Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Muhammad Fahreza Putra Djumadi

NIS : 170101049
KELAS : XIII-B Analis Kimia
TANGGAL : 23 Oktober 2020
JUDUL : PENENTUAN KADAR VITAMIN C DALAM JUS BUAH
TUJUAN :

1. Mempelajari cara analisa kadar vitamin C


2. Menghitung kadar vitamin C pada berbagai sampel

A. DASAR TEORI
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk
melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut
prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak
beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam
nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B 12 (disebut golongan vitamin
B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat
disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh,
dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang juga membahayakan.
Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi, tetapi biasanya gejala
penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut sudah terpenuhi (Poedjiadi,
1994).
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6.
Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 – 192oC. Bersifat larut dalam air, sedikit larut
dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam
chloroform, ether, dan benzene. Dengan logam membentuk garam. Pada pH rendah vitamin C
lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat
katalisator Fe, Cu, enzim askorbat aksidase, sinar, dan temperature yang tinggi. Larutan encer
vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas.
Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dihidroaskorbat (Sudarmadji, 1989).

O C
O C
HO C -2H
O O C
HO C +2H O
a O C
H C
a a H C
HO C H a a
HO C H
H OH
Asam Askorbat Asam Dihidroaskorbat

Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dihidroaskorbat yang masih
mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam dihidroaskorbat secara kimia sangat labil dan
dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki
keaktifan sebagai vitamin C lagi.
Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi
dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada
pengolahan, pengeringan, dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler,
kolagen. Vitamin ini tersebar keseluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain.
Vitamin C berperan penting dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan
hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kalogen tersebut (Poedjiadi, 1994).
Vitamin C mudah larut dalam air sehingga apabila vitamin C yang dikonsumsi melebihi yang
dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh,
vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis rata-rata yang dibutuhkan bagi orang dewasa
adalah 60-90 mg/hari. Tetapi masih bisa melebihi dosis yang dianjurkan, tergantung pada kondisi
tubuh dan daya tahan tubuh masing-masing orang yang berbeda-beda (Sudarmadji, 1989).
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin C dapat hilang
karena hal-hal seperti :
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,
2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu,
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan
4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak
reversible (Poedjiadi, 1994).
Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan
titrasi langsung berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I 2 untuk
mengoksidasi analatnya.
AReduksi + I2  AOksidasi + I-
Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan
reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah amilum, dengan
perubahan dari tak berwarna menjadi biru.
Harga vitamin C (asam askorbat) sering ditentukan kadarnya dengan titrasi ini. Vitamin C
dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap
hilang (Harjadi, 1990)

O C O C OH

C C
HO
O
+ I2 O I
HO C O C I
a
H C H C OH
a a a a
HO C H HO C H
C H2OH C H2OH

B. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Buret 50ml 1 buah
2. Klem 1 buah
3. Statif 1 buah
4. Corong 1 buah
5. Labu takar 100ml 2 buah
6. Labu takar 250 ml 1 buah
7. Batang pengaduk 1 buah
8. Gelas beaker 100ml 1 buah
9. Erlenmeyer 250ml 2 buah
10. Pipet gondok 10ml 1 buah
11. Pipet tetes 1 buah
12. Mortar 1 buah
13. Alu 1 buah
Bahan :
1. Larutan I2 0,01M
2. Larutan Kanji
3. Sampel Vitamin C (Nutrisari, You C 1000, Vitacimin)
4. Aquades

C. PROSEDUR KERJA
A. Sampel Jus Jeruk
1. Ditimbang kurang lebih 25ml sampel jus jeruk
2. Catat sebagai berat mula-mula
3. Diencerkan dengan aquades didalam labu ukur 100ml hingga tera
4. Dipipet 10ml sampel, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250ml
5. Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6. Sampel dititrasi dengan larutan I2 sampai berubah warna menjadi biru violet
7. Catat volume I2 yang digunakan

B. Sampel Tablet Vitamin C


1. Ditimbang kurang lebih 0,1 gram tablet vitamin C yang sudah digerus
2. Catat sebagai berat mula-mula
3. Diencerkan dengan aquades didalam labu ukur 250 ml hingga tera
4. Dipipet 10ml sampel, kemudian diencerkan sampai volume 30ml ke dalam
erlenmeyer
5. Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6. Sampel dititrasi dengan larutan I2 sampai berubah warna menjadi biru violet
7. Catat volume I2 yang digunakan
D. DATA PENGAMATAN

Tabel I.I Volume Titrasi Larutan I2

Sampel
You C You C
Data Pengamatan Nutrisari Vitacimin
Orange Lemon
I II I I I II III
Berat sampel mula-mula (gr) 25 25 25,11 25 0,1 0,1 0,1
Volume sampel (ml) 10 10 10 10 10 10 10
Volume I2 yang digunakan
0,5 0,6 14,60 13,45 0,7 1,8 2,05
(ml)
Volume I2 rata-rata (ml) 0,55 14,60 13,45 1,517

Tabel I.II Kadar Vitamin C dalam Sampel

Sampel
Data Pengamatan
Nutrisari Vitacimin You C Orange You C Lemon

Berat sampel mula-mula (gr) 2,25 0,05 25,11 25

Berat vitamin C pada sampel


4,84 33,374 128,48 118,36
(mg)

Berat vitamin C dalam


0,21 66,75 0,51 0,47
sampel (%)

Tabel I.III Kebutuhan Sampel per hari (untuk mendapatkan 60 mg Vitamin C)

Sampel
Data Pengamatan
Nutrisari Vitacimin You C Orange You C Lemon
Berat vitamin C dalam
90 500 1000 1000
kemasan (mg)

Jumlah yang dibutuhkan per


0,0024 0,6 0,0024 0,0024
hari (gr)

E. DATA PERHITUGAN
1. Nutrisari
1
mg Vitamin C = ∙mmol I 2 ∙Mr Vitamin C∙fp
2
1 100
¿ ∙ ( 0,01 M∙0,55 ml ) ∙ 176 ∙
2 10

¿ 4,48 mg

mg
Berat mula-mula = 25 gr×90 = 2250 mg
gr

mg Vitamin C
Kadar Vitamin C = ×100%
berat sampel mula-mula

4,84 mg
¿ ×100 % ¿ 0,21 %
2250 mg

2. You C Orange

1 1 100
mg Vitamin C = ∙mmol I2 ∙Mr Vitamin C∙fp¿ ∙ ( 0,01M∙14,60ml ) ∙ 176 ∙
2 2 10
¿ 128,48 mg

mg
Berat mula−mula=25,11 gr ×1000 =25110 mg
gr
mg Vitamin C 128,48mg
Kadar Vitamin C= ×100 %¿ × 100 % ¿ 0,51 %
berat sampel mula−mula 25110 mg

3. You C Lemon
1 1 100
mg Vitamin C= ∙mmol I 2 ∙ Mr Vitamin C ∙ fp¿ ∙ ( 0,01 M ∙ 13,45 ml ) ∙ 176∙
2 2 10

¿ 118,36 mg

mg
Berat mula−mula=25 gr ×1000 =25000 mg
gr

mg Vitamin C 118,36 mg
Kadar Vitamin C= ×100 %¿ ×100 %
berat sampel mula−mula 25000 mg
¿ 0,51 %

4. Vitacimin
1 1 250
mg Vitamin C= ∙mmol I 2 ∙ Mr Vitamin C ∙ fp¿ ∙ ( 0,01 M ∙ 1,517 ml ) ∙ 176 ∙ ¿ 33,374 mg
2 2 10

mg
Berat mula−mula=0,1 gr × 500 =50 mg
gr

mg Vitamin C 33,374 mg
Kadar Vitamin C= ×100 %¿ ×100 %¿ 66,75 %
berat sampel mula−mula 50 mg

 Kebutuhan Vitamin C per hari (untuk mendapatkan 60 mg vitamin C) pada orang


dewasa :
60 mg
1. Nutrisari ¿
2250 mg
×0,09 gr=0,0024 gr
60 mg
2. You C Orange ¿ ×1 gr=0,0024 gr
25110 mg

