PDF
Penurunan tekanan dengan rentang nilai 278 - 278.5 psi berlangsung selama 6 jam. Hal tersebut
membuktikan bahwa penurunan yang terjadi adalah stabil akibat dari adanya penurunan suhu
yang terjadi sehingga hal tersebut tidak membuktikan bahwa penurunan 0.88 psi yang terjadi
pada segmen pipa yang diuji dianggap sebagai kebocoran pada pipa. Setelah dilakukan
perpanjangan selama 2 jam, didapatkan bahwa tekanan uji aktual naik menjadi 279.5 psi,
sehingga pengujian dinyatakan selesai karena berlaku kriteria penerimaan (d) di atas.
Keputusan release tekanan dan selesainya uji hidrostatik berada di tangan Perusahaan dengan
pertimbangan dari PI dan Inspektur Migas yang bertugas dengan mengacu pada prosedur yang
tertulis yang sudah disetujui bersama. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan prosedur beserta
kriteria penerimaan di dalamnya akan sangat dijadikan acuan oleh pihak ketiga dalam hal ini PI
maupun Ditjen Migas. Sebagai tambahan info, bahwa jika pipa mengalami kebocoran maka
tekanan uji akan mengalami penurunan secara terus menerus dan tidak akan ada kenaikan
tekanan sampai bagian yang bocor sudah ditutup atau diperbaiki.
2. Holding time
Fluktuasi tekanan yang akan dijadikan pedoman seluruh pihak untuk melakukan keputusan
terhadap diterima atau tidaknya segmen pipa uji adalah fluktuasi yang terjadi selama durasi
holding time. Dalam ASME B31.4, ketentuan holding time minimum dijelaskan oleh penulis
pada Tabel 2 dalam makalah ini. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan
kebocoran yang terjadi saat dilakukan uji hidrostatik pada segmen pipa uji tidak bisa
diinspeksi secara visual, hal tersebut mengharuskan adanya tambahan holding time 4 jam
dari persyaratan awal 4 jam. Sehingga, total holding time pada Proyek ini adalah selama 8
jam. Dikarenakan waktu yang dilihat oleh seluruh pihak adalah 8 jam tersebut, maka di dalam
8 jam tersebut diharapkan tidak ada fluktuasi tekanan, dalam hal ini penurunan tekanan,
yang melebihi dari persyaratan.
3. Air trapped atau udara yang terjebak.
Perhitungan air trapped harus diperhatikan karena adanya udara yang masih terjebak di
dalam segmen pipa uji bersama dengan media uji dapat menyebabkan penurunan tekanan
dan dapat menyebabkan kesalahan analisa. Salah satu cara untuk mengeluarkan air trapped
adalah dengan membuat high venting point atau venting di lokasi tertinggi dari segmen pipa
yang diuji. Saat proses flooding atau water filling dilakukan, venting tersebut harus dibiarkan
terbuka sehingga udara akan keluar karena terdesak oleh air dan seluruh volume segmen
pipa yang diuji telah diisi oleh air laut sebagai media uji. Dalam makalah ini penulis juga
menambahkan metode perhitungan lain untuk mengetahui adanya air trapped pada segmen
pipa uji yang dilampirkan pada Lampiran G.
4. Suhu lingkungan pada saat pengujian.
Dalam Lampiran C dijelaskan bahwa adanya perubahan suhu yang terjadi pada media uji
akan mengakibatkan perubahan tekanan pada segmen uji. Dari perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kenaikan suhu berbanding lurus dengan kenaikan tekanan, begitu juga
penurunan suhu terhadap kenaikan suhu. Hal ini menjadi pertimbangan pelaksana hydrotest
untuk mempertimbangkan pemilihan waktu mulai presurisasi pengujian. Sebagai contoh, jika
presurisasi dimulai pukul 13.00 dan katakanlah holding time dimulai pada pukul 16.00, maka
dapat dipastikan suhu lingkungan akan mengalami penurunan karena suhu pada malam hari
cenderung lebih rendah dibandingkan suhu pada siang hari. Hal ini berpotensi menyebabkan
penurunan pada tekanan uji, dimana penurunan di bawah nilai yang dipersyaratkan akan
menjadikan penerimaan menjadi berat.
5. Kewajiban backfill untuk pipa penyalur onshore.
Dalam ASME B31.4 paragraf 437.1.4 disebutkan bahwa “All liquid and slurry transportation
piping within the scope of this Code, regardless of the stress, shall be tested after construction”.
Artinya precommissioning atau pengujian yang dilakukan pada suatu segmen pipa penyalur
harus dilakukan setelah tahapan konstruksi, dimana backfill adalah termasuk dalam tahapan
konstruksi. Perlu diperhatikan bahwa kewajiban backfill sebelum pengujian ini hanya diper-
syaratkan untuk pipa penyalur onshore, sedangkan backfill pada pipa penyalur offshore
bukan merupakan kewajiban namun terkadang dibutuhkan untuk stabilitas atau proteksi
terhadap pipa penyalur, seperti pada paragraf A434.11. Studi kasus pada Proyek ini, backfill
dilakukan setelah pengujian hidrostatik untuk memenuhi persyaratan yang tertulis dalam Ijin
Penggelaran Pipa Bawah Laut oleh Kementerian Perhubungan Laut.
Dari uraian dan pertimbangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan serta penentuan
kriteria penerimaan uji hidrostatik yang tepat serta tetap berpegang teguh pada integritas dan
komitmen terhadap kualitas adalah dengan cara sebagai berikut:
1. Dengan ataupun tanpa kewajiban backfill, holding time pada pipa penyalur offshore tetap
akan dilakukan minimal selama 8 jam karena pertimbangan lokasi pipa penyalur yang berada
di dasar laut dan kemungkinan kebocoran yang terjadi tidak mudah dilihat secara visual
meskipun dengan cairan pewarna sekalipun. Selama tidak ada spesifikasi proyek ataupun
prosedur FEED yang menyebutkan bahwa holding time minimal harus sekian jam, maka
menggunakan acuan Code sebagai minimum requirements sangat dianjurkan.
2. Perlu dipahami bahwa tujuan utama dari uji hidrostastik ini adalah sebagai pembuktian
kekuatan material serta untuk menemukan adanya kebocoran. Dengan pemahaman tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan tekanan selama holding time dianggap sebagai
pembuktian terhadap kekuatan segmen pipa yang diuji, asalkan kenaikan tersebut tidak
mendekati nilai SMYS (Specified Minimum Yield Strength) dari material dari segmen yang
diuji. Nilai tekanan uji yang mendekati nilai SMYS bisa menyebabkan segmen pipa uji
mengalami deformasi plastis. Segala bentuk deformasi atau kerusakan dapat menyebabkan
segmen uji tidak dapat diterima dan harus dilakukan perbaikan terhadap material yang
mengalami kerusakan tersebut
3. Dalam hal penurunan tekanan, jika ada penurunan tekanan secara konstan dan terus
menerus, maka dapat dipastikan bahwa segmen pipa uji mengalami kebocoran. Titik kebocoran
yang terjadi pada segmen pipa penyalur bawah laut harus dicari oleh diver dengan
mengandalkan visualisasi dari fluorescent dye yang sebelumnya telah dicampurkan ke
dalam media uji air. Selain itu untuk mencari titik kebocoran bisa juga direncanakan
penempatan lokasi pressure gauge sedemikian hingga pada segmen uji sehingga dapat
mempersempit lokasi pencarian titik kebocoran.
4. Penurunan tekanan tidak selamanya membuktikan bahwa segmen pipa uji mengalami
kebocoran. Adanya fluktuasi suhu yang terjadi juga dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi
tekanan uji. Dalam ASME B31.4, dipersyaratkan bahwa uji hidrostatik harus dilakukan tidak
kurang dari 1.25 kali tekanan desain selama tidak kurang dari 4 jam. Hal itu bisa kita jadikan
sebagai pedoman dalam menentukan kriteria penerimaan yang tepat, sebagai berikut:
a) Menentukan tekanan uji aktual berdasarkan pembacaan kertas barton chart yang akan
digunakan. Sebagai contoh proyek ini mempersyaratkan tekanan uji minimal sebesar
271.95 psig menggunakan kertas barton chart 500 psi dengan resolusi 10 psi, maka untuk
mempermudah pembacaan tekanan uji aktual perlu dinaikkan menjadi 280 psi.
b) Setelah nilai tekanan uji aktual disetujui seluruh pihak, maka selanjutnya menentukan
rentang aman tekanan uji sesuai dengan persyaratan ASME B31.4, yaitu selama nilai
tekanan uji aktual tidak turun dari nilai tekanan uji minimal, dalam proyek ini sebesar
271.95 psig, selanjutnya dibulatkan menjadi 272 psig. Dari nilai tersebut didapatkan
selisih rentang aman 8 psig.
Dari seluruh uraian di atas, disimpulkan bahwa kata kunci dari penentuan kriteria penerimaan
adalah berada pada tekanan uji minimum yang diijinkan, yaitu sebesar 1.25 kali tekanan desain.