Anda di halaman 1dari 18

RESISTENSI ANTIMIKROBA

HERWIN, S.FARM., M.SI

Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
1.Menjelaskan Mekanisme Resistensi

Antimikroba
DEFINISI
Resistensi antimikroba (antimicrobial
resistance) adalah hasil dari mikroba
mengubah cara-cara yang mengurangi
atau menghilangkan efektivitas obat, bahan
kimia, atau agen lain untuk menyembuhkan
atau mencegah infeksi.
Organisme yang resisten (termasuk diantaranya adalah

bakteri, virus dan beberapa parasit) mampu melawan

serangan obat-obatan antimikroba, seperti antibiotik,

anti-virus, dan anti-malaria, sehingga pengobatan

standar menjadi tidak efektif lagi. Sehingga infeksi yang

muncul akan bertahan dan dapat menyebar kepada

orang atau populasi lain. (Khalifan,2011).


Antimibobial Resistance merupakan konsekuensi logis

dari penggunaan antimikroba. Termasuk didalamnya

adalah penggunaan reguler maupun penyalahgunaan.

Obat-obatan antimikroba akan menjadi resisten ketika

mikroorganisme bermutasi atau mengakuisisi suatu gen

(Khalifan,2011).
Resistensi antimikrobial merupakan resistensi
mikroorganisme terhadap obat antimikroba yang
sebelumnya sensitif. Organisme yang resisten
(termasuk bakteri, virus, dan beberapa parasit)
mampu menahan serangan obat antimikroba atau
menghilangkan efektivitas obat, seperti antibiotik,
antivirus, dan lainnya, sehingga standar pengobatan
menjadi tidak efektif dan infeksi tetap persisten dan
mungkin menyebar (Goodman Gillman). (WHO
2012).
Penyebab Resistensi Antibimikroba
Menurut WHO (2012), ketidaktepatan serta
ketidakrasionalan penggunaan antimikroba
merupakan penyebab paling utama menyebarnya
mikroorganisme resisten. Contohnya, pada pasien
yang tidak mengkonsumsi antimikroba yang telah
diresepkan oleh dokternya, atau ketika kualitas
antimikroba yang diberikan buruk.
Adapun faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan adanya resistensi antibiotik
adalah :
Kelemahan atau ketiadaan system monitoring dan
surveilans
Ketidakmampuan system untuk mengontrol kualitas
suplai obat
Ketidaktepatan serta ketidakrasionalan penggunaan
obat
Buruknya pengontrolan pencegahan infeksi penyakit
Kesalahan diagnosis dan pengobatan yang
diberikan
Mekanisme Resistensi Antimikroba

Agar efektif, antimikroba harus mencapai target


dalam bentuk aktif, mengikat target, dan melakukan
fungsinya sesuai dengan mekanisme kerja antimikroba
tersebut.

Resistensi bakteri terhadap agen antimikroba


disebabkan oleh tiga mekanisme umum, yaitu: (1) obat
tidak mencapai target di dalam sel mikroba, (2)
Inaktivasi Obat (obat tidak aktif) (3) target tempat
antibiotik bekerja diubah.
1. Kegagalan obat untuk mencapai target di dalam sel
mikroba.

Membran luar bakteri gram negatif adalah penghalang


yang dapat menghalangi molekul polar besar untuk masuk
ke dalam sel bakteri. Molekul polar kecil, termasuk seperti
kebanyakan antimikroba, masuk ke dalam sel melalui
saluran protein yang disebut porin. Ketiadaan, mutasi, atau
kehilangan Porin dapat memperlambat masuknya obat ke
dalam sel atau sama sekali mencegah obat untuk masuk
ke dalam sel, yang secara efektif mengurangi konsentrasi
obat disitus aktif obat.
Jika target kerja obat terletak di intraseluler dan obat
memerlukan transpor aktif untuk melintasi membran sel,
resistensi dapat terjadi dari mutasi yang menghambat
mekanisme transportasi obat tersebut. Sebagai contoh,
gentamisin, yang target kerjanya ribosom, secara aktif
diangkut melintasi membran sel dengan menggunakan
energi yang disediakan oleh gradien elektrokimia
membran sel bakteri.
2. Inaktivasi Obat (obat tidak aktif)

Resistensi bakteri terhadap aminoglikosida dan


antibiotik betalaktam biasanya hasil dari produksi enzim
yang memodifikasi atau merusak antibiotik. Variasi dari
mekanisme ini adalah kegagalan bakteri untuk
mengaktifkan prodrug yang secara umum merupakan hal
yang mendasari resistensi M.tuberculosis terhadap
isoniazid.
3. Perubahan target kerja antibiotik

Hal ini mencakup mutasi dari target alami (misalnya,


resistensi fluorokuinolon), modifikasi dari target kerja
(misalnya, perlindungan ribosom dari makrolida dan
tetrasiklin), atau akuisisi bentuk resisten dari target yang
rentan (misalnya, resistensi stafilokokus terhadap metisilin
yang disebabkan oleh produksi varian Peniccilin Binding
Protein yang berafinitas lemah).
Ada beberapa mekanisme resistensi
bakteri terhadap antiobiotik, antara lain :
1. Mengurangi Permeabilitas, yaitu
dengan mencegah antiobiotik masuk ke
dalam sel. Dapat dilakukan dengan
mengubah struktur membran. Contohnya
adalah resistensi Pseudomonas
aeruginosa terhadap penicillin.
2. Inaktivasi antibiotik, yaitu dengan memiliki
enzim khusus yang akan memodifikasi
antibiotik, sehingga antibiotik tidak berbahaya
lagi bagi si bakteri. Contohnya adalah
resistensi Staphylococcus aureus terhadap
chloroamphenicol.
3. Mengubah tempat antibiotik menempel
(berikatan), yaitu dengan mengubah tempat
dimana biasanya antibiotik akan membentuk
ikatan kimia lalu merusak bakteri. Dengan
mengubah binding site ini, antibiotik tidak bisa
menempel, dan tidak memiliki efek pada bakteri.
Contohnya adalah Staphylococcus aureus
mengubah PBP (penicillin binding protein).
4. Memompa (efflux), yaitu dengan
mengembangkan protein pump khusus pada
membrannya untuk memompa antibiotik keluar
sel. Contohnya resistensi Bacillus subtilis dan
Staphylococcus aureus terhadap tetrasiklin.
Sekian dan Terima Kasih

Wassalamu Alaikum
Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai