Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN

KEABSAHAN MENGENAI DIGITAL SIGNATURE DALAM KONTRAK


PERDAGANGAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
YANG DIBUAT OLEH NOTARIS

Oleh:
Griana Dwi Nisa, Dospem 1, Dospem 2.

RINGKASAN

Magister Kenotariatan, Universitas Lambung Mangkurat, 86 halaman

Penggunaan digital signature dalam Kontrak dagang pada masa kini, yang menuntut gerak
langkah hidup yang cepat, rupanya tidak dapat dibendung. Di dalam praktek Jaminan Fidusia
misalnya, transaksi di Perusahaan Finance yang mencapai ribuan perhari, yang mana akta
Fidusianya dibuatkan oleh Notaris dan Sertifikat Fidusianya juga tak luput dari jasa Notaris.
Namun, biasanya isi dari perjanjian fidusia yang bentuknya standar (baku) itu tidak selalu
dibaca oleh konsumen. Penandatangan berkas-berkas atau persyaratan pendukung pun dilakukan
secara elektronik. Hal ini dilakukan oleh karena alasan efisiensi waktu dan tenaga. Hal ini
sebenarnya sangat rawan dalam kekuatan hukumnya oleh karena bisa saja pihak konsumen
sewaktu waktu mengingkari adanya tanda tangan elektronik itu, terlebih jika tanpa adanya
keamanan sistem dalam penggunaan digital signature.
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk menganalisis keabsahan mengenai sigital signature dalam
kontrak perdagangan transaksi elektronik yang dibuat oleh notaris, untuk menganalisis tanggung
gugat notaris terhadap keabsahan digital signature para pihak dalam kontrak perdagangan
transaksi elektronik yang dibuatnya apabila dikemudian hari terdapat pemalsuan tanda tangan
para pihak. Sedangkan Kegunaan Penelitian adalah sebagai sumbangan pemikiran dalam
memperkaya wawasan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pemerintah dalam hal ini
pemerintah, dan para pihak yang menggunakan digital signature dalam kontrak perdagangan
transaksi elektronik yang dibuat oleh notaris dalam hubungannya dengan kepastian hokum,
sebagai bahan informasi dalam kerangka pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam
disiplin ilmu hukum khususnya hukum kontrak komersil dan hukum perdagangan serta untuk
bahan informasi dan bahan pemikiran bagi mereka yang mengadakan penelitian lebih lanjut pada
masalah yang sama dari sudut pandang yang berbeda.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian normatif, yaitu adalah metode penelitian
hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder saja yakni melakukan
penulisan dengan jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian hukum
normatif. Sifat penelitian ini adalah Preskriptif Analitif, yaitu yaitu mempelajari tujuan hukum,
nilai - nilai keadilan, aturan hukum, konsep - konsep hukum dan norma - norma hokum. Tipe
penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah theoretical research. Tipe
penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah doctrinal research.
Kewenangan Notaris sendiri dalam pembuatan pembuatan akta yang secara elektronik, termasuk
dalam penandatanganan akta, terdapat di dalam Penjelasan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris. Ketentuan ini berbunyi “Yang dimaksud dengan “kewenangan lain yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan”, antara lain kewenangan mensertifikasi transaksi yang
dilaksanakan secara elektronik (cyber notary), membuat akta, ikrar wakaf, dan hipotek pesawat
terbang”. Sistem pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik tentunya kepastian hukum harus
dapat dijamin baik itu bagi pemberi fidusia, penerima fidusia maupun bagi pihak ketiga.
Memberikan kepastian hukum sebagai tujuan dari dilakukannya pendaftaran jaminan fidusia, dan
yang menjadi fokus utama dalam pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik adalah
menyangkut benda yang menjadi objek jaminan. Tata cara pendaftaran permohonan jaminan
fidusia secara elektronik diatur di dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Nomor 10 Tahun 2013 tentang tata cara pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik.
Mengenai keabsahan kontrak dagang dengan menggunakan digital signature, transaksi elektronik
tersebut tidak memerlukan hard copy atau warkat kertas, namun demikian setiap transaksi yang
melibatkan eksekusi diberikan tanda bukti berupa nomor atau kode yang dapat disimpan atau
direkam di komputer atau dicetak. Tanggung gugat seorang yang berprofesi menjadi notaris,
dimana Notaris hanya membuat akta berdasarkan keterangan para pihak, keterangan tersebut
hendaknya dibuat asli atau sesuai dengan realita sebenarnya, bahwa kemudian keterangan itu
tidak melanggar ketentuan per Undang-undangan yang berlaku, untuk kemudian menuangkannya
dalam sebuah akta. Bahwa mengenai keaslian tanda tangan elektronik waktu dibubuhkan (pada
saat penandatanganan) baik itu dokumen sebagai dasar pembuatan atau akta notaris itu sendiri,
notaris sebagai pejabat tidak mempunyai wewenang dalam memeriksa detail keaslian tanda
tangan elektronik/para pihak, mengingat keahlian seorang notaris adalah bukan sebagai
penyidik/penyelidik dalam hal ini. Selain itu, pembacaan akta bukan hanya bermanfaat bagi
notaris namun bermanfaat pula bagi para penghadap. Beberapa manfaat dari pembacaan akta
yang dilakukan oleh notaris adalah notaris masih memiliki kesempatan memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang sebelumnya tidak terlihat. Pembacaan akta adalah kemungkinan terakhir bagi
seorang notaris untuk memeriksa akta yang telah dibuat, namun manfaat ini bukanlah satu-
satunya, Para penghadap mendapat kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas
di dalam isi akta dan pembacaan akta memberi kesempatan kepada notaris dan para penghadap
pada detik-detik terakhir, sebelum akta selesai diresmikan dengan tanda tangan para pihak, saksi
dan notaris untuk melakukan pemikiran ulang dengan kata lain revisi isi perjanjian sehingga
tidak terjadi permasalahan dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai