Anda di halaman 1dari 24

Telaah Karya Tulis Ilmiah

Pengaruh Usia Pria Terhadap Hasil Analisis Semen


di Klinik Intan Palembang

Oleh :
Muhammad Alfredo Ilyassa, S.Ked 712018073
Haryadi, S.Ked 712018048

Pembimbing
dr. H. MA. Husnil Farouk, MPH.

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan telaah jurnal yang berjudul
“Pengaruh Usia Pria Terhadap Hasil Analisis Semen di Klinik Intan Palembang”,
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa telaah jurnal ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian telaah jurnal ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, baik yang diberikan secara lisan
maupun tulisan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada dr.H.MA.Husnil Farouk, MPH. selaku pembimbing
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang telah memberikan
masukan, arahan, serta bimbingan dalam penyelesaian telaah jurnal ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada rekan sejawat seperjuangan serta semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan telaah jurnal ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga telaah jurnal ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Amin.
Palembang, Juni 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3.Tujuan.................................................................................................... 3
1.4.Manfaat.................................................................................................. 3
BAB II. DESKRIPSI JURNAL
2.1 Tujuan Utama Penelitian........................................................................ 4
2.2 Tujuan Tambahan Penelitian................................................................. 4
2.3 Hasil Utama Penelitian........................................................................... 5
2.4 Hasil Tambahan Penelitian.................................................................... 5
2.5 Kesimpulan Penelitian........................................................................... 6
BAB III. TELAAH JURNAL
3.1 Validitas Seleksi..................................................................................... 7
3.2 Validitas Pengontrolan Perancu............................................................. 8
3.3 Validitas Informasi................................................................................. 9
3.4 Validitas Analisis................................................................................... 9
3.5.Validitas Interna Kausal......................................................................... 14
3.6 Validitas Eksterna.................................................................................. 15
3.7 Importancy............................................................................................. 16
3.8 Applicability........................................................................................... 16
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................ 18
4.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kajian kritis terhadap bukti sangat penting dilakukan untuk
mengetahui isi setiap makalah atau jurnal. Dalam epidemiologi klinik,
kemampuan mengkaji suatu penelitian sangat diperlukan karena
ketidakmampuan dalam hal tersebut dapat menyebabkan salah persepsi
terhadap hasil suatu penelitian. Telaah kritis jurnal merupakan hal yang
sangat diperlukan sebelum informasi yang kita peroleh dari jurnal tersebut
dapat kita terapkan karena tidak semua karya tulis ilmiah valid memenuhi
evidence base medicine. Dalam pendidikan kedokteran, membaca jurnal
ilmiah adalah suatu metode yang sangat efektif untuk memperoleh
pengetahuan yang baru. Tujuan akhir membaca jurnal ilmiah bagi seorang
dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan adalah untuk menerapkan hasil
penelitian kepada pasiennya. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang
disebut “evidence based medicine”.
Agar dalam membaca jurnal ilmiah, dokter sebagai klinisi dapat
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, setiap dokter harus membekali
diri dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian. Jika
seorang dokter membaca laporan ilmiah tanpa melakukan telaah kritis,
berarti ia tidak mengetahui kelemahan penelitian. Dengan konsekuensi, ia
mengadopsi kesimpulan penelitian yang salah tersebut. Dapat kita
bayangkan bila dokter kemudian menerapkan pengetahuan yang keliru.
Dalam rangka mengaplikasikan cara menelaah karya tulis ilmiah,
dipilih artikel karya tulis ilmiah dengan judul “Pengaruh Usia Pria Terhadap
Hasil Analisis Semen di Klinik Intan Palembang”. Penulis menelaah karya
tulis ilmiah ini dari melalui pendekatan evidence based medicine.

4
1.2 Rumusan Masalah
Apakah karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Usia Pria
Terhadap Hasil Analisis Semen di Klinik Intan Palembang” memenuhi
kriteria evidence based medicine?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui karya tulis ilmiah “Pengaruh Usia Pria Terhadap Hasil
Analisis Semen di Klinik Intan Palembang” memenuhi kriteria Evidence
Based Medicine.

