Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Muhammad Fahreza Putra Djumadi

NIS : 170101049
KELAS : XIII-B Analis Kimia
TANGGAL : 16 November 2020
JUDUL : Penentuan Angka Iod
TUJUAN : Siswa dapat memahami arti dan menghitung bilangan Iod.

A. DASAR TEORI
Molekul minyak sering kali mengandung ikatan rangkap karbon-karbon (C=C) atau
disebut juga sebagai minyak tidak jenuh. Ketidak jenuhan ini akan menyebabkan minyak
berbentuk cair karena antaraksi van de Waals yang relatif lemah. Sedangkan kandungan ikatan
tidak jenuh pada lemak lebih sedikit sehingga lemak (trigliserida hewani) sering kali berbentuk
padat. Ketidak jenuhan pada minyak dapat dimakan atau edible oil membawa sifat minyak itu
lebih mudah dicerna. Mengkonsumsi lemak berisiko karena lemak di dalam tubuh manusia
dapat diubah menjadi kolesterol. Hal yang tidak menguntungkan dari ketidakjenuhan adalah
minyak lebih mudah teroksidasi bahkan diluar keinginan.

Bilangan yodium adalah ukuran derajat ketidakjenuhan. Lemak yang tidak jenuh dengan
mudah dapat bersatu dengan yodium (dua atom yodium ditambahkan pada setiap ikatan rangkap
dalam lemak). Semakin banyak yodium yang digunakan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan.
Biasanya semakin tinggi titik cair semakin rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan demikian
pula derajat ketidakjenuhan (bilangan yodium) dari lemak bersangkutan. Asam lemak jenuh
biasanya padat dan asam lemak tidak jenuh adalah cair; karenanya semakin tinggi bilangan
yodium semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut. Karena setiap ikatan kembar
dalam asam lemak akan bersatu dengan dua atom yodium maka dapatlah ditentukan setiap
kenaikan dalam jumlah ikatan rangkap (kemungkinan ketengikan) yang timbul pada waktu
lemak tersebut mulai disimpan.
Pengetahuan mengenai bilangan yodium adalah penting untuk menentukan derajat dan
jenis lemak yang akan digunakan dalam ransum. Sesungguhnya bilangan yodium suatu jenis
lemak perlu ada dalam batas-batas tertentu. Perubahan bilangan yodium dapat merupakan hal
yang penting. Bila bilangan yodium tersebut lebih tinggi dari normal maka hal tersebut dapat
berarti bahwa ada pemalsuan dengan jenis lemak lain yang mempunyai bilangan yodium lebih
tinggi. Lemak kuda mempunyai bilangan yodium 69. Minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak
ikan (tidak dihidrogenasi) mempunyai bilangan yodium yang lebih tinggi, kerap sekali melebihi
100. Sebaliknya bila bilangan yodium adalah lebih rendah dari normal maka hal itu berarti
bahwa lemak telak mengalami perlakuan khusus. Perlakuan tersebut kerap kali berupa
penguraian lemak untuk memisahkan asam oleat dari trigliserida. Dengan demikian akan
diperoleh lemak yang sangat tinggi kandungan ester-ester palmitat dan stearat.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
2. Buret (kapasitas 50 ml) 1 set

Bahan :
1. Minyak jarak
2. Kloroform (CHCl3) atau karbontetraklorida (CCl4)
3. Reagen Iod-bromida
4. Larutan KI 15 %
5. Larutan Na2S2O3 0,1 N
6. Larutan pati

C. PROSEDUR KERJA
1. Timbang minyak atau lemak dengan teliti antara 1,5-5,0 gram dalam erlenmeyer bertutup
2. tambahkan 10 mL kloroform atau karbontetraklorida dan 25 ml reagen Iod-bromida dan
biarkan di tempat gelap selama 30 menit dengan kadang kala digojog
3. tambahkan 10 mL larutan KI 15 % dan 50-100 mL akuades yang telah didihkan, segera
titrasi dg larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) sampai larutan berwarna kuning pucat,
kemudian tambahkan 2mL larutan pati
4. titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. kemudian larutan blanko dibuat dari 25 mL
reagen iod-bromida dan 10 mL KI 15 % diencerkan dengan 50-100 mL akuades yang
telah dididihkan
5. titrasi dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3). banyak volume natrium tiosulfat
untuk titrasi balnko dikurangi dengan volume titrasi sesungguhnya adalah ekuivalen
dengan banyaknya Iod yang diikat oleh minyak atau lemak

D. DATA PENGAMATAN
 Normalitas Na2S2O3 : 0,1 N
 Volume reagen Iod : 25 ml

NO MASSA CONTOH (gr) VOLUME T-BLANKO (ml) VOLUME T-CONTOH (ML)


1. 5,0665 gram 41 ml 1 ml

E. DATA PERHITUGAN
Bilangan Iod = v.titran blanko – v.titran contoh X N Na2S2O3 X 12,691
Massa lemak/minyak

= 41 – 1 x 0,1 x 12,691
5,0665

= 10,0195

F. PEMBAHASAN

Bilangan iodium mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak.
Asam lemak tak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iod
yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Lemak yang tidak jenuh dengan mudah dapat
bersatu dengan iodium (dua atom iodium ditambahkan pada setiap ikatan rangkap dalam lemak).
Semakin banyak iodium yang digunakan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya semakin
tinggi titik cair semakin rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan demikian pula derajat
ketidakjenuhan (bilangan iodium) dari lemak bersangkutan. Asam lemak jenuh biasanya padat dan
asam lemak tidak jenuh adalah cair; karenanya semakin tinggi bilangan iodium semakin tidak jenuh
dan semakin lunak lemak tersebut.  Pada saat menentukan bilangan iodium, hal pertama yang
dilakukan adalah menimbang 5,0 gram minyak curah. Berat minyak sebesar 5,0665 gram dan di
dapatkan perhitungan angka iod ialah 10,0195.
G. KESIMPULAN
1. Bilangan yodium adalah ukuran derajat ketidakjenuhan. Lemak yang tidak jenuh
dengan mudah dapat bersatu dengan yodium (dua atom yodium ditambahkan pada
setiap ikatan rangkap dalam lemak).
2. Hasil perhitungan bilangan angka iod ialah 10,0195.

H. DAFTAR PUSTAKA
 https://id.scribd.com/document/429447783/angka-iod

Anda mungkin juga menyukai