I . Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :
1. menjelaskan pengertian gaya
2. menjelaskan jenis-jenis gaya
3. menjelaskan kriteria dan satuan gaya
4. menjelaskan sifat-sifat gaya
5. menjelaskan konsep hukum – hukum Newton
6. menjelaskan aplikasi hukum -hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari
7. menjelaskan pengertian gaya gesekan
8. jenis-jenis gesekan yang menguntungkan dan yang merugikan
9. merumuskan dan menghitung gaya gesekan
2. Jenis-jenis gaya
Jenis gaya menurut bagaimana obyek benda berhubungan, maka gaya terbagi menjadi dua jenis:
a. Gaya kontak
Ketika pemberi gaya berhubungan langsung (kontak) dengan obyeknya, maka gaya yang seperti ini dinamakan gaya
kontak.
Contoh :
• Memetik guitar
• Mengetik keyboard computer
• Membuka halaman buku
• Menendang bola
Gaya kontak yang akan dibahas adalah gaya normal dan gaya tegangan tali
Gaya normal
Sebelum tali ditarik, maka tali tersebut kendor yang berarti gaya tegangan talinya sama dengan nol namun ketika tali
mulai ditarik, maka tali tersebut akan tegang yang berarti gaya tegangan talinya ada atau T ≠ 0.
b. Gaya non kontak
Ketika pemberi gaya tidak langsung berhubungan (kontak) dengan obyeknya, maka gaya ini dinamakan gaya non
kontak.
Contoh :
• Gaya gravitasi
• Gaya listrik
• Gaya magnet
• Gaya nuklir
3. Kreteria gaya
Gaya itu merupakan besaran vektor dan mempunyai kriteria sbb :
0 P a. titik tangkap gaya ( 0 )
b. besar gaya ( 0 P )
c. arah gaya ( ditandai oleh anak panah atau P )
4. Satuan gaya
Gaya dalam sistem MKS bersatuan newton .
Yang disebut dengan satu Newton adalah besarnya gaya yang diperlukaan untuk menimbulkan percepatan satu meter
per sekon kuadrat pada benda bermsa satu kilogram.
Dalam sistem CGS maka satuan gaya adalah dyne .
Adapun hubungan antara newton dengan dyne adalah sbb :
Newton Dyne
2 2
kg.m / s g.cm / s
2
1 kg m / s 1. 10 3 g . 10 2 cm./ s 2
1 N 10 5 g cm / s 2
1 N 10 5 dyne
x F
F1
i. menjumlahkan gaya yang segaris , searah
dan bertitik tangkap sama.
R = F1+ F2
F2
R
F1
ii. menjumlahkan gaya segaris berlawanan arah
R = F1 - F2
R F2
θ F1 R = F1 + F2 + 2 F1 . F2 . cos
2 2
F2
Sin = sin
R
Contoh :
Dua buah gaya masing – masing F 1 = 10 N , F 2 = 4 N mimiliki titik tangkap sama.
Tentukanlah Resultante kedua gaya itu jika :
a. kedua gaya segaris dan searah
b. kedua gaya segaris berlawanan arah F1 ke kanan dan F2 ke kiri
c. kedua gaya saling membentuk sudut 60 0
d. tentukan arah R
Penyelesaian :
a. R = F 1 + F 2 b. R = F 1 - F 2
= 10 + 4 = 10 - 4
= 14 N. = 6 N
c.
F = F1 + F2 + 2 F1 . F2 cos
2 2
= 10 2 + 4 2 + 2 . 10 . 4 . cos 60 0
= 100 + 16 + 80 . 1 2
= 156 = 2 39 = 12,49 N
d. Sin θ = F2 sin sin = 4
sin 60 0 sin = 0,2774 = 16,1 0
R 156
6. Hukum – hukum Newton
a. Hukum I Newton
Pengertian benda dalam keadaan seimbang
Apakah gaya-gaya selalu membuat benda bergerak dipercepat ?
Tidak, ketika resultan gaya-gaya sama dengan nol, maka benda tidak akan bergerak diperpcepat:
• benda yang semula diam akan tetap diam
• benda yang bergerak lurus beraturan, tetap akan bergerak lurus beraturan
keadaan benda yang sedang diam atau sedang bergerak lurus beraturan dinamakan keadaan seimbang.
