PUPUK NPK
NUTRISI UNTUK TANAMAN
PROSES PEMBUATAN PUPUK NPK
Proses pembuatan pupuk NPK di PT Petrokimia Gresik pada dasarnya terdiri dari 3
cara, yaitu :
Parameter Chemical Steam Blending /
Reaction Granulation Mixture
Sumber
Bahan Baku Kadar
Nutrisi
Amoniak N 99,5 % min
Asam Fosfat P2O5 48 % P2O5 min
Asam Sulfat S 98 % H2SO4 min
Amm. Sulfate N 20,8 % min
Urea N 46 % min
Potash (KCl) K 2O 60 % K2O min
Bahan Baku & Penolong
(lanjutan)
• Selain bahan baku utama juga dapat
ditambahkan bahan baku lain yaitu trace
element yang merupakan sumber unsur hara
mikro bagi tanaman, seperti Boron, Brucite,
Kieserite, Zinc Sulfat, dll.
• Bahan Penolong :
‐ Liquid Coating Agent
Anti Caking
‐ Coating Powder
‐ Pigment Pewarna
REAKSI AMMONIA
a) dengan sulphuric acid
NH3 (gas) + H2SO4 ---------------> (NH4)2SO4 + Q1A
NH3 (liq.) + H2SO4 ---------------> (NH4)2SO4 + Q1B
b) dengan phosphoric acid
NH3 (gas) + H3PO4 --------------> NH4H2PO4 + Q2A
NH3 (liq.) + H3PO4 --------------> NH4H2PO4 + Q2B
NH3 (gas) + NH4H2PO4 ---------> (NH4)2HPO4 + Q3A
NH3 (liq.) + NH4H2PO4 ---------> (NH4)2HPO4 + Q3B
Nilai :
Q1A = 1800 kcal/kg NH3 gas
Q1B = 1500 kcal/kg NH3 liquid
Q2A = 1500 kcal/kg NH3 gas
Q2B = 1200 kcal/kg NH3 liquid
Q3A = 1300 kcal/kg NH3 gas
7
Q3B = 1000 kcal/kg NH3 liquid
Proses Pembuatan Pupuk NPK by Chemical Reaction
Coat agent +
SA Pigment
NH3 Granulator
PA Screen
Crusher
Udara Kering
Under Size
Produk
Pupuk
PHONSKA
Spillage Recovery
PIPE REACTOR
• Tempat reaksi antara Ammonia dan Asam Fosfat untuk membentuk
MAP/DAP (mol ratio N/P = 1,2 – 1,5) dengan porsi 50 – 60%
• Temperature slurry 120 – 150 oC
• Berbentuk pipa yang dilengkapi dengan slot untuk mengatur
keluaran slurry
• Dilengkapi dengan steam purging
• Kendala : sering terjadi kebuntuan akibat kristalisasi slurry DAP
NH3
PA
PRE-NEUTRALIZER (PN REACTOR)
• Tempat reaksi antara Ammonia, Asam Fosfat, dan Asam Sulfat
untuk membentuk MAP/DAP dan Ammonium Sulfat cair.
• Berbentuk Tanki Berpengaduk, yang dilengkapi dengan baffle
dan nozzle‐nozzle bahan baku.
• Parameter yang dijaga di PN =
‐ MR N/P (0,6 – 0,9 tergantung jenis produknya)
‐ Density (1,4 – 1,55)
‐ Temperatur (95 – 120 oC)
‐ pH (2 – 4)
‐ Level (sekitar 40%)
PRE-NEUTRALIZER
(lanjutan)
GRA NULATOR
Tempat terjadinya reaksi lanjutan dan proses granulasi
(pembentukan granul pupuk)
Aglomerasi = penggabungan partikel
Accretion/layering = pelapisan dengan slurry hasil reaksi
Formulasi dengan fase liquid rendah granulasi cenderung sulit
dan bentuk granul tidak bagus.
Dilengkapi 4 buah ammonia sprayer (ploughshare) untuk
meningkatkan N/P ratio menjadi 1.2 – 1.8
Diinjeksikan Asam Sulfat yang bereaksi dengan Ammonia :
- menambah panas
- memperbaiki kekerasan granul
- meminimalkan Ammonia yang lepas
Suhu operasi = 70 – 100 °C
Filosofi Pembentukan
Butiran Pupuk
AGLOMERASI LAYERING
Ditandai dengan material Ditandai dengan material
sumber nutrisi didalam sumber nutrisi terdistribusi
butiran masih dapat rata dan membentuk lapisan
dibedakan
GRANULATOR
(lanjutan)
GRANULATOR
(lanjutan)
DRYER
Mengeringkan produk dari Granulator hingga menjadi 1 –
1.5 % H2O
Udara panas di-supply dari combustion chamber yang
menggunakan bahan bakar Solar, Gas, atau Batubara.
