YTMzYzVkM2U0ZmVlOWI4NzU4MjI3ZTQ4YjdmMzk0ZTVkYzllNjZhYQ PDF
YTMzYzVkM2U0ZmVlOWI4NzU4MjI3ZTQ4YjdmMzk0ZTVkYzllNjZhYQ PDF
Khaerunnisa
P1000215303
Nama : Khaerunnisa
Nomor Mahasiswa : P1000215303
Program Studi : Agribisnis
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini
hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Makassar,
Yang menyatakan
KHAERUNNISA
15
ABSTRAK
ABSTRACT
16
PRAKATA
17
‘alamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, segala puji
hanya milik Allah SWT, Rabb alam semesta. Atas segala limpahan rahmat
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan selesai tanpa
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Didi Rukmana sebagai ketua penasehat dan Dr. Jusni,
2. Prof Dr. Ir. Rahim Dharma, MS, Dr. Nurjannah Hamied SE.,M.Agr,
3. Dr. Ir. Mahyuddin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis yang
penyusunan tesis.
18
4. Para dosen dan staff yang telah membantu penulis selama mengikuti
Makassar.
5. PT. Bunga Indah Malino yang telah bersedia menjadi objek kajian dalam
penyusunan tesis.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
19
ABSTRAK.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah............................................................... 8
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 10
A. Konsep Agribisnis.................................................................... 12
B. Agribisnis Florikultura.............................................................. 23
C. Bunga Potong Krisan.............................................................. 26
D. Saluran Tataniaga................................................................... 36
E. Penelitian Terdahulu............................................................... 41
F. Kerangka Konseptual.............................................................. 50
Hilir..................................................................................... 119
3. Pola Keterkaitan Subsistem Hilir Dengan Subsistem On
Farm................................................................................... 120
4. Keterkaitan antar subsistem hilir dengan subsistem hulu.. 121
A. Kesimpulan.............................................................................. 123
B. Saran....................................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
22
DAFTAR GAMBAR
23
1. Sistem Agribisnis 13
2. Contoh Saluran Tataniaga Dengan Beberapa Tingkat 39
3. Skema Kerangka Pikir Sistem Agribisnis Bunga Potong
Krisan pada PT. Bunga Indah Malino, 51
4. Skema Tahap-Tahap Analisis Data 58
5. Pola Pengadaan Bibit Bunga Potong Krisan 78
6. Pola Pengadaan Pupuk Bunga Potong Krisan 79
7. Pola Pengadaan Pestisida Bunga Potong Krisan 80
8. Pola Pengadaan Alat dan Mesin 81
9. Skema Kegiatan Subsistem Hulu Bunga Potong Krisan 102
10. Skema Pola Saluran Tataniaga Bunga Potong Krisan
PT. Bunga Indah Malino 107
11. Skema Saluran I 109
12. Skema Saluran II 110
13. Skema Saluran III 111
14. Pola Keterkaitan Antar Subsistem 122
DAFTAR LAMPIRAN
24
Lampiran Keterangan
BAB I
PENDAHULUAN
25
A. Latar Belakang
Persaingan ini tidak hanya terjadi antar pengusaha lokal tetapi juga dengan
Salah satu produk bunga potong yang cukup banyak digemari dan
cukup dikenal oleh masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri
sangat dibutuhkan. Menurut Budiarto dkk. (2006), hingga saat ini pasokan
meningkat. Pasar potensial terbesar untuk Asia yaitu Jepang. Menurut hasil
26
riset pasar krisan di Jepang pada awal tahun 2014, menunjukkan bahwa
miliar tangkai atau lebih daru 30% dari total konsumsi bunga potong.
