Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Repertorium Volume IV No.

2 Juli - Desember 2017

URGENSI PENYIMPANAN PROTOKOL NOTARIS DALAM BENTUK


ELEKTRONIK DAN KEPASTIAN HUKUMNYA DI INDONESIA
Mohamat Riza Kuswanto
Email: mohriza47@gmail.com
Mahasiswa S-2 Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari Purwadi
Email: hpurwadie@gmail.com
Dosen Fakultas Hukum UNS Surakarta

Abstract
This article aims to understand of importance the transfer of notary protocols in elektronic form as the legal
consequences associated cyber notary in Indonesia. In doing writting this writter uses the approach juridical
normative. This research analitical is uses deductive logical or material processing law in way of deductive to
explain from general to specific conslusions. Protocol notary is an archive and state documents should be kept
and maintained by a notary in accordance with UUJN clause 1 sentence (13). The conventional documents
(paper based) is easily damaged or lost event easier to recovered in a short time. Regulation of act in indonesia
related protocol storage in the form of electronic could not stand alone because it is not so autentically of
documents, article 6 law ITE the validation of electronic document is the same on a document shaped paper
besides deed made by a notary , article 1866 BW and article 184 KUHP the evidence of electronic document
need witness and an expert witness 
Keywords: protocol notary, validity, documents electronic.

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui seberapa pentingnya pengalihan protokol notaris dalam bentuk
elektronik serta kepastian hukumnya di negara Indonesia. Dalam melakukan penulisan ini penulis menggunakan
metode pendekatan normatif. Analisis penelitian ini menggunakan logika deduktif atau pengolahan bahan
hukum dengan cara deduktif yaitu menjelaskan suatu hal yang bersifat umum kemudian menariknya menjadi
kesimpulan yang lebih khusus. Protokol notaris adalah arsip dan dokumen negara yang harus disimpan dan
dipelihara oleh notaris sesuai dengan UUJN Pasal 1 ayat (13). Dokumen konvensional (berbentuk kertas)
mudah mengalami kerusakan ataupun hilang, berbeda dengan dokumen berbentuk elektronik yang tidak dapat
mengalami kerusakan atau hilang bahkan mudah untuk ditemukan kembali dalam waktu singkat. Peraturan
undang-undang di Indonesia terkait penyimpanan protokol dalam bentuk elektronik belum dapat berdiri sendiri
karena masih belum diakuinya keotentikan dari dokumen dalam bentuk tersebut, Pasal 6 UU ITE kebasahan
dokumen elektronik adalah sama pada dokumen yang berbentuk kertas selain akta yang dibuat oleh notaris,
Pasal 1866 BW dan Pasal 184 KUHAP alat bukti berupa dokumen elektronik membutuhkan saksi-saksi dan
saksi ahli.
Kata Kunci: protokol notaris, keabsahan, dokumen elektronik.

A. Pendahuluan utama dalam hukum perdata adalah bukti ter­tulis,


sedangkan alat bukti tertulis yang paling kuat adalah
Notaris adalah pejabat umum yang mendapat berbentuk akta autentik. Akta Notaris merupakan
amanat dan kewenangan negara berupa tugas, alat pembuktian yang sempurna, terkuat dan penuh
kewajiban dan wewenang dalam memberikan sehingga selain dapat menjamin kepastian hukum,
pelayanan kepada masyarakat umum di bidang akta Notaris juga dapat menghindari terjadinya
keperdataan. Keberadaan no­taris terdapat dalam sengketa. Menuangkan suatu perbuatan, perjanjian,
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, terutama ketetapan dalam bentuk akta Notaris dianggap lebih
dalam Buku Keempat tentang Pembuktian dan baik dibandingkan dengan menuangkannya dalam
Kedaluwarsa. Kemudian mengenai alat bukti yang surat di bawah tangan, walaupun ditandatangani di

62
Mohamat Riza Kuswanto. Urgensi Penyimpanan Protokol Notaris dalam Bentuk Elektronik...

atas materai, yang juga diperkuat oleh tanda tangan dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Dengan
para saksi. (Triyanti, 2016: 21) adanya keterbatasan tersebut maka Majelis Pengawas
Daerah menyerahkan dokumen-dokumen tersebut
Notaris tidak hanya memiliki kewenangan kepada notaris penyimpan protokol.
tetapi juga kewajiban administrasi kantor layaknya
perusahaan. Administrasi kantor notaris dapat Pelaporan seluruh kegiatan administrasi kantor
diartikan sebagai  kegiatan yang bersifat tulis menulis notaris kepada Majelis Pengawas Daerah (MPD),
(kegiatan ketatausahaan), seperti menulis daftar tersebut dalam pelaksanaannya hingga kini masih
akta, daftar surat di bawah tangan yang disahkan, dilakukan dalam bentuk tertulis (based on paper).
daftar surat di bawah tangan yang dibukukan, Hal ini dirasakan kurang efektif dan efisien, selain
daftar Klapper yang disusun menurut abjad, buku persoalan tempat juga kurangnya waktu bagi MPD
daftar protes; buku daftar wasiat, dan buku daftar untuk terjun langsung memantau aktifitas notaris di
perseroan terbatas. Kegiatan administrasi notaris tiap-tiap kantornya yang tersebar cukup banyak di
tersebut tidak terlepas dari kepiawaian manajerial wilayahnya. Telah menjadi kewajiban bagi MPD
notaris untuk melakukan tata cara pengarsipan. Tata untuk memeriksa protokol notaris secara berkala
kearsipan kantor notaris juga merupakan bagian dari satu kali dalam setahun. Tetapi pada kenyataanya
kegiatan administrasi notaris. Tata cara penyimpanan di beberapa wilayah kerja notaris MPD masih
minuta atau asli akta beserta warkahnya juga menjadi belum mampu melakukan kewajibannya yang telah
tanggung jawab notaris dalam rangka memelihara ditentukan oleh undang-undang tersebut.
dan menjaga arsip negara dengan baik dan sungguh- Konsep pengalihan bentuk dokumen kedalam
sungguh. bentuk mikrofilm atau media lainnya dalam
Dalam penyimpanan protokol notaris diperlukan Undang-Undang Dokumen Perusahaan dilakukan
proses kehati-hatian, agar protokol notaris tersebut dengan berita acara sebagai bentuk legalitas ketika
tidak tidak tercecer, hilang atau rusak. Kewajiban dokumen tersebut telah dilaporkan dan diterima oleh
menyimpan protokol notaris tersebut sampai dengan instansi yang bersangkutan. Kaitannya dalam dunia
rentang waktu 25 (dua puluh lima) tahun. Kewajiban kenotariatan adalah dapat meminimalisir penggunaan
notaris selanjutnya yaitu menyerahkan laporan daftar kertas  (paperless)  dan kemungkinan hilangnya
kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan akta- arsip pelaporan, bahkan lebih jauh lagi bahwa
akta, surat-surat, maupun dokumen yang menjadi minuta dan salinan akta dapat pula dialihkan dalam
kewenangan notaris tersebut setiap bulannya kepada media  scanning files sebagai bahan pengawasan
Majelis Pengawas Daerah (MPD) di wilayah kerja kepada notaris dalam melaksanakan aktifitasnya.
notaris yang bersangkutan dan khusus mengenai Dengan melihat ketentuan-ketentuan diatas
wasiat dilaporkan kepada Daftar Pusat Wasiat maka penulis berpendapat bahwa pengalihan protokol
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia dalam bentuk elektronik belum dapat disandingkan
Republik Indonesia. dengan alat bukti otentik, mengingat minuta akta
Aktifitas pencatatan yang sangat banyak tersebut yang juga merupakan bagian dari protokol notaris.
oleh notaris menimbulkan persoalan tersendiri dalam Bukti keotentikan dari dokumen tersebut harus
hal penyimpanannya. Masa penyimpanan arsip-arsip dituangkan diatas kertas dan dibuat oleh pejabat
tersebut jika mengikuti ketentuan peraturan tentang yang berwenang. Dokumen dalam bentuk elektronik
dokumen perusahaan adalah minimal 30 tahun. tersebut masih sebagai alat bukti biasa, artinya
Kurun waktu tersebut tidaklah sebentar dan dalam kekuatan pembuktian pada dokumen elektronik tidak
perjalanannya sering ditemukan resiko kerusakan dapat dikatakan sama atau setara dengan kekuatan
atau bahkan kehilangan. Majelis Pengawas Daerah pembuktian pada akta otentik. Sehingga dokumen
tidak mampu menyimpan ribuan protokol notaris dalam elektronik tidak dapat berdiri sendiri sebagai
yang telah berusia 25 tahun lebih di kantor Majelis alat bukti yang sah di pengadilan, kecuali didukung
Pengawas Daerah karena Majelis Pengawas itu oleh alat bukti yang lain, seperti keterangan saksi-
sendiri tidak memiliki kantor untuk menyimpan saksi atau saksi ahli, walaupun dokumen dalam
dokumen-dokumen tersebut, sehingga protokol- bentuk elektronik tersebut adalah hasil print out,
protokol notaris tersebut disimpan di kantor notaris out put, atau hasil cetakan (foto copy) dari sebuah
yang bersangkutan. Artinya, ketentuan Pasal 63 akta otentik, dan nilai pembuktiannya adalah sesuai
ayat (5) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tak dengan keputusan hakim.

63
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

Berdasarkan hal tersebut diatas melihat Notaris diberi kewenangan yang sah
pentingnya pengalihan protokol notaris dalam bentuk oleh Majelis Pengawas Daerah atau Menteri
elektronik, serta kepastian hukum dari protokol untuk menyimpan protokol dari Notaris yang
notaris dalam bentuk elektronik dalam peraturan dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 12 UUJN.
perundang-undangan di Indonesia, penulis tertarik Sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) huruf b dan
untuk mengkaji lebih lanjut dalam penulisan hukum e UUJN yang mewajibkan setiap Notaris
ini. untuk menyimpan minuta akta sebagai bagian
dari protokol Notaris dan mewajibkan setiap
B. Metode Penelitian Notaris untuk mengeluarkan Grosse akta,
salinan akta atau kutipan akta berdasarkan
Penelitian ini merupakan penelitian hukum minuta akta atas permintaan para pihak atau
doktrinal yaitu penelitian dilakukan dengan para ahli waris dari para pihak. Berdasarkan
menganalisis bahan pustaka. Pada penelitian ketentuan UUJN tersebut dapat dilihat bahwa
hukum doktrinal yang diteliti pada awalnya adalah Notaris Penyimpan Protokol perlu bertindak
bahan-bahan hukum yang relevan terhadap isu yang hati-hati dalam menyimpan setiap protokol
dihadapi. Sebagai tindak lanjut proses pengolahan yang diserahkan kepadanya misalnya dengan
bahan hukum, untuk dapat memecahkan dan menyimpan di tempat yang aman dan bebas
menguraikan masalah yang akan diteliti berdasarkan dari bahaya pencurian, bahaya kebakaran, suhu
bahan hukum yang diperoleh, maka diperlukan yang lembab, dan bahaya binatang-binatang
adanya teknik analisis bahan hukum. Analisis yang dapat merusak akta, agar dokumen
penelitian ini menggunakan logika deduktif atau tersebut tidak hilang, rusak dan musnah.
pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif Protokol Notaris sebagaimana didefinisikan
yaitu menjelaskan suatu hal yang bersifat umum dalam Pasal 1 angka 13 UUJN adalah arsip
kemudian menariknya menjadi kesimpulan yang negara. Pentingnya Akta Notaris sebagai Akta
lebih khusus. Sumber hukum yang diperoleh dengan Otentik dan Protokol Notaris digambarkan
cara menginventarisasi sekaligus mengkaji penelitian dalam bagian Penjelasan Umum UUJN,sebagai
dari studi kepustakaan, aturan perundang-undangan berikut yaitu Notaris adalah pejabat umum
beserta dokumen-dokumen yang dapat membantu yang berwenang untuk membuat akta otentik
menafsirkan norma untuk menjawab permasalahan sejauh pembuatan akta otentik tertentu tidak
yang diteliti. Tahap terakhir yaitu dengan menarik dikhususkan bagi pejabat umum lainnya.
simpulan dari sumber hukum yang diolah, sehingga Pembuatan akta otentik ada yang diharuskan
pada akhirnya dapat menjawab tentang Urgensi oleh peraturan perundang-undangan dalam
Penyimpanan Protokol Notaris Dalam Bentuk rangka menciptakan kepastian, ketertiban, dan
Elektronik Dan Kepastian Hukumnya di Indonesia. perlindungan hukum. Selain akta otentik yang
dibuat oleh atau di hadapan Notaris, bukan saja
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan karena diharuskan oleh peraturan perundang-
1. Urgensi Penyimpanan Protokol Notaris undangan, tetapi juga karena dikehendaki oleh
dalam Bentuk Elektronik pihak yang berkepentingan untuk memastikan
hak dan kewajiban para pihak demi kepastian,
Notaris adalah pejabat atau profesional ketertiban, dan perlindungan hukum bagi pihak
hukum yang disumpah untuk bertindak sesuai yang berkepentingan sekaligus, bagi masyarakat
hukum yang semestinya sehingga dapat secara keseluruhan. Sebagaimana tercantum
dikatakan notaris sangat diperlukan untuk dalam kalimat terakhir kutipan di atas, Akta
kepastian legalitas perbuatan maupun untuk Notaris dan Protokol Notaris bukan hanya
mencegah adanya perbuatan melawan hukum. menjaga kepastian, ketertiban, dan perlindungan
Oleh karena itu, terhadap setiap kegiatan dan hukum bagi pihak yang berkepentingan semata-
aktenya, notaris dapat dikatakan bertanggung mata, melainkan sekaligus juga bgi masyarakat
jawab penuh sehingga mutu dokumennya secara keseluruhan.
dikategorikan sebagai akta autentik dan
mempunyai kekuatan eksekutorial. (Edmon Dengan banyaknya arsip akta (minuta) yang
Makarim, 2012: 7). harus tetap disimpan dan dijaga oleh notaris, telah
membuat permasalahan tersendiri bagi notaris,