60 mg
3. You C Lemon ¿ ×1 gr =0,0024 gr
25000mg

60 mg
4. Vitacimin ¿ ×0,5 gr=0,6 gr
50 mg

F. PEMBAHASAN
Penentuan kadar vitamin C dilakukan dengan menggunakan larutan I 2 sebagai larutan
peniter. Hal pertama yang dilakukan ialah membuat larutan I2 0,01 M dengan menimbang
sejumlah 0,245gr ke dalam 100 ml aquades. Dengan perhitungan :
gram I 2=M ∙ Mr I 2 ∙ Volume
¿ 0,01 M ∙ 254 ∙ 0,1 L
¿ 0,254 gr
Dalam pembuatan larutan baku I2, padatan I2 yang ditimbang tidak larut sempurna
pada saat dipanaskan sehingga dilakukan pengenceran untuk mendapatkan larutan I 2
0,01M dari larutan I2 0,05M ke dalam labu ukur 100ml. Dengan perhitungan :
M 1 ∙ V 1=M 2 ∙ V 2
0,05 M ∙ V 1=0,01 M ∙ 100 ml
V 1=20 ml
Penentuan vitamin C (asam askorbat) dilakukan dengan titrasi iodimetri (titrasi
langsung). Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan I2.
Reaksi :
I2 + 2e 2 I-
C6H8O6 C6H6O6 + 2 H+ + 2e
C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2 H+ + 2 I-
Percobaan penetapan kadar vitamin C pada praktikum kali ini menggunakan sampel
yang mengandung vitamin C dari beberapa merk dagang. Prosedur pertama yang dilakukan
ialah menimbang sejumlah sampel kemudian dilarutakan dengan aquades ke dalam labu
takar 100 ml untuk sampel cair dan labu takar 250 ml untuk sampel padatan. Selanjutnya
sampel dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan larutan kanji sebagai indikator. Setelah itu dititrasi dengan larutan I 2 0,01M.
Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam erlenmeyer berubah warna dari larutan
bening menjadi biru violet. Warna biru violet yang dihasilkan merupakan reaksi antara
iod dengan amilum menjadi iod-amilum yang menandakan bahwa proses titrasi telah
mencapai titik akhir.
Fungsi larutan iod ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C yang
terdapat dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat sehingga akan berwarna biru
karena pereaksi yang berlebih. Sebelum dititrasi, sampel ditambahkan 2 tetes larutan
kanji yang berperan sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan iod, dengan adanya iodida
membentuk suatu kompleks yang berwarna biru yang akan terlihat pada konsentrasi iod
yang sangat rendah. Larutan kanji tidak boleh ditambahkan tepat sebelum titik akhir
dicapai. Jika larutan kanji ditambahkan ketika konsentrasi iod tinggi, sedikit iod akan tetap
teradsorpsi bahan pada titik akhir titrasi.
Penyakit-penyakit yang terjadi akibat kekurangan vitamin C antara lain sariawan,
penurunan tingkat penyembuhan luka, anemia, kulit kering dan bersisik, radang gusi,
kerusakan pada jaringan jantung, dan lai-lain.
Dampak kelebihan vitamin C bagi orang yang mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi
ialah sakit kepala, gangguan pencernaan, bahkan dapat membuat usus kram. Selain itu juga
dapat memperberat kinerja ginjal. Vitamin C yang mudah larut dalam air akan membuat
pengeluaran urine yang mengandung vitamin C meningkat dibandingkan biasanya dan
dapat membuat terbentuknya batu ginjal dengan mudah. Menghilangkan kelebihan vitamin
C ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi air putih secara rutin.
Standar jumlah yang dibutuhkan tubuh sudah dibuat oleh USA Academy of Sciences.
Jumlah kebutuhan vitamin ini berbeda-beda menurut umur dan jenis kelaminnya.
Kebutuhan harian vitamin C bagi orang dewasa adalah sekitar 60 mg, untuk wanita hamil
95 mg, anak-anak 45 mg, dan bayi 35 mg. Namun karena banyaknya polusi di lingkungan
antara lain oleh adanya asap-asap kendaraan bermotor dan asap rokok maka penggunaan
vitamin C perlu ditingkatkan hingga dua kali lipat yaitu 120 mg.

G. KESIMPULAN
1. Penentuan kadar vitamin C dilakukan dengan titrasi iodimetri ( titrasi langsung) yang
menggunakan larutan I2 sebagai larutan baku dan larutan kanji sebagai indikator.
Sampel yang digunakan ialah sampel dari beberapa merk dagang yang mengandung
vitamin C, yaitu Nutrisari, You C 1000, dan Vitacimin.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data percobaan kadar vitamin C
sebagai berikut :
1. Nutrisari = 0,21 %
2. You C Orange = 0,51 %
3. You C Lemon = 0,47 %
4. Vitacimin = 66,75 %

H. DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. Dkk. 1994. Buku Ajar Vogel – Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar–Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit
Liberty.

Anda mungkin juga menyukai