Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan
anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh.
Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh.
(Kozier, 2010)

B. Tanda Dan Gejala


1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Batasan Karakteristik
 Kram abdomen
 Nyeri abdomen
 Menghindari makanan
 Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
 Kerapuhan kapiler
 Diare
 Kehilangan rambut berlebihan
 Bising usus hiperaktif
 Kurang makanan
 Kurang informasi
 Kurang minat pada makanan
 Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
 Kesalahan konsepsi
 Kesalahann informasi
 Membran mukosa pucat
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Tonus otot menurun
 Mengeluh gangguan sensasi rasa
 Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
 Cepat kenyang setelah makan
 Sariawan rongga mulut
 Steatorea
 Kelemahan otot pengunyah
 Kelemahan otot
 untuk menelan

2. Gangguan Menelan
Batasan Karakteristik
a. Gangguan Fase esofagus
 Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
 Pernapasan bau asam
 Bruksisme
 Nyeri epigastrik
 Menolak makan
 Nyeri uluhati
 Hematemesis
 Hiperekstensi kepala
 Bangun malam karena mimpi buruk
 Batuk malam hari
 Terlihat bukti kesulitan menelan
 Odinofagia
 Regurgitasi isi lambung
 Menelan berulang
 Keluhan “ada yang menyangkut”
 Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
 Pembatasan volume
 Muntah
 Muntahan di bantal

b. Gangguan fase oral


 Abnormalitas pada fase oral pada pemeriksaan menelan
 Tersedak sebelum menelan
 Batuk sebelum menelan
 Ngiler
 Makanan jatuh dari mulut
 Makanan terdorong keluar dari mulut
 Muntah sebelum menelan
 Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
 Masuknya bolus terlalu dini
 Bibir tidak menutup rapat
 Kurang mengunyah
 Kurang kerja lidah untuk membentuk bolus
 Makan lama dengan konsumsi sedikit
 Refluks nasal
 Piecemeal deglutition
 Makanan terkumpul di sulkus lateral
 Sialorea
 Pembentukan bolus terlalu lambat
 Kelemahan mengisap yang mengakibatkan ketidakcukupan
mengatup puting
c. Gangguan fase faring
 Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan
 Gangguan posisi kepala
 Tersedak
 Batuk
 Keterlambatan menelan
 Menolak makan
 Muntah
 Suara seperti kumur
 Ketidakadekuatan elevasi
 Menelan berkali-kali
 Refluks nasal
 Infeksi paru berulang
 Demam yang tidak jelas penyebabnya

3. Kesiapan Meningkatkan Nutrisi


Batasan Karakteristik
 Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan
 Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
 Mengonsumsi cairan adekuat
 Mengonsumsi makanan adekuat
 Makan secara teratur
 Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat
 Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
 Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
 Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
 Pembuatan cairan yang aman
 Pembuatan makanan yang aman
 Penyimpana cairan yang aman
 Penyimpanan cairan yang aman

4. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Batasan Karakteristik
 Mengosentrasikan asupan makanan pada akhir hari
 Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan
aktivitas lain)
 Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal(mis; siang
hari, situasi sosial)
 Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa
lapar (mis: ansietas)
 Aktivitas monoton
 Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
 Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
 Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal
C. Pohon Masalah

Gastrointestinal Malnutrisi
obesitas

Disfagia Gastritis Ggn. Usus halus Makanan yang


Intake dan output yang
tidak adekuat
tidak seimbang
menyebabkan non
Esofagus Respon Malabsorpsi
masuknya Intake berlebihan & balance intake dan
mucosa Terganggunya output kurang
basa kuat/ output
asam kuat lambung absorpsisatu menyebabakan Non
Nekrosis terhadap /banyak zat gizi balance intake dan
kolkuatifa iritasi pd dlm mukosa usus output
lambung
Kekurangan nutrisi
Ketidakma- Risikokelebihann
Ketidakmamp dalam tubuh
mpuan utrisi
Ketidakmampuan uan untuk
menelan
untuk mencerna mengabsorpsi
makanan
makanan nutrient
Akumulasi lemak pd
seluruh jaringan Kesiapan meningkatkan
Ggn. Menelan dan adiposa nutrisi

Kelebihan nutrisi
Ketidakseimba-
ngan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan
nutrisi adalah sebagai berikut :
 Kadar total limfosit

 Albumin serum

 Zat Besi

 Transferin serum

 Kreatinin

 Hemoglobin

 Hematokirit

 Keseimbangan nitrogen

 Tes antigen kulit


Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk
meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan nilai limfosit,
penurunan albumin serum < 3,5 gr/dl, dan peningkatan/penurunan kadar
kolesterol (Mubarak, 2008).
a. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk mempelajari status
nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti albumin, transferin,
prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas pengikat zat besi total, dan
haemoglobin. Setelah makan, waktu respon untuk perubahan pada rentang
protein dari jam ke minggu. Masa hidup metabolisme albumin adalah 21 hari,
transferin 8 hari, prealbumin 2 hari, dan protein pengikat retinol adalah 12
hari. Faktor yang mempengaruhi kadar albumin serum meliputi hidrasi,
perdarahan, penyakit ginjal dan hepatik, jumlah drainase yang besar untuk
luka, drain luka bakar, atau traktus gastrointestinal, pemberian steroid, infus
albumin eksogenus, umur, trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Kadar
albumin adalah indikator penyakit kronis yang lebih baik, sedangkan kadar
prealbumin dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status protein serum.
Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke dalam gram total
protein yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukur keluaran nitrogen melalui
analisis laboratorium 24 jam urea nitrogen urinari (UUN). Untuk klien dengan
diare dan drainase fistula, perkirakan tambahan 2-4 gram keluaan nitrogen
yang lebih lanjut. Keseimbangan nitrogen didapatkan dengan membagi
keluaran nitrogen yang dibutuhan untuk anabolisme. Sebaliknya,
keseimbangan nitrogen negatif terjadi saat katabolisme terjadi. (Potter & Perry,
2010).

E. Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enteral
juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak
mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian
makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang
pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau
yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas
fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi
parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke
vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori
yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya
dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan
oleh darah klien. (Nurjanah, 2011)
F. Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi
yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup,
dan faktor –faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat area pokok :
1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri
Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan. Pengukuran
antropometri sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan bagian
khusus tubuh. Pengukuran antropometri yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk
lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia
Tes – tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan,
fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes biasanya diguakan
untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein plasma seperti
albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan
zat besi, dan hemoglobin. Tes – tes lain digunakan untuk menentukan
status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas
kutaneus, dan ukuran metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien,
sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan area yang
berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh
makanan. Selama mengkaji riwayat keperawatan perawat juga
menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk
menentukan kebutuhan energy dan membandingkannya dengan asupan
makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi
klien tanda – tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat
mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat diobservasi
selama pengkajian fisik.

G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Faktor yang Berhubungan
 Faktor biologis
 Faktor ekonomi
 Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
 Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
 Ketidakmampuan menelan makanan
 Faktor psikologis
c. Batasan Karakteristik
 Kram abdomen
 Nyeri abdomen
 Menghindari makanan
 Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
 Kerapuhan kapiler
 Diare
 Kehilangan rambut berlebihan
 Bising usus hiperaktif
 Kurang makanan
 Kurang informasi
 Kurang minat pada makanan
 Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
 Kesalahan konsepsi
 Kesalahann informasi
 Membran mukosa pucat
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Tonus otot menurun
 Mengeluh gangguan sensasi rasa
 Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
 Cepat kenyang setelah makan
 Sariawan rongga mulut
 Steatorea
 Kelemahan otot pengunyah
 Kelemahan otot untuk menelan

2. Gangguan Menelan
a. Definisi
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan
struktur atau fungsi oral, faring, atau esofagus
b. Faktor yang Berhubungan
Defisit Kongenital
 Masalah perilaku makan
 Gangguan dengan hipotonia signifikan
 Penyakit jantung kongenital
 Gagal bertumbuh
 Riwayat makan dengan slang
 Obstruksi mekanis
 Gangguan neuromuskular
 Malnutrisi energi-protein
 Gangguan pernapasan
 Anomali saluran napas atas
Masalah Neurologis
 Akalasia
 Defek anatomik didapat
 Paralisis serebral
 Gangguan saraf kranial
 Keterlambatan perkembangan
 Defek esofagus
 Abnormalitas orofaring
 Prematuritas
 Penyakit refluks gastroesofagus
 Abnormalitas laring
 Defek laring
 Defek nasal
 Defek rongga nasofaring
 Defek trakea
 Trauma
 Cedera kepala traumatik
 Anomali jalan napas atas
c. Batasan Karakteristik
Gangguan Fase esofagus
 Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
 Pernapasan bau asam
 Bruksisme
 Nyeri epigastrik
 Menolak makan
 Nyeri uluhati
 Hematemesis
 Hiperekstensi kepala
 Bangun malam karena mimpi buruk
 Batuk malam hari
 Terlihat bukti kesulitan menelan
 Odinofagia
 Regurgitasi isi lambung
 Menelan berulang
 Keluhan “ada yang menyangkut”
 Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
 Pembatasan volume
 Muntah
 Muntahan di bantal
Gangguan fase oral
 Abnormalitas pada fase oral pada pemeriksaan menelan
 Tersedak sebelum menelan
 Batuk sebelum menelan
 Ngiler
 Makanan jatuh dari mulut
 Makanan terdorong keluar dari mulut
 Muntah sebelum menelan
 Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
 Masuknya bolus terlalu dini
 Bibir tidak menutup rapat
 Kurang mengunyah
 Kurang kerja lidah untuk membentuk bolus
 Makan lama dengan konsumsi sedikit
 Refluks nasal
 Piecemeal deglutition
 Makanan terkumpul di sulkus lateral
 Sialorea
 Pembentukan bolus terlalu lambat
 Kelemahan mengisap yang mengakibatkan ketidakcukupan
mengatup puting
Gangguan fase faring
 Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan
 Gangguan posisi kepala
 Tersedak
 Batuk
 Keterlambatan menelan
 Menolak makan
 Muntah
 Suara seperti kumur
 Ketidakadekuatan elevasi
 Menelan berkali-kali
 Refluks nasal
 Infeksi paru berulang
 Demam yang tidak jelas penyebabnya

3. Kesiapan Meningkatkan Nutrisi


a. Definisi
Suatu pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dan dapat ditingkatkan
b. Batasan Karakteristik
 Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan
 Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
 Mengonsumsi cairan adekuat
 Mengonsumsi makanan adekuat
 Makan secara teratur
 Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang
sehat
 Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang
sehat
 Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
 Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
 Pembuatan cairan yang aman
 Pembuatan makanan yang aman
 Penyimpana cairan yang aman
 Penyimpanan cairan yang aman

4. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


a. Definisi
Asupan nutrien yang melebihi kebutuhan tubuh
b. Faktor yang Berhubungan
 Asupan berlebih dalam kaitannya dengan kebutuhan
metabolik
 Asupan berlebih dalam kaitannya dengan aktivitas
fisik(konsumsi kalori).
c. Batasan Karakteristik
 Mengosentrasikan asupan makanan pada akhir hari
 Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan
aktivitas lain)
 Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal(mis;
siang hari, situasi sosial)
 Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa
lapar (mis: ansietas)
 Aktivitas monoton
 Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
 Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
 Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal

5. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


a. Definisi
Berisiko pada asupan nutrien melebihi kebutuhan metabolik
b. Faktor Risiko
 Mengonsentrasikan asupan makanan pada malam hari.
 Disfungsi pola makan
 Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal (mis; siang
hari, situasi sosial)
 Makan sebagai respons pada petunjuk internal bukan rasa lapar
(mis; ansietas)
 Berat badan lebih tinggi dari nilai dasar pada awal setiap
kehamilan
 Terlihat penggunaan makan sebagai tindakan menyenangkan
 Terlihat menggunakan makanan sebagai penghargaan
 Membarengi makan dengan aktivitas lain
 Obesitas parental
 Transisi cepat melewati persentil pertumbuhan pada anak
 Melaporkan penggunaan makanan padat sebagai sumber
makanan utama sebelum usia 5 bulan
 Gaya hidup monoton.

H. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakseimban Setelah dilakukan asuhan NIC
gan Nutrisi keperawatan … x 24 jam Nutrition Management
Kurang dari diharapkan masalah a. Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan keperawatan b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Tubuh ketidakseimbangan nutrisi menentukan jumlah kalori dan
kurang dari kebutuhan tubuh nutrisi yang dibutuhkan pasien
dapat teratasi dengan : c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Kriteria Hasil d. Anjurkan pasien untuk
a. Adanya peningkatan meningkatkan protein dan
berat badan sesuai vitamin C
dengan tujuan e. Berikan substansi gula
b. Berat badan ideal sesuai
f. Yakinkan diet yang dimakan
dengan tinggi badan
mengandung tinggi serat untuk
c. Mampu
mencegah konstipasi
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi g. Berikan makanan yang terpilih
d. Tidak ada tanda-tanda (sudah dikonsultasikan dengan
malnutrisi ahli gizi)
e. Menunjukkan h. Ajarkan pasien bagaimana
peningkatan fungsi membuat catatan makanan harian
pengecapan dari i. Monitor jumlah nutrisi dan
menelan kandungan kalori
f. Tidak terjadi penurunan j. Berikan informasi tentang
berat badan yang berarti kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orang
tua selama makan
e. Monitor lingkungan selama
makan
f. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
m. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
n. Monitor kalori dan intake kalori
o. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilla lidah dan
cavitas oral
p. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
2 Gangguan NOC NIC
Menelan Setelah dilakukan asuhan Apriration Precautios
keperawatan … x 24 jam a. Memantau tingkat kesadaran,
diharapkan masalah reflex batuk, reflex muntah, dan
keperawatan gangguan kemampuan menelan
menelan pada pasien dapat b. Memonitor status paru
teratasi dengan menjaga/mempertahankan jalan
Kriteria Hasil : nafas
a. Dapat mempertahankan c. Posisi tegak 90 derajat atau
makanan dalam mulut sejauh mungkin
b. Kemampuan menelan d. Jauhkan manset trakea
adekuat meningkat
c. Pengiriman bolus ke e. Jauhkan pengaturan hisap yang
hipofaring selaras
tersedia
dengan reflex menelan
d. Kemampuan untuk
f. Menyuapkan makanan dalam
jumlah kecil
mengosongkan rongga
mulut g. Periksa penempatan tabung NG
e. Mampu mengontrol atau gastrostomy sebelum
mual dan muntah menyusui
f. Imobilitas konsekuensi : h. Periksa penempatan tabung NG
fisiologis atau gastrostomy sisa sebelum
g. Pengetahuan tentang makan
prosedur pengobatan i. Hindari makan, jika residu tinggi
h. Tidak ada kerusakan tempat "pewarna" dalam tabung
otot tenggorong atau pengisi NG
otot wajah, menelan, j. Hindari cairan atau
menggerakkan lidah menggunakan zat pengental
atau reflex muntah k. Penawaran makanan atau cairan
i. Pemulihan pasca yang dapat dibentuk menjadi
prosedur pengobatan bolus sebelum menelan
j. Kondisi pernapasan, l. Potong makanan menjadi
ventilasi adekuat potongan-potongan kecil
k. Mampu melakukan m. Permintaan obat dalam bentuk
perawatan terhadap non obat mujarab
pengobatan parenteral
l. Mengidentifikasi faktor n. Istirahat atau menghancurkan pil
emosi atau psikologis sebelum pemberian
yang menghambat o. Jauhkan kepala tempat tidur
menelan ditinggikan 30 sampai 45 menit
m. Dapat mentoleransi setelah makan
ingesti makanan tanpa p. Sarankan pidato/berbicara
tersedak patologi berkonsultasi
n. Menyusui adekuat q. Sarankan barium menelan kue
o. Kondisi menelan bayi atau video fluoroskopi
p. Memelihara kondisi gizi
: makanan dan asupan
cairan ibu dan bayi
q. Hidrasi tidak ditemukan
r. Pengetahuan mengenai
cara menyusui
s. Kondisi pernafasan
adekuat
t. Tidak terjadi gangguan
neurologis

3 Kesiapan untuk NOC NIC


meningkatkan Setelah dilakukan asuhan a. Managemen nutrisi: membantu
nutrisi keperawatan … x 24 jam atau menyediakan asupan
diharapkan kesiapan untuk makanan dan cairan dengan diet
meningkatkan nutrisi dapat seimbang
tercapai dengan : b. Konseling nutrisi : member
bantuan dengan proses interaktif
Kriteria Hasil yang berfokus pada kebutuhan
a. Mampu terhadap modifikasi diet
mempertahankan berat c. Penyuluhan individu : membuat
badan yang ideal perencanaan., implementasi, dan
b. Mengonsumsi diet yang evaluasi program penyuluhan
seimbang yang dirancang untuk memenuhi
c. Melaporkan peningkatan kebutuhan khusus pasien
nilai gizi makanan yang d. Penyuluhan : Program Diet :
dikonsumsi (mis; lebih mempersiapkan pasien untuk
banyak mengonsumsi benar-benar mematuhi pola diet
makanan non olahan, yang diprogramkan
dengan sedikit
kandungan lemak jenuh)
4 Ketidakseimban NOC NIC
gan Nutrisi: Setelah dilakukan asuhan Managemen Nutrisi
Lebih dari keperawatan … x 24 jam a. Berikan informasi yang sesuai
Kebutuhan diharapkan masalah tentang kebutuhan nutrisi dan
Tubuh keperawatan cara memenuhi kebutuhan
ketidakseimbangan nutrisi tersebut
lebih dari kebutuhan tubuh b. Lakukan kolaborasi dengan ahli
dapat teratasi dengan : diet untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis zat gizi yang
Kriteria Hasil dibutuhkan untuk memenuhi
a. Pasien menyadari kebutuhan nutrisi
masalah berat badan Bantuan menurunkan berat badan
b. Pasien mengungkapkan a. Bantu pasien untuk
secara verbal keinginan mengidentifikasi motivasi untuk
untuk menurunkan berat
badan makan dan isyarat internal dan
c. Berpartisipasi dalam eksternal yang dikaitkan dengan
program penurunan makan
berat badan b. Tentukan bersama pasien
d. Berpartisipasi dalam tentang jumlah penurunan berat
program latihan yang badan yang diinginkan
teratur c. Bantu pasien menyesuaikan diet
e. Menahan diri untuk dengan gaya hidup dan tingkat
tidak makan banyak aktivitas
dalam satu waktu d. Susun rencana yang realistis
tertentu dengan pasien untuk mengurangi
f. Mengalami asupan asupan makanan dan
kalori, lemak, meningkatkan penggunaan
karbohidrat, vitamin, energy
mineral, zat besi dan e. Anjurkan untuk mengganti
kalsium yang adekuat, kebiasaan yang tidak diinginkan
tetapi tidak berlebihan dengan aktivitas yang disukai
f. Rencanakan program latihan
fisik, pertimbangkan
keterbatasan pasien
g. Anjurkan pasien untuk hadir
dalam kelompok pendukung
penurunan berat badan
5 Resiko NOC NIC
Ketidakseimban Setelah dilakukan asuhan Managemen Nutrisi
gan Nutrisi : keperawatan … x 24 jam a. Membantu atau menyediakan
Lebih dari diharapkan masalah asupan makanan dan cairan
Kebutuhan keperawatan resiko dengan diet seimbang
Tubuh ketidakseimbangan nutrisi b. Timbang berat badan pasien
lebih dari kebutuhan tubuh dalam interval yang sesuai
dapat teratasi dengan : Managemen Berat Badan
a. Memfasilitasi pemeliharaan
Kriteria Hasil berat badan yang optimal dan
a. Mengetahui adanya lemak tubuh yang ada
faktor resiko b. Diskusikan bersama pasien
b. Turut serta dalam mengenai hubungan antara
program latihan fisik asupan makanan, latihan fisik,
yang teratur kenaikan berat badan, dan
c. Mampu penurunan berat badan
mempertahankan berat c. Menetukan berat badan dan
badan ideal presentase lemak tubuh ideal
d. Mampu mengonsumsi pasien
diet yang ideal d. Diskusikan bersama individu
mengenai kebiasaan, adat
istiadat, budaya, dan faktor
keturunan yang dapat
mempengaruhi berat badan
e. Bantu pasien dalam
mengembangkan rencana makan
yang konsisten sesuai dengan
tingkat penggunaan energi
I. Referensi
Alimul H, A. Aziz. 2012. Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi
2. Jakarta : Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika
Barbara, Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
& Praktik Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi
13. Jakarta:EGC
NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014.Jakarta: EGC
Nurarif, A.H, Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
Media Action Publishing
Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori
dan
aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7
Buku 3.Jakarta: Salemba Medika
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses,
dan Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai