B. Saran
1. Belajar dari Eropa, meskipun mereka memiliki EC Directive sebagai satu platform
pengembangan dan penyelenggaraan baik secara teknis maupun hukum, namun dalam
praktiknya isu harmonisasi sistem antara mereka (cross-border certification) ternyata masih
belum selesai, karena dalam praktiknya hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Meskipun
sudah ada kesepakatan secara hukum untuk saling menerima keberadaan Qualified Certificate
dari para negara anggota, namun secara teknis masih belum terjadi. Yang dapat mereka
lakukan adalah penyampaian data secara manual tentang daftar CA pada masing-masing
negara yang memenuhi kriteria dalam Qualified Certificate. Setelah berdiskusi dengan
mereka tampaknya Root CA Pemerintah dengan Root CA swasta perlu dijembatani (Bridging
CA) sebagaimana dibahas dalam dokumen UNCITRAL promoting e-signatures:
2. Terkait dengan hal tersebut, dalam rangka proses harmonisasi EC telah
menghamornisasikan sistem e-ID mereka. Selanjutnya mereka mengikuti pola e-payment
system dalam pemanfaatan ekonomis dari e-ID mereka
3. Belajar dari perkembangan Hague Convention dengan e-apostille-nya, maka keberadaan
longtime-archives menjadi kata kunci dari e-system untuk notaris;
4. Belajar dari Belgia, perlu diharmonisasikan pembangunan e-KTP akan menjadi sumber
autentik tentang keberadaan seseorang secara hukum. Dengan fasilitas ini notaris dapat
melakukan pencegahan terhadap penipuan terhadapnya karena pencurian identitas atau
penggunaan identitas palsu;
5. Belajar dari Belanda, pemerintah perlu membangun National Root CA ataupun CA
Pemerintah (PKI Overheid);
6. Untuk penelitian selanjutnya, Karena keterbatasan waktu dan biaya yang ada, kami tidak
dapat menjangkau lebih jauh teknis mekanisme sistem ataupun software yab telah mereka
kembangkan. Untuk melakukan assessment atau melihat lebih jauh sistem tersebut, mau tidak
mau diperlukan suatu kunjungan khusus bersama orang teknis atau team pengembang
(sekiranya ada) dengan konsekuensi rentang waktu yang relatif cukup panjang.