Anda di halaman 1dari 17

NAMA : ALIFIA ADZANI

KELAS : PIAUD 5A
NIM : 1803106023

RESUME PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 – 8 TAHUN

PERTEMUAN 2 TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Teori pertumbuhan dan perkembangan memiliki tiga pandangan:
1. Nativisme, aliran yang dicetuskan oleh Jean Jacques Rousseau yang berpendapat bahwa
factor biologi memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan manusia sehingga segala
kemampuan maupun kekurangan yang dimiliki merupakan factor bawaan. Dan dalam
perkembangan manusia terjadi proses maturasi atau pematangan yang terjadi dengan
sendirinya.
2. Empirisme, aliran yang mengacu pada behaviorisme yang berpandangan bahwa
perkembangan manusia di pengaruhi oleh factor lingkungan. Manusia berkembangan
karena stimulasi dari lingkungan, mengaa demikian karena manusia lahir tidak membawa
apa – apa. Teori ini berasal dari John Locke.
3. Konvergensi, aliran yang di pelopori oleh William Stern dan sejalan dengan pandangan
Ki Hjar Dewantara yang sama – sama memiliki pandangan bahwa perkembangan
manusia ditentukan oleh factor bawaan dan juga factor lingkungan.
Perkembangan motorik adalah peningkatan gerakan individu dari yang sederhana kearah yang
kompleks. Perkembangan motoric sangat erat kaitannya dengan perkembangan fisik.
Perkembangan fisik adalah pertambahan ukuran anggota tubuh. Adapun jenis dari gerakan yaitu
motoric kasar dan motoric halus. Motoric kasar adalah kemampuan menggunakan otot – otot
tubuh yang berkembang sesuai dengan usianya sebagai contoh yaitu merayap, berdiri, melompat
dan lain sebagainya.
Motoric halus adalah kemampuan menggunakan jari – jarinya, adapun kemampuannya yaitu
menggenggam, memegang, merobek dan lain – lain.
Adapun karakteristik anak usia 0 – 3 bulan:
1. Bahasa
a. Anak membuat suara yang menyenangkan
b. Anak akan mengulangi suara yang sama secara berulang-ulang (seperti ocehan)
2. Kognitif
a. Menatap benda-benda disekitarnya
b. Memperlihatkan ketertarikan pada sesuatu atau orang, setidaknya dalam satu menit
3. Sosial Emosional
a. Menatap ibunya ketika disusui
b. Tersenyum apabila diajak tersenyum
Karakteristik anak usia 3 – 6 bulan, yaitu :
1. Bahasa
a. Anak akan berceloteh ketika sendirian
b. Anak akan melakukan sesuatu (dengan bunyi atau gerakan tubuh) secara berulang
ketika bermain
2. Kognitif
a. Mencari sumber suara dan mengeskplorasi rasa dengan menggunakan tangan dan
mulut.
b. Memasukkan benda-benda ke mulutnya
3. Sosial Emosional
a. Memberi respons dengan menoleh pada suara yang menarik perhatiannya
b. Menunjukkan keinginannya untuk digendong oleh orang yang mendekatinya dengan
mengulurkan tangannya
Karakteristik anak usia 6 – 9 bulan, yaitu :
1. Bahasa
a. anak akan berceloteh dengan kata-kata sederhana : “ma-mam”, “da-da”’ tapi masih
belum jelas pengucapannya
2. kognitif
a. Menggerak-gerakkan mainan, membanting
b. Mengambil dengan tangan kanan dan kiri
3. Sosial Emosional
a. menunjukkan rasa khawatir bila berpisah dengan ibunya
b. mengamati peristiwa-peristiwa dan aktivitas di sekitarnya
karakteristik anak usia 9 – 12 bulan, yaitu :
1. Bahasa
a. anak akan melakukan imitasi untuk berbagai jenis bunyi/ suara
b. Bisa menyebut kata "mama", "papa" atau "dada".
2. Kognitif
a. Mengikuti ritmik musik/bunyi/lagu dengan menggerakkan kepala maupun bahunya.
b. Meniru gerak secara spontan dan juga hal-hal baru yang diajarkan padanya.
3. Sosial Emosional
a. Mengekpresikan permintaannya dengan menunjuk objek yang diinginkan
Karakteristik anak usia 12 – 18 bulan, yaitu :
1. Bahasa
a. anak telah dapat menggunakan berbagai bunyi huruf konsonan pada awal kata
b. anak sudah bisa menyusun dua kata. Contoh : mau minum, mama ma’em, dll.
2. Kognitif
a. Memperlihatkan pemahaman akan kata yang seringkali didengarnya
b. Mencorat-coret ketika diberikan alat tulis
3. Sosial Emosional
a. Meningktakan kesadaran terhadap lingkungan sekitar
b. Menirukan pekerjaan rumah tangga
Karakteristik anak usia 18 – 24 bulan, yaitu :
1. Bahasa
a. Anak dapat mengucapkan 2 (dua) kata atau lebih dan bermakna
b. Mengenal dan menyebutkan nama benda
2. Kognitif
a. Mengenal dan menyebutkan nama benda
b. Tertarik dengan fungsi suatu benda
3. Sosial Emosional
a. Mengenal suara-suara orang disekitarnya
b. Suasana hatinya sering berubah-ubah
Karakteristik anak usia 2 – 3 tahun, yaitu :
1. Bahasa
a. Anak sudah dapat menghafal kata-kata untuk keseharian
b. Anak memahami tata bahasa secara sederhana, misal “aku mau naik sepeda”\
2. Kognitif
a. Menyebutkan nama – nama benda disekitarnya
b. Mengikuti perintah sederhana
3. Sosial Emosional
a. Mematut diri/memilih pakaian sendiri.
b. Berpakaian sendiri. 
Karakteristik anak usia 3 -4 tahun, yaitu :
1. Bahasa
a. Mampu memahami perintah yang lebih kompleks
b. Mengkoordinasikan kalimat-kalimat dengan jumlah kosa kata yang semakin
meningkat
2. Kognitif
a. Mengelompokkan warna dan membedakan warna
b. Menyebutkan bilangan 1-10 tanpa mengenal konsep
3. Sosial Emosional
a. Mengancingkan kancing tarik,
b. Makan pakai sendok garpu,
Karakteristik anak usia 4 – 5 tahun, yaitu :
1. Bahasa
a. Mengerti dan melaksanakan 3 perintah
b. Menyatakan dengan 4-5 kata
2. Kognitif
a. Menyatakan sesuatu dengan 4-5 kata
b. Mengerti dan melaksanakan 3 perintah
3. Sosial Emosional
a. Memperlihatkan ekspresi emosi secara jelas
b. Menguatnya rasa harga diri dan kebanggaan
Karakteristik anak usia 5 – 6 tahun, yaitu :
1. Bahasa
a. Anak sudah bisa menggunakan kata secara lebih rumit
b. Misal : “Ibu, aku lebih suka baju yang berwarna merah. Yang hijau tidak bagus.”
2. Kognitif
a. Menjawab pertanyaan sederhana
b. Mengenal bunyi huruf yang digabung
3. Sosial Emosional
a. Mengenal dan bermain bersama anak lain
b. Berkomunikasi dengan anak sebayanya

PERTEMUAN 3 PERKEMBANGAN ANAK DI TINJAU DARI TEORI MI


Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur. Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui kematagan dan belajar.
Prinsip Perkembangan, yaitu :
a. Perkembangan merupakan suatu kesatuan.
b. Perkembangan dapat diprediksi.
c. Rentang perkembangan anak bervariasi.
d. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan (maturation) dan pengalaman (experience).
e. Proses perkembangan terjadi dari atas ke bawah (Cepalocaudal) dan dari dalam ke luar
(proximodistal).
f. Perkembangan dipengaruhi aspek budaya.
Adapun kemampuan dasar anak, diantaranya :
1. Kemampuan Berbahasa, dimana anak dapat berkomunikasi secara efektif. Karena bahasa
adalah alat komunikasi yang dilakukan dalam kehidupan sehari – hari.
2. Kemampuan Kognitif, adalah kemampuan berfikir anak agar dapat mengolah setiap
pengetahuan serta kemampuan memecahkan masalah.
3. Kemampuan Fisik, adalah kemampuan anak dalam mengontrol gerak tubuhnya sendiri
untuk menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.
4. Kemampuan Seni, kemampuan anak dalam berimajinasi, berkreatifitas denga segala hal
yang ada di sekitarnya.
Multiple Intelligence atau yang serih di sebut kecerdasan majemuk diungkapkan oleh Howard
Gardner untuk menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia memiliki banyak kecerdasan, tidak
hanya sebatas IQ seperti yang dikenal selama ini. Gardner berpendapat bahwa setidaknya
manusia memiliki 9 kecerdasan, diantarnya :
1. Kecerdasan linguistic
2. Kecerdasan matematis – logis
3. Kecerdasan ruang visual ( spasial )
4. Kecerdasan kinestetik badani
5. Kecerdasan musical
6. Kecerdasan antar pribadi
7. Kecerdasan intra pribadi
8. Kecerdasan naturalis
9. Kecerdasan intelektual
Teori kecerdasan Gardner mengatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas. Baginya
tidak ada anak yang bodoh atau anak yang pintar. Adanya adalah anak yang menonjol dalam
salah satu atau beberapa jenis kecerdasan.

PERTEMUAN 4 KARAKTERISTIK ANAK 5-8 TAHUN


Anak Pra Sekolah samapai SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami perubahan
yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Usia anak Pra Sekolah sampai SD yang berkisar
antara 5 – 8 tahun menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis perkembangan :
1. Perkembangan Fisik Siswa Pra sekolah sampai SD
a. Pertumbuhan otaknya pada usia 5-8 tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang
dewasa, dan 90% pada usia enam tahun.
b. Usia 8 tahun tinggi dan berat badan anak laki-laki dan perempuan kurang lebih sama.
Sebelum usia 8 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari
anak laki-laki.
2. Perkembangan Kognitif Siswa pra sekolah sampai SD
a. Sensorimotorik (0-2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan medorong
mengeksplorasi dunianya.
b. Praoperasional (2-7 tahun), anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek
dengan gambaran dan kata-kata.
c. Operational Kongkrit (7-11), penggunaan logika yang memadai. Tahap ini telah
memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.
d. Operasional Formal (12-15 tahun). Kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar
secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia
3. Perkembangan Psikososial
J. Havighurst mengemukakan bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan
dengan perkembangan aspek lain seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial.
Menjelang masuk SD, anak telah Mengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan
pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya
egosentris (berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman
kanak-kanaknya. Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering
rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka "dewasa".

Anak anak yang lebih mudah menggunakan perbandingan sosial (social comparison)
terutama untuk norma-norma sosial dan kesesuaian jenis-jenis tingkah laku tertentu. Pada
saat anak-anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial
untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Anak


a. Faktor internal/ hereditas:
- Genetik: ras, suku bangsa, warna kulit, jenis rambut dll
- Proses selama kehamilan: nutrisi yang didapat dari ibu, penyakit yang diderita,
obat-obatan yang dimakan, lingkungan dll
b. Faktor eksternal/ lingkungan :
- Nutrisi yang diberikan, penyakit yang diderita, kebersihan lingkungan sekitar,
aktivitas fisik yang dilakukan.
- Gizi yang didapat, penyakit yang diderita, kualitas keluarga/pengasuh, teman, dan
sekolah
5. Fase Perkembangan Anak Usia 5-8 Tahun
a. Perkembangan fisik motoric
Ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-
gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah seperti menulis, menggambar,
melukis,mengetik, berenang, main bola dan atletik. Perkembangan fisik yang normal
merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang
pengetahuan maupun keterampilan.
b. Perkembangan intelektual atau kognitif
Intelektual merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak yaitu
tentang bagaimana anak menggunakan kemampuan berfikirnya dalam memecahkan suatu
persoalan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada
diri anak. Sebelum anak mampun menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki
kemampuan untuk mencari carapenyelesaiannya. Anak SD kelas awal berada pada tahap
peralihan dari tahap praoperasional dantahap operasional konkrit.
c. Perkembangan Bahasa
Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnyakemampuan mengenal dan
menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada masa awal sekolah dasar (usia 6
tahun) anak sudah menguasai sekitar 2500 kata, usia 8tahun 20000 kata dan pada masa
akhir (usia 11-12 tahun) telah menguasai sekitar 50000 kata.
d. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada anak usia 8 tahun sudah mulai ditandai dengan adanya
perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga dengan orang dewasa dan teman
lain di sekitarnya. Selain dari itu, pada usia ini anak mulai membentuk ikatan baru
dengan teman sebaya (peer group) atau dengan teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya menjadi lebih luas. Pada usia sekolah dasar anak sudah mulai
memiliki kesanggupan untuk menyesuaikan diri dari sifat egosentris kepada sikap yang
kooperatif atau sosiosentris. Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman
sebayanya, danbertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok
(gang).
e. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah dasar, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara
kasar tidak dapat diterima dalam masyarakat. Anak mulai belajar untuk mengendalikan
dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosidi peroleh anak
melalui peniruan dan latihan (pembiasan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua
dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Pada anak usia 5 – 7 tahun sudah
mulai tumbuh bahwa anak tidak harus memahami orang lain saja, tetapi sudah mulai
tumbuh pemahaman tentang dirinya sendiri. Pada usia ini anak baru bisa memahami satu
sifat atau satu kondisi tentang dirinya.
f. Perkembangan Moral
Yang termasuk dalam katagori nilai-nilai moral adalah seruan untuk berbuat baik kepada
orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memeliharakebersihan dan memelihara
hak orang lain, dan larangan mencuri, berzina, membunuh meminum minuman keras dan
berjudi. Seseorang dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan
nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara yakni :

- Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah


lakuyang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang
dewasalainnya. Di samping itu perlunya keteladanan orang tua, guru dan orang
dewasalainnya dalam melakukan nilai-nilai moral.
- Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan
atautingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru,
kiai, atau orang dewasa lainnya)
- Proses coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkahlaku
moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan
akan terus dikembangkan sementara tingkah laku yang mendatangkanhukuman atau
celaan akan dihentikannya.
Ketika anak berusia di bawah 6 tahun, perilaku yang ditunjukkannya didasari atas
kepatuhannya terhadap aturan orang tua atau orang dewasa lainnya, tetapi
memasuki usia 6-8 tahun perkembangan moral anak sudah berubah, pada usia ini
anak memiliki kemampuan lebih dalam memahami dan merefleksikan nilai-nilai
moral.Anak sudah lebih mampu melaksanakan peraturan mana yang benar dan
mana yang salah. Selain itu, pada usia ini anak sudah dapat memahami perbedaan
pendapat dengan orang lain.,

6. Tugas Perkembangan Anak Usia 5-8 Tahun


Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir menurut Robert J. Havighurst adalah
sebagai berikut:
a. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
b. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat
c. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
d. Mencapai kebebasan pribadi
7. Stimulasi Perkembangan Anak Usia 5-8 Tahun
- Untuk menstimulasi kemampuan motorik kasar: beri anak kesempatan untuk bermain
bola dengan teman, berlari, melompat dengan satu kaki, lompat jauh dan melakukan
permainan yang membutuhkan keseimbangan tubuh
- Untuk menstimulasi kemampuan motorik halus: beri kesempatan kepada anak untuk
mengasah terus kemampuannya menggambar, menggunting, bermain puzzle dan
mengelompokkan barang. Libatkan anak dalam kegiatan memasak atau membentuk
sesuatu (dari tanah liat atau lainnya) agar anak mengerti tentang urutan suatu kegiatan
dan mendapat kesempatan berkreasi.
- Untuk menstimulasi bicara dan bahasa: ajak anak untuk membaca buku bersama,
tanyakan pertanyaan “mengapa?” dan latih anak mengingat dengan menceritakan
kembali dongeng yang telah dibaca. Ajak anak bermain tebak-tebakan dan mengenal
benda yang serupa dan berbeda, misalnya radio-televisi, mobil-motor, dll.
- Untuk kemampuan sosialisasi dan kemandirian: beri kesempatan anak untuk
berpakaian sendiri dan membantu kegiatan di rumah seperti merapikan tempat tidur,
merapikan mainan, dan lain sebagainya

PERTEMUAN 5 TEORI-TEORI PERKEMBANGAN ANAK


1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Jean Piaget (Piaget) adalah seorang ahli biologi yang lahir di Swiss pada tahun 1896.
Menurut Piaget perkembangan kognitif seorang anak terdiri dari empat tahapan berikut, yaitu
:
a. Tahap sensorimotor (sensorimotor period) dimulai sejak lahir hingga kurang lebih usia 2
tahun.
b. Tahap praoperasional (preoperational period) dimulai sejak usia 2 tahun hingga kurang
lebih usia 6 atau 7 tahun.
c. Tahap operasi konkret (Concrete operations period) dimulai sejak usia 6 atau 7 tahun
hingga kurang lebih 11 atau 12 tahun.
d. Tahap operasi formal (formal operations period) dimulai sejak usia 11 atau 12 tahun
hingga dewasa.
2. Teori Perkembangan Emosi Erik Erikson
Erik Erikson dilahirkan di Frankfurt, Jerman pada tahun 1902. Menurut Erikson
perkembangan emosi anak ada 4 tahapan, yaitu :
a. Tahap percaya vs tidak percaya (0-18 tahun)
b. Tahap kemandirian vs malu/ragu (18 bulan-3,5 tahun)
c. Tahap inisiatif vs merasa bersalah (3,5 tahun-6 tahun)
d. Tahap berkarya/etos kerja vs minder (6 tahun-10 tahun)
3. Teori Perkembangan Sosio – Kultural Vigotsky
Menurut Vigotsky, perkembangan intelektual anak mencakup bagaimana mengaitkan bahasa
dengan pikiran. Pada awal perkembangan anak, antara bahasa dan pikiran tidak ada
keterkaitan. Misalnya anak yang mengoceh tanpa memahami artinya. Selanjutnya, secara
bertahap, anak mulai mengaitkan bahasa dengan pikiran.
4. Teori Perkembangan Moral Kohlberg dan Thomas Lickona
Kohlberg adalah seorang pionir dalam menyusun tahapan perkembangan moral anak dengan
memodifikasi teori Piaget. Sedangkan Thomas Lickona mengembangkan lebih lanjut teori ini
sampai pada bagaimana metode pendidikan karakter dapat dijalankan secara konkrit bagi orang
tua dan guru. Secara singkat tahapan perkembangan moral yang relavan untuk pengembangan
DAP adalah sebagai berikut :

a. Tahap berpikir egosentris – self oriented morality (1 tahun – 4 atau 5 tahun)

b. Tahap patuh tanpa syarat – authority oriented morality (4,5 tahun – 6 tahun)

c. Tahap balas-membalas – exchange stage (6,5 tahun – 8 tahun)

d. Tahap memenuhi harapan lingkungan – peer oriented morality (8 tahun sampai 13 atau
14 tahun)
5. Teori Ekologi dan Kontekstual Bronfenbrenner
Bronfenbrenner mengembangkan teori perkembangan anak yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang melingkupi kehidupan manusia Perkembangan dipengaruhi oleh :
a. Konteks mesosistem, yaitu : hubungan antara keluarga dengan sekolah, sekolah dengan
peer group, atau keluarga dengan peer group yang semuanya mempengaruhi individu
b. Konteks ekosistem, seperti pekerjaan orang tua dan kebijakan pemerintahan
c. Konteks makrosistem, yaitu : pengaruh lingkungan budaya, norma agama dan lingkungan
sosial dimana individu dibesarkan.

PERTEMUAN 6 PERIODESASI DAN KARAKTERISTIK ANAK USIA AWAL SD


Periodesasi perkembangan adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang ke dalam
masa tertentu. Adapun jenis periodesasi perkembangan sebagai berikut :
1. Periodisasi berdasarkan biologis adalah periodisasi yang pembahasannya berdasarkan
pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Menurut Aristoteles perkembangan
dibagi menjadi 3 periode:
- Umur 0-7 tahun, disebut fase anak kecil atau masa bermain. Fase ini diakhiri
dengan pergantian gigi.
- Umur 7-14 tahun, disebut fase anak sekolah atau masa belajar yang dimulai dari
tumbuhnya gigi baru dan diakhiri ketika kelenjar kelamin mulai berfungsi.
- Umur 14-21 tahun, disebut fase remaja atau masa pubertas, yakni masa peralihan
antara kanak-kanak dan masa dewasa. Periode ini dimulai sejak berfungsinya
kelenjar kelamin sampai seorang anak memasuki usia dewasa.
Sedangkan menurut Sigmund Freud ada 6 fase, yaitu :

- Fase oral, umur 0-1 tahun, Pada fase ini, mulut merupakan central pokok keaktifan
yang dinamis.
- Fase anal, umur 1-3 tahun, Pada fase ini, dorongan dan tahanan berpusat pada alat
pembuangan kotoran.
- Fase falis, umur 3-5 tahun, Pada fase ini, alat-alat kelamin merupakandaerah organ
paling perasa.
- Fase latent, umur 5-12 tahun, , masa tenang karena dorongan sexual ditekan
sedemikian rupa, sehingga tidak tampak menyolok.
- Fase Pubertas, umur 12-18 tahun, saat dorongan-dorongan seksual mulai muncul
kembali, bahkan tampak semakin menonjol daripada masa sebelumnya, saat
seseorang secara sungguh-sungguh mulai tertarik pada jenis kelamin lain, sekaligus
menandai kedewasaan seseorang.
- Fase Genital, umur 18-20 tahun, pada tahap akhir perkembangan psikoseksual,
individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis.
Adapun menurut Kretschmer ada 4 fase, yaitu :

