Anda di halaman 1dari 19

DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat
akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini atau berdasarkan undang-undang lainnya.
21.760 NOTARIS AKTIF TERCATAT
DALAM DATABASE AHU ONLINE

Sumber Data: Direktorat Teknologi Informasi Ditjen AHU


“Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat akta
autentik dan memiliki kewenangan lainya sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya”.

“Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan
Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-
Undang ini”
Pihak penghadap datang dan hadir dihadapan notaris dan
menyampaikan maksud para pihak untuk membuat kesepakatan
dalam bentuk tertulis dan memiliki kekuatan hukum

Setelah notaris mendengarkan kehendak dan keinginan para pihak,


maka akan ditentukan apakah akta yang dibuat adalah
akta relaas atau akta partij

Notaris membuat akta sesuai dengan


ketentuan Pasal 38 Undang-undang Jabatan Notaris

Setelah akta selesai dibuat maka diakhiri dengan pembacaan


dan penandatanganan akta oleh para penghadap di hadapan
saksi dan juga notaris
“Suatu akta autentik adalah akta yang dibuat dalam bentuk
yang ditentukan oleh Undang-Undang oleh atau di hadapan
Pejabat Umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu
dibuat”.

“Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai


semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau
yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian
tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan
grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang
pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada Pejabat lain atau orang lain yang
ditetapkan oleh Undang-Undang”
Notaris merupakan garda terdepan dalam
membuka peluang investasi sekaligus sebagai
tameng dalam upaya pencegahan tindak pidana
pencucian uang
• Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik memiliki peranan
penting dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat, peran yang sangat besar
dalam mendukung roda perekonomian nasional, penataan lembaga swadaya masyarakat, partai
politik, yakni antara lain berbagai hubungan bisnis, kegiatan di bidang perbankan, pertanahan,
kegiatan sosial, dan lain-lain.

• Masyarakat yang menggunakan jasa Notaris dalam pembuatan akta autentik sebagai alat
bukti tertulis, terkuat makin meningkat sejalan dengan tuntutan akan kepastian hukum
dalam berbagai hubungan ekonomi dan sosial, baik pada tingkat nasional, regional, maupun
global.

• Melalui akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban, menjamin kepastian
hukum, dan sekaligus diharapkan pula dapat dihindari terjadinya sengketa. Walaupun
sengketa tersebut tidak dapat dihindari, maka akta autentik dapat memberi sumbangan nyata
bagi penyelesaian perkara secara murah dan cepat.
• Akta autentik yang dihasilkan oleh Notaris di seluruh wilayah Indonesia yang berjumlah
21.760 Notaris yang tersebar di 514 kabupaten/kota dengan jumlah akta yang dibuat
per-tahunnya rata-rata mencapai 5 (lima) juta akta.

• Hampir seluruh sektor perekonomian menggunakan jasa Notaris, sehingga Notaris


dituntut melakukan upgrading melalui berbagai seminar dan pelatihan agar para
Notaris dalam melaksanakan jabatannya secara profesional dan bermartabat.

• Birokrasi digital yang dilakukan Kementerian/Lembaga secara besar-besaran dan


menyeluruh pada segala sektor, telah membuat business process menjadi lebih
sederhana, cepat, mudah dan murah.

• Hal ini sangat penting, karena Notaris memiliki peran yang sangat besar
dalam mendukung roda perekonomian nasional dan Notaris harus berperan
aktif dan berpartisipasi dalam mendukung industri 4.0 di Indonesia.
Perseroan Terbatas

Yayasan, Perkumpulan, Badan Usaha

Partai Politik

Legalisasi

Fidusia

Pengangkatan, Perpanjangan, Perpindahan dan


Pemberhentian Notaris
• Cyber notary merupakan konsep yang memanfaatkan kemajuan teknologi
dalam menjalankan tugas dan kewenangan notaris.

• Penjelasan Pasal 15 (3) Perubahan UUJN:


“Yang dimaksud dengan “kewenangan lain yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan”, antara lain, kewenangan mensertifikasi transaksi yang
dilakukan secara elektronik (cyber notary), membuat Akta ikrar wakaf, dan
hipotek pesawat terbang“
• Dapat dilakukan dalam hal mencetak dan melegalisasi surat dan/atau
mencetak sertifikat yang dicetak melalui sistem Ditjen AHU secara online dan
menjadi acuan prosedur bagi Notaris yang dapat menjamin pembuatan,
penyimpanan, maupun penggunaan dokumen-dokumen publik yang dibuat
atau disahkan diapat dianggap otentik selayaknya akta otentik secara tertulis.
• Permenkumham 21/2021 tentang tentang Syarat dan Tata Cara
Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Badan Hukum
Perseroan Terbatas;
• Permenkumham 5/2014 Tentang Pengesahan Badan Hukum Yayasan;
• Permenkumham 6/2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan;
• Permenkumham 10/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia
secara Elektronik.

“Notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri Keputusan Menteri


mengenai pengesahan badan hukum Perseroan,menggunakan kertas
berwarna putih ukuran F4/folio dengan berat 80 (delapan puluh) gram.”
• Norma keharusan kehadiran secara fisik dalam membuat akta dan tidak
dapat melakukannya secara elektronik karena harus melakukannya
secara kertas;
• Pasal 5 ayat (4) UU No. 12 Tahun 2008 (UU ITE) yang mengecualikan akta
notaris dalam konteks dokumen elektronik sebagai alat bukti yang sah.
Akta otentik selama ini dipahami mempunyai 3 (tiga) aspek, yakni:
• kekuatan pembuktian formil, karena membuktikan antara para pihak
bahwa mereka sudah menerangkan apa yang ditulis dalam akta
tersebut;
• kekuatan pembuktian materiil karena membuktikan antara para pihak
bahwa benar-benar peristiwa yang tersebut dalam akta telah terjadi;
dan
• kekuatan pembuktian keluar yang mengikat, karena keberlakuannya
juga mengikat kepada pihak ketiga diluar para pihak.
• Berpotensi menimbulkan permasalahan hukum, baik perdata,
administrasi atau bahkan mungkin pidana. Kehadiran fisik dipersepsikan
sebagai syarat mutlak dan tidak tergantikan oleh tatap muka secara
elektronik, bahkan dikhawatirkan akan mengakibatka Status akta otentik
akan menjadi turun kedudukannya menjadi akta bawah tangan;
• Akibatnya akan terjadi gugatan kepada notaris oleh para pengguna
jasanya di kemudian hari;
• Sistem elektronik dan dokumen elektronik rawan keamanan, sehingga
dapat terjadi penampikan oleh para pihak,
• Kemungkinan tidak diterimanya dokumen tersebut oleh instansi terkait,
serta
• Berpotensi kepada sanksi pemberhentian yang harus dihadapi oleh
Notaris karena tidak menjalankan kepatuhan hukum.
Penghadap tetap datang ke kantor Notaris

Akta yang telah disepakati ditandatangani


secara elektronik

Akta yang telah ditandatangani, disimpan


secara elektronik
• Hemat
tempat
penyimpanan; • Virus computer
• Memudahkan yang dapat
pencarian menyebabkan
akta; data menjadi
• Menghemat hilang;
waktu; • Pencurian data;
• Menghemat • Pemalsuan
biaya data;
operasional. • Modifikasi data.
• Perubahan pada UUJN yang memberikan
pilihan bagi notaris untuk dapat menerapkan
cyber notary & pengaturan tentang penerapan
cyber notary;
• Pembentukan peraturan pelaksana terkait
penerapan cyber notary;
• Melakukan sertifikasi tanda tangan digital; dan
• Membangun sistem untuk penyimpanan
dokumen elektronik.
• Pemerintah menyambut baik wacana penerapan cyber notary
dengan tetap memperhatikan syarat formil yang mendukung
keabsahan Akta Notaris;
• Bentuk penerapan cyber notary yang akan berlaku di Indonesia
lebih kepada penandatangan akta dengan digital signature dan
penyimpanan secara elektronik;
• Penghadap tetap perlu menghadap Notaris secara fisik
dikarenakan Notaris wajib membacakan Akta di hadapan
penghadap dengan dihadiri Saksi dan ditandatangani pada
saat itu juga oleh penghadap, saksi dan Notaris;

Anda mungkin juga menyukai