Anda di halaman 1dari 40

II.

FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN TANAMAN


Pertumbuhan tanaman?
Pertambahan volume dan bobot tanaman

Pengukuran pertumbuhan dapat dilihat pada bagian-bagian spesifik tanaman,


misalnya pada daun, batang atau tanaman secara keseluruhan

Cara mengukur pertumbuhan misalnya dengan bobot tanaman kering, tinggi


tanaman atau diameter batang.

Pertumbuhan sangat penting karena umunya akan menentukan hasil tanaman,


tanaman yang pertumbuhannya baik biasanya akan memberikan hasil yang baik

 Pertumbuhan tanaman yang baik belum tentu HASIL nya baik, ada
kemungkingan:
a. Hasil baik/tinggi
b. Hasil jelek/rendah
Pertumbuhan Tanaman ditentukan oleh:

A. Faktor Dalam (Genetik) Agennya “tetap”

B. Faktor Luar,  agennya “berubah”


1. Biotik (menguntungkan/merugikan)
2. Abiotik (iklim, tanah, air)
Pertumbuhan yang baik tergantung pada interaksi (hubungan saling)
antara faktor dalam dan faktor luar.
Lingkungan Abiotik
R.Sinar Mthari

n
Suhu udara

Pusat
Kelembapan udra

e
. Angin
BIBIT
Penguapan

m
Hujan

e
HASIL

a j
Lingkungan Abiotik dan Biotik

tanaman

n
TANAH

a
OPT
Keharaan Virus
Aerasi Bakteri

m
Humus Jamur
Air tanah Serangga
Gulma
Flora dan Fauna Cacing
Tikus dll.

Lingkungan Biotik
H = f (iklim, bibit, tanah, OPT, manajemen)
BIOTIK

Faktor biotik menyangkut:


◦ mikroorganisme tanah (yang menguntungkan dan yang
merugikan),
◦ makroorganisme tanah (yang menguntungkan dan merugikan)
◦ flora (tanaman penganggu).
ABIOTIK Tanah
Sifat tanah
Sifat tanah sangat ditentukan oleh faktor pembentuk tanah

T = f (i, o, b, t, w),
i= iklim, o = organisme, b = bahan induk, t = topografi,
w = waktu

Dari persamaan di atas,


1. Variasi tanah (sifat tanah) yang terbentuk, tergantung
pada variasi faktor pembentuknya.
2. Kesuburan tanah yang terbentuk tergantung dari kualias
faktor pembentuknya dan manajemen.
Faktor pembentuk  kesuburan tanah asli
(bawaan)
Manajemen  kesuburan tanah tambahan

Faktor pembentuk
* Bahan Induk
* Iklim
* Umur (Waktu)
Batuan Induk  bahan induk

pelapukan
Batuan Induk = Batuan beku, batuan sedimen, batuan
metamorf

KAlSi3O8 + H2O == K+ + Al(OH)2+ + Si(OH)4 + OH-


(felspar)
bahan induk  tubuh tanah

pedogenesis

Masing-masing batuan mempunyai kandungan mineral yang berbeda


 sifat tanah berbeda.
B. Beku
Kerikil-bongkah

Iklim,

pasir
B. Endapan Jasad hidup Bahan
tanah
relief

waktu debu

B. Malihan
Klei
Kaolinit

monmorillonit
Kation, anion, humus
O
A
Tanah
(solum) E
B

Pedogenesis
IKLIM DAN SIFAT TANAH

Iklim berbeda  sifat tanah berbeda

Indonesia  tropik basah  curah hujan tinggi

1. pelapukan optimal

KAlSi3O8 + 7 H2O == K+ + Al(OH)2+ + 3 Si(OH)4 + 2 OH-

2. pencucian atau pelindian kation


 kation basa (Ca2+, Mg2+, K+)
 kation asam (H+, Al3+)
Curah Hujan tinggi 
 Pencucian kation basa
 Penumpukan kation asam (H+ dan Al3+) 
pH rendah

 pH = -log (H+)  (H+) meningkat

Al3+ + H2O == Al(OH)2+ + H+


WAKTU DAN SIFAT TANAH

Berdasarkan Waktu:
1. Tanah Muda atau Inderia (Juvenil)
2. Tanah Dewasa (Matang/Viril)
3. Tanah Tua (Senil)
Waktu berpengaruh dalam pembentukan tanah? (dimana
pengaruhnya?), sehingga terbentuk:
1. Tanah muda
Sifat tanah masih didominasi oleh sifat bahan induknya.
Terbentuk horison A dan horison C.
Contoh: Entisol

2. Tanah dewasa
Dicirikan oleh terbentuknya horison A, E, dan B.
Termasuk tanah dewasa: Inceptisol, Vertisol dan
Mollisol.
3. Tanah Tua
Terjadi perubahan yang lebih nyata pada horison A dan B,
sehingga terbentuk horison-horison: A1, A2, A3, B1, B2, B3.
A dan B saja
Pencucian basa-basa makin meningkat, sehingga tinggal
mineral yang sukar lapuk dalam tanah. Tanah menjadi
masam, misalnya: Ultisol, Oxisol.
Kadar air Tanah
Pertumbuhan tanaman tergantung pada
ketersediaan air tanah
Tanaman akan mengalami stress (cekaman) air
bila di daerah zone perakaran tidak cukup air
Air dibutuhkan utk pembentukan karbohidrat,
untuk menjaga hidrasi protoplasma
Sebagai media untuk translokasi nutrisi dan
mineral tanaman
Hasil tanaman sangat tergantung pada
ketersediaan air tanah
Struktur dan komposisi air tanah

Struktur menunjukkan bentuk keruangan agregat tanah


yang merepresentasikan kekompakan tanah dan pori-
pori tanah

Pori-poritanah sangat mempengaruhi terhadap


pertumbuhan tanaman, terkait dengan aerasi tanah,
kecukupan oksigen untuk respirasi akar .
Struktur tanah

prismatik
remah gumpal

kolumner
lempeng pejal Butir tunggal

Gumpal
jenuh
0
Makro

Meso Kap. lapangan

Tara lengas
Mikro
Titik layu tetap

Higroskopik Kering oven


Reaksi Tanah
 Reaksi tanah akan mempengaruhi terhadap ketersediaan unsur hara
bagi tanaman
 Umumnya ketersediaan hara yang ideal untuk pertumbuhan
tanaman pada daerah sekitar netral.
 Pada pH rendah unsur hara mikro ketersediaanya semakin tinggi
seperti Fe, Al, Zn
 Ketersediaan hara mikro yang semakin tinggi dapat menyebabkan
keracunan bagi tanaman
 Pada reaksi tanah yang tinggi juga dapat merugikan tanaman, misal
pada pH > 7 pupuk nitrogen akan mudah mengalami volatilisasi.
 Reaksi tanah juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme, beberapa penyakit akar akan berkembang dg baik
pada ph netral sampai basa.
pH (w)

4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0

NITRATES

POTASSIUM

ALUMINIUM
CALCIUM
PHOSPHATE

IRON

MAGNESIUM

SULFUR

MANGANESE

MOLYBDENUM

ZINC

COPPER

BORON

ideal pH range

GAMBAR Effect of pH on availability of plant elements. (Soil Sense C-03)


Ketersediaan hara bagi tanaman
Ketersediaan hara tanaman sangat mempengaruhi
terhadap terhadap pertumbuhan tanaman
Hara makro
Hara mikro

Adanya Unsur hara racun


Unsur hara yang potensi sebagai racun adalah Ni, Pb,
Hg, Cd, Cr, Mn, Cu, Zn, Se, As, Mo, Cl, B, F
ABIOTIK - Iklim

Temperature
Kelembaban tanah
Energi matahari
Komposisi atmosfir
Temperature
 Umunya tanaman tahan hidup antara 15-40 oC
◦ Temperatur optimum untuk pertumbuhan tanaman tergantung :
-Spesies dan varietas tanaman
-Lama penyinaran, umur tanaman, tahap perkembangan
 Temperature secara langsung mempengaruhi
- Fotosintesis
- Respirasi
- Permeabilitas sel
- Serapan hara dan air
- Transpirasi
- Aktivitas, koagulasi protein
Energi Matahari
 Energi matahari sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman
 Pengaruhnya terkait dengan kualitas, intensitas dan lama
penyinaran
 Hari yang sangat cerah akan memberikan ketersediaan
energi matahari yang cukup untuk proses fisiologi
tanaman
 Radiasi matahari mempengaruhi terhadap serapan
beberapa hara tanaman (ammonium dan sulfat)
Komposisi atmosfer
 Gas yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah gas CO2
 Umumnya konsentrasi CO2 udara hanya 0,04 % (by volume, atau
sekitar 400 ppm).
 Konsentrasi yang ideal untuk fotosintesa 0,1 % (1000 ppm)
 CO2 berasal dari hasil respirasi tanaman dan dekomposisi bahan
organik oleh mikroorganisme.
 Selama proses fotosintesis aktif, CO2 akan menurun (siang hari pada
daerah hutan, pertanaman, green house)
 Adanya gas beracun seperti SO2, CO dan HF akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman
Batas Kuliah II
B. HUKUM MINIMUM/PRINSIP FAKTOR PEMBATAS

Hukum Minimum:
Justus von Liebig (1850):
Hasil tanaman ditentukan oleh faktor pertumbuhan yang berada
dalam kondisi minimum  Faktor yang tersedia paling sedikit
disebut faktor minimum/faktor pembatas.

Gambarkan?
Dengan menambah faktor minimum, hasil tanaman dapat
ditingkatkan, kenaikan terus berlangsung sampai muncul faktor
minimum baru.

Prinsip Faktor Pembatas

Tingkat produksi tidak akan lebih tinggi dari apa yang dapat dicapai
oleh tanaman yang tumbuh dalam keadaan dengan faktor yang paling
minimum
C. HUKUM PENAMBAHAN HASIL YANG BERKURANG
Perbaikan atau penambahan faktor tumbuh tidak akan membawa peningkatan
hasil yang tetap.
Misal: tanpa pupuk  hasil 2 ton
+ 100 kg pupuk  hasil 3 ton
[ditambah 100 kg pupuk, naik 1 ton].
+ 200 kg pupuk, hasil tidak naik menjadi 4 ton, tetapi
3,4 ton.  tetap terjadi peningkatan, tetapi jumlah
peningkatannya semakin berkurang (menurun)
Penambahan pupuk Hasil (ton) Kenaikan/Penambahan
(kg) Hasil (ton)
0 2 -
100 3 1
200 3,75 0,75
300 4,2 0,45
400 4,5 0,30
500 4,6 0,10
600 4,6 0
700 4,4 -0,20
Histogram
(diagram batang)
Linier, y = a + bx , r2 = ....

Kuadratik, y = ax2 + bx +c

Hasil
(ton)

dosis pupuk
Histogram
(diagram batang)

Hasil
(ton)

dosis pupuk
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai