Anda di halaman 1dari 38

i

PROPOSAL MINI RESEARCH

STUDI KUALITATIF ADAPTASI PASIEN DAN PERAWAT DALAM

PELAKSANAAN HEMODIALISA DIMASA PANDEMIC

COVID-19 TAHUN 2020

Disusun Oleh:

Agnes Candra Mita (1904040)

Kartika Yulianti (1904067)

Maria Septi Nirmala ( 1904071)

Ni Wayan Gari Suandewi (1904074)

Oshin Marsella (1904075)

Yendri Prisska Hardyanti (1904093)

Yogi Natanael (1904094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Studi Kualitatif Adaptasi Pasien dan Perawat dalam

Pelaksanaan Hemodialisa Dimasa Pandemic

COVID-19 Tahun 2020

Peneliti

a. Nama Lengkap : Nimsi Melati, S.Kep., Ns., MAN

b. Program Studi : Prodi Sarjana Keperawatan

c. Perguruan Tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

d. Nomor HP : 085643207208

e. Alamat Surat (e-mail) : nimsi@stikesbethesda.ac.id

Anggota Peneliti (1)

a. Nama Lengkap : Agnes Candra Mita, S.Kep.

b. Perguruan Tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Anggota Penliti (2)

a. Nama Lengkap : Kartika Yulianti, S.Kep.

b. Perguruan Tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Anggota Peneliti (3)

a. Nama Lengkap : Maria Septi Nirmala, S.Kep.

b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogayakarta

Anggota Peneliti (4)

a. Nama Lengkap : Ni Wayan Gari Suandewi, S.Kep.

b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogayakarta

ii
Anggota Peneliti (5)

a. Nama Lengkap : Oshin Marsella, S.Kep.

b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogayakarta

Anggota Peneliti (6)

a. Nama Lengkap : Yendri Prisska Hardyanti, S.Kep.

b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogayakarta

Anggota Peneliti (7)

a. Nama Lengkap : Yogi Natanael, S.Kep.

b. Perguruan tinggi : STIKES Bethesda Yakkum Yogayakarta

Yogyakarta, September 2020

Wakil Ketua I Bidang Akademik Ketua Peneliti

(Nurlia Ikaningtyas, S.Kep., Ns., M. Kep., MB (Nimsi Melati, S. Kep.,Ns.,MAN)

Menyetujui
Ketua STIKES Bethesda Yakkum

(Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN)

PRAKATA

iii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan proposal mini research dengan judul “Studi

Kualitatif Adaptasi Pasien dan Perawat dalam Pelaksanaan Hemodialisa Dimasa

Pandemic COVID-19 Tahun 2020 ”. Proposal mini research ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam stase meminatan.

Selama proses penyusunan proposal mini research ini, peneliti banyak mendapat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan

terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN., selaku Ketua STIKES Bethesda

Yakkum Yogyakarta.

2. Ibu Nurlia Ikaningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Wakil Ketua

I Bidang Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

3. Ibu Ethic Palupi, S.Kep.,Ns., MNS., selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi

Ners

4. Ibu Nimsi Melati, S.Kep.,Ns.,MAN., selaku Pembimbing yang luar biasa

yang selalu menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing

peneliti dalam penyusunan mini research

5. Bapak dan Ibu dosen STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah

memberikan bekal yang sangat berarti bagi peneliti.

6. Perawat dan pasien di Unit Hemodialisa

7. Teman-teman Prodi Pendidikan Profesi Ners Angkatan XI

iv
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal mini research ini dan

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal mini research ini masih banyak

kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi perbaikan selanjutnya. Semoga proposal mini

research ini dapat bermanfaat sebagai dasar penelitian.

Yogyakarta, September 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................iv

DAFTAR ISI.................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Tujuan Penelitian..........................................................................3

C. Luaran...........................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Teori Gagal Ginjal.......................................................................4

B. Teori Hemodialisa.......................................................................4

C. Teori COVID 19..........................................................................5

D. Hak dan Kewajiban.....................................................................7

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian........................................................................11

B. Populasidan Sampel....................................................................11

C. Instrumen.....................................................................................12

D. Analisis data................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan fungsi ginjal yang

terjadi selama lebih dari 3 bulan dengan Glomerulus Filtration Rate (GFR)

kurang dari 60 mL per menit (Himmelfarb & Ikizler, 2019). Penderita gagal

ginjal terbanyak berada pada kelompok usia 45-54 tahun sebanyak 31% dan

usia 55-64 tahun sebanyak 31% dengan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-

laki sedangkan peluang hidup pasien 1 bulan orang hemodialisa adalah 87.3%

lebih tinggi dibandingkan peluang hidup 1 tahun yaitu sebesar 46.7%. jumlah

penderita yang menjalani hemodialisa secara rutin meningkat setiap tahun

(IRR, 2014).

Hemodialisa merupakan suatu metode pengobatan untuk gagal ginjal akut

maupun kronik yang dilakukan melalui proses pengoreksian dan pembuangan

sisa metabolisme tubuh melalui mesin dialisis bagi pasien gagal ginjal

terminal (Sulistyaningrum & Noer’aini, 2020). Report of Indonesia Register

(2017) menyatakan bahwa jumlah pasien baru menjalani hemodialiasa tahun

2017 yaitu 30.831 dan pasien aktif yaitu 77.892. Data Riset Kesehatan Dasar

tahun 2018 menunjukkan pravelensi penderitta Gagal Ginjal tahun 2013

sebesar 2% atau 2 per 100 penduduk meningkat menjadi 3,8% pada tahun

2018, DIY menempati urutan ketiga setelah provinsi DKI dan Bali.

1
2

Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus COVID-19 yang telah

ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada tanggal 12 Maret 2020. Tanda g

ejala umumnya infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernafasan ak

ut seperti demam, batuk dan sesak nafas. Pada kasus yang berat dapat menye

babkan pneumonia, syndrome pernafasan akut, gagal ginjal sampai kematian

(Kemenkes RI, 2020). Data secara Global sebanyak 20.837.913 orang diantar

a jumlah tersebut dinyatakan berhasil sembuh, 924.799 jiwa meninggal dunia,

dan 28.3956.694 pasien terkonfirmasi. Berdasarkan data Kementerian kesehat

an Republik Indonesia tahun 2020 bahwa jumlah kasus terkonfirmasi postif C

OVID-19 di Indonesia sampai pada tanggal 13 September 2020 menjadi 214.

757 kasus dengan 152.458 sembuh dan 8.650 meninggal.

Tenaga kesehatan salah satunya yaitu perawat berperan penting dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mana pelayanan tersebut

dapat menjadi berisiko apabila perawat tidak menerapkan protokol kesehatan

di masa adaptasi era new normal, begitupun dengan pasien yang menjalani

pengobatan hemodialisa harus menjalani dan beradaptasi dengan kebijakan

era new normal COVID-19. Perawat mempunyai peran pemberi layanan

dimana membantu pasien kembali memperoleh kesehatan dan kehidupan

mandiri yang optimal.


3

Berdasarkan survey yang dilakukan dengan sistem online kepada seorang

pasien yang rutin menjalani hemodialisis pada tanggal 12 September 2020

mengatakan takut untuk ke Rumah Sakit pada masa pandemi karena pasien

menyadari kalau sistem imun tidak seperti orang sehat tetapi tetap harus

datang ke Rumah Sakit untuk cuci darah. Perawat yang berkerja di unit

hemodialisa mengatakan cemas selama masa COVID-19. Protokol saat pasien

datang ke rumah sakit sudah memakai masker tetapi selama proses

hemodialisa dilakukan, masker yang digunakan dilepas dan pasien

hemodialisa melakukan percakapan dengan pasien lain tanpa menggunakan

masker.

Berdasarkan fenomena yang di temukan, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian studi kualitatif adaptasi pasien dan perawat dalam

pelaksanaan hemodialisa dimasa pandemic COVID-19 Tahun 2020.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Adaptasi Pasien dan

Perawat dalam Pelaksanaan Hemodialisa Dimasa Pandemic COVID-19

Tahun 2020

C. Luaran

Hasil penelitian ini akan diterbitkan di jurnal nasional terakreditasi


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Gagal Ginjal

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kelainan struktur fungsi ginjal,

yang berpotensi dapat menyebabkan hilangnya fungsi ginjal secara

progresif, CKD merupakan penurunan fungsi ginjal yang terjadi selama

lebih dari 3 bulan dengan Glomerulus Filtration Rate (GFR) kurang dari

60 mL per menit

Menurut Riskesdas 2018 prevalensi penyakit GGK usia >15 tahun paling

tinggi terdapat di Kalimantan Utara, dan terendah Sulawesi Barat.

Yogyakarta berada pada urutan 12 dari 34 provinsi di Indonesia, serta

yang cuci darah lebih banyak di DKI Jakarta dengan prevalensi 38,7%.

B. Teori Hemodialisa

Hemodialisis dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengubahan

komposisi solute darah oleh larutan lain (cairan dialisat) melalui membran

semi permeabel (membran dialisis). Tetapi pada prinsipnya, hemodialisis

adalah suatu proses pemisahan atau penyaringan atau pembersihan darah

melalui suatu membran semipermeabel yang dilakukan pada pasien

dengan gangguan fungsi ginjal baik akut maupun kronik (Suhardjono,

2014).

4
5

Menurut Black & Hawks (2014) tujuan hemodialisis adalah membuang

produk sisa metabolisme protein seperti ureum dan kreatinin,

mempertahankan kadar serum elektrolit dalam darah, mengoreksi asidosis,

mempertahankan kadar bikarbonat dalam darah, mengeluarkan kelebihan

cairan dari darah dan menghilangkan overdosis obat dari darah. Proses

osmosis yang terjadi dalam ginjal buatan selama hemodialisis

menyebabkan cairan terbuang dari darah. Sedangkan proses difusi dan

ultrafiltrasi mampu membuang kelebihan produk sisa metabolisme seperti

ureum, kreatinin, dan beberapa kelebihan elektrolit seperti natrium dan

kalium dari darah.

Terapi hemodialisis tidak hanya berdampak positif untuk kesehatan tetapi

juga dapat berpengaruh negatif, ketergantungan pada mesin, aturan diet

ketat, mobilitas yang terbatas dan stresor lainya juga dapat berdampak

pada status pasien karena pengobatanya yang rutin dengan harga yang

tidak murah. Dalam hal ini dapat menimbulkan perasaan tertekan bahkan

dapat menimbulkan gangguan-gangguan mental, salah satunya adalah

masalah psikologis yang penting dari pasien hemodialisa adalah depresi

yang mempengaruhi medical outcome, meningkatkan resiko hospitalisasi,

kepatuhan dialisis, pengobatan status nutrisi, ketahanan tubuh dan insiden

peritonitis (Muttaqin, 2011).

C. Teori COVID-19
6

Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan

tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga

Coronaviridae. Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus

dengan protein S berlokasi dipermukaan virus (Wang, 2020). Menurut

World Health Organization (2020) Coronavirus Disease 2019 atau

COVID-19 adalah penyakit baru yang dapat menyebabkan terjadinya

gangguan pernapasan dan radang paru. Penyakit ini disebabkan oleh

infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat.

Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu > 38 0c), batuk dan

kesulitan bernafas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,

fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran

nafas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada

kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti syok septik,

asidosi metabolic. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan,

bahkan tidak disertai demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,

dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal (PDPI, 2020)

Menurut Kemenkes RI (2020), pencegahan dan pengendalian infeksi virus

COVID-19 dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:


7

1. Melakukan kebersihan tangan menggunakan handsanitizer jika tangan

tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat

kotor

2. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut

3. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut

dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, buang tisu ke tempat

sampah

4. Pakailah masker saat bepergian keluar rumah dan melakukan

kebersihan tangan setelah melepas masker

5. Menjaga jarak (minimal 1m) dari orang yang mengalami gejala

gangguan pernapasan

Penularan Virus ini yaitu ditularkan melalui kontak langsung dengan

percikan dari saluran napas orang yang terinfeksi (yang keluar melalui

batuk dan bersin). Orang juga dapat terinfeksi karena menyentuh

permukaan yang terkontaminasi virus ini lalu menyentuh wajahnya (mis.,

mata, hidung, mulut). Virus COVID-19 dapat bertahan di atas permukaan

benda selama beberapa jam tetapi dapat dibunuh dengan disinfektan biasa

(Kemenkes RI, 2020)

D. Hak Dan Kewajiban

Berdasarkan UU No 38 tahun 2014, hak dan kewajiban pasien dan perawat

yaitu :

1. Pasien
8

a. Hak

1) Mendapatkan informasi secara, benar, jelas, dan jujur tentang

tindakan keperawatan yang akan dilakukan;

2) Meminta pendapat perawat lain dan/atau tenaga kesehatan

lainnya;

3) Mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik,

standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar

prosedur operasional, dan ketentuan peraturan erundang-

undangan;

4) Memberi persetujuan atau penolakan tindakan keperawatan

yang akan diterimanya; dan

5) Memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi kesehatannya.

b. Kewajiban

1) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang

masalah kesehatannya;

2) Mematuhi nasihat dan petunjuk perawat;

3) Mematuhi ketentuan yang berlaku di fasilitas pelayanan

kesehatan; dan

4) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

2. Perawat

a. Hak

Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berhak :


9

1) Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan

tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar

prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan;

2) Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari klien

dan/atau keluarganya.

3) Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang telah

diberikan;

4) Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan

dengan kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar

prosedur operasional, atau ketentuan peraturan perundang-

undangan;

5) Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.

b. Kewajiban

Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berkewajiban:

1) Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan

sesuai dengan standar pelayanan keperawatan dan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

2) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik,

standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar

prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan;
10

3) Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau

tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup

dan tingkat kompetensinya;

4) Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan

standar;

5) Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan

mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan kepada

klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas

kewenangannya;

6) Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga

kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi Perawat; dan

7) Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh

Pemerintah.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Desain penelitian ini merupakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan case

study. Case study merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana

peneliti melakukan eksplore terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, ter

hadap satu orang atau lebih (Sugiyono, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan adaptasi pasien dan perawat dalam pelaksanaaan

hemodialisa di masa pandemi COVID-19. Penelitian akan dilaksanakan pada

bulan September 2020.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2016). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani

hemodialisa dan perawat yang bekerja di unit hemodialisa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini, penulis

11
12

menggunakan teknik sampling purposive sampling. Adapun kriteria

inklusi dari penelitian adalah:

a. Perawat HD

b. Pasien yang menjalani HD rutin

c. Bersedia menjadi responden.

C. Instrumen

Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah peneliti sendiri atau human

instrument. Penulis berperan dalam menentukan partisipan, menetapkan

fokus penelitian, mengumpulkan data, melakukan analisis data dan membuat

kesimpulan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara

semiterstuktur dimana pedoman wawancara yang digunakan berupa garis

besar permasalahan yang ditayakan dan tidak menyimpang dari topik

permasalahan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat bantu dalam

pengumpulan data berupa buku catatan untuk mencaat hasil wawancara,

handphone untuk merekam semua percakapan dengan partisipan.

D. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan thematic

content analisis tentang pendekatan case study. Berikut adalah tahap-tahap

analisa data:
13

1. Data reduction (Reduksi Data)

Data reduction (Reduksi Data) adalah data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan

rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin

banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis

data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya dan membuang yang tidak pelu. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan

peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode

pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2018).

3. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Dalam hal ini yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif

(Sugiyono, 2018).

4. Conclusion Drawing /Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti


14

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali

kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel". Dengan demikian kesimpulan

dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti

telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih berisfat sementara dan akan berkembang

setelah penelitian berada dilapangan (Sugiyono, 2018).


15

DAFTAR PUSTAKA

Beiber, S.D. dan Himmerfarb, J. (2013). Hemodialysis. In: Schriers’s Disease of

the kidney. 9th ed. Coffman, T.M., Falk, R.J., Molitoris, B.A., Neilson,

E.C., Schrier, R.W. editors. Lipincott Williams & Wittkins. Philadelphia

p 2473- 505. Diakses pada tanggal 14 September 2020, jam 11.30 WIB

Black, J.M., & Hawk, J.H. (2014). Medical surgical nursing : Clinical

management for positive outcomes (8th ed) Elsevier. Inc.p 308, 607-9.

Callghan. (2010). At a glance sistem ginjal. Edisi II. Jakarta: Erlangga. Cendekia

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan: Penerapan Konsep & Kerangka

Kerja. Yogyakarta: Gosyen.

Haryono, Rudy (2013). Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Perkemihan.

Yogyakarta: Rapha Pubhlishing

Himmelfarb & Ikizler. (2019). Chronic Kidney Disease, Dialysis And

Transplantation. Fourth Edi Ed. Philadelphia:Elsevier inc

http://scholar.google.co.id/scholar?

hl=id&as_sdt=0%2C5&q=mari+ulfa+gagal+ginjal+kronis+&btnG.pdf.

Diakses tanggal 14 Maret 2020

Indonesian Renal Registry. (2014). 7th Report of Indonesian Renal Registry

KDIGO. (2012). Clinical Practice Guideline For The Evaluation And

Management Of Chronic Kidney Disease. ISN. 2013; 3(1):1–163.


16

KEMENKES RI. (2020). Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus


Disease (Covid-19) Direktorat Jendral Pencegahan Dan pengendalian
Penyakit (P2P). Jakarta

KEMENKES RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus


Desease (COVID-19) Direktorat Jentral Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P). Jakarta

Kementrian Kesehatan. (2018). RISKESDAS 2018. Jakarta:KEMENKES

LeMone, Priscilla.(2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. (2011). Aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta:

Salemba Medika.

Nahas, Meguid El & Adeera Levin. (2010). Chronic Kidney Disease: A practical

Guide to Understanding and Management. USA. Oxford University

Press.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis % NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:Medi

Action.

Nursalam. (2010). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2020). Panduan praktik klinik pneumonia

2019. PDPI: Jakarta

Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: Salemba


Medika

Purnomo, D. B. (2011). Dasar-dasar Urologi Edisi 3. Jakarta : Sagung Seto

Report of Indonesia Register . (2017). Program Indonesia Renal Registry diakses


pada tanggal 13 September 2020 pukul 14.05 WIB
17

Riskesdas. (2013). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementrian

kesehatanRI. http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil

%20Rikesdas%202012.pdf. Diakses tanggal 09 Maret 2020.

Sudoyo, A. W. (2010). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta:

Interna Publishing.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,


kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabeta.

Suhardjono. (2014). Ilmu Penyakit Dalam : Hemodialisis; Prinsip Dasar dan

Pemakaian Kliniknya. Jakarta Pusat: Interna Publishing.

Suharyanto. (2010). Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

perkemihan. Jakarta Timur: CV. Trans Info Medika.

Sulistyaningrum & Noer’aini. (2020). Pengaruh Range Of Motion Intradialisis


Terhadap Urea Reduction Ratio Pada Pasien Hemodialisa. Jurnal
Medika Karya Ilmiah Kesehatan Volume 5 No. 1 ISSN 2654-945X

Suwitra, K. (2016). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.

Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk

Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.

Ulfa, Maria. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Ginjal Kronis

Dengan Masalah Keseimbangan Cairan di RSUD Jombang.

UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan


18

Wang, Z., Qiang, W., Ke. (2020). A. Handbook Of 2019-nCoV Pneumonia

Control and prevention Hubei Science and Tecnologi Press China.

Diakses 23 Juni 2020

Wijaya & Putri. (2013). Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Dewasa

Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika. Cetakan Pertama.


19

LAMPIRAN
20
Informed Consent
Mendapatkan Persetujuan Setelah Penjelasan:Informasi esensial untuk
calon responden penelitian(WHO-CIOMS 2016)

Judul Penelitian:
Studi kualitatif adaptasi pasien dan perawat dalam pelaksanaan hemodialisa di

masa pandemi COVID-19


Terimakasih atas waktu anda untuk membaca formulir ini. Formulir informasi dan

persetujuan partisipan/responden/partisipan berisi enam (6) halaman. Pastikan anda

untuk membaca seluruh halaman yang tersedia.

Anda telah diundang untuk ikut serta dalam penelitian yang penjelasannya sebagai

berikut:
1. Tujuan penelitian, metode, prosedur yang harus dilakukan oleh peneliti

dan responden, dan penjelasan tentang bagaimana penelitian berbeda

dengan perawatan medis rutin (Pedoman 9);


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran adaptasi pasien dan

perawat dalam pelaksanaan hemodialisa di masa pandemi COVID-19

2. Bahwa responden diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian, alasan

untuk mempertimbangkan responden yang sesuai untuk penelitian, dan

partisipasi tersebut bersifat sukarela (Pedoman 9);


Kami meminta anda untuk ikut serta dalam penelitian ini karena kami membutuhkan

anda sebagai sumber informasi bagi kami untuk mendapatkan data tentang

gambaran adaptasi pasien dan perawat dalam pelaksanaan hemodialisa di masa

pandemi COVID-19. Partisipan dalam penelitian ini bersifat sukarela.

3. Bahwa responden bebas untuk menolak untuk berpartisipasi dan bebas


untuk menarik diri dari penelitian kapan saja tanpa penalti atau

kehilangan imbalan yang berhak ia dapatkan (Pedoman 9);


Anda memiliki hak untuk ikut maupun tidak ikut serta dalam penelitian ini. Jika

anda memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, anda juga memiliki hak

untuk mengundurkan diri sewaktu-waktu dari penelitian ini, dan tidak berpengaruh

pada pekerjaan anda.

4. Lama waktu yang diharapkan dari partisipasi responden (termasuk jumlah

dan lama kunjungan ke pusat penelitian dan jumlah waktu yang

diperlukan) dan kemungkinan penghentian penelitian atau partisipasi

responden di dalamnya;
Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda diminta mengisi

lembar persetujuan secara online. Setelah itu anda akan diminta untuk melakukan

video call bersama peneliti guna mengumpulkan data.

Total waktu yang dibutuhkan mulai dari wawancara adalah 45-60 menit

5. Kompensasi yang diperoleh selama mengikuti penelitian ini(Pedoman

13)
Anda akan mendapatkan kompensasi berupa pulsa Rp 50.000

6. Informasi mengenai hasil jika penelitian telah selesai dilakukan


Jika menginginkan, kami akan mengirimkan hasil penelitian ke alamat email

anda dengan sebelumnya mengajukan permohonan ke email tim peneliti

7. Bahwa setiap responden selama atau setelah penelitian atau


pengumpulan data biologis dan data terkait kesehatan mereka akan

mendapat informasi dan data yang menyelamatkan jiwa dan data

klinis penting lainnya tentang masalah kesehatan penting yang relevan

(lihat juga Pedoman 11);


Responden saat dilakukan pengumpulan data tidak dilakukan pemeriksaan

terkait kesehatan menyangkut dirinya.

