Anda di halaman 1dari 2

MEKANISME RESISTENSI BAKTERI

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi resistensi bakteri terhadap antibiotik adalah:
1. Penggunaan antibiotik yang terlalu sering
2. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional.
3. Penggunaan antibiotik yang berlebihan.
4. Penggunaan antibiotik untuk jangka waktu lama.
Obat-obat antimikroba tidak efektif terhadap semua mikroorganisme. Spektrum
aktivitas setiap obat merupakan hasil gabungan dari beberapa faktor, dan yang paling penting
adalah mekanisme kerja obet primer. Demikian pula fenomena terjadinya resistensi obat tidak
bersifat universal baik dalam hal obat maupun mikroorganismenya.
Perubahan-perubahan dasar dalam hal kepekaan mikroorganisme terhadap
antimikroba tanpa memandang faktor genetik yang mendasarinya adalah terjadinya keadaan-
keadaan sebagai berikut :
1. Dihasilkannya enzim yang dapat menguraikan antibiotik seperti enzim penisilinase,
sefalosporinase, fosforilase, adenilase dan asetilase.
2. Perubahan permeabilitas sel bakteri terhadap obat.
3. Meningkatnya jumlah zat-zat endogen yang bekerja antagonis terhadap obat.
4. Perubahan jumlah reseptor obat pada sel bakteri atau sifat komponen yang mengikat obat
pada targetnya.

Agar efektif, antibiotik harus mencapai target dalam bentuk aktif, mengikat target,
dan melakukan fungsinya sesuai dengan mekanisme kerja antibiotik tersebut. Resistensi
bakteri terhadap agen antimikroba disebabkan oleh tiga mekanisme umum, yaitu: (1) obat
tidak mencapai target, (2) obat tidak aktif, atau (3) target tempat antibiotik bekerja diubah.
1. Kegagalan obat untuk mencapai target.
Membran luar bakteri gram negatif adalah penghalang yang dapat menghalangi
molekul polar besar untuk masuk ke dalam sel bakteri. Molekul polar kecil, termasuk
seperti kebanyakan antimikroba, masuk ke dalam sel melalui saluran protein yang
disebut porin. Ketiadaan, mutasi, atau kehilangan Porin dapat memperlambat
masuknya obat ke dalam sel atau sama sekali mencegah obat untuk masuk ke dalam
sel, yang secara efektif mengurangi konsentrasi obat di situs aktif obat. Jika target
kerja obat terletak di intraseluler dan obat memerlukan transpor aktif untuk melintasi
membran sel, resistensi dapat terjadi dari mutasi yang menghambat mekanisme
transportasi obat tersebut. Sebagai contoh, gentamisin, yang target kerjanya ribosom,
secara aktif diangkut melintasi membran sel dengan menggunakan energi yang
disediakan oleh gradien elektrokimia membran sel bakteri. Gradien ini dihasilkan oleh
enzim–enzim pernapasan aerob bakteri. Sebuah mutasi dalam jalur ini atau kondisi
anaerob dapat memperlambat masuknya gentamisin ke dalam sel, mengakibatkan
resistensi.

2. Inaktivasi obat.
Resistensi bakteri terhadap aminoglikosida dan antibiotik beta laktam biasanya hasil
dari produksi enzim yang memodifikasi atau merusak antibiotik. Variasi dari
mekanisme ini adalah kegagalan bakteri untuk mengaktifkan prodrug yang secara
umum merupakan hal yang mendasari resistensi M.tuberculosis terhadap isoniazid.

3. Perubahan target kerja antibiotik


Hal ini mencakup mutasi dari target alami (misalnya, resistensi fluorokuinolon),
modifikasi dari target kerja (misalnya, perlindungan ribosom dari makrolida dan
tetrasiklin), atau akuisisi bentuk resisten dari target yang rentan (misalnya, resistensi
stafilokokus terhadap metisilin yang disebabkan oleh produksi varian Peniccilin
Binding Protein yang berafinitas lemah).
SUMBER :
Neu HC, Gootz TD. 2001 Antimicrobial chemotherapy. Medmicro.

Anda mungkin juga menyukai