negara-negara Timur Tengah dan Korea dengan syarat mutu yang terlalu
sentra Krisan. Beberapa yang perlu diperhatikan untuk ekspor adalah mutu
yang baik dan stabil, serta kontinuitas ketersediaan produk. Selain itu, bagi
para eksportir pemula, akan lebih baik dirintis melalui kerjasama sebagian
hotel (10%), dan rumah tangga (5%). Pada segmen pasar Business to
produk suatu usahanya. Dengan demikian, kualitas yang baik, harga tidak
potong semakin tinggi setiap tahunnya. Berikut ini jumlah produksi bunga
banyak dibudidayakan hanya dalam skala kecil dan bibit produksi yang
Indonesia yang masih rendah. Bunga potong krisan sangat ditentukan oleh
penampilan luar mulai dari tangkai, daun dan mahkota bunga. Faktor-faktor
krisan juga penting karena berpengaruh besar terhadap harga, kualitas dan
2005).
Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, NTB, Bali, dan Sulawesi Utara. Hal
ini sejalan dengan perkembangan luas panen bunga potong krisan menurut
Tabel 2. Luas Panen Bunga Potong Krisan Menurut Provinsi Tahun 2013-
2015
Tahun Pertumbuhan
No Provinsi
2013 2014 2015 (%)
1 Sumatera Utara 180.838 136.286 153.878 12,91
2 Sumatera Barat 4.052 5.779 5.413 -6,33
3 Riau 384 - - -
4 Jambi - 81 448 453,09
5 Sumatera Selatan 4.805 2.322 12.642 444,44
6 Bengkulu 821 11 - -
7 Lampung 3.220 932 1.299 39,38
Kepulauan Bangka
8 - - - -
Belitung
9 Kepulauan Riau 105 11 4 -63,64
10 DKI Jakarta 616 - - -
11 Jawa Barat 2.927.251 2.766.942 2.992.059 8,14
12 Jawa tengah 1.771.542 1.977.594 1.642.413 -16,95
13 DI Yogyakarta 74.520 65.328 69.105 5,78
14 Jawa Timur 3.908.948 3.965.112 5.741.853 44,81
15 Banten - - - -
16 Bali 35.760 65.545 16.160 -75,35
29
potong krisan adalah PT. Bunga Indah Malino yang terletak di Kelurahan
budidaya bunga krisan sejak tahun 2015 dan telah berhasil melakukan
karena itu, PT. Bunga Indah Malino terus berusaha memperluas lahan
bunga krisan yang dikelola oleh PT. Bunga Indah Malino menggambarkan
potensi ekonomi budidaya tanaman hias yang cukup besar. Hal ini
(Murakami, 2016).
harga lebih murah dari harga yang terjadi pada saat ini. Namun pada
2016).
Indah Malino”.
B. Perumusan Masalah
seperti bibit krisan yang sebagiannya masih didatangkan dari luar kota
luar mulai dari tangkai, daun dan mahkota bunga. Ketidaktelitian para buruh
proses budidaya bunga potong krisan harus dilakukan dengan baik sesuai
bunga dan tangkai. Hal ini dapat berpengaruh terhadap harga pasar dan
masih belum terjalin dengan baik. Hal ini ditandai dengan masih sedikitnya
bermitra dengan PT. Bunga Indah Malino. Selain itu, perusahaan tersebut
bunga potong krisan. Semakin banyak petani yang tertarik untuk berbisnis
bunga potong krisan, maka peluang bermitra juga semakin luas yang dapat
pasar, baik permintaan luar negeri maupun lokal. Oleh karena itu, dukungan
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
34
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
bunga krisan.
ekspor.
35
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Agribisnis
perkembangan yang terjadi saat ini dan dimasa yang akan datang baik
ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu
bisnis. Oleh karena itu agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang
berikut :
transformasi.
benih, bibit, makanan ternak, pupuk, obat pemberantas hama dan penyakit,
hulu (upstream).
penerapan jumlah, waktu, tempat, dan tepat biaya, serta mutu sehingga ada
daerah yang berada di dekat lokasi petani ada kios-kios saprodi (Saragih,
rasa, warna, kandungan vitamin, serat, dan ukuran ditentukan oleh bibit.