8. Temuan yang tidak diminta/diharapkan akan diungkapkan jika terjadi

(Pedoman 11);
Tidak ada pemeriksaan yang dilakukan dalam penelitian ini, responden hanya

melakukan wawancara melalui video call dengan peneliti

9. Bahwa responden memiliki hak untuk mengakses data klinis mereka

yang relevanyang diperoleh selama penelitian. Dalam hal mana

responden harus diberitahu?


Anda sebagai responden memiliki hak untuk mengakses data anda dilakukan

dengan menghubungi team peneliti

10. Rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat intervensi eksperimental, risiko

dan bahaya yang diketahui, terhadap responden (atau orang lain) yang

terkait denganpartisipasi dalam penelitian ini. Termasuk risiko terhadap

kesehatan ataukesejahteraan kerabat langsung responden (Pedoman 4);


Penelitian ini bukan penelitian intervensi.
11. Manfaat klinis potensial, jika ada, karena berpartisipasi dalam penelitian

ini (Pedoman 4 dan 9)


Apabila Anda berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda dapat mengetahui

gambaran adaptasi pasien dan perawat dalam pelaksanaan hemodialisa di

masa pandemi COVID-19.

12. Manfaat yang diharapkan dari penelitian kepada masyarakat atau

masyarakat luas, atau kontribusi terhadap pengetahuan ilmiah

(Pedoman 1)
Diharapkan mampu memberikan informasi mengenai gambaran adaptasi

pasien dan perawat dalam pelaksanaan hemodialisa di masa pandemi COVID

19 tahun 2020 dan dapat menjadi evaluasi pembuatan kebijakan RS di

wilayah DIY dan Jawa Tengah

13. Bagaimana transisi keperawatan setelah penelitian disusun dan sampai

sejauhmana mereka akan dapat menerima intervensi penelitian pasca

uji coba yang bermanfaat dan apakah mereka akan diharapkan untuk

membayarnya (Pedoman 6 dan 9);


Penelitian ini bukan penelitian intervensi. Responden hanya diminta melakukan

wawancara melalui video call bersama peneliti.

14. Risiko menerima intervensi yang tidak terdaftar jika mereka menerima

akses lanjutan terhadap intervensi penelitian sebelum persetujuan

peraturan (Pedoman 6);


Bukan penelitian intervensi (Tidak relevan).
15. Intervensi atau pengobatan alternatif yang tersedia saat ini;
Bukan penelitian intervensi (Tidak relevan).

16. Informasi baru yang mungkin terungkap, baik dari penelitian itu sendiri

atau sumber lainnya (Pedoman 9);


Apabila terdapat informasi baru selama proses penelitian, maka peneliti akan

memperbaharui informed consent.


17. Ketentuan yang akan dibuat untuk memastikan penghormatan terhadap

privasi responden, dan untuk kerahasiaan catatan yang mungkin dapat

mengidentifikasi responden (Pedoman 11 dan 22);


Proses pencatatan selama penelitian menggunakan inisial (anonym)

18. Batasan, legal atau lainnya, terhadap kemampuan peneliti untuk

menjaga kerahasiaan aman, dan kemungkinan konsekuensi dari

pelanggaran kerahasiaan (Pedoman 12 dan 22);


Semua data akan dirahasiakan. Responden hanya berhak mengakses datanya

sendiri.

19. Sponsor penelitian, afiliasi institusional para peneliti, dan sifat dan

sumber pendanaan untuk penelitian, dan, jika ada, konflik kepentingan

peneliti, lembaga penelitian dan komite etika penelitian dan bagaimana

konflik ini akan terjadi. Dikelola (Pedoman 9 dan 25);


Penelitian ini tidak disponsori oleh pihak manapun.

20. Apakah peneliti hanya sebagai peneliti atau selain peneliti juga dokter

responden (Guideline 9);


Tidak.
21. Kejelasan tingkat tanggung jawab peneliti untuk memberikan perawatan

bagi kebutuhan kesehatan responden selama dan setelah penelitian

(Pedoman 6);
Penelitian ini tidak melakukan intervensi apapun kepada responden.

22. Bahwa pengobatan dan rehabilitasi akan diberikan secara gratis untuk

jenis cedera terkait penelitian tertentu atau untuk komplikasi yang terkait

dengan penelitian, sifat dan durasi perawatan tersebut, nama layanan

medis atau organisasi yang akan memberikan perawatan. Selain itu,

apakah ada ketidakpastian mengenai pendanaan perawatan tersebut

(Pedoman 14);
Bukan Penelitian intervensi (tidak relevan)

23. Dengan cara apa, dan oleh organisasi apa, responden atau keluarga

responden atau orang-orang yang menjadi tanggungan akan diberi

kompensasi atas kecacatan atau kematian akibat luka tersebut (atau perlu

jelas bahwa tidak ada rencana untuk memberikan kompensasi semacam

itu) (Pedoman 14) ;


Penelitian ini tidak menimbulkan kecacatan ataupun kematian.

24. Apakah ada atau tidak, hak atas kompensasi dijamin secara hukum di

negara tempat calon responden diundang untuk berpartisipasi dalam

penelitian?

25. Bahwa komite etika penelitian telah menyetujui protokol penelitian

Tidak ada kompensasi


(Pedoman 23); yang akan diterima

Komisi etik penelitian Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta


26. Bahwa mereka akan diinformasikan dalam kasus pelanggaran protokol dan

bagaimana keselamatan dan kesejahteraan mereka akan terlindungi dalam

kasus seperti itu (Pedoman 23).

Dalam kasus tertentu, sebelum meminta persetujuan responden untuk

berpartisipasi dalam penelitian, peneliti harus memberikan informasi berikut,

dalam bahasa atau bentuk komunikasi lain yang dapat dipahami responden:

1. Untuk percobaan acak terkontrol, penjelasan tentang pola/rancangan

penelitian(misalnya randomisasi, atau tersamar ganda), bahwa responden tidak

akan diberitahu tentang perlakuan yang ditugaskan sampai penelitian selesai

kemudiankesamaran kelak akan dibuka;

2. Apakah semua informasi penting diungkapkan dan, jika tidak, mereka

menyetujui menerima informasi yang tidak lengkap, namun informasi lengkap

akan diberikan sebelum hasil penelitian dianalisis dan responden diberi

kemungkinan untuk menarik data/informasi mereka yang dikumpulkan selama

penelitian berlangsung( Pedoman 10);

3. Kebijakan sehubungan dengan penggunaan hasil tes genetik dan informasi

genetik keluarga, dan tindakan pencegahan untuk mencegah pengungkapan

hasil uji genetik responden terhadap keluarga dekat atau kepada orang lain

(misalnya perusahaan asuransi atau pengusaha) tanpa persetujuan responden

(Pedomanini
Penelitian 11);
akan mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta
4. Kemungkinan penelitian menggunakan, baik langsung ataupun tidak, terhadap

catatan medis responden dan spesimen biologi yang diambil dalam perawatan

klinis(pedoman 12);
5. Untuk pengumpulan, penyimpanan dan penggunaan bahan biologi dan data

terkait kesehatan, informed consent yang luas akan diperoleh, yang harus

menentukan: Tujuan biobank, kondisi dan lama penyimpanan; Aturan akses

ke biobank dan cara donor dapat menghubungi custodian biobank dan dapat

tetap mendapat informasi tentang penggunaan masa depan; Penggunaan bahan

yang dapat diperkirakan, terlepas dari penelitian yang sudah benar-benar

didefinisikan atau diperluas ke sejumlah keseluruhan atau sebagian tidak

terdefinisi; Tujuan yang dimaksudkan untuk penggunaan tersebut, baik untuk

penelitian, dasar atau penerapan, atau juga untuk tujuan komersial, dan apakah

responden akan menerima keuntungan moneter atau lainnya dari

pengembangan produk komersial yang dikembangkan dari spesimen

biologisnya; Kemungkinan temuan yang tidak diminta dan bagaimana

penanganannya; Pengamanan yang akan diambil untuk melindungi

kerahasiaan serta keterbatasan mereka, apakah direncanakan bahwa spesimen

biologiyang dikumpulkan dalam penelitian akan hancur, dan jika tidak, rincian

tentang penyimpanan mereka (di mana, bagaimana, untuk berapa lama), dan

kemungkinan penggunaannya di masa depan dimana responden memiliki hak

untuk memutuskan penggunaannya, menolak penyimpanan, dan

menghancurkan materi yang tersimpan (Pedoman 11 dan 12);

6. Bila wanita usia subur berpartisipasi dalam penelitian terkait

kesehatan,informasi tentang kemungkinan risiko, jika mereka hamil selama

penelitian, untuk diri mereka sendiri (termasuk kesuburan di masa depan),

kehamilan mereka,janin mereka, dan keturunan masa depan mereka; Dan


jaminan akses terhadaptes kehamilan, metode kontrasepsi yang efektif dan

aman, aborsi legal sebelum terpapar intervensi teratogenik atau mutagenik

potensial. Bila kontrasepsi yang efektif dan / atau aborsi yang aman tidak

tersedia dan tempat penelitianal ternative tidak layak dilakukan, para wanita

harus diberi informasi tentang:

a. Risiko kehamilan yang tidak diinginkan;

b. Dasar hukum untuk melakukan aborsi (bila relevan);

c. Mengurangi bahaya akibat aborsi yang tidak aman dan komplikasi

selanjutnya;

d. Kalau kehamilan diteruskan/tidak dihentikan, jaminan tindak lanjut untuk

kesehatan mereka sendiri dan kesehatan bayi dan anak dan informasi yang

kesulitan untuk menentukan sebab bila ada kasus kelainan janin atau bayi

(Pedoman 18 dan 19 );

7. Ketika mengenai wanita hamil dan menyusui, risiko partisipasi dalam

penelitian terkait kesehatan untuk diri mereka sendiri, kehamilan mereka,

janin mereka,dan keturunan masa depan mereka, apa yang telah dilakukan

untuk memaksimalkan potensi keuntungan respondenal dan meminimalkan

risiko, bukti mengenai risiko dapat tidak diketahui atau kontroversial, dan

seringkali sulit untuk menentukan sebab kasus kelainan janin atau bayi

(Pedoman 4 dan 19);

8. Ketika mengenai korban bencana yang sebagian besar berada di

bawahtekanan, perbedaan antara penelitian dan bantuan kemanusiaan

(Pedoman 20);dan
9. Ketika penelitian dilakukan di lingkungan online dan menggunakan alat

onlineatau digital yang mungkin melibatkan kelompok rentan, informasi

tentang control privasi dan keamanan yang akan digunakan untuk melindungi

data mereka; Dan keterbatasan tindakan yang digunakan dan risiko yang

mungkin ada meskipun ada pengamanan (Pedoman 22).


FORMULIR PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM

PENELITIAN

Judul Penelitian :
Studi kualitatif adaptasi pasien dan perawat dalam pelaksanaan hemodialisa di
masa pandemi COVID-19 Tahun 2020

Saya (Nama Lengkap) :


1. Secara suka rela menyetujui bahwa saya terlibat dalam penelitian di atas.
2. Saya yakin bahwa saya memahami tentang tujuan, proses, dan efek yang
mungkin terjadi pada saya jika terlibat dalam penelitian ini.
3. Saya telah memiliki kesempatan untuk bertanya dan saya puas dengan jawaban
yang saya terima
4. Saya memahami bahwa partisipasi saya dalam penelitian ini bersifat sukarela dan
saya dapat keluar sewaktu-waktu dari penelitian
5. Saya memahami bahwa saya akan menerima salinan dari lembaran pernyataan
informasi dan persetujuan

Nama dan Tanda tangan Tanggal


responden No. HP

Nama dan Tanda tangan


Tanggal
saksi

Nama dan Tanda tangan


Tanggal
wali (jika diperlukan)

Saya telah menjelaskan penelitian kepada pastisipan yang bertandatangan diatas,

dan saya yakin bahwa responden tersebut paham tentang tujuan, proses, dan efek

yang mungkin terjadi jika dia ikut terlibat dalam penelitian ini.

Nama dan Tanda Tanggal


Tim Peneliti
tangan peneliti No HP

PEDOMAN WAWANCARA
Panduan secara umum (Pasien)

1. Apa yang partisipan pahami tentang COVID-19?

2. Bagaimana penularan COVID-19?

3. Bagaimana upaya pencegahan penularan COVID-19?

4. Bagaimana perubahan interaksi pasien dengan perawat selama masa pandemi

dan adaptasinya?

5. Bagaimana perubahan interaksi psien dengan pasien lain selama masa

pandemi dan adaptasinya?

6. Bagaimana persepsi partisipan terhadap peran perawat HD dimasa pandemi?

7. Adaptasi dan harapan pasien terhadap HD di masa pandemi?

Panduan secara umum (Perawat)

1. Bagaimana upaya pelaksanaan protokol kesehatan di ruang HD?

2. Bagaimana perubahan interaksi pasien dengan perawat selama masa pandemi

dan adaptasinya?

3. Bagaimana perubahan interaksi pasien dengan pasien selama masa pandemi

dan adaptasinya?

4. Apa tantangan perawatan pasien HD pada masa pandemi?

5. Adaptasi dan harapan perawat terhadap HD di masa pandemi?

Anda mungkin juga menyukai