- Dari umur 0-3 disebut Fullungs periode I; pada masa ini anak kelihatan pendek,
gemuk. bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
- Dari umur 3-7 disebut Streckungs periode I; pada masa ini kelihatan langsing, sikap
anak cenderung tertutup, sukar bergaul dan sulit didekati.
- Dari umur 7-13 disebut Fullungs priode II; pada masa ini anak kembali
menggemuk.
- Dari umur 13-20 disebut Streckungs periode II; pada masa ini anak kembali
keligatan langsing.
2. Periodesasi Perkembangan Dikdatis adalah pembagian periode perkembangan atas
dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu.
Menurut Johann Amos Comenius, periodesasi perkembangan dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Urnur 0-6 tahun, masa scola maternal (sekolah ibu). masa anak mengembangkan
organ tubuh dan panca indra dibawah asuhan ibu (keluarga)
b. Umur 6-12 tahun, masa scola vermacula, ( Sekolah bahasa ibu), mengembangkan
pikiran, ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah
(bahasa ibu)
c. Umur 12-18 tahun, masa scola Latina (Sekolah Bahasa latin), masa mengembangkan
potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing.
d. Umur 18-24 tahun, masa academia (Akademik), saat seseorang memasuki perguruan
tinggi.
Adapun menurut Rousseau, ada 4 masa perkembangan yaitu :
a. Umur 0-2 tahun, disebut masa asuhan.
b. Umur 2-12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
c. Umur 12-15 tahun, masa perkembangan pikiran dan masa juga terbatas
d. Umur 15-20 tahun, masa pembentukan watak dan pendidikan agama.
3. Periodesasi Perkembangan Psikologis adalah pembagian masa perkembangan atas
dasar keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu. Menurut Oswald
Kroh ada 3 masa, yaitu :
a. Dari lahir hingga trotz periode I disebut sebagai masa anak awal ( 0 – 3 )

b. Dari Trotz periode I hinga Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah ( 3 –
12 )
c. Dari trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut masa kematangan ( 12 – 21 )

Adapun menurut J. Havighurst terdapat 6 masa, yaitu :

a. Umur 0 - 6 tahun, adalah masa infancy and early childhood, masa bayi dan masa anak
kecil.
b. Umur 6 - 12 tahun, adalah masa middle childhood, masa kanak-kanak, atau masa
sekolah.
c. Umur 12 - 18 tahun, adalah masa adolescence, atau masa remaja.

d. Umur 18 - 30 tahun, adalah masa early adulthood, yaitu masa dewasa awal.

e. Umur 30 - 50 tahun, adalah masa middle age, atau masa setengah baya, masa dewasa
lanjut.
f. Umur 50 tahun kekerasan atas, adalah masa old age, yaitu masa lanjut usia, atau masa
tua.
Adapula menurut Kohnstamm membagi periodesasi menjadi 5, yaitu :
a. Umur 0 - 1 tahun, periode vital atau masa menyusu.

b. Umr 1- 6 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.

c. Umur 6 - 12 tahun, periode intelektual atau masa sekolah.

d. Umur 12 - 21 tahun, periode social atau masa pemuda dan masa adolescence.

e. Umur 21 tahun kekerasan atas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan psikis
seseorang.
Adapun karakteristik anak usia awal SD, sebagai berikut :
1. Karakteristik perkembangan fisik
Pada usia 5 – 8 tahun waktu perkembangan lebih lambat disbanding masa kanak – kanak,
koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot – otot
kecil. Kesehatan pada usia ini relative tidak stabil dan daya tahan kurang.
2. Karakteristik perkembangan motorik
Pada usia 5 tahun, anak dapat melompat 28 – 36 ichi, dapat menuruni tangga tanpa
bantuan, dapat melakukan gerakan secara efektif. Lalu pada usia 6 – 8 tahun di
klasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan
bermain, keterampilan menolong orang lain dan keterampilan sekolah.
3. Karakteristik perkembangan kognitif
Usia 5 – 8 tahun termasuk dalam tahap pra operasional yaitu usia 2 – 7 tahun dan tahap
operasional konkrit yaitu usia 7 – 11 tahun yang mana anak mulai timbul pertumbuhan
kognitifnya, namun masih terbatas pada sesuatu yang sering dilihat di sekitarnya.
4. Karakteristik perkembangan psikososial
Menurut Erikson, perkembangan psikososial pada usia ini menekankan pada proses –
proses sadar ysng dialami anak ketika berinteraksi sosial. Pada masa ini menurut Erikson
termasuk ke dalam tahap industry versus infentory. Anak mulai membentuk konsep diri
sebagai anggota kelompok sosial di luar keluarga, sehingga ketergantungan anak
terhadap keluarga menjadi berkurang. Anak memcoba mencari perhatian dan
penghargaan atas karyanya. Pada masa ini juga anak akan muncul ketidakpercayaan diri
jika tidak mampu mengerjakan tugas seperti temannya.
5. Karakteristik perkembangan moral
Pada usia 5 – 8 tahun, menurut Piaget anak berada di fase moralitas heteronom yaitu
tahap dimana anak memahami keadilan dan peraturan sebagai sesuatu yang berada di luar
kendali manusia sehingga tidak dapat di ubah sehingga dalam menilai suatu tindakan
hanya dapat melihat pada konsekuensinya

PERTEMUAN 7 HAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK


Pengertian
Hambatan adalah suatu kesukaran atau halangan seseorang untuk mencapai tujuan. Dalam
perkembangan anak, hambbatan dapat diartikan sebagai suatu kesukaran atau halangan anak
dalam mencapai tugas tugas perkembangannya.
Macam – macam hambatan perkembangan anak dan cara mengatasinya.
1. Retardasi mental adalah suatu keadaan dengan intelegensi yang kurang sejak lahir atau
sejak masa kanak – kanak. Cara mengatasi anak retardasi mental dengan
mempertimbangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan diri terhadap sebuah
subyek. Sehingga hasil yang didapat lebih optimal.
2. Obesitas, cara mengatasinya yaitu mengajak anak untuk makan bersama agar mengetahui
gizi yang diperoleh dan anak terbiasa mendapat gizi yang baik. Memperhatikan dan
mengajak bermain dan berolahraga secara teratur.
3. Autisme merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidakmampuan
berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak. Intensitas dari treatment perilaku pada
anak autisme merupakan hal yang penting, namun persoalan – persoalan mendasar yang
ditemui di Indonesia yang sangat krusial diatasi terlebih dahulu.
4. Psikosomatik gangguan emosional atau perilaku diantaranya menunjukkan reaksi yang
tidak terkontrol, agresif dan bahkan selalu berusaha untuk menyerang orang lain. Cara
mengatasinya yaitu dapat melakukan terapi perilaku, terapi yang menerapkan teknik
behavior yang banyak digunakan untuk mengatasi psikosomatik.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 5 – 8 tahun
1. Faktor genetika atau hereditas
Hereditas merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada
anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi sebagai pewaris dari pihak orang tua melalui gen – gen.
2. Faktor lingkungan
a. Lingkungan keluarga
Alasan pentingnya keluarga bagi perkembangan anak adalah keluarga merupakan
kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, keluarga merupakan
lingkungan pertama yang mengenalkan nilai – nilai kehidupan kepada anak, keluarga
sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan insani baik bersifat fisik-biologis,
anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
b. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara sistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar
mampu mengembangkan potensinya secara optimal baik aspek moral-spiritual,
intelektual, emosional, sosial, maupun fisik-motoriknya.
c. Kelompok teman sebaya
Melalui kelompok teman sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar
berinteraksi sosial (berkomunikasi dan bekerja sama), belajar menyatakan pendapat
dan perasaan, belajar merespon atau menerima pendapat dan perasaan orang lain,
belajar tentang norma – norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan
penerimaan sosial.
d. Media massa
Media massa yang sangat menarik perhatian warga masyarakat, khususnya anak –
anak adalah televisi. Televisi memiliki pengaruh negatif dan positif. Pengaruh
negatif ditunjukkan bahwa anak – anak yang menonton kekerasan dalam televisi
perilakunya cenderung agresif. Sementara pengaruh positif televisi pada anak, yaitu
apabila tayangan yang ditonton anak adalah program yang baik, seperti tingkah laku
sosial yang positif misalnya membantu orang lain dan kerja sama, maka anak akan
cenderung berperilaku prososial.

Anda mungkin juga menyukai