Anda di halaman 1dari 9

Nama : Hendra Tanugraha

NIM : A1D019107
Soal Kuis Kuliah Ke 3
1. Sebutkan dan Jelaskan Macam-macam Pola Bertanam Ganda (Multiple
Cropping).
Jawaban : Menurut bentuknya, pertanaman ganda ini dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: pertanaman tumpangsari (Intercropping) dan
pertanaman berurutan (Sequential Cropping).
a) Sistem tumpang sari, yaitu sistem bercocok tanaman pada sebidang
tanah dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman dalam waktu
yang bersamaan. Sistem tumpang sari ini, disamping petani dapat
panen lebih dari sekali setahun dengan beraneka komoditas
(deversifikasi hasil), juga resiko kegagalan panen dapat ditekan,
intensitas tanaman dapat meningkat dan pemanfaatan sumber daya
air, sinar matahari dan unsur hara yang ada akan lebih efisien. Agar
diperoleh hasil yang maksimal maka tanaman yang ditumpangsarikan
harus dipilih sedemikian rupa sehingga mampu memanfaatkan ruang
dan waktu seefisien mungkin serta dapat menurunkan pengaruh
kompetitif yang sekecil-kecilnya. Sehingga jenis tanaman yang
digunakan dalam tumpangsari harus memiliki pertumbuhan yang
berbeda, bahkan bila memungkinkan dapat saling melengkapi. Dalam
pelaksanaannya, bisa dalam bentuk barisan yang diselang seling atau
tidak membentuk barisan. Misalnya tumpang sari kacang tanah
dengan ketela pohon, kedelai diantara tanaman jagung, atau jagung
dengan padi gogo, serta dapat memasukan sayuran seperti kacang
panjang di dalamnya. 
b) Sistem tumpang gilir, yang merupakan cara bercocok tanaman
dengan menggunakan 2 atau lebih jenis tanaman pada sebidang
tanah dengan pengaturan waktu. Penanaman kedua dilakukan
setelah tanaman pertama berbunga. Sehingga nantinya tanaman bisa
hidup bersamaan dalam waktu relatif lama dan penutupan tanah
dapat terjamin selama musim hujan.
Sumber : "Jenis-Jenis Pola Tanam" www.pertanian.go.id

2. Manfaat dan kekurangan Pola bertanaman Ganda


Jawaban : Sistem pertanian pola bertanam ganda ini sangat cocok bagi
petani kita dengan lahan sempit di daerah tropis, sehingga dapat
memaksimalkan produksi dengan input luar yang rendah sekaligus
meminimalkan resiko dan melestarikan sumberdaya alam. Selain itu
keuntungan lain dari sistem ini, yaitu :
a) Mengurangi erosi tanah atau kehilangan tanah-olah
b) Memperbaiki tata air pada tanah-tanah pertanian, termasuk
meningkatkan pasokan (infiltrasi) air ke dalam tanah sehingga
cadangan air untuk pertumbuhan tanaman akan lebih tersedia,
c) Menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah, (d) mempertinggi
daya guna tanah sehingga pendapatan petani akan meningkat
pula,
d) Mampu menghemat tenaga kerja,
e) Menghindari terjadinya pengangguran musiman karena tanah bisa
ditanami secara terus menerus,
f) Pengolahan tanah tidak perlu dilakukan berulang kali,
g) Mengurangi populasi hama dan penyakit tanaman, dan
h) Memperkaya kandungan unsur hara antara lain nitrogen dan
bahan organik. 
Namun pada pola bertanam ganda juga memiliki beberapa
kekurangan, diantaranya :
a) Terjadi persaingan untuk memperoleh unsur hara antar tanaman,
b) Pertumbuhan tanaman dapat saling menghambat,
c) Banyaknya jenis hama yang dapat menyerang, dan
d) Perawatan tanaman relatif lebih sulit.
Sumber : "Keunggulan dan Kekurangan Pola Tanam Berganda"
www.bulelengkab.go.id
3. Faktor-Faktor yang Menentukan Bentuk dan Keberhasilan Sistem
Bertanam Ganda.
Jawaban : Faktor-faktor yang menentukan bentuk/pola tata tanam, yaitu:
a) Iklim
Keadaan pada musim hujan dan musim kemarau akan berpengaruh
pada persediaan air untuk tanaman dimana pada musim hujan maka
persediaan air untuk tanaman berada dalam jumlah besar, sebaliknya
pada musim kemarau persediaan air akan menurun.
b) Topografi
Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut,
berpengaruh terhada suhu dan kelembaban udara dimana keduanya
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
c) Debit Air Yang Tersedia
Debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada
musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu
mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.
d) Jenis Tanah
Yaitu tentang keadaan fisik, biologis dan kimia tanaman
e) Sosial Ekonomi
Dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk
dirubah, sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam
suatu jenis tanaman.Tujuan pola tata tanam adalah untuk memanfaatkan
persediaan air irigasi seefektif mungkin, sehingga tanaman dapat tumbuh
dengan baik.

Sedangkan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan sistem tanam


ganda yaitu :
Ada yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis tanaman sistem
tanam ganda. Sebaiknya tanaman mempunyai periode pertumbuhan yang
tidak sama, bila umur tanaman sama, sebaiknya fase pertumbuhannya
berbeda, terdapat perbedaan kebutuhan terhadap faktor lingkungan
seperti air, cahaya dan unsur hara, tanaman mempunyai perbedaan
arsitektur kanopi (tajuk) dan tinggi tanaman yang nyata, tanaman
mempunyai perbedaan perakaran, baik sifat, luas dan kedalaman
perakarannya, tanaman tidak memiliki jenis hama dan penyakit yang
sama, tanaman tidak mengeluarkan zat alelopati (zat yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman yang lain) dan untuk memulihkan
kesuburan tanah, sebaiknya pada salah satu musim tanam dibudidayakan
tanaman dari famili Leguminosae (polong-polongan).
Sumber : "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pola Tanam
Berganda" jurnal.unej.ac.id

4. Kebijaksanaan apa saja yang pernah di keluarkan pemerintah


indonesia untuk meningkatkan produksi pertanian dan pendapaatan
petani sejak Revolusi Hijau (1960) sampai sekarang (2020)
Jawaban :
a) Tahun 1960-an di keluarkannya beberapa undang-undang yang
mengatur program agraria, yaitu Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA) no. 5 tentang landreform, Undang-undang no. 56 tahun 1960
tentang penetapan luas tanah pertanian dan Undang-Undang
Perjanjian Bagi Hasil (UUPBH) no. 2 yang mengatur tentang bagi
hasil.18 UUPA 1960, pada prinsipnya berisi lima hal, yaitu :
1) Sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UUD 1945,
2) Negara memberi batasan pada kepemilikan tanah untuk
menghindari munculnya tuan tanah yang menghisap tenaga
kerja petani melalui system sewa dan gadai.
3) Negara mempunyai kewewenangan untuk mengeluarkan
sertifikat atas tanah bagi warga Negara Indonesia tanpa
membedakan jenis kelamin dan berdasarkan prinsip
nasionalitas.
4) Tanah harus dikerjakan sendiri secara aktif dan melarang
pemilikan tanah pertanian yang tidak dikerjakan sendiri karena
akan menimbulkan tanah terlantar atau meluaskan relasi
buruh tani dan pemilik tanah yang cenderung memeras.
5) Negara memberi bukti kepemilikan hak atas tanah untuk
member kepastian hukum kepada petani pemilik tanah. UUPA
pada dasarnya ingin melakukan pembaharuan pada sektor
agraria yang dapat memberikan kemakmuran kepada rakyat
Indonesia.
Tujuan dari diadakannya pembaharuan agraria, antara lain membagi
secara adil sumber penghidupan petani dengan merombak struktur
pertanahan secara cepat, sebagai upaya agar tidak terjadi lagi tanah
sebagai objek spekulatif dan obyek pemerasan pada sektor pertanian,
memperkuat dan memperluas hak kepemilikan atas tanah yang bersifat
kebutuhan bersama, guna menghapuskan pemilikan dan penguasaan
tanah secara besar-besaran dengan tak terbatas, dengan cara adanya
batas maksimal dan minimal untuk tiap keluarga atas kepemilikan
tanahnya, Untuk mempertinggi produksi dan mendorong pertanian intensif
secara gotong-royong dalam bentuk koperasi dan bentuk lainnya.

b) Di tahun 1963/1964 dicetuskanlah Swa Sembada Bahan Makan


(SSBM) dengan memperbaiki aspek perencanaan dan pembagian
kerja, yang kemudian berwujud dalam penyelengaraan pusat-pusat
intensifikasi yang berfungsi juga sebagai pusat bimbingan untuk
Koperasi Produksi Pertanian (KOPERTA), yang kemudian dikenal
dengan nama DEMAS (Demonstrasi Massal). Program ini dianggap
berhasil karena hasilnya sangat baik, sehingga arealnya diperluas 15
kali lipat pada bulan juli 1965. Setelah intensifikasi tanaman padi
diperluas arealnya, sehingga muncul istilah INMAS (Intensifikasi
Massal). Maka tahun 1979 INMAS dikembangkan dan diterapkan
dalam teknologi baru kedalam tiga maca program, yaitu
INMAS,INMUM (Intensifikasi Umum), dan INSUS (Intensifikasi
Khusus). Dengan hal itu, kini pertanian mengarah ke mekanisme
pasar bebas, yang secara grand design disebut Revolusi Hijau.sejak
awal tujuan program ini adalah meningkatkan produksi beras secara
luar biasa, tanpa mengubah bangunan sosial pedesaan. Hal tersebut
berbeda dengan land reform yang berusaha merubah bangunan
sosial pedesaan, melalui pemerataan penguasaan tanah. Untuk
mendukung program tersebut, maka dipersiapkan berbagai
kelembagaan desa, mulai dari penyediaan modal (kredit berbunga
murah) melalui KUT (Kredit Usaha Tani) atau Kupedes (Kredit Umum
Pedesaan), alat produksi saprotan (sarana produksi pertanian) dari
KUD : peningkatan teknologi pertanian seperti penyediaan traktor dan
huller, proses produksi pertanan lewat intensifikasi massal (INMAS),
penampungan dan pemasaran hasil produksi melalui KUD (Koperasi
Unit Desa) dan BULOG (Badan Usaha Logistik), dan koordinasi
secara menyeluruh dari seluruh jajaran dan aparat negara, sejak dari
kabupaten hingga ke tingkat desa dengan menggunakan jalur
birokrasi sipil ataupun militer.

c) Pada era pemerintahan B.J Habibie, Ada tiga unsur liberalisasi


pertanian yang berdampak kuat terhadap kebijakan perberasan, yaitu:
(1) subsidi pupuk dicabut pada tanggal 2 Desember 1998, diikuti
dengan liberalisasi ekonomi pupuk yang sebelumnya dimonopoli
PUSRI. Akibatnya biaya produksi melonjak, hingga HDG (Harga
Dasar Gabah) dinaikkan dari Rp.1000,- per kg menjadi Rp. 1400,-
sampai Rp. 1500,- per kg tergantung wilayahnya; (2) monopoli impor
beras oleh BULOG dicabut pada akhir 1999. Impor kini terbuka bagi
siapa saja sehingga tidak terkontrol; (3) yang paling fatal adalah bea
masuk komoditas pangan dipatok maksimum 5 %. Bagi beras
walaupun monopoli impor BULOG dicabut, bea masuk tetap 0 %. 29
d) Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid pembangunan sektor
pertanian khususnya dalam kebijakan pangan coba diarahkan melalui
GBHN 1999-2004 yakni dengan mengembangkan sistem ketahanan
pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya bahan pangan,
kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya
pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada
tingkat harga yang terjangkau dengan memperhatikan peningkatan
pendapatan petani dan nelayan, serta peningkatan produksi yang
diatur dengan undang- undang.
e) Pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono telah mencanang program
Revitalisasi Pertanian. Program ini mencakup delapan kegiatan, yaitu:
1) mencegah KKN; 2) mengamankan ketersediaan bahan pangan
menghadapi hari-hari besar keagamaan; 3) memfasilitasi persiapan
dan pelaksanaan musim tanam 2004/2005; 4) mengurangi
penganguran dan kemiskinan; 5) merumuskan kebijakan
kelembagaan dan keuangan untuk pertanian dan pedesaan; 6)
merumuskan kebijakan infrastruktur pertanian; 7) menangani impor
ilegal dan pemalsuan sarana produksi pertanian; 8) serta
merumuskan kebijakan perdagangan internasional (Widiyanti, 2005).
Dua program yang berhasil dilakukan SBY adalah kedua dan ketiga
sedangkan ke delapan program lainnya belum terlihat hasilnya. Hal ini
disebabkan karena kedelapan program revitalisasi pertanian tidak
menyentuh akar masalah yang menggelayuti pertanian di Indonesia
secara langsung. Ide yang ditawarkan sangat luas.
f) Kebijakan pangan di era Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawacita
menjadi landasan program kerja pemerintah yaitu mencapai
swasembada pangan dalam rangka ketahanan pangan nasional.
Lebih penting lagi berpihak pada petani yang muaranya peningkatan
kesejahteraan. Jokowi menegaskan ada tiga hal yang harus
digarisbawahi yaitu pangan yang cukup untuk masyarakat,
menurunkan angka kemiskinan dan mensejahterakan petani. Ketiga
tujuan ini sebagai landasan dalam menjalankan kebijakan pangan
pemerintahannya. Kebijakan tersebut kemudian diimplementasikan
Kementerian Pertanian melalui berbagai program terobosan kebijakan
pembangunan pertanian melalui optimalisasi lahan dan penambahan
luas tanam, perbaikan infrastruktur dan penyediaan bantuan sarana
usaha tani, serta penataan sumber daya manusia (SDM).
5. Panca Usahatani dapat dikatakan membuat lahan pertanian Rakyat
mengalami penurunan kesuburan dan keragaman hayati Jelaskan.
Jawaban : Ada beberapa faktor yang menyebabkan panca usahatani
dapat menyebabkan/membuat lahan pertanian mengalami penuruan
kesuburan dan keragaman hayati dari waktu ke waktu. Beberapa
faktornya, yaitu :
a) Penggunaan lahan tanpa istirahat
Sumberdaya lahan sama saja seperti sumber daya lainnya. Tentu
lahan memiliki titik jenuhnya sendiri, penggunaan lahan secara terus
menerus seringkali menyebabkan kejenuhan pada tanah sehingga
mengalami penurunan kesuburan dan keragaman hayati. Cara
mengatasinya, tanah perlu diistirahatkan (berau) untuk pemulihan.
Kemudian saat akan digunakan kembali tanah/lahan diberi pupuk organik.
b) Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Para petani sering kali dalam usahataninya menggunakan pupuk
kimia padahal penggunaan pupuk kimia secara berlebihan telah terbukti
nyata dapat menurunkan produktivitas lahan serta menyebabkan
kerusakan tanah yang cukup serius.Oleh karena itu, penggunaan pupuk
kimia harus benar-benar diperhitungkan pemakaiannya (dosis) dan mulai
beralih ke pupuk organik.
c) Tanaman yang ditanam homogen
Sejatinya Menanam tanaman jenis apapun dan sampai kapanpun
tidaklah menjadi suatu masalah selama kebutuhan nutrisi pada tanaman
terpenuhi. Sayangnya dengan menanam tanaman sejenis(homogen)
secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping antara lain
seperti berkembangnya hama penyakit dalam tanah, unsur hara pada
tanah menjadi habis dan penurunan hasil produksi. Oleh karena itu, rotasi
tanaman perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
d) Tanah kekurangan air akibat irigasi yang kurang baik
Kekurangan air pada lahan/tanah diakibatkan dari sistem irigasi yang
dilakukan petani kurang berjalan dengan baik. Hal ini tentu saja
menyebabkan tanah menjadi tandus dan kering. Jika dibiarkan secara
terus menerus maka tanah akan menjadi tidak subur. Oleh karena itu
pembangunan irigasi untuk usahatani sangat perlu dilakukan agar air
pada tanah mencukupi.
Sumber : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuburan Tanah"
journal.ipb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai