Anda di halaman 1dari 16

BAB II

Menikmati Cerita Sejarah

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XII IPA/IPS
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Nama Guru : Dra. Zetmi Roziva
KD : Memahami Struktur dan Kaidah Teks Cerita
Sejarah Ataupun Novel Sejarah Baik
Melalui Lisan Maupun Tulisan

Dra. Zetmi
Roziva
A. Pengertian Teks Cerita/Novel Sejarah

Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian
masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinyasesuatu yang memunyai nilai sejarah.

Novel sejarah adalah novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta
kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang
memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif, dan disajikan dengan daya
khayal pengetahuan yang luas dari pengarang. 

B. Struktur Teks Cerita/Novel Sejarah 

1. Pengenalan situasi cerita (eksposition, orientasi)

Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan latar cerita baik waktu, tempat maupun
peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata
adegan, dan hubungan antartokoh. 

2. Pengungkapan peristiwa

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan,
ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. 

3. Menuju konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi


yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh

4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)

Dra. Zetmi
Roziva
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan
mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.
Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal. 

5. Penyelesaian (Evaluasi, resolusi)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun
nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun
sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh Utama.

6. Koda

Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup.
Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan
mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel memiliki koda, bahkan novel-
novel modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan akhir ceritanya itu kepada para
pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian ceritanya.

C. Ciri Kebahasaan Novel/Teks Sejarah

Ciri kebahasaan novel sejarah adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau

Contoh: Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah
menyelesaikan tugasnya.

2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis,


temporal), seperti: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.

Contoh: Setelah juara gulat itu pergi, Sang Adipati bangkit dan berjalan tenang-tenang masuk
ke Kadipaten.

Dra. Zetmi
Roziva
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja
material).

Contoh:

a. Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh.

b. Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari siapa pun untuk menangis, Dyah Wiyat sama
sekali tidak menitikkan air mata.

4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya, mengatakan bahwa,
menceritakan tentang, menurut, menggungkapkan, menanyakan, menyatakan,
menuturkan.

Contoh:

a. Menurut Sang patih, Galeng telah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia telah melihat
banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya.

b. Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih bingung dengan semua penjelasan kendit Galih
tentang masalah itu.

5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental). Misalnya, merasakan, mengingikan,
mengharapkan, mendambakan, menganggap. 

Contoh:

a. Gajah Mada sependapat dengan Jalan pikiran Senopati Gajah Enggon.

b. Melihat itu, tak seorang pun yang menolak karena semua berpikir Patih Gajah Mada memang
mampu dan layak berada di tempat 

6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (‘..”) dan kata
kerja yang menunjukkan tuturan langsung.

Contoh:

“Mana surat itu?”

Dra. Zetmi
Roziva
“Ampun, Gusti Adipati, Patik takut maka Patik bakar.” 

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh,


tempat, atau suasana.

Contoh:

Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit
harus mengakui wibawa yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayanegara. Sri
Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak dengan Patih Gajah Mada, sang pemilik
wajah yang amat beku itu.

Ciri teks sejarah adalah sebagai berikut :

1. Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.


2. Bentuk teks cerita ulang (recount)
3. Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
4. Sering menggunakan konjungsi temporal.
5. Isi berupa fakta.

D. Struktur Teks Cerita Sejarah


Harus terdapat 3 struktur berikut ini untuk membuat teks sejarah yang baik:

1. Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
2. Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, umumnya
disampaikan dalam urutan kronologis.
3. Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah
yang diceritakan. Reorientasi boleh ada, boleh tidak. Terserah kehendak penulis teks
cerita sejarah.

E. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Dra. Zetmi
Roziva
Dalam teks cerita sejarah terdapat ciri kebahasaan yang membedakan teks ini dengan teks
berita, teks iklan, dan teks lainnya.

Berikut ini ciri kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks cerita sejarah:

 Pronomina (kata ganti): kata yang dipakai untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
 Frasa Adverbial: kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
 Verba Material: kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh
partisipan. Menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya menulis, mengepel,
menyapu. (Pahami: Pengertian Verba Pewarta dan Contohnya)
 Konjungsi Temporal (kata sambung waktu): berfungsi menata urutan peristiwa yang
diceritakan. Umumnya banyak menggunakan kata penghubung temporal.

F. Jenis – Jenis Teks Sejarah


Sejarah Fiksi:

Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, umumnya dalam bentuk cerita.
Penulisnya disebut novelis

Cerpen adalah cerita pendek berbentuk prosa naratif fiktif. Cenderung padat dan langsung
pada tujuan nya dibandingkan dengan karya fiksi lainnya yang umumnya lumayan panjang.

Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sebagian orang merupakan sesuatu
yang benar-benar terjadi.

Roman adalah jenis karya sastra berbentuk prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya
menurut watak dan jiwa masing-masing. Roman bisa juga disebut kisah percintaan.

Sejarah Non-Fiksi:

Biografi adalah keterangan kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain.

Autobiografi adalah kisah atau keterangan hidup yang ditulis oleh orang itu sendiri.

Cerita Perjalanan adalah teks yang menceritakan tentang perjalanan.

Dra. Zetmi
Roziva
Catatan Sejarah adalah teks yang menceritakan fakta atau kejadian masa lalu yang menjadi
latar belakang sesuatu mempunyai nilai sejarah.

G. Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi


Sejarah Fiksi:

 Jalan cerita disusun berdasarkan dunia nyata.


 Gambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih dalam.
 Pengembangan karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap.
 Menyajikan kehidupan sesuai pandangan pengarang.

Sejarah Non-Fiksi:

 Tersusun oleh fakta yang objektif.


 Gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan fakta.
 Menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta.

H. Menyusun Novel Sejarah


Langkah-langkah menyusun novel sejarah adalah sebagai berikut.

1. Menentukan peristiwa sejarah yang akan menjadi bahan penceritaan

Langkah pertama dalam menyusun novel sejarah seseorang atau diri sendiri adalah
menentukan peristiwa sejarah (peristiwa yang terjadi pada masa lalu) yang akan dikembangkan
menjadi novel sejarah. 

Dalam novel sejarah, penulis menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami para tokohnya
dengan menggunakan latar peristiwa sejarah. Menulis novel sejarah berarti mengemas fakta
sejarah dengan rekaan penulis. Wujudnya dapat berupa peristiwa yang berkaitan dengan hidup
orang banyak atau hidup seseorang. 

Contoh :

Dra. Zetmi
Roziva
Peristiwa Sejarah Pengembangan Peristiwa

Meletusnya Gunung Kelud tahun 1966 Aku dilahirkan di pengungsian saat Gunung
Kelud meletus tahun 1966. Karena minimnya
fasilitas kesehatan di pengungsian, Ibu
meninggal saat melahirkanku.

Kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 Dalam kecelakaan kereta api di Bintaro
Oktober 1987 tanggal 19 Oktober 1987, aku masih berusia 8
tahun. Kedua orang tuaku tewas dalam
peristiwa itu. Aku sendiri kehilangan sebelah
kakiku yang tertindih pintu kereta api.

2. Menyusun kerangka atau gambaran singkat cerita sejarah yang akan ditulis

Dasar penyusunan kerangka novel sejarah dapat berupa perjalanan waktu (misalnya. masa
kecil, masa remaja, masa sekolah, masa kuliah, masa dewasa); latar tempat (di desa, di sekolah,
di kota, di luar negeri).

Kerangka karangan dapat berisi tokoh, waktu dan tempat kejadian, , ilustrasi visual setiap
tokoh, apa yang dipermasalahkan, dan sebagainya.

3. Mengumpulkan bahan-bahan cerita

Pada tahap ini penulis mengumpulkan rangkaian peristiwa dari berbagai rujukan dan sumber
(orang, buku, dan sebagainya).

4. Mengembangkan kerangka atau draf awal menjadi novel atau teks cerita
sejarah

Pada tahap ini, penulis merangkai cerita berdasarkan daya khayal atau imajinasi. Sudut
pandang yang paling mudah adalah sudut pandang orang pertama “ aku”.

Dra. Zetmi
Roziva
Penceritaan teks novel atau cerita sejarah mengikuti gaya teks rekon imajinatif yang
didalamnya ada orientasi, pengungkapan peristiwa, cerita mulai memuncak, puncak
permasalahan, resolusi, dan koda.

‘’RANGKUMAN MATERI TENTANG TEKS CERITA SEJARAH’’

1. Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan suatu rangkaian terjadinya peristiwa
yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari manusia.

2. Dalam teks cerita sejarah terdapat 4 fungsi sejarah adalah sebgai berikut :

 Fungsi rekreatif, artinya sejarah dapat memberikan perasaan senang atau


gembira kepada penikmatnya.

 Fungsi inspiratif, artinya dengan mempelajari sejarah kita dapat


mengembangkan inspirasi, imajinasi dan kreativitas untuk keberlangsungan
hidup berbangsa dan bernegara.

 Fungsi instruktif, artinya sejarah dapat dijadikan alat bantu dalam proses
pembelajaran.

 Fungsi edukatif, artinya nilai nilai sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari dan petunjuk bagi manusia dalam berperilaku agar
menjadi pribadi yang arif dan bijaksana

3. Struktur teks cerita sejarah

a. Orientasi, ialah bagian yang menunjukan awal kejadian cerita atau latar belakang
terjadinya peristiwa.

b. Komplikasi, ialah kondisi saat mulai timbul konflik antara tokoh utama dan tokoh
yang lain.

c. Solusi, merupakan kondisi ketika konflik mulai menurun dan mengarah pada tuntutan
terhadap suatu hal terutama dari pelaku utama.

Dra. Zetmi
Roziva
d. Reorientasi, merupakan penutup cerita dengan akhir cerita sesuai dengan kronologis
yang dipaparkan.

4. Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah

a. Menggunakan kata benda atau kata ganti

b. Menggunakan tokoh sentral

c. Menggunakan kata sifat yang menjelaskan frasa nomina

d. Menggunakan kata hubungvatau konjungsI

e. Menggunakan kata yang menggambarkan kejadian masa lampau

f. Menggunakan frasa adverbial

5. Kaidah teks cerita sejara

a. Adanya rangkaian peristiwa (bahwa ada alasan logis dari terjadinya setiap
peristiwa dan berkaiatan satu sama lain)

b. Adanya kesatuan tindakan

c. Adanya proses (tahapan pendahuluan, perkembangan dan penutup)

d. Adanya hubungan kausal dalam suatu konflik yang membentuk struktur cerita
secara keseluruhan.

6. Teks cerita sejarah dibedakan menjadi 2 yaitu teks cerita sejarah fiksi (fable,novel,mite)
dan non fiksi (riwayat hidup dan biografi).

Untuk menganalisis teks cerita sejarah, adapun criteria criteria yang diperhatikan. Kriteria yang
digunakan untuk menganalisis teks cerita sejarah berupa fakta adalah sebagai berikut :
a. Struktur teks
b. Bahasa yang digunakan
c. Teknik penulisan
d. Makna yang terdapat didalamnya

Dra. Zetmi
Roziva
Kriteria yang digunakan untuk menganalisis teks cerita sejarah berupa fiksi adalah sebagi
berikut :
a. Tema                        e. Sudut pandang
b. Alur                          f. Majas/bahasa yang digunakan
c.Penokohan                g.Nilai didik atau amanat
d. Latar:
7. Langkah langkah untuk menyunting teks cerita sejarah :

a. Membaca ulang naskah secara keseluruhan.

b. Membetulkan penulisan jika terdapat kesalahan dalam penulisan.

c. Mengganti kata kata yang tepat jika pemilihan katanya tidak sesuai.

d. Menambah atau mengurangi bagian sesuai dengan draf yang telah disiapkan
sebelumnya.

8. Langkah langkah penyuntingan teks narasi fiksi :

a. Isi yaitu hal hal yang disampaikan secara menyeluruh.

b. Bahasa yaitu berupa penalaran, penggunaan tanda baca dan ketepatan


kalimat.

c. Estetika yaitu berupa kesatuan pelaku pada teks tersebut.

d. Unsur intrinsic yaitu menganalisis dari unsure pembentuk teks.

9. Langkah langkah penyuntingan teks narasi berupa fakta :

1. Penggunaan ejaan

2. Sistematika penyajian sesuai dengan struktur teks

3. Bahasa yang mencangkupi keefektifan kalimat dan kelogisannya

10. Cara mengabtraksi teks cerita sejarah :

1. Membaca teks narasi fiksi secara keseluruhan.

2. Mencatatvatau menulis pokok pokok isi.

Dra. Zetmi
Roziva
3. Melengkapi pokok pokok cerita dengan teks yang lebih ringkas.

4. Menulis kembali ringkasan.

5. Mengecek apakah sipnosis sudah menyeluruh tanpa meninggalkan ide pokok. 

Dra. Zetmi
Roziva
Soal Ojektif dan Esay

Kemerdekaa Indonesia

Berawal dari pecahnya “Perang Asia Timur Raya “, dan Amerika menyatakan perang
kepada Jepang karena serbuan tentara Jepang di Pusat Pertahanan Amerika Serikat “Pearl
Harbour” pada tgl 8 Desember 1941. Tentara Jepang dengan Angkatan Laut dan Angkatan
Udaranya semakin agresif beraksi mendarat di wilayah Indocina, Filipina, Malaya dan Indonesia.
Pemerintah Hindia Belanda ikut ikutan Sekutu menyatakan perang dengan Jepang. Jepang
mendarat ke Indonesia dengan tujuan melumpuhkan pasukan Belanda .Pendaratan pertama
tentara Jepang di Tarakan kemudian merambah ke daerah Balik Papan, Manado, Ambon,
Makasar, Pontianak dan Palembang. Daerah daerah di Jawa juga dikuasainya, pada tgl 1 Maret
1942, Jepang mendarat di Banten, Indramayu dan Rembang. Wilayahnya semakin meluas
dengan dikuasainya Batavia tgl 5 Maret 1942, dan semakin merajalela ke wilayah Surakarta,
Cikampek, Semarang dan Surabaya. Belanda semakin terdesak dengan penyerangan Jepang dan
akhirnya Pemeritah Hindia Belanda menyatakan “menyerah tanpa syarat”.
Masyarakat Indonesia pada awalnya menyambut dengan ramah kedatangan militer
Jepang, dapat dilihat dari sikap kooperatif tokoh tokoh Nasional kita Ir. Soekarno dan Moh
Hatta. Pemerintahan Jepang mulai aktif merangkul rakyat dengan pembentukan organiasasi
masyarakat, yang sebenarnya “ada udang di balik batu” sebenarnya dibalik itu untuk
kepentingan Jepang di Perang Dunia II. Organisasi itu antara lain : Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga
Rakyat (PUTERA), Jawa Hokokai, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Heiho, MIAI, Pembentukan
BPUPKI.
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan RI) dibentuk pada
tahun 1943 dibawah pemerintah Perdana Menteri Tojo, bertugas untuk mempelajari dan
menyelidiki hal hal yang penting dan perlu bagi pembentukan pemerintah Indonesia. Dalam
perkembangannya selanjutnya BPUPKI dibubarkan dan diganti nama oleh tokoh pejuang kita,
dari BPUPKI menjadi PPPKI atau dikenal dengan Docoritsu Junbi Inkai, dengan penggantian
nama ini terkesan bahwa organisasi PPPKI bukan bentukan Jepang tetapi hasil kesepakatan dan
perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting yaitu pertemuan Soekarno,
M Hata dan Rajiman Wedyodiningrat dengan Jenderal Terauchi di Dalat menyampaikan bahwa
pemerintah Jepang telah memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia yang
wilayahnya meliputi bekas wilayah Hindia-Belanda.
Pasukan Jepang mulai melemah, kekalahan dan kekalahan diperolehnya dan Amerika
semakin kuat, apalagi setelah menarik pasukannya yang ada di Eropa. Serangan Jepang dapat
dihentikan oleh tentara Amerika antara lain pada bulan Mei 1942 di pertempuran Laut Koral
dan Juni 1942 di Pertempuran Midway. Jepang menyerah karena Amerika mengamuk sehingga
pada tgl 6 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Hiroshima. Amerika belum
puas juga dan tiga hari kemudian tanggal 9 Agustus Bom Atom kedua mendarat kembali di kota
Nagasaki, dua pusat kota pemerintahan Jepang menjadi hancur rata dengan tanah. Akhirnya
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tgl 14 Agustus 1945. Penyerahan kalah itu

Dra. Zetmi
Roziva
dilakukan di kapal Missouri pada tanggal 2 September 1945 oleh Kaisar Hirohito(Jepang) dan
Jendral Douglas Mc Arthur (Sekutu).
Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu tidak dapat disembunyikan, dengan perjanjian
Post Dam Jepang menyerahkan kekuasaannya kepada Sekutu dan otomatis di Indonesia terjadi
kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dengan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

1.       Kalimat fakta yang terdapat pada teks diatas ?


a.       Pada tanggal 9 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Hiroshima
b.      Pada tanggal 14 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Hirosima
c.       Pada tanggal 6 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Hiroshima
d.      Pada tanggal  6 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Nagasaki
e.      Pada tanggal 14 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Nagasaki

2.       Kalimat pasif yang terdapat pada teks tersebut adalah ...
a.       Belanda semakin terdesak dengan penyerangan Jepang.
b.      Masyarakat Indonesia pada awalnya menyambut dengan ramah kedatangan militer
Jepang.
c.       Organisasi itu antara lain :Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), Jawa
Hokokai, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Heiho, MIAI, Pembentukan
BPUPKI.
d.      Pasukan Jepang mulai melemah, kekalahan dan kekalahan diperolehnya dan Amerika
semakin kuat
e.      Kesempatan ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dengan memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.

3.       “Belanda semakin terdesak dengan penyerangan Jepang dan akhirnya Pemerintah Hindia
Belanda menyatakan “menyerah tanpa syarat””.
 Dari kalimat diatas yang termasuk kata sambung adalah ....
a.       Akhirnya
b.      Dengan
c.       Dan
d.      Semakin
e.      Tanpa

4.       “Belanda semakin terdesak dengan penyerangan Jepang dan akhirnya Pemerintah Hindia
Belanda menyatakan “menyerah tanpa syarat””.
Dari kalimat diatas yang termasuk kata sambung setara adalah ...
a.       Akhirnya
b.      Dengan
c.       Dan
d.      Semakin
e.      Tanpa

Dra. Zetmi
Roziva
5.       Dalam perkembangannya selanjutnya BPUPKI dibubarkan dan diganti nama oleh tokoh
pejuang kita , dari BPUPKI menjadi PPPKI atau dikenal dengan Docoritsu Junbi Inkai, dengan
penggantian nama ini terkesan bahwa organisasi PPPKI bukan bentukan Jepang tetapi hasil
kesepakatan dan perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia.
Dari kalimat diatas, yang bercetak tebal merupakan...
a.       Kata rincian
b.      Kata kerja rasional
c.       Preposisi
d.      Kata sambung setara
e.      Kata hubung bertingkat
 

1.       “Pemerintahan Jepang mulai aktif merangkul rakyat dengan pembentukan organiasasi
masyarakat, yang sebenarnya “ada udang di balik batu” sebenarnya dibalik itu untuk kepentingan
Jepang di Perang Dunia II”. Apa makna dari peribahasa “ada udang dibalik batu” ?
Jawab   : ada suatu maksud yang tersembunyi atau mencurigakan

2.       Bagaimana latar belakang terjadinya kemerdekaan Indonesia !


Jawab   : Berawal dari pecahnya “Perang Asia Timur Raya “ , dan Amerika menyatakan perang
kepada Jepang. Jepang mendarat ke Indonesia dengan tujuan melumpuhkan Belanda.

3.       Pada teks tersebut terdapat beberapa kaidah kebahasaan seperti kata rincian. Sebutkan
kalimat yang mengandung kata rincian pada teks diatas! (3)
Jawab   :
a.       Serangan Jepang dapat dihentikan oleh tentara Amerika antara lain pada bulan Mei
1942 di pertempuran Laut Koral dan Juni 1942 di Pertempuran Midway.
b.      Peristiwa penting yaitu pertemuan Soekarno, M Hata dan Rajiman Wedyodiningrat
dengan Jenderal Terauchi di Dalat menyampaikan bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan
akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia yang wilayahnya meliputi bekas wilayah
Hindia-Belanda.
c.       Organisasi itu antara lain : Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), Jawa
Hokokai, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Heiho, MIAI, Pembentukan BPUPKI.

4.       Pada teks tersebut terdapat beberapa kaidah kebahasaan seperti kata kerja rasional. Sebutkan
kalimat yang mengadung kata kerja rasional pada teks diatas! (3)
Jawab   :
a.       BPUPKI menjadi PPPKI atau dikenal dengan Docoritsu Junbi Inkai
b.      Pasukan Jepang mulai melemah, kekalahan dan kekalahan diperolehnya dan Amerika
semakin kuat, apalagi setelah menarik pasukannya yang ada di Eropa.
c.       Pemerintahan Jepang mulai aktif merangkul rakyat dengan pembentukan organiasasi
masyarakat, yang sebenarnya “ada udang di balik batu” sebenarnya dibalik itu untuk
kepentingan Jepang di Perang Dunia II.

Dra. Zetmi
Roziva
5.       Nilai sejarah apakah yang terdapat pada teks sejarah diatas?
Jawab    : Dari cerita sejarah tersebut dapat kita ambil pembelajaran bahwa jangan mudah
percaya dengan orang asing yang baru kita kenal, kerena kita tidak sepenuhnya tahu apa motif
orang tersebut. Seperti halnya Jepang yang awalnya baik dengan Indonesia, ternyata lama
kelamaan terungkap bahwa mereka mempunyai niat jahat kepada Indonesia.

Dra. Zetmi
Roziva

Anda mungkin juga menyukai