Anda di halaman 1dari 3

Nama : Eka Ayu Putri Kinasih

No : 12
Kelas : XII MIPA 3

CERDAS AMBIL KEPUTUSAN

TIDAK ada kebijakan penutupan wilayah alias lockdown. Itu keputusan terbaru yang
dilontarkan Presiden Joko Widodo, kemarin, terkait dengan langkah penanganan wabah covid-
19. Penegasan tersebut untuk menepis menguatnya desakan dari sejumlah pihak agar pemerintah
menerapkan lockdown seperti yang berlaku di beberapa negara.

Lockdown, atau dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan


Kesehatan disebut karantina wilayah, memang tidak bisa dilakukan begitu saja. Banyak syarat
yang harus terpenuhi, termasuk dukungan sumber daya dan petimbangan ekonomi sosial.
Penetapannya pun hanya bisa dilakukan menteri.
Dengan keputusan tidak ada lockdown, kita percaya pemerintah sudah memperhitungkan
dengan baik sesuai kondisi saat ini. Presiden juga meminta pemerintah daerah mengoordinasikan
kebijakan penanganan dengan kementerian terkait dan Satgas Covid-19.
Sangat disayangkan bila upaya membatasi penularan virus korona justru berbalik arah
membuka lebar peluang penularan. Contohnya, kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
mengurangi operasional transportasi publik. Di banyak halte, warga berdesakan mengantre
karena minimnya jumlah bus. Protokol menjaga jarak sosial sedikitnya 1 meter terlanggar habis-
habisan.
Maksud kebijakan tersebut sebetulnya baik. Transportasi umum dianggap sebagai salah
satu medium yang memudahkan penularan virus. Oleh karena itu, Pemprov DKI kemudian
berupaya mengurangi peluang penularan itu dengan membatasi pemakaian transportasi umum.
Langkah itu yang kemudian menjadi bumerang. Apalagi tanpa waktu sosialisasi yang cukup.
Sebaiknya otoritas fokus pada mencegah sumber kerumuman, keramaian, dan pertemuan
orang dalam jarak dekat. Buat situasi yang membuat warga merasa tidak perlu bepergian bila
tidak mendesak. Langkah menutup tempat-tempat wisata sudah tepat dilakukan. Kemudian,
meliburkan sekolah-sekolah.
Selanjutnya, menginstruksikan perusahaan-perusahaan agar menerapkan sistem bekerja
dari rumah bagi sebanyak mungkin karyawan. Ini tidak bisa sekadar imbauan. Otoritas daerah
ataupun pusat harus memastikan pola kerja tersebut dijalankan seluruh perusahaan.
Sumber pertemuan jarak dekat lainnya ialah restoran dan warung-warung makan. Tidak
masalah mereka tetap buka, tapi perbesar jarak sosial di lokasi itu. Caranya dengan larangan
makan di tempat.
Pasar dan toko-toko ritel pun tidak bisa ditutup karena menyangkut kebutuhan pokok
masyarakat. Namun, lebih baik bila dilengkapi skrining suhu badan dan pendataan identitas
setiap pengunjung.
Pemerintah pusat masih bisa pula memperketat masuknya orang dari luar negeri.
Pasalnya, di awal-awal, mayoritas kasus terinfeksi virus korona merupakan orang yang baru
bepergian dari luar negeri.
Protokol jaga jarak sosial sangat krusial untuk dipatuhi. Keberhasilan meredam
penyebaran wabah covid-19 memerlukan partisipasi dari masyarakat. Tiap individu memikul
tanggung jawab yang sama.
Warga yang punya kesadaran tinggi tidak akan memanfaatkan momen ini untuk mudik ke
kampung halaman, atau bepergian sekeluarga untuk berlibur. Tidak pula menghadiri apalagi
mengadakan pertemuan sekalipun hanya pertemuan keluarga dekat.
Setidaknya dalam dua pekan ke depan kedisiplinan jaga jarak sosial mesti ditegakkan.
Dengan begitu, penyebaran wabah covid-19 yang lebih luas bisa dicegah sekaligus menghindari
dampak ekonomi sosial yang lebih besar. Mari bersatu melawan korona dengan keputusan
cerdas.

Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/297047-cerdas-ambil-keputusan
KALIMAT KALIMAT OPINI
FAKTA
Kritik Penilaian Prediksi Harapan Saran
Tidak ada Sangat Dengan Transportasi Setidaknya dalam Sebaiknya
kebijakan disayangkan keputusan tidak umum dianggap dua pekan ke otoritas fokus
penutupan wilayah bila upaya ada lockdown, sebagai salah depan pada mencegah
alias lockdown. Itu membatasi kita percaya satu medium kedisiplinan jaga sumber
keputusan terbaru penularan pemerintah sudah yang jarak sosial mesti kerumuman,
yang dilontarkan virus korona memperhitungkan memudahkan ditegakkan. keramaian, dan
Presiden Joko justru dengan baik penularan virus. Dengan begitu, pertemuan orang
Widodo, kemarin, berbalik arah sesuai kondisi penyebaran dalam jarak
terkait dengan membuka saat ini wabah covid-19 dekat. Buat
langkah lebar yang lebih luas situasi yang
penanganan wabah peluang bisa dicegah membuat warga
covid-19. penularan sekaligus merasa tidak
menghindari perlu bepergian
dampak ekonomi bila tidak
sosial yang lebih mendesak
besar. Mari
bersatu melawan
korona dengan
keputusan cerdas.

Contohnya,   Maksud     Selanjutnya,


kebijakan kebijakan menginstruksikan
Pemerintah tersebut perusahaan-
Provinsi DKI sebetulnya baik perusahaan agar
Jakarta mengurangi menerapkan
operasional sistem bekerja
transportasi publik. dari rumah bagi
sebanyak
mungkin
karyawan. Ini
tidak bisa
sekadar imbauan.
Otoritas daerah
ataupun pusat
harus
memastikan pola
kerja tersebut
dijalankan
seluruh
perusahaan
Pasalnya, di awal-   Langkah menutup     Tidak masalah
awal, mayoritas tempat-tempat mereka tetap
kasus terinfeksi wisata sudah buka, tapi
virus korona tepat dilakukan. perbesar jarak
merupakan orang sosial di lokasi
yang baru itu. Caranya
bepergian dari luar dengan larangan
negeri makan di tempat.

Lockdown, atau   Keberhasilan     Namun, lebih


dalam Undang- meredam baik bila
Undang No 6 penyebaran dilengkapi
Tahun 2018 tentang wabah covid-19 skrining suhu
Kekarantinaan memerlukan badan dan
Kesehatan disebut partisipasi dari pendataan
karantina wilayah, masyarakat. Tiap identitas setiap
memang tidak bisa individu memikul pengunjung
dilakukan begitu tanggung jawab
saja. Banyak syarat yang sama.
yang harus
terpenuhi, termasuk
dukungan sumber
daya dan
petimbangan
ekonomi sosial.
Penetapannya pun
hanya bisa
dilakukan menteri.
Sumber pertemuan   Pasar dan toko-     Pemerintah pusat
jarak dekat lainnya toko ritel pun masih bisa pula
ialah restoran dan tidak bisa ditutup memperketat
warung-warung karena masuknya orang
makan menyangkut dari luar negeri.
kebutuhan pokok
masyarakat.
    Warga yang      
punya kesadaran
tinggi tidak akan
memanfaatkan
momen ini untuk
mudik ke
kampung
halaman, atau
bepergian
sekeluarga untuk
berlibur. Tidak
pula menghadiri
apalagi
mengadakan
pertemuan
sekalipun hanya
pertemuan
keluarga dekat

Anda mungkin juga menyukai