Proses pengeringan terjadi secara cocurrent. Terdapat
sudu-sudu pada shell dryer yang membantu proses
pengeringan dengan membentuk tirai material
Suhu operasi :
- Base ZA : suhu udara outlet Dryer 80 –
100 °C, diatur secara auto dari
Temperature Controller
- Base Urea : suhu udara inlet Dryer maksi-
mum 160 °C
DRYER
(lanjutan)
PROCESS SCREEN
Berfungsi untuk memisahkan produk yang onsize dengan
granul yang offsize (oversize maupun undersize).
Berupa double deck screen yang ukuran wire mesh-nya bisa
diatur sesuai dengan yang diharapkan.
Dilengkapi dengan motor untuk memberikan efek vibrasi
sehingga pemisahan lebih efektif
Perlu dilakukan cleaning secara periodik untuk mencegah
screen plugging yang dapat mengakibatkan proses
pengayakan tidak optimal.
POLISHING SCREEN
Berfungsi untuk menyempurnakan pemisahan produk
onsize dari undersize yang terikut (lolos dari Process
Screen) pada outlet dari cooler
Berupa single deck screen dengan ukuran wire mesh =
undersize Process Screen.
Dilengkapi dengan motor untuk memberikan efek vibrasi
sehingga pemisahan lebih efektif
Perlu dilakukan cleaning secara periodik untuk mencegah
screen plugging yang dapat mengakibatkan proses
pengayakan tidak optimal.
SCREEN
COOLER
Berupa rotary drum yang berfungsi untuk mendinginkan produk dari
temperatur sekitar 70 – 90 oC menjadi < 45°C menggunakan media pendingin
berupa chilled air yang dialirkan secara countercurrent.
Chilled air berasal dari udara luar (ambien) yang didinginkan menggunakan
liquid Ammonia sehingga temperaturnya menjadi sekitar 10 oC, kemudian
dikeringkan lagi menggunakan steam sehingga RH-nya menjadi sekitar 40%
dan temperatur 20 oC.
Udara outlet Cooler (Temperatur 50 – 70 oC) digunakan untuk dillution air di
Dryer.
Temperatur pupuk yang tinggi (> 50 °C),dapat mengakibatkan :
Reaksi lanjut membentuk jembatan garam antar granul sehingga terjadi
caking.
CRH (Critical Relative Humidity) NPK semakin rendah dan lebih hygroscopic
sehingga mudah menyerap moisture
COOLER
(lanjutan)
COATER
Sumber
Bahan Baku Keterangan
Nutrisi
DAP N, P2O5 18 % N min, 46 % P2O5 min
Phosphate Rock P2O5 28 % P2O5 min
Amm. Sulfate N 20,8 % min
Urea N 46 % min
Potash (KCl) K 60 % K2O min
Clay - Binder
Lain-lain Trace element (Be, Mg, Zn, Cu, dll)
NPK GRANULASI
FORMULA
Formula NPK
Pabrik ini bisa memproduksi berbagai macam formula.
Formula yang pernah diproduksi di Pabrik NPK Granulasi:
12 – 6 – 22 + 3 MgO
15 – 15 – 6 + 4 MgO + Te
15 – 10 – 20 + Te
12 – 12 – 17 + Te
17 – 0 – 28
Dan lain-lain.
Pupuk dengan spesifikasi khusus sesuai pesanan dijual dengan
merk NPK Kebomas
NPK GRANULASI
PROSES
DAP
MIXER STEAM
Urea
DS.MTR. GRANULATOR
DRYER
KCl
DS.MTR. COOLER SCREEN COATER
Clay
DS.MTR. BAGGING
MACHINE
N-1
CRUSHER
DS.MTR.
SIAP
N-2 JUAL
DS.MTR. RECYCLE CONVEYOR
NPK GRANULASI
PENYIAPAN BAHAN BAKU
GRANULASI
Granulasi adalah proses pembentukan granule, merupakan
pembesaran partikel-partikel dengan proses aglomerasi.
AGLOMERASI
Kadar Air
NPK GRANULASI
PROSES GRANULASI (lanjutan)
1. Daerah Granulasi
Ukuran granule yang diinginkan berada di antara garis A dan B
atau daerah (1).
Dari grafik terlihat semakin rendah kadar air daerah granulasi
semakin sempit, sehingga granulasi akan leluasa pada kadar
air yang lebih tinggi.
2. Daerah Terlalu Basah
Berada di daerah (2), granule yang dihasilkan besar-besar.
NPK granule outlet coater yang sudah dilapisi coating agent dan
pewarna dibawa bucket elevator ke mesin pengantongan untuk
dikantongi.