Anda di halaman 1dari 2

Nama : Akhmad Slamet Riyadin

NIM : 18011090
Kelas : DKV Ekstensi / 5
MK : Branding & Corporate Identify

Brand Basic
1. Analisa salah satu perubahan strategi karena pandemi atau perubahan perilaku
konsumen dari salah satu brand yang anda ketahui saat ini!
Jawab :
Ford adalah produsen mobil asal Amerika Serikat yang merilis kampanye berjudul
“Built to Lend A Hand” sebagai respon mereka terhadap pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Ford telah merencanakan iklan produk yang akan ditayangkan. Namun,
rencana ini seketika berubah karena adanya pandemi Covid-19, mereka pun
memutuskan untuk mengubahnya menjadi iklan kampanye. Dalam channel
Youtubenya, kita dapat melihat sejumlah konten video yang menggambarkan aksi
nyata Ford. Dari memproduksi mobil, Ford kini menggunakan fasilitas produksinya
untuk membuat barang-barang yang dibutuhkan selama pandemi, seperti respirator
pemurni udara, ventilator, dan pelindung wajah.
2. Carilah contoh-contoh permasalahan brand yang terkait dengan hak kekayaan
intelektual dari merek yang digunakan!
Jawab :
- Adidas America Inc. vs. Payless Shoesource Inc.: Masalah logo "Tiga
Batang" pada sepatu (Perusahaan tata busana dan perlengkapan olahraga asal
Jerman, Adidas AG, telah menggunakan tanda tiga garis sebagai citranya di
sepatu olahraga sejak tahun 1952 dan akhirnya terdaftar sebagai merek dagang di
AS pada 1994. Pada 1995, Adidas cabang AS mengaku menemukan 325
pelanggaran HKI terhadap perusahaannya! Salah satunya terjadi pada tahun 1994
saat Adidas AS dan Payless terlibat cekcok karena desain sepatu. Payless sempat
menjual sepatu olahraga yang memiliki motif batang dua dan empat garis sejajar
yang mirip dengan Adidas. Meskipun kedua perusahaan telah mencapai
kesepakatan pada 1994, pada tahun 2001, Payless tetap membandel dengan
kembali menjual sepatu yang 11-12 dengan model Adidas. Khawatir tindakan usil
Payless akan menipu pembeli dan menodai citranya, Adidas AS menuntut Payless
ke meja hijau. Setelah tujuh tahun persidangan dan peninjauan terhadap 268
pasang sepatu Payless, akhirnya pada 2008, Adidas memenangkan 305 juta dolar
AS, salah satu kasus kemenangan HKI terbesar di masanya.)
- Apple vs. Microsoft: Membawa masalah elemen antarmuka pengguna grafis
(GUI) hingga ke Mahkamah Agung (Dikenal sebagai dua perusahaan teknologi
terbesar di dunia, Apple dan Microsoft terus menjadi "anjing dan kucing",
terutama dalam soal HKI di. Namun, sengketa HKI pada 1988 antara keduanya
dianggap sebagai salah satu momen paling bersejarah dalam perkembangan
komputer modern. Saat Apple merilis purwarupa Macintosh pada 1984, pendiri
Microsoft, Bill Gates, dikatakan amat menyukai desain GUI Macintosh. Saking
sukanya, Gates sampai meminta Apple mengeluarkan izin agar perusahaan
lainnya dapat menggunakan elemen GUI Apple, sehingga Apple bisa jadi yang
standar utama dalam bidang komputer. Apple, yang saat itu dikepalai oleh Jean-
Louis Gassée, menolak permintaan Gates. Cekcok bermula saat Microsoft merilis
Windows 1.0 pada 1985. Apple menegur Microsoft karena kemiripan desain
elemen GUI dan mengancam akan menuntut. Namun, karena hubungan erat
Microsoft dan Apple, akhirnya mereka mencapai kesepakatan bersama.
Puncaknya, tiga tahun kemudian pada 1988. Apple "kebakaran jenggot" saat
melihat Microsoft merilis Windows 2.0 pada 1987 dengan desain elemen yang
benar-benar mirip dengan Macintosh (dan lebih maju). Naik pitam, Apple
