Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Asuhan Kehamilan

Pada zaman Pemerintahan India Belanda, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
sangat tinggi dengan tenaga penolong persalinan adalah dukun. Sejak saat itu, pelayanan kebidanan
terus berkembang Pelatihan dan pendidikan bidan pun terus berkembang sejak tahun 1952 hingga kini.

Fasilitas pelayanan kesehatan juga semakin dikembangkan dengan menyebarkan bidan di seluruh
wilayah tanah air agar pelayanan kebidanan dapat semakin dekat dengan masyarakat Negara-negara di
lingkungan ASEAN, Indonesia merupakan Negara dengan angka kematian Ibu dan perinatal tertinggi
berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat
menyeluruh dan lebih bermutu.

Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut

I. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat dibutuhkan

2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan resiko tinggi
atau terlambat diketahui

3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu
tua untuk hami

4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya manusia
melalui Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi

6. Pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional
dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.

Oleh karena itu, pada tahun 1999, WHO meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang
didukung oleh badan-badan Internasional seperti UNFPA, UNICEF dan World Bank. Pada dasarnya MPS
meminta perhatian pemerintah dan masyarakat di setiap Negara mengenai hal-hal sebagai berikut

1. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan Nasional dan
Internasional

2. Menyusun Acuan Nasional dan Standar Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

3. Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun

4. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, KB, aborsi illegal, baik publik
maupun swasta

5. Meningkatkan upaya kesehatan promouf dalam kesehatan maternal dan neonatal, serta pengendalian
fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya

6. Memperbaiki sislem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

Safe motherhood sendiri mempunyai empat pilar, untuk menurunkan AKI dari 450 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 1996 menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000, yaitu sebagai berikut:

1. Keluarga Berencana

2. Asuhan Antenatal

3. Persalinan Bersih dan Aman

4. Pelayanan Obstetri Essensial


• Tahun 1959 diadakan kursus tambahan bidan (KTB) ruang lingkup tugas bidan tidak saja
berorientasi pada pelayanan kebidanan di rumah sakit melainkan juga mengemban tugas
pelayanan kesehatan di masyarakat.
• Tahun 1987, munculnya safe motherhood (dicanangkan oleh badan-badan internasional), yaitu
upaya untuk meneyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya dapat dinilai dengan
sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat, yang bertujuan utnuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, serta menyrynkan angka kesakitan dan
kematian bayi baru lahir. Ada 4 pilar Safe Motherhood, meliputi : keluarga berencana, asuhan
antenatal, persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan obstetri yang esensial. Upaya ini
terutama ditunjukan kepada Negara yang sedang berkembang. Karena 99% kematian ibu di
dunia terjadi dinegara-negara tersebut.
• Seiring perkembangan zaman, 1999 munculnya Making pregnancy Safer (MPS) yaitu strategi
sektor kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan akibat kematian dan
kesehatan ibu dan bayi, dan merupakan penekanan/fokus baru upaya safe motherhood yang
bertujuan untuk menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Tiga pesan kunci
MPS adalah
 setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil,
 setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat,
dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
dan penanggulangan komplikasi keguguran tidak aman.

Dengan demikian asuhan antenatal menjadi hal yang sangat penting di dalam meningkatkan status
kesehatan Nasional di seluruh dunia.

Sejarah asuhan kehamilan dalam negeri


Di Indonesia, asuhan pada ibu hamil sudah dilakukan sejak jaman dahulu dan dilakukan oleh
dukun bayi, di rumah sakit, dan pendidikan kebidanan. Pada zaman Jepang pengawasan menurun
dikarenakan situasi yang terjadi pada jaman itu. Setelah peran kemerdekaan, asuhan pada ibu hamil
mengalami kemajuan yang pesat. Oleh pemerintah adanya program KIA dan BKIA menjadi prioritas
tinggi keberadaanya ke pelosok daerah. Sehingga meningkatkan asuhan pada ibu hamil. Sejak tahun
1995, adanya program bidan desa juga dalam rangka meningkatkan asuhan. Dalam pelaksanaannya
asuhan kehamilan selalu mengikuti perubahan zaman dan tuntunan masyarakat.

Sejarah asuhan kehamilan luar negeri


A. Eropa
Negeri Eropa merupakan pelopor pengawasan asuhan sebelum kelahiran, dibuktikan dengan
banyak buku dan penelitian yang dilakukan seperti di Perancis pada tahun 1988. Wanita hamil yang
diusir ditampung di dalam rumah sakit. Wanita tersebut dikumpulkan, jika tidak ada penyakit maka tiap 6
orang wanita hamil ditempatkan dalam 1 tempat tidur. Jika ada scabies tiap 5 orang ditempatkan dalam 2
tempat tidur, dan jika ada yang berpenyakit kelamin 2 orang wanita ditempatkan dalam 1 tempat tidur.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut ternyata wanita hamil yang cukup istirahat, makan, dan rohani
dapat melahirkan cukup bulan dan berat badan yang lebih besar.
B. Amerika
1. Wanita amerika rata rata mengalami 3,2 kehamilan sepanjang hidup mereka dan 1,8 dari
kehamilan tersebut dianggap sebagai kehamilan yang di inginkan (ventura, dkk 1999)
2. Tahun 1996 sebagai contoh terdapat 6,24 juta kehamilan di amerika serikat, 62% berakhir
dengan kelahiran hidup, 22% berakhir dengan induksi terminasi dan 16 % mengalami keguguran
spontan.
3. Perawatan kehamilan merupakan komponen utama dalam lingkup perawatan kesehatan di
Amerika Serikat. Pada tahun 1998 persalinan adalah penyebab rawat inap tersering kedua
setelah penyakit jantung (hall dan popouic 2000)
4. Pada tahun 1991 dan 1993 terjadi sekitar 720 ribu rawat inap akibat penyulit kehamilan dan tidak
terkait dengan pelahiran, yang setara dengan rawat inap 1 dari 5 kehamilan (bennet, dkk 1998)
5. Majalah OBG Management (1999) menyurvei sekitar 1% ahli kebidangan kandungan di amerika
serikat dalam suatu usaha untuk menilai keadaan obstetri pada akhir abad ke 20.
Seiring dengan berkembangnya zaman, asuhan kehamilan di Amerik Serikatpun mulai berubah,
yaitu:
1. Evidence based medicine (ilmu kedokteran berdasarkan bukti) mulai diterapkan.
2. Peningkatan jumlah wanita yang berkecimpung dalam bidang pendidikan obstetri ginekologi.
3. Pada tahun 1975 mulai terlibat dalam inisiatif perundangan dijumlah bidang, mencakup
regionalisasi perawatan perinatal, kesehatan ibu anak, dan edukasi pasien.
Januari 1998 secara legal tindakan “heave mom out” pemulangan ibu setelah melahirkan tidak
dapat dilakukan sebelum 48 jam.

Anda mungkin juga menyukai