Anda di halaman 1dari 16

Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

PENILAIAN ACUAN NORMA, PENILAIAN ACUAN PATOKAN, KRITERIA


KETUNTASAN MINIMAL DI MADRASAH IBTIDAIAH AN-NUR PLUS
JUNWANGI KRIAN SIDORAJO JAWA TIMUR

Ratna Pangastuti*, Kusnul Munfa`Ati**


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Email: ratnapangastuti@hotmail.com

ABSTRAK

Keberhasilan suatu lembaga selain harus didukung dengan perangkat pembelajaran yang lengkap, guru
profesional, juga perlu adanya evaluasi untuk mengukur capaian dari suatu target pendidikan. Evaluasi tersebut
dituangkan dalam bentuk Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian Acuan Patokan (PAP), dan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan menggunakan penelitian jenis deskriptif kuantitatif dan pendekatan
classroom research selanjutnya dianalisis dengan rumus kuatitatif maka diperoleh hasil bahwa Penilaian Acuan
Norma (PAN) merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Nilai yang
diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai siswa yang lain yang termasuk di dalam kelompok tersebut.
Penilaian Acuan Patokan mengacu pada suatu kriteria pencapaian tujuan pembelajaran atau indikator
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuannya untuk mengukur secara pasti tujuan atau
kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan
acuan untuk menetapkan seseorang siswa secara minimal memenuhi persyaratan penguasaan atas materi
pelajaran tertentu. Salah satu fungsi KKM adalah sebagai acuan bagi pendidik untuk menilai kompetensi siswa
sesuai kompetensi dasar matapelajaran yang diikuti.

Kata Kunci: Penilaian Acuan Norma, Penilaian Acuan Patokan, Kriteria Ketuntasa Minimal.

Abstract

The success of an institution must be supported by complete learning tools, professional teachers, and evaluation
is needed to measure the achievement of an educational target. The evaluation was outlined in the form of
Reference to Norms (PAN), Benchmark Reference Assessment (PAP), and Minimum Completion Criteria
(KKM). By using quantitative descriptive research and the classroom research approach then analyzed by
quantitative formula, the results obtained that the Norm Reference Assessment (PAN) is an assessment carried
out with reference to group norms. The value obtained by students is compared with the value of other students
included in the group. Benchmark Reference Assessment refers to the criteria for achieving learning objectives
or learning indicators that have been formulated previously. The goal is to measure precisely the goals or
competencies that are set as the criteria for success. The Minimum Completion Criteria (KKM) is a reference
for determining a student to at least fulfill the mastery requirements for certain subject matter. One of the
functions of the KKM is as a reference for educators to assess student competencies according to the basic
competencies of the subjects that are followed.

Keywords: Assessment of Reference Norms, Benchmark Reference Assessment, Minimal Ketuntasa Criteria.

PENDAHULUAN Hasil penilaian disajikan dalam bentuk


Pembelajaran identik dengan penilaian angka atau huruf. Terdapat lembaga yang
sebagai acuan dari hasil belajar peserta didik. menggunakan nilai angka dengan skala 0
Hasil belajar biasanya di ukur dengan tes sampai 100, dan ada pula yang menggunakan
maupun non tes, baik pada domain kognitif, skala 0 sampai 10. Pada perguruan tinggi
afektif, maupuun psikomotor. Tes maupun biasanya digunakan nilai huruf, yaitu A, B, C,
non tes yang diberikan kepada peserta didik D dan E atau TL. Nilai – nilai yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana dimasukkan ke dalam buku rapor ataupun
keberhasilan peserta didik dalam mengikuti lainnya itu merupakan hasil pengolahan dari
pembelajaran. Sehingga dalam setiap kegiatan skor mentah yang diperoleh dari pekerjaan
belajar mengajar selalu dilakukan penilaian.

202
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

siswa dalam tes, nilai tugas, nilai sumatif dan secara kuantitatif atau kualitatif kemudian di
nilai ujian akhir semester. analisis lagi untuk mendapatkan kesimpulan
Pengolahan nilai – nilai menjadi nilai akhir. Sumber riset ini adalah seluruh siswa
akhir peserta didik dapat dilakukan dengan kelas IV semester II di MI An-Nur Plus
mengacu kepada kriteria atau patokan Junwangi Krian Sidoarjo Jawa Timur
tertentu. Dalam hal ini dikenal dua sebanyak 14 siswa.
pendekatan umum yang dipakai dalam PEMBAHASAN
penilaian, yaitu penilaian acuan patokan dan A. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
penilaian acuan norma.1 Sehingga nanti dapat 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal
diketahui apakah nilai peserta didik tersebut (KKM)
telah mencapai KKM yang telah ditentukan KKM merupakan singkatan dari
ataukah melebihi KKM atau bahkan kurang Kriteria Ketuntasan Minimal, yakni kriteria
dari KKM yang telah ditentukan. Setiap mata ketuntasan belajar yang ditentukan oleh
pelajaran pasti mempunyai KKM tersendiri satuan pendidikan yang mengacu pada
yang harus dicapai oleh peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Sehingga peserta didik tersebut bisa Penentuan KKM ini dengan
dinyatakan tuntas atau belum dengan nilai mempertimbangkan karakteristik peserta
yang ia dapatkan. didik, karakteristik mata pelajaran dan kondisi
Dalam penelitian ini permasalahan satuan pendidikan.2 Sedangkan menurut
yang akan dibahas adalah cara menentukan Prayitno dalam bukunya yang berjudul Dasar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), makna Teori dan Praksis Pendidikan menjelaskan
pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN), bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
menentukan nilai akhir siswa dengan adalah acuan untuk menetapkan seseorang
menggunakan pendekatan Penilaian Acuan peserta didik secara minimal memenuhi
Norma (PAN), makna pendekatan Penilaian persyaratan penguasaan atas materi pelajaran
Acuan Patokan (PAP), dan cara menentukan tertentu.3
nilai akhir siswa dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pendekatan Penilain Acuan Patokan (PAP). harus ditetapkan oleh satuan pendidikan
sebelum awal tahun ajaran dimulai.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik
METODE yang melampaui batas ketuntasan minimal,
Penelitian ini menggunakan jenis tidak mengubah keputusan pendidik dalam
deskriptif kuanitatif dengan pendekatan menyatakan lulus dan tidak lulus
Classroom Research. Pengambilan data pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah
dilakukan melalui observasi, wawancara, dan secara serta merta karena hasil empirik
dokumentasi untuk mendeskripsikan alur penilaian. Pada acuan norma, kurva normal
rangkaian riset dengan memberikan beberapa sering digunakan untuk menentukan
soal yang kemudian diukur dengan rumus ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh
untuk mendapatkan score akhir dari KKM, hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir
PAP, dan PAN. Pendekatan classroom sering dikonversi dari kurva normal untuk
research digunakan untuk mendapatkan score mendapatkan sejumlah peserta didik yang
angka yang dilakukan di kelas IV semester II, melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva.
namun dalam kegiatan ini tidak ada siklus Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk
yang dilakukan karena semata hanya sebagai melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil
pengambilan data. Data yang diperoleh baik penilaian, yaitu memberikan layanan remedial
2
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar
1
M. Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik Penilaian.
3
Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan
2012), 75-76. (Yogyakarta: Deepublish, t.t), 418.
203
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

bagi yang belum tuntas dan atau layanan Peserta didik diharapkan dapat
pengayaan bagi yang sudah melampaui mempersiapkan diri dalam mengikuti
kriteria ketuntasan minimal. penilaian agar mencapai nilai melebihi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa
ditetapkan oleh satuan pendidikan dicapai, peserta didik harus mengetahui
berdasarkan hasil musyawarah guru mata KD-KD yang belum tuntas dan perlu
pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa diadakannya perbaikan.
satuan pendidikan yang memiliki karakteristik c. Digunakan sebagai bagian dari komponen
yang hampir sama. Kriteria Ketuntasan dalam melakukan evaluasi program
Minimal (KKM) menunjukkan persentase pembelajaran yang dilaksanakan di
tingkat pencapaian kompetensi sehingga sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil
dinyatakan dengan angka maksimal 100 program kurikulum dapat dilihat dari
(seratus). Angka maksimal 100 merupakan keberhasilan pencapaian KKM sebagai
kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan tolok ukur. Oleh karena itu hasil
secara nasional diharapkan mencapai minimal pencapaian KD berdasarkan KKM yang
75. Satuan pendidikan dapat memulai dari ditetapkan perlu dianalisis untuk
kriteria ketuntasan minimal di bawah target mendapatkan informasi tentang peta KD-
nasional kemudian ditingkatkan secara KD tiap mata pelajaran yang mudah atau
bertahap. Kriteria ketuntasan minimal sulit, dan cara perbaikan dalam proses
menjadi acuan bersama pendidik, peserta pembelajaran maupun pemenuhan sarana-
didik, dan orang tua peserta didik. Pada prasarana belajar di sekolah.
laporan hasil belajar seperti rapor siswa, harus d. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan
dicantumkan Kriteria Ketuntasan Minimal upaya yang harus dilakukan bersama
(KKM) pada setiap mata pelajarannya. Hal ini antara pendidik, peserta didik, pimpinan
berguna sebagai acuan dalam menyikapi hasil satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik
belajar yang diperoleh oleh peserta didik.4 melakukan upaya pencapaian KKM
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal dengan memaksimalkan proses
(KKM) pembelajaran dan penilaian. Peserta didik
Berikut ini fungsi dari ditetapkannya melakukan upaya pencapaian KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): dengan proaktif mengikuti kegiatan
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai pembelajaran serta mengerjakan tugas-
kompetensi peserta didik sesuai tugas yang telah didesain pendidik. Orang
kompetensi dasar mata pelajaran yang tua dapat membantu dengan memberikan
diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat motivasi dan dukungan penuh bagi putra-
diketahui ketercapaiannya berdasarkan putrinya dalam mengikuti pembelajaran.
KKM yang ditetapkan. Pendidik harus Sedangkan pimpinan satuan pendidikan
memberikan respon yang tepat terhadap berupaya memaksimalkan pemenuhan
pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk kebutuhan untuk mendukung terlaksananya
pemberian layanan remedial atau layanan proses pembelajaran dan penilaian di
pengayaan. sekolah.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam e. Dapat dijadikan sebagai target satuan
menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pendidikan dalam pencapaian kompetensi
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan
dan indikator ditetapkan KKM yang harus harus berupaya semaksimal mungkin untuk
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. melampaui KKM yang ditetapkan.
Keberhasilan pencapaian KKM merupakan
4
salah satu tolok ukur kinerja satuan
Arifin, “Penetapan KKM” dalam pendidikan dalam menyelenggarakan
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08 program pendidikan. Satuan pendidikan
/penetapan-kkm.pdf (27 Mei 2017).
204
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan laporan hasi belajar atau rapor pada saat
secara bertanggung jawab dapat menjadi hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tolokukur kualitas mutu pendidikan bagi tua/wali peserta didik.9
masyarakat.5 Langkah – langkah dalam penetapan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara
3. Langkah Menentukan Kriteria Ketuntasan real yaitu:
Minimal (KKM) a. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD)
Dalam menetapkan KKM terdapat setiap mata pelajaran setiap kelas.
beberapa tahap yang seharusnya dilalui. b. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap
Adapaun tahapan penetapan KKM antara lain: aspek/komponen sesuai dengan
a. Guru atau kelompok guru menetapkan kemampuan masing-masing aspek.
KKM mata pelajaran dengan c. Aspek kompleksitas. Semakin komplek
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, (sukar) KD maka nilainya semakin
yaitu kompleksitas6, daya dukung7, dan rendah, dan semakin mudah KD maka
intake peserta didik8. Hasil penetapan nilainya semakin tinggi.
KKM indikator berlanjut pada KKM d. Aspek sumber daya pendukung (sarana).
kompetensi dasar hingga KKM mata Semakin tinggi sumber daya pendukung
pelajaran. maka nilainya semakin tinggi.
b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau e. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan
kelompok guru mata pelajaran disahkan awal siswa (intake) maka nilainya
oleh kepala sekolah untuk dijadikan semakin tinggi pula.
patokan guru dalam melakukan penilaian. f. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya
KKM yang ditetapkan disosialisaikan dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, KD.
yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas g. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya
pendidikan. KKM dicantumkan dalam dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
5
Ibid. h. KKM setiap mata pelajaran pada setiap
6
Aspek Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) kelas tidak sama, tergantung pada
ditentukan bila dalam pelaksanaan pencapaiaan kompleksitas KD, daya dukung, dan
kompetensi menurut: a. Pemahaman SDM : potensi siswa.10
memahami kompetensi yang harus dicapai siswa dan Berikut ini tabel penafsiran kriteria
emiliki pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang menjadi nilai dengan memberikan point:
studi; b. Daya kreativitas dan inovasi dalam
melaksanakan pembelajaran; c. Waktu yang Tabel 1. Penafsiran Kriteria Nilai
diperlukan untuk pencapaian kompetensi
(menggunakan metode yang bervariasi); d. Daya nalar
Aspek yang
Kriteria
dan kecermatan siswa yang tinggi; e. Latihan khusus dinilai
dengan bantuan orang lain; dan f. Semakin kompleks Rendah
Tinggi Sedang
atau sukar Kompetisi Dasar(KD) maka nilainya semakin Kompleksitas 80 -
rendah, tetapi semakin mudah KD maka nilainya
< 65 65 - 79
100
semakin tinggi. Daya Tinggi Sedang Rendah
7
Aspek daya dukung antara lain yaitu: Ketersediaan
tenaga SDM, Sarana dan prasarana pendidikan yang
9
dibutuhkan, Biaya Operasional Pendidikan (BOP), Nur Jaya, “KKM, Pengertian, Fungsi dan Tahapan
Manajemen Sekolah/Madrasah, Kepedulian Penetapan” dalam https://sang-
Stakeholder Sekolah/Madrasah. Semakin tinggi daya aktor.blogspot.co.id/2013/08/kkm-pengertian-fungsi-
pendukung maka nilainya semakin tinggi. dan-tahapan_11.html (27 Mei 2017).
8 10
Aspek Intake siswa (Tingkat kemampuan rata-rata Zhenhal, “ Mkakalah Kriteria Ketuntasan Minimal
siswa) antara lain dilihat dari keberagaman latar (KKM)” dalam
belakang, potensi dan kemampuan siswa secara http://zhenhal.blogspot.co.id/2015/12/makalah-
individual. kriteria-ketuntasan-minimal-kkm.html (27 Mei 2017)
205
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