Suatu benda yang sedang diam akan tetap diam jika resultan gaya yang
bekerja padanya sama dengan nol
Bola yang diam akan tetap diam jika tidak disentuh demikian pula
botol yang semula berdiri tegak diatas lantai jatuh karena disentuh (
ditumbuk oleh bola )
Tidak hanya itu benda yang sedang bergerak lurus beraturan akan terus bergerak lurus beraturan jika jumlah gaya
(resutan gaya) sama dengan nol atau tidak gaya yang bekerja pada benda itu. Tapi jika ada gaya yang bekerja pada benda
maka gaya tersebut dapat mengubah keadaan benda itu. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
“Jika resultante gaya – gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol , maka benda tersebut mungkin diam atau
mungkin bergerak lurus beraturan “.
Rumus :
F = 0
Sehelai kerta diapit diantara dua botol plastic, tegak dan terbalik dalam keadaan diam.
Kertas ditarik dengan tiba-tiba, apa yang terjadi ? Ternyata kedua botol plastic tetap
tegak. Hal ini disebabkan botol plastic berisi air mempunyai massa atau inersia yang
besar sehingga kecenderungan mempertahankan keadaannya cukup besar.
Massa ini merupakan ukuran inersia artinya benda yang inersianya besar mempunyai
kecenderungan besar untuk tidak bergerak dipercepat. Benda yang inersianya besar
dikatakan massanya besar.
Hukum II Newton
Jika suatu benda diberi gaya, maka benda akan bergerak dipercepat.
Besarnya percepatan sebanding dengan besarnya gaya yang bekerja. Jika
gaya yang bekerja besar maka akan menghasilkan percepatan yang besar
pula.
Secara matematis pernyataan hokum II Newton dapat ditulis :
F ∞ a , jika percobaan dilakukan bervariasi menghasilkan grafik sebagai
berikut :
Dari uraian diatas, maka hukum II Newton dapat disimpulkan bahwa :
“ besarnya percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besarnya
gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan masa benda “
Pernyataan diatas secara matematis dapat ditulis :
F = gaya yang bekerja …….Newton
F m = masa benda …………..kg
a = F = m. a a = percepatan ……………m.s –2
m
Ketika benda bermasa m jatuh bebas, benda akan mendapat percepatan sebesar g .
artinya gaya yang bekerja pada benda (gaya tarik bumi) adalah:
F = m .a = m . g.
Karena gaya tarik bumi = m.g , maka berat benda : W = m. g
Sehingga ada perbedaan antara massa dengan berat yaitu bahwa berat itu sangat
tergantung lokasi sedang massa dimanapun selalu sama.
Demikian pula seorang atletik yang sedang menahan barbell yang telah diangkat.
Disini kedua barbell memberikan gaya aksi pada kedua tangan atlet, maka kedua
tangannyapun meberikan gaya perlawanan yaitu gaya reaksi seberat kedua barbell
tersebut. Dalam hal ini arah gaya aksi selalu berlawanan dengan arah gaya reaksi
.
Dengan demikian dari illustrasi diatas dapat disimpulkan untuk hokum III Newton adalah :
“Jika sebuah benda mengerjakan gaya terhadap benda kedua , maka gaya kedua juga mengerjakan gaya pada benda
pertama yang besarnya sama namun arahnya berlawanan “.Hukum ini terkenal dengan hukum aksi – reaksi .
F aksi = -F reaksi
Dialam semesta ini tidak ada gaya tunggal karena setiap gaya pasti berpasangan atau dengan kata lain : “ setiap ada
akasi pasti ada reaksi”
Mengukur gaya
Mengukur gaya :
1. Ambil pegas dan gantungkan masa sebesar 100 kg ( 1/10 kg ) angka 10 merupakan
nilai percepatan gravitasi
2. Amati pertambahan panjang akibat gaya tarik bumi
3. Tandai pertambahan pegas, berilan nama 1 newton
4. Buatlah skala keatas secara teratur dan tandai dengan 2 N, 3 N dst.
Dengan demikian pegas sudah dapat dipakai untuk mengukur gaya.
Mengukur pegas
Hubungkan pegas pada gaya yang hendak diukur gayanya. Dengan melihat skala kita dapat menentukan besarnya gaya
tersebut.
Gunakan pegas, dan berikan gaya 1 N pada benda bermassa 1 kg dibidang datar licin ternyata benda dipercepat dengan
percepatan 1 m.s-2.
F4
Gaya yang bekerja pada tali adalah F1 dan F4 yang besarnya sama namun
T T arahnya berlawanan ini dikenal dengan pasangan gaya tali. Pasangan gaya tali
ini sebenarnya terdapat pada setiap titik dalam tali itu. Gaya yang bekerja pada
tali ini dinamakan tegangan tali dengan simbol T.