1.3.2. Tujuan Khusus


 Menganalisis kriteria validity dalam karya tulis ilmiah “Pengaruh
Usia Pria Terhadap Hasil Analisis Semen di Klinik Intan
Palembang”
 Menganalisis kriteria importancy, dalam karya tulis ilmiah
“Pengaruh Usia Pria Terhadap Hasil Analisis Semen di Klinik Intan
Palembang”
 Menganalisis kriteria applicability dalam karya tulis ilmiah
“Pengaruh Usia Pria Terhadap Hasil Analisis Semen di Klinik Intan
Palembang”
 Menganalisis kelayakan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh
Usia Pria Terhadap Hasil Analisis Semen di Klinik Intan
Palembang” dapat dijadikan sebagai sumber yang valid dan
memenuhi evidence based medicine.

1.4. Manfaat

5
1. Bagi mahasiswa peserta didik mengetahui cara cara untuk
melakukan telaah karya tulis ilmiah yang memenuhi kriteria
evidence base medicine
2. Bagi mahasiswa peserta didik mendapatkan pengalaman dan
keterampilan dalam melakukan telaah karya tulis ilmiah yang
memenuhi kriteria evidence base medicine.

6
BAB II
DESKRIPSI JURNAL

2.1 Deskripsi
A. Judul Karya Tulis Ilmiah
Judul Pengaruh Usia Pria Terhadap
Hasil Analisis
Semen di Klinik Intan Palembang

Penulis Muhammad Alfredo Ilyassa,


Kiagus Muhammad Arsyad,
Trisnawati

Publikasi Belum dipublikasikan


Penelaah Haryadi dan Muhammad Alfredo
Ilyassa
Tanggal Telaah 01 Juli 2020

B. Komponen Jurnal
Komponen Deskripsi Jurnal
1. Tujuan Utama penelitian
2. Tujuan Tambahan Penelitian
3. Hasil Utama Penelitian
4. Hasil Tambahan Penelitian
5. Kesimpulan penelitian

Uraian Deskripsi Jurnal


1. Tujuan Utama Penelitian
Mengetahui Pengaruh usia pria Terhadap Hasil Analisis Semen di

7
Klinik Intan Palembang.

2. Tujuan Tambahan penelitian


1. Mengetahui kualitas semen pada pria yang sudah menikah usia
22-56 tahun di Klinik Intan Palembang
2. Mengetahui kuantitas semen pada pria yang sudah menikah usia
22-56 tahun di Klinik Intan Palembang.
3. Hasil Utama Penelitian
 Pada penelitian ini didapatkan bahwa usia pria tidak memiliki
pengaruh yang signifikan Terhadap Hasil Analisis Semen di Klinik
Intan Palembang dengan menggunakan analisis bivariat dengan
analisis Chi-Square

4. Hasil Tambahan Penelitian


Pada penelitian ini ada beberapa hasil tambahan.
 Tidak ada hubungan antara usia pria dengan kualitas (morfologi
dan mortilitas)
 Tidak ada hubungan antara usia pria dengan kuantitas jumlah
sperma, volume dan likuefaksi)

5. Kesimpulan Penelitian
Usia tidak berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas semen di
klinik intan Palembang.

8
BAB III
TELAAH JURNAL

Validitas Seleksi
A. Komponen validitas seleksi
1. Kriteria seleksi
2. Metode alokasi subjek
3. Concealment
4. Angka drop out
5. Jenis analisis: intention to treat atau per protocol analysis.
B. Uraian validitas seleksi
1. Kriteria seleksi
Populasi target pada penelitian ini adalah pria yang berusia 22-56 tahun dan
sudah menikah dengan kriteria inklusi abstinesia lebih dari 3 hari, data rekam medis
berisi semua variabel yang diperlukan (lengkap) dan kriteria ekslusi yang tidak
bersedia ikut dalam penelitian, didapatkan jumlah 190 responden.

2. Metode alokasi subjek


Sampel penelitian ini diambil dari seluruh populasi terjangkau yang
berjumlah 190 sampel dan cara pengambilan sampel dengan total sampling.
3. Concealment
Tidak diperlukan karena tidak dilakukan sampling.
4. Angka drop out
Pada penelitian ini tidak ada drop out.
5. Jenis penelitian
Pada penelitian ini menggunakan analisis per protocol analysis.
C. Kesimpulan validitas seleksi
Penelitian ini validitas seleksi valid

Validitas pengontrolan perancu

9
A. Komponen validitas pengontrolan perancu
1. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan restriksi.
2. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara randomisasi.
3. Analisis terhadap komparabilitas baseline data.
4. Pengontrolan perancu pada saat analisis (bila diperlukan).
B. Uraian validitas pengontrolan perancu
Pada penelitian ini tidak ada perancu.

C. Kesimpulan validitas pengontrolan perancu


Valid

Validitas informasi
A. Komponen validitas informasi
1. Blinding (penyamaran)
2. Komponen pengukuran variabel penelitian (kualifikasi pengukur, kualifikasi alat
ukur, kualifikasi cara pengukuran, kualifikasi tepat pengukur)
B. Uraian validitas informasi
1. Blinding (penyamaran)
Tidak diperlukan karena samplingnya tidak dilakukan.
2. Komponen pengukuran variabel penelitian
Penelitian ini pasti sudah memenuhi komponen pengukuran karena terdapat
definisi operasional dalam skripsinya.
C. Kesimpulan validitas informasi
Valid

10
Validitas analisis
A. Komponen validitas analisis
1. Analisis terhadap baseline data
2.  Analisis dan interpretasi terhadap hasil utama dan hasil tambahan
3.  Bila dilakukan analisis interim, jelas stopping rule-nya
4.  Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama
B. Uraian validitas analisis
1. Analisis terhadap baseline data dilakukan dengan secara deskriptif
2. Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis bivariat menggunakan uji Chi-
Square.
3. Tidak diperlukan analisis interim
4. Tidak dilakukan analisis lanjutan

A. Kesimpulan validitas analisis


Valid

Validitas internal kausal

11
A. Komponen validitas internal kausal
1. Temporality
2.  Spesifikasi
3.  Kekuatan hubungan
4.  Dosis respons
5.  Konsistensi interna
6.  Konsistensi eksterna
7.  Biological plausibility
B. Uraian validitas internal kausal
1. Temporality
Pada penelitian ini temporality pasti sudah dipenuhi karena terdapat definisi operasional.
2. Spesifikasi
Spesifikasi terpenuhi.
3. Kekuatan hubungan
Pada penelitian ini kekuatan hubungan ini yaitu usia tidak memiliki hubungan
yang signifikan dengan morfologi Sperma ( p=0.375), Motilitas Sperma (0.153),
Likuefaksi (p=1.000), Volume(p=0.090), dan Jumlah total sperma per ejakulasi
(p=0.336).
4. Dosis respons
Dosis respon sudah terpenuhi.
5. Konsistensi internal
Hasil dari dapat digeneralisasikan ke populasi target.
6. Konsistensi eksternal
Pada penelitian ini tidak ada perbedaan dengan hasil yang penelitian yang lain
yaitu penelitian Saadah 2016, Albu 2017, Winkel 2009 dan Silva 2012.
7. Biological plausibility
Tidak ada karena bukan penelitian efek obat.

C. Kesimpulan validitas internal kausal


Valid.

Validitas eksterna

12
A. Komponen validitas eksterna
1.  Validitas eksternal 1
a.  Besar sampel
b.  Participation rate
2.  Validitas eksternal 2
a.  Validitas eksternal 1
b.  Logika akademik untuk generalisasi penelitian
B. Uraian validitas eksterna
1. Validitas eksternal 1
a. Besar sample
Pada penelitian ini besar sampel yang digunakan sebanyak 190 orang
(purposive sampling) merupakan populasi terjangkau.
b. Participation rate
Semua subjek ikut berpartisipasi (100%).
2. Validitas eksternal 2
 Validitas Eksternal 1 tidak ada masalah.
 Memenuhi logika akademik
C. Kesimpulan validitas eksterna
Valid
  Importancy
A. Komponen Importancy
1. Perbandingan efek size yang diperoleh dengan efek size yang diharapkan oleh
pembaca
2. Bila outcome kategorik: nilai relative risk, relative riks reduction, absolute risk
reduction, number needed to treat dan cost analysis
B. Uraian Importancy
1. Tidak ada masalah karena memenuhi sampel kecil.
2. Outcome kategorik yang digunakan metode cross-sectional

C. Kesimpulan Importancy
Penelitian ini memenuhi aspek importancy.

13
Applicability
A. Komponen Applicability
1.  Transportability
2.  Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial budaya
B. Uraian Applicability
1. Transportability
Penelitian ini dapat pada populasi target di tempat lain.
2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial budaya
Pasti terpenuhi karena sosial budaya di indonesia sama.
C. Kesimpulan Applicability
Penelitian ini memenuhi aspek applicability untuk seluruh wilayah Indonesia

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Fakta = Hasil Penelitian ± (kesalahan seleksi + kesalahan informasi +
kesalahan perancu + kesalahan analisis + kesalahan kausal + kesalahan
validitas eksterna
Karena:
Kesalahan Seleksi : = 0 ( valid)
Kesalah Informasi : = 0 (Valid)
Kesalahan Perancu : = 0 ( valid)
Kesalahan Analisis : = 0 ( valid)
Kesalahan Kausal : = 0 ( valid)
Kesalahan Validitas Eksterna : = 0 (Valid)

Maka:
Fakta = Hasil penelitian
Fakta = Hasil Penelitian

Maka, karya tulis ilmiah ini sudah memenuhi kriteria evidence based
medicine.

4.2 Saran
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Usia Pria Terhadap Hasil
Analisis Semen di Klinik Intan Palembang” bisa dimasukan ke dalam jurnal.

15
16
Jurnal

Pengaruh Usia Pria Terhadap Hasil Analisis Semen


di Klinik Intan Palembang

Muhammad Alfredo Ilyassa1, KM Arsyad2, Trisnawati2


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
2
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK

Infertilitas adalah suatu penyakit sistem reproduksi yang ditandai oleh ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan atau
lebih dengan hubungan seksual yang teratur tanpa kontrasepsi dan pada pria dapat diketahui dengan pemeriksaan analisis
semen. Infertilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia pria. Usia yang menua adalah proses
fisiologis normal. Selama proses penuaan, manusia mengalami serangkaian modifikasi morfologi dan fungsional dalam
semua organ dan jaringan yang dicirikan oleh adanya kecenderungan pengurangan efisiensi fisiologis dan atrofi berbagai
organ dan sistem sehingga mengakibatkan gangguan pada hasil analisis semen (morfologi sperma, motilitas sperma,
likuefaksi semen, volume semen, dan jumlah total sperma per ejakulasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh usia terhadap hasil analisis semen di Klinik Intan Palembang. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif
analitik desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder di Klinik Intan Palembang dengan cara total sampling.
Sampel penelitian yang sesuai kriteria inklusi didapatkan 190 sampel Hasil uji statistik didapatkan nilai p > 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh usia terhadap hasil analisis semen di Klinik Intan Palembang.

Kata kunci : hasil analisis semen, infertilitas, usia pria

ABSTRACT
Infertility is a reproductive system disease characterized by the inability to get pregnant after 12 months or more with
regular sexual intercourse without contraception and in men it can be known by semen analysis.Infertility is influenced by
several factors, which one is a male age. Aging age is a normal physiological process. During the aging process, humans
experience a series of morphological and functional modifications in all organs and tissues characterized by a tendency to
reduce the physiological efficiency and atrophy of various organs and systems resulting in disruption in the results of
semen analysis (sperm morphology, sperm motility, semen liquefaction, semen volume, and total sperm count per
ejaculate). The aim of study is to determine the effect of male age and the results of semen analysis at the Klinik Intan
Palembang. The study is observasional descriptive analytic with cross sectional design. The sample of this study taken by
total sampling with 190 samples from Klinik Intan Palembang fulfill the criteria of inclusion. Statistical test shown p >
0.05, it can be concluded that there is no effect of age and the results of semen analysis at Klinik Intan Palembang.

Keyword : infertility, male age, semen analysis results

PENDAHULUAN

Infertilitas adalah suatu penyakit sistem reproduksi yang ditandai oleh ketidakmampuan untuk
hamil setelah 12 bulan atau lebih dengan hubungan seksual yang teratur tanpa kontrasepsi 1.
Infertilitas berdampak sekitar 20% pada pasangan ingin anak dan diakui sebagai suatu penyakit 2.
Diperkirakan prevalensi infertilitas baik primer maupun sekunder mencapai 15 % atau lebih pada
pasangan ingin anak usia reproduksi 3.Lebih kurang sepertiga dari pasangan infertil dikarenakan
masalah pada pria, sepertiga lainnya karena masalah dengan wanita dan sepertiga lain karena
kombinasi baik faktor pria dan wanita 4. Infertilitas mempengaruhi antara 10% dan 15% pasangan
dengan 50% kasus yang disebabkan oleh beberapa faktor pria5.

17
Penuaan adalah proses fisiologis normal. Selama proses penuaan, organisme manusia
mengalami serangkaian modifikasi morfologi dan fungsional dalam semua organ dan jaringan
yang dicirikan oleh seorang kecenderungan mengurangi efisiensi fisiologis dan atrofi berbagai
organ dan sistem. Dehydroepiandrosterone (DHEA) dan dehydroepiandrosteronesulfat (DHEAS)
diproduksi di korteks adrenal sebagai prekursor dari testosteron sintesis dengan efek androgenik
yang lemah. Paling tinggi konsentrasi plasma tercapai pada usia 20–25 tahun. Setelah itu kadar
plasma menurun secara terus menerus, sehingga pada usia 60 hanya sepertiga atau kurang dari
DHEA (S) dapat dideteksi. Selain itu Konsentrasi basal LH (Luteinizing hormone) dan FSH
(Follicle-Stimulating Hormone) dalam peningkatan serum sedikit antara usia 40 dan 706.
Diketahui bahwa pada pria ditemukan pada tubulus seminiferus sebanyak 90% spermatid pada
pria usia 20 – 30 tahun, dan 50% pada pria usia 40 tahun. Hal ini dapat menyebabkan penurunan
konsentrasi sperma dalam cairan semen. Selain itu penurunan volume berhubungan dengan
gangguan pada vesika seminalis, karena cairan vesika seminalis turut berperan dalam menyusun
volume ejakulasi. Perubahan prostat termasuk atropi otot halus yang terjadi seiring meningkatnya
usia, hal ini akan menyebabkan gangguan pada volume sperma serta motilitas sperma 7.Proses
menua menyebabkan seseorang menjadi rentan terhadap berbagai penyakit infeksi. Salah satu hal
yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko infeksi adalah imunosenesens. Selain stres
oksidatif proses imunosenesens dapat memengaruhi terhadap proses spermatogenesis 8.
Hiola (2013) melaporkan hasil penelitiannya bahwa obesitas berpengaruh signifikan terhadap
terjadinya disfungsi seksual pria, dimana semakin tinggi nilai IMT pria, maka akan semakin tinggi
pula jumlah terjadinya disfungsi seksual 9. Selain itu penelitian Sa’adah (2016) di Surabaya
melaporkan tentang kaitan antara merokok, konsumsi alkohol dan obesitas pada kejadian
infertilitas10.Arsyad dalam Khaidir (2006) melaporkan bahwa permasalahan fertilitas atau
kesuburan di Indonesia sangat banyak terjadi, termasuk di Sumatera Selatan. Penelitiannya
terhadap 246 pasangan infertil di Palembang menunjukkan infertilitas yang disebabkan faktor pria
sebesar 48,4%11.
Masih tingginya kejadian infertilitas di Indonesia khususnya di Palembang, serta berdasarkan
data terdapat beberapa faktor-faktor yang memengaruhi infertilitas pada pria dan didukung oleh
belum pernah dilakukannya penelitian mengenai pengaruh usia pria terhadap hasil analisis semen
maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh usia pria terhadap
hasil analisis semen.

BAHAN DAN METODE


Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di Klinik Intan Palembang dari bulan Agustus sampai Desember 2018.
Sampel penelitian diambil dengan cara total sampling. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak
190 sampel yang sesuai kriteria inklusi berupa abstinesia lebih dari 3 hari, data rekam medis berisi

18
semua variabel yang diperlukan (lengkap). Data penelitian diambil menggunakan data sekunder
melalui hasil pemeriksaan analisis semen di Klinik Intan Palembang.

HASIL

Tabel. 1 Distribusi Usia

Usia (tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)


≤ 40 175 92,1
> 40 15 7,9
Total 190 100
Pada tabel 1 diketahui jumlah terbanyak usia pria yang didapatkan dalam penelitian ini
yaitu usia ≤ 40 tahun yaitu 175 orang (92,1%).

Tabel 2. Distribusi Parameter Semen

Jumlah tota
Morfologi sperma Motilitas sperma Likuefaksi semen Volume semen sperma per
ejakulasi
Jumla Persentas Jumla Persentas Jumla Persentas Jumla Persentas Jumla Perse
h (n) e (%) h (n) e (%) h (n) e (%) h (n) e (%) h (n) e (%
Normal 20 10,5 121 63,7 183 96,3 167 87,9 111 58,
Abnorma
170 89,5 69 36,3 7 3,7 23 12,1 79 41,
l
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.2 diketahui bahwa parameter abnormal hasil
pemeriksaan analisis semen terbanyak yaitu gangguan morfologi sperma yaitu sebanyak 170 data
(89,5%). Namun untuk motilitas sperma, likuefaksi semen, volume sperma, dan jumlah total
sperma per ejakulasi dari 190 data lebih banyak dengan kondisi yang normal berturut – turut yaitu,
121 data (63,7%), 183 data (96,3%), 167 data (87,9%), dan 111 data (58,4%).

Tabel 3. Hubungan Usia terhadap Hasil Pemeriksaaan Analisis Semen

Usia Pria (tahun)


Variabel Semen p
≤ 40 > 40
Normal 20 0
Morfologi sperma 0,375
Abnormal 155 15
Normal 114 7
Motilitas sperma 0,153
Abnormal 61 8
Normal 168 15
Likuefaksi semen 1,000
Abnormal 7 0
Normal 156 11
Volume semen 0,090
Abnormal 19 4

19
Normal 104 7
Jumlah total sperma per ejakulasi 0,336
Abnormal 71 8
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada tabel 4.3 didapat bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara usia dengan hasil pemeriksaan analisis semen di klinik Intan
Palembang dengan nlai p > 0,05.

PEMBAHASAN

Usia yang didapatkan bervariasi dimulai dari usia 22 – 56 tahun dengan usia terbanyak
dalam penelitian ini adalah ≤ 40 tahun berjumlah 175 data (92,1%). Dari 175 data tersebut usia
yang paling banyak terdapat dalam kisaran usia 26 – 31 tahun, yaitu 106 data. Hal ini berbeda dari
teori usia reproduksi pria ketika usia 20 – 30 tahun yang merupakan usia aktif reproduksi dan di
dalam tubulus seminiferus mengandung 90% spermatid. Perbedaan ini kemungkinan telah terjadi
suatu pergeseran penyebab pada gangguan parameter semen yang menjelaskan penurunan kualitas
dan kuantitas sperma menurun berbanding lurus dengan menurunnya usia diatas 40 tahun.
Percepatan ini kemungkinan disebabkan oleh banyak faktor yaitu, usia, faktor genetik, lifestyle,
obesitas, stres psikologi, nutrisi, infeksi kelenjar aksesoris, dan juga faktor dari lingkungan seperti
pekerjaan yang dimiliki. Sa’adah (2016), dan Albu (2017) melaporkan faktor yang dapat
memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma ada beberapa hal yaitu, usia, genetik, kebiasaan
merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas12.
Selain itu didapatkan jumlah abnormalitas dari parameter semen terbanyak didapatkan
pada morfologi sperma (89,5%) diikuti dengan motilitas sperma (36,6%), likuefaksi semen (3,7%),
volume semen (12,1%), dan jumlah total sperma per ejakulasi (41,6%). Abnormalitas tersebut
kemungkinan disebabkan oleh faktor – faktor yang memengaruhi kuantitas dan kualitas sperma.
Walaupun dalam penelitian ini tidak didapatkan data karakteristik sampel terhadap faktor yang
dapat menyebabkan hal tersebut, seperti lifestyle (riwayat merokok, dan alkohol). Menurut Kovac
(2015), dan Durairajanayagam (2018) pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok dan
mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan gangguan parameter semen. Di dalam rokok terdapat >
7000 bahan kimia, termasuk bahan – bahan yang sangat beracun. Hal ini menyebabkan paparan
pada tubuh termasuk peningkatan dari subtansi beracun seperti tar, nikotin, karbonmonoksida, dan
logam berat. Merokok menyebabkan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS ini
menyebakan stres oksidatif pada spermatozoa dan menyebabkan gangguan fungsi sperma seperti
gangguan morfologi serta motilitas. Sedangkan alkohol memengaruhi sistem di hipotalamus
sehingga pelepasan hormon GnRH, FSH, LH terganggu. Terganggunya pelepasan hormon tersebut
menyebabkan gangguan pada sel leydig dan sel sertoli sehingga dapat menyebabkan gangguan
spermatogenesis13,14.
Hasil Penelitian ini mendapatkan data kesimpulan hasil analisis semen dari sampel.
Didapatkan hasil bahwa terdapat teratozoospermia sebanyak 83 data (43,7%),

20
oligoastenoteratozoospermia 42 data (22,1%), oligoteratozoospermia 17 data (8,9%), dan
astenoteratozoospermia 16 data (8,4%). Pada hasil penelitian ini walupun banyak didapatkan
jumlah total sperma per ejakulasi yang normal yaitu 111 data (58,4%). Namun jumlah yang
banyak belum tentu mengandung sperma dengan morfologi dan motilitas yang normal untuk
melakukan proses fertilisasi. Morfologi dan motilitas sperma pada penelitian ini saling berkaitan.
Bila terdapat kelainan atau abnormalitas pada morfologi sperma misalnya kelainan ekor maka
akan memengaruhi motilitas sperma tersebut. Menkveld (2011) melaporkan abnormalitas
morfologi sperma pada bagian tengah dan ekor dapat menyebabkan gangguan dalam motilitas sel
sperma15.
Hasil penelitian ini juga didapatkan 14 data (7,4%) dengan normozoospermia hal ini
menjelaskan bahwa tidak ditemukannya kelainan hasil pemeriksaan analisis semen pada 14 pria.
Pada pria normozoospermia ini kemungkinan ingin memastikan kesehatan tentang masalah
kesuburan terutama mengenai fungsi dari alat reproduksi dapat melalui pemeriksaan analisis
semen. Ferial (2018) melaporkan metode paling akurat untuk mendeteksi secara dini suspek
infertilitas pada pria melalui tes laboratorium yaitu pemeriksaan analisis semen 16.
Pada hasil penelitian ini ditemukan parameter dengan volume semen yang abnormal
sebanyak 23 data. Volume semen yang abnormal pada penelitian ini ada dua yaitu volume yang
rendah dan volume yang tinggi, walaupun dalam penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan organ
reproduksi bagian dalam. Abnormalitas pada parameter volume semen kemungkinan disebabkan
oleh adanya kelainan bawaan berupa obstruksi saluran reproduksi ataupun dalam keadaan infeksi
kelenjar vesika seminalis. WHO (2010) menjelaskan rendahnya volume semen mungkin
merupakan adanya terjadinya obstruksi atau kelainan kongenital vas deferens, sedangkan volume
semen yang tinggi mencerminkan suatu keadaan inflamasi pada organ aksesoris 17.
Hasil analisis bivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara usia
dengan hasil pemeriksaaan analisis semen berupa morfologi, motilitas, likuefaksi, volume dan
jumlah total sperma per ejakulasi dengan nilai p > 0,05. Hal ini kemungkinan bahwa faktor usia
dalam penelitian ini bukan merupakan faktor utama yang mampu memengaruhi kualitas dan
kuantitas sperma. Sa’adah (2016) melaporkan faktor yang dapat memengaruhi kualitas dan
kuantitas sperma ada beberapa hal yaitu usia, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas.
Selain itu Albu (2017) melaporkan selain faktor usia terdapat peran genetik dalam perubahan
kuantitas dan kualitas sperma. Pada penelitian ini variabel yang diteliti hanya faktor usia,
sehingga tidak dapat dilihat faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan parameter semen
berupa kualitas maupun kuantitas sperma10,12.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Winkle (2009) yang mendapatkan bahwa
tidak ada pengaruh usia terhadap penurunan kualitas dan kuantitas semen 18. Hal ini kemungkinan
karena pengambilan sampel secara acak sehingga didapatkan kesamaan pada jumlah sampel usia >
40 tahun yang lebih banyak dibandingkan ≤ 40 tahun. Berbeda dengan hasil penelitian Silva

21
(2012) yang mendapatkan bahwa usia merupakan faktor yang berpengaruh dalam penurunan
kualitas dan kuantitas semen19. Perbedaan hasil ini kemungkinan dikarenakan jumlah sampel yang
didapatkan lebih banyak dan seimbang antara usia berisiko dan tak berisiko.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini didapatkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara usia dengan
hasil pemeriksaan analisa semen dengan nilai p < 0,005.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak Klinik Intan Palembang atas pemberian
izin pengambilan data penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. WHO Infertility : A Tabulation of Available Data on Primary and
Secondary Infertility. Geneva: World Health Organization; 2009
2. Gannon RJ, & Walsh TJ. The Epidemiology of Male Infertility. Dalam : Carell DT, Schlegen
Petter N, Racowsky Catherine, & Gianaroli Luca. Biennial Review of Infertility Volume 4.
London : Springer International Publishing Switzerland; 2015
3. Nieschlag E. Scope and Goals of Andrology. Dalam : Nieschlag Eberhard, Behre Hermann E,
& Nieschlag Susan. Andrology Male Reproductive Health and Dysfunction. London :
Springer Heidelberg Dordrecht; 2010
4. Chan, P. Infertilitas Klinis Pria : Epidemiologi dan Evaluasi Dasar. Dalam : Robaire, B &
Chan, P. Handbook of Andrology, Second Edition terjemahan oleh : K.M. Arsyad & Nukman
Moeloek. Palembang. : Perkumpulan Andrologi Indonesia (PANDI); 2014
5. Fijak M, Schneider E, Klug Jorg. Testosterone Replacement Effectively Inhibits the
Development of Experimental Autoimmune Orchitis in Rats: Evidence for a Direct Role of
Testosterone on Regulatory T Cell Expansion The Journal of Immunology; 2011; hal. 5162
6. Rolf C, Zitzmann M, & Nieschalg E. The Aging Male and Late-Onset Hypogonadism.
Dalam : Nieschlag Eberhard, Behre Hermann E, & Nieschlag Susan. Andrology Male
Reproductive Health and Dysfunction. London : Springer Heidelberg Dordrecht; 2014
7. Kumar N, Singh AK, & Choudhari AR. Impact of age on semen parameters in male partners
of infertile couples in a rural tertiary care center of central India: A cross-sectional study.
International Journal of Reproductive BioMedicine; 2017;vol. 15 (8) : 497 – 502
8. Setiati S, & Rizka A. Imunosenesens Dalam : Setiati et al,. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014
9. Hiola Z, Tendean L, & Wantouw B. Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Disfungsi
Seksual Pria. Jurnal e-Biomedik (eBM); 2013; 1( 1) 686 – 690
10. Sa’adah N, & Purnomo W. Karakteristik dan Perilaku Berisiko Pasangan Infertil di Klinik
Fertilitas dan Bayi Tabung Tiara Cita Rumah Sakit Putri Surabaya. Jurnal Biometrika dan
Kependudukan; 2016; Vol. 5(1) 61–69
11. Khaidir, M. Penilaian Tingkat Fertilitas dan Penatalaksanaannya pada Pria. Jurnal Kesehatan
Masyarakat; 2006; 1(1), 30-34.
12. Albu AI & Albu D. The Impact of Aging on Fertility: Similarities and Differences between
Ovaries and Testes; 2017. Tersedia dari : URL https://www.intechopen.com/books/testes-and-
ovaries-functional-and clinical-differences-and-similarities/the-impact-of-aging-on-fertility
similarities-and-differences-between-ovaries-and-testes (diakses 28 Desember 2018)
13. Kovac JR, Khanna A. & Lipshultz LL. The Effects of Cigarette Smoking on Male Fertility.
HHS Public Access; 2015; vol. 127(3): 338–341

22
14. Durairajanayagam D. Lifestyle causes of male infertility. Arab Journal of Urology; 2018; vol.
16 (1), 10 – 20
15. Menkveld R, Holleboom CAG, & Rhemrev JPT. Measurement and significance of sperm
morphology. Asian Journal of Andrology; 2011; vol. 13(1), 59 – 68
16. Ferial EW, Soekendarsi E, & Utami IP. Deteksi Dini Suspek Infertilitas Berdasarkan Analisis
Makroskopik Spermatozoa Manusia. Seminar Nasional Biologi dan Pembelajaran; 2018; Hal.
437 – 442
17. World Health Organization. WHO Laboratory Manual for the Examination of Human Semen
and Sperm-cervical Mucus Interaction, fifth edition. Cambridge: Cambridge University Press;
2010
18. Winkle T, Rosenbusch B, Gagsteiger F, Paiss T, & Zoller N. The correlation between male
age, sperm quality and sperm DNA fragmentation in 320 men attending a fertility center.
Journal of Assisted Reproduction and Genetics; 2009; vol 25(1) : 41 – 46
19. Silva LFL, Oliveira JBA, Petersen CG. The effects of male age on sperm analysis by motile
sperm organelle morphology examination (MSOME). Journal of Reprofuctive Biologi and
Endocrinology; 2012; vol 10(19)

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Dahlan, S. Membaca Dan Menelaah Jurnal Uji Klinis. 2010. Jakarta:


Salemba Medika.
2. Notoatmodjo, S. Metodologi penelitian kesehatan. 2012. Jakarta: Rineka
Cipta.
3. Dahlan, S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan edisi 5. 2011. Jakarta:
Sagung seto.

24

Anda mungkin juga menyukai