KELAS : PIAUD 5A
NIM : 1803106023
Anak anak yang lebih mudah menggunakan perbandingan sosial (social comparison)
terutama untuk norma-norma sosial dan kesesuaian jenis-jenis tingkah laku tertentu. Pada
saat anak-anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial
untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.
b. Tahap patuh tanpa syarat – authority oriented morality (4,5 tahun – 6 tahun)
d. Tahap memenuhi harapan lingkungan – peer oriented morality (8 tahun sampai 13 atau
14 tahun)
5. Teori Ekologi dan Kontekstual Bronfenbrenner
Bronfenbrenner mengembangkan teori perkembangan anak yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang melingkupi kehidupan manusia Perkembangan dipengaruhi oleh :
a. Konteks mesosistem, yaitu : hubungan antara keluarga dengan sekolah, sekolah dengan
peer group, atau keluarga dengan peer group yang semuanya mempengaruhi individu
b. Konteks ekosistem, seperti pekerjaan orang tua dan kebijakan pemerintahan
c. Konteks makrosistem, yaitu : pengaruh lingkungan budaya, norma agama dan lingkungan
sosial dimana individu dibesarkan.
- Fase oral, umur 0-1 tahun, Pada fase ini, mulut merupakan central pokok keaktifan
yang dinamis.
- Fase anal, umur 1-3 tahun, Pada fase ini, dorongan dan tahanan berpusat pada alat
pembuangan kotoran.
- Fase falis, umur 3-5 tahun, Pada fase ini, alat-alat kelamin merupakandaerah organ
paling perasa.
- Fase latent, umur 5-12 tahun, , masa tenang karena dorongan sexual ditekan
sedemikian rupa, sehingga tidak tampak menyolok.
- Fase Pubertas, umur 12-18 tahun, saat dorongan-dorongan seksual mulai muncul
kembali, bahkan tampak semakin menonjol daripada masa sebelumnya, saat
seseorang secara sungguh-sungguh mulai tertarik pada jenis kelamin lain, sekaligus
menandai kedewasaan seseorang.
- Fase Genital, umur 18-20 tahun, pada tahap akhir perkembangan psikoseksual,
individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis.
Adapun menurut Kretschmer ada 4 fase, yaitu :
- Dari umur 0-3 disebut Fullungs periode I; pada masa ini anak kelihatan pendek,
gemuk. bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
- Dari umur 3-7 disebut Streckungs periode I; pada masa ini kelihatan langsing, sikap
anak cenderung tertutup, sukar bergaul dan sulit didekati.
- Dari umur 7-13 disebut Fullungs priode II; pada masa ini anak kembali
menggemuk.
- Dari umur 13-20 disebut Streckungs periode II; pada masa ini anak kembali
keligatan langsing.
2. Periodesasi Perkembangan Dikdatis adalah pembagian periode perkembangan atas
dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu.
Menurut Johann Amos Comenius, periodesasi perkembangan dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Urnur 0-6 tahun, masa scola maternal (sekolah ibu). masa anak mengembangkan
organ tubuh dan panca indra dibawah asuhan ibu (keluarga)
b. Umur 6-12 tahun, masa scola vermacula, ( Sekolah bahasa ibu), mengembangkan
pikiran, ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah
(bahasa ibu)
c. Umur 12-18 tahun, masa scola Latina (Sekolah Bahasa latin), masa mengembangkan
potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing.
d. Umur 18-24 tahun, masa academia (Akademik), saat seseorang memasuki perguruan
tinggi.
Adapun menurut Rousseau, ada 4 masa perkembangan yaitu :
a. Umur 0-2 tahun, disebut masa asuhan.
b. Umur 2-12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
c. Umur 12-15 tahun, masa perkembangan pikiran dan masa juga terbatas
d. Umur 15-20 tahun, masa pembentukan watak dan pendidikan agama.
3. Periodesasi Perkembangan Psikologis adalah pembagian masa perkembangan atas
dasar keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu. Menurut Oswald
Kroh ada 3 masa, yaitu :
a. Dari lahir hingga trotz periode I disebut sebagai masa anak awal ( 0 – 3 )
b. Dari Trotz periode I hinga Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah ( 3 –
12 )
c. Dari trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut masa kematangan ( 12 – 21 )
a. Umur 0 - 6 tahun, adalah masa infancy and early childhood, masa bayi dan masa anak
kecil.
b. Umur 6 - 12 tahun, adalah masa middle childhood, masa kanak-kanak, atau masa
sekolah.
c. Umur 12 - 18 tahun, adalah masa adolescence, atau masa remaja.
d. Umur 18 - 30 tahun, adalah masa early adulthood, yaitu masa dewasa awal.
e. Umur 30 - 50 tahun, adalah masa middle age, atau masa setengah baya, masa dewasa
lanjut.
f. Umur 50 tahun kekerasan atas, adalah masa old age, yaitu masa lanjut usia, atau masa
tua.
Adapula menurut Kohnstamm membagi periodesasi menjadi 5, yaitu :
a. Umur 0 - 1 tahun, periode vital atau masa menyusu.
b. Umr 1- 6 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.
d. Umur 12 - 21 tahun, periode social atau masa pemuda dan masa adolescence.
e. Umur 21 tahun kekerasan atas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan psikis
seseorang.
Adapun karakteristik anak usia awal SD, sebagai berikut :
1. Karakteristik perkembangan fisik
Pada usia 5 – 8 tahun waktu perkembangan lebih lambat disbanding masa kanak – kanak,
koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot – otot
kecil. Kesehatan pada usia ini relative tidak stabil dan daya tahan kurang.
2. Karakteristik perkembangan motorik
Pada usia 5 tahun, anak dapat melompat 28 – 36 ichi, dapat menuruni tangga tanpa
bantuan, dapat melakukan gerakan secara efektif. Lalu pada usia 6 – 8 tahun di
klasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan
bermain, keterampilan menolong orang lain dan keterampilan sekolah.
3. Karakteristik perkembangan kognitif
Usia 5 – 8 tahun termasuk dalam tahap pra operasional yaitu usia 2 – 7 tahun dan tahap
operasional konkrit yaitu usia 7 – 11 tahun yang mana anak mulai timbul pertumbuhan
kognitifnya, namun masih terbatas pada sesuatu yang sering dilihat di sekitarnya.
4. Karakteristik perkembangan psikososial
Menurut Erikson, perkembangan psikososial pada usia ini menekankan pada proses –
proses sadar ysng dialami anak ketika berinteraksi sosial. Pada masa ini menurut Erikson
termasuk ke dalam tahap industry versus infentory. Anak mulai membentuk konsep diri
sebagai anggota kelompok sosial di luar keluarga, sehingga ketergantungan anak
terhadap keluarga menjadi berkurang. Anak memcoba mencari perhatian dan
penghargaan atas karyanya. Pada masa ini juga anak akan muncul ketidakpercayaan diri
jika tidak mampu mengerjakan tugas seperti temannya.
5. Karakteristik perkembangan moral
Pada usia 5 – 8 tahun, menurut Piaget anak berada di fase moralitas heteronom yaitu
tahap dimana anak memahami keadilan dan peraturan sebagai sesuatu yang berada di luar
kendali manusia sehingga tidak dapat di ubah sehingga dalam menilai suatu tindakan
hanya dapat melihat pada konsekuensinya