Anda di halaman 1dari 6

Nama : Lulu Ayu Andriani

NIM : 180200011
Mata Kuliah : Hukum Perdata Lanjutan (SIM A)
Tema : Masyarakat Digital Dilihat Dari Perspektif Hukum Perdata.
Hari/Tanggal : Senin/13 Desember 2021.

LEGALITAS TANDA TANGAN ELEKTRONIK (DIGITAL SIGNATURE) DALAM


PERJANJIAN JUAL BELI BARANG DARI PERSPEKTIF HUKUM PERDATA

Dalam artikel ini, akan menerangkan bagaimana legalitas atau keabsahan sebuah tanda
tangan elektronik (Digital Signature) dalam pelaksanaan perjanjian jual beli barang dari
perspektif hukum perdata. Berkaitan dengan jual beli, tentu ada wadah yang menaungi-nya
yaitu e-commerce. E-commerce merupakan suatu wadah yang disebut sebagai produk bisnis
yang untuk menjalankan bisnis. E-commerce merupakan suatu proses jual beli suatu produk
yang dilakukan secara elektronik yang mana antara penjual dan pembeli tidak saling bertemu
dan hanya via media elektronik seperti gadget maupun komputer.1 Manfaat Penggunaan e-
commerce tentu kita akan ingat satu kata yaitu efektif. Efektif dalam penggunannya dan efektif
dalam bagaimana masyarakat akan memilih produk apa yang hendak dibeli hanya dengan
melihat berbagai keterangan yang tertera dalam gadget mereka. 2

Tentu akan ada kerugian yang akan didapat dalam kemajuan teknologi informasi terkait
penggunaan e-commerce. Teknologi tidak selalu menjamin keamanan pihak yang berhubungan
dalam jual beli, seringkali terjadi beberapa resiko yang ditimbulkan dari kesalahan teknologi
itu sendiri maupun manusianya. Dalam jual beli e-commerce juga memiliki suatu perjanjian
dalam transaksi yang merugikan maupun menguntungkan kedua belah pihak. Maka dari itu,
untuk mengikat dan menumbuhkan keamanan dalam transaksi, digunakan tanda tangan dalam
perjanjian. Fokus artikel ini adalah suatu perjanjian yang menggunakan tanda tangan elektronik
(Digital Signature) di e-commerce.

Mahir Pradana, “Klasifikasi Bisnis E-Commerce di Indonesia,” Vol. 27, No. 2, 2016, hlm. 163.
1

Putra dan Dimas Ernomo, “Pengaruh Kemudahan Terhadap Kemanfaatan, Minat dan Penggunaan E-
2

commerce (Studi Kasus Pada Penggunaan Situs Olx.Co.Id),”Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 21, No. 2, 2015,
hlm. 4.
Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan transaksi e-commerce yaitu sebagai berikut:3

a. Tahap Pra Kontraktual dalam Pelaksanaan Transaksi Jual Beli E-Commerce.


b. Tahap Kontraktual dalam Pelaksanaan Transaksi Jual-Beli E-Commerce.
c. Tahap Post Kontraktual dalam Pelaksanaan Transaksi Jual Beli E-Commerce.

Setelah melakukan beberapa tahapan tersebut, dalam suatu perjanjian akan


menggunakan sesuatu untuk men-sahkan suatu perjanjian yaitu dengan menggunakan tanda
tangan elektronik. Apalagi disaat pandemi Covid-19 seperti ini, akan sering penggunaan tanda
tangan elektronik. Tanda tangan elektronik dibuat menggunakan teknik cryptography dan
public key cryptography dan diperoleh melalui transaksi perjanjian terlebih dahulu, hal ini
berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata.4 Dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaski Elektronik (Selanjutnya disebut dengan UU ITE) dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
(selanjutnya disebut dengan PP PSTE), terdapat syarat agar tanda tangan elektronik diakui
secara sah oleh hukum di Indonesia, yaitu dengan adanya keaslian (authentication), keutuhan
(integrity), dan nirsangkal (non-repudiation).5

Model sistem kriptografi ini memakai kunci rahasia, tetapi hanya akan diingat oleh
penandatangan serta dimanfaatkan untuk membuat tanda tangan digital, publik kunci, ini
digunakan untuk memverifikasi tanda tangan digital. Ketika sebagian orang akan
memverifikasi suatu tanda tangan digital yang dikeluarkan oleh orang, lalu kemudian kunci
publik itu wajib disebarluaskan kepada orang-orang itu. Kunci privat dan kunci publik tersebut
sebetulnya telah secara matematis saling bertautan. Walaupun kunci privat tak bisa diketahui
dengan penggunaan informasi yang diperoleh dari kunci publik. Tanda tangan digital antara
kedua belah pihak adalah salah satu cara agar menjamin kelegalan dokumen elektronik serta
dapat menjaga agar pengirim dokumen pada suatu ketika tak bisa menyanggah bahwa dia sudah
mengirim dokumen tersebut. Penandatanganan secara digital memakai algoritma dan teknik
komputer yang khusus pada terapannya. 6

3
Ni Nyoman Ernita RatnaDewi, “Pelaksanaan Transaksi E-Commerce Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008,” Jurnal IuS, Vol. 2, No. 5, 2014, hlm. 396.
4
Husnul Hudzaifah, “Keabsahan Tanda Tangan Elektronik Dalam Pembuktian Hukum Acara Perdata
Indonesia,” Jurnal Katalogis, Vol. 3, No. 5, 2015, hlm. 196.
5
Affan Muhammad Andalan, “Kedudukan Tanda Tangan Elektronik Dalam Transaksi Teknologi
Finansial,” Jurnal Jurist-Diction, Vol. 2, No. 5, 2019, hlm. 1948.
6
Wawancara penulis dengan Zul Armain selaku Advokat, wawancara pada tanggal 16 Mei 2019. Dalam
Thamaroni Usman, “Keabsahan Tanda Tangan Elektronik Pada Perjanjian Jual Beli Barang Dari Perspektif
Hukum Perdata,” Jurnal Fakultas Hukum Universitas Lampung, Vol. 1, No. 2, 2020, hlm. 10.
Didalam perjanjian jual beli e-commerce dalam jumlah yang cukup meyakinkan untuk
terjadinya perjanjian. Tentu hal ini juga dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan yang mana
tentu akan menghemat waktu dan tenaga untuk membuat suatu perjanjian. Tanda tangan digital
dalam transaksi bisnis yang dilakukan antara PT. Juang Abad Alam dengan Australian Rural
Pty. Ltd, untuk dijadikan suatu acuan terkait tanda tangan digital. Kedua perusahaan ini
menggunakan konsep gagasan teknik kriptografi yang sebelumnya sudah dipaparkan.
Singkatnya teknik ini berfungsi untuk mengsinkronkan mana kah bubuhan tanda tangan yang
mengalami perubahan diantara tanda tangan yang pertama dengan tanda tangan yang
berikutnya, sehingga setelah di lakukan sinkronisasi, jika wujud tanda tangan tersebut sama,
maka kritografi akan melakukan verifikasi. 7

Dalam hal penandatanganan sebuah dokumen eletronik transaksi bisnis yang terjadi
antara PT. Juang Abadi Alam dengan Australian Rural Exports Pty. Ltd, dalam implikasinya
tanda tangan tersebut hal yang paling utama adalah dibatasi oleh beberapa bagian mana yang
akan ditanda tangani. Aplikasi tanda tangan digital akan menjadikan suatu nilai hash dalam
dokumen dengan mengacu pada private key yang juga disertakan dengan dokumennya. 8

Penandatanganan sebuah dokumen memiliki 4 tujuan utama, yaitu sebagai alat bukti,
tanda persetujuan, pemenuhan formalitas, dan efisiensi. Agar tujuan tersebut tercapai ada
beberapa atribut tanda tangan elektronik yang harus dipenuhi untuk tujuan hukum, yaitu: 9
a. Otentisitas Penandatangan Dokumen. Ketika pasangan kunci publik serta kunci privat
bermitra dengan pemilik yang sah dan telah di tafsirkan, maka tanda tangan digital akan
menghubungkan ke dokumen dengan penandatangan tersebut. selanjutnya tanda tangan
digital tersbut tidak akan dapat dipalsukan, kecuali dalam hal penandatangan
kehilangan kontrol dari kunci privat.
b. Otentisitas Dokumen. Tanda tangan digital dapat juga mengidentikkan dokumen yang
telah ditandatangani pada tingkat kepastian dan akurasi yang jauh lebih tinggi dari tanda
tangan di atas kertas pada umumnya.
c. Pengesahan Dokumen. Menciptakan tanda tangan digital membutuhkan pemanfaatan
kunci privat dari penandatangan tersebut. Metode tersebut bisa juga menekankan
bahwa penandatangan merupakan persetujuan sera pertanggung jawaban dokumen.

7
Ibid.
8
Ibid.
9
Ibid.
d. Efisiensi. Mekanisme dalam pembuatan verifikasi terhadap tanda tangan digital
menyajikan ambang kejelasan yang tinggi, bahwa kemudian tanda tangan yang tersaji
adalah tanda tangan yang sah serta bahkan asli dari pemilik kunci privat. Tanda tangan
digital, tak harus ada verifikasi dengan meninjau dengan jelas (membandingkan) antara
tanda tangan yang ada di dokumen dengan contoh tanda tangan asli yang bisa dilakukan
pada validasi tanda tangan secara manual.

Sehubungan dengan syarat sahnya kontrak bisnis secara elektronik yang dilakukan
antara PT. Juang Abadi Alam dengan Australian Rural Exports Pty. Ltd, berdsarkan pada
ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata sebetulnya tidak mempermasalahkan perkara media yang
difungsikan pada transaksi, atau dengan kata lain Pasal 1320 KUH Perdata tidak mewajibkan
bentuk serta jenis media yang digunakan dalam bertransaksi. Oleh sebab itu, bisa saja
melakukan dengan langsung maupun secara elektronik. Namun suatu perjanjian dapat
dikatakan sah bila telah memenuhi unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1320
tersebut.

Menurut Peraturan lama Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi


dan Transaksi Elektronik, sah nya tanda tangan elektronik atau digital signature meliput ha-
hal sebagai berikut:
a. Data pembuatan bersifat privasi dan hanya diketahui oleh pemilik tanda tangan.
b. Saat pembuatan tanda tangan, hanya pemilik asli yang memiliki kuasa untuk
menggunakannya.
c. Jika terdapat perubahan setelah pembuatan tanda tangan elektronik, bisa diketahui
secara pasti.
d. Semua perubahan tentang informasi elektronik yang ada hubungannya dengan tanda
tangan; bisa diketahui.
e. Memiliki cara khusus untuk mengetahui dengan pasti pemilik tanda tangannya.
f. Memiliki cara khusus untuk membuktikan bahawa pemilik tanda tangan sudah
memberikan persetujuan yang sah mengenai informasi elektronik tertentu

Dalam penandatangan dokumen elektronik, tidak memerlukan peralatan khusus. Siapa saja
bisa melakukan asalkan memiliki teknologi seperti gadget atau pun laptop dan komputer yang
memiliki koneksi internet. Jika tujuan pembuatan sebagai penunjang bisnis, sebaiknya
memiliki sebuah sertifikat digital berbentuk PDF yang akan langsung ditanda tangani.
Mengenai proses digital signature ini, ada proses yang harus dilewati. Pertama, pengirim, akan
membuat message digest yang diambil dari pesan asli. Alatnya menggunakan hash (function
dehachage). Karakter message digest tersebut sangat identik dan unik sehingga tidak mudah
dipalsukan. Fungsinya hampir sama dengan sidik jari. Kedua, message digest ditanda tangani
dengan memanfaatkan kunsi privat dari pengirim. Lalu pesan asli yang sudah dibubuhkan tanda
tangan dikirimkan ke tujuan. Setelah sampai kepada penerima pesan, pengirim memberikan
kunci publik untuk mendeskripsi. Soal keaslian, bisa dibedakan melalui sidik jari. Jika ada
perubahan, berarti pesan tersebut masih autentik.

Sebagai contoh, seperti ini contoh prosesnya. Semisal pengiriman pesan dilakukan oleh Rudi
dan Mira.
 Pertama, Rudi membubuhi tanda tangan elektronik pada sebuah dokumen yang akan
dikirim ke Email Mira. Dengan menyematkan kunci privat, berarti berkas tersebut
sudah terjamin keamanannya.
 Setelah Email diterima oleh Mira, sebuah kunci publik dikirimkan untuk mendeskripsi
pesan. Mira pun bisa membuka isi pesan dari Rudi. Kemudian, Mira menandatangani
pesan menggunakan kunci privat miliknya
DAFTAR PUSTAKA

Ernomo, Dimas dan Putra. 2015, “Pengaruh Kemudahan Terhadap Kemanfaatan, Minat dan
Penggunaan E-commerce (Studi Kasus Pada Penggunaan Situs Olx.Co.Id),”Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol. 21, No. 2.

Hudzaifah, Husnul. 2015, “Keabsahan Tanda Tangan Elektronik Dalam Pembuktian Hukum
Acara Perdata Indonesia,” Jurnal Katalogis, Vol. 3, No. 5.

Muhammad Andalan, Affan, 2019, “Kedudukan Tanda Tangan Elektronik Dalam Transaksi
Teknologi Finansial,” Jurnal Jurist-Diction, Vol. 2, No. 5.

Nyoman Ernita Ratna Dewi, Ni. 2014, “Pelaksanaan Transaksi E-Commerce Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008,” Jurnal IuS, Vol. 2, No. 5.

Pradana, Mahir. 2016, “Klasifikasi Bisnis E-Commerce di Indonesia,” Vol. 27, No. 2.

Usman, Thamaroni. 2020,“Keabsahan Tanda Tangan Elektronik Pada Perjanjian Jual Beli
Barang Dari Perspektif Hukum Perdata,” Jurnal Fakultas Hukum Universitas Lampung,
Vol. 1, No. 2.

Wawancara penulis dengan Zul Armain selaku Advokat, wawancara pada tanggal 16 Mei
2019.

Anda mungkin juga menyukai