Dukung 80 - 65 - 79 <65
100
Tinggi
Sedang Rendah
Intake Siswa 80 -
65 - 79 <65
100

Atau dengan menggunakan skor pada


setiap kriteria yang ditetapkan.
Tabel 2. Penafsiran Kriteria Skor
Aspek yang
Kriteria
dinilai
Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
(1) (2) (3)
Daya Tinggi Sedang Rendah
Dukung (3) (2) (1)
Tinggi Sedang Rendah
Intake Siswa
(3) (2) (1)

206
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

Contohnya:
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV / II
Sekolah : MI An – Nur Plus
Tabel 3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria Penetapan Ketuntasan Minimal Nilai KKM
Kompetensi Dasar/Indikator Daya KKM KKM KKM
Kompleksitas Intake
Dukung Indikator KD Mapel IPA
77
3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkan dengan upaya pelestariannya.
3.2.1 Mengurutkan daur hidup kupu – kupu. Sedang (2) Sedang(2) Sedang (2) 67 44
3.2.2 Memperkirakan daur hidup yang terjadi pada hewan. Tinggi (1) Rendah(1) Rendah(1) 33
3.2.3 memilih hewan yang termasuk ke dalam siklus hidup metamorfosis
Tinggi (1) Rendah(1) Rendah(1) 33
sempurna.
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.

3.3.1 Mendefinisikan gaya gravitasi. Rendah (3) Tinggi (3) Tinggi (3) 100 73
3.3.2 Menemukan cara yang tepat untuk memperbesar gaya gesekan. Sedang (2) Sedang(2) Tinggi (3) 78
3.3.3 Menjelaskan pengertian gaya gesek Sedang (2) Sedang(2) Rendah(1) 56
3.3.4 Menjelaskan tata cara memperkecil gaya gesekan. Tinggi (1) Sedang(2) Rendah(1) 56
3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi,
dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan
100
bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
3.5.1 Menyatakan sumber energi panas terbesar di bumi. Rendah (3) Tinggi (3) Tinggi (3) 100
3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber
daya alam di lingkungannya.
3.8.1 Menyeleksi tindakan manusia yang bertujuan untuk melestarikan 89
Sedang (2) Tinggi (3) Sedang (2) 89
lingkungan.
3.8.2 memilih usaha dalam penghematan air sebagai sumber daya alam. Rendah (3) Tinggi (3) Sedang (2) 89

207
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

208
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

Untuk menghitung KKM indikator dengan menafsirkan hasil tes, karena skor tes
rentang poin menggunakan rumus : hanya memiliki sedikit informasi.
KKM indikator = poin kompleksitas + Misalnya, skor seorang siswa pada suatu
poin daya dukung + poin intake x 100 = tes matematika adalah 50. Yang menjadi
…. pertanyaan adalah “apa makna skor 50
9 tersebut? Apakah skor itu dapat
Untuk menghitung KKM indikator dengan menyatakan posisi kemampuan di bawah
rentang nilai menggunakan rumus : rata – rata, terletak pada rata – rata atau di
KKM indikator = nilai kompleksitas + atas rata – rata?”
nilai daya dukung + nilai intake = …. Jawaban dari pertanyaan diatas
3 sangat tergantung darai banyak faktor.
Untuk menghitung KKM KD Seperti banyaknya butir soal, bagaimana
menggunakan rumus : tingkat kesulitan butir soal dan lain
KKM KD = Penjumlahan dari semua sebagainya. Jika soal hanya terdiri dari 50
KKM indikator =…. Banyaknya indikator butir soal dan seorang siswa mendapat
skor 50, maka siswa tersebut dikatakan
Untuk menghitung KKM Mata pelajaran memperoleh skor sempurna. Namun bila
menggunakan rumus : tes terdiri dari 100 butir soal dan seorang
KKM Mapel = Penjumlahan dari semua siswa mendapat skor 50, berarti siswa
KKM KD = …. Banyaknya KD tersebut hanya mampu menjawab benar
separuh dari jumlah butir soal. Tetapi kita
Dari contoh perhitungan KKM di masih belum bisa mengetahui makna yang
atas mendapatkan hasil bahwa KKM mata sebenarnya dari skor itu. Jika tes terdiri
pelajaran IPA kelas IV semester II adalah dari 100 butir yang seluruh butirnya sulit,
sebesar 77. maka seorang siswa yang mendapatkan
Sebelum menuju ke bab sub bab skor 50 dan skor tersebut adalah skor
selanjutnya lebih baik membaca tertinggi di dalam kelas, maka dapat
pendahuluan di bawah ini sebagai dikatakan kemampuannya cukup baik.11
pengantar untuk memahami sub bab B dan Setelah menemukan skor dari
C: setiap peserta didik, seharusnya guru tidak
KKM sangat berhubungan dengan tergesa – gesa dalam menentukan prestasi
skor dan nilai siswa yang diperoleh selama belajar (nilai) dari peserta didik yang
mengikuti pembelajaran. Skor seorang didasarkan pada angka yang diperoleh
siswa dalam tes diharapkan dapat setelah membagi skor dengan jumlah soal,
mencerminkan kemampuannya dalam karena cara tersebut dianggap kurang
mengerjakan tes. Skor tes merupakan proporsional. Contohnya, seorang peserta
kunci bagi guru untuk memahami didik memperoleh skor 55, sementara
kemampuan peserta didik bila peserta skala nilai yang digunakan adalah skala 0 -
didik tersebut mengerjakan soal test 10 atau skala 0 – 5, maka skor tersebut
tersebut dengan jujur. Sehingga penting harus dikonversikan atau di tafsirkan
bagi guru untuk mampu memaknai dan terlebih dahulu menjadi skor standar
menafsirkan skor tes peserta didik. sebelum di tetapkan sebagai nilai akhir.12
Perhitungan skor tes biasanya apa
adanya. Contohnya yakni skor pada suatu
11
tes matematika dihitung berdasarkan Kusaeri dan Suprananto, Penilaian dan
banyaknya butir yang dijawab benar oleh Pengukuran: Untuk Guru dan Calon Guru
siswa. Namun skor tes tersebut (Yogyakarta: UNY Press, 2011), 27.
12
mempunyai keterbatasan dalam Mohammad Ali, Evaluasi Pendidikan (Program
Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah Ibtidaiyah
209
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

Untuk menafsirkan skor tes Pendekatan penilaian acuan


diperlukan suatu acuan. Yang berarti patokan ini dalam melakukan penilaiannya
diperlukan suatu pembanding untuk mengacu pada suatu kriteria pencapaian
membandingkan kemampuan seorang tujuan pembelajaran atau indikator
siswa dengan “sebuah acuan”. Di dalam pembelajaran yang telah dirumuskan
bidang penilaian, dikenal dua pendekatan sebelumnya. Nilai – nilai yang diperoleh
dalam mengkonversikan atau atau siswa dihubungkan dengan tingkat
menafsirkan skor peserta didik menjadi pencapaian penguasaan siswa terhadap
nilai akhir. Dua pendekatan tersebut adalah materi pembelajaran sesuai dengan
Pendekatan Acuan Patokan (PAP) dan indikator pembelajaran atau tujuan
Pendekatan Acuan Norma (PAN).13 pembelajaran yang telah ditetapkan.15
Penilaian acuan patokan ini disebut
B. Pendekatan Penilaian Acuan Patokan juga dengan penilaian acuan kriteria.
(PAP) Penilaian acuan ini berupaya
1. Pengertian Penilaian Acuan Patokan mendeskripsikan apa yang telah diketahui
(PAP) atau apa yang dapat dilakukan oleh peserta
Pendekatan penilaian acuan didik. Hasil penilaian dengan
patokan lebih menitik beratkan pada apa menggunakan acuan kriteria dapat berupa
yang dapat dilakukan oleh peserta didik. tercapainya atau tidak tercapainya, tuntas
Kemampuan – kemampuan apa yang telah atau tidak tuntas, dan lulus atau tidak lulus.
dicapai oleh peserta didik sesudah Siswa yang lulus atau mencapai kriteria
menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu kelulusan dapat diartikan menguasai
keseluruhan program. Penilaian acuan materi, sedangkan yang tidak lulus berarti
patokan meneliti apa yang dapat tidak menguasai materi yang
dikerjakan oleh peserta didik, bukan dipersyaratkan. Bagi peserta didik yang
membandingkan seorang peserta didik telah mencapai kriteria bisa diberi program
dengan teman sekelasnya, melainkan pengayaan atau program percepatan,
dengan suatu kriteria atau patokan spesifik. sedangkan yang dapat mencapai kriteria
Yang dimaksud dengan kriteria diberikan program perbaikan.
dalam dalam hal ini adalah suatu tingkat Penilaian acuan patokan atau yang
pengalaman belajar yang diharapkan juga disebut dengan penilaian acuan
tercapai sesudah selesai kegiatan belajar kriteria ini memiliki asumsi bahwa semua
atau sejumlah kompetensi dasar yang telah orang bisa belajar apa saja namun
ditetapkan terlebih dahulu sebelum memerlukan jumlah waktu yang berbeda.
kegiatan belajar berlangsung. Contohnya Dengan demikian, variabel pada acuan ini
kriteria yang digunakan 70 % atau 80%. adalah waktu. Sebagai konsekuensi, maka
Bagi peserta didik yang kemampuannya di muncul adanya program remedial atau
bawah kriteria yang telah ditetapkan pengayaan dan juga program akselerasi
dinyatakan tidak berhasil dan harus atau percepatan.16
mendapatkan remedial14
2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Acuan
Patokan (PAP)
(MI) dan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
Tujuan dari dari pendekatan penilaian
sekolah, 2009), 239. acuan patokan adalah untuk mengukur
13
Kusaeri dan Suprananto, Penilaian dan
15
Pengukuran: Untuk Guru dan Calon Guru…., 27 – M. Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik
28. Evaluasi Pengajaran….., 76.
14 16
Yessy Nur Endah Sary, Buku Mata Ajar Evaluasi Kusaeri dan Suprananto, Penilaian dan
Pendidikan (Yogyakarta: Deepublish, 2015), 104 - Pengukuran: Untuk Guru dan Calon Guru…., 30 –
105. 31.
210
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

secara pasti tujuan atau kompetensi Sebagai contoh:


yang ditetapkan sebagai kriteria Seorang guru merencanakan tes
keberhasilannya. Manfaat dari hasil belajar dalam mata pelajaran IPA.
penilaian acuan patokan ini adalah Soal – soal yang dikeluarkan dalam tes
untuk meningkatkan kualiatas hasil terdiri dari 10 butir soal dengan rincian
belajar, sebab peserta didik diusahakan sebagai berikut:
untuk mencapai standar yang telah
ditentukan, dan hasil belajar peserta Tabel 4. Rincian butir soal
didik dapat diketahui derajat Nomor Jumlah Bobot
Bentuk
Butir Butir Jawaban Skor
pencapaiannya. Untuk menentukan soal
Soal
Soal Betul
batas lulus dengan pendekatan ini, Pilihan
setiap skor peserta didik dibandingkan 1–4 4 2 8
Ganda
dengan skor ideal yang mungkin 5–8
Pilihan
4 4 16
dicapai oleh peserta didik.17 Ganda
Pilihan
9 – 10 2 6 12
Ganda
3. Menentukan Nilai Akhir Siswa dengan Skor Maksimum Ideal (SMI) 36
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Apabila dalam penentan nilai tes Berdasarkan rincian butir – butir
hasil belajar itu menggunakan acuan soal di atas dapat diketahui bahwa Skor
patokan atau yang juga disebut dengan Maksimum Ideal (SMI) dari tes hasil
penilaian acuan kriteria, maka hal ini belajar tersebut adalah = 36.
berarti nilai yang akan diberikan kepada
testee itu harus didasarkan pada standar Bila tes hasil belajar bidang studi IPA
mutlak. Hal ini berarti pemberian nilai tersebut diikuti oleh 14 siswa dengan
kepada testee itu dilaksanakan dengan perolehan skor – skor hasil tes sebagai
jalan membandingkan antara skor berikut:
mentah hasil tes yang dimiliki oleh Tabel 5. Tabulasi Skor
masing – masing individu testee dengan
skor maksimum ideal (SMI) yang No
Inisial Nama Skor
mungkin dapat dicapai oleh testee, Siswa
kalau saja seluruh soal tes dapat 1 AT 14
dijawab dengan benar. 2 BA 16
Oleh karenanya penentan nilai 3 CA 18
yang mengacu pada kriteria atau 4 DA 16
patokan ini, tinggi rendahnya atau besar 5 EA 28
kecilnya nilai yang diberikan kepada 6 FT 20
masing – masing individu testee,
7 GD 18
mutlak ditentukan oleh besar kecilnya
8 HE 20
atau tinggi rendahnya skor yang dapat
dicapai oleh masing – masing testee 9 IF 28
yang bersangkutan. Hal inilah yang 10 JR 20
menyebabkan penentuan nilai dengan 11 KH 22
mengacu pada kriteria/patokan ini 12 LR 24
sering disebut penentuan nilai secara 13 MY 10
mutlak atau penentuan nilai secara 14 NV 8
individual.
Apabila skor mentah hasil tes
obyektif yang dicapai 14 siswa Madrasah
17
Yessy Nur Endah Sary, Buku Mata Ajar Evaluasi Ibtidaiyah tersebut dalam pendekatan
Pendidikan…., 105.
211
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

penilaian acuan, maka rumus yang diketahui siswa manakah yang tingkat
digunakan adalah sebagai berikut: pengetahuannya tergolong tinggi, sedang
Nilai = Skor Mentah x 100 atau rendah dan juga dapat diketahi siswa
Skor Maksimum Ideal manakah yang telah mencapai KKM yang
telah ditentukan berdasarkan tingkat
Skor maksimum ideal dari tes hasil kedalaman materi tes. Bila nilai yang
belajar bidang studi IPA adalah 18. diraih tinggi maka tingkat penguasaan
Apabila skor mentah yang diperoleh materinya tinggi. Sebaliknya bila nilai
peserta didik dikonversikan nilai yang yang diraih rendah maka tingkat
dengan menggunakan penilaian acuan penguasaan materinya juga rendah. Inilah
patokan, maka nilai peserta didik dapat tertutama keunggulan pendekatan
diperiksa pada tabel berikut ini: penilaian acuan patokan ini.
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Tabel 6. Konversi Skor menjadi Nilai (PAP) sangat baik diterapkan pada tes – tes
Initial Nilai formatif , dimana penguji ingin
Skor KKM mengetahui sejauh mana peserta didiknya
No Nama (sudah
Mentah IPA (77)
Siswa dibulatkan) telah terbentuk setelah mengikuti
(14 : 36) x TIDAK pembelajaran dalam waktu tertentu.
1 AT
14 100 = 39 TUNTAS
Dengan demikian dapat guru atau dosen
(16 : 36) x TIDAK
2 BA
16 100 = 44 TUNTAS dapat melakukan upaya – upaya yang
(18 : 36) x TIDAK dipandang perlu agar tujuan pengajaran
3 CA
18 100 = 50 TUNTAS dapat tercapai dengan optimal. Namun
4 DA
(16 : 36) x TIDAK Penilaian Acuan Patokan (PAP) ini lebih
16 100 = 44 TUNTAS baik tidak digunakan dalam penentuan
(28 : 36) x TUNTAS
5 EA nilai hasil tes sumatif seperti pada ulangan
28 100 = 78
(20 : 36) x TIDAK umum dalam rangka pengisian raport, atau
6 FT ujian akhir dalam rangka pengisian nilai
20 100 = 56 TUNTAS
7 GD
(18 : 36) x TIDAK ijazah. Karena penilaian acuan patokan ini
18 100 = 50 TUNTAS dalam penerapannya tidak
(20 : 36) x TIDAK mempertimbangkan kemampuan
8 HE
20 100 = 56 TUNTAS
(28 : 36) x TUNTAS
kelompok (rata – rata kelas) sehingga
9 IF
28 100 = 78 dikatakan “kurang manusiawi”, maka
(20 : 36) x TIDAK dengan menerapkan PAP dalam tes
10 JR
20 100 = 56 TUNTAS sumatif bisa terjadi bahwa sebagian besar
(22 : 36) x TIDAK siswa tidak dapat dinyatakan lulus atau
11 KH
22 100 = 61 TUNTAS tidak dapat dinyatakan naik kelas.
(24 : 36) x TIDAK
12 LR
24 100 = 67 TUNTAS Kelemahan lain dari PAP ini adalah
(20 : 36) x TIDAK apabila butir soal terlalu sukar, maka testee
13 MY (siswa) – betapapun pandainya – akan
10 100 = 28 TUNTAS
14 NV
(8 : 36) x TIDAK memperoleh nilai rendah. Sebaliknya,
8 100 = 22 TUNTAS apabila butir soal yang dikeluarkan dalam
hasil belajar itu terlalu mudah, maka testee
Dari tabel di atas dapat diketahui (siswa) – betapapun bodohnya - akan
bahwa dengan menggunakan penilaian berhasil meraih nilai yang tinggi. Sehingga
acuan patokan (mutlak), maka nasib ketika membuat butir soal yang ditujukan
seorang mutlak ditentukan oleh dirinya untuk penilaian PAP seyogyanya
sendiri secara individual, tanpa memperhatikan drajat kesulitan item, daya
mempertimbangkan skor yang diperoleh pembeda item, fungsi distraktor, validitas,
siswa lain. Sehingga dapat langsung maupun reliabilitas agar gambaran yang
212
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

sebenarnya mengenai tingkat penguasaan 75 % - 84 % 8


peserta didik terhadap materi tes dapat 65 % - 74 % 7
diperoleh dengan kenyataan sebenarnya.18 55 % - 64 % 6
Dari nilai peserta didik di atas bila 45 % - 54 % 5
ingin mengkonversikan ke skala lima 35 % - 44 % 4
maka menggunakan pedoman berikut ini: 25 % - 34 % 3
15 % - 24 % 2
05 % - 14 % 1
Tabel 7. Kriteria Konversi dengan Skala 5
Tingkat Penguasaan Skor Standar
90 % - 100% A Selanjutnya persentase tingkat
80 % - 89 % B penguasaan terlebih dahulu dirubah dalam
70 % - 79 % C bentuk tabel konversi. Caranya sama
60 % - 69 % D dengan skala lima di atas, yakni setiap
< 59% E batas bawah tingkat penguasaan dikalikan
dengan skor maksimum. Contohnya 95 %
Jika skor maksimum ditetapkan = 0,95 x 36 = 34, 85 % = 0,85 x 36 = 31,
berdasarkan kunci jawaban = 36, maka dan seterusnya. Berikut berikut tabel
penguasaan 90 % = 0,9 x 36 = 32. konversinya:
Penguasaan 80 % = 0,80 x 36 = 29.
Penguasaan 70 % = 0,70 x 36 = 25. Tabel 10. Hasil Konversi dengan Skala 10
Penguasaan 60 % = 0,6 x 36 = 22. Dengan Skor Mentah Skor
demikian diperoleh tabel konversi sebagai Standar
berikut: 34 - 36 10
31 – 33 9
Tabel 8. Hasil Konversi dengan Skala 5
27 – 30 8
Skor Mentah Skor
23 – 26 7
Standar
20 – 22 6
32 – 36 A
16 – 19 5
29 – 31 B
13 – 15 4
25 – 28 C
9 – 12 3
22 – 24 D
5–8 2
< 21 E
1–4 1
Peserta didik yang memperoleh
Berdasarkan tabel diatas, maka
skor 28 berarti nilainya C, skor 20 nilainya
peserta didik yang mendapatkan skor 28
D, skor 18 nilainya E, dan seterusnya.
nilainya 8, skor 20 nilainya 6, yang
Namun bila ingin dijadikan strandar
mendapatkan skor 18 nilainya 5 dan
sepuluh, maka skor peserta didik dapat
seterusnya.
dikonversi dengan pedoman sebagai
berikut:
C. Pendekatan Penilaian Acuan Norma
Tabel 9. Kriteria Konversi dengan Skala 10 (PAN)
Skor Mentah Skor 1. Pengertian Penilaian Acuan Norma
Standar (PAN)
95 % - 100 % 10 Penilaian acuan norma adalah
85 % - 94 % 9 penilaian yang dilakukan dengan
mengacu pada norma kelompok. Hal ini
berarti nilai – nilai yang diperoleh siswa
18
dibandingkan dengan nilai – nilai siswa
213
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

yang lain yang termasuk di dalam acuan norma adalah untuk membedakan
kelompok tersebut. Dalam hal ini yang peserta didik atas kelompok –
dimaksud dengan norma adalah kelompok berdasarkan tingkat
kapasitas atau prestasi kelompok, kemampuan dari yang terendah sampai
sedangkan yang dimaksud dengan ke tertinggi. Secara ideal,
kelompok adalah semua siswa yang pendistribuasian tingkat kemampuan
mengikuti tes tersebut. Dapat dalam satu kelompok menggambarkan
disimpulkan bahwa kata kelompok suatu kurva normal.21
yang dimaksud adalah sejumlah siswa Penilaian acuan norma pada
dalam satu kelas, sekolah, rayon dan umumnya digunakan untuk seleksi.
propinsi atau wilayah.19 Soal tes dalam pendekatan ini
Menafsirkan skor tes dengan dikembangkan dari bagian bahan yang
acuan norma berarti memberikan dianggap oleh guru penting sebagai
gambaran kepada kita bagaimana sampel dari bahan yang telah
seorang siswa bila dibandingkan disampaikan. Soal yang dibuat harus
dengan siswa lain yang mengambil tes dibuat dengan tingkat kesukaran yang
yang sama. Cara membandingkan yang bervariasi, mulai dari yang mudah
paling sederhana dan paling banyak sampai dengan yang sulit. Sehingga
digunakan dalam penilaian adalah memberikan kemungkinan jawaban
mengurutkan skor dari yang tertinggi ke peserta didik yang bervariasi, soal dapat
terendah. Kemudian menentukan di menyebar dan dapat membandingkan
mana posisi seorang siswa berada. peserta didik yang satu dengan yang
Hal penting yang perlu lainnya. Penilaian acuan norma
diperhatikan saat menggunakan acuan biasanya digunakan pada akhir unit
norma adalah kelompok acuan harus pembelajaran untuk menentukan tingkat
menggambarkan atau mewakili hasil belajar peserta didik, peringkat
keseluruhan siswa yang mengambil tes. dan klasifikasi peserta didik.22
bila kita ingin membandingkan
kemampuan siswa dalam tes, maka 3. Menentukan Nilai Akhir Siswa
perlu melihat siswa lain yang memiliki dengan Penilaian Acuan Norma
umur, kelas dan latar belakang (PAN)
pendidikan yang sama.20 Berikut ini langkah – langkah
pengolahan skor siswa menjadi nilai
2. Tujuan dan Fungsi Penilaian Acuan akhir dengan menggunakan Penilaian
Norma (PAN) Acuan Norma (PAN):
Dalam penilaian acuan norma, 1. Mencari skor mentah setiap pesereta
makna skor peserta didik ditemukan didik.
dengan cara membandingkan hasil 2. Menghitung rata – rata (X) aktual
belajarnya dengan hasil belajar peserta yang melambangkan prestasi
didik lain dalam satu kelompok/kelas. kelompok:
Peserta didik dikelompokkan menurut
jenjang hasil belajar, sehingga dapat X aktual = Md +  fd i
diketahui kedudukan relatif seorang n
peserta didik dibandingkan dengan Keterangan :
teman sekelasnya. Tujuan dari penilaian
19
M. Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik
21
Evaluasi Pengajaran….., 77. Mohammad Ali, Evaluasi Pendidikan…., 245.
20 22
Kusaeri dan Suprananto, Penilaian dan Mohammad Ali, Evaluasi Pendidikan…., 245 –
Pengukuran: Untuk Guru dan Calon Guru…., 28. 246.
214
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

Md = mean duga
fd = frekuensi kali deviasi No Inisial Nama Siswa Skor
F = frekuensi 1 AT 8
n = jumlah sampel 2 BA 10
d = deviasi 3 CA 14
i = interval
4 DA 16
5 EA 16
3. Menghitung standar deviasi yang
mencerminkan variasi dari skor – 6 FT 18
skor mentah hasil ujian yang dicapai 7 GD 18
14 siswa dengan rumus : 8 HE 20
9 IF 20
s = i fd2 - fd2 10 JR 20
n n 11 KH 22
12 LR 24
4. Menyusun pedoman konversi
13 MY 28
Contohnya:
Diketahui tes hasil belajar 14 NV 28
bidang studi IPA yang diikuti oleh 14
siswa dengan perolehan skor – skor Selanjutnya data di atas
hasil tes sebagai berikut: ditabulasi dalam daftar distribusi
frekuensi, yaitu mengelompokkan data
Tabel 11. Skor Siswa sesuai dengan kelas interval. Langkah –
langkah perhitungannya sebagai
No Initial Nama Siswa Skor
berikut:
1 AT 14 a. Mencari rentang, yaitu skor terbesar
2 BA 16 dikurangi skor terkecil:
3 CA 18 Skor terbesar = 28
4 DA 16 Skor terkecil = 8
5 EA 28 Rentang = 20
6 FT b. Mencari banyak kelas interval:
20
Banyak kelas = 1 + (3,3) log. N
7 GD 18
= 1 + (3,3) log 14
8 HE 20 = 1 + (3,3) (1,146)
9 IF 28 = 4,7818
10 JR 20 = 5 (dibulatkan)
11 KH 22 c. Mencari interval kelas:
12 LR 24 i = Rentang =
13 MY 10 20 = 4,1825 = 4 (dibulatkan)
14 NV Banyak Kelas 4,7818
8
d. Menyususn daftar distribusi
frekuensi:
Pertanyaannya: tentukan nilai peserta
didik dengan pendekatan PAN! Tabel 13. Distribusi Frekuensi
Langkah – langkah penyelesaiannya: Kelas Interval Tally Frekuensi
1. Menyusun skor terkecil sampai 28 - 31 11 2
dengan skor terbesar, sebagai 24 - 27 1 1
berikut: 20 - 23 1111 4
16 - 19 1111 4
12 - 15 1 1
Tabel 12. Urutan Skor Siswa dari kecil ke besar
8 - 11 11 2
215
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

Jumlah 14 X + 2,25 (s)= 21 + 2,25 (6) =


34,5
2. Menghitung rata – rata aktual dan 9
simpangan baku aktual X + 1,75 (s)= 21 + 1,75 (6) =
Kelas Frekuensi d Fd F (d2) 31,5
Interval 8
28 - 31 2 +3 +6 18
24 - 27 1 +2 +2 4 X + 1,25 (s)= 21 + 1,25 (6) =
20 - 23 4 +1 +4 4 28,5
16 - 19 4 0 0 0 7
12 - 15 1 -1 -1 1 X + 0,75 (s)= 21 + 0,75 (6) =
8 - 11 2 -2 -4 8 25,5
Jumlah 14 7 35
6
X + 0,25 (s)= 21 + 0,25 (6) =
X aktual = Md +  fd i 22,5
= 19 + 7 4
= 21 5
n 14 X – 0,25 (s) = 21 - 0,25 (6) =
19,5
3. Menghitung simpangan baku (s) 4
aktual X - 0,75 (s)= 21 - 0,75 (6) =
16,5
s = i fd2 - fd2 = 4 35 - 7 2 3
n n 14 14 X – 1,25 (s) = 21 - 1,25 (6) =
= 4 2,5 - 0,25 = 4 2,25 13,5
= 4 x 1,5 =6 2
X - 1,75 (s)= 21 - 1,75 (6) =
4. Menyusun Pedoman Konversi 10,5
a. Skala Lima (0 – 5): 1
A X – 2,25 (s) = 21 - 2,25 (6) =
X + 1,5 (s) = 21 + 1,5 (6) = 7,5
30 0
B Dengan demikian, skor 28
X + 0,5 (s) = 21 + 0,5 (6) = nilainya 4, skor 20 nilainya 2,
24 skor 35 nilainya 5, skor 24
C nilainya 3 dan skor 17 nilainya
X - 0,5 (s) = 21 - 0,5 (6) = 1.
18 c. Skala Seratus atau T – Skor
D Rumus : T - Skor = 50 + X -
X - 1,5 (s) = 21 - 1,5 (6) = X 10 s
12 Keterangan:
E 50 dan 10 = bilangan tetap
Dengan demikian, skor 28 X = Skor mentah yang
nilainya B, skor 20 nilainya C, diperoleh setiap peserta didik
skor 18 nilainya C, dan X = rata – rata
seterusnya. s = simpangan baku
b. Skala Sepuluh (0 – 10) contoh:
1diketahui peserta didik A
0 mempunyai skor mentah 35.
Rata – rata = 34,38 dan
216
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati: Penialaian Acuan Norma…

simpangan baku = 8,79. Dengan persyaratan penguasaan atas materi


demikian nilai yang diperoleh pelajaran tertentu. Kriteria Ketuntasan
peserta didik A dalam skala 0 – Minimal (KKM) harus ditetapkan oleh
100 adalah 50 + 35 - 34,38 satuan pendidikan sebelum awal tahun
10 = 50,71 8,79 ajaran dimulai. Salah satu fungsi dari
KKM adalah sebagai acuan bagi pendidik
Kesimpulan dalam menilai kompetensi peserta didik
Penilaian acuan norma adalah sesuai kompetensi dasar mata pelajaran
penilaian yang dilakukan dengan mengacu yang diikuti. Setiap kompetensi dasar
pada norma kelompok. Hal ini berarti nilai dapat diketahui ketercapaiannya
– nilai yang diperoleh siswa dibandingkan berdasarkan KKM yang ditetapkan.
dengan nilai – nilai siswa yang lain yang
termasuk di dalam kelompok tersebut.
Dengan membandingkan skor tersebut, Daftar Pustaka
memungkinkan untuk memprediksi Ali, Mohammad. Evaluasi Pendidikan.
keberhasilan seorang siswa dalam berbagai Program Peningkatan Kualifikasi
materi, mendiagnosis kelebihan dan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan
kekurangannya, mengukur kemajuan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
pendidikan dan memanfaatkan hasil tes sekolah, 2009.
sebagai tujuan pembelajaran dan Kusaeri dan Suprananto. Penilaian dan
bimbingan. Pengukuran: Untuk Guru dan Calon
Penilaian acuan patokan meneliti apa Guru. Yogyakarta: UNY Press,
yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, 2011.
bukan membandingkan seorang peserta Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang
didik dengan teman sekelasnya, melainkan Standar Penilaian.
dengan suatu kriteria atau patokan spesifik. Prayitno. Dasar Teori dan Praksis
Pendekatan penilaian acuan patokan ini Pendidikan. Yogyakarta:
dalam melakukan penilaiannya mengacu Deepublish, t.t.
pada suatu kriteria pencapaian tujuan Purwanto, M. Ngalim. Prinsip – Prinsip
pembelajaran atau indikator pembelajaran dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
yang telah dirumuskan sebelumnya. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Tujuan dari dari pendekatan penilaian Sary, Yessy Nur Endah. Buku Mata Ajar
acuan patokan adalah untuk mengukur Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
secara pasti tujuan atau kompetensi yang Deepublish, 2015.
ditetapkan sebagai kriteria Sukardi. Evaluasi Pendidikan : Prinsip
keberhasilannya. Manfaat dari penilaian dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi
acuan patokan ini adalah untuk Aksara, 2012.
meningkatkan kualiatas hasil belajar, Uno, Hamzah B. dan Satria Koni.
sebab peserta didik diusahakan untuk Assesment Pembelajaran. Jakarta :
mencapai standar yang telah ditentukan, Bumi Aksara, 2014.
dan hasil belajar peserta didik dapat https://akhmadsudrajat.files.wordpress.co
diketahui derajat pencapaiannya. m/2008/08/penetapan-kkm.pdf
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) http://zhenhal.blogspot.co.id/2015/12/mak
adalah acuan untuk menetapkan seseorang alah-kriteria-ketuntasan-minimal-
peserta didik secara minimal memenuhi kkm.html

217

Anda mungkin juga menyukai