Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA BERBASIS

KOMPETENSI
(Studi Pada PT Petrokimia Gresik)
Ismania Hidayati
Endang Siti Astuti
Mohammad Iqbal
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: ismaniahidayati4@gmail.com

ABSTRACT
This research was conducted based on an idea that in order to achieve FRPSDQ\¶V JRDO HIIHFWLYH DQG
efficient also competitive management are required for managing human resources development. With a
good performance management system, company can manage their human resources management optimaly
WKHQ FRPSDQ\¶V JRDO FDQ EH UHDFKHG 37 3HWURNLPLD *UHVLN HIIRUWV IRU SXUVXLQJ HIIHFWLYH DQG HIILFLHQW
SHUIRUPDQFH PDQDJHPHQW ZLWK KLJK FRPSHWLWLYHQHVV DQG LQFUHDVLQJ FRPSDQ\¶V SURGXFWLYLW\ DUH LPSOHPHQW
performance management system based competence. This research goal is to explain the implementation of
performance management at PT Petrokimia Gresik, and analyze factor that support and inhibiting the
performance management system based competence at PT Petrokimia Gresik. This research use qualitatif
descriptive research method. The result of this research is implementation of performance management
system based competence in PT Petrokimia Gresik included in the pattern of Human Resource Management
Based Competency (HRM-BK).

Key Word: Performance Management System, Competence, Human Resource Management Based
Competence

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan atas dasar bahwa keberhasilan pencapaian tujuan sebuah perusahaan diperlukan
sebuah manajemen yang efektif, efisien serta memiliki daya saing dalam mengelola sumber daya manusia
yang dimiliki. Melalui sistem manajemen kinerja yang baik, perusahaan dapat mengelola kinerja sumber
daya manusia yang dimiliki sehingga dapat bekerja secara optimal dan dapat tercapainya tujuan perusahaan.
Upaya PT Petrokimia Gresik dalam rangka menciptakan manajemen kinerja yang efektif dan efisien, yang
berdaya saing dan dapat menunjang produktivitasnya adalah dengan menerapkan sistem manajemen kinerja
berbasis kompetensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penerapan sistem manajemen kinerja
berbasis kompetensi di PT Petrokimia Gresik, serta menganalisis dan menjelaskan faktor pendukung dan
penghambat penerapan sistem manajemen kinerja berbasis kompetensi di PT Petrokimia Gresik. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwasannya penerapan sistem manajemen kinerja berbasis kompetensi di PT Petrokimia
Gresik termasuk dalam pola pengelolaan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-
BK).

Kata Kunci: Sistem Manajemen Kinerja, Kompetensi, Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis
Kompetensi

1. PENDAHULUAN keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut.


Sumber daya manusia merupakan unsur Keberhasilan untuk mencapai tujuan bersama
penggerak yang paling penting dalam rangka tersebut diperlukan sebuah manajemen yang baik
pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan dan benar serta memiliki daya saing dalam
pembentukan sebuah perusahaan adalah untuk mengelola sumber daya yang dimiliki.
mencapai tujuan bersama dan kelangsungan hidup Manajemen kinerja adalah tentang
sebuah perusahaan ditentukan oleh bagaimana pengelolaan sumber daya perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sehingga dapat bekerja secara optimal dan dapat bagi PT Petrokimia Gresik untuk membentuk
tercapainya tujuan perusahaan. Suatu manajemen sistem manajemen kinerja yang berdaya saing.
kinerja dapat dikelola dengan baik maka secara Dalam rangka mewujudkan visi dan misi
langsung berpengaruh terhadap kinerja tiap perusahaan, PT Petrokimia Gresik perlu
individu karyawannya, unit kerja, dan seluruh menyiapkan Sumber Daya Manusia yang
kinerja perusahaan. Oleh karenanya, manajemen berkualitas melalui program Manajemen Sumber
kinerja merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-
perusahaan karena manajemen kinerja berorientasi BK). Manajamen Sumber Daya Manusia Berbasis
pada pengelolaan proses pelaksanaan kerja dan Kompetensi (MSDM-BK) di PT Petrokimia
hasil atau prestasi kerja sumber daya manusianya Gresik diimplementasikan melalui pengelolaan
dalam mencapai tujuan strategik perusahaan. Sumber Daya Manusia yang selalu berdasarkan
Manajemen kinerja dipandang sebagai Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) dan
sebuah sistem yang beroperasi dalam sistem yang Kompetensi Individu (KI) dalam menentukan
luas. Pelaksanaan manajemen kinerja yang buruk kebijakan ketenagakerjaan.
mengakibatkan waktu serta sumber daya yang ada Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
terbuang percuma. Oleh karenanya, pelaksanaan dan mendeskripsikan penerapan sistem
manajemen kinerja diatur dalam sebuah sistem manajemen kinerja berbasis kompetensi di PT
yang dinamis yang berhubungan dengan bagian- Petrokimia Gresik, serta menganalisis dan
bagian lain dari suatu sistem yang lebih luas serta menjelaskan faktor pendukung dan penghambat
berhubungan dengan fungsi-fungsi penting dalam penerapan sistem manajemen kinerja berbasis
perusahaan. kompetensi di PT Petrokimia Gresik. Sehingga
Sasaran utama sistem manajemen kinerja hasil penelitian dapat membantu perusahaan untuk
adalah mengoptimalkan kinerja karyawan dimana mengambil kebijakan-kebijakan selanjutnya
manajemen harus mampu mengkaitkan tugas- dalam kaitannya terhadap penerapan sistem
tugas dan karakteristik kemampuan karyawan manajemen kinerja berbasis kompetensi.
dengan tujuan strategik perusahaan. Sehingga
sistem manajemen kinerja dikembangkan dengan 2. TINJAUAN PUSTAKA
pendekatan berbasis kompetensi. Sistem 2.1. Konsep Dasar Sistem Dalam Organisasi
manajemen kinerja dengan pendekatan berbasis Sistem merupakan sekumpulan unsur yang
kompetensi ini telah dikembangkan di perusahaan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam
swasta maupun BUMN yang ingin memperbaiki melakukan kegiatan bersama untuk mencapai
sistem manajemen kinerjanya dengan pencapaian suatu tujuan. Syamsi (2004:16) juga
kinerja perusahaan sebagai tolok ukur serta PHQGHILQLVLNDQ VLVWHP VHEDJDL ³VHNXPSXODQ
mengupayakan karyawan agar selalu memiliki kegiatan yang terdiri dari subsistem yang saling
komitmen dan motivasi yang tinggi dalam berinteraksi satu dengan lainnya dan berproses
berprestasi untuk perusahaan. XQWXN PHQFDSDL WXMXDQ WHUWHQWX´ 'DUL SHQJHUWLan
Konsep Sistem Manajemen Kinerja Berbasis tersebut, yang merupakan subsistem adalah
Kompetensi (Competency Based Performance prosedur-prosedur untuk melaksanakan suatu
Management System) merupakan bagian yang tak fungsi. Antara prosedur yang satu dengan
terpisahkan dari Manajemen Sumber Daya prosedur yang lain dalam satu sistem itu saling
Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK) atau berkaitan. Sedangkan metode untuk melaksanakan
yang disebut Competency Based Human Resource suatu fungsi tersebut merupakan komponen dari
Management (CB-HRM). Sistem manajemen prosedur. Semuanya merupakan proses yang
kinerja berbasis kompetensi ini dapat lebih berkaitan satu dengan lainnya menuju ke arah
mengintegrasikan kebutuhan untuk menghargai tujuan.
para karyawan yang berkemampuan diatas rata-
rata, karyawan yang banyak berkontribusi, dan 2.2. Konsep Dasar Manajemen Kinerja
NDU\DZDQ VHEDJDL ³knowledge workers´ 6HODLQ Manajemen kinerja menurut Susilo (2012:6)
itu, dapat menjamin arah tercapainya tujuan PHUXSDNDQ ³DNWLYLWDV \DQJ EHUNDLWDQ GHQJDQ
perusahaan. perencanaan, pengperusahaan, pengarahan, dan
Obyek dalam penelitian ini adalah PT pengendalian terhadap pencapaian hasil kerja
Petrokimia Gresik. Adanya tuntutan perubahan, karyawan serta upaya manajemen untuk terus
perbaikan, serta peningkatan produktivitas pada PHPDFX NLQHUMD NDU\DZDQQ\D VHFDUD RSWLPDO´
industri pupuk di Indonesia menjadi tantangan Sedangkan manajemen kinerja menurut Dharma

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PHUXSDNDQ ³SURVHV XQWXN PHQHWDSDNDQ dipastikan oleh keberhasilan pekerja dalam
suatu pemahaman bersama tentang apa yang harus mencapai tujuan dan misi dari perusahaan. Para
dicapai, dan pendekatannya untuk mengelola dan pekerja telah memahami secara tepat apa yang
pengembangan manusia melalui suatu cara yang perusahaan harapkan terkait dengan kinerja
dapat memungkinkan sasaran akan dapat dicapai mereka.
GDODP MDQJND ZDNWX WHUWHQWX´ Sementara itu,
menurut Bacal (1994) yang dikutip oleh Wibowo 2.4. Pendekatan Berbasis Kompetensi
PHPDQGDQJ EDKZD ³PDQDMHPHQ NLQHUMD Istilah kompetensi (competency) dalam
sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara manajemen kinerja mengacu pada perilaku yang
terus menerus dalam kemitraan antara karyawan diperlukan dari seseorang untuk dapat
GHQJDQ DWDVDQ ODQJVXQJQ\D´ 3URVHV NRPXQLNDVL melaksanakan suatu pekerjaan dengan sangat
ini meliputi kegiatan membangun harapan yang baik. Sebagaimana didefinisikan oleh Armstrong
jelas serta pemahaman menegenai pekerjaan yang dan Murlis yang dikutip oleh Dharma (2004:67)
akan dilakukan. Manajemen kinerja didasarkan bahwa ³NDUDNWHULVWLN NHSHULODkuan yang dapat
kepada suatu asumsi bahwa karyawan mengetahui menunjukkan perbedaan mereka yang berkinerja
dan mengerti apa yang diharapkan dari WLQJJL GDODP NRQWHNV LQL PHQ\DQJNXW SUHVWDVL´
perusahaannya, dan diikutsertakan dalam Perilaku tersebut meliputi pikiran-pikiran, dimana
penentuan sasaran yang akan dicapai maka pikiran mengarah pada perilaku yang pada
karyawan akan menunjukkan kinerja mereka gilirannya membuahkan hasil-hasil yang
untuk mencapai sasaran tersebut. dikehendaki.
Berbagai pandangan mengenai manajemen Kompetensi merupakan apa yang harus ada
kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa dalam diri seorang karyawan yang dibutuhkan
manajemen kinerja merupakan aktivitas kegiatan untuk melakukan pekerjaannya dalam bentuk jenis
manajerial dalam mengelola sumber daya dan tingkatan perilaku yang berbeda. Bentuk jenis
perusahaan yang berorientasi pada kinerja dengan dan tingktan perilaku ini dibedakan dari
melakukan proses komunikasi secara terbuka dan kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang
berkelanjutan tentang visi bersama dan dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai tugas
pendekatan strategis yang terpadu sebagai yang berhubungan dengan pekerjaannya.
kekuatan yang mendorong untuk mencapai tujuan
perusahaan. 2.5. Penilaian Kinerja
Setiap fungsi SDM berkontribusi terhadap
2.3. Sistem Manajemen Kinerja proses manjemen kinerja. Namun, penilaian
Pelaksanaan manajemen kinerja harus kinerja memainkan peran yang signifikan dalam
dipandang sebagai sebuah sistem yang proses ini selain pada pelatihan kinerja. Penilaian
berhubungan dengan bagian-bagian lain dari kinerja merupakan faktor yang mendukung
sistem yang lebih luas. Bacal (2001:48) kesuksesan proses manajemen kinerja. Meskipun
menyatakan bahwa, ³Panajemen kinerja harus penilaian kinerja hanyalah salah satu unsur dari
berhubungan dengan perencanaan strategis dan manajemen kinerja, sistem tersebut penting karena
arah perusahaan, proses anggaran keuangan, mencerminkan secara langsung rencana strategis
perencanaan pengembangan karyawan, dan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
program-program peningkatan motivasi seperti Dessler (2011:322) tentang pengertian manjemen
tingkat gaji atau upah, imbalan dan promosi. kinerja bahwa ³manjemen kinerja merupakan
Keuntungan yang maksimal akan didapat jika proses mengonsolidasikan penetapan tujuan,
perusahaan dapat melaksanakan sistem tersebut penilaian, dan pengembangan kinerja ke dalam
secara menyeluruh tidak hanya satu bagiannya suatu sistem tunggal bersama, yang bertujuan
saja´. memastikan kinerja karyawan mendukung tujuan
Sementara itu, Sahoo dan Jena (2012:297) strategis perusahaan´.
menyatakan ³A successful performance Sedangkan penilaian kinerja itu sendiri
management system ensures that work performed memiliki definisi menurut Mondy (2008:257)
by employees accomplishes the goals and mission penilaian kinerja (performance appraisal)
of the organisation and that employees have a merupakan ³sistem formal untuk menilai dan
clear understanding of what is expected of them´ mengevaluasi kinerja tugas individu atau tim´.
Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa Dessler (2011:322) mengungkapkan definisi
kesuksesan dari sistem manajemen kinerja dapat penilaian kinerja sebagai ³evaluasi kinerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
karyawan saat ini dan/atau di masa lalu relatif mengenai segala hal yang berhubungan dengan
terhadap standar prestasinya´. Dengan demikian, penerapan sistem manajemen kinerja berbasis
penilaian kinerja berperan sebagai cara untuk kompetensi.
melakukan pengukuran terhadap kinerja karyawan Sedangkan pelaksanaan penelitian kualitatif
dalam proses manjemen kinerja. Penilaian kinerja menurut Miles dan Huberman (1992:1)
menentukan apakah manajer atau karyawannya PHUXSDNDQ ³SHQHOLWLDQ \DQJ EHUVXPEHU GDUL
telah berhasil menunjukkan performance yang deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta
diharapkan atau tidak. memuat penjelasan tentang proses-proses yang
WHUMDGL GDODP OLQJNXS VHWHPSDW´ 'HQJDQ
2.6. Evaluasi Kinerja penelitian kualitatif data yang diperoleh dapat
Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo mengikuti dan memahami alur peristiwa secara
PHQ\DWDNDQ ³HYDOXDVL NLQHUMD kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup
merupakan pendapat yang bersifat evaluatif atas pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh
sifat, perilaku seseorang, atau prestasi sebagai penjelasan yang banyak dan bermanfaat.
dasar untuk keputusan dan rencana pengembangan
SHUVRQLO´ 3.2. Fokus Penelitian
Evaluasi kinerja dilakukan terhadap proses Adapun fokus penelitian ini adalah:
penilaian, review, dan pengukuran kinerja. Dari 1) Penerapan Sistem Manajemen Kinerja
hasil evaluasi kinerja akan memberikan umpan Berbasis Kompetensi di PT Petrokimia
balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja yang Gresik
kemudian dapat dilakukan langkah-langkah untuk a. Perencanaan Kinerja
melakukan perbaikan kinerja di waktu yang akan b. Komunikasi Kinerja, Bimbingan, dan
datang. Dokumentasi
Evaluasi kinerja juga dipergunakan untuk c. Penilaian Kinerja dan Evaluasi
mengambil keputusan tentang sumber daya d. Konsep Penerapan Kompetensi dalam
manusia. Seperti memberikan masukan bagi Sistem Manajemen Kinerja
keputusan promosi, mutasi, pemberhentian, serta 2) Faktor pendukung penerapan Sistem
kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Evaluasi Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi
kinerja yang memberikan masukan bagi di PT Petrokimia Gresik
kebutuhan pelatihan dan pengembangan 3) Faktor penghambat penerapan Sistem
merupakan evaluasi yang mengidentifikasikan Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi
keterampilan dan kompetensi pekerja yang ada di PT Petrokimia Gresik
kurang cukup sehingga dikembangkan melalui
program pelatihan. Namun, efektivitas pelatihan 3.3. Analisis Data
dan pengembangan dipertimbangkan dengan 1) Pengumpulan data, merupakan kegiatan
mengukur seberapa baik dan benar pekerja yang yang dilakukan oleh seorang peneliti
berpartisispasi mengerjakan evaluasi kinerja. dalam mencari serta mendapatkan data
penelitian. Pengumpulan data ini
3. METODE dilakukan dengan cara wawancara dengan
3.1. Jenis Penelitian pihak-pihak terkait, observasi lapangan,
Jenis penelitian yang digunakan dalam dan dokumentasi.
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan 2) Reduksi data, yang merupakan proses
pendekatan kualitatif. Dimana peneliti pemilihan, penyederhanaan dan
menggambarkan bagaimana penerapan sistem transformasi data kasar yang muncul dari
manajemen kinerja berbasis kompetensi pada PT catatan-catatan tertulis yang diperoleh
Petrokimia Gresik. peneliti ketika mengadakan penelitian di
Menurut Moleong (2007:11) penelitian lapangan.
GHVNULSWLI PHUXSDNDQ ³SHQHOLWLDQ \DQJ EHULVL 3) Penyajian data, yaitu penyajian informasi
kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran mengenai Penerapan Sistem Manajemen
penyajian laporan peneliWLDQ´ .XWLSDQ-kutipan Kinerja Berbasis Kompetensi yang
data yang disajikan merupakan hasil dari meliputi; Penerapan Sistem Manajemen
wawancara, catatan lapangan, dokumentasi Kinerja Berbasis Kompetensi pada PT
pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi Petrokimia Gresik, Faktor pendukung
lainnya. Asal dari data dapat berupa informasi penerapan Sistem Manajemen Kinerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Berbasis Kompetensi di PT Petrokimia 4) Menarik kesimpulan, penarikan
Gresik, dan Faktor penghambat penerapan kesimpulan atau verifikasi dilakukan
Sistem Manajemen Kinerja Berbasis dengan melihat dan menganalisis data
Kompetensi di PT Petrokimia Gresik yang yang telah disajikan secara terbuka dan
telah disusun oleh peneliti dan telah lebih rinci berdasarkan kumpulan data dan
mengalami proses reduksi data yang dapat observasi yang diperoleh di lapangan dan
memberikan kemungkinan penarikan telah direduksi.
kesimpulan dari penelitian sehingga dapat
dimungkinkan untuk diambil tindakan.
4. PEMBAHASAN
4.1. Penerapan Sistem Manajemen Kinerja
Berbasis Kompetensi pada PT Petrokimia
Gresik
a. Perencanaan Kinerja Sasaran Kinerja Individu (SKI) dan disetujui oleh
Perencanaan kinerja merupakan titik awal kedua belah pihak, yang kemudian menjadi
dalam proses sistem manjemen kinerja di PT rencana kerja karyawan yang dinilai untuk satu
Petrokimia Gresik. Hal ini dapat dilihat dalam tahun. Menurut Williams penetapan sasaran
penyajian data bahwa dalam perencanaan kinerja kinerja juga merupakan proses yang memastikan
telah ditentukan pejabat penilai dan karyawan bahwa setiap karyawan memahami target yang
yang dinilai secara berjenjang yang disesuaikan harus dicapai untuk memaksimalkan kontribusi
dengan tata cara kerja yang mengatur aspek mereka pada perusahaan, dan penetapan sasaran
koordinasi, tugas, wewenang dan memungkinkan karyawan untuk mengetahui apa
pertanggungjawaban dari masing-masing unit yang disyaratkan untuk mereka dan atas dasar apa
kerja. Dimana pejabat penilai dan karyawan yang kinerja dan kontribusi mereka akan dinilai. Proses
dinilai tersebut bekerja sama untuk menetapkan perencanaan kinerja berdasarkan penetapan
Sasaran Kinerja Individu (SKI) dengan Sasaran Kinerja Individu (SKI) melalui
mengidentifikasi, memahami, dan menyepakati kesepakatan antara pejabat penilai dan karyawan
target yang harus dicapai oleh karyawan yang yang dinilai tersebut dilakukan pada setiap awal
dinilai, kompetensi yang harus dicapai oleh tahun pada bulan Januari.
karyawan yang dinilai, serta metode untuk menilai
kinerja karyawan yang dinilai. Penetapan target b. Komunikasi Kinerja, Bimbingan, dan
yang harus dicapai oleh karyawan yang dinilai Dokumentasi
tersebut mengacu pada RKAP yang telah Komunikasi kinerja, bimbingan, dan
ditetapkan oleh Direksi dan Komisaris dan atau dokumentasi merupakan proses pemecahan
penugasan-penugasan dari Direksi, dan masalah dengan mengkomunikasikannya dan
kompetensi yang harus dicapai oleh karyawan mengidentifikasi penyebab dasar yang sebenarnya
yang dinilai harus mengacu pada Kebutuhan dari permasalahan atau kegagalan kinerja yang
Kompetensi Jabatan (KKJ) yang dipegang oleh terjadi sehingga dapat dirumuskan penyelesaian
karyawan yang dinilai. Sedangkan untuk metode dari masalah tersebut. Menurut Bacal (2001:35)
penilaiannya harus adil dan memuat kriteria yang komunikasi kinerja yang dilakukan secara terus-
akan digunakan untuk menilai kinerja karyawan menerus akan memberi jalan bagi manajer dan
yang dinilai pada akhir periode. Hal ini selaras karyawan untuk saling bekerjasama mencegah
dengan pernyataan Williams dalam Dharma timbulnya masalah, menyelesaikan masalah yang
(2004:30) bahwa sasaran hendaknya bersifat terjadi, dan memperbaiki kinerja. Hal yang terjadi
mendukung strategi perusahaan secara dilapangan pun demikian. Penerapan komunikasi
keseluruhan sehingga sasaran yang ditetapkan kinerja, bimbingan, dan dokumentasi di PT
bersama dapat terintegrasi dan konsisten, serta Petrokimia Gresik berjalan dengan proses
perlunya menetapkan pengukuran tingkatan komunikasi dua arah yang terus menerus dan
sesungguhnya dari pencapaian, sehingga dasar berkesinambungan antara pejabat penilai dan
penilaian kinerja dapat dimengerti sebelumnya karyawan yang dinilai untuk memastikan bahwa
dengan jelas. Hasil dari perencanaan kinerja pelaksanaan target kerja yang telah disepakati
berupa pemahaman dan kesepakatan bersama atas berjalan sebagaimana mestinya,
tujuan, sasaran, standard kinerja dan kebutuhan mengkomunikasikan identifikasi kendala yang
kompetensi yang dituliskan melalui formulir timbul dan mendiskusikan cara penyelesaiannya,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
serta saling memberikan informasi secara up to Kinerja dilakukan pada bulan Januari tahun
date tentang apa yang mereka perlukan dalam berikutnya. Kriteria penilaian meliputi hasil
mencapai keberhasilan kinerja. Didalam proses ini pencapaian target dan pencapaian kompetensi
pejabat penilai berperan sebagai mentor yang yang dibutuhkan selama kurun waktu Januari-
dapat memberikan bimbingan untuk membatu Desember tahun sebelumnya. Proses tersebut
mengembangkan pengetahuan dan keahlian sesuai dengan penjelasan Mondy (2008:260)
karyawan yang dinilai dalam proses pemecahan dalam proses penilaian kinerja bahwa pada akhir
masalah dan mendukung peningkatan kinerja periode penilaian, penilai dan karyawan bersama-
karyawan yang dinilai. Handy dalam Dharma sama menilai kinerja dalam pekerjaan dan
(2004:28) juga menyatakan bahwa dalam sistem mengevaluasinya berdasarkan standar-standar
manajemen kinerja dapat membantu manajer kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Pejabat
menjadi guru, pembimbing dan teman yang lebih penilai kemudian dapat menuliskan pendapatnya
dari sekedar menjadi pemimpin, mempercayai sebagai bahan evaluasi kinerja karyawan yang
karyawan untuk memakai metodenya sendiri dinilai pada kolom rekomendasi pejabat penilai
untuk mencapai apa yang diharapkan manajer, dan yang tertera dalam formulir Penilaian Akhir
memahami setiap masalah dapat diatasi dengan Kinerja (PAK). Hal ini sesuai dengan pernyataan
cara mengembangkan kapasitas orang lain untuk Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo (2011:262)
mengatasinya. Hasil dari proses komunikasi dan bahwa evaluasi kinerja merupakan pendapat yang
bimbingan yang berupa catatan-catatan yang perlu bersifat evaluatif atas sifat, perilaku seseorang,
didokumentasikan pada formulir bimbingan atau prestasi sebagai dasar untuk keputusan dan
sebagai refrensi yang bermanfaat bagi rencana pengembangan personil. Hasil penilaian
peningkatan kinerja, dan mendukung pencapaian akhir yang dituangkan ke dalam formulir
target kinerja yang telah disepakati dalam formulir Penilaian Akhir Kinerja (PAK) didistribusikan
SKI (Sasaran Kerja Individu). Hal ini juga selaras kepada pejabat penilai, karyawan yang dinilai dan
dengan pernyataan Bacal (2001:37) bahwa hasil Departemen Personalia. Dimana formulir
dari dokumentasi berupa catatan-catatan yang Penilaian Akhir Kinerja (PAK) tersebut
perlu disimpan untuk mendukung pencapaian selanjutnya menjadi dasar penetapan kebijakan
sasaran yang telah disepakati. Pastikan bahwa pengelolaan SDM oleh Departemen Personalia,
catatan tersebut memberikan manfaat dan yang meliputi: penempatan, promosi, perencanaan
memberikan dampak positif bagi pencapaian karir, kebutuhan pelatihan dan pengembangan
sasaran yang telah disepakati. karyawan, serta penggajian atau remunerasi.

c. Penilaian Kinerja dan Evaluasi d. Konsep Penerapan Kompetensi dalam


Penilaian kinerja merupakan tahap yang Sistem Manajemen Kinerja
menentukan apakah pejabat penilai atau karyawan Kompetensi merupakan apa yang dibutuhkan
yang dinilai telah berhasil menunjukkan kinerja karyawan untuk melakukan pekerjaannya dalam
yang sesuai dengan sasaran yang diharapkan atau bentuk jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda.
tidak. Setelah itu dilakukan evaluasi kinerja yang Identifikasi bentuk jenis dan tingktan perilaku ini
memungkinkan pejabat penilai dan karyawan dibedakan dari kemampuan, pengetahuan dan
yang dinilai bekerjasama untuk mengidentifikasi keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kekurangan yang ditemukan sehingga tidak dapat berbagai tugas yang berhubungan dengan
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, pekerjaannya. Berdasarkan penyajian data, proses
kemudian diperbaiki dalam rencana kinerja identifikasi kompetensi dalam sistem manajemen
selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dalam penyajian kinerja di PT Petrokimia Gresik dilakukan dengan
data bahwa penerapan penilaian kinerja di PT penyusunan secara top down, yang dimulai dari
Petrokimia Gresik dilakukan melalui tahap visi dan misi perusahaan dijabarkan ke dalam
pengisian formulir Penilaian Akhir Kinerja (PAK) values (nilai-nilai dasar) serta strategi perusahaan.
oleh pejabat penilai. Dimana pejabat penilai Selaras dengan nilai-nilai dasar dan strategi
memberikan penilaian prestasi kerja karyawan perusahaan tersbut, maka digali dan dirumuskan
yang dinilai dengan membandingkan antara kompetensi inti perusahaan (Corporate Core
rencana target dan kompetensi yang telah Competence). Corporate Core Competence
ditetapkan dalam SKI atau bimbingan dan telah tersebut kemudian dijabarkan menjadi Soft
disepakati sebelumnya dengan realisasinya pada Competence dan Hard Competence. Soft
akhir periode penilaian tersebut. Penilaian Akhir competence merupakan kompetensi yang terdiri

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dari motif, sifat dan konsep diri, yang dibutuhkan dapat menyelesaikan setiap catatan menegenai
seseorang untuk menghasilkan kinerja unggul. kinerjanya dengan baik sesuai dengan kaidah-
Sedangkan Hard copetence merupakan kaidah pengisian formulir pelaporan yang telah
kompetensi yang terdiri dari pengetahuan dan ditetapkan. Setiap individu karyawan sebagai
keterampilan yang dibutuhkan seseorang sebagai pejabat penilai maupun karyawan yang dinilai
syarat minimal untuk dapat bekerja dengan harus bekerjasama menetapkan kesepakatan
efektif, namun belum mengakibatkan individu kinerja mulai dari menetapkan Sasaran Kinerja
tersebut memiliki kinerja unggul. Hard Individu (SKI), membuat laporan bimbingan yang
Competence diturunkan lagi menjadi Core Hard telah dilakukan, sampai pelaporan Penilaian Akhir
Competence yang merupakan kompetensi inti Kinerja (PAK). Namun berdasarkan hasil
yang wajib dimiliki oleh seluruh fungsi dalam pengamatan hal yang terjadi dilapangan tidak
perusahaan, dan Supporting Hard Competence demikian. Masih tidak adanya perhatian tertentu
(kompetensi bidang) yang merupakan kompetensi dari karyawan, masih banyak karyawan yang
pendukung yang dibutuhkan oleh fungsi-fungsi mengisi formulir tersebut dengan copy, paste dan
tertentu dalam perusahaan. Gabungan antara Core ketidak disiplinan dalam mengumpulkan formulir
Competence dan Supporting Competence disebut PAK. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan
Corporate Competence (Kompetensi Perusahaan). bahwa karyawan belum sepenuhnya mendukung
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Wibowo dalam beberapa proses sistem manajemen kinerja
(2011:334-335) yang menjelaskan bahwa ini. Masih diperlukannya kesadaran, kedisiplinan,
kompetensi dikelompokkan menjadi core dan keterlibatan dalam setiap prosesnya. Menurut
competencies yang merupakan kompetensi inti Dharma (2004:29) proses manajemen kinerja
yang dihubungkan dengan strategi perusahaan merupakan sebuah kemitraan di antara manajer
sehingga harus dimiliki oleh semua karyawan dan individu dimana pada setiap tahapannya
dalam perusahaan, managerial competencies yang sasarannya adalah untuk mencapai kesepakatan
merupakan kompetensi yang mencermikan bersama mengenai sasaran serta persyaratan
aktivitas manajerial dan kinerja yang diperlukan keahlian dan kompetensi, tentang penilaian hasil
dalam peran tertentu dimana dapat menunjukkan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan
kemampuan dalam menjalankan manjemen., dan tentang rencana pengembangan dan peningkatan
functional competencies yang merupakan kinerja. Jika proses tersebut tidak didukung
kompetensi yang menjelaskan tentang sepenuhnya oleh karyawan, maka dapat dipastikan
kemampuan peran tertentu yang diperlukan dan keuntungan secara maksimal tidak akan diperoleh
biasanya dihubungkan dengan keterampilan dari proses ini. Karena untuk mendapatkan
profesional atau teknis. Setelah itu dilakukan keuntungan yang maksimal, perlu melaksanakan
penyusunan untuk Kebutuhan Kompetensi Jabatan proses tersebut secara menyeluruh, bukan hanya
(KKJ) dan Kebutuhan Kompetensi Individu (KI) satu bagiannya saja.
pada setiap jenis kompetensi yang dilaksanakan
dengan cara analisis jabatan untuk 4.3. Faktor Penghambat Penerapan Sistem
mengidentifikasi lingkup pekerjaan guna Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi
mengetahui jenis dan level kompetensi yang pada PT Petrokimia Gresik
dipersyaratkan. Faktor yang menghambat penerapan sistem
manajemen kinerja berbasis kompetensi pada PT
4.2. Faktor Pendukung Penerapan Sistem Petrokimia Gresik adalah ketidak obyektifan
Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi pejabat penilai dalam memberikan Penilaian
pada PT Petrokimia Gresik Akhir Kinerja (PAK). Pejabat penilai seringkali
Faktor yang mendukung dalam penerapan memberikan penilaian tidak berdasarkan fakta
sistem manajemen kinerja berbasis kompetensi yang ada dilapangan, namun berdasarkan
pada PT Petrokimia Gresik adalah kesadaran penilaian secara hubungan pribadi pejabat penilai
setiap karyawan untuk selalu disiplin dengan karyawan yang dinilai. Hal ini
mengumpulkan lembar pengisian formulir Sasaran mengakibatkan tim pengelola sistem manajemen
Kinerja Individu (SKI), formulir Bimbingan, dan kinerja sulit mengidentifikasi karyawan yang
formulir Penilaian Akhir Kinerja (PAK) ke memiliki kompetensi unggul dan karyawan yang
Departemen Personalia sesuai dengan jangka memiliki kompetensi biasa saja. Dimana juga
waktu yang telah ditentukan. Selain itu, akan mempengaruhi proses penetapan kebijakan
keterlibatan dari setiap individu karyawan untuk pengelolaan SDM oleh Departemen Personalia,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang meliputi penempatan, promosi, perencanaan bahwa mengelola kinerja adalah urusan dari setiap
karir, kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan didalam perusahaan bukan hanya tugas
karyawan, serta penggajian atau remunerasi. Departemen Personalia. Maka para individu
Penilaian kinerja tentunya harus berdasarkan hendaknya didorong untuk menilai kinerja mereka
kenyataan kinerja karyawan yang ada di lapangan, sendiri dan menjadi pelaku perubahan yang aktif
tidak dipengaruhi oleh unsur apapun yang dapat dalam meningkatkan hasil mereka sendiri.
mengakibatkan hasil penilaian tidak objektif. Sehingga sistem manajemen kinerja ini
Sesuai dengan pernyataan oleh Dharma (2004:79) diperlakukan sebagai suatu proses manajemen
yang menyatakan bahwa penilaian kinerja yang normal, bukan suatu tugas administratif yang
karyawan harus berakar pada realitas kinerja dipaksakan oleh Departemen Personalia.
karyawan yang bersifat nyata, bukan abstrak, yang Perlu diciptakan budaya dengan kejujuran
memungkinkan para manajer dan karyawan untuk dan komunikasi dua arah. Para karyawan
mengambil pandangan tentang bagaimana kinerja hendaknya lebih terbuka dan jujur tentang apa
bisa menjadi lebih baik dan bagaimana masalah- yang memotivasi mereka, apa yang mereka suka
masalah yang timbul dapat dipecahkan untuk dan tidak suka, tentang yang mereka lakukan, apa
memenuhi sasaran kinerja. yang mereka inginkan, apa yang menjadi
kepentingan mereka dan bagaimana harapan
5. KESIMPULAN DAN SARAN mereka, serta sebaliknya manajer juga dengan
5.1. Kesimpulan jujur menyatakan kebenaran dalam hubungannya
Pola pengelolaan manajemen sumber daya dengan bawahan tentang apa yang disuka dan
manusia di PT Petrokimia Gresik menerapkan tidak disuka, tentang apa yang mereka kerjakan,
Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis apa apresiasinya terhadap pekerja, visi yang
Kompetensi (Competency-Based Human Resource diberikan kepada mereka, persepsi dan
Management) yang dilaksanakan dalam berbagai pertimbangan tentang hambatan terhadap
aspek mulai dari recruitment, pelatihan, keberhasilan dan sasaran maka akan memperluas
perencanaan karir, termasuk dalam penerapan kesepahaman bersama dan untuk mengetahui
sistem manajemen kinerjanya. Pencapaian visi, kebenaran secara luas dan akan memberikan
misi, nilai-nilai dan strategi perusahaan manfaat yang besar bagi proses penilaian.
merupakan tujuan dari implementasi CBHRM
secara keseluruhan. Berdasarkan struktur DAFTAR PUSTAKA
organisasi yang telah dibentuk dapat dirumuskan Bacal, Robert. 2001. Performance Management.
deskripsi pekerjaan dari masing-masing elemen Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
struktur dan diidentifikasi kebutuhan kompetensi
Dessler, Gary. 2010. Manajemen Sumber Daya
untuk setiap jabatan. Kebutuhan kompetensi
Manusia ed.10. Jakarta Barat: PT Indeks.
jabatan tersebut dipergunakan untuk setiap tahap
proses manajemen sumber daya manusia termasuk Dharma, Surya. 2004. Manajemen Kinerja,
proses sistem manjemen kinerja. Penerapan proses Falsafah, Teori dan Penerapannya. Jakarta:
sistem manajemen kinerja di PT Petrokimia Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Gresik itu sendiri merupakan suatu proses untuk Departemen Pendidikan Nasional.
menciptakan pemahaman bersama antara pejabat Miles, Mathew B, and A. Michael Huberman.
penilai dan karyawan yang dinilai mengenai apa 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
yang harus dicapai (Key Performance Indicator Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
perusahaan/ Key Performance Indicator unit
kerja/ Key Performance Indicator individu), dan Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
bagaimana mencapainya serta metode Kualitatif ed. revisi. Bandung: Remaja
penilaiannya. Rosdakarya.
Mondy, R Wayne. 2008. Manajemen Sumber
5.2. Saran Daya Manusia ed.10. Jakarta: Erlangga.
Tidak adanya perhatian tertentu dari
karyawan dapat disimpulkan bahwa karyawan Sahoo, Chandan Kumar; Jena, Sambedna. 2012.
belum sepenuhnya mendukung dalam beberapa Organizational Performance Management
proses sistem manajemen kinerja ini. Masih System: Exploring The Manufacturing
diperlukannya kesadaran, kedisiplinan, dan Sectors. Industrial And Comercial
keterlibatan dalam setiap prosesnya. Kesadaran Training, 44(5): 296 302.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Susilo, Heru. 2012. Manajemen Kinerja dan
Kompensasi. Malang: UB Distance
Learning.
Syamsi, Ibnu. 2004. Efisiensi, Sistem, dan
Prosedur Kerja. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
10

Anda mungkin juga menyukai