64
Mohamat Riza Kuswanto. Urgensi Penyimpanan Protokol Notaris dalam Bentuk Elektronik...

tidak hanya notaris yang masih dalam masa tentunya tidak boleh tumpang tindih atau
tugasnya namun juga sampai dengan kepada bertentangan dengan peraturan-peraturan yang
notaris penerus berikutnya. Mewarisi arsip sudah ada di Indonesia, sehingga perlu dipelajari
tersebut tentunya akan berdampak kepada biaya peraturan perundang-undangan di Indonesia
penyelenggaraan kantor notaris yang cukup yang terkait dengan penyimpanan dokumen
besar dan relatif mahal, padahal warisan tersebut secara elektronik ini apakah bertentangan atau
tidak dengan serta merta berarti mewarisi sejalan dengan peraturan dan undang-undang
klien itu sendiri. Bahkan yang terjadi justru di Indonesia.
sebaliknya, hal tersebut akan dapat merugikan
Adapun peraturan-peraturan yang
mereka. Selain itu dalam memenuhi permintaan
mendukung tentang terlaksananya pengalihan
untuk penemuan dokumen, khususnya untuk
protokol notaris dalam bentuk elektronik di
membuat salinan akta yang lama, hal tersebut
Indonesia yaitu:
menjadi permasalahan tersendiri bagi notaris,
a. Dalam Undang-Undang Teknologi dan
karena mencari dan menemukan kembali
Informasi Pasal 5 dan 6 yang mengakui
dokumen menjadi tidak mudah. Apalagi jika
tentang dokumen elektronik sebagai alat
akta yang lama dari notaris sebelumnya tidak
bukti yang sah;
terpelihara dengan baik. Sementara pihak
b. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun
departemen hukum yang menjadi pengawas
2009 Tentang Kearsipan;
dan mitra notaris, tidak juga melakukan deposit
c. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
terhadap dokumen akta dengan baik. Mereka
1997 tentang Dokumen Perusahaan;
juga tentunya terkendala ruang dan biaya yang
d. Dalam Undang-Undang Jabatan Notaris
terbatas. Akhirnya, semua potensi resiko atas
Pasal 15 ayat (3) yaitu notaris mempunyai
ketidak jelasan itu menjadi tanggung jawab
kewenangan yang lain yang diatur dalam
notaris yang bersangkutan. (Edmon Makarim,
Peraturan perundang-undangan.
2012: 140).
Terlepas dari pengalihan dokumen
Protokol notaris yang berbentuk kertas
perusahaan asli tetap mempunyai kekuatan
dapat mengalami kerusakan karena lamanya
pembuktian otentik sepanjang dibuat oleh
dokumen tersebut disimpan dalam brankas,
Pejabat yang berwenang dan terhadap naskah
ataupun karena faktor-faktor lain seperti
asli tersebut, pimpinan perusahaan wajib tetap
kelalaian notaris itu sendiri dalam menyimpan
meyimpannya. Berdasarkan penjelasan tersebut,
dokumen tersebut maupun kelalaian karyawan
maka dokumen perusahaan yang telah dialihkan
notaris yang diberikan tugas oleh notaris
dalam bentuk elektronik dapat dijadikan sebagai
tersebut dalam menyimpan dokumen-dokumen
alat bukti yang sah. (Rahadi Wasi Bintoro,
dalam protokol tersebut. Protokol notaris yang
2011: 12).
berbentuk kertas juga sangat rentan terhadap
kerusakan oleh hal-hal yang tak terduga (force Penyimpanan protokol notaris yang
majeur) seperti kebakaran, banjir, dan gempa dilakukan secara elektronik dapat diawali
bumi. Seperti yang terjadi pada tahun 2004 lalu melalui kegiatan alih media arsip. Berdasarkan
para notaris di aceh yang kehilangan dokumen- PP No. 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
dokumen protokol tersebut dikarenakan terkena UU No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,
tsunami. alih media arsip dilaksanakan dalam bentuk
dan media apapun sesuai kemajuan teknologi
Kewajiban notaris dalam menyimpan
informasi dan komunikasi berdasarkan ketentuan
protokol notaris yang dilakukan secara elektronik
peraturan perundang-undangan.  Alih media
untuk saat ini bisa dikatakan baru sebuah wacana
arsip dilakukan dalam rangka pemeliharaan
dari pemerintah untuk diimplementasikan
arsip dinamis dan dimaksudkan untuk menjaga
, sebab menyimpan protokol notaris yang
keamanan, keselamatan, dan keutuhan arsip yang
dilakukan secara elektronik belum ada aturan
dialihmediakan. Alih media arsip dilaksanakan
pelaksanaannya. Dilihat dari segi keefektivan
oleh notaris harus memperhatikan kondisi arsip
wacana penyimpanan protokol dalam bentuk
dan nilai informasi yang terkandung didalamnya.
elektronik akan mempermudah bagi notaris
Dan arsip yang telah dialihmediakan tersebut
di Indonesia maupun bagi para masyarakat
tetap disimpan untuk kepentingan hukum

65
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

sebagaimana telah diamanatkan dalam peraturan karena notaris dalam menjalankan kewajibannya
perundang-undangan. (www.kearsipanonline. untuk menyimpan dokumen-dokumen tersebut
com, Menyimpan Arsip Notaris Tanggung Jawab menjadi aman, efektif dan efisien. Dibandingkan
Siapa, diakses pada jam 19.30 WIB Tanggal 8 dengan dokumen dalam bentuk kertas/surat
Desember 2016). Setelah melakukan kegiatan yang rentan terhadap kerusakan dan mudah
alih media arsip, notaris harus melaksanakan hilang yang disebabkan oleh kelalaian dari
autentikasi dengan memberikan tanda tertentu notaris itu sendiri atau karyawan notaris yang
yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan diberikan tugas untuk menyimpan dokumen
arsip hasil alih media. Autentikasi disini sangat tersebut.
penting karena berdasarkan Pasal 49 ayat
2. Kepastian Hukum Penyimpanan Protokol
(6) PP No. 28 Tahun 2012, pelaksanaan alih
Notaris Terhadap undang-undang di
media arsip dilakukan dengan membuat berita
Indonesia
acara yang disertai dengan daftar arsip yang
dialihmediakan. Kewajiban notaris dalam menyimpan
protokol notaris yang dilakukan secara elektronik
Penggunaan dan pengakuan dokumen
untuk saat ini bisa dikatakan baru sebuah wacana
elektronik sebagai alat bukti didasarkan pada
dari pemerintah untuk diimplementasikan
Undang-Undang Dokumen Perusahaan yang
, sebab menyimpan protokol notaris yang
menyatakan bahwa dokumen perusahaan
dilakukan secara elektronik belum ada aturan
yang terdiri atas catatan, bukti pembukuan,
pelaksanaannya. Dilihat dari segi keefektivan
dan data pendukung administrasi keuangan
wacana penyimpanan protokol dalam bentuk
sebagaimana yang dimaksud dalam undang-
elektronik akan mempermudah bagi notaris
undang ini, baik yang dibuat dalam bentuk
di Indonesia maupun bagi para masyarakat
tertulis di atas kertas atau sarana lain, maupun
tentunya tidak boleh tumpang tindih atau
terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat
bertentangan dengan peraturan-peraturan yang
dilihat, dibaca atau didengar, dapat digunakan
sudah ada di Indonesia, sehingga perlu dipelajari
sebagai alat bukti. (Efa Laela Fakhriah, 2010:
peraturan perundang-undangan di Indonesia
102). Terlepas dari pengalihan dokumen
yang terkait dengan penyimpanan dokumen
perusahaan asli tetap mempunyai kekuatan
secara elektronik ini apakah bertentangan
pembuktian otentik sepanjang dibuat oleh
atau sejalan dengan peraturan dan undang-
Pejabat yang berwenang dan terhadap naskah
undang di Indonesia. Namun yang perlu
asli tersebut, pimpinan perusahaan wajib
dikaji apakah dengan dialihkannya protokol
tetap meyimpannya. Berdasarkan penjelasan
notaris konvensional menjadi protokol notaris
tersebut, maka dokumen perusahaan yang
elektronik tersebut mempunyai kekuatan
telah dialihkan dalam bentuk elektronik dapat
pembuktian yang sama apa tidak. Pembuktian
dijadikan sebagai alat bukti yang sah. (Rahadi
merupakan tahap yang menentukan dalam
Wasi Bintoro, 2011: 2). Dengan berlakunya
proses perkara suatu gugatan atau bantahan
pengaturan tentang Dokumen Perusahaan,
tersebut. Hal tersebut juga berlaku dalam sistem
membuktikan bahwa hukum di Indonesia sudah
pembuktian dokumen elektronik.
mulai menggunakan bukti elektronik, karena
telah memberi kemungkinan kepada dokumen Pembuktian merupakan bagian terpenting
perusahaan yang telah diberi kedudukan sebagai dalam proses penyelesaian sengketa perdata di
alat bukti tertulis otentik untuk diamankan pengadilan, karena melalui tahap pembuktian,
melalui penyimpanan dalam bentuk micro kebenaran adanya suatu peristiwa dan adanya
film. Kemudian dokumen yang disimpan dalam suatu hak dapat dinyatakan terbukti atau tidak
bentuk elektronik tersebut dapat dijadikan di muka persidangan. Pada intinya, dengan
sebagai alat bukti yang sah di pengadilan apabila pembuktian para pihak berupaya meyakinkan
dikemudian hari terjadi sengketa. hakim tentang kebenaran adanya suatu peristiwa
atau hak dengan menggunakan alat-alat bukti.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami
Melalui pembuktian, hakim akan memperoleh
bahwa pengalihan protokol dalam bentuk
dasar-dasar untuk menjatuhkan putusan dalam
elektronik penting untuk diimplementasikan
menyelesaikan suatu sengketa.

66
Mohamat Riza Kuswanto. Urgensi Penyimpanan Protokol Notaris dalam Bentuk Elektronik...

Pada dasarnya, terdapat 2 (dua) macam description or a murder wich he witnessed


sistem pembuktian, yaitu sistem pembuktian is oral evidence; a blackmailing letter
secara formal dan sistem pembuktian secara wich the victim sent to the prisoner is
materiil. Hukum acara perdata yang berlaku documentary evidence; the knife with
di Indonesia menganut sistem permbuktian wich the murder was commited is material
formal yang mendasarkan pada bukti-bukti evidence.Bukti dapat diberikan secara oral
formal yang diajukan oleh para pihak yang (kata-kata yang disampaikan oleh saksi di
bersengketa di pengadilan, dan hanya mencari pengadilan), documenter (dokumen yang
kebenaran formal. Kebenaran formal adalah sah secara hukum), atau material (barang
kebenaran yang didasarkan pada apa yang fisik lainnya selain dokumen). Penjelasan
dikemukakan atau didalilkan oleh para pihak di seorang saksi mengenai pembunuhan
muka pengadilan, sehingga hakim tidak bebas yang ia saksikan adalah bukti secara
dalam menentukan kebenaran formal melainkan oral; surat kaleng yang dikirim oleh
terikat pada apa yang dikemukakan oleh para seorang korban pada tahanan adalah bukti
pihak. (Sudikno Mertokusumo, 2002: 216). documenter; pisau yang digunakan oleh
seorang pembunuh adalah bukti material.
Belum diakomodasinya alat bukti
(Paton. G.W. 1955: 481).
elektronik secara formal dalam ketentuan
acara perdata, akan menyulitkan bagi hakim Seringkali peraturan perundang-undangan
dalam menyelesaikan dan memutus sengketa yang baru dibentuk itu juga mengatur tentang
apabila para pihak mengajukan dokumen hukum acaranya apabila kelak terjadi sengketa,
elektronik sebagai bukti, karena sampai saat sekalipun pada dasarnya tetap bersumber
ini belum ada pengaturan secara jelas yang pada HIR/RBg sebagai hukum acara perdata
menyangkut tentang kekuatan pembuatan alat positif. Hal ini menunjukkan bahwa dewasa
bukti elektronik yang dipersamakan dengan ini peraturan tentang acara perdata tidak
akta Otentik. Hal ini tidak dapat dijadikan terkodifikasi. Karena hukum acara perdata
alasan oleh hakim untuk tidak menerima mempunyai sifat publik dan mengikat secara
serta memeriksa dan memutus perkara yang umum, untuk tercapainya kepastian hukum oleh
diajukan kepadanya sekalipun dengan dalih hakim dalam menyelesaikan sengketa perdata
undang-undangnya tidak jelas atau belum ada melalui pengadilan, dalam rangka penegakan
pengaturannya. Hal ini sesuai dengan asas yang hukum, diperlukan adanya suatu peraturan
terkandung dalam Pasal 10 Undang Undang No. tentang acara perdata yang terkodifikasi. Karena
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman itu, diperlukan adanya upaya pembaharuan
yang menyebutkan bahwa hakim tidak boleh hukum perdata yang sekarang berlaku secara
menolak untuk memeriksa dan memutus nasional. (Efa Laela Fakhriah, 2010: 86).
perkara yang diajukan kepadanya sekalipun Alat-alat bukti yang tercantum dalam HIR/
dengan dalih hukumnya tidak jelas atau tidak RBg, sesungguhnya hakim dapat memeriksa/
ada. Karenanya hakim harus tetap menerima menggunakan dokumen elektronik sebagai
untuk memeriksa dan memutus suatu perkara alat bukti, yaitu antara lain dengan bantuan
yang diajukan kepadanya sekalipun tidak ada keterangan seorang ahli (saksi ahli) yang
undang- undangnya, untuk itu hakim harus mengetahui dan memahami tentang dokumen
melakukan penemuan hukum. Dengan kata elektronik tersebut, sekalipun hakim tidak
lain kekuatan bukti elektronik sebagai petunjuk harus menerima atau terikat dengan keterangan
sangat tergantung pada keyakinan hakim ahli tersebut, dengan kata lain kekuatan
sebagai pemutus perkara. (Triyanti, 2015: 11). pembuktiannya bebas (diserahkan sepenuhnya
kepada hakim). Selain itu, hakim juga dapat
Mengenai alat bukti, George Whitecross
menggunakan alat bukti dari persidangan, dalam
Paton menyebutkan bahwa:
memeriksa dokumen elektronik sebagai bukti.
Evidence may be either oral (words
spokenby a witness in court), documentary Sejalan dengan perkembangan teknologi
(the production of admissible document), informasi saat ini, alat bukti dalam perkara
or material (the production of a physical perdata tidak hanya mencangkup tentang
res other than a document). A witness’s bukti tertulis, dalam proses peradilan perdata

67
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

mengalami perkembangan dengan dikenalnya di pengadilan, kecuali didukung oleh alat bukti
beberapa alat bukti yang tidak diatur dalam yang lain, seperti keterangan saksi-saksi atau
undang-undang, seperti: foto copy, foto (potret), saksi ahli, walaupun dokumen dalam bentuk
hasil rekaman suara maupun gambar, fax, scan, elektronik tersebut adalah hasil print out, out
flashdisk, surat elektronik (e-mail), pemeriksaan put, atau hasil cetakan (foto copy) dari sebuah
saksi menggunakan video teleconference, akta otentik. Dan nilai pembuktiannya adalah
sistem layanan pesan singkat (sms: short sesuai dengan keputusan hakim.
massage service), dan data/dokumen elektronik
lainnya. Mengenai alat-alat bukti dalam bentuk D. Simpulan
elektronik, Michael Chissick dan Akistair
Kelman menyatakan ada tiga tipe pembuktian Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
yang dibuat dengan komputer yaitu: (Arsyad disimpulkan bahwa dengan adanya ide atau wacana
Sanusi. M, 2001: 45). tentang pengalihan protokol notaris dari konvensional
a. Real Evidence yang (paper based) menjadi elektronik (digital based)
Real Evidence atau bukti nyata ini meliputi maka profesi notaris dalam menjalankan wewenang
kalkulasi-kalkulasi atau analisa-analisa dan kewajibannya untuk menyimpan arsip-arsip dan
yang dibuat oleh komputer itu sendiri dokumen-dokumen dalam protokol notaris tersebut
melalui pengakplikasian software dan akan menjadi lebih efektif dan efisien. Dikatakan
penerima informasi dari devise lain seperti efektif karena dokumen yag berbentuk elektronik
jam yang di built-in langsung dalam tersebut mudah untuk diketemukan kembali apabila
komputer atau remote Sender. Bukti nyata ada klien yang membutuhkan dokumen-dokumen
ini muncul dari berbagai kondisi. tersebut dalam rentang waktu yang lama, selain itu
b. Hearsay Evidence pekerjaan notaris lebih efisien karena lebih ekonomis
Yang termasuk dalam bukti ini adalah tidak membutuhkan banyak kertas dan lebih
dokumen-dokumen atau data-data yang menghemat waktu bagi notaris dalam memasukkan
diproduksi oleh komputer yang merupakan dan menyimpan dokumen tersebut.
salinan dari informasi yang diberikan Ide atau wacana pengalihan protokol notaris
(dimasukan) oleh manusia kepada dalam bentuk elektronik terkendala dengan belum
Komputer. adanya undang-undang dan peraturan yang mengatur
c. Derived Evidence tentang keabsahan dari penyimpanan protokol notaris
Yang dimaksud dengan alat bukti disini dalam bentuk elektronik tersebut. Dengan demikian
adalah informasi yang mengkombinasikan kekuatan pembuktian arsip-arsip dan dokumen-
antara bukti nyata (real evidence) dengan dokumen pada protokol notaris elektronik belum
informasi yang diberikan oleh manusia ke dapat disandingkan atau tidak dapat disetarakan
komputer dengan tujuan untuk membentuk dengan alat bukti autentik dengan kekuatan alat
sebuah data yang tergabung, seperti bukti yanng berbentuk kertas tanpa ada alat bukti
membuat tagihan bank. lain seperti keterangan saksi atau saksi ahli.
Dengan melihat ketentuan-ketentuan diatas
maka penulis berpendapat bahwa pengalihan E. Saran
protokol dalam bentuk elektronik belum
Terhadap permasalahan ini, agar protokol
dapat disandingkan dengan alat bukti otentik,
notaris dalam bentuk elektronik dimasa yang akan
mengingat minuta akta yang juga merupakan
datang dapat bernilai otentik adalah dengan cara
bagian dari protokol notaris. Bukti keotentikan
merubah UUJN-P dan UU ITE yang terkait dengan
dari dokumen tersebut harus dituangkan diatas
otentisitas akta notaris.
kertas dan dibuat oleh pejabat yang berwenang.
Dokumen dalam bentuk elektronik tersebut Untuk mendukung program tersebut disarankan
masih sebagai alat bukti biasa, artinya kekuatan regulasi dan peraturan, yang khusus mengatur
pembuktian pada dokumen elektronik tidak tentang pembaharuan sistem hukum pembuktian
dapat dikatakan sama atau setara dengan di Indonesia, khususnya dalam hukum pembuktian
kekuatan pembuktian pada akta otentik. acara perdata yang selama ini secara formal, belum
Sehingga dokumen dalam elektronik tidak memasukkan alat bukti elektronik sebagai alat bukti
dapat berdiri sendiri sebagai alat bukti yang sah dan memasukkan secara jelas dalam pengaturan

68
Mohamat Riza Kuswanto. Urgensi Penyimpanan Protokol Notaris dalam Bentuk Elektronik...

undang-undang untuk menjadikan Protokol Notaris Int. Forum Information and Documentation
sebagai salah satu dari Dokumen Elektronik untuk Journal. Vol. 17 No. 3
dapat menjadi salah satu alat bukti yang sah.
Rahadi Wasi Bintoro. 2011. “Penerapan Hukum
dalam Penyelesaian Sengketa Transaksi
F. Daftar Pustaka Elektronik Di Peradilan Umum”. Jurnal
Dinamika Hukum. Vol. 20 No. 12
Buku
Thea Farina. 2014. Sudarsono, A.Rahmad Budiono,
Arsyad Sanusi. M. 2001. E-Commerce Hukum dan Iwan Permadi. “Legal Implication Of
Solusinya. Bandung: Mizan Grafika Sarana Accuracy Principles Negligence In Making
Edmon Makarim. 2012. Notaris dan Transaksi Deed”, Artikel pada Academic Research
E l e k t ro n i k , K a j i a n H u k u m t e n t a n g International Vol. 5 No.7
Cybernotary atau Electronic Notary. Jakarta: Zakki Adlhiyati. 2015. “Judivicial Review And The
PT Rajawali Pers Future Notary in Indonesia”, University Of
Efa Laela Fakhriyah. 2011. Bukti Elektronik Dalam Sebelas Maret. Journal Of Law, Policy and
Pembuktian Perdata. Bandung: Alumni. Globalization. Vol.34 No.4

Paton. G.W. 1995. A Text Book of Jurisprudence, Triyanti. 2015. “Kekuatan Pembuktian Dokumen
Second edition, Oxford At The Clarendon Elektronik Sebagai Pengganti Minuta Akta
Press, London, No.481, 1955 Notaris. Pasca Sarjana”. Jurnal Repertorium.
Volume II No. 2
Sudikno Mertokusumo. 2002. Hukum acara Perdata
Indonesia. Edisi enam. Yogyakarta: Liberty
Internet

Rio Admiral .www.kearsipanonline.com. Menyimpan


Jurnal
Arsip Notaris Tanggung Jawab Siapa, diakses
Lubbe, J.C.A. Vam Der dan Nauta, 1992.” Culture pada jam 19.30 WIB Tanggal 8 Desember
and Expert Systems”, Peircean semiotics. 2016

69

Anda mungkin juga menyukai