Kelompok 3 :
Mochammad Ra’afi Nur Azhami (1213050105)
Mohammad Ikhwan Sabri (1213050110)
Muhammad Ghaly Kamil (1213050122)
Pefi Luthfiyati (1213050147)
Qothrunnada Khoiriyah (1213050151)
Latar Belakang
isi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan sangat pesat.
ologi informasi dan komunikasi banyak membantu masalah- masalah
l dan ekonomi. Transaksi jual beli online merupakan salahsatuhasil dari
mbangan teknologi di era globalisasi seperti sekarangini, transaksi jual
nline juga merupakan kegiatan yang sering terjadi. pasal 1458 KUH
ata yang mengatakan bahwa jual beli itu dianggap telah terjadi diantara
a belah pihak, seketika setelahnya kedua belah pihak ini mencapai
kat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaan
but belum diserahkan atau harganya belum dibayar, seperti halnya dalam
aksi pembayaran COD (Cash On Delivery) yang mana penjual harus
akan terlebih dahulu mengirimkan barangnya dan akan di bayar oleh
eli setelah barang dating, yang juga di terapkan dalam situs belanja
e Shopee. Maka dari itu dibutuhkan perlindugan hukum bagi antara
traan shopee dengan pelaku usaha jual beli online
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam penelitan ini secara khusus pokok-
pokok permasalahan yang ingin dibahas penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan hukum antara para pihak dalam jual beli online
metode pembayaran Cash On Delivery (COD) di Shopee Indonesia?
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pelaku usaha dalam transaksi jual
beli online metode pembayaran Cash On Delivery (COD)?
Tujuan Penelitian
hak yang diberikan oleh hukum. Philipus M. Hadjon menjelaskan ada dua
Metode pembayaran Cash On Delivery (COD) mempunyai keuntungan dan kerugian pada pelaku
usaha ataupun konsumen. Keuntungan yang didapat pelaku usaha yaitu mendapatkan lebih
banyak pembeli, dan keuntungan yang didapat konsumen yaitu memudahkan konsumen dalam
melakukan transaksi jual beli online karena tidak perlu membayar terlebih dahulu sehingga
timbul rasa aman. Kerugian yang didapat pelaku usaha yaitu ketika konsumen membatalkan
pembelian atau ketika kurir tidak bertemu dengan konsumen sehingga barang harus kembali
kepada penjual, dan kerugian yang didapat konsumen yaitu walaupun metode pembayaran Cash
On Delivery (COD) artinya dibayar ketika barang sudah sampai tetapi konsumen juga tidak boleh
membuka bungkus atau melihat barangnya terlebih dahulu, kecuali untuk pembelian barang dari
luar negeri, ketentuan ini diatur oleh Shopee.
Analisis Hubungan Hukum Antar Pihak Dalam Jual Beli Online Metode
Pembayaran Cash On Delivery (COD) Melalui Shopee
Berdasarkan pihak yang terlibat secara langsung yaitu pelaku usaha dan konsumen,
hubungan hukum timbul dari perjanjian pelaku usaha dan konsumen yang melakukan
jual beli online melalui Shopee, mengakibatkan akibat hukum berupa hak dan
kewajiban pelaku usaha sebagai penyedia barang dan hak dan kewajiban konsumen
sebagai pemesan barang. Secara sederhana hubungan hukum yang terjadi dalam jual
beli online melalui Shopee adalah pelaku usaha menyerahkan barang kepada
konsumen, begitu pula dengan konsumen menyerahkan pembayaran sesuai dengan
nilai yang disepakati.
Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku Usaha Pada Transaksi Jual Beli
Online Metode Pembayaran Cash On Delivery (COD) Melalui Shopee
Tentang sahnya alat bukti elektronik dan memiliki akibat hukum yang sah ini
termasuk perlindungan hukum bagi para pihak dalam transaksi elektronik
khususnya transaksi jual beli online.
Dalam jual beli online melalui Shopee dengan metode pambayaran Cash On
Delivery (COD), ganti rugi akan diberikan kepada pelaku usaha ketika terjadi
barang tersebut hilang atau rusak, karena barang tersebut sudah terdaftar
asuransi oleh Shopee, sehingga Shopee akan mengganti rugi. Namun menurut
hasil wawancara dengan pelaku usaha, diantara empat pelaku usaha tersebut
belum pernah ada yang mengalami penggantian biaya saat barang
dagangannya rusak atau hilang.
KESIMPULAN
Hubungan hukum antara para pihak dalam jual beli online metode
pembayaran Cash On Delivery (COD) merupakan hubungan
hukumbersegi dua yakni masing-masing pihak berwenang dan kedua
belah pihak saling memberikan dan meminta sesuatu. Hubungan hukum
bersegi dua tersebut memiliki kekuatan hukum dimana legalitasnya terikat
dalam Pasal 1474 dan Pasal 1513 KUH Perdata yang masing- masing
menetapkan bahwa penjual berkewajiban meneyerahkan barang dan
pembeli berkewajiban membayar harga pembelian, selain itu juga
memiliki kekuatan hukum dalam Pasal 18 ayat (1) UUITE bahwa
transaksi elektronik yang dituangkan dalam kontrak elektronik mengikat
para pihak saling terikat dalam kontrak elektronik.
KESIMPULAN
Pada dasarnya, terdapat perlindungan hukum pelaku usaha dalam jual beli
online metode pembayaran Cash On Delivery (COD). Perlindungan
hukum ini dapat dilihat dalam Pasal 6 Undang-Undang Perlindungan
Konsumen (UUPK) tentang hak-hak pelaku usaha. Namun Undang-
Undang ini belum mengatur secara spesifik sehingga masih menyisakan
beberapa permasalahan, seperti konsumen yang tidak beritikad baik
melaksanakan kewajibannya sehingga pelaku usaha tidak mendapatkan
haknya. Undang-Undang ini tidak mengatur secara tegas mengenai
tanggungjawab dari konsumen yang tidak melaksanakan kewajibannya.
TERIMA KASIH