langsung melayangkan gugatan terhadap Microsoft. Naas bagi perusahaan yang
didirikan Steve Jobs tersebut, pada 25 Juli 1989, pengadilan malah memenangkan
Microsoft. Dari 189 elemen GUI yang Apple tuduhkan pada Microsoft, 179
elemen ternyata masuk dalam kesepakatan antara Apple dan Microsoft. Selain itu,
meskipun 10 elemen pada Windows 2.0 tersebut memang melanggar kesepakatan,
mirip dengan kasus sereal bantal Kellogg dan Nabisco, aspek fungsionalitas
membuat Apple tidak bisa melindungi 10 elemen GUI-nya di bawah hukum HKI.
Tim legal Apple juga tidak sadar bahwa ketentuan kesepakatan antara Apple dan
Microsoft saat menyelesaikan permasalahan Windows 1.0 adalah izin penggunaan
elemen GUI Apple dapat digunakan dari Windows 1.0, hingga produk Microsoft
di masa depan. Tidak terima, Apple terus mengajukan banding hingga ke
Mahkamah Agung AS. Akan tetapi, pada 1995, sengketa GUI antara Apple dan
Microsoft berakhir dengan kemenangan Microsoft karena Mahkamah Agung AS
menolak petisi certiorari Apple. Hasilnya, Microsoft berkembang dan sempat
mengancam dominasi Apple pada 1996.)
- Kasus Pelanggaran Hak Desain Industri : Similiarity (Pada kasus ini, PT.
Nobel Carpets sebagai pihak penggugat mengajukan gugatan desain industri atas
karpet dengan motif Pilar dan karpet dengan motif Masjid yang didaftarkan PT.
Universal Carpets and Rugs sebagai pihak tergugat. Dasar gugatan PT. Nobel
Carpets atau penggugat adalah desain industri atas karpet dengan motif Pilar dan
Masjid yang keduanya didaftarkan atas nama PT. Universal Carpets and Rugs
adalah tidak baru pada saat diterimanya permohonan pendaftarannya, masing-
masing pada tanggal 4 Juli 2003 dan 8 Juli 2003, karena sama dengan desain
industri karpet dengan motif Pilar dan motif Masjid yang telah digunakan di
Indonesia oleh Penggugat atau PT. Nobel Carpets sejak tahun 1995. Tuntutan
Penggugat atau PT. Nobel Carpets adalah agar Tergugat PT. Universal Carpets
and Rugs dinyatakan beritikad tidak baik pada waktu pengajuan permohonan
pendaftaran desain industri yang terdaftar dengan No. ID 0 005 420 dengan karpet
motif Pilar dan desain industri dengan No. ID 0 005 425. Dan tuntutan agar desain
industri No. ID 0 005 420 dengan judul karpet dengan motif Pilar dan desain
industri No. ID 0 005 425 dengan judul karpet dengan motif masjid. Pada Putusan
Pengadilan Niaga, Majelis Hakim berpendapat bahwa motif pilar dan motif masjid
yang diproduksi PT. Universal Carpets and Rugs atau Tergugat tidak sama dengan
karpet Pilar dan Masjid yang diproduksi oleh Penggugat dengan pertimbangan
bahwa setelah membandingkan karpet-karpet produk Penggugat dengan karpet
produk Tergugat sepintas memang memiliki kemiripan, namun apabila diteliti
lebih seksama dari segi bentuk, konfigurasi, komposisi garis dan ornamentasi khas
ternyata berbeda, sehingga karpet-karpet produk Tergugat dapat dikatakan
memiliki nilai kebaruan atau novelty. Dalam putusan tersebut Majelis Hakim
menimbang bahwa Pasal 10 Undang-Undang Desain Industri menyatakan bahwa
hak atas desain industri diberikan atas dasar permohonan. Berdasarkan ketentuan
pasal tersebut, maka perlindungan desain industri hanya diberikan kepada pihak
yang telah mengajukan permohonan pendaftaran desain industri. Sesuai dengan
ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Desain Industri bahwa pihak yang untuk
pertama kali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang hak desain
industri, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya.)

Anda mungkin juga menyukai