N
Suatu balok dengan masa m ditarik dengan gaya F1 dan balok berada
pada lantai licin sekali, maka balok tersebut akan bergerak dipercepat
dengan percepatan a . Jika tali dianggap tidak bermassa, maka
besarnya percepatan tersebut adalah :
F1
a = F1 / m
Besarnya percepatan adalah :
Jika tali dipotong, maka balok akan bergerak dipercepat dengan besarnya percepatan adalah :
∑Fx = m .ax ∑Fy = m .ay
T - m.g sinθ = m.a N - m . g cosθ = m.a
0 - m .g sinθ = m . a 0 = m.a → ay = 0
ax = - g . sinθ Jadi balok bergerak dipercepat pada sumbu x sejajar bidang miring dengan percepatan :
ax = - g . sinθ
d. Katrol
Katrol banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk keperluan mengangkat dan menurunkan
benda. Hal ini karena katrol dapat memudahkan bahkan dapat memperkecil kerja yang dilakukan. Selanjutnya akan
dibahas benda –benda yang dihubungkan dengan tali melalui katrol.
• Benda bergerak di atas bidang datar yang licin ditarik oleh benda lain yang dihubungkan dengan katrol.
Massa tali dan gesekan tali dengan katrol diabaikan.
• Benda bergerak ke atas bidang miring yang licin ditarik oleh benda lain yang dihubungkan dengan katrol.
Massa tali dan gesekan tali dengan katrol diabaikan.
a) Benda m1 bergerak keatas jika w2 > w1 sin α berlaku rumus sebagai berikut :
Menurut hukum II Newton: ∑F = ∑m.a
w2 – w1 sin α = (m1+m2).a
m1 N (m2 − m1 . sin )
a= .g
(m1 + m2 )
w1 sin α
m2 T = m1.a
w1cos α w1 m − m1. sin
T = m1 2 .g
w2 α m1 + m2
Gb. 02
b) Benda m2 bergerak keatas jika w2 < w1 sin α berlaku rumus sebagai berikut :
m a F – w = ma
F - m.g = m.a
W
F = gaya tarik (N)
w = mg = gaya berat (N)
f. Untuk benda yang tergantung oleh dua tali dalam keadaan setimbang berlaku rumus sebagai berikut:
T2 cos β T1 cos α
Contoh :
1.) Gaya 100 N bekerja pada benda yang masanya 50 kg . Berapa besarnya percepatan yang
ditimbulkan ?
Penyelesaian :
a = F / m → a = 100 / 50 = 2 m / det.2
2.) Gaya 200 N bekerja pada benda dengan membentuk sudut 60 0 tehadap bidang datar , jika
percepatan yang ditimbulkan 2 m / det.2 .Tentukan masa benda itu !
Penyelesaian :
F cos = m . a
F . cos 200 . cos 60 0 200 . 1
m = = = 2
= 50 kg.
a 2 2
GAYA GESEKAN
Ketika korek api digeserkan pada bagian yang kasar dari wadah
korek terjadilah suatu gesekan dimana arah gaya gesek tersebut
berlawanan dengan arah gerakan korek, hal ini terbukti bahwa
ketika korek digeserkan akan terasa berat. Jadi gaya gesekan adalah
gaya yang melawan gerak suatu permukaan relative satu sama lain.
Gaya ini bersinggungan denga permukaan benda.
Jika kedua tangan kita gesek-gesekan maka telapak tangan kita terasa hangat.
Hal ini merupakan salah satu contoh akibat adanya gaya gesekan. Gesekan ini
timbul karena permukaan tangan kita kasar.
Walaupun secara kasat mata kedua permukaan benda tersebut halus akan
tetapi jika kita amati dengan suatu alat yang lebih teliti misalnya mikroskop
electron maka tidak ada permukaan benda yang halus sempurna.
Jenis-jenis gesekan
Dalam fisika kita kenal dua jenis gesekan yaitu :
Gesekan fluida terjadi antara benda padat dengan fluida ( cair maupun gas ) sedang gesekan kering timbul antara dua
benda padat yang bersentuhan. Dari kedua jenis gesekan ini yang kita pelajari hanya gesekan kering.
Fungsi gesekan
• Gesekan memungkinkan orang untuk berjalan atau
berlari.
Ketika kita berjalan, gesekan kaki dengan lantai memberikan gaya
pada lantai, akibatnya lantai mendorong kita maju. Tanpa gesekan
atau jika lantai licin sekali mustahil kita dapat berjalan.
• Gesekan dapat menimbulkan api.
Salah satu akibat gesekan adalah timbulnya panas. Kenyataan ini
digunakan orang sejak zaman purba untuk menyalakan api. Sekarang
kita dengan mudah menyalakan api dengan korek api.
