Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.

4 (3), September 2020, 275-289

Efektivitas Implementasi Tools of Control pada Kinerja Perusahaan BUMN


Alvyra Noormalyta Trysna Devy Putri Permata Santy, Novita

Universitas Trilogi, Jl TMP Kalibata No. 1, Jakarta Selatan


alvyrapermata@gmail.com doi.org/10.33795/jraam.v4i3.004

Informasi Artikel Abstract


Tanggal masuk 20-08-2019 The objective of this study is to analyse the effectiveness of
Tanggal revisi 09-03-2020 implementation management controls consists of result, action,
personnel, and cultural control to company performance with
Tanggal diterima 15-04-2020
motivation as a moderating variable. The respondents of this research
are employees at Perum Perindo. Data were collected by observation,
Keywords: documentation, and questionnaires. Descriptive and verifikative
Action Control analysis methods were employed to verify the hypothesis and structural
Cultural Control modelling with SmartPLS. The results indicate that action and cultural
Motivational control are positively and significantly associated to company
Personnel Control performance. Motivation only moderates relationship between result
Result Control and cultural control.

Kata kunci: Abstrak


Action Control Tujuan dari penelitian ini untuk melihat efektivitas dari implementasi
Cultural Control alat pengendalian (tools of control) yang terdiri dari result control,
Motivasi action control, personnel control, dan cultural control terhadap kinerja
Personnel Control perusahaan dengan motivasi sebagai pemoderasi. Responden yang
Result control digunakan adalah karyawan Perum Perindo. Data dikumpulkan dengan
menggunakan observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Metode analisis
deskriptif dan analisis verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis
dan model struktural dengan SmartPLS. Pengujian variabel tools of
control memperlihatkan hasil bahwa action control dan cultural
control yang memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Motivasi hanya memoderasi hubungan result dan cultural control.

1. Pendahuluan wilayah laut terluas di dunia. Hal ini menjadi


Indonesia memiliki luas perairan yang salah satu kekuatan Indonesia yang
lebih besar dibandingkan dengan luas berdampak pada perekonomian negara [1].
daratannya, oleh karena itu Indonesia juga Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan
dikenal sebagai negara maritim. Dengan Perikanan sesuai dengan Kepmen KP No.
luasnya wilayah perairan menjadikan 50/Kepmen-KP/2017, menyebutkan bahwa
Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi sumber daya ikan laut Indonesia

275
276 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289

diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun. alat bagi manajer dalam rangka membangun
Potensi itu tersebar di perairan wilayah visi dan misi perusahaan. Sistem
Indonesia dan perairan Zona Ekonomi pengendalian manajemen juga dapat
Eksklusif (ZEE) Indonesia. Tingginya potensi digunakan untuk mengontrol perilaku
yang dimiliki dalam bidang perikanan manajer dan karyawan agar tetap fokus dan
mendorong pemerintah agar dapat mengelola konsisten dengan strategi dan tujuan
sumber daya laut secara bijak dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan di awal [3].
untuk memanfaatkan dan menjaga kelestarian Sistem pengendalian manajamen (tools of
ekosistem laut secara berkelanjutan. control) terdiri dari empat bentuk,
Upaya pemerintah dalam mengelola diantaranya terdapat result, action, personnel,
potensi maritim adalah dengan membentuk dan cultural control [3].
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Dalam teori Merchant & Van der Stede
bergerak pada sektor perikanan. Fokus [3], result control merupakan sistem
pemerintah dalam meningkatkan kinerja pengendalian yang memfokuskan pada hasil
industri pengolahan perikanan juga didorong yang dicapai oleh karyawan dalam mencapai
oleh perkembangan teknologi digital era 4.0. tujuan organisasi. Pengendalian hasil
Pesatnya perkembangan disrupsi teknologi melibatkan pemberian imbalan kepada
menuntut berbagai perusahaan untuk dapat karyawan yang memiliki hasil yang bagus
beradaptasi dan menciptakan inovasi-inovasi dengan cara memberikan insentif atas kinerja
terbaru yang dapat menunjang kegiatan karyawannya. Namun pada kenyataanya,
operasional mereka, tak terkecuali bagi pengendalian hasil tidak selalu dapat
perusahaan yang tergabung dalam BUMN, digunakan secara efektif oleh perusahaan.
seperti Perusahaan Umum Perikanan Menurut Merchant & Van der Stede [3],
Indonesia (Perum Perindo). terdapat tiga faktor agar result control dapat
Perum Perikanan Indonesia atau Perum dijalankan secara efektif yaitu diantaranya
Perindo merupakan salah satu BUMN yang perusahaan harus menetapkan target yang
bergerak di sektor perikanan. Saat ini Perum akan dicapai, karyawan dapat bertanggung
Perindo sedang mengembangkan digitalisasi jawab terhadap target yang ditentukan, dan
terhadap proses kegiatan operasional dalam perusahaan harus mampu mengukur
menghadapi disrupsi teknologi. Program ini pencapaian target yang telah ditentukan.
juga tak luput didukung oleh peran Sumber Praktik pengendalian hasil terdiri dari empat
Daya Manusia (SDM), sehingga perusahaan tahap yaitu pertama, perusahaan harus dapat
perlu melakukan upgrade guna meningkatkan menentukan hasil secara jelas sehingga kerja
kapabilitas karyawan dalam menghadapi karyawan menjadi lebih terarah. Kedua,
disrupsi teknologi ini. Dalam upaya adanya standar dalam penilaian kinerja
mempertahankan kualitas SDM, pihak karyawan. Berdasarkan penelitian Praptapa &
perusahaan perlu melakukan pengendalian Rokhayati [4], pengendalian hasil berpe-
manajemen yang baik, tentunya hal ini akan ngaruh sejalan dengan kinerja perusahaan.
memengaruhi kualitas kinerja yang akan Hal ini menandakan bahwa result control
dicapai perusahaan. Sandanafu & Tjokro [2] efektif dalam meningkatkan kinerja. Namun,
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan
dengan adanya penerapan sistem pengen- hasil penelitian yang dilakukan oleh Sani &
dalian manajemen dapat memengaruhi Novita [5] dimana result control tidak
kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut memengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin baik dikarenakan karyawan masih belum bisa
penerapan sistem pengendalian manajemen, merasakan implementasi dari pengendalian
maka semakin baik pula kinerja perusahaan. hasil yang dilakukan perusahaan dalam
Sistem pengendalian manajemen merupakan meningkatkan kinerja perusahaan. Ketiga,
Santy dan Novita, Efektivitas Tools of Control Terhadap Kinerja Perusahaan… 277

penetapan sasaran atau target yang tepat, mengendalikan dan memantau karyawan agar
sehingga karyawan memiliki acuan dalam dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
perusahaan. Keempat, pemberian imbalan Menurut teori Merchant & Van der Stede
melalui sistem reward and punishment. [3], personnel control merupakan suatu
Pemberian reward merupakan bentuk positif bentuk pengendalian yang mengontrol dan
dari reinforcement dan punishment sebagai mendorong pengembangan individu. Ada tiga
bentuk negatif reinforcement untuk tujuan pengendalian personel, yang pertama
menghasilkan output. karyawan diharapkan adalah untuk menekankan pemahaman
mampu mengembangkan dan mendorong karyawan terhadap target perusahaan,
potensi yang dimiliki untuk dapat berperilaku kemudian agar pekerjaan dilakukan secara
sedemikian rupa agar terhindar dari keadaan efektif, dan yang terakhir adalah untuk
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan meningkatkan partisipasi karyawan dalam
perusahaan. Tjiang [6] mengatakan bahwa self monitoring. Penerapan pengendalian
result control efektif dalam memengaruhi personel dapat dilakukan melalui proses
kinerja karyawan karena dengan adanya seleksi dan penempatan, pelatihan, dan desain
reward yang sesuai dapat memotivasi pekerjaan [3]. Melalui transparansi sistem
karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. seleksi penerimaan karyawan baru yang
Selanjutnya, Action control didefinisikan dibentuk dengan baik, penempatan pegawai
sebagai salah bentuk langsung dari sistem di posisi yang sesuai, serta pelatihan yang
pengendalian manajemen di mana di memadai diharapkan dapat memotivasi
dalamnya mengatur untuk memastikan agar karyawan agar dapat bekerja sesuai dengan
karyawan bertindak sesuai dengan harapan standar yang ditetapkan perusahaan.
perusahaan. Pengendalian tindakan memiliki Dalam Cultural control penerapan dan
empat hal dasar yaitu pembatasan perilaku, pengimplementasian norma yang ada di
penilaian pra-tindakan, akuntabilitas tindak- perusahaan sangat penting untuk mening-
an, dan redundansi [3]. Berdasarkan hasil katkan hubungan yang baik antar karyawan
penelitian Praptapa & Rokhayati [4], dan menghindari perilaku menyimpang.
Pengendalian Tindakan memengaruhi kinerja Pengendalian budaya didesain untuk men-
perusahaan. Hasil penelitian tersebut sejalan dukung pemantauan bersama (mutual
dengan penelitian Sani & Novita [5] yang monitoring), sebuah tekanan kuat dari suatu
membuktikan bahwa action control ber- kelompok terhadap individu yang menyim-
pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini pang dari norma nilai kelompok [3]. Budaya
menunjukkan bahwa karyawan merasakan perusahaan timbul dari adanya tradisi, norma,
adanya implementasi dari pengendalian keyakinan, nilai-nilai ideologi, sikap dan cara
tindakan. Peneliti lain yang mendukung hasil berperilaku. Hal ini yang menyebabkan
penelitian tersebut juga dikemukakan oleh budaya perusahaan memiliki frekuensi yang
Sandanafu & Tjokro [2] yang menyebutkan tetap dan tidak berubah dari waktu ke waktu.
bahwa kinerja perusahaan juga dipengaruhi Manajer mengatur perilaku karyawannya
oleh adanya sistem pengendalian manajemen. dengan cara membangun budaya baik dalam
Penelitian Lasakar [7] menyimpulkan bahwa aturan tertulis maupun tidak tertulis. Budaya
keberadaan action control dapat mengatasi perusahaan dapat dibentuk dalam banyak
motivational problems karyawan dengan cara, baik lewat lisan maupun contoh. Dalam
memberikan batasan-batasan kepada karya- hal ini, terdapat lima bentuk pengendalian
wan untuk mendukung terpenuhinya hygiene budaya yang dapat diterapkan dalam
factors dan satisfier factors. Tjiang [6] perusahaan meliputi kode etik, penghargaan
dalam penelitiannya juga menyebutkan kelompok, transfer antar perusahaan,
bahwa action control efektif dalam pengaturan fisik dan sosial, dan tone at the
278 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289

top. Penelitian sebelumnya yang dilakukan kebutuhan fisiologis (physiological needs),


oleh Praptapa & Rokhayati [4] menunjukkan (2) kebutuhan keamanan dan keselamatan
adanya pengaruh pengendalian budaya kerja (safety & security needs), (3) kebutuhan
terhadap kinerja perusahaan. Pernyataan social (social needs), (4) kebutuhan
tersebut sesuai dengan penelitian Randy [8] penghargaan (esteem needs), (5) kebutuhan
yang menyatakan bahwa cultural control aktualisasi diri (self-actualization needs).
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja Oleh karena itu, perusahaan harus senantiasa
karyawan berdasarkan finansial dan non berusaha untuk mempertahankan dan
finansial. Selanjutnya Sani & Novita [5] meningkatkan motivasi SDM yang ada guna
dalam penelitiannya mengatakan bahwa mencapai tujuan organisasi.
cultural control memiliki pengaruh yang Berdasarkan fenomena di atas, peneliti
signifikan terhadap kinerja perusahaan. ingin menganalisa bagaimana efektivitas
Dalam mengendalikan perilaku penerapan sistem pengendalian manajemen
karyawan dibutuhkan pemberian motivasi yang meliputi result, action, personnel, dan
atau dorongan kepada karyawan yang cultural control terhadap kinerja perusahaan
memiliki potensi dan prestasi agar karyawan Perum Perikanan Indonesia dengan motivasi
tersebut mampu bekerja secara produktif. sebagai variabel moderasi. Alasan peneliti
Robbins [9] berpendapat jika motivasi untuk melakukan penelitian tersebut adalah
merupakan suatu proses yang menggerakan karena peneliti tertarik untuk melihat
individu untuk mencapai suatu intensitas implementasi dari pengendalian tersebut
(intencity), arah (direction), dan usaha secara terhadap kinerja perusahaan dimana
terus-menerus (persistence) dalam mencapai perusahaan yang diteliti adalah BUMN di
tujuan. Intensitas menunjukkan kegigihan bidang perikanan. Selain itu, peneliti
seseorang dalam berusaha, namun dengan menggunakan moderasi motivasi dari
intensitas yang tinggi saja belum dapat personel perusahaan dikarenakan
dikategorikan bahwa seseorang akan pengendalian yang dirancang oleh perusahaan
memiliki hasil kinerja yang baik kecuali dilaksanakan oleh personel perusahaan
orang tersebut melakukan usaha yang (karyawan), dan jika motivasi dari personel
mengarah pada pemberian keuntungan perusahaan telah terpenuhi maka mereka
terhadap perusahaan. Oleh karena itu, akan memiliki rasa tanggung jawab dalam
kualitas usaha dan intensitas suatu individu menjalankan pengendalian manajemen.
harus dapat terukur dengan tepat [9]. Pengendallian manajemen yang efektif dapat
Motivasi merupakan usaha yang berdampak pada peningkatan kinerja
dilakukan secara terus-menerus. Ketika perusahaan.
individu tersebut sudah merasakan adanya
motivasi dalam diri mereka, maka mereka 2. Metode
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
Motivasi merupakan hal penting bagi BUMN sektor perikanan. Objek penelitian
manajer, karena manajer harus bekerja yang diambil adalah dari Kantor Pusat Perum
dengan orang lain. Oleh karena itu, manajer Perikanan Indonesia yang berlokasi di Jakarta
harus mampu memahami perilaku seseorang Utara. Jumlah populasi yang akan diambil
agar dapat memengaruhinya untuk bekerja dalam penelitian ini adalah sebanyak 140
sesuai dengan yang diinginkan organisasi. karyawan yang bekerja pada Kantor Pusat
Berdasarkan teori Maslow [10] digambarkan Perum Perikanan Indonesia. Sampel dalam
bahwa semangat tiap individu timbul ketika penelitian ini dipilih dari populasi dengan
kepentingan mereka sudah terpenuhi. Maslow menggunakan metode probability sampling,
mengidentifikasikan tingkatan kebutuhan
tersebut menjadi lima tingkatan yaitu; (1)
Tabel 1. Instrumen Penelitian
No Konstruk Indikator Kode
1 Result Control (RC) 1. Menentukan pengetahuan dari hasil yang diinginkan RC 1
2. Memengaruhi hasil yang diinginkan RC 2
3. Mengukur efektivitas dan efisiensi hasil yang dapat RC 3
dikendalikan
2 Action Control (AC) 1. Pembatasan perilaku AC 1
2. Penilaian pra-tindakan AC 2
3. Akuntabilitas tindakan AC 3
4. Redundansi AC 4
3 Personnel Control (PC) 1. Seleksi dan penempatan PC 1
2. Pelatihan PC 2
3. Desain pekerjaan dan resourcing PC 3
4 Cultural Control (CC) 1. Kode etik CC 1
2. Imbalan kelompok CC 2
3. Transfer antar perusahaan CC 3
4. Pengaturan fisik dan social CC 4
5. Tone at the top CC 5
5 Motivasi (Z) 1. Physiological needs Z1
2. Safety needs Z2
3. Social needs Z3
4. Esteem needs Z4
5. Self-actualization needs Z5
6 Perspektif Keuangan 1. Peningkatan pendapatan KP1
2. Peningkatan produktivitas KP2
7 Perspektif Pelanggan 1. Meningkatkan jumlah konsumen baru KP3
2. Meningkatkan kepuasan konsumen KP4
3. Meningkatkan loyalitas konsumen KP5
8 Perspektif Proses Bisnis KP6
1. Meningkatkan proses inovasi
Internal
2. Meningkatkan waktu pengiriman barang KP7
3. Meningkatkan efektivitas proses operasional bisnis KP8
9 Perspektif Pertumbuhan dan KP9
1. Meningkatkan kompetensi SDM
Pembelajaran
2. Meningkatkan teknologi informasi KP10
3. Meningkatkan kepuasan karyawan KP11

Jumlah sampel adalah 84 responden Alat ukur yang digunakan oleh peneliti
yang terdiri dari kepala divisi, wakil kepala yaitu skala likert. Skala likert digunakan
divisi, manajer, supervisor dan sebagai alat ukur untuk mengetahui jawaban
staff/karyawan. responden terkait dengan sikap, pendapat dan
Data dikumpulkan melalui berbagai cara sudut pandang individu terhadap lingkungan
yaitu (a) observasi yang dilakukan dengan sekitar [11]. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan pengamatan secara langsung yang menggunakan modifikasi skala likert dengan
bertujuan untuk memperoleh data primer enam poin yang terdiri dari “sangat tidak
mengenai kondisi kantor, tata letak desain baik sekali”, “sangat tidak baik”, “tidak
interior kantor dan suasana kerja karyawan; baik”, “baik”, “sangat baik”, dan “sangat
(b) menyebarkan kuesioner tertutup yang baik sekali”. Alasan peneliti untuk
berisi kumpulan pernyataan dengan beberapa melakukan modifikasi skala likert karena
alternatif jawaban kepada responden; (c) dengan tersedianya jawaban yang berada
dokumentasi untuk mengumpulkan data yang ditengah, hal tersebut dapat menimbulkan
diambil dari dokumen fisik yang berisi central tendency effect terutama bagi mereka
sejarah dan profil perusahaan serta dokumen yang ragu-ragu atas arah kecenderungan
informasi pertumbuhan kinerja perusahaan.
279
280 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289

pendapat responden, baik ke arah baik dalam PLS dilakukan dengan melihat nilai
maupun ke arah yang tidak baik. composite reliability dan cronbach’s alpha
Alasan peneliti menggunakan PLS dengan standar nilai harus > 0.7. Analisa
dikarenakan dapat menguji korelasi yang inner model dilakukan untuk memastikan
bersifat formatif, dapat digunakan untuk bahwa model struktural yang dibangun telah
menguji model penelitian yang sangat sesuai dan akurat.
kompleks, dan dapat digunakan dalam Evaluasi inner model dapat dilihat dari
menguji hubungan variabel moderasi secara beberapa indikator yang meliputi path
bersamaan karena penelitian ini coefficient, koefisien determinasi (R2), dan
menggunakan variabel moderasi. predictive relevance (Q2) [12]. Path
Analisa deskriptif dilakukan untuk coefficient merupakan nilai koefisien jalur
menguji generalisasi hasil penelitian atau nilai untuk mengetahui besarnya
berdasarkan satu variabel, sedangkan analisis pengaruh hubungan dari konstruk laten.
verifikatif dilakukan melalui tiga tahap yaitu Koefisien R2 digunakan untuk mengetahui
outer model, inner model dan pengujian seberapa besar kemampuan semua variabel
hipotesa. Analisis outer model bertujuan bebas dalam menjelaskan varian dari variabel
untuk mengetahui apakah data yang akan terikatnya dengan kriteria nilai 0.67 (yang
diuji telah bernilai valid dan reliabel dengan bernilai kuat), 0.33 (yang bernilai moderat),
melihat nilai convergen validity, discriminant dan 0.19 (yang bernilai lemah). Kemudain,
validity, average variance extracted (AVE), koefisien Q2 dilakukan untuk menguji
composite reliability dan cronbach’s alpha seberapa besar sebuah konstruk eksogen
[12]. Adapun kriteria parameter uji validitas dapat memprediksi relevansi untuk sebuah
dengan convergen validity adalah nilai konstruk endogen dengan kriteria nilai 0.02
loading factor > 0.7 dan nilai AVE > 0.5. adalah lemah, 0.15 adalah moderat, dan 0.35
Parameter uji discriminant validity diukur adalah kuat. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan melihat korelasi nilai cross loading dengan melihat nilai probabilitas p-value
factor konstruk laten terhadap indikatornya > dengan alpha 5% atau < 0.05 dan nilai t-
korelasi konstruk laten terhadap konstruk statistic > 1.96 [12]
laten lainnya. Pengujian reliabilitas data

Gambar 1. Model Struktural


Gambar 2. Variabel Sistem Pengendalian Manajemen, Motivasi dan Kinerja
Perusahaan

3. Hasil dan Pembahasan dari indikator-indikator dalam penelitian ini


Gambar 2 menjelaskan rata-rata telah memenuhi kriteria validitas [12].
keseluruhan variabel penelitian yang terdiri Selanjutnya, dilakukan pengujian
dari Result Control (X1) sebesar 4.13, Action discriminant validity untuk mengetahui
Control (X2) sebesar 3.97, Cultural Control sejauh mana sebuah konstruk laten
(X4) sebesar 4.02, Motivasi (Z) sebesar 4.03, mendiskriminasikan dirinya dengan konstruk
dan Kinerja Perusahaan (Y) sebesar 4.00 di laten lainnya. Hasil pengujian menemukan
mana nilai tersebut secara rata-rata bahwa seluruh indikator tiap variabel
mendekati nilai 4.00 yang berarti dapat menunjukkan interaksi nilai cross loading
dikategorikan “cukup baik”. Tetapi, nilai lebih besar daripada interaksi nilai cross
rata-rata variabel Personnel Control (X3) loading pada indikator variabel lain. Hal
masih berada di bawah nilai 4.00 atau tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
sebesar 3.68, sehingga dapat dikatakan konstruk laten memiliki kemampuan prediksi
bahwa pengendalian personel di Perum yang baik.
Perindo masih dalam kategori “kurang baik”. Cara lain untuk menilai validitas dari
Analisis verifikatif dilakukan untuk konstruk adalah dengan melihat nilai AVE
mengetahui kesesuaian dengan hipotesis pada Tabel 2. Pada Tabel 2 dapat dilihat
yang diujikan. Hipotesis pada penelitian ini bahwa hasil output menunjukkan nilai AVE
diuji dengan menggunakan SmartPLS versi antara indikator dengan konstruknya lebih
3.2.8. dari 0.5. Artinya, terdapat korelasi antara
Uji validitas dan reliabilitas data diukur indikator yang memiliki discriminant validity
berdasarkan pengukuran outer model. yang baik untuk setiap konstruknya.
Analisis yang dilakukan berbentuk reflektif Di samping melakukan uji validitas,
sehingga pendekatan moderasi menggunakan dilakukan uji reliabilitas dengan melihat nilai
product indicator. Pengujian tingkat validitas composite reliability untuk mengukur apakah
data dilakukan melalui dua acara yaitu indikator-indikator yang membangun
convergen validity dan discriminant validity. konstruk penelitian sudah reliabel atau
Hasil uji convergent validity terhadap belum. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa
keseluruhan data memiliki nilai outer loading seluruh konstruk menunjukkan nilai
antara 0.5 sampai dengan diatas 0.7 dan composite reliability diatas 0.7, artinya
dapat dikatakan bahwa nilai loading factor seluruh konstruk memiliki nilai reliabilitas
yang tinggi.

281
Tabel 2. Construct Reliability and Validity

Average Variance
Cronbach’s Alpha Composite Reliability
Extracted (AVE)
Result Control 0.841 0.905 0.760
Action Control 0.834 0.890 0.670
Personal Control 0.916 0.947 0.857
Cultural Control 0.891 0.921 0.701
Moderating Effect 1 1.000 1.000 1.000
Moderating Effect 2 1.000 1.000 1.000
Moderating Effect 3 1.000 1.000 1.000
Moderating Effect 4 1.000 1.000 1.000
Motivasi 0.844 0.888 0.618
Kinerja Perusahaan 0.924 0.935 0.572

Pengujian reliabilitas juga dapat diperkuat nilai R Square menunjukkan angka yang
dengan melihat nilai Cronbach’s alpha. Dari tinggi, maka dapat dikatakan bahwa variabel
Tabel 4 dapat diketahui bahwa seluruh independent dalam penelitian dapat
konstruk penelitian menunjukkan nilai menjelaskan variabel dependen dengan baik.
cronbach’s alpha diatas 0.7. Sehingga dapat Adapun hasil R2 dalam penelitian ini dapat
disimpulkan jika semua konstruk pada dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan
penelitian ini memiliki nilai reliabilitas yang bahwa R2 untuk model Kinerja Perusahaan
tinggi karena telah memenuhi kriteria atau adalah 0.779, artinya variabel Kinerja
memiliki nilai diatas 0.7. Perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel
Dalam menguji inner model, ukuran nilai result control, action control, personnel
dapat dilihat pada nilai R Square (R2). control, cultural control dengan motivasi
Pengukuran dalam tahap ini memiliki tujuan sebagai variabel moderasi sebesar 77.9%,
untuk mengukur tingkat variasi perubahan sedangkan sisanya 22.1% dijelaskan oleh
variabel independen terhadap variabel variabel lain yang tidak masuk ke dalam
dependen dalam model struktural. Apabila penelitian.

Tabel 3. Nilai R Square

R Square R Square Adjusted


Kinerja Perusahaan 0.779 0.752

Tabel 4. Hasil Blindfolding Calculation


SSO SSE Q² (=1-SSE/SSO)
Result Control 252.000 252.000
Action Control 336.000 336.000
Personnel Control 252.000 252.000
Cultural Control 420.000 420.000
Kinerja Perusahaan 924.000 545.156 0.410
Moderating Effect 1 84.000 84.000
Moderating Effect 2 84.000 84.000
Moderating Effect 3 84.000 84.000
Moderating Effect 4 84.000 84.000
Motivasi 420.000 420.000

282
Santy dan Novita, Efektivitas Tools of Control Terhadap Kinerja Perusahaan… 283

Nilai 0.779 pada uji ini juga menunjukkan meminimalkan masalah ketidaknormalan
hubungan yang valid dan kuat karena penelitian. Ukuran signifikansi pada hipotesis
memiliki nilai lebih dari 0.670. dapat menggunakan dengan cara
Tahap selanjutnya dilakukan pada membandingkan antara nilai t-tabel dan t-
predictive relevance (Q2) untuk mengetahui statistic. Pada penelitian ini menggunakan
kapabilitas prediksi variabel yang diteliti tingkat keyakinan sebesar 95% (alpha 5%).
pada estimasi parameter konstruk dengan Jika t-statistic lebih tinggi dibandingkan
prosedur blindfolding dengan kriteria nilai dengan nilai t-tabel berarti hipotesis tersebut
0.02 (yang berarti kecil), 0.15 (yang berarti diterima. Pengaruh Result Control
sedang), dan 0.35 (yang berarti besar) [12]. terhadap Kinerja Perusahaan. Berdasarkan
Berdasarkan Tabel 6, hasil Q2 menunjukkan hasil bootstrapping calculation pada Tabel 5
angka sebesar 0.410. Sehingga, dapat nilai original sample adalah -0.027. Angka
disimpulkan bahwa Result Control, Action tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Control, Personnel Control, Cultural pengaruh negatif result control terhadap
Control, Moderating effect 1, Moderating kinerja perusahaan. Semakin tinggi
effect 2, Moderating effect 3, Moderating implementasi result control, maka akan
effect 4, dan Motivasi memiliki nilai menurunkan kinerja perusahaan. Hal ini
relevansi prediktif besar terhadap Kinerja disebabkan karena target yang telah
Perusahaan. Parameter signifikansi yang ditetapkan Perum Perindo pada RKAP belum
diestimasi akan memberikan informasi dapat tercapai secara maksimal dikarenakan
mengenai hubungan antar variabel. Dasar beberapa faktor eksternal yang tidak dapat
yang dapat digunakan dalam menguji diantisipasi secara pasti yaitu, fluktuasi dari
hipotesis yaitu dengan melihat hasil output harga hasil laut, kondisi cuaca, dan kendala-
uji hipotesis pada path coefficient dengan kendala lainnya dalam usaha budidaya yang
menggunakan teknik bootstrapping. Untuk dapat mengurangi hasil tambak. Selanjutnya
mengukur hubungan antar variabel dapat jika dilihat pada kolom t-statistic angka yang
dilihat pada Tabel 5. Dalam rangka dihasilkan adalah 0.151. Angka tersebut
membuktikan adanya hubungan dari menunjukkan nilai yang lebih kecil
hipotesis yang dirumuskan dilakukan dibandingkan dengan kriteria t-tabel yaitu
prosedur bootstrapping terhadap sampel. 0.151 < 1.96 dengan nilai p-value sebesar
Pengujian yang dilakukan dengan 0.880 lebih tinggi dari kriteria p-value yang
bootstrapping juga berguna dalam seharusnya yaitu 0.880 > 0.05.
.
Tabel 5. Hasil Bootstrapping Calculation
Hypothesis Original Sample Standard T Statistics P
Sample (O) Mean (M) Deviation (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
RC -> KP -0.027 -0.027 0.178 0.151 0.880
AC -> KP 0.352 0.356 0.174 2.021 0.044
PC -> KP 0.008 0.017 0.157 0.054 0.957
CC -> KP 0.347 0.346 0.120 2.882 0.004
ME 1 -> KP 0.373 0.356 0.175 2.128 0.034
ME 2 -> KP -0.199 -0.177 0.175 1.139 0.255
ME 3 -> KP 0.101 0.074 0.138 0.731 0.465
ME 4 -> KP -0.278 -0.261 0.104 2.670 0.008
Motivasi -> KP 0.233 0.227 0.109 2.132 0.034
284 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan mengharuskan perusahaan mengeluarkan


apabila variabel result control (RC) tidak biaya yang lebih besar maka tidak semua
memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan menekankan pada result control
kinerja perusahaan. dalam pencapaian kinerja perusahaan.
Hasil analisis berdasarkan data yang Penelitian Randy [8] juga mengatakan jika
diperoleh menunjukkan jika upaya dengan adanya result, action, dan personnel
perusahaan dalam melakukan evaluasi control dapat menimbulkan direct control
terhadap kualitas produk dan jasa yang akan cost berupa biaya reward dan indirect
diberikan kepada konsumen masih kurang control cost berupa gamesmanship.
optimal, padahal dengan adanya evaluasi Pengaruh Action Control terhadap
secara komprehensif yang dilakukan dengan Kinerja Perusahaan. Hasil bootstrapping
baik terhadap hasil produk atau jasa yang calculation pada Tabel 5 menunjukkan nilai
akan dipasarkan dapat meminimalisir original sample sebesar 0.352. Nilai 0.352
kemungkinan terjadinya cost yang akan mengindikasikan adanya pengaruh positif
dikeluarkan oleh perusahaan akibat dari antara action control terhadap kinerja
kegagalan produksi dan meningkatkan perusahaan. Semakin tinggi implementasi
loyalitas pelanggan yang akan memengaruhi action control, maka akan meningkatkan
tercapainya kinerja perusahaan. kinerja perusahaan Perum Perindo. Hal
Berdasarkan hasil survey serta informasi tersebut menggambarkan bahwa
yang didapatkan, result control yang masih implementasi pengendalian tindakan
belum dijalankan Perum Perindo yaitu karyawan dapat dilaksanakan dengan baik.
rendahnya kemampuan perusahaan dalam Selanjutnya kolom t-statistic menunjukkan
mengapresiasi hasil kerja karyawan yang angka 2.021. Angka tersebut menunjukkan
telah mencapai target perusahaan. Selain nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
itu, Standar Operasional Prosedur (SOP) kriteria t-tabel yaitu 2.021 > 1.96. Selain itu
yang telah ditetapkan Perum Perindo masih nilai p-value menunjukkan angka sebesar
belum dapat dijadikan sebagai alat untuk 0.044 lebih kecil dari kriteria p-value yaitu
mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi 0.044 < 0.05. Sehingga dapat dikatakan
hasil kerja karyawan. Hal ini dikarenakan bahwa hipotesis kedua diterima dan
perusahaan baru merancang SOP sebagai menggambarkan jika variabel action control
pedoman atau acuan karyawan dalam (AC) berpengaruh signifikan terhadap
menyelesaikan pekerjaan khusus dan kinerja perusahaan. Adanya pengaruh
mengukur standar kinerja karyawan guna signifikan tersebut menandakan bahwa
meminimalisir terjadinya kesalahan yang penerapan action control yang dilakukan
akan terjadi. Sehingga penerapannya belum oleh Perum Perindo sudah memenuhi
dapat dilaksanakan secara menyeluruh. keempat bentuk action control diantaranya
Hasil penelitian ini sejalan dengan yaitu (1) pembatasan perilaku, (2) penilaian
penelitian Sani & Novita [5] yang pratindakan, (3) akuntabilitas tindakan, dan
menyatakan bahwa adanya batasan-batasan (4) redundansi [3].
yang ditetapkan oleh perusahaan dalam Hasil analisis menunjukkan jika Perum
pengendalian hasil memungkinkan kurang Perindo sudah melakukan pembatasan
maksimalnya pencapaian kinerja . Selain itu perilaku karyawan baik secara fisik dan
didukung dengan penelitian yang dilakukan administratif. Pembatasan administratif
oleh Panjaya [13] yang menyatakan bahwa dilakukan dengan membuat struktur
dalam melakukan result control khususnya organisasi dan job description yang memuat
dalam memengaruhi tujuan yang secara jelas tanggung jawab sesuai dengan
diinginkan, perusahaan harus memberikan fungsi, divisi, serta jabatan karyawan.
reward secara adil dan merata karena Sedangkan dalam pembatasan fisik, Perum
Santy dan Novita, Efektivitas Tools of Control Terhadap Kinerja Perusahaan… 285

Perindo membatasi akses karyawan dalam sebelumnya yang dilakukan oleh Sani &
menjangkau informasi-informasi penting Novita [5] yang membuktikan bahwa
yang bersifat rahasia dengan meggunakan pengendalian tindakan berpengaruh
fingerprint secara online dan offline untuk signifikan secara positif dengan kinerja
mengontrol kehadiran (absensi) karyawan perusahaan. Selanjutnya penelitian
dan memberikan password pada setiap Sandanafu & Tjokro [2] yang menyebutkan
komputer serta software yang memuat bahwa sistem pengendalian manajemen
file/data penting milik perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah Tjiang [6] pada penelitiannya juga
terjadinya kebocoran informasi yang menyatakan bahwa action control efektif
memungkinkan adanya penyalahgunaan dalam mengendalikan karyawan agar
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan pekerjaan sesuai dengan
sehingga Perum Perindo tidak mengalami peraturan dan standar yang ada, selain itu
kerugian. Perusahaan juga melakukan dengan adanya action control juga dapat
penilaian pratindakan dengan membuat memantau karyawan dalam bertindak.
perencanaan atau anggaran untuk setiap Pengaruh Personnel Control terhadap
program kerja yang akan dilakukan dan Kinerja Perusahaan. Berdasarkan hasil
mengkomunikasikan perencanaan tersebut bootstrapping calculation pada Tabel 5, nilai
kepada para eksekutif atau manajer yang original sample ditunjukkan sebesar sebesar
bersangkutan. 0.008. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa
Dalam akuntabilitas tindakan, terdapat pengaruh positif antara personnel
perusahaan memiliki SOP yang dapat control terhadap kinerja perusahaan.
membantu manajemen dalam melakukan Semakin tinggi implementasi personnel
pengawasan kepada karyawan secara control, maka akan meningkatkan kinerja
menyeluruh dan juga dapat dijadikan perusahaan Perum Perindo. Pada kolom t-
sebagai dasar hukum apabila terjadi suatu statistic terdapat nilai 0.054 yang lebih kecil
tindakan yang menyimpang sehingga dibandingkan dengan kriteria t-tabel yaitu
perusahaan dapat memberikan punishment 0.054 < 1.96 dengan nilai p-value sebesar
terhadap karyawan yang bertindak di luar 0.957 lebih tinggi dari kriteria p-value yang
koridor perusahaan. selanjutnya dalam seharusnya yaitu 0.957 > 0.05. Sehingga
redundansi, perusahaan juga telah memiliki dapat disimpulkan bahwa variabel personnel
teknologi informasi yang mendukung control (PC) tidak berpengaruh signifikan
pekerjaan karyawan sehingga karyawan terhadap kinerja perusahaan.
dapat menyelesaikan tugas dengan lebih Hasil analisis menunjukkan bahwa
cepat dan akurat. masih adanya keterbatasan pengendalian
Hasil analisa dan pengujian tersebut personel. Menurut Merchant & Van der
sejalan dengan teori Merchant & Van der Stede [3] terdapat tiga upaya dalam
Stede [3] yang menjelaskan bahwa mengontrol pengendalian personel, yaitu
pengendalian tindakan merupakan bentuk melalui seleksi dan penempatan, pelatihan,
pengendalian manajemen secara langsung dan desain pekerjaan dan resourcing. Pada
karena didalamnya mengatur karyawan Perun Perindo dalam melakukan
dalam bertindak sesuai dengan yang penyeleksian karyawan baru dimulai dari
diinginkan perusahaan. Hal ini seleksi administrasi, tes tertulis (psikotest),
menunjukkan bahwa karyawan Perum interview, tes kesehatan, sampai dengan
Perindo merasakan pengaruh dari adanya penandatanganan perjanjian kerja. Namun,
pengendalian tindakan yang dilakukan oleh realisasinya karyawan yang direkrut masih
perusahaan terhadap kinerja perusahaan. belum sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Berdasarkan hasil kuesioner juga
286 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289

menunjukkan bahwa penempatan terhadap statistic menunjukkan angka 2.882 yang


karyawan masih belum sesuai dengan bidang berarti nilai tersebut lebih tinggi
dan keahlian yang dimiliki. Ketidaksesuaian dibandingkan dengan kriteria t-tabel yaitu
penempatan tersebut dapat membatasi 2.882 > 1.96. Selain itu nilai p-value
karyawan dalam mengeksplor kemampuan menunjukkan angka sebesar 0.004 lebih kecil
dan passion yang dapat menyebabkan dari kriteria p-value yaitu 0.004 < 0.05.
menurunnya tingkat produktivitas karyawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
Selanjutnya dalam pelatihan juga masih cultural control (CC) berpengaruh signifikan
kurang dimana karyawan menilai jika terhadap kinerja perusahaan. Adanya
program pelatihan yang diberikan belum pengaruh signifikan tersebut menandakan
dapat memberikan efek secara langsung bahwa penerapan Sistem Pengendalian
kepada karyawan dikarenakan program Manajemen melalui cultural control dapat
pelatihan tersebut tidak diikuti dengan meningkatkan kinerja perusahaan baik
praktik secara langsung. Padahal berjalannya kinerja keuangan maupun non keuangan.
program pelatihan tersebut dengan baik dapat Hasil analisis menunjukkan bahwa
dapat meningkatkan motivasi karyawan karyawan Perum Perindo sudah memiliki
dalam bekerja. Selain itu dalam mendesain dan menerapkan nilai-nilai budaya
pekerjaan, Perum Perindo telah menyediakan perusahaan dengan baik sesuai dengan code
sumber daya yang mendukung kegiatan of conduct perusahaan. Code of conduct
karyawan dalam bekerja, namun karyawan (kode etik) dapat dijadikan sebagai
masih merasa penyediaan tersebut belum pedoman bagi karyawan dalam menjalankan
memadai secara maksimal. Karyawan tugasnya agar karyawan dapat bekerja
menilai jika sistem teknologi informasi yang dengan baik sesuai dengan norma yang ada
dimiliki perusahaan masih belum mendukung untuk mencapai tujuan perusahaan.
pertukaran informasi antar divisi sehingga Kemudian, perusahaan telah memberikan
dapat menghambat waktu pengerjaan suatu apresiasi kepada imbalan kelompok/divisi
pekerjaan dengan cepat. terhadap karyawan yang mencapai target
Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis sudah dilakukan dengan baik sehingga
ketiga pada penelitian ini ditolak sehingga karyawan termotivasi untuk meningkatkan
menggambarkan bahwa tidak adanya produktivitas kerjanya. Perum Perindo juga
pengaruh antara personnel control terhadap melakukan kebijakan rotasi karyawan yang
kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut bertujuan untuk membantu karyawan dalam
sejalan dengan penelitian Randy [8] yang memperluas networking di lingkungan kerja
membuktikan bahwa result, action, dan dan menambah pengalaman karyawan
personnel control dapat menimbulkan direct dalam bekerja. Selain itu dalam pengaturan
control cost dan indirect control cost. fisik dan sosial, perusahan juga telah
Pengaruh Cultural Control terhadap menetapkan aturan cara berpakaian dan
Kinerja Perusahaan. Hasil bootstrapping berbahasa yang sopan dan baik dalam
calculation pada Tabel 5 menunjukkan nilai lingkungan perusahaan. Dalam tone at the
original sample sebesar 0.347. Hasil tersebut top, perilaku yang ditunjukan oleh setiap
menjelaskan jika terdapat pengaruh positif manajer atau eksekutif sudah menunjukkan
antara cultural control terhadap kinerja sikap yang konsisten dengan penyataan
perusahaan. Semakin tinggi implementasi yang dibuat dan dapat dijadikan teladan
cultural control, maka akan meningkatkan dalam bertugas. Hal ini dikarenakan
kinerja perusahaan Perum Perindo. Hal manajer sendiri memiliki peranan penting
tersebut menggambarkan bahwa dalam mengorganisir karyawan dalam
implementasi pengendalian budaya karyawan meningkatkan kinerja di dalam perusahaan,
dapat dilaksanakan dengan baik. Kolom t- sehingga perilaku yang ditunjukan harus
Santy dan Novita, Efektivitas Tools of Control Terhadap Kinerja Perusahaan… 287

sesuai dan dapat dijadikan contoh oleh Dalam interaksi pengujian variabel
bawahannya. moderasi yang pertama yakni ME 1
Penelitian ini mengindikasikan bahwa (interaksi hubungan variabel motivasi dalam
cultural control berpengaruh signifikan memoderasi result control terhadap kinerja
dengan kinerja perusahaan. Jadi, perusahaan) menunjukkan nilai yang
implementasi pengendalian budaya signifikan secara positif yaitu nilai p-values
(cultural control) dalam Perum Perindo sebesar 0.034 < 0.050. Hal ini menunjukkan
sudah baik. Di samping itu, karyawan bahwa dengan adanya motivasi dapat
Perum Perindo sudah mengamalkan nilai- memperkuat implementasi result control
nilai budaya yang ditetapkan sesuai dengan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Hal
kode etik yang berlaku di lingkungan ini sesuai dengan teori Merchant & Van der
sekitar. Randy [8] dalam penelitiannya juga Stede [3] yang menyatakan bahwa pengaruh
menyampaikan bahwa penerapan SPM motivasi muncul ketika insentif yang
terkait dengan budaya organisasi melalui didapatkan oleh karyawan juga mampu
media cultural control dapat meningkatkan meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri
pencapaian kinerja karyawan yang dalam mencapai target yang diinginkan
memberikan dampak positif terhadap perusahaan. Pemberian insentif juga dapat
kinerja organisasi baik kinerja keuangan mendorong karyawan dalam mengembang-
maupun non-keuangan. Penelitian lain juga kan kemampuan dan memposisikan dirinya
mengungkapkan hal serupa seperti yang untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang
dilakukan oleh Sani dan Novita [5] yang diharapkan perusahaan. Namun, dalam
mengatakan bahwa adanya kode etik interaksi ME 2 (interaksi hubungan variabel
perusahaan dapat dijadikan pedoman motivasi dalam memoderasi action control
karyawan dalam bekerja sesuai dengan terhadap kinerja perusahaan) dan ME 3
norma yang ada dalam mencapai tujuan (interaksi hubungan variabel motivasi dalam
perusahaan, sehingga cultural control memoderasi personnel control terhadap
berpengaruh pada kinerja perusahaan. kinerja perusahaan) menunjukkan nilai p-
Praptapa dan Rokhayati [4] dalam values > 0.050, maka dapat dikatakan bahwa
penelitiannya juga menyebutkan bahwa variabel motivasi tidak signifikan atau tidak
pengendalian budaya berpengaruh positif bermakna dalam memoderasi hubungan
terhadap kinerja perusahaan. action dan personnel control terhadap kinerja
Pengaruh Motivasi dalam perusahaan. Kemudian, dalam interaksi ME 4
memoderasi result, action, personnel dan (interaksi hubungan variabel motivasi dalam
cultural control terhadap Kinerja memoderasi cultural control terhadap kinerja
Perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian perusahaan) menunjukkan signifikansi secara
data yang disajikan pada Tabel 5, tampak negatif yaitu p-values sebesar 0.008 < 0.050
bahwa motivasi memoderasi hubungan dan nilai original sample sebesar (-0.278).
result, action, personnel dan cultural Hal ini mengandung pengertian jika motivasi
control terhadap kinerja perusahaan. Hal ini memperlemah hubungan antara cultural
terlihat pada hasil bootstrapping yang control terhadap kinerja perusahaan.
menunjukkan nilai p-values atas hubungan
Motivasi terhadap Kinerja Perusahaan 4. Simpulan
sebesar 0.034 < 0.050 yang berarti semakin Penelitian ini menemukan adanya dua
tinggi motivasi karyawan maka akan praktik sistem pengendalian manajemen yang
memperkuat pengaruh implementasi berpengaruh yaitu action dan cultural control
pengendalian manajemen dalam terhadap kinerja perusahaan dari sebanyak
meningkatkan kinerja perusahaan. empat tools of control. Ditemukan bahwa
result dan personnel control tidak
288 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 3, September 2020, hlm. 275 – 289

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. implementasi dari pengendalian hasil yang


Hal ini dikarenakan upaya perusahaan dalam dapat berdampak pada meningkatnya kinerja
memengaruhi karyawan dalam mening- perusahaan. Sebaliknya, motivasi dapat
katkan kinerja perusahaan lebih ditekankan menurunkan kinerja perusahaan ketika
pada action control yang merupakan bentuk implementasi pengendalian budaya kurang
pengendalian manajemen secara langsung optimal. Lebih lanjut, motivasi menunjukkan
karena didalamnya mengatur karyawan hubungan tidak signifikan antara
dalam bertindak sesuai dengan yang implementasi action dan personnel control
diinginkan perusahaan dan cultural control dalam memengaruhi kinerja perusahaan.
(pengendalian budaya) dimana perusahaan
telah membuat code of conduct untuk Daftar Rujukan
dipatuhi dan diamalkan nilai-nilai yang
terkandung dalam budaya perusahaan yang [1] Hardiana I, Trixie B. Menuju Indonesia
dapat mendorong produktivitas karyawan sebagai Negara Poros Maritim. Sekretariat
dan memotivasi karyawan dalam bekerja. Kabinet Republik Indonesia. 2014.
Terkait result dan personnel control, https://setkab.go.id/en. (accessed July 13,
2019)
sebenarnya perusahaan telah memiliki visi,
[2] Sandanafu SP, Tjokro C. Pengaruh Sistem
misi dan tujuan perusahaan yang jelas, akan Pengendalian Manajemen Terhadap
tetapi ketatnya pengendalian hasil Kinerja Perusahaan Dengan Teknologi
memungkinkan perusahaan untuk dapat Informasi Sebagai Pemoderasi (Studi
mengkomunikasikan target kinerja secara Pada UMKM Sektor Kuliner di Kota
efektif dan dapat diinternalisasi oleh Ambon). Jurnal Maneksi (Management
karyawan yang diberikan tanggung jawab. Ekonomi dan Akuntansi) 2017;6(2).
Pada Perum Perindo, proses internalisasi doi:10.31959/jm.v6i2.14.g11
terjadi sangat rendah di mana mereka [3] Merchant KA, Van der Stede WA.
menganggap jika hasil yang diinginkan Management Control Systems:
dipengaruhi oleh faktor eksternal yang tidak Performance Measurement, Evaluation
and Incentives. 4th ed., Pearson
dapat diantisipasi secara pasti, seperti faktor
Education; 2014.
cuaca, fluktuatif harga pasar akan hasil laut, doi:10.4018/978-1-4666-5011-4.ch008
dan kendala-kendala pada tambak. [4] Praptapa A, Rokhayati H. Intervensi
Selanjutnya dalam personnel control, Pengendalian dalam Sistem Pengendalian
program pelatihan yang disediakan oleh Manajemen dan Kaitannya dengan
perusahaan masih belum dapat terealisasi Kinerja Perusahaan. Jurnal Reviu
dengan baik, sehingga perusahaan perlu Akuntansi Dan Keuangan 2012;2(2).
melakukan sosialisasi secara menyeluruh doi:10.22219/jrak.v2i2.1074
berkenaan dengan progam pelatihan dan [5] Sani AH, Novita. Efektivitas Tool of
pendidikan serta memperluas kerjasama Control terhadap Kinerja FinTech
dengan instansi-instansi penyelenggara Company. Simposium Nasional
Akuntansi XXI. 2018.
Pendidikan dan program pelatihan yang
[6] Tjiang EH, Alimbudiono DRS.
kompeten yang dapat meningkatkan Implementasi Action Control dan Result
produktivitas karyawan. Penelitian ini juga Control Untuk Mengurangi Employee
menemukan bahwa variabel Motivasi Turnover dan Motivational Problem PT
memperkuat hubungan result control dan Sumber Rejeki Gamalama Bagian
memperlemah hubungan cultural control Penjualan. Calyptra Jurnal Ilmiah
dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Mahasiswa Universitas Surabaya
Hasil ini menunjukkan bahwa terpenuhinya 2017;Vol. 6, No. 2
motivasi yang diberikan oleh perusahaan [7] Lasakar MF. Penerapan Action Control
kepada karyawannya mampu meningkatkan Untuk Mengatasi Motivational Problem
Karyawan di PT Pundimas Bahagia di
Santy dan Novita, Efektivitas Tools of Control Terhadap Kinerja Perusahaan… 289

Atambua. Jurnal Ilmiah Mahasiswa [11] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif.


Universitas Surabaya 2013;2(1). Bandung: Alfabeta; 2018.
doi:10.1007/978-1-4020-8265-8_8 [12] Ghozali I, Latan H. Partial Least Square:
[8] Randy. Peranan Cultural Control Dalam Konsep, Teknik dan Aplikasi
Mendukung Implementasi Code of Menggunakan SmartPLS 3.0 Untuk
Conduct Karyawan (Studi Kasus di Radio Penelitian Empiris. 2nd ed. Semarang:
Suara Surabaya). Calyptra Jurnal Ilmiah Universitas Diponegoro; 2015.
Mahasiswa Universitas Surabaya [13] Panjaya E, Pontjoharyo W. Aplikasi
2013;Vol. 2, No. 2 Filosofi Sun Zi dalam Action dan Result
[9] Wibowo. Manajemen Kinerja. 5th ed. Control untuk Mengatasi Motivational
Depok: PT RajaGrafindo Persada; 2017. Problem Pada PT Makassar Marmer
[10] Maslow AH. A Theory of Human Mulia Indah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Motivation. 2009. Universitas Surabaya 2015.
doi: 10.1037/h0054346

Anda mungkin juga menyukai