Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran kedua dari artikel dengan
judul Tanda Tangan Digital yang dibuat oleh Bung Pokrol dan pertama kali
dipublikasikan pada Jumat, 14 Juni 2002. Yang kemudian dimutakhirkan
pertama kali oleh Sovia Hasanah, S.H. dengan judul Cara Kerja Tanda Tangan
Elektronik yang dipublikasikan pada Kamis, 23 Mei 2019.
Tanda Tangan Digital/Elektronik
Menurut Harzy Randhani Irdham, Legal Technologist Manager Privy ID, sebuah
penyedia layanan tanda tangan digital/elektronik, tanda tangan digital dibuat dengan
sistem kriptografi asimetris (asymmetric cryptography) dengan menggunakan
infrastruktur kunci publik (public key infrastructure/”PKI”).
Tanda tangan elektronik berfungsi sebagai alat autentikasi dan verifikasi atas:[4]
Persetujuan penanda tangan terhadap informasi elektronik yang akan
ditandatangani dengan tanda tangan elektronik harus menggunakan mekanisme
afirmasi dan/atau mekanisme lain yang memperlihatkan maksud dan tujuan
penanda tangan untuk terikat dalam suatu transaksi elektronik.[5]
Jadi tanda tangan elektronik tersebut lazimnya dilakukan pada transaksi elektronik.
Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.[6]
Mengenai keabsahannya, tanda tangan elektronik, memiliki kekuatan hukum dan
akibat hukum yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut:[7]
1.
a. data pembuatan tanda tangan elektronik terkait hanya kepada
penanda tangan;
b. data pembuatan tanda tangan elektronik pada saat proses
penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa penanda
tangan;
c. segala perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang terjadi
setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
d. segala perubahan terhadap informasi elektronik yang terkait dengan
tanda tangan elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan
dapat diketahui;
e. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa
penanda tangannya; dan
f. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa penanda tangan
telah memberikan persetujuan terhadap informasi elektronik yang
terkait.
Persyaratan tersebut merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi dalam
setiap tanda tangan elektronik. Ketentuan ini membuka kesempatan seluas-luasnya
kepada siapa pun untuk mengembangkan metode, teknik, atau proses pembuatan
tanda tangan elektronik.[8]
UU ITE dan perubahannya sendiri telah memberikan pengakuan secara tegas
bahwa meskipun hanya merupakan suatu kode, tanda tangan elektronik memiliki
kedudukan yang sama dengan tanda tangan manual pada umumnya yang memiliki
kekuatan hukum dan akibat hukum.[9]
Jadi berdasarkan penjelasan di atas, suatu tanda tangan elektronik dapat dikatakan
sah apabila memenuhi ketentuan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 11 UU
ITE dan Pasal 59 PP PSTE.
Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata –
mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan
Penyangkalan selengkapnya). Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik
terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra Justika.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Dasar Hukum:
Catatan:
Pendapat Harzy Randhani Irdham, Legal Technologist Manager Privy ID diperoleh
dari penjelasan tertulis yang diterima Klinik Hukumonline, pada Kamis 13 Juni 2019,
pukul 14.57 WIB.
[1] Pasal 64 PP PSTE
[2] Pasal 60 ayat (2) huruf a dan ayat (3) PP PSTE
[3] Pasal 60 ayat (2) huruf b dan ayat (4) PP PSTE
[4] Pasal 60 ayat (1) PP PSTE
[5] Pasal 62 ayat (4) PP PSTE
[6] Pasal 1 angka 2 UU 19/2016
[7] Pasal 59 ayat (3) PP PSTE
[8] Aliena Kedua Penjelasan Pasal 11 ayat (1) UU ITE
[9] Aliena Pertama Penjelasan Pasal 11 ayat (1) UU ITE