275
276 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289
diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun. alat bagi manajer dalam rangka membangun
Potensi itu tersebar di perairan wilayah visi dan misi perusahaan. Sistem
Indonesia dan perairan Zona Ekonomi pengendalian manajemen juga dapat
Eksklusif (ZEE) Indonesia. Tingginya potensi digunakan untuk mengontrol perilaku
yang dimiliki dalam bidang perikanan manajer dan karyawan agar tetap fokus dan
mendorong pemerintah agar dapat mengelola konsisten dengan strategi dan tujuan
sumber daya laut secara bijak dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan di awal [3].
untuk memanfaatkan dan menjaga kelestarian Sistem pengendalian manajamen (tools of
ekosistem laut secara berkelanjutan. control) terdiri dari empat bentuk,
Upaya pemerintah dalam mengelola diantaranya terdapat result, action, personnel,
potensi maritim adalah dengan membentuk dan cultural control [3].
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Dalam teori Merchant & Van der Stede
bergerak pada sektor perikanan. Fokus [3], result control merupakan sistem
pemerintah dalam meningkatkan kinerja pengendalian yang memfokuskan pada hasil
industri pengolahan perikanan juga didorong yang dicapai oleh karyawan dalam mencapai
oleh perkembangan teknologi digital era 4.0. tujuan organisasi. Pengendalian hasil
Pesatnya perkembangan disrupsi teknologi melibatkan pemberian imbalan kepada
menuntut berbagai perusahaan untuk dapat karyawan yang memiliki hasil yang bagus
beradaptasi dan menciptakan inovasi-inovasi dengan cara memberikan insentif atas kinerja
terbaru yang dapat menunjang kegiatan karyawannya. Namun pada kenyataanya,
operasional mereka, tak terkecuali bagi pengendalian hasil tidak selalu dapat
perusahaan yang tergabung dalam BUMN, digunakan secara efektif oleh perusahaan.
seperti Perusahaan Umum Perikanan Menurut Merchant & Van der Stede [3],
Indonesia (Perum Perindo). terdapat tiga faktor agar result control dapat
Perum Perikanan Indonesia atau Perum dijalankan secara efektif yaitu diantaranya
Perindo merupakan salah satu BUMN yang perusahaan harus menetapkan target yang
bergerak di sektor perikanan. Saat ini Perum akan dicapai, karyawan dapat bertanggung
Perindo sedang mengembangkan digitalisasi jawab terhadap target yang ditentukan, dan
terhadap proses kegiatan operasional dalam perusahaan harus mampu mengukur
menghadapi disrupsi teknologi. Program ini pencapaian target yang telah ditentukan.
juga tak luput didukung oleh peran Sumber Praktik pengendalian hasil terdiri dari empat
Daya Manusia (SDM), sehingga perusahaan tahap yaitu pertama, perusahaan harus dapat
perlu melakukan upgrade guna meningkatkan menentukan hasil secara jelas sehingga kerja
kapabilitas karyawan dalam menghadapi karyawan menjadi lebih terarah. Kedua,
disrupsi teknologi ini. Dalam upaya adanya standar dalam penilaian kinerja
mempertahankan kualitas SDM, pihak karyawan. Berdasarkan penelitian Praptapa &
perusahaan perlu melakukan pengendalian Rokhayati [4], pengendalian hasil berpe-
manajemen yang baik, tentunya hal ini akan ngaruh sejalan dengan kinerja perusahaan.
memengaruhi kualitas kinerja yang akan Hal ini menandakan bahwa result control
dicapai perusahaan. Sandanafu & Tjokro [2] efektif dalam meningkatkan kinerja. Namun,
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan
dengan adanya penerapan sistem pengen- hasil penelitian yang dilakukan oleh Sani &
dalian manajemen dapat memengaruhi Novita [5] dimana result control tidak
kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut memengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin baik dikarenakan karyawan masih belum bisa
penerapan sistem pengendalian manajemen, merasakan implementasi dari pengendalian
maka semakin baik pula kinerja perusahaan. hasil yang dilakukan perusahaan dalam
Sistem pengendalian manajemen merupakan meningkatkan kinerja perusahaan. Ketiga,
Santy dan Novita, Efektivitas Tools of Control Terhadap Kinerja Perusahaan… 277
penetapan sasaran atau target yang tepat, mengendalikan dan memantau karyawan agar
sehingga karyawan memiliki acuan dalam dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
perusahaan. Keempat, pemberian imbalan Menurut teori Merchant & Van der Stede
melalui sistem reward and punishment. [3], personnel control merupakan suatu
Pemberian reward merupakan bentuk positif bentuk pengendalian yang mengontrol dan
dari reinforcement dan punishment sebagai mendorong pengembangan individu. Ada tiga
bentuk negatif reinforcement untuk tujuan pengendalian personel, yang pertama
menghasilkan output. karyawan diharapkan adalah untuk menekankan pemahaman
mampu mengembangkan dan mendorong karyawan terhadap target perusahaan,
potensi yang dimiliki untuk dapat berperilaku kemudian agar pekerjaan dilakukan secara
sedemikian rupa agar terhindar dari keadaan efektif, dan yang terakhir adalah untuk
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan meningkatkan partisipasi karyawan dalam
perusahaan. Tjiang [6] mengatakan bahwa self monitoring. Penerapan pengendalian
result control efektif dalam memengaruhi personel dapat dilakukan melalui proses
kinerja karyawan karena dengan adanya seleksi dan penempatan, pelatihan, dan desain
reward yang sesuai dapat memotivasi pekerjaan [3]. Melalui transparansi sistem
karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. seleksi penerimaan karyawan baru yang
Selanjutnya, Action control didefinisikan dibentuk dengan baik, penempatan pegawai
sebagai salah bentuk langsung dari sistem di posisi yang sesuai, serta pelatihan yang
pengendalian manajemen di mana di memadai diharapkan dapat memotivasi
dalamnya mengatur untuk memastikan agar karyawan agar dapat bekerja sesuai dengan
karyawan bertindak sesuai dengan harapan standar yang ditetapkan perusahaan.
perusahaan. Pengendalian tindakan memiliki Dalam Cultural control penerapan dan
empat hal dasar yaitu pembatasan perilaku, pengimplementasian norma yang ada di
penilaian pra-tindakan, akuntabilitas tindak- perusahaan sangat penting untuk mening-
an, dan redundansi [3]. Berdasarkan hasil katkan hubungan yang baik antar karyawan
penelitian Praptapa & Rokhayati [4], dan menghindari perilaku menyimpang.
Pengendalian Tindakan memengaruhi kinerja Pengendalian budaya didesain untuk men-
perusahaan. Hasil penelitian tersebut sejalan dukung pemantauan bersama (mutual
dengan penelitian Sani & Novita [5] yang monitoring), sebuah tekanan kuat dari suatu
membuktikan bahwa action control ber- kelompok terhadap individu yang menyim-
pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini pang dari norma nilai kelompok [3]. Budaya
menunjukkan bahwa karyawan merasakan perusahaan timbul dari adanya tradisi, norma,
adanya implementasi dari pengendalian keyakinan, nilai-nilai ideologi, sikap dan cara
tindakan. Peneliti lain yang mendukung hasil berperilaku. Hal ini yang menyebabkan
penelitian tersebut juga dikemukakan oleh budaya perusahaan memiliki frekuensi yang
Sandanafu & Tjokro [2] yang menyebutkan tetap dan tidak berubah dari waktu ke waktu.
bahwa kinerja perusahaan juga dipengaruhi Manajer mengatur perilaku karyawannya
oleh adanya sistem pengendalian manajemen. dengan cara membangun budaya baik dalam
Penelitian Lasakar [7] menyimpulkan bahwa aturan tertulis maupun tidak tertulis. Budaya
keberadaan action control dapat mengatasi perusahaan dapat dibentuk dalam banyak
motivational problems karyawan dengan cara, baik lewat lisan maupun contoh. Dalam
memberikan batasan-batasan kepada karya- hal ini, terdapat lima bentuk pengendalian
wan untuk mendukung terpenuhinya hygiene budaya yang dapat diterapkan dalam
factors dan satisfier factors. Tjiang [6] perusahaan meliputi kode etik, penghargaan
dalam penelitiannya juga menyebutkan kelompok, transfer antar perusahaan,
bahwa action control efektif dalam pengaturan fisik dan sosial, dan tone at the
278 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289
Jumlah sampel adalah 84 responden Alat ukur yang digunakan oleh peneliti
yang terdiri dari kepala divisi, wakil kepala yaitu skala likert. Skala likert digunakan
divisi, manajer, supervisor dan sebagai alat ukur untuk mengetahui jawaban
staff/karyawan. responden terkait dengan sikap, pendapat dan
Data dikumpulkan melalui berbagai cara sudut pandang individu terhadap lingkungan
yaitu (a) observasi yang dilakukan dengan sekitar [11]. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan pengamatan secara langsung yang menggunakan modifikasi skala likert dengan
bertujuan untuk memperoleh data primer enam poin yang terdiri dari “sangat tidak
mengenai kondisi kantor, tata letak desain baik sekali”, “sangat tidak baik”, “tidak
interior kantor dan suasana kerja karyawan; baik”, “baik”, “sangat baik”, dan “sangat
(b) menyebarkan kuesioner tertutup yang baik sekali”. Alasan peneliti untuk
berisi kumpulan pernyataan dengan beberapa melakukan modifikasi skala likert karena
alternatif jawaban kepada responden; (c) dengan tersedianya jawaban yang berada
dokumentasi untuk mengumpulkan data yang ditengah, hal tersebut dapat menimbulkan
diambil dari dokumen fisik yang berisi central tendency effect terutama bagi mereka
sejarah dan profil perusahaan serta dokumen yang ragu-ragu atas arah kecenderungan
informasi pertumbuhan kinerja perusahaan.
279
280 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289
pendapat responden, baik ke arah baik dalam PLS dilakukan dengan melihat nilai
maupun ke arah yang tidak baik. composite reliability dan cronbach’s alpha
Alasan peneliti menggunakan PLS dengan standar nilai harus > 0.7. Analisa
dikarenakan dapat menguji korelasi yang inner model dilakukan untuk memastikan
bersifat formatif, dapat digunakan untuk bahwa model struktural yang dibangun telah
menguji model penelitian yang sangat sesuai dan akurat.
kompleks, dan dapat digunakan dalam Evaluasi inner model dapat dilihat dari
menguji hubungan variabel moderasi secara beberapa indikator yang meliputi path
bersamaan karena penelitian ini coefficient, koefisien determinasi (R2), dan
menggunakan variabel moderasi. predictive relevance (Q2) [12]. Path
Analisa deskriptif dilakukan untuk coefficient merupakan nilai koefisien jalur
menguji generalisasi hasil penelitian atau nilai untuk mengetahui besarnya
berdasarkan satu variabel, sedangkan analisis pengaruh hubungan dari konstruk laten.
verifikatif dilakukan melalui tiga tahap yaitu Koefisien R2 digunakan untuk mengetahui
outer model, inner model dan pengujian seberapa besar kemampuan semua variabel
hipotesa. Analisis outer model bertujuan bebas dalam menjelaskan varian dari variabel
untuk mengetahui apakah data yang akan terikatnya dengan kriteria nilai 0.67 (yang
diuji telah bernilai valid dan reliabel dengan bernilai kuat), 0.33 (yang bernilai moderat),
melihat nilai convergen validity, discriminant dan 0.19 (yang bernilai lemah). Kemudain,
validity, average variance extracted (AVE), koefisien Q2 dilakukan untuk menguji
composite reliability dan cronbach’s alpha seberapa besar sebuah konstruk eksogen
[12]. Adapun kriteria parameter uji validitas dapat memprediksi relevansi untuk sebuah
dengan convergen validity adalah nilai konstruk endogen dengan kriteria nilai 0.02
loading factor > 0.7 dan nilai AVE > 0.5. adalah lemah, 0.15 adalah moderat, dan 0.35
Parameter uji discriminant validity diukur adalah kuat. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan melihat korelasi nilai cross loading dengan melihat nilai probabilitas p-value
factor konstruk laten terhadap indikatornya > dengan alpha 5% atau < 0.05 dan nilai t-
korelasi konstruk laten terhadap konstruk statistic > 1.96 [12]
laten lainnya. Pengujian reliabilitas data
281
Tabel 2. Construct Reliability and Validity
Average Variance
Cronbach’s Alpha Composite Reliability
Extracted (AVE)
Result Control 0.841 0.905 0.760
Action Control 0.834 0.890 0.670
Personal Control 0.916 0.947 0.857
Cultural Control 0.891 0.921 0.701
Moderating Effect 1 1.000 1.000 1.000
Moderating Effect 2 1.000 1.000 1.000
Moderating Effect 3 1.000 1.000 1.000
Moderating Effect 4 1.000 1.000 1.000
Motivasi 0.844 0.888 0.618
Kinerja Perusahaan 0.924 0.935 0.572
Pengujian reliabilitas juga dapat diperkuat nilai R Square menunjukkan angka yang
dengan melihat nilai Cronbach’s alpha. Dari tinggi, maka dapat dikatakan bahwa variabel
Tabel 4 dapat diketahui bahwa seluruh independent dalam penelitian dapat
konstruk penelitian menunjukkan nilai menjelaskan variabel dependen dengan baik.
cronbach’s alpha diatas 0.7. Sehingga dapat Adapun hasil R2 dalam penelitian ini dapat
disimpulkan jika semua konstruk pada dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan
penelitian ini memiliki nilai reliabilitas yang bahwa R2 untuk model Kinerja Perusahaan
tinggi karena telah memenuhi kriteria atau adalah 0.779, artinya variabel Kinerja
memiliki nilai diatas 0.7. Perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel
Dalam menguji inner model, ukuran nilai result control, action control, personnel
dapat dilihat pada nilai R Square (R2). control, cultural control dengan motivasi
Pengukuran dalam tahap ini memiliki tujuan sebagai variabel moderasi sebesar 77.9%,
untuk mengukur tingkat variasi perubahan sedangkan sisanya 22.1% dijelaskan oleh
variabel independen terhadap variabel variabel lain yang tidak masuk ke dalam
dependen dalam model struktural. Apabila penelitian.
282
Santy dan Novita, Efektivitas Tools of Control Terhadap Kinerja Perusahaan… 283
Nilai 0.779 pada uji ini juga menunjukkan meminimalkan masalah ketidaknormalan
hubungan yang valid dan kuat karena penelitian. Ukuran signifikansi pada hipotesis
memiliki nilai lebih dari 0.670. dapat menggunakan dengan cara
Tahap selanjutnya dilakukan pada membandingkan antara nilai t-tabel dan t-
predictive relevance (Q2) untuk mengetahui statistic. Pada penelitian ini menggunakan
kapabilitas prediksi variabel yang diteliti tingkat keyakinan sebesar 95% (alpha 5%).
pada estimasi parameter konstruk dengan Jika t-statistic lebih tinggi dibandingkan
prosedur blindfolding dengan kriteria nilai dengan nilai t-tabel berarti hipotesis tersebut
0.02 (yang berarti kecil), 0.15 (yang berarti diterima. Pengaruh Result Control
sedang), dan 0.35 (yang berarti besar) [12]. terhadap Kinerja Perusahaan. Berdasarkan
Berdasarkan Tabel 6, hasil Q2 menunjukkan hasil bootstrapping calculation pada Tabel 5
angka sebesar 0.410. Sehingga, dapat nilai original sample adalah -0.027. Angka
disimpulkan bahwa Result Control, Action tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Control, Personnel Control, Cultural pengaruh negatif result control terhadap
Control, Moderating effect 1, Moderating kinerja perusahaan. Semakin tinggi
effect 2, Moderating effect 3, Moderating implementasi result control, maka akan
effect 4, dan Motivasi memiliki nilai menurunkan kinerja perusahaan. Hal ini
relevansi prediktif besar terhadap Kinerja disebabkan karena target yang telah
Perusahaan. Parameter signifikansi yang ditetapkan Perum Perindo pada RKAP belum
diestimasi akan memberikan informasi dapat tercapai secara maksimal dikarenakan
mengenai hubungan antar variabel. Dasar beberapa faktor eksternal yang tidak dapat
yang dapat digunakan dalam menguji diantisipasi secara pasti yaitu, fluktuasi dari
hipotesis yaitu dengan melihat hasil output harga hasil laut, kondisi cuaca, dan kendala-
uji hipotesis pada path coefficient dengan kendala lainnya dalam usaha budidaya yang
menggunakan teknik bootstrapping. Untuk dapat mengurangi hasil tambak. Selanjutnya
mengukur hubungan antar variabel dapat jika dilihat pada kolom t-statistic angka yang
dilihat pada Tabel 5. Dalam rangka dihasilkan adalah 0.151. Angka tersebut
membuktikan adanya hubungan dari menunjukkan nilai yang lebih kecil
hipotesis yang dirumuskan dilakukan dibandingkan dengan kriteria t-tabel yaitu
prosedur bootstrapping terhadap sampel. 0.151 < 1.96 dengan nilai p-value sebesar
Pengujian yang dilakukan dengan 0.880 lebih tinggi dari kriteria p-value yang
bootstrapping juga berguna dalam seharusnya yaitu 0.880 > 0.05.
.
Tabel 5. Hasil Bootstrapping Calculation
Hypothesis Original Sample Standard T Statistics P
Sample (O) Mean (M) Deviation (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
RC -> KP -0.027 -0.027 0.178 0.151 0.880
AC -> KP 0.352 0.356 0.174 2.021 0.044
PC -> KP 0.008 0.017 0.157 0.054 0.957
CC -> KP 0.347 0.346 0.120 2.882 0.004
ME 1 -> KP 0.373 0.356 0.175 2.128 0.034
ME 2 -> KP -0.199 -0.177 0.175 1.139 0.255
ME 3 -> KP 0.101 0.074 0.138 0.731 0.465
ME 4 -> KP -0.278 -0.261 0.104 2.670 0.008
Motivasi -> KP 0.233 0.227 0.109 2.132 0.034
284 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289
Perindo membatasi akses karyawan dalam sebelumnya yang dilakukan oleh Sani &
menjangkau informasi-informasi penting Novita [5] yang membuktikan bahwa
yang bersifat rahasia dengan meggunakan pengendalian tindakan berpengaruh
fingerprint secara online dan offline untuk signifikan secara positif dengan kinerja
mengontrol kehadiran (absensi) karyawan perusahaan. Selanjutnya penelitian
dan memberikan password pada setiap Sandanafu & Tjokro [2] yang menyebutkan
komputer serta software yang memuat bahwa sistem pengendalian manajemen
file/data penting milik perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah Tjiang [6] pada penelitiannya juga
terjadinya kebocoran informasi yang menyatakan bahwa action control efektif
memungkinkan adanya penyalahgunaan dalam mengendalikan karyawan agar
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan pekerjaan sesuai dengan
sehingga Perum Perindo tidak mengalami peraturan dan standar yang ada, selain itu
kerugian. Perusahaan juga melakukan dengan adanya action control juga dapat
penilaian pratindakan dengan membuat memantau karyawan dalam bertindak.
perencanaan atau anggaran untuk setiap Pengaruh Personnel Control terhadap
program kerja yang akan dilakukan dan Kinerja Perusahaan. Berdasarkan hasil
mengkomunikasikan perencanaan tersebut bootstrapping calculation pada Tabel 5, nilai
kepada para eksekutif atau manajer yang original sample ditunjukkan sebesar sebesar
bersangkutan. 0.008. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa
Dalam akuntabilitas tindakan, terdapat pengaruh positif antara personnel
perusahaan memiliki SOP yang dapat control terhadap kinerja perusahaan.
membantu manajemen dalam melakukan Semakin tinggi implementasi personnel
pengawasan kepada karyawan secara control, maka akan meningkatkan kinerja
menyeluruh dan juga dapat dijadikan perusahaan Perum Perindo. Pada kolom t-
sebagai dasar hukum apabila terjadi suatu statistic terdapat nilai 0.054 yang lebih kecil
tindakan yang menyimpang sehingga dibandingkan dengan kriteria t-tabel yaitu
perusahaan dapat memberikan punishment 0.054 < 1.96 dengan nilai p-value sebesar
terhadap karyawan yang bertindak di luar 0.957 lebih tinggi dari kriteria p-value yang
koridor perusahaan. selanjutnya dalam seharusnya yaitu 0.957 > 0.05. Sehingga
redundansi, perusahaan juga telah memiliki dapat disimpulkan bahwa variabel personnel
teknologi informasi yang mendukung control (PC) tidak berpengaruh signifikan
pekerjaan karyawan sehingga karyawan terhadap kinerja perusahaan.
dapat menyelesaikan tugas dengan lebih Hasil analisis menunjukkan bahwa
cepat dan akurat. masih adanya keterbatasan pengendalian
Hasil analisa dan pengujian tersebut personel. Menurut Merchant & Van der
sejalan dengan teori Merchant & Van der Stede [3] terdapat tiga upaya dalam
Stede [3] yang menjelaskan bahwa mengontrol pengendalian personel, yaitu
pengendalian tindakan merupakan bentuk melalui seleksi dan penempatan, pelatihan,
pengendalian manajemen secara langsung dan desain pekerjaan dan resourcing. Pada
karena didalamnya mengatur karyawan Perun Perindo dalam melakukan
dalam bertindak sesuai dengan yang penyeleksian karyawan baru dimulai dari
diinginkan perusahaan. Hal ini seleksi administrasi, tes tertulis (psikotest),
menunjukkan bahwa karyawan Perum interview, tes kesehatan, sampai dengan
Perindo merasakan pengaruh dari adanya penandatanganan perjanjian kerja. Namun,
pengendalian tindakan yang dilakukan oleh realisasinya karyawan yang direkrut masih
perusahaan terhadap kinerja perusahaan. belum sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Berdasarkan hasil kuesioner juga
286 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289
sesuai dan dapat dijadikan contoh oleh Dalam interaksi pengujian variabel
bawahannya. moderasi yang pertama yakni ME 1
Penelitian ini mengindikasikan bahwa (interaksi hubungan variabel motivasi dalam
cultural control berpengaruh signifikan memoderasi result control terhadap kinerja
dengan kinerja perusahaan. Jadi, perusahaan) menunjukkan nilai yang
implementasi pengendalian budaya signifikan secara positif yaitu nilai p-values
(cultural control) dalam Perum Perindo sebesar 0.034 < 0.050. Hal ini menunjukkan
sudah baik. Di samping itu, karyawan bahwa dengan adanya motivasi dapat
Perum Perindo sudah mengamalkan nilai- memperkuat implementasi result control
nilai budaya yang ditetapkan sesuai dengan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Hal
kode etik yang berlaku di lingkungan ini sesuai dengan teori Merchant & Van der
sekitar. Randy [8] dalam penelitiannya juga Stede [3] yang menyatakan bahwa pengaruh
menyampaikan bahwa penerapan SPM motivasi muncul ketika insentif yang
terkait dengan budaya organisasi melalui didapatkan oleh karyawan juga mampu
media cultural control dapat meningkatkan meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri
pencapaian kinerja karyawan yang dalam mencapai target yang diinginkan
memberikan dampak positif terhadap perusahaan. Pemberian insentif juga dapat
kinerja organisasi baik kinerja keuangan mendorong karyawan dalam mengembang-
maupun non-keuangan. Penelitian lain juga kan kemampuan dan memposisikan dirinya
mengungkapkan hal serupa seperti yang untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang
dilakukan oleh Sani dan Novita [5] yang diharapkan perusahaan. Namun, dalam
mengatakan bahwa adanya kode etik interaksi ME 2 (interaksi hubungan variabel
perusahaan dapat dijadikan pedoman motivasi dalam memoderasi action control
karyawan dalam bekerja sesuai dengan terhadap kinerja perusahaan) dan ME 3
norma yang ada dalam mencapai tujuan (interaksi hubungan variabel motivasi dalam
perusahaan, sehingga cultural control memoderasi personnel control terhadap
berpengaruh pada kinerja perusahaan. kinerja perusahaan) menunjukkan nilai p-
Praptapa dan Rokhayati [4] dalam values > 0.050, maka dapat dikatakan bahwa
penelitiannya juga menyebutkan bahwa variabel motivasi tidak signifikan atau tidak
pengendalian budaya berpengaruh positif bermakna dalam memoderasi hubungan
terhadap kinerja perusahaan. action dan personnel control terhadap kinerja
Pengaruh Motivasi dalam perusahaan. Kemudian, dalam interaksi ME 4
memoderasi result, action, personnel dan (interaksi hubungan variabel motivasi dalam
cultural control terhadap Kinerja memoderasi cultural control terhadap kinerja
Perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian perusahaan) menunjukkan signifikansi secara
data yang disajikan pada Tabel 5, tampak negatif yaitu p-values sebesar 0.008 < 0.050
bahwa motivasi memoderasi hubungan dan nilai original sample sebesar (-0.278).
result, action, personnel dan cultural Hal ini mengandung pengertian jika motivasi
control terhadap kinerja perusahaan. Hal ini memperlemah hubungan antara cultural
terlihat pada hasil bootstrapping yang control terhadap kinerja perusahaan.
menunjukkan nilai p-values atas hubungan
Motivasi terhadap Kinerja Perusahaan 4. Simpulan
sebesar 0.034 < 0.050 yang berarti semakin Penelitian ini menemukan adanya dua
tinggi motivasi karyawan maka akan praktik sistem pengendalian manajemen yang
memperkuat pengaruh implementasi berpengaruh yaitu action dan cultural control
pengendalian manajemen dalam terhadap kinerja perusahaan dari sebanyak
meningkatkan kinerja perusahaan. empat tools of control. Ditemukan bahwa
result dan personnel control tidak
288 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289