Anda di halaman 1dari 39

Seminar proposal skripsi

BOHRI
2018150012

Pembimbing:
1. Mukhtar dahri SH., MH
2. Febrian chandra SH., MH
KONTRAK DANGANG VIA INTERNET (ELECTRONIC COMMERCE)
DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BOHRI
2018150012

PROGRAM STUDI HUKUM


SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN
TAHUN 2022
LATAR BELAKANG MASALAH

transaksi e-commerce diciptakan transaksi bisnis yang lebih praktis tanpa


kertas (paperless) dan transaksi e-commerce dapat tidak bertemu secara
langsung ( face to face) para pihak yang melakukan transaksi sehingga dapat
dikatakan e-commerce menjadi pengerak ekonomi baru dalam bidang
teknologi. Perkembangan transaksi e-commerce menunjukan adanya
peningkatan yang sangat signifikan, tidak saja dinegara maju tetapi juga
dinegara-negara berkembang khususnya Indonesia.
Lanjutan……

Kontrak dagang e-commerce yang dilakukan olah para pihaknya


bukan seperti layaknya perjanjian pada umumnya, tetapi perjanjian
tersebut dapat dilakukan meskipun tanpa adanya pertemuan
langsung antara kedua belah pihak, namun perjanjian antara pihak-
pihak tersebut dilakukan secara elektronik. Perjanjian antar
pihaknya dilakukan dengan mengakses halaman web yang
disediakan, berisi klausul atau perjanjian yang dibuat oleh pihak
pertama (penjual) pembeli hanya tinggal menekan tombol yang
disediakan sebagai tanda persetujuan atas isi perjanjian yang telah
ada dalam web tersebut.
lanjutan…….

Bahwa perjanjian jual beli online masih rawan terjadinya penipuan,


masalah hukum yang sering kejadian pada penipuan perjanjian jual beli
online, misalnya pembeli sudah membayar harga tetapi penjual tidak
mengirim barang sampai waktu yang lama bahkan tidak sampai Karena
barang tersebut memang tidak pernah ada sebelunya, barang yang sampai
ke pembeli rusak atau tidak sebagaimana mestinya.
lanjutan…….

Sehinga pembeli tidak memakainya berdasarkan masalah hukum tersebut,


rawan terjadinya penipuan kareana perjanjian jual beli online tidak
dilaksanakan pertemuan langsung dan para pihak kadang tidak saling
mengenal, sehingga para subjek hukum dalam perjanjian jual beli e-
commerce, tanpa bertemu dan begitu pula dengan objek yang
diperjanjiakan dalam jual beli. Sehingaga hal ini menimbulkan rawan
terjadinya penipuan dalam jual beli online.
lanjutan….

pasal 1320 kitab undang-undang hukum perdata yang menyebutkan mengenai


syarat sah suatu perjanjian yaitu kesepakatan, kecakapan, suatu pokok
persoalan tertentu, suatu sebab yang halal.

undang-undang Nomor 19 tahun 2016 perubahan atas undang-undang Nomor


11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, juga telah
mencakup tentang e-commerce dimana sesuai dengan Pasal 18 ayat 1 yang
berbunyi “Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak Elektronik
mengikat para pihak.
Identifikasi masalah
Hak-hak konsumen tidak terpenuhi dalam perdagangan e-commerce, seperti
ganti rugi ketika barang yang di terima tidak sesuai dengan pesanan, kualitas
barang yang tidak bagus.

Dalam perjanjian jual beli e-commerce masih rawan terjadinya penipuan yang
menyebabkan kerugian bagi konsumen, seperti konsumun telah menbayar
harga tetapi penjual tidak mengirimkan barang.

lemahnya perlindungan pada konsumen dalam transaksi e-commerce.


RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kontrak dagang melalui internet (e-commerce) ditinjau dari hukum
perdata dan undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 Perubahan atas undang-
undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di
Indonesia ?

Bagaimanakah perlindungan hukum bagi konsumen pada kontrak dagang Via


internet (e-commerce) ?
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui mengenai aspek hukum perdata dalam kontrak


perdagangan melalui internet (e-commerce).

Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi konsumen kontrak dagang


melalui internet (e-commerce).
MANFAAT PENELITIAN
LANJUTAN…..
KERANGKA
KONSEPTUAL

Istilah Kontrak berasal dari bahasa ingrish, yaitu contracs. sedangkan dalam
bahasa belanda, di sebut dengan overeenkomst (perjanjian).

Pengertian Perjanjian atau kontrak di atur dalam Pasal 1313 KUH Perdata. yang
berbunyi: ’’perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak, atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atua lebih”
UNSUR KONTRAK

Ada tiga unsur kontrak yaitu:

• The agreement fact between The parties (adanya kesepakatan tentang pakta
antara kedua belah pihak).
• The agreement aswirint (persetujuan di buat secara tertulis).
• The setoprights and duties ceated by (1) and (2) (adanya orang yang berhak
Dan berkewajiban untuk membuat, (1) kesepakatan dan (2) persetujuan
tertulis).
pengertian Electronik Commerce

Electronik Commerce atau yang disingkat dengan E-Commerce adalah


kegiatan-kegiatan bisnis yang menyankut konsumen (Consumers)
manufaktur (manufactures) dengan mengunakan jaringan-jaringan
komputer (computer notwork).
E-COMMERCE

Istilah E-Commerce yang didefinisikan oleh, Julian


ding adalah Dalam pengertian ini yang dimaksud
dengan E-Commerce merupakan suatu transaksi
komersial yang dilakukan antara penjual dan pembeli
atau dengan pihak lain dalam hubungan perjanjian
yang sama untuk mengirimkan sejumlah barang
pelayanan atau peralihan hak transaksi komersial ini
terdapat di dalam media elektronik (media digital)
yang secara fisik tidak memerlukan pertemuan para
pihak dan keberadaan media ini dalam publik notwor
kata sistem yang berlawanan dengan sistem tertutup.
LANJUTAN….

Dapat diartikan bahwa e-commerce menurut, Roger Clarka adalah tata cara
perdagangan barang dan jasa yang mengunakan media telkomunikasi dan
terkomunikasi sebagai alat bantunya, e-commerce juga dapat diartikan
sebagai suatu proses berbisnis dengan memakai teknologi elektronik yang
menghubungkan antara perushaan konsumen dan masyarakat dalam bentuk
transaksi elektronik dan pertukaran penjualan barang dan informasi
elektronik.
LANDASAN
TEORI
KONTRAK DAGANG

Pasal 1313 kitab undang-undang hukum perdata disebutkan:

“Persetujuan atau perjanjian ialah suatu perbuatan hukum dimana seseorang


atau lebih megikatkan dirinya terhadap 1 (satu) orang atau lebih

pasal 1234 kitab undang-undang hukum perdata disebutkan:

“ Perikatan adalah memberi sesuatu, berbuat sesuatu, tidak berbuat sesuatu


LANJUTAN..

Hal ini dijabarkan dalam Pasal 1239 kitab undang-undang hukum perdata yang
mengemukakan:

“Tiap-tiap perikatan berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu, apa bila yang
berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaiyannya
dalam kewajiban menberikan pengantian biaya, rugi dan bunga’’
LANJUTAN….

Pasal 1243 kitab undang-undang hukum perdata yang mengemukakan:

“Pengantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu periktan,
Baru lah mulai diwajibkan apa bila yang berutang, setelah dinytakan lalai
memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya atau jika sesuatu yang harus
diberikan atau dibuatnya, hanya di berikan atau dibuat dalam tenggan waktu
yang telah dilampaukannya”
LANJUTAN….

Menurut Pasal 1320 kitab undang-undang hukum perdata sahnya suatu


perjanjian harus memenuhi 4 (empat) syarat yakni adanya:

1. kesepakatan para pihak;

2. kecakapan membuat suatu perjanjian;

3. hal tertentu ;

4. sebab yang halal.

Syarat pertama dan kedua disebut syarat subjektif karena mengenai orang-orangnya atau subjek
yang mengadakan perjanjian. Syarat ketiga dan keempat disebuat syarat objektif karena
mengenai perjanjiannya sendiri atau objeknya dari perbuatan hukum yang dilakukan itu.
Transaksi Elektronik

Menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 perubahan atas undang-


undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
yang dijelaskan pada Pasal 1 angka 2 menjelaskan Transaksi Elektronik
adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan mengunakan komputer,
dan atau media elektronik lainnya.
LANJUTAN…..

Pasal 17
•Penyelenggaraan Transaksi Elektronik
undang- dapat dilakukan dalam lingkup publik
undang ataupun privat.
Nomor 11 tahun •Para pihak yang melakukan Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud
2008 Tentang pada ayat (1) wajib beriktikad baik
Informasi dan dalam melakukan intraksi atau
Transaksi bertukaran informasi Elektronik
dan/atau dokumen Elektronik selama
Elektronik Transaksi berlansung.
sebagaiberikut:
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
Apabila menperhatikan sudut pandang konsumen, ada beberapa hal yang
diinginkan oleh konsumen pada saat hendak membeli suatu produk diantaranya:

1. Diperolehnya informasi yang jelas mengenai produk yang akan dibeli,

2. Keyakinan bahwa produk yang dibeli tidak berbahaya baik, bagi kesehatan
maupun keamanan jiwanya,

3. Produk yang dibeli cocok sesuai dengan keinginan baik dari segi kualitas
ukuran harga dan seabagainya,

4. Konsumen mengetahui cara penggunaannya,

5. Jaminan bahwa produk yang dibelinya dapat berguna dan berfunsi dengan
baik,

6. Jaminan apabila barang yang dibeli tidak sesuai atau tidak dapat digunakan
maka konsumen memperoleh penggantian baik berupa produk maupun uang.
LANJUTAN…

Pada dasarnya intrumen perlindungan hukum konsumen dalam suatu


transaksi perdagangan diwujudkan dalam 2 (dua), bentuk penggaturan
yaitu pelindungan hukum melalui suatu bentuk perundang-undangan
tertentu (undang-undang, peraturan pemerintah dan sebagainya) yang
sifatnya umum untuk setiap orang yang melakukan transaksi dan
perlindungan hukum berdasarkan perjanjian yang khusus dibuat oleh para
pihak dalam bentuk subtansi dan isi perjanjanjian antara konsumen dan
produksen seperti ketentuan tentang ganti rugi, jangka waktu pegajuan
klaim, penyelesaiyan sengketa dan sebagainya.
LANJUTAN…
 Alasan yang menyebabkan pemerintah perlu turut
serta dalam memberikan perlindungan ini yaitu:
1) Untuk melindungi kepentingan konsumen dan
produsen,
2) Menghindarkan berkembangnya praktek-praktek
bisnis curang /tidak sehat,
3) Menciptakan keterbukaan/transparansi,
4) Menciptakan iklim berusaha yang mempu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik secara
makro maupun mikro.
TEORI PEMANFAATAN

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh jeremy bentham. menemukan bahwa
dasar paling objektif untuk menilai baik buruknya suatu kebijakan adalah
dengan melihat apakah suatu kebijakan atau tindakan tersebut, menbawa
manfaat atau hasil yang berguna atau sebaliknya menimbulkan kerugian bagi
orang-orang terkait.

Tujuan hukum adalah kesejahtraan sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat.


TEORI KEPASTIAN HUKUM
 kepastian merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari
hukum terutama untuk norma hukum tertulis, hukum tanpa
nilai kepastian akan kehilangan makna karena tidak dapat
lagi digunakan sebagai pedoman perilaku bagi setiap orang.
kepastian itu sendiri disebut sebagi salah satu tujuan hukum.
 kepastian hukum memiliki beberapa arti, adanya kejelasan,
dapat dilaksanakan, megandung keterbukaan dan berlaku
tegas di dalam masyarakat.
METODE PENELITIAN
Metode merupakan cara yang utama yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan, untuk mencapai tingkat ketelitian jumlah dan jenis yang dihadapi akan
tetapi dengan mengadakan klasifikasi yang berdasarkan pada pengelaman
dapat ditentukan teratur dan terpikirkan alur yang baik untuk mencapai suatu
maksud.

Penelitian adalah suatu usaha untuk menentukan mengembangkan dan


menguji kebenaran suatu pengetahuan gejala hipotese usaha mana dilakukan
dengan mengunakan metode ilmiah.
LANJUTAN…

Dengan demikian metode penelitian adalah jalan yang dilakukan berupa


serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara metedologi sistematis dan
konsisten untuk memperoleh data yang lengkap yang dapat dipertangung
jawabkan secara ilmiah sehinga tujuan penelitian dapat dicapai.
TIPE PENELITIAN
Hal ini sesuai dengan pandangan soerjano soekanto, bahwa penelitian hukum yang dilakukan dengan
cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian hukum normatif
atau penelitian hukum kepustakaan. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan tersebut mencakup.

Penelitian terhadap asas-asas hukum,

Penelitian terhadap sistematika hukum,

Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vartikel dan horizontal,

Perbandingan hukum,

Sejarah hukum
LANJUTAN…

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap asas-asas


hukum, sistematika hukum, serta sinkronisasi vartikal atau dokumen yang
diteliti terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN

Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah pendekatan


perundang-undangan merupakan keserasian antara peraturan perundan-
undangan antara yang satu dengan yang lainnya, baik yang berbentuk
vartikel (hierarki perundang-undangan) ataupun horizontal (perundang-
undangan yang sederajat). Keserasian tersebut, yakni tidak ada pertentangan
antara peraturan yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi peraturan yang
satu dengan yang lainnya saling memperkuat ataupun mempertegas dan
memperjelas.
PENGUMPULAN BAHAN HUKUM
 Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang


mengikat. Dalam hal ini penulis menggunakan bahan
hukum primer, yaitu:
1. Kitab undang-undang hukum perdata (KUHPerdata),

2. Undang-undang tentang informasi dan transaksi


elektronik.
BAHAN HUKUM
SEKUNDER
Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang memberikan penjelasan


mengenai bahan hukum perimer, seperti:

1). Peraturan perundang-undangan,

2). Hasil karya ilmiah para sarjana,

3). Hasil-hasil penelitian.

Dalam hal ini penulis mengunakan, undang-undang Informasi dan Transaksi


Elektronik hasil karya ilmiah para sarjana yang berupa teori-teori dan juga
hasil penelitian.
BAHAN HUKUM TERSIER
Bahan hukum tersier yaitu bahan yang menberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
misalnya bahan dari media internet, kamus, ensiklopedia, wawancra, indek
kemulatif, dan sebagainya.

Dalam hal ini penulis mengunakan bahan dari media internet, kamus, buku,
artikel, makalah, skripsi, serta dari Koran dan majalah.
PEGUMPULAN BAHAN HUKUM

Dalam kegiatan pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini adalah


dengan cara mengumpulkan (dokumentasi) bahan hukum sekunder berupa
peraturan perundang-undangan, artikel, buku, jurnar, maupun dokumen
lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diketegorisasi menurut
pengelompokan yang dapat, dalam hal penelitian hukum ini penulis
mengunakan teknik studi pustaka untuk mengumpulkan dan menyusun
data yang diperlukan.
ANALISIS BAHAN
HUKUM

Teknik analisis bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
non statistik. Analisis non statistik ini dilakukan dengan kualitatif mengenai
kegiatan analisis isi dalam penelitian ini adalah mengklasifikasi Pasal-Pasal
dokumen sampel ke dalam kategori yang tepat. Setelah analisis data selesai,
maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif yaitu dengan jalan
menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan
yang diteliti dan yang diperoleh.
SEKIAN TERIMA KASIH
Aku bukanlah orang yang hebat
Tetapi ku mau belajar
Dari orang-orang yang hebat
Aku adalah orang biasa
Tapi aku ingin menjadi
Orang yang luar biasa
Dan aku bukanlah orang yang istimewa
Tetapi aku ingin membuat seseorang
Menjadi istimewa….

Anda mungkin juga menyukai