Kegiatan yang dilakukan yaitu penyiapan bibit mother stock dengan cara
pengolahan tanah yang bertujuan agar struktur tanah dan drainasenya lebih
olahannya
yang mudah rusak dan masih mengalami proses hidup (proses fisiologis).
terjadi dan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas yang terjadi pada
baik yang dilakukan produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil
hanya petani yang mempunyai fasilitas pengolahan hasil dan mereka yang
meningkatkan kualitas. Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai
Kualitas barang yang rendah akan menyebabkan harga yang rendah juga
dan bahkan perbedaan harga karena perbedaan kualitas ini juga relatif
besar.
cetak (Koran), atau media elektronik (RRI atau TVRI). Berbagai penelitian
hasil yang diperoleh dan pada akhirnya juga semakin tinggi total
penerimaan.
Bila mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat
atau lainnya menjadi amat penting. Lembaga pasar ini, khususnya bagi
d. Karena peraturan
Apalagi kalau saat itu keadaan harga menguntungkan, maka petani yang
44
ada pula dijumpai adanya petani yang menjual hasil pertanian karena
menguntungkan.
secara turun-temurun.
activities)
sendiri, tetapi saling terkait satu dengan yang lain. Subsistem agribisnis
hulu membutuhkan umpan balik dari subsistem usaha tani agar dapat
pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri
yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian agribisnis dapat
komponen subsistem yaitu, sub sistem agribisnis hulu, usaha tani, sub
dan subsistem penunjang, dan sistem ini dapat berfungsi efektif bila tidak
yang baik.
B. Agribisnis Florikultura
budidaya tanaman hias seperti bunga potong, tanaman pot atau tanaman
daun dalam pot, tanaman lanskap (landscape plants), daun potong (cut
dilihat dari sisi permintaan (potensi pasar) maupun dari sisi penawaran
Indonesia masih memiliki lahan yang relatif luas sehingga ruang gerak
pasar yang besar bagi produk agribisnis florikultura. Saat ini Indonesia
kawasan ASEAN dan Asia Timur di masa yang akan datang merupakan
perkantoran, dan real estate lainnya yang cukup besar. Pertumbuhan real
tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan potensial
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
tumbuh baik di daratan medium sampai tinggi pada kisaran 650 hingga
krisan semusim (hardy annual) dan krisan tahunan (hardly perennial). The
(Rimando 2001).
1) Tunggal
Mirip seperti bunga daisy (pada setiap tangkai hanya memiliki satu
kuntum bunga) yang memiliki satu lapis susunan mahkota. Pada bagian
tengah bunga terdiri dari bagian piringan dasar bunga yang pendek.
2) Anemone
lebih tebal dan lebar. Mahkota bunga terkadang memiliki warna yang
bantal.
3) Pompon
diameter dari kepala bunga yaitu: kecil atau kancing (> 3,76 cm), sedang
4) Dekoratif
ukuran diameter yang lebih besar dari 10,61 cm. Tanaman ini akan tumbuh
seluruh pucuk bunga lainnya kecuali bunga utama. Pada tipe bunga ini
bunga berbentuk telur dengan mahkota luar bunga tumpang tindih dan
komersil.
52
empat jenis yaitu: a) Tipe Spider yang mempunyai mahkota luar berbentuk
pipa yang jatuh anggun; b) Tipe Fuji yang mirip dengan tipe spider tetapi
mahkota luar bunga lebih pendek dan lebih kaku; c) Tipe Quill mempunyai
bentuk pipa pada mahkota luar bunga tetapi ukurannya tidak lebih panjang
dari tipe spider dan tidak pula lebih pendek dari tipe fuji,
mirip dengan bentuk tipe quill tetapi bagian ujung mahkota yang lurus
1) Bunga pot. Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm,
lainnya.
Bunga potong juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu: krisan bentuk
tunggal (standar) dan krisan bentuk spray. Krisan tipe standar diproduksi
dengan membuang seluruh bunga kecuali bunga utama. Krisan tipe spray
bunga yang dapat tumbuh menjadi spray meliputi jenis pompon, tunggal,
lindung yang dapat berupa rumah kaca atau rumah plastik. Rumah lindung
sampai 28 derajat celcius pada siang hari dan tidak melebihi 26 derajat
(Yuli, 2014).
petani dikarenakan:
batang.
hingga panen.
7) Dapat dipanen pada kondisi belum dewasa dan dapat dikontrol secara
54
petani dan pengusaha kecil di daerah. Oleh karena itu untuk menunjang
sebaiknya tidak terlalu besar berkisar antara 100-200 m2 per unit, hal
bawah ini.
dibutuhkan untuk fase vegetatif adalah lebih dari batas kritisnya (13,5–
16 jam). Oleh karena itu, untuk fase vegetatif pada budidaya krisan,
tanaman krisan pada malam hari berkisar antara 40–100 lux, setara
dengan lampu pijar 75–100 watt atau esensial 18-23 watt dengan
jarak antar titik lampu 2x2 m dan dengan ketinggian 1,5–2 meter di
dengan 10 menit hidup dan 20 menit mati dalam rentang waktu 4-5
56
b. Proses Produksi
setinggi 25-30 cm dengan lebar 1-1,2 meter dan jarak antar bedengan
g/m2, SP36. 20 g/m2 dan KCl 35 g/m2, sebagai pupuk dasar. Aduk
tumbuh) setiap hari selama 5-7 hari sebelum tanam. Pada saat hari
produksi sampai tanam dapat dilihat pada gambar 3a, 3b, 3c, dan 3d.
pupuk KNO3 merah yang dilarutkan, dengan dosis 2-3 gram/liter air,
hari.
bunga untuk krisan jenis standar, kegiatan ini dilakukan pada saat
paling atas yang dilakukan sekali pada saat kuntum bunga pertama
Secara umum bunga krisan dapat dipanen pada umur 12-14 minggu
gambar 4 berikut ini. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan
2014).
D. Saluran Tataniaga
dalam aliran barang dan jasa mulai dari titik produksi sampai ke konsumen
akhir (Kohls dan Uhls, 2002). Terdapat dua kelompok yang berbeda
konsumen.
yaitu:
1. Menurut fungsinya.
2. Menurut barangnya.
broker.
Pedagang pengumpul
Pedagang pengecer
2. Pertimbangan barang, yang meliputi nilai barang per unit, besar dan
perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Pada Gambar 2
Saluran nol tingkat (zero level channel) atau dinamakan juga sebagai
Saluran
tingkat nol Produsen Konsumen
Saluran
tingkat satu Produsen Pengecer Konsumen
b
Saluran
tingkat dua Produsen Grosir Pengecer Konsumen
saluran
tingkat tiga Produsen Grosir Jobber Pengece Konsumen
r
agen penjualan atau pialang. Pada saluran dua tingkat (two level channel)
mencakup dua perantara. Dalam pasar konsumsi mereka ini adalah grosir
perantara. Dalam hal ini, selain grosir dan pengecer ditemui pedagang
E. Penelitian Terdahulu
lembaga pemasaran.
Penelitian ini menghasilkan strategi yang terdiri dari: (1) Memperbaiki dan
SOP dan GAP, dan (9) Memperjelas sistem pembayaran atau kontrak.
sebesar 1,65. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis tingkat efisiensi
22% pada hari ke-6 masa pajangan, menekan gugurnya mahkota sebesar
mahkota sebesar 8.84 cm. Diameter bunga yang dapat dipertahankan oleh
cofficient variation sebesar 0,11 pada krisan tipe spray dan 0,30 pada krisan
tipe standar. Nilai ini menunjukkan bahwa produksi krisan tipe standar pada
dengan krisan tipe spray. Sedangkan analisis risiko produksi krisan pada
mitigasi, yaitu dengan diversifikasi produksi dan unit usaha, serta dengan
pengalihan risiko, (3) pengendalian OPT, yaitu dengan cara fisik, mekanis,
1 Nurlina Sadiri Kajian Agribisnis Metode Miles dan Pengadaan dan penyaluran benih, pupuk, dan pestisida
Cabai Merah Huberman (1994): teknik yang dilakukan oleh pihak Kios Sumber Rejeki belum
Keriting Studi analisis didasarkan pada sepenuhnya terpenuhi, sehingga menyebabkan petani
Kasus di Desa tiga komponen: reduksi sulit menerapkan standar pupuk berimbang
Toddopulia, data (data reduction), Pengolahan dan penyimpanan di Desa Toddopulia tidak
Kecamatan penyajian data (data dilakukan karena hasil produksi langsung disalurkan ke
Tanralili, display), dan penarikan pedagang
Kabupaten Maros serta pengujian A. Lembaga pendukung pengadaan dan penyaluran
(2014) kesimpulan (drawing and saprodi dan alsintan
verifying conclusions). Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM)
berperan untuk menyediakan pinjaman modal untuk
petani.
Swasta, yakni kios “sumber rejeki” dan toko alsintan
yang menyediakan saprodi dan alsintan yang
dibutuhkan petani dalam subsistem on-farm.
b. Lembaga pendukung subsistem on-farm
45
2 Devi Analisis Strategi Analisis Deskriptif, Analisis Penelitian ini menghasilkan strategi yang terdiri dari: (1)
Mustikawati Pengembangan SWOT Memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk, (2)
Usaha Bunga Peningkatan kapasitas produksi perusahaan, (3) Peningkatan
Potong Krisan kualitas SDM perusahaan, (4) Pembuatan perencanaan usaha
(Studi Kasus: secara terstruktur dan sistematis, (5) Menerapkan teknologi
Sondi Raya yang lebih canggih dan efisien, (6) Meningkatkan kegiatan
Chrysanth Farm, promosi perusahaan, (7) Menjalin kemitraan dan networking
Kampung Jawa, dengan stakeholder, (8) Menerapkan sistem produksi yang
Megamendung, sesuai dengan standar SOP dan GAP, dan (9) Memperjelas
Kabupaten sistem pembayaran atau kontrak.
Bogor) (2010)
5 Zainal Abidin Kajian Agribisnis Analisis Deskriptif, Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha budidaya
Udang Vannamei Kualitatif dan finansial udang vannamei menguntungkan. Sedangkan analisis
Untuk Menunjang sensitifitaas menunjukkan bahwa walaupun terjadi
Industri fluktuasi harga, kenaikan biaya input produksi, serta terjadi
Perikanan di serangan hama penyakit sampai batas toleransi hingga
Sulawesi Selatan 10%, budidaya udang vannamei tetap dapat dilanjutkan.
Keterkaitan antara industri hulu (industri perbenihan,
pakan, pupuk, BBM, Obat-obatan dan alat/mesin) dengan
industri pembesaran/budidaya dengan industri processing
mengikuti pola keagenan. Pola keagenan pada benur
udang vannamei yakni PT. Central Proteinaprima yang
berkedudukan di Makassar sebagai agen/penyalur tunggal
benur udang vannamei, PT Central Protenaprima
menyalurkan pula sarana produksi lainnya yakni: pakan,
49
F. Kerangka Konseptual
tentang sistem agribisnis bunga potong krisan mulai dari hulu hingga hilir.
Agribisnis hulu yang akan dikaji yaitu proses pengadaan dan penyaluran
pada subsistem ini akan dikaji mulai dari sistem pengolahan lahan, proses
tataniaga yang dilakukan oleh PT. Bunga Indah Malino untuk menyalurkan
akan dikaji mengenai aktivitas penunjang untuk setiap subsistem. Selain itu,
Subsistem Penunjang
UPTD BBTH Sulsel, BALITHI Cipanas,
UD. Sumber Rejeki, Tani Beru, Badan
Karantina Pertanian Sulsel,
D’Market,Florist Lokal
Peneliti
Gambar 3. Skema Kerangka Konseptual Sistem Agribisnis Bunga Potong
Krisan pada PT. Bunga Indah Malino di Desa Pattapang, Kecamatan
Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.