• Gesekan dapat menimbulkan bunyi
Alat-alat musik seperti biola mengaplikasikan prinsip gesekan yang
menyebabkan senar bergetar dan menghasilkan bunyi nada.
• Gesekan memungkinkan kereta api dapat berhenti.
Rem kereta api / rem mobil / motor pada prinsipnya adalah
menghambat putaran roda sehingga berhenti.
Konsep gesekan
Konsep Gesekan
Mengapa berkas yang didorong tidak segera bergerak?
Brankas tidak segera bergerak karena ada yang menghambat, yaitu gaya gesek
static (fs) yang besarnya sama dengan gaya luar (F). Gaya gesekan static ini
bekerja antara lantai dan dasar brankas. Arah gaya gesekan selalu berlawanan
dengan arah gerak benda atau berlawanan dengan gaya kerja.
Mengapa brankas belum juga bergerak walaupun gaya yang diberikan sudah diperbesar?
Ketika gaya diperbesar,brankas belum juga bergerak karena gaya gesek static juga ikut bertambah besar. Nah, sekarang
brankas mulai bergerak mengapa ?
Ketika gaya terus diperbesar, gaya gesek static juga terus juga terus bertambah besar hingga akhirnya mencapai nilai
maksimum. Sesaat brankas mulai bergerak, gaya gesekannya berkurang sedikit. Selanjutnya, selama brankas bergerak,
gaya geseknya tidak lagi disebut gaya gesekan static namun gaya gesekannya adalah gesekan kinetik.
Gesekan statik
Untuk lebih memahami konsep gesekan ini, mari kita amati penyebab munculnya gaya gesekan secara lebih
mikroskopis. Permukaan benda tidak ada yang rata sempurna. Ada bagian yang seperti berbukit, ada pula yang seperti
lembah. Ketika dua permukaan ditumpuk, maka bukit bertemu bukit atau bukit masuk lembah. Bukit permukaan atas
akan berbenturan dengan bukit permukaan bawah. Benturan akan menahan benda untuk tetap diam. Inilah yang disebut
gesekan static.
Makin besar gaya makin besar gesekan statiknya
Ketika gaya dorong diperbasar beberapa bukit akan hancur. Bukit lain yang cukup keras dan tidak hancur bertindihan
dengan lembah yang keras pula dari permukaan lain. Akibatnya,gaya hambat menjadi lebih besar. Itulah sebabnya,
makin besar gaya makin besar gaya gesekan statiknya.
Jadi gesekan statis ( f s )
Adalah gaya gesekan antara permukaan bidang dengan permukaan benda kerja dimana benda itu tepat akan mulai
bergerak.
Gesekan kinetik
Jika gaya diperbesar lagi, gaya gesekan statik makin besar hingga mencapai nilai maksimum. Jika gaya terus
diperbesar,bukit bukit dapat keluar dari lembah yang keras dan dapat berlari di atas bukit-bukit permukaan bawah tanpa
khawatir masuk ke dalam lembah. Akibatnya, benturan antara bukit dan bukit banyak berkurang.Pada saat ini, gaya
gesekan static sudah berubah menjadi gaya gesekan kinetik.Gaya gesekan kinetik ini mempunyai nilai lebih kecil
dibandingkan gaya gesekan static.
Jika gaya pendorong terus ditambah, maka jumlah benturan tidak banyak berubah. Dengan demikian gaya gesekan
kinetik konstan, tidak dipengaruhi oleh kecepatan.
Jadi gaya gesekan yang bekerja selama benda begerak dinamakan gaya gesekan kinetik (f k).
Jika permukaan atas diberi beban tambahan,apa akibatnya? Penambahan beban akan besar gaya normal benda.Akibatnya
pada permukaan dasar benda, bukit-bukit yang tidak cukup keras akan hancur. Sedangkan bukit dan lembah yang paling
keras saling mencengkram kuat. Gaya gesekan juga akan bertambah besar.Itulah sebabnya gaya gesekan kinetik maupun
static(static maksimum) tergantung pada gaya normal.Semakin besar gaya normal maka semakin besar gaya gesekannya.
N
a. gaya normal (N)
b. koeffisien gesek ()
F
fg m
fg = .N = ..W
W = m.g fg = .m.g
*) m.g.sin θ - .m.g.cos θ = 0
m = masa benda …..kg
g = percepatan gravitasi …..m.s-2
= koeffisien gesekan **) m.g.sin θ - .m.g.cos θ = m.a
*) Rumus jika balok diletakkan pada bidang miring dengan sudut kemiringan θ dan balok tepat akan begerak.
**) Rumus jika balok bergerak pada bidang miring